aikomaura
Semprot Lover
- Daftar
- 29 Sep 2011
- Post
- 245
- Like diterima
- 297
TETANGGA CANTIK
SINOPSIS
Restian penasaran dengan tetangganya, Kamalia, seorang perempuan muda yang selalu tampil seksi. Sementara istrinya, Leily, curiga.
DISCLAIMER
* Cerita ini adalah fiksi dan berisi adegan-adegan yang tidak pantas dibaca mereka yang belum dewasa, jadi jika pembaca masih belum dewasa, harap tidak melanjutkan membaca. Penulis sudah mengingatkan, selanjutnya adalah tanggungjawab pembaca.
* Semua tokoh dalam cerita ini adalah fiktif. Kemiripan nama tokoh, tempat, lembaga dan lain-lain hanyalah kebetulan belaka dan bukan kesengajaan.
* Sebagian tokoh dalam cerita ini digambarkan memiliki latar belakang (profesi, kelas sosial, suku dll.) tertentu. Tindakan mereka dalam cerita ini adalah fiksi dan belum tentu menggambarkan orang-orang berlatar belakang serupa di dunia nyata.
*Pemerkosaan, pelecehan seksual, KDRT, dan trafiking di dunia nyata adalah kejahatan dan penulis menentang semua itu. Penulis harap pembaca cukup bijak untuk dapat membedakan dunia nyata dan khayalan.
* Penulis tidak memperoleh keuntungan uang apapun dari cerita ini dan tidak memaksudkan cerita ini dijadikan sumber pendapatan bagi siapapun.
Bagian antologi Cerita Seks di Perumahan KBB. Terima kasih buat Pimp Lord dan Askin DPujangga atas diskusinya.
Ada komentar? Ide cerita? Mau diposting di situs anda? Silakan kontak penulis di ninjaxgaijinATyahoo dot com. Selamat membaca.
Tetangga Cantik
Ninja Gaijin
Pagi itu ketika mencuci mobil di garasi, Restian kembali berkesempatan mengamati tetangganya yang baru turun dari taksi.
Selamat pagi Mas Restian, sapa tetangganya itu, seorang perempuan cantik berumur 20-an akhir.
Pagi Mbak Kamalia, Restian menyapa balik sambil cengar-cengir. Kamalia balas tersenyum hangat, melambaikan tangan.
Eh Mbak, belum dibayar, seru sopir taksi. Kamalia berbalik badan. Pak, bisa ikut saya dulu ke dalam? Saya mau ambil uangnya dulu di dalam rumah.
Semua itu tak lepas dari perhatian Restian, yang mencoba menebak tetangganya itu baru dari mana. Kamalia mengenakan tube top putih dan kardigan jeans pendek, celana capri tiga perempat, sepatu hak tinggi, dan membawa tas tangan putih. Rambutnya yang dicat kemerahan dan bergelombang digerai. Rias wajahnya sederhana, hanya bedak tipis dan lipstik merah muda. Dan yang paling menonjol, dadanya yang membusung di balik bajunya. Dia masuk ke rumahnya diikuti si sopir taksi, lalu menutup pintu.
Kamalia
Ketika keduanya hilang dari pandangan, Restian kembali meneruskan mencuci mobil, tapi taksi itu masih ada di depan rumah tetangganya. Lima menit kemudian pintu rumah Kamalia terbuka, dan si sopir berjalan keluar. Terhuyung. Nyengir.
Sudah cukup ya Pak, di belakangnya Kamalia berseru. Ketika Restian menengok, dilihatnya Kamalia sudah melepas cardigan sehingga bahunya yang berkulit mulus terlihat. Dan bibirnya tak lagi tersaput warna merah muda. Kamalia memandangi si sopir yang masuk kembali ke taksinya dan menjalankan taksi itu.
Baru pulang Mbak? Restian kembali berbasa-basi sesudah si sopir pergi.
Iya nih, jawab Kamalia. Aku masuk dulu ya Mas.... Kamalia pun berbalik lagi dan masuk rumahnya. Restian merasa telinganya dijewer.
Ehh?
Hayo! Lagi ngelihatin tetangga sebelah ya!? Yang menjewer Restian adalah istrinya, Leily. Pagi itu Leily sudah siap berangkat kerja. Restian tidak bisa tidak membandingkan kedua perempuan yang dia lihat pagi itu. Sementara pakaian Kamalia tadi ketat memeluk lekuk tubuh, Leily tampak formal dengan blazer dan celana panjang longgar hitam.
Kamu tau nggak, dia itu tadi malam berangkat ke luar, kata Leily sambil melempar pandangan ke arah rumah sebelah, Waktu aku pulang kantor kemarin, dia baru pergi, naik taksi. Rupanya baru pulang pagi dia. Dandannya kemarin malam lebih heboh daripada sekarang. Heran, ngapain ya dia semalaman? Dugem? Ck... Leily mencibir.
Nggak tahu ya... Restian tak menjawab serius, khayalannya membayangkan apa yang kira-kira terjadi dalam lima menit di rumah tetangganya. Sesuatu yang membuat si sopir taksi nyengir puas dan lipstik Kamalia terhapus...
Udah belum nyuci mobilnya? Aku mau berangkat nih, Mas, pertanyaan Leily menghentikan khayalan Restian.
Eh, iya, ya. Sebentar lagi, kata Restian. Aku hari ini nggak ke mana-mana, mau ngerjain proyek yang minggu lalu. Leily wanita karier, sementara Restian yang tadinya manajer menengah di satu perusahaan berhenti kerja ketika perusahaannya gulung tikar, kemudian menjadi pebisnis travel yang bekerja di rumah, memanfaatkan jejaring klien perusahaan lamanya. Dengan demikian mereka berdua masih bisa melanjutkan cicilan rumah mereka di perumahan Citra Kencana, juga hidup nyaman tanpa khawatir soal keuangan. Mereka belum dikaruniai anak sesudah lima tahunan menikah. Restian berumur 35 tahun dan Leily lima tahun lebih muda.
Sekitar setahun sebelumnya, tanah kosong di sebelah rumah mereka dibangun, dan setelah jadi, rumah di sana diisi penghuni baru yang tinggal sendirian, perempuan muda bernama Kamalia. Kamalia langsung jadi bahan gosip di antara para tetangga karena tinggal sendirian, dan terbiasa berpenampilan cantik. Dia tidak banyak bergaul dengan tetangga, tapi karena sering di rumah, cukup banyak tetangga yang mengamatinya. Dan yang paling sering melihatnya adalah Restian, yang garasi rumahnya bersandingan dengan carport rumah Kamalia. Kebetulan konsep perumahan Citra Kencana adalah cluster tertutup tanpa pagar antar rumah.
=====
Menjelang malam terjadi ribut-ribut di depan rumah Restian. Bunyi klakson mobilnya berkali-kali terdengar. Restian keluar dan melihat mobil mewah warna hitam melintang di depan rumah Kamalia, ujungnya menghalangi jalan masuk garasi, padahal Leily yang mengendarai mobil mau masuk.
Mas! Kasih tau tetangga sebelah mobilnya ngehalangin! teriak Leily. Mukanya kelihatan kesal. Restian mendekati mobil mewah itu. Mesinnya mati, kacanya tertutup dan tak ada pengemudi di dalamnya. Restian lalu menuju ke pintu rumah Kamalia. Tertutup. Dia mengetok pintu.
Mbak Kamalia? Mbak? Bisa geser mobilnya?
Tetangganya itu keluar tak lama kemudian, dengan penampilan yang membuat Restian terpana. Senyum manis tersungging di bibir merah menyala, wajah dan rambutnya dirias seakan-akan dia seorang model. Gaun merah yang cantik, dan sepatu hak tinggi. Bentuk tubuhnya menantang untuk dijamah.
Di belakangnya muncul seorang laki-laki pendek berwajah jelek yang cengengesan, dan langsung berlari melewati mereka menuju mobil. Sambil lewat dia minta maaf kepada Restian, Maaf Pak, saya parkirnya kelewat maju. Sebentar lagi Mbak Kamalia pergi kok. Tenang aja.
Dengan gesit si pendek masuk ke mobil, cuek dengan Leily yang terus mengklakson, lalu dia menyalakan mesin dan mundur sehingga tidak lagi menghalangi jalan masuk. Kamalia mengunci pintu rumahnya lalu berjalan melewati Restian. Saya pergi dulu ya Mas Restian... ucapnya. Selagi lewat, tercium aroma parfum mahal. Kamalia masuk ke mobil mewah itu, yang langsung pergi, sementara Leily sudah menghentikan mobil di dalam garasi.
Mau ke mana dia, malam-malam pergi sambil dandan kayak perempuan nakal begitu ya? Leily langsung mengoceh begitu dia keluar dari mobil. Wajahnya kusut. Restian tahu karena Leily pasti habis berjuang menembus kemacetan. Leily mengunci mobil, membanting pintunya, lalu masuk rumah. Restian menyusul.
Kekesalan Leily masih berlanjut ketika makan malam bersama Restian.
Kamu tau enggak, grup chat warga di sini mulai ngegosipin tetangga sebelah kita, kata Leily sambil mengunyah.
Apa katanya? kata Restian. Aku nggak ikutan grup itu.
Katanya si Kamalia itu istri simpanan, Leily melanjutkan. Yang bilang Bu Imelda, tetangga ujung jalan. Dia udah dua kali lihat ada bapak-bapak perlente datang ke sana naik mobil mewah.
