Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Semoga bisa pulih dan kembali beraktivitas normal lagi ya suhu @TheIceMan. terima kasih masih sempet lanjutin ceritanya🙏
 
Bimabet
Rabu, 25 November 2020 17:02
Aku berangkat menuju minimarket mengendarai pariyoh. Sengaja aku mengendarai motor ini karena ada rasa kepo dan pengen nyoba. Padahal mah rasanya sama aja... Da ngga ngelangkahin kaki. Dasar we aku yang terlalu lebay ingin segala nyoba... Eumh... Eh kela... Okay... Kita lanjutkan
Angin sore ini tidak terlalu pengap malah cenderung lembab seperti mau hujan. Aku tancap gas dengan tujuan pulang. Karena apa yang kubutuhkan sudah kudapat.
" Bang... !! " Seru seseorang di pinggir jalan.
Ku hentikan motorku dan kutolehkan kepalaku
Dennis ! Ya... Nyong ambon adik dari Minggus
" Heh.. kamu.... Ayo naik !! Bentar lagi ujan... Luntur ntar ketampanan kamu..." Ucapku mengajaknya
" I.. i.. iya bang..." Ucapnya gagap kaget mendapati perlakuanku senormal ini.
Kulanjutkan perjalanan hingga akhirnya aku tiba tepat setengah menit sebelum geledek pertama terdengar dahsyat mengagetkan kami.
Kuajak Dennis masuk
Revka dan Cipot tiba tiba berdiri dengan wajah garang.
" Nononono.... Rev... Pot... Duduk..." Perintah Budi
Iandi dan Yahya menarik lengan mereka.
" Kalian pasti udah kenal sama Dennis... Dan saya bawa dia kesini dengan tujuan baik karena dia memanggil saya dijalan pun dengan wajah ramah bersahabat. So... Well... Kayanya ngga masalah kalo kita coba dengar apa yang ingin disampaikan Dennis" ucapku menenangkan yang hadir
" Lu punya waktu sangat sedikit buat ngomong sebelum malaikat maut bawa lu ke alam baka !" Sergah Revka masih digulung amarah
" Ngga gitu juga hamiid... Emang malaikat Izroil udah WA ke elu mau nyabut nyawa si Dennis ?" Tanya Budi kalem menjijikkan
Cipot tertawa mendengar ucapan Budi.
" Beta paham... Mungkin abang abang disini masih menyimpan marah deng beta. Tapi sekarang beta mau kasih ucap sama abang abang. Beta ada menyesal su buat salah. Beta pung 1 pinta... Maafkan kesalahan beta abang.... " Ucap Dennis dengan logat ambon manise yang kental.
" Dennis... Yang udah terjadi ya udah... Ose mau bahas panjang panjang seng ada bisa balikkan waktu kebelakang. Berubah jadi lebih baik itu beta harap dari ose. Seng ada dendam beta pung rasa..." Ucapku
Dennis menatapku berkaca kaca...
" Terima kasih abang... Demi tuangalah pung kuasa pada beta. Beta ada su siap terima hukum dari abang..." Ucapnya seraya berlutut
" Nis.... Ngga ada sejarahnya abang gua bakal ngasih hukuman saat seseorang udah menyadari kesalahannya. Yang harus lu lakukan adalah jadi Dennis yang lebih baik dan punya harga diri tinggi. Jangan pernah lagi bergaul dengan narkoba. Jalan lu masih sangat panjang Nis..." Tambah Budi sambil menarik Dennis agar berdiri. Dennis meringis seperti menahan sakit dan itu mengejutkan Budi
" Kenapa lu ?" Tanya Budi
Dennis tak menjawab hanya tangannya berusaha menutupi tangan kirinya yang dibalut gips.
" Kenapa tangan lu ? Gagal nahan pinalti Haryono ya ?" Tanya Budi sekenanya
Aku tetawa....
" Kenapa tangan kamu Nis ?" Tanya Fitri lembut.
" Itu ka... Eumh... Itu. " Ucap Dennis terbata
Tatapan teduh Fitri dan lembutnya ucapan Terry berhasil membujuk Dennis untuk bercerita. Rupanya Minggus melaporkan perilaku Dennis kepada kakak tertuanya yang bernama Alfred. Laporan itu membuat Alfred meradang sehingga ia memberikan hukuman berat kepada Dennis hingga mematahkan tulang lengannya. Ditambah lagi ancaman Alfred bila dalam waktu 3 hari Dennis tidak bertemu dan menyelesaikan masalah denganku maka nyawanya sangat terancam.
Ia bercerita sambil menahan luapan sedih dan sesal.
" Hmm.... Ya sudah... Sementara kamu menyembuhkan luka dan tulang kamu. Kamu bisa bantu bantu saya disini. Biar kamu ngga jenuh. Kata Minggus kamu cukup piawai melakukan negosiasi. Dan saya masih butuh Team marketing untuk perusahaan saya Nis " ucapku
" Eh... Bang. ?" Dennis tercekat kaget mendengar ucapanku
" Ya... Workshop kita udah siap dan kalo mau kamu bisa tinggal disana. Sementara saya akan mengatur gimana caranya supaya bang Al bisa reda marahnya." Ucap Yahya meyakinkan Dennis
Dennis makin terharu dan memohon agar dia diizinkan mengangkat saudara pada kami
" Torang semua basudara... Seng ada yang bisa pisahkan torang...." Ucap Budi lumayan bijak
Dennis mengangguk
" Nah... Sekarang.... Lu mandi dulu gih.... Gua yakin udah 16 abad lu ga mandi... Badan lu bau musang..." Cela Budi konyol
" Etdah... Raja linsang nyela...." Ucap Cipot diiringi tawa kami
" Nis... Lu pake aja kaos gua dulu... Ntar gua ambil dulu " ucap Revka
Lalu Dennis pun menuju kamar mandi.
5 menit berselang dia keluar dengan wajah bingung bercampur pilu...
" Ngapa lu nis ?" Tanya Budi
" Anu bang... Beta seng bisa temukan air... Beta seng paham cara membuka keran air " jawabnya melas
"Aaargghh... Tuhan.... Se simple inikah hidup Dennis ?" Tanya Iandi pasrah
Cipot telungkup pasrah melihat kepolosan Dennis
Sementara yang lainnya tertawa melihat kejadian seperti ini.
" Dah sini.... Gua yang mandiin elu nis..." Ucap Cipot bangor.
" Seng bisa seperti itu... Beta ada malu... " Rengek Dennis menolak
" Kasih ajar sama beta cara pakai kraan..." Pintanya memohon
" Iye... Iye... Siapa juga yang mau mandiin elu nis... " Ucap Cipot ngakak
Lalu ia mengajarkan kepada Dennis cara menggunakan peralatan dikamar mandi. Selesai mandi ia tampak segar dan walaupun masih canggung ia mulai beradaptasi dengan kami.
" Ade.... Besok kamu cukur ya... Jangan gondres kaya gitu..." Ucap Kania
" Iya De.. potongannya kaya Mbappe ya...." Ucap Dinda
"Terry.... Sekalian aja siapin Dennis. Kalo perlu bawa dari maincon yang ngetestnya. " Ucapku
" Iya bang.... Biar bener bener presisi... Oh iya bang.... Pelamar untuk beberapa posisi. Dan 1 yang menarik ada yang namanya Teguh. Dia Jamet sejati. Dan pengalaman untuk pekerjaan facade dan alumunium cukup lumayan banyak. Bisa tuh dipadanin di teamnya Mamang." Papar Terry.
" Hmm.... Menarik banget ya... Pokonya saat interview kasih tau gua ya..." Ucapku pada Terry
" Kamu luiusan apa Nis ?" Tanya Terry
" Beta dulu bersekolah di SMK kaka.... Sempat kuliah di Sekolah tinggi jurusan administrasi informatika. Hanya sampai D3 saja kaka..." Jawab Dennis malu malu
" Wiiyhh.... Elu ternyata saingan berat Nis.... " Ucap Revka kagum
" Ah abang Revka ada bisa..... Beta seng ada pengalaman bekerja formal. Kecuali jadi debt collector. Itupun belum lama waktu abang " jawab Dennis merendah
" Tapi setidaknya gua punya penilaian khusus Nis. Lu bisa membuat gua percaya kemampuan elu sebenernya. padahal orang lain melihat lu melakukan negasi atas pernyataan orang lain..." Jawab Cipot kalem
Tak lama terdengar sebuah salam terucap. Yang spontan dijawab seisi rumah
" Eh ham... Fik.... Gimana ? Gimana ? " Tanyaku antusias
" Ngga banyak perbedaan dengan pondok ungu. Pada prinsipnya trik yang kita lakukan tetap sama. Hanya masalah ukuran panjang dan jumlah kabel yang berbeda bang. " Jawab Ilham
' hmm.... Siip.... Ok.... Sekarang kalian mandi dulu dan istirahat. " Ucapku.