Aku nggak perhatikan, kata Restian lagi. Tapi kadang-kadang memang ada tamu di rumah sebelah sih. Cuma nggak kulihat siapa orangnya.
Ada juga yang komplain, katanya dia sering pakai baju seksi di rumah terus nampang di teras atau di balkon, Leily menyebut nama orang yang mengeluh, tetangga lain lagi yang memang aktif di kegiatan rohani. Kok malah nyengir Mas. Buat laki-laki yang seperti itu nggak masalah ya?
Tersengat sindiran, Restian nyaris tersedak makanan. Ehh, emmm.... sesudah kalang kabut, dia lalu menawarkan, Apa mesti kita tegur? Atau dibilangin lewat Pak RT?
Leily melengos. Awas saja kalau dia sampai keterlaluan. Ibu-ibu sih pada bilang nggak mau kalau ada cewek nggak benar di kompleks kita.
=====
Meski kesal, Leily ternyata sedang bergairah, jadi tak lama sesudah makan, dia mengajak bercinta suaminya. Restian meladeni. Tak lama kemudian keduanya sudah bugil di ranjang. Sambil berciuman, Restian merangsang kemaluan istrinya dengan jari, membuat Leily mendesah-desah keenakan. Restian sendiri sudah terangsang sejak tadi...
Hm? Kok keras banget inii? tanya Leily ketika dia memegang kejantanan suaminya. Restian nyengir.
Kamu ngebayangin apa Mas... Apa kamu ngebayangin Kamalia? sindir Leily.
Eng... enggak kok. Ini karena kamu kok, sayang, Restian berkelit. Tapi sebenarnya tuduhan Leily tepat sasaran. Malam itu Restian memang terangsang berat sesudah melihat Kamalia. Sementara Leily sendiri bermaksud menghapus kekesalannya dengan seks. Makanya dia jadi lebih dominan, berinisiatif dalam posisi woman on top, memasukkan penis suaminya ke vaginanya yang lapar, bergerak liar memuaskan nafsu. Dia melonjak-lonjak di batang Restian yang kaku.
Tapi apa sebenarnya yang ada di pikiran Restian? Ternyata ketika dia mencengkeram pinggul istrinya dan menerima ciuman istrinya, dia memejamkan mata, dan membayangkan perempuan lain. Kamalia... tetangganya yang berpenampilan seperti model itu, dibayangkannya sedang bergoyang di atas tubuhnya.
Tiba-tiba Leily berhenti bergerak, kepalanya mendongak, lalu menjerit keenakan. Vaginanya berkedut-kedut, dia klimaks.
Aahhhngghh!! Ahh ahh ahh.... ah enak sayang... seru Leily. Kamu belum ya...?
Restian tidak menjawab, khayalannya sibuk membayangkan Kamalia, membuatnya tak tahan... dan lepaslah benihnya menyembur di dalam kemaluan istrinya.
Leily turun dari atas tubuh Restian, lalu tiduran di sebelahnya. Restian melihat dari dekat wajah istrinya, polos tanpa riasan, tersenyum kecil, puas karena orgasme tadi. Tapi sedetik kemudian mulut tajam Leily beraksi lagi.
Aku penasaran, ke mana perginya si Kamalia. Apa mungkin ketemuan sama yang nyimpan dia, ya?
Restian malas menanggapinya. Sayang, tidur aja yuk, nggak usah ngurusin orang lain....
=====
Sekitar tiga jam kemudian, Restian terbangun gara-gara ponselnya berbunyi. Seorang pelanggannya menelepon malam-malam, minta dibelikan tiket untuk penerbangan pagi besoknya. Restian mengurus pelanggannya itu dulu, keluar kamar dan pergi ke ruang kerjanya di lantai atas rumah. Dia menyalakan komputer dan mengurus pesanan si pelanggan. Beres.
Restian merasa tidak ingin langsung tidur lagi. Jadilah dia terus di depan komputernya, membuka internet karena iseng, membaca-baca cerita seru. Lalu terdengar bunyi dari arah depan rumahnya. Bunyi mobil berhenti, lalu pintu mobil dibuka. Lalu ketuk-ketuk hak sepatu.
Rumah Restian berlantai dua, kamar samping di lantai atas yang menjadi ruang kerja berdekatan dengan lahan sebelah yang kemudian jadi rumah Kamalia. Kamar itu berjendela yang menghadap ke rumah sebelah. Ketika rumah Kamalia dibangun, tanpa sengaja jendela kamar kerja Restian itu jadi sejajar dengan satu jendela di rumah Kamalia.
Dia pulang... kata Restian ke dirinya sendiri, mengintip dari celah tirai, melihat tetangga cantiknya melintas carport lalu masuk rumah. Beberapa menit kemudian, jendela yang pas berseberangan dengan jendela ruang kerjanya jadi terang. Dan... tirainya terbuka!
Dari balik tirai Restian bisa melihat pemandangan melalui jendela tetangganya. Jaraknya tak seberapa jauh. Restian bisa melihat isi kamar itu... rupanya kamar tidur Kamalia. Tetangganya itu masuk kamar, masih dengan penampilan seperti tadi, rambutnya yang dicat merah serasi dengan gaunnya yang juga merah. Kamalia menengok ke arah rumah Restian, tak menunjukkan bahwa dia sadar ada orang di balik jendela Restian yang tertutup tirai.
Kamalia menaruh tasnya dan mulai membuka pakaiannya. Dia berdiri membelakangi jendela sambil menghadap cermin rias, pelan-pelan melepas gaun merahnya. Restian melihat, ternyata di punggung bawah Kamalia, tepat di atas pantatnya, ada tato. Tulisan sesuatu. Tidak terbaca karena jauh. Nama seseorang-kah?
Sambil menonton tetangganya yang sekarang hanya memakai bra dan celana dalam merah, tanpa sadar Restian mengelus-elus penisnya yang ereksi lagi. Lalu Kamalia membuka bra. Dia berputar sedikit, sehingga Restian mendapat pemandangan samping. Payudara Kamalia lumayan besar, lebih besar daripada milik istrinya. Kamalia kemudian berbalik lagi, kembali membelakangi jendela, menunduk sedikit dan memelorotkan celana dalamnya sepanjang paha dan betis. Pinggulnya bergoyang-goyang selagi Kamalia mengangkat kaki kanan lalu kiri untuk melepas celana dalamnya. Restian jadi berpikir jorok: bagaimana rasanya kalau Kamalia dimasuki dalam posisi seperti itu? Dia membayangkan sepasang payudara Kamalia bergoyang-goyang selagi dia menyetubuhi tetangganya itu dalam posisi doggy style, di depan cermin rias.
Kamalia sudah telanjang, lalu berputar-putar di depan cermin, mematut-matut tubuhnya. Restian memelorotkan celananya sendiri dan mengocoki kemaluannya, menahan nafas selagi dia melihat Kamalia memain-mainkan puting payudaranya sendiri, sampai keduanya menonjol. Kamalia lalu memegang bagian bawah salah satu payudaranya, mendorongnya ke atas, menundukkan kepala, dan menjilat putingnya sendiri. Lalu dia lakukan dengan payudara sebelahnya. Restian berkhayal dia ada di depan Kamalia, batangnya dijepit kedua payudara besar itu sambil ujungnya dijilat-jilat Kamalia.
Tetangga cantik itu lalu duduk di ujung ranjang, masih menghadap cermin, dan mengangkang sehingga kemaluannya terlihat di cermin. Dari posisi mengintipnya Restian bisa melihat pantulan cermin itu. Rambut kemaluan Kamalia tercukur bersih, sehingga tak ada yang menghalangi pemandangan. Kemudian Kamalia menjulurkan jarinya ke kemaluannya; kukunya yang bercat merah lenyap selagi ujung jarinya masuk ke dalam vaginanya sendiri, kemudian keluar lagi dan mengelus-elus bagian atas bibir vaginanyalokasi klitorisdengan gerakan memutar.
Restian membayangkan Kamalia mengerang dan merintih keenakan, karena dia melihat ekspresi wajah tetangganya yang seperti mulai merasakan nikmat. Dia sendiri makin gencar merangsang penisnya, mengkhayalkan senjatanya itu sedang keluar masuk dalam vagina Kamalia yang basah. Kamalia bermasturbasi dengan satu jari menggoda klitoris dan satu jari mencolok vagina, makin lama makin cepat geraknya, sambil menjilat bibirnya yang sensual.
Restian mulai merasakan ketegangan di selangkangannya, senjatanya akan segera menembak. Di seberang, Kamalia terlihat membuka lebar mulutnya, lalu tiba-tiba ambruk telentang ke kasurnya, tubuhnya kejang. Dia orgasme. Restian pun tak tahan, dalam khayalannya dialah yang membuat Kamalia menggelinjang keenakan. Dia meringis, merasakan penisnya ejakulasi, dan tangannya dialiri cairan hangat.
Ejakulasi itu memutus khayalan Restian. Buru-buru dia menyambar tisu dan menyeka tangannya serta sedikit tumpahan maninya di lantai. Ketika dia selesai, kembali diintipnya jendela seberang. Tapi rupanya Kamalia sudah menutup tirai. Restian buru-buru kembali ke tempat tidurnya sendiri, berbaring tanpa membangunkan Leily di sebelahnya.
=====
Ketika sarapan pagi, Leily kembali menyajikan gosip terbaru yang sebenarnya Restian malas dengar.
Jangan-jangan tetangga sebelah itu cewek panggilan, Leily berspekulasi. Rupanya kemarin malam dia sempat melaporkan ke grup chat bahwa dia melihat Kamalia pergi keluar, malam-malam, berdandan seksi dan menor, dijemput mobil. Ibu-ibu teman chatnya langsung menawarkan teori macam-macam. Salah satunya, bahwa mungkin Kamalia keluar karena dibooking.
Apa iya cewek panggilan bisa punya rumah sendiri di perumahan kita ini? Restian menimpali. Dia tidak akan cerita kejadian malam sebelumnya kepada Leily.
Barangkali dia bayarannya mahal? spekulasi Leily berlanjut. Sudah ya, aku mau jalan dulu. Selamat pagi sayang, dia mengecup kening Restian, lalu keduanya bangkit dan bergerak ke arah luar rumah.
Jangan nakal ya di rumah, kata Leily selagi dia membuka pintu mobil lalu duduk di depan setir dan menyalakan mesin. Dengan penampilannya yang biasa, gaya kantoran yang konservatif. Restian melambaikan tangan selagi mobil yang dibawa istrinya bergerak meninggalkan rumah. Sesudah mobil itu menghilang di belokan, Restian menghela nafas di depan rumahnya. Baru saja dia mau masuk lagi ke rumahnya....
Mas Restian? Selamat pagi...
Dari samping terdengar suara merdu seorang perempuan. Restian menoleh dan Kamalia ada di sana. Sepertinya tetangganya itu hendak pergi keluar karena biarpun hari masih pagi, Kamalia sudah berdandan cantik. Rambut merahnya yang biasa digerai kini dikonde kecil di atas belakang kepala. Wajahnya terlihat mulus meski Restian tahu Kamalia membubuhkan bedak cukup tebal. Lipstik merah Kamalia selaras dengan blus satin merah bermotif oriental yang dipakainya, longgar dan berlengan panjang namun tetap menawan. Bawahannya celana jeans hitam ketat dan sandal hak.
Restian bertanya-tanya, yang mana yang benar di antara berbagai gosip miring mengenai tetangganya. Cewek panggilan? Istri simpanan? Tidak ada asap kalau tidak ada api. Dan asapnya jelas penampilan seksi Kamalia.
Tapi Restian jadi tak bisa tidak membandingkan Kamalia dengan istrinya. Dia tahu Kamalia selalu tampil dengan rias wajah; sementara Leily berdandan tipis kalau mau berangkat ke kantor, dan hampir tidak pernah berdandan di rumah. Baju-baju Kamalia juga seksi dan mencolok, sementara gaya berpakaian Leily konservatif. Sebenarnya beberapa tahun lalu, ketika masih berpacaran dengan Restian, Leily lebih memperhatikan penampilan. Maklum waktu itu Leily jadi frontliner di pekerjaannya, sehingga dia dituntut berpenampilan cantik. Memang itu juga penyebab Restian mengenal Leily: ketika perusahaannya bekerja sama dengan perusahaan tempat kerja Leily, keduanya jadi sering bertemu, dan Restian kepincut dengan Leily yang ditugasi mengurus proyeknya. Tapi seiring waktu, karier Leily naik sehingga dia tak lagi jadi frontliner. Dia mulai menyederhanakan penampilannya, mengganti gaya berpakaiannya jadi lebih konservatif dan tertutup, dan lebih jarang merias diri meski Restian selalu menyediakan anggaran untuk belanja alat kecantikan. Makanya ketika bertemu Kamalia sekarang, Restian seperti mengingat Leily yang dulu.
Leily
Mas Restian? seruan Kamalia membuyarkan lamunan Restian.
Apa? Oh, eh, iya. Ada apa Mbak Kamalia?
Saya boleh minta bantuannya nggak? pinta Kamalia. Restian tersenyum.
Boleh, perlu bantuan apa? balas Restian riang.
Mas Restian ada printer? Saya perlu nge-print sesuatu, soalnya tinta printer saya sendiri habis, padahal sudah mesti berangkat nih.
Oh, ada. Ke rumah saya saja, yuk, ajak Restian.
Kamalia mengikuti Restian ke rumahnya. Restian deg-degan; tetangga cantiknya untuk pertama kali akan bertamu ke rumahnya. Restian mempersilakan Kamalia masuk, lalu langsung mengajaknya ke ruang kerja di lantai atas. Kamalia mengikutinya ke atas. Restian menyalakan komputer, dan mempersilakan Kamalia memakai komputernya. Kamalia memasang flash disk, dan membuka file yang mau diprint. Ternyata...
Tugas kuliah? celetuk Restian. Kamalia menjelaskan, dia sedang kuliah S2. Dia menyebut nama satu universitas swasta. Restian tahu reputasi universitas yang disebut itu; peserta akademisnya sebagian besar perempuan, dan terkenal cantik-cantik, tapi konon pergaulan di sana cenderung hedonis. Tak lama kemudian tugas kuliah Kamalia selesai diprint.
Restian berusaha keras untuk tidak macam-macam dengan Kamalia. Bagaimana tidak, cewek yang kemarin malam jadi objek fantasinya sekarang malah ada dalam rumahnya! Apalagi, Kamalia berada di ruang tempat dia masturbasi semalamuntung saja tirai jendelanya masih tertutup sehingga Kamalia tidak sadar bahwa dari jendela itu Restian bisa mengintip. Sesudah selesai, Kamalia lalu bilang dia harus berangkat dan sudah menelepon taksi. Restian mengantarnya turun dan keluar, dan tepat ketika keluar, taksi yang dipanggil Kamalia sudah ada di depan rumahnya.
Saya berangkat dulu ya. Makasih banyak Mas Restian... Kamalia mengedip genit selagi dia meninggalkan rumah Restian. Restian melongo. Selagi taksi Kamalia pergi, dia menyadari bahwa sedari tadi dia ereksi. Dan wangi tubuh Kamalia terasa bertahan lama di hidungnya.
=====
Wah, ada apa nih? Restian membuka pintu rumahnya dan mendapati Kamalia ada di baliknya. Saat itu sore, menjelang terbenam matahari.
Makasih buat yang tadi pagi ya Mas. Ini ada oleh-oleh, Kamalia menyodorkan kantong plastik yang diterima Restian. Bajunya tidak berubah dari pagi, tapi dia tetap tampak cantik dan segar. Dan masih wangi.
Baru pulang kuliah ya? Nggak apa-apa, namanya tetangga mesti saling bantu kan, kalau besok-besok perlu apa-apa, jangan sungkan, kata Restian. Kamalia tersenyum manis, kembali memicu gairah di tubuh Restian, lalu berbalik dan pergi. Pas pada saat yang sama, mobil Leily meluncur ke garasi.
Restian melihat isi kantong plastik itu. Kantong kertas dari kedai donat.
Leily keluar mobil dan melihat Kamalia yang masuk ke rumahnya sendiri. Lalu dia melihat Restian yang memegang kantong plastik.
Itu dari dia? tanya Leily, menunjuk kantong plastik. Restian mengangguk.
Sesudah makan malam, Restian mencomot satu donat dari dalam kantong itu dan memakannya. Leily penasaran.
Buat apa dia ngasih donat? tanya Leily.
Tadi pagi dia minta tolong, mau pakai printerku. Printernya kehabisan tinta, jawab Restian.
Terus dia ke sini? Leily kelihatan kurang senang. Masuk rumah kita?
Iyalah, kan printernya ada di atas, sambung Restian.
Ngapain dia perlu printer?
Ngeprint tugas kuliah.
Oo... Dia masih kuliah?
Iya. Lagi S2 di Sekolah Tinggi L katanya.
Kuliah di situ? Ooo... Leily mencibir. Aku tau kampus itu, mahasiswinya banyak yang jadi ayam kampus...
Kamu mau donatnya? Masih ada satu lagi, Restian menawarkan. Tapi Leily pasang tampang jijik.
Ih, nggak ah. Aku takut ada apa-apanya. Lagian dia beli donat itu pakai duit dia, duit dari apa ya?
=====
Malam itu, Restian dan istrinya kembali bercinta. Kehidupan seks keduanya memang giat, apalagi Leily menginginkan agar mereka segera memiliki anak. Keduanya telah saling bergumul dalam keadaan bugil di atas ranjang, Restian di atas Leily.
Ketika hendak mempenetrasi istrinya itulah Restian terpikir sesuatu. Rasanya seperti rutinitas. Memang, Leily bersedia berhubungan seks dengannya setiap hari kalau sedang tak berhalangan. Istrinya itu juga masih cantik dan bertubuh indah. Tapi Restian merasa terlalu ... terbiasa dengan apa yang ada di hadapannya. Leily yang telanjang, mengangkang pasrah, matanya menatap tajam. Leily yang diam saja di ranjang, lebih banyak dilayani daripada melayani, dan kadang tak sabaran.
Maka dalam pikiran Restian pun sosok Leily di depannya bercampur dengan sosok lain. Rambut hitam Leily berubah merah seperti rambut Kamalia, wajah polos Leily menjadi wajah Kamalia yang dirias tebal, payudara Leily yang kecil menjadi besar seperti punya Kamalia. Restian terdiam sejenak, membiarkan khayalannya menguasai dirinya. Kemarin malam dia sudah melihat tubuh telanjang Kamalia, dan tadi pagi dia bisa mempelajari suara serta wangi tubuh Kamalia. Jadi gambarannya pun lebih akurat.
Hei, ada apa Mas? Kok jadi bengong... Ayo dong masukin, pinta Leily. Dalam khayalan Restian, Kamalia yang pasrah di hadapannya memohon manja, Mas Restian... aku pengen dimasukin Mas, ayo dong masukin...
Tanpa berkata apa-apa, Restian mulai mendorong penisnya masuk vagina istrinya. Tapi dia merasa sedang memasukkan itu ke tubuh Kamalia. Kemaluan tetangga cantiknya itu sudah basah sehingga dengan sekali dorong seluruh kejantanannya masuk. Kamalia langsung membelalak dan mengerang, Oohhh...!!
Restian menggenjot pelan-pelan dan Kamalia mencengkeram bahu Restian. Restian lalu menurunkan kepalanya dan mengisap-isap pentil Kamalia, gemas ingin melakukan itu sejak dia mengintip Kamalia. Kamalia mengerang-erang binal. Kedua kakinya terangkat lalu merangkul pinggul Restian, sehingga Restian bisa menusuk makin dalam. Lalu Restian mempercepat genjotannya dan menikmati jepitan kemaluan Kamalia dengan makin gencar.
Kamalia tampak menikmatinya juga, bibir merahnya menganga mengeluarkan suara-suara penuh nafsu, memanggil-manggil nama Restian. Selagi Restian menyetubuhinya, sudah dua-tiga kali dia dapat orgasme. Dengan penuh nafsu dia menatap tetangganya itu. Guncangan payudaranya membuat Restian makin bersemangat.
Entot aku Mas...! Iyah teruss... genjot yang kenceng Mas! Kamalia meracau mesum selagi hampir lima belas menit Restian terus menggenjot. Bunyi pinggul mereka beradu meramaikan ruangan. Mereka saling pandang, nafsu melanda mereka berdua.
Kamalia terus mengoceh, Iya di situ Mass... yang dalam Mas! Entot aku! tapi Restian membungkam bibir merah Kamalia dengan bibirnya, dan keduanya pun berciuman dengan buas. Lalu Restian melenguh keras selagi menyemburkan benihnya di dalam vagina Kamalia yang menjepit rapat. Rasanya seperti kemaluan tetangganya itu menyedot-nyedot sperma dari dalam kemaluannya selagi dia menembak lagi dan lagi. Sesudah keluar semua, dia ambruk di atas Kamalia, menciumi dada Kamalia yang... ternyata tidak sebesar itu? Restian tersadar dari khayalannya karena perbedaan itu. Dia ternyata bukan bercinta dengan Kamalia, melainkan dengan istrinya, Leily.
Kamu kok jadi lebih nafsuan akhir-akhir ini, Mas? celetuk Leily selagi mereka berdua beristirahat sesudah sanggama.
Apa iya? Restian pura-pura tak mengerti. Padahal dia sadar apa yang terjadi. Dia berfantasi berhubungan seks dengan Kamalia tetangganya.
=====
Esok harinya...
Siang, pukul setengah tiga. Restian kepanasan di jalan. Dia habis keluar karena satu urusan, dan baru turun dari angkutan umum. Di luar kompleks Citra Kencana ada toko swalayan, dan yang pertama terpikir oleh Restian adalah minuman dingin. Dia masuk ke toko swalayan, menuju lemari es tempat botol-botol dan kaleng-kaleng minuman dingin ditaruh, mengambil satu kaleng, lalu langsung menuju kasir. Ternyata di depan kasir ada seseorang yang dikenalnya: Kamalia, dengan banyak sekali belanjaan yang sedang dihitung.
Ngeborong nih? sapa Restian.
Eh, Mas Restian. Iya nih, sudah lama nggak belanja, jadinya banyak banget yang dibeli. Mas beli apa?
Ini aja, Restian mengacungkan kaleng minumannya. Dia melihat belanjaan Kamalia dalam lima kantong plastik. Dia terpikir bahwa tetangganya itu tidak kira-kira, mau mengangkut lima kantong sekaligus sendirian? Kamalia membayar, lalu berusaha mengangkut belanjaannya. Restian membayar minumannya, kemudian menghampiri Kamalia.
Aku bantu ya. Kelihatannya kamu kerepotan, Restian mengambil dua kantong plastik yang kelihatan paling berat. Kamalia tersenyum manis. Makasih Mas Restian.
Kamu bawa kendaraan? tanya Restian.
Enggak. Jalan kaki ke sini, jawab Kamalia dengan nada polos. Tadinya nggak niat belanja sebanyak ini...
Kubantu bawa sampai rumah ya? Restian menawarkan.
Ah, jadi bikin repot, Kamalia menolak sopan. Nggak usah, Mas...
Tapi Restian bersikeras, dan Kamalia menerima saja. Jadilah mereka berjalan berdua.
Kompleks Citra Kencana cukup besar, sehingga perjalanan dari toko swalayan di depan ke rumah mereka lumayan jauh. Mata Restian tak lepas-lepas dari Kamalia. Kamalia menguncir rambut kemerahannya; dia memakai kaos putih leher sabrina yang memamerkan keindahan pundaknya, dengan dua tali bra hitam membalut kedua bahu. Bawahannya rok lipit hitam selutut dan sandal. Ketika menengok ke bawah, Restian bisa melihat kuku-kuku kaki Kamalia dicat merah. Sementara ketika memandangi wajah Kamalia selagi mengobrol, Restian memperhatikan alisnya yang dibentuk indah.
GLUDUGG. Terdengar bunyi petir dan mendadak langit berubah mendung. Restian dan Kamalia masih setengah jalan ke rumah ketika hujan mulai turun, langsung deras. Keduanya basah kuyup. Kaos putih Kamalia menempel ke tubuhnya. Meski Restian agak lega karena panas teriknya hilang, dia juga tidak mau hujan-hujanan. Mereka berdua tak ada yang bawa payung.
Ayo cepetan yuk, hujan nih. Kita lari? ajaknya. Kamalia mengangguk. Keduanya pun mulai mempercepat langkah, lalu berlari.
Ketika berlari itulah Kamalia terpeleset karena sandalnya licin. Dia tersungkur ke trotoar, menjerit kaget, Aihhh!! Restian mencoba menyelamatkannya, tapi Kamalia keburu jatuh. Bajunya basah semua sampai menerawang, rambutnya juga. Kamalia meringis dalam posisi terduduk di trotoar basah, roknya tersingkap.
Restian tak bergerak, tak tahu harus berbuat apa. Jangan melihat? Bantu Kamalia bangun? Dia tidak bisa melepas pandangannya dari tubuh indah Kamalia
Akhirnya Restian menjulurkan tangan. Dia membantu Kamalia bangun. Kamalia membereskan roknya yang tersingkap. Dia meringis. Aduhh, mata kakiku sakit Mas. Tolong... Aku boleh pegangan ke Mas ya?
Restian mengiyakan, dan mereka berdua melanjutkan perjalanan hujan-hujanan dengan Kamalia menggelayut ke lengan Restian, terpincang-pincang karena mata kakinya terantuk. Keduanya makin basah kuyup karena tak lagi berlari. Untungnya rumah mereka sudah dekat. Mereka menuju ke arah rumah Kamalia.
Kamalia mengeluarkan kunci pintu lalu membuka pintunya. Masuk dulu aja Mas, undangnya.
Pucuk dicinta ulam tiba bagi Restian, sebenarnya. Tapi dia berusaha basa-basi. Nggak usah, nanti ngerepotin, katanya.
Udah nggak apa-apa. Nanti aku bikinin teh. Mau ya?
Restian tidak merasa ada alasan untuk menolak. Mereka berdua melangkah masuk. Restian menaruh belanjaan yang dibawanya di lantai, lalu sadar pakaiannya basah semua.
Duduk aja di sana, Mas. Nggak usah takut ngotorin, Kamalia mempersilakannya duduk di satu kursi dengan penutup kulit imitasi. Kamalia masuk ke satu ruangan, lalu muncul lagi sesudah beberapa menit mengenakan kimono handuk, membawakan handuk ke Restian. Restian menerimanya lalu langsung mengeringkan tubuh sebisanya. Tapi bajunya masih lumayan lembab. Dia ingin buka baju... Tapi ini bukan rumah sendiri.
Sebentar ya Mas, tehnya. Kamalia menghilang lagi, ke dapur, dan kembali dengan cangkir berisi teh hangat.
Kok cepat banget? tanya Restian.
Aku biasa nyimpan teh hangat di termos, aku suka minum teh, Kamalia menjelaskan, lalu duduk di kursi lain tepat di depan Restian. Sambil menghirup teh, Restian tak lepas matanya dari Kamalia. Entah sengaja atau tidak, kimono handuk Kamalia tersingkap di bagian dada, sehingga belahan dada Kamalia terlihat dari depan. Lama-lama Kamalia sadar, lalu balas menatap Restian sambil tersenyum genit. Restian sadar apa kesalahannya, lalu tersipu malu.
Ada apa Mas? tanya Kamalia melihat perubahan ekspresi Restian.
Nggak, nggak apa-apa, Restian menghindar. Dia buru-buru menghabiskan tehnya. A-aku pulang dulu ya. Sesudahnya dia langsung bangun dan bergerak menuju pintu. Kamalia juga bangkit, mengantarnya.
Makasih buat bantuannya ya, Mas Restian, kata Kamalia sambil tersenyum. Restian berlari menembus hujan yang masih turun ke arah pintu rumahnya sendiri, lalu masuk. Jantungnya berdebar keras.
Dan kejantanannya berdiri tegak.
Kamalia...
Tiba-tiba dia ingin sekali...
Tapi, sialnya buat Restian, Leily tak kunjung pulang malam itu. Baru menjelang tengah malam istrinya itu pulang. Dan Restian tak mendapat apa yang diinginkannya. Dari istrinya... maupun dari Kamalia, yang kini diinginkannya juga.
=====
SINOPSIS
Restian penasaran dengan tetangganya, Kamalia, seorang perempuan muda yang selalu tampil seksi. Sementara istrinya, Leily, curiga.
DISCLAIMER
* Cerita ini adalah fiksi dan berisi adegan-adegan yang tidak pantas dibaca mereka yang belum dewasa, jadi jika pembaca masih belum dewasa, harap tidak melanjutkan membaca. Penulis sudah mengingatkan, selanjutnya adalah tanggungjawab pembaca.
* Semua tokoh dalam cerita ini adalah fiktif. Kemiripan nama tokoh, tempat, lembaga dan lain-lain hanyalah kebetulan belaka dan bukan kesengajaan.
* Sebagian tokoh dalam cerita ini digambarkan memiliki latar belakang (profesi, kelas sosial, suku dll.) tertentu. Tindakan mereka dalam cerita ini adalah fiksi dan belum tentu menggambarkan orang-orang berlatar belakang serupa di dunia nyata.
*Pemerkosaan, pelecehan seksual, KDRT, dan trafiking di dunia nyata adalah kejahatan dan penulis menentang semua itu. Penulis harap pembaca cukup bijak untuk dapat membedakan dunia nyata dan khayalan.
* Penulis tidak memperoleh keuntungan uang apapun dari cerita ini dan tidak memaksudkan cerita ini dijadikan sumber pendapatan bagi siapapun.
Bagian antologi Cerita Seks di Perumahan KBB. Terima kasih buat Pimp Lord dan Askin DPujangga atas diskusinya.
Ada komentar? Ide cerita? Mau diposting di situs anda? Silakan kontak penulis di ninjaxgaijinATyahoo dot com. Selamat membaca.
Tetangga Cantik
Ninja Gaijin
Pagi itu ketika mencuci mobil di garasi, Restian kembali berkesempatan mengamati tetangganya yang baru turun dari taksi.
Selamat pagi Mas Restian, sapa tetangganya itu, seorang perempuan cantik berumur 20-an akhir.
Pagi Mbak Kamalia, Restian menyapa balik sambil cengar-cengir. Kamalia balas tersenyum hangat, melambaikan tangan.
Eh Mbak, belum dibayar, seru sopir taksi. Kamalia berbalik badan. Pak, bisa ikut saya dulu ke dalam? Saya mau ambil uangnya dulu di dalam rumah.
Semua itu tak lepas dari perhatian Restian, yang mencoba menebak tetangganya itu baru dari mana. Kamalia mengenakan tube top putih dan kardigan jeans pendek, celana capri tiga perempat, sepatu hak tinggi, dan membawa tas tangan putih. Rambutnya yang dicat kemerahan dan bergelombang digerai. Rias wajahnya sederhana, hanya bedak tipis dan lipstik merah muda. Dan yang paling menonjol, dadanya yang membusung di balik bajunya. Dia masuk ke rumahnya diikuti si sopir taksi, lalu menutup pintu.
Kamalia
Ketika keduanya hilang dari pandangan, Restian kembali meneruskan mencuci mobil, tapi taksi itu masih ada di depan rumah tetangganya. Lima menit kemudian pintu rumah Kamalia terbuka, dan si sopir berjalan keluar. Terhuyung. Nyengir.
Sudah cukup ya Pak, di belakangnya Kamalia berseru. Ketika Restian menengok, dilihatnya Kamalia sudah melepas cardigan sehingga bahunya yang berkulit mulus terlihat. Dan bibirnya tak lagi tersaput warna merah muda. Kamalia memandangi si sopir yang masuk kembali ke taksinya dan menjalankan taksi itu.
Baru pulang Mbak? Restian kembali berbasa-basi sesudah si sopir pergi.
Iya nih, jawab Kamalia. Aku masuk dulu ya Mas.... Kamalia pun berbalik lagi dan masuk rumahnya. Restian merasa telinganya dijewer.
Ehh?
Hayo! Lagi ngelihatin tetangga sebelah ya!? Yang menjewer Restian adalah istrinya, Leily. Pagi itu Leily sudah siap berangkat kerja. Restian tidak bisa tidak membandingkan kedua perempuan yang dia lihat pagi itu. Sementara pakaian Kamalia tadi ketat memeluk lekuk tubuh, Leily tampak formal dengan blazer dan celana panjang longgar hitam.
Kamu tau nggak, dia itu tadi malam berangkat ke luar, kata Leily sambil melempar pandangan ke arah rumah sebelah, Waktu aku pulang kantor kemarin, dia baru pergi, naik taksi. Rupanya baru pulang pagi dia. Dandannya kemarin malam lebih heboh daripada sekarang. Heran, ngapain ya dia semalaman? Dugem? Ck... Leily mencibir.
Nggak tahu ya... Restian tak menjawab serius, khayalannya membayangkan apa yang kira-kira terjadi dalam lima menit di rumah tetangganya. Sesuatu yang membuat si sopir taksi nyengir puas dan lipstik Kamalia terhapus...
Udah belum nyuci mobilnya? Aku mau berangkat nih, Mas, pertanyaan Leily menghentikan khayalan Restian.
Eh, iya, ya. Sebentar lagi, kata Restian. Aku hari ini nggak ke mana-mana, mau ngerjain proyek yang minggu lalu. Leily wanita karier, sementara Restian yang tadinya manajer menengah di satu perusahaan berhenti kerja ketika perusahaannya gulung tikar, kemudian menjadi pebisnis travel yang bekerja di rumah, memanfaatkan jejaring klien perusahaan lamanya. Dengan demikian mereka berdua masih bisa melanjutkan cicilan rumah mereka di perumahan Citra Kencana, juga hidup nyaman tanpa khawatir soal keuangan. Mereka belum dikaruniai anak sesudah lima tahunan menikah. Restian berumur 35 tahun dan Leily lima tahun lebih muda.
Sekitar setahun sebelumnya, tanah kosong di sebelah rumah mereka dibangun, dan setelah jadi, rumah di sana diisi penghuni baru yang tinggal sendirian, perempuan muda bernama Kamalia. Kamalia langsung jadi bahan gosip di antara para tetangga karena tinggal sendirian, dan terbiasa berpenampilan cantik. Dia tidak banyak bergaul dengan tetangga, tapi karena sering di rumah, cukup banyak tetangga yang mengamatinya. Dan yang paling sering melihatnya adalah Restian, yang garasi rumahnya bersandingan dengan carport rumah Kamalia. Kebetulan konsep perumahan Citra Kencana adalah cluster tertutup tanpa pagar antar rumah.
=====
Menjelang malam terjadi ribut-ribut di depan rumah Restian. Bunyi klakson mobilnya berkali-kali terdengar. Restian keluar dan melihat mobil mewah warna hitam melintang di depan rumah Kamalia, ujungnya menghalangi jalan masuk garasi, padahal Leily yang mengendarai mobil mau masuk.
Mas! Kasih tau tetangga sebelah mobilnya ngehalangin! teriak Leily. Mukanya kelihatan kesal. Restian mendekati mobil mewah itu. Mesinnya mati, kacanya tertutup dan tak ada pengemudi di dalamnya. Restian lalu menuju ke pintu rumah Kamalia. Tertutup. Dia mengetok pintu.
Mbak Kamalia? Mbak? Bisa geser mobilnya?
Tetangganya itu keluar tak lama kemudian, dengan penampilan yang membuat Restian terpana. Senyum manis tersungging di bibir merah menyala, wajah dan rambutnya dirias seakan-akan dia seorang model. Gaun merah yang cantik, dan sepatu hak tinggi. Bentuk tubuhnya menantang untuk dijamah.
Di belakangnya muncul seorang laki-laki pendek berwajah jelek yang cengengesan, dan langsung berlari melewati mereka menuju mobil. Sambil lewat dia minta maaf kepada Restian, Maaf Pak, saya parkirnya kelewat maju. Sebentar lagi Mbak Kamalia pergi kok. Tenang aja.
Dengan gesit si pendek masuk ke mobil, cuek dengan Leily yang terus mengklakson, lalu dia menyalakan mesin dan mundur sehingga tidak lagi menghalangi jalan masuk. Kamalia mengunci pintu rumahnya lalu berjalan melewati Restian. Saya pergi dulu ya Mas Restian... ucapnya. Selagi lewat, tercium aroma parfum mahal. Kamalia masuk ke mobil mewah itu, yang langsung pergi, sementara Leily sudah menghentikan mobil di dalam garasi.
Mau ke mana dia, malam-malam pergi sambil dandan kayak perempuan nakal begitu ya? Leily langsung mengoceh begitu dia keluar dari mobil. Wajahnya kusut. Restian tahu karena Leily pasti habis berjuang menembus kemacetan. Leily mengunci mobil, membanting pintunya, lalu masuk rumah. Restian menyusul.
Kekesalan Leily masih berlanjut ketika makan malam bersama Restian.
Kamu tau enggak, grup chat warga di sini mulai ngegosipin tetangga sebelah kita, kata Leily sambil mengunyah.
Apa katanya? kata Restian. Aku nggak ikutan grup itu.
Katanya si Kamalia itu istri simpanan, Leily melanjutkan. Yang bilang Bu Imelda, tetangga ujung jalan. Dia udah dua kali lihat ada bapak-bapak perlente datang ke sana naik mobil mewah.
Aku nggak perhatikan, kata Restian lagi. Tapi kadang-kadang memang ada tamu di rumah sebelah sih. Cuma nggak kulihat siapa orangnya.
Ada juga yang komplain, katanya dia sering pakai baju seksi di rumah terus nampang di teras atau di balkon, Leily menyebut nama orang yang mengeluh, tetangga lain lagi yang memang aktif di kegiatan rohani. Kok malah nyengir Mas. Buat laki-laki yang seperti itu nggak masalah ya?
Tersengat sindiran, Restian nyaris tersedak makanan. Ehh, emmm.... sesudah kalang kabut, dia lalu menawarkan, Apa mesti kita tegur? Atau dibilangin lewat Pak RT?
Leily melengos. Awas saja kalau dia sampai keterlaluan. Ibu-ibu sih pada bilang nggak mau kalau ada cewek nggak benar di kompleks kita.
=====
Meski kesal, Leily ternyata sedang bergairah, jadi tak lama sesudah makan, dia mengajak bercinta suaminya. Restian meladeni. Tak lama kemudian keduanya sudah bugil di ranjang. Sambil berciuman, Restian merangsang kemaluan istrinya dengan jari, membuat Leily mendesah-desah keenakan. Restian sendiri sudah terangsang sejak tadi...
Hm? Kok keras banget inii? tanya Leily ketika dia memegang kejantanan suaminya. Restian nyengir.
Kamu ngebayangin apa Mas... Apa kamu ngebayangin Kamalia? sindir Leily.
Eng... enggak kok. Ini karena kamu kok, sayang, Restian berkelit. Tapi sebenarnya tuduhan Leily tepat sasaran. Malam itu Restian memang terangsang berat sesudah melihat Kamalia. Sementara Leily sendiri bermaksud menghapus kekesalannya dengan seks. Makanya dia jadi lebih dominan, berinisiatif dalam posisi woman on top, memasukkan penis suaminya ke vaginanya yang lapar, bergerak liar memuaskan nafsu. Dia melonjak-lonjak di batang Restian yang kaku.
Tapi apa sebenarnya yang ada di pikiran Restian? Ternyata ketika dia mencengkeram pinggul istrinya dan menerima ciuman istrinya, dia memejamkan mata, dan membayangkan perempuan lain. Kamalia... tetangganya yang berpenampilan seperti model itu, dibayangkannya sedang bergoyang di atas tubuhnya.
Tiba-tiba Leily berhenti bergerak, kepalanya mendongak, lalu menjerit keenakan. Vaginanya berkedut-kedut, dia klimaks.
Aahhhngghh!! Ahh ahh ahh.... ah enak sayang... seru Leily. Kamu belum ya...?
Restian tidak menjawab, khayalannya sibuk membayangkan Kamalia, membuatnya tak tahan... dan lepaslah benihnya menyembur di dalam kemaluan istrinya.
Leily turun dari atas tubuh Restian, lalu tiduran di sebelahnya. Restian melihat dari dekat wajah istrinya, polos tanpa riasan, tersenyum kecil, puas karena orgasme tadi. Tapi sedetik kemudian mulut tajam Leily beraksi lagi.
Aku penasaran, ke mana perginya si Kamalia. Apa mungkin ketemuan sama yang nyimpan dia, ya?
Restian malas menanggapinya. Sayang, tidur aja yuk, nggak usah ngurusin orang lain....
=====
Sekitar tiga jam kemudian, Restian terbangun gara-gara ponselnya berbunyi. Seorang pelanggannya menelepon malam-malam, minta dibelikan tiket untuk penerbangan pagi besoknya. Restian mengurus pelanggannya itu dulu, keluar kamar dan pergi ke ruang kerjanya di lantai atas rumah. Dia menyalakan komputer dan mengurus pesanan si pelanggan. Beres.
Restian merasa tidak ingin langsung tidur lagi. Jadilah dia terus di depan komputernya, membuka internet karena iseng, membaca-baca cerita seru. Lalu terdengar bunyi dari arah depan rumahnya. Bunyi mobil berhenti, lalu pintu mobil dibuka. Lalu ketuk-ketuk hak sepatu.
Rumah Restian berlantai dua, kamar samping di lantai atas yang menjadi ruang kerja berdekatan dengan lahan sebelah yang kemudian jadi rumah Kamalia. Kamar itu berjendela yang menghadap ke rumah sebelah. Ketika rumah Kamalia dibangun, tanpa sengaja jendela kamar kerja Restian itu jadi sejajar dengan satu jendela di rumah Kamalia.
Dia pulang... kata Restian ke dirinya sendiri, mengintip dari celah tirai, melihat tetangga cantiknya melintas carport lalu masuk rumah. Beberapa menit kemudian, jendela yang pas berseberangan dengan jendela ruang kerjanya jadi terang. Dan... tirainya terbuka!
Dari balik tirai Restian bisa melihat pemandangan melalui jendela tetangganya. Jaraknya tak seberapa jauh. Restian bisa melihat isi kamar itu... rupanya kamar tidur Kamalia. Tetangganya itu masuk kamar, masih dengan penampilan seperti tadi, rambutnya yang dicat merah serasi dengan gaunnya yang juga merah. Kamalia menengok ke arah rumah Restian, tak menunjukkan bahwa dia sadar ada orang di balik jendela Restian yang tertutup tirai.
Kamalia menaruh tasnya dan mulai membuka pakaiannya. Dia berdiri membelakangi jendela sambil menghadap cermin rias, pelan-pelan melepas gaun merahnya. Restian melihat, ternyata di punggung bawah Kamalia, tepat di atas pantatnya, ada tato. Tulisan sesuatu. Tidak terbaca karena jauh. Nama seseorang-kah?
Sambil menonton tetangganya yang sekarang hanya memakai bra dan celana dalam merah, tanpa sadar Restian mengelus-elus penisnya yang ereksi lagi. Lalu Kamalia membuka bra. Dia berputar sedikit, sehingga Restian mendapat pemandangan samping. Payudara Kamalia lumayan besar, lebih besar daripada milik istrinya. Kamalia kemudian berbalik lagi, kembali membelakangi jendela, menunduk sedikit dan memelorotkan celana dalamnya sepanjang paha dan betis. Pinggulnya bergoyang-goyang selagi Kamalia mengangkat kaki kanan lalu kiri untuk melepas celana dalamnya. Restian jadi berpikir jorok: bagaimana rasanya kalau Kamalia dimasuki dalam posisi seperti itu? Dia membayangkan sepasang payudara Kamalia bergoyang-goyang selagi dia menyetubuhi tetangganya itu dalam posisi doggy style, di depan cermin rias.
Kamalia sudah telanjang, lalu berputar-putar di depan cermin, mematut-matut tubuhnya. Restian memelorotkan celananya sendiri dan mengocoki kemaluannya, menahan nafas selagi dia melihat Kamalia memain-mainkan puting payudaranya sendiri, sampai keduanya menonjol. Kamalia lalu memegang bagian bawah salah satu payudaranya, mendorongnya ke atas, menundukkan kepala, dan menjilat putingnya sendiri. Lalu dia lakukan dengan payudara sebelahnya. Restian berkhayal dia ada di depan Kamalia, batangnya dijepit kedua payudara besar itu sambil ujungnya dijilat-jilat Kamalia.
Tetangga cantik itu lalu duduk di ujung ranjang, masih menghadap cermin, dan mengangkang sehingga kemaluannya terlihat di cermin. Dari posisi mengintipnya Restian bisa melihat pantulan cermin itu. Rambut kemaluan Kamalia tercukur bersih, sehingga tak ada yang menghalangi pemandangan. Kemudian Kamalia menjulurkan jarinya ke kemaluannya; kukunya yang bercat merah lenyap selagi ujung jarinya masuk ke dalam vaginanya sendiri, kemudian keluar lagi dan mengelus-elus bagian atas bibir vaginanyalokasi klitorisdengan gerakan memutar.
Restian membayangkan Kamalia mengerang dan merintih keenakan, karena dia melihat ekspresi wajah tetangganya yang seperti mulai merasakan nikmat. Dia sendiri makin gencar merangsang penisnya, mengkhayalkan senjatanya itu sedang keluar masuk dalam vagina Kamalia yang basah. Kamalia bermasturbasi dengan satu jari menggoda klitoris dan satu jari mencolok vagina, makin lama makin cepat geraknya, sambil menjilat bibirnya yang sensual.
Restian mulai merasakan ketegangan di selangkangannya, senjatanya akan segera menembak. Di seberang, Kamalia terlihat membuka lebar mulutnya, lalu tiba-tiba ambruk telentang ke kasurnya, tubuhnya kejang. Dia orgasme. Restian pun tak tahan, dalam khayalannya dialah yang membuat Kamalia menggelinjang keenakan. Dia meringis, merasakan penisnya ejakulasi, dan tangannya dialiri cairan hangat.
Ejakulasi itu memutus khayalan Restian. Buru-buru dia menyambar tisu dan menyeka tangannya serta sedikit tumpahan maninya di lantai. Ketika dia selesai, kembali diintipnya jendela seberang. Tapi rupanya Kamalia sudah menutup tirai. Restian buru-buru kembali ke tempat tidurnya sendiri, berbaring tanpa membangunkan Leily di sebelahnya.
=====
Ketika sarapan pagi, Leily kembali menyajikan gosip terbaru yang sebenarnya Restian malas dengar.
Jangan-jangan tetangga sebelah itu cewek panggilan, Leily berspekulasi. Rupanya kemarin malam dia sempat melaporkan ke grup chat bahwa dia melihat Kamalia pergi keluar, malam-malam, berdandan seksi dan menor, dijemput mobil. Ibu-ibu teman chatnya langsung menawarkan teori macam-macam. Salah satunya, bahwa mungkin Kamalia keluar karena dibooking.
Apa iya cewek panggilan bisa punya rumah sendiri di perumahan kita ini? Restian menimpali. Dia tidak akan cerita kejadian malam sebelumnya kepada Leily.
Barangkali dia bayarannya mahal? spekulasi Leily berlanjut. Sudah ya, aku mau jalan dulu. Selamat pagi sayang, dia mengecup kening Restian, lalu keduanya bangkit dan bergerak ke arah luar rumah.
Jangan nakal ya di rumah, kata Leily selagi dia membuka pintu mobil lalu duduk di depan setir dan menyalakan mesin. Dengan penampilannya yang biasa, gaya kantoran yang konservatif. Restian melambaikan tangan selagi mobil yang dibawa istrinya bergerak meninggalkan rumah. Sesudah mobil itu menghilang di belokan, Restian menghela nafas di depan rumahnya. Baru saja dia mau masuk lagi ke rumahnya....
Mas Restian? Selamat pagi...
Dari samping terdengar suara merdu seorang perempuan. Restian menoleh dan Kamalia ada di sana. Sepertinya tetangganya itu hendak pergi keluar karena biarpun hari masih pagi, Kamalia sudah berdandan cantik. Rambut merahnya yang biasa digerai kini dikonde kecil di atas belakang kepala. Wajahnya terlihat mulus meski Restian tahu Kamalia membubuhkan bedak cukup tebal. Lipstik merah Kamalia selaras dengan blus satin merah bermotif oriental yang dipakainya, longgar dan berlengan panjang namun tetap menawan. Bawahannya celana jeans hitam ketat dan sandal hak.
Restian bertanya-tanya, yang mana yang benar di antara berbagai gosip miring mengenai tetangganya. Cewek panggilan? Istri simpanan? Tidak ada asap kalau tidak ada api. Dan asapnya jelas penampilan seksi Kamalia.
Tapi Restian jadi tak bisa tidak membandingkan Kamalia dengan istrinya. Dia tahu Kamalia selalu tampil dengan rias wajah; sementara Leily berdandan tipis kalau mau berangkat ke kantor, dan hampir tidak pernah berdandan di rumah. Baju-baju Kamalia juga seksi dan mencolok, sementara gaya berpakaian Leily konservatif. Sebenarnya beberapa tahun lalu, ketika masih berpacaran dengan Restian, Leily lebih memperhatikan penampilan. Maklum waktu itu Leily jadi frontliner di pekerjaannya, sehingga dia dituntut berpenampilan cantik. Memang itu juga penyebab Restian mengenal Leily: ketika perusahaannya bekerja sama dengan perusahaan tempat kerja Leily, keduanya jadi sering bertemu, dan Restian kepincut dengan Leily yang ditugasi mengurus proyeknya. Tapi seiring waktu, karier Leily naik sehingga dia tak lagi jadi frontliner. Dia mulai menyederhanakan penampilannya, mengganti gaya berpakaiannya jadi lebih konservatif dan tertutup, dan lebih jarang merias diri meski Restian selalu menyediakan anggaran untuk belanja alat kecantikan. Makanya ketika bertemu Kamalia sekarang, Restian seperti mengingat Leily yang dulu.
Leily
Mas Restian? seruan Kamalia membuyarkan lamunan Restian.
Apa? Oh, eh, iya. Ada apa Mbak Kamalia?
Saya boleh minta bantuannya nggak? pinta Kamalia. Restian tersenyum.
Boleh, perlu bantuan apa? balas Restian riang.
Mas Restian ada printer? Saya perlu nge-print sesuatu, soalnya tinta printer saya sendiri habis, padahal sudah mesti berangkat nih.
Oh, ada. Ke rumah saya saja, yuk, ajak Restian.
Kamalia mengikuti Restian ke rumahnya. Restian deg-degan; tetangga cantiknya untuk pertama kali akan bertamu ke rumahnya. Restian mempersilakan Kamalia masuk, lalu langsung mengajaknya ke ruang kerja di lantai atas. Kamalia mengikutinya ke atas. Restian menyalakan komputer, dan mempersilakan Kamalia memakai komputernya. Kamalia memasang flash disk, dan membuka file yang mau diprint. Ternyata...
Tugas kuliah? celetuk Restian. Kamalia menjelaskan, dia sedang kuliah S2. Dia menyebut nama satu universitas swasta. Restian tahu reputasi universitas yang disebut itu; peserta akademisnya sebagian besar perempuan, dan terkenal cantik-cantik, tapi konon pergaulan di sana cenderung hedonis. Tak lama kemudian tugas kuliah Kamalia selesai diprint.
Restian berusaha keras untuk tidak macam-macam dengan Kamalia. Bagaimana tidak, cewek yang kemarin malam jadi objek fantasinya sekarang malah ada dalam rumahnya! Apalagi, Kamalia berada di ruang tempat dia masturbasi semalamuntung saja tirai jendelanya masih tertutup sehingga Kamalia tidak sadar bahwa dari jendela itu Restian bisa mengintip. Sesudah selesai, Kamalia lalu bilang dia harus berangkat dan sudah menelepon taksi. Restian mengantarnya turun dan keluar, dan tepat ketika keluar, taksi yang dipanggil Kamalia sudah ada di depan rumahnya.
Saya berangkat dulu ya. Makasih banyak Mas Restian... Kamalia mengedip genit selagi dia meninggalkan rumah Restian. Restian melongo. Selagi taksi Kamalia pergi, dia menyadari bahwa sedari tadi dia ereksi. Dan wangi tubuh Kamalia terasa bertahan lama di hidungnya.
=====
Wah, ada apa nih? Restian membuka pintu rumahnya dan mendapati Kamalia ada di baliknya. Saat itu sore, menjelang terbenam matahari.
Makasih buat yang tadi pagi ya Mas. Ini ada oleh-oleh, Kamalia menyodorkan kantong plastik yang diterima Restian. Bajunya tidak berubah dari pagi, tapi dia tetap tampak cantik dan segar. Dan masih wangi.
Baru pulang kuliah ya? Nggak apa-apa, namanya tetangga mesti saling bantu kan, kalau besok-besok perlu apa-apa, jangan sungkan, kata Restian. Kamalia tersenyum manis, kembali memicu gairah di tubuh Restian, lalu berbalik dan pergi. Pas pada saat yang sama, mobil Leily meluncur ke garasi.
Restian melihat isi kantong plastik itu. Kantong kertas dari kedai donat.
Leily keluar mobil dan melihat Kamalia yang masuk ke rumahnya sendiri. Lalu dia melihat Restian yang memegang kantong plastik.
Itu dari dia? tanya Leily, menunjuk kantong plastik. Restian mengangguk.
Sesudah makan malam, Restian mencomot satu donat dari dalam kantong itu dan memakannya. Leily penasaran.
Buat apa dia ngasih donat? tanya Leily.
Tadi pagi dia minta tolong, mau pakai printerku. Printernya kehabisan tinta, jawab Restian.
Terus dia ke sini? Leily kelihatan kurang senang. Masuk rumah kita?
Iyalah, kan printernya ada di atas, sambung Restian.
Ngapain dia perlu printer?
Ngeprint tugas kuliah.
Oo... Dia masih kuliah?
Iya. Lagi S2 di Sekolah Tinggi L katanya.
Kuliah di situ? Ooo... Leily mencibir. Aku tau kampus itu, mahasiswinya banyak yang jadi ayam kampus...
Kamu mau donatnya? Masih ada satu lagi, Restian menawarkan. Tapi Leily pasang tampang jijik.
Ih, nggak ah. Aku takut ada apa-apanya. Lagian dia beli donat itu pakai duit dia, duit dari apa ya?
=====
Malam itu, Restian dan istrinya kembali bercinta. Kehidupan seks keduanya memang giat, apalagi Leily menginginkan agar mereka segera memiliki anak. Keduanya telah saling bergumul dalam keadaan bugil di atas ranjang, Restian di atas Leily.
Ketika hendak mempenetrasi istrinya itulah Restian terpikir sesuatu. Rasanya seperti rutinitas. Memang, Leily bersedia berhubungan seks dengannya setiap hari kalau sedang tak berhalangan. Istrinya itu juga masih cantik dan bertubuh indah. Tapi Restian merasa terlalu ... terbiasa dengan apa yang ada di hadapannya. Leily yang telanjang, mengangkang pasrah, matanya menatap tajam. Leily yang diam saja di ranjang, lebih banyak dilayani daripada melayani, dan kadang tak sabaran.
Maka dalam pikiran Restian pun sosok Leily di depannya bercampur dengan sosok lain. Rambut hitam Leily berubah merah seperti rambut Kamalia, wajah polos Leily menjadi wajah Kamalia yang dirias tebal, payudara Leily yang kecil menjadi besar seperti punya Kamalia. Restian terdiam sejenak, membiarkan khayalannya menguasai dirinya. Kemarin malam dia sudah melihat tubuh telanjang Kamalia, dan tadi pagi dia bisa mempelajari suara serta wangi tubuh Kamalia. Jadi gambarannya pun lebih akurat.
Hei, ada apa Mas? Kok jadi bengong... Ayo dong masukin, pinta Leily. Dalam khayalan Restian, Kamalia yang pasrah di hadapannya memohon manja, Mas Restian... aku pengen dimasukin Mas, ayo dong masukin...
Tanpa berkata apa-apa, Restian mulai mendorong penisnya masuk vagina istrinya. Tapi dia merasa sedang memasukkan itu ke tubuh Kamalia. Kemaluan tetangga cantiknya itu sudah basah sehingga dengan sekali dorong seluruh kejantanannya masuk. Kamalia langsung membelalak dan mengerang, Oohhh...!!
Restian menggenjot pelan-pelan dan Kamalia mencengkeram bahu Restian. Restian lalu menurunkan kepalanya dan mengisap-isap pentil Kamalia, gemas ingin melakukan itu sejak dia mengintip Kamalia. Kamalia mengerang-erang binal. Kedua kakinya terangkat lalu merangkul pinggul Restian, sehingga Restian bisa menusuk makin dalam. Lalu Restian mempercepat genjotannya dan menikmati jepitan kemaluan Kamalia dengan makin gencar.
Kamalia tampak menikmatinya juga, bibir merahnya menganga mengeluarkan suara-suara penuh nafsu, memanggil-manggil nama Restian. Selagi Restian menyetubuhinya, sudah dua-tiga kali dia dapat orgasme. Dengan penuh nafsu dia menatap tetangganya itu. Guncangan payudaranya membuat Restian makin bersemangat.
Entot aku Mas...! Iyah teruss... genjot yang kenceng Mas! Kamalia meracau mesum selagi hampir lima belas menit Restian terus menggenjot. Bunyi pinggul mereka beradu meramaikan ruangan. Mereka saling pandang, nafsu melanda mereka berdua.
Kamalia terus mengoceh, Iya di situ Mass... yang dalam Mas! Entot aku! tapi Restian membungkam bibir merah Kamalia dengan bibirnya, dan keduanya pun berciuman dengan buas. Lalu Restian melenguh keras selagi menyemburkan benihnya di dalam vagina Kamalia yang menjepit rapat. Rasanya seperti kemaluan tetangganya itu menyedot-nyedot sperma dari dalam kemaluannya selagi dia menembak lagi dan lagi. Sesudah keluar semua, dia ambruk di atas Kamalia, menciumi dada Kamalia yang... ternyata tidak sebesar itu? Restian tersadar dari khayalannya karena perbedaan itu. Dia ternyata bukan bercinta dengan Kamalia, melainkan dengan istrinya, Leily.
Kamu kok jadi lebih nafsuan akhir-akhir ini, Mas? celetuk Leily selagi mereka berdua beristirahat sesudah sanggama.
Apa iya? Restian pura-pura tak mengerti. Padahal dia sadar apa yang terjadi. Dia berfantasi berhubungan seks dengan Kamalia tetangganya.
=====
Esok harinya...
Siang, pukul setengah tiga. Restian kepanasan di jalan. Dia habis keluar karena satu urusan, dan baru turun dari angkutan umum. Di luar kompleks Citra Kencana ada toko swalayan, dan yang pertama terpikir oleh Restian adalah minuman dingin. Dia masuk ke toko swalayan, menuju lemari es tempat botol-botol dan kaleng-kaleng minuman dingin ditaruh, mengambil satu kaleng, lalu langsung menuju kasir. Ternyata di depan kasir ada seseorang yang dikenalnya: Kamalia, dengan banyak sekali belanjaan yang sedang dihitung.
Ngeborong nih? sapa Restian.
Eh, Mas Restian. Iya nih, sudah lama nggak belanja, jadinya banyak banget yang dibeli. Mas beli apa?
Ini aja, Restian mengacungkan kaleng minumannya. Dia melihat belanjaan Kamalia dalam lima kantong plastik. Dia terpikir bahwa tetangganya itu tidak kira-kira, mau mengangkut lima kantong sekaligus sendirian? Kamalia membayar, lalu berusaha mengangkut belanjaannya. Restian membayar minumannya, kemudian menghampiri Kamalia.
Aku bantu ya. Kelihatannya kamu kerepotan, Restian mengambil dua kantong plastik yang kelihatan paling berat. Kamalia tersenyum manis. Makasih Mas Restian.
Kamu bawa kendaraan? tanya Restian.
Enggak. Jalan kaki ke sini, jawab Kamalia dengan nada polos. Tadinya nggak niat belanja sebanyak ini...
Kubantu bawa sampai rumah ya? Restian menawarkan.
Ah, jadi bikin repot, Kamalia menolak sopan. Nggak usah, Mas...
Tapi Restian bersikeras, dan Kamalia menerima saja. Jadilah mereka berjalan berdua.
Kompleks Citra Kencana cukup besar, sehingga perjalanan dari toko swalayan di depan ke rumah mereka lumayan jauh. Mata Restian tak lepas-lepas dari Kamalia. Kamalia menguncir rambut kemerahannya; dia memakai kaos putih leher sabrina yang memamerkan keindahan pundaknya, dengan dua tali bra hitam membalut kedua bahu. Bawahannya rok lipit hitam selutut dan sandal. Ketika menengok ke bawah, Restian bisa melihat kuku-kuku kaki Kamalia dicat merah. Sementara ketika memandangi wajah Kamalia selagi mengobrol, Restian memperhatikan alisnya yang dibentuk indah.
GLUDUGG. Terdengar bunyi petir dan mendadak langit berubah mendung. Restian dan Kamalia masih setengah jalan ke rumah ketika hujan mulai turun, langsung deras. Keduanya basah kuyup. Kaos putih Kamalia menempel ke tubuhnya. Meski Restian agak lega karena panas teriknya hilang, dia juga tidak mau hujan-hujanan. Mereka berdua tak ada yang bawa payung.
Ayo cepetan yuk, hujan nih. Kita lari? ajaknya. Kamalia mengangguk. Keduanya pun mulai mempercepat langkah, lalu berlari.
Ketika berlari itulah Kamalia terpeleset karena sandalnya licin. Dia tersungkur ke trotoar, menjerit kaget, Aihhh!! Restian mencoba menyelamatkannya, tapi Kamalia keburu jatuh. Bajunya basah semua sampai menerawang, rambutnya juga. Kamalia meringis dalam posisi terduduk di trotoar basah, roknya tersingkap.
Restian tak bergerak, tak tahu harus berbuat apa. Jangan melihat? Bantu Kamalia bangun? Dia tidak bisa melepas pandangannya dari tubuh indah Kamalia
Akhirnya Restian menjulurkan tangan. Dia membantu Kamalia bangun. Kamalia membereskan roknya yang tersingkap. Dia meringis. Aduhh, mata kakiku sakit Mas. Tolong... Aku boleh pegangan ke Mas ya?
Restian mengiyakan, dan mereka berdua melanjutkan perjalanan hujan-hujanan dengan Kamalia menggelayut ke lengan Restian, terpincang-pincang karena mata kakinya terantuk. Keduanya makin basah kuyup karena tak lagi berlari. Untungnya rumah mereka sudah dekat. Mereka menuju ke arah rumah Kamalia.
Kamalia mengeluarkan kunci pintu lalu membuka pintunya. Masuk dulu aja Mas, undangnya.
Pucuk dicinta ulam tiba bagi Restian, sebenarnya. Tapi dia berusaha basa-basi. Nggak usah, nanti ngerepotin, katanya.
Udah nggak apa-apa. Nanti aku bikinin teh. Mau ya?
Restian tidak merasa ada alasan untuk menolak. Mereka berdua melangkah masuk. Restian menaruh belanjaan yang dibawanya di lantai, lalu sadar pakaiannya basah semua.
Duduk aja di sana, Mas. Nggak usah takut ngotorin, Kamalia mempersilakannya duduk di satu kursi dengan penutup kulit imitasi. Kamalia masuk ke satu ruangan, lalu muncul lagi sesudah beberapa menit mengenakan kimono handuk, membawakan handuk ke Restian. Restian menerimanya lalu langsung mengeringkan tubuh sebisanya. Tapi bajunya masih lumayan lembab. Dia ingin buka baju... Tapi ini bukan rumah sendiri.
Sebentar ya Mas, tehnya. Kamalia menghilang lagi, ke dapur, dan kembali dengan cangkir berisi teh hangat.
Kok cepat banget? tanya Restian.
Aku biasa nyimpan teh hangat di termos, aku suka minum teh, Kamalia menjelaskan, lalu duduk di kursi lain tepat di depan Restian. Sambil menghirup teh, Restian tak lepas matanya dari Kamalia. Entah sengaja atau tidak, kimono handuk Kamalia tersingkap di bagian dada, sehingga belahan dada Kamalia terlihat dari depan. Lama-lama Kamalia sadar, lalu balas menatap Restian sambil tersenyum genit. Restian sadar apa kesalahannya, lalu tersipu malu.
Ada apa Mas? tanya Kamalia melihat perubahan ekspresi Restian.
Nggak, nggak apa-apa, Restian menghindar. Dia buru-buru menghabiskan tehnya. A-aku pulang dulu ya. Sesudahnya dia langsung bangun dan bergerak menuju pintu. Kamalia juga bangkit, mengantarnya.
Makasih buat bantuannya ya, Mas Restian, kata Kamalia sambil tersenyum. Restian berlari menembus hujan yang masih turun ke arah pintu rumahnya sendiri, lalu masuk. Jantungnya berdebar keras.
Dan kejantanannya berdiri tegak.
Kamalia...
Tiba-tiba dia ingin sekali...
Tapi, sialnya buat Restian, Leily tak kunjung pulang malam itu. Baru menjelang tengah malam istrinya itu pulang. Dan Restian tak mendapat apa yang diinginkannya. Dari istrinya... maupun dari Kamalia, yang kini diinginkannya juga.
=====