" Pot.... Martabak san pransisko...." Ucap Budi sambil nyengir
" Mana duidnya ?" Jawab Cipot
" Hun... Hehehe.... " Budi nyengir
" Hmm..... Berapa beb....?" Tanya Terry
Budi menyebutkan sebuah angka
" Eeh ... Tambahin nih ... " Ucap Fitri sambil menyerahkan beberapa lembar uang kepada Cipot
" Siaap....." Jawab Cipot
" Bang Revka... Ikut ngga...?" Ajak Cipot
" Ngga ah... Eh... Lu ajak Dennis biar tau tempat biasa beli makanan...." Ucap Revka
" Siap abang...." Jawab Dennis sambil nyengir
Tak lama keduanya sudah berjalan menggunakan pariyoh hitam 1. Sementara pariyoh kelam 2 sedang dipinjam Om Marwan ke Apotik untuk membeli obat pilek untuk Sari
" Atatatata.... Knnng....." Suara Ajeng memanggilku
" Aaa.... Anak mommy.... " Seru bu Pras
Aku memangku Ajeng dan membawanya ke tempat kami berkumpul.
" Mmmwh ... Ateu gemess....." Ucap Silvia sambil menciumi Ajeng.
Kuletakkan Ajeng dikarpet agar ia bebas bergerak sesukanya. Tak lama Hp ku menjerit memberitahu ada telepon masuk
Kuangkat teleponku
" Malam bang Dicky.... " Ucap suara disana
" Woeeey.... Minggus.... Katanya mau kesini.... Kapan ?" Jawabku nyantai
" Hehehe.... Masih belum sempat bang. Masih urus urus Dennis. Dia malah hilang bang...." Jawab Minggus dengan nada bingung
" Hilang ? Yakin lu ?" Tanyaku
" Iya bang .. " jawabnya
" Hlah kan dia disini kerja sama gua.... Kenapa dibilang hilang ? Asli ngga ngerti gua. " Aku berpura pura
Lalu kamipun terlibat obrolan. Tak lupa kujelaskan kapan aku ketemu Dennis dan prosesnya hingga ia bisa kupercaya menjadi bagian teamku.
Minggus kaget mendengar semua itu. Dan dia akan datang malam ini ke rumahku membawakan baju untuk Dennis.
Kusambut baik rencananya dan ku wanti wanti bahwa kedatangannya kutunggu
Selesai menerima telepon aku bercengkrama dengan Ajeng dan yang lainnya. Hingga Cipot dan Dennis tiba dirumahku.
Tak lama berselang sebuah suara salam terdengar di pintu rumahku. Om Herdi menyambut dan mempersilahkan masuk
Minggus datang bersama 2 orang pria berbadan cukup besar khas putra Ambon manise.
" Bang... " Sapanya sambil tersenyum
" Wiyhh. Datang juga akhirnya... Kirain lupa.... Hehehe..." Jawabku akrab
" Kenalin ini Alfred kakak kandung kami tertua dan itu Micko. " Ucap Minggus
Alfred tersenyum penuh wibawa.
" Silahkan... Silahkan bang Al..." Ucapku
" Wadduuh.... Saya merasa tidak enak ini dan malu disambut seperti raja.... Hahaha...." Ucap Alfred
" Wah abang... Bisa aja dah...." Jawab Budi
" Oh iya.... Sebelumnya kami ada mohon maaf sama kamu karena Torang lagi lagi ganggu waktu kamu...." Ucap Alfred
" Ngga ganggu kok bang.... Malah saya seneng karena akhirnya Minggus memenuhi janji hehehe..." Ucapku
Obrolan kami berlanjut dan membahas Dennis. Aku meminta pengertian Alfred agar bisa memberi kesempatan kepadanya untuk membuktikan apa yang ia mampu lakukan demi kebaikan dan masa depannya. Mendengar permintaanku Alfred berada dalam kondisi dilematis. Ia ingin mengizinkan tetapi ia masih belum percaya hingga akhirnya aku dan Minggus menjaminkan diri kami untuk Dennis.
" Hffff..... Tak sangka.... Hhh.. ya sudah... Dennis.... ini kesempatan terakhir kamu bisa kasih beta bukti. Seng boleh ada kekacauan seng boleh ada kesulitan untuk Dicky. Kalo ose ada buat satu masalah.... Ose tau apa yang beta akan lakukan... Beta seng mau liat ose ada susah dengan hidup. Beta sungguh sayang ose. Pahami itu Dennis. " Ucap Alfred
" Beta Faham deng apa yang bang Al ucap. Beta seng mau bikin ada salah lagi seperti kemarin. Beta benar benar malu sama bang Dicky yang begitu baik deng beta. Kasih beta satu kesempatan abang " ucap Dennis bersungguh sungguh
Alfred mengangguk. Lalu ia berdiri
" Beta Alfred Tapiheru. Malam ini dirumah Dicky. Beta mengaku saudara satudarah deng Dicky dan keluarga. Masalah Dicky atau keluarganya adalah masalah beta. Seng boleh ada yang ganggu Dicky selama beta dan keturunan beta masih hidup. Beta ada kasi jaminan nyawa beta untuk keselamatan Dicky dan keluarga. Hanya Tuhan yang bisa batalkan sumpah beta " ucap Alfred tegas dan berwibawa. Lalu ia mengeluarkan pisau tajam dan menggores jarinya. Tetesan darahnya diteteskan disekeliling rumahku sebagai simbol sesuatu yang aku ngga terlalu paham.
" Tetesan darah ini adalah perlambang bahwa fam Tapiheru akan selalu bersama bang Dicky sampai kapanpun " jelas Dennis.
" Hah ??? Wadduh.... Gimana ya... Wadduh...." Ucapku bingung.
" Lu terima aja cuy... Mereka bermaksud baik dan mereka ngehargain elu. Walaupun gua kadang sebel sama sikap elu yang seringkali terlalu baik..." Ucap Budi meyakinkanku.
Aku ngga bisa berbicara banyak lagi.
" Dicky. Mulai saat ini fam manapun dari daerah kami tidaj boleh mengganggu kalian tanpa saya tahu. Kalau sampai itu terjadi maka jawabannya pertumpahan darah." Ucap Alfred.
" Bang.. tapi... " Ucapku masih masygul
" Jangan pernah menolak." Ucap Alfred lagi
" Baik bang. " Jawabku.
Akhirnya kunjungan Alfred dan Dominggus Tapiheru diakhiri. Mereka pamit dan menitip pesan kepada Dennis secara pribadi.
Pesan itu ternyata membuat api semangat Dennis bangkit. Terlihat dari bola matanya yang cerah dan menyala optimis. Akupun merangkul Dennis sambil melepas mereka pulang.

Rabu, 25 November 2020 22:02
Satu persatu dari kami memasuki kamar. Sebagian kaum lelaki memilih tidur di ruang tengah. Suara obrolan mereka masih terdengar diwarnai tawa sesekali saat mendengarkan kisah Dennis menjadi kolektor
" Hhhmmm... " Aku menarik nafas lega. Seraya memeluk Fitri istriku
" Lega ya yah ...?" Ucap Fitri
Aku mengangguk dan kukecup lembut dahinya. Ia memelukku lebih erat. Ku bawa ia menuju kasur. Kami merebahkan diri berdampingan. Tangan kami saling terkait dan bersatu. Seakan mengatakan bahwa tak ada satupun yang akan memisahkan kami.
Lelah penat aktivitas kami hari ini mengantarkan kami menuju alam mimpi nan indah. Merdu suara jangkrik diluar memberi nuansa yang tak terlupa.

Kamis, 26 November 2020 03:21
Aku terbangun karena Ajeng merengek di Box nya. Kuperiksa ternyata ia ee. Rutinitas sebagai ayah telah menjadi hal yang lumrah sehingga aku tak lagi kaku mengurus Ajeng. Selain itu Fitri pun mulai berani memandikan Ajeng dengan bantuan pengawasan Sari dan Nenah.
Selesai mengganti pakaian Ajeng ia kembali terlelap. Kulangkahkan kaki menghampiri istriku yang memandangiku sambil tersenyum.
" Mmmwah.... " Tiba tiba kusosor bibirnya
" Mmmwah.... Mmm. Ayah .. " desahnya manja
Mata kami saling tatap dalam kemesraan dalam menghunjam kedalam hati kami masing masing. Seulas senyum cantik menghiasi bibir Fitri.
Kulumat kembali bibir indah itu dengan penuh nafsu. Tanganku mulai nakal merayap ke arah dadanya yang sekal padat. Kupermainkan putingnya hingga menegang. Lalu kubuka kancing baju tidurnya satu persatu. Fitri menggeletak pasrah menerima perlakuanku kepadanya. Ia menikmati momen yang tercipta dengan sepenuh hati.
Bibirku menjelajahi lehernya yang mulus jenjang dan mulus
" Hh... Ayahhh.... " Desahnya menikmati perlakuanku.
Tangannya membelai kepala dan wajahku. Petualangan bibirku mencapai buah dadanya. Puting pink yang tegang itu menggoda bibirku untuk mengecupnya. Kukecup lembut puting itu sambil sesekali kulumat. Bergantian kiri kanan
" Hhh... Aah.." desahnya menikmati lumatan lembut di putingnya. Aku semakin bernafsu mendengar lenguhannya. Tetapi tetap kuperlakukan Fitri dengan lemah lembut. Remasan tanganku di buah dadanya ikut membawa nafsu Fitri makin menggelegak. Ia mengangkat pantatnya hingga memeknya yang masih terbungkus celana piyama pendek satin mendesak kontolku. Aku paham jika ia sudah beraksi seperti itu. Ia ingin aku melepaskan celananya dan menjelajahi selangkangan mulus miliknya yang dihiasi jembut tipis. Bibirku masih merayapi perutnya yang rata dan mulus. Sementara tanganku mulai berusaha melepaskan piyama itu. Ia membantu dengan mengangkat pantatnya agar aku mudah melepaskan piyama dan celana dalamnya. Saat celana itu terlepas kulihat memeknya yang basah menggodaku untuk melumatnya. Kuselusuri perutnya dengan ujung hidungku. Kuhirup aroma tubuhnya...
" Eehhhh..... Hangat ayah.... Memek bunda kena nafas ayah.. " desahnya manja
Aku mulai menjilati bibir memek milik Fitri. Ia melenguh menikmati apa yang kulakukan. Sesekali pantatnya bergerak bereaksi terhadap jilatan lidahku yang kadang menyentuh dan merangsang itilnya.
" Haeem.... Hyaah ... Enaak... Hyaah...." Desahnya menikmati permainan lidahku.
" Mmmm... Hyaah.... Pengen sekaranghh.... Yaah...." Pintanya sambil menikmati jilatanku
Tak lama ia menarik kepalaku ke atas. Kuikuti maunya.... Tak lama kami mulai saling melumat bibir... Lidah kami berbelit saling taut. Tangan Fitri membimbing kontolku menuju memeknya yang basah oleh ludah dan lendir. Ia menggesekkan kepala kontolku ke bibir memeknya
" Hmmppff... Yaaah.... Tekaan...." Pintanya
Kuikuti permintaannya... Kutekan pinggulku dan kurasakan kepala kontolku mulai membenam ke memeknya
" Hhh... Ayahh...." Desahnya saat merasakan kontolku menggelisir masuk ke memeknya
Pinggulnya bergerak menerima rangsangan kontolku di memeknya.
Bibir kami masih bertaut mesra sementara tanganku merayap menuju buah dadanya yang padat dengan pentil menjulang tegang.
"Hmmh..... Mmmh....." Desahnya seksi saat ku pompa pinggulku. Gesekkan kulit kelamin kami terasa begitu indah dan nikmat. Aku terpejam menikmati rasa yang tercipta di kontolku.
Fitri mendengus makin liar dan pinggulnya menggeliat erotis seperti memelintir kontolku.
Ku pompa pinggulku dengan kecepatan sedang. Kaki Fitri makin mengangkang lebar memberikan kesempatan untuk kontolku menghunjam bebas didalam.memeknya.
" Ayaaahhh...... Hhhhh..... Enak banget... Cepetin yaah...." Rintih Fitri
Kuikuti maunya karena kurasakan air maniku semakin mendekati ujung. Aku yakin aku akan kalah dalam persetubuhan malam ini... Tiba tiba...
" Ayaah..... Bunda sampe yaah.... Sampeehh.... Hhh.... Hkk.... Hkk...." Desahnya tertahan nikmat dan tubuhnya yang bergetar kuat
Aku terus menggenjot sampai akhirnya akubtak.mampu lagi menahan lagi puncak kenikmatan yang kuraih.
" Ahhhh.... Bundaaa...." Desahku diiringi semprotan air maniku kedalam memeknya
Tubuh Fitri masih bergetar hebat akibat terpaan kenikmatan persetubuhan ini.
Tak lama kemudian pelukannya melonggar dan aku bisa menggelosor disisi tubuh indahnya
" Mm... Makasih ya ayah.... Nikmat banget..." Ucapnya manja sambil tetap memelukku erat. Disusupkannya kepalanya ke dadaku dan kupeluk tubuhnya hingga akhirnya kami pun terlelap kembali dalam indahnya buaian cinta
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd