Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT TERNYATA PACARKU...

Status
Please reply by conversation.
EPISODE 14

"ahhhhhhhhhhhhhh.... Mmmmfffttttt.... ahhh... Ohhhhh.... Aahhhhh...."

Aku seperti mendengar desahan seorang wanita. Entahlah rasanya ada yang aneh dengan diriku. Diriku saat ini masih memejamkan mata sambil mendengar desahan-desahan erotis seorang wanita.

" hahaha gimana enak gk Van"

"eh what, kok ada suara laki-laki anjing" gumamku

PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK

"aahhhh..... Oohhh... I-iyaa enak banget ahhhh.... Terussss...... Ohhhh......" erang si wanita

Rasanya aku sangat mengenali suara ini. Anehnya aku tak dapat menggerakkan seluruh badanku.

"hahaha dasar lonte lu, lu haus kontol ya haha. Gimana enak kan ngentot di depan pacar sendiri" ucap sang pria.

"ohhh..... Iya enak banget aaahhhhh.... Terusinn oohhhhh..."

Waiiitttt aku semakin yakin dengan suara desahan ini. Ini mirip seperti suara desahan Vani pacarku.
Aku pun membuka mataku dan...

"eehhh si anjing sudah bangun ya hahaha" ucap pria yang sangat ku kenali.

"ehh sayang kamu sudah bangun.. Ohhhhh... Aaaakkkhhhhh..... Mmmmfffttttt... Aahhhhh..."

Bangsattt... Apa yang sedang terjadi ini. Di depan mataku aku melihat Vani terikat tangan dan kakinya. Ikatan itu mengikat tangan Vani, membalut perut, memutar didada dan kaki Vani di buka lebar sehingga terpampang jelas Vaginanya. Dan yang paling parah adalah ada kalung seperti kalung anjing di lehernya.

Dan yang membuatku kaget saat ini adalah ada 1 lagi laki-laki yang sedang menggenjot Vani dari bawah.

"gimana, seneng liat cewek lu gua pake. Ehhh perek deh harusnya.. Hahahahaha" ucap pria yang tak lain adalah Andre.

Posisi Vani saat ini adalah WOT, Andre berdiri di samping sambil menjambak rambut Vani agar terus menjilati dan mengocok kontolnya. Sementara 1 laki-laki lain menggenjotnya dari bawah.

"mmffggfhhhh.. Mmmmfffttttt.... mmffggfhhhh"
Aku tak dapat mengeluarkan suaraku karena ternyata mulutku di lakban.
Aku pun baru menyadari kalau posisiku saat ini sedang duduk dan di ikat di kursi.

"hahaha ngomong apa lu, gk terima perek lu gua pake haaa??" tanya Andre padaku.

ANJINGG ANJINGG ANJINGG

Hanya itu yang bisa terucap dari batinku ini.
Sekuat apapun aku berontak namun ikatan ini tak dapat terlepas.

"udah nikmatin aja tontonannya ya hahahaha"

"ehhh udah bangun dia Ndre oohhh.... Gila perettt banget ini memek.." ucap pria satunya mencoba menoleh ke arahku.

FUCKKKKK... itu adalah Billy. Laki-laki yang ku liat di tempat Gym.

"eh bro hahaha sory ya memek Vani gua pake. Habis ni memek bikin nagih bro" ucap Billy menatapku

Aku tak mengerti kenapa bisa ada di situasi seperti ini. Intinya sekarang aku ingin menghajar 2 bajingan ini.

"ngapain lu melotot anjing haaaa, gk terima lu hahaha" ucap Andre padaku

"ohhh... Terussin anjing.. Gila nikmat banget ni mulut oohhhhh... Teruusss"

Kulihat kali ini Andre langsung memasukkan kontolnya kedalam mulut Vani sambil memegangi kepalanya. Kurasa sebentar lagi dia akan keluar.

"mmffggfhhhh... Mmmmfffttttt... nngggg.... Mmmmfffttttt...." hanya itu yang keluar dari mulut pacarku.

Andre semakin cepat menggenjot mulut pacarku.
"ohhhh.... Aaahhhh... Gilaaaa niii muluttt gua keluar anjing AARRRGGGGGGHHHHHHH..."

Tubuh Andre mengejang dan memasukkan sedalam mungkin kontolnya kedalam mulut pacarku.
Bebarengan dengan itu Billy nampak menghentikan genjotan nya.

"mmffggfhhhh... Buaahhhhh... Aaahhhhh... Haaahhhhh... Haaahhhhhh..."
Pacarku nampak sedang mengatur nafasnya kembali saat kontol Andre keluar dari mulutnya. Kulihat lelehan sperma keluar dari mulut Vani.

Andre pun memegang dagu Vani dan mendongakkan kepala nya. Jari jempol Andre mulai mengusap perlahan bibir Vani kemudian memasukkan jempolnya kedalam mulut Vani. Setelah itu Andre menaruh kontolnya di pipi Vani.

"hahaha gimana rasa kontol dan sperma gua Van enak kan?" tanya Andre

Wajah Vani nampak sayu dan nampak horny berat melanda, kemudian Vani tersenyum.
"aaahhh... Iya enak banget.. Hehehe" ucap Vani sambil mencium kontol Andre.
Aku mengepalkan tanganku. Emosiku meledak-ledak namun aku tak dapat berbuat apa-apa.

"nah gitu donk anjing cantik.. Jilat kontol gua hahaha" ucap Andre.

"gua belum keluar ini anjing.." ucap Billy

"ohh sory bro hahaha ni perekk emang mantap, bisa-bisanya lu dapat ni perek" balas Andre

"hahaha perek kayak gini mah gampang bro" ucap Billy.

Andre kemudian berdiri sambil lalu menyuruh Vani untuk memeluk Billy. Kontol Billy nampak masih menancap di vagina Vani.

Andre menyentuh pantat Vani, kemudian mengarahkan kontolnya tepat di pantatnya. Bisa kutebak kalau dia ingin double penetration dengan menganal Vani.

Andre nampak tersenyum licik kearahku. Dan...
PLOKKK
"AARRRGGGGGGHHHHHHH..."

***

"wuahhhh.... Hahhh... Haaahhhhh... Haahhhhh"
Aku terkaget dan mencoba melihat sekeliling ku. Aku tak menemukan hal yang aneh. Aku Mengecek seluruh tubuhku. Aku tak terikat di kursi.
Ternyata Aku masih berada di tempat tidur ku. Sekujur tubuhku penuh dengan keringat.

Aku mengusap wajahku seraya memejamkan mataku dan mencoba mencerna yang barusan aku terjadi.

"bangsaaattttt mimpi apa itu tadi anjinggg...." gumamku. Kembali aku mengepalkan tanganku

Aku melihat jam ternyata sudah setengah 8. Aku kemudian beranjak dari kasurku. Dan bergegas untuk mandi. Di bawah guyuran air aku kembali mengingat mimpi yang barusan saja aku alami.

Setelah selesai mandi dan mengenakan pakaian ku. Aku kembali dengan aktifitasku di tempat magang. Tak terasa juga beberapa bulan telah berlalu. Aku telah menyiapkan semua rencana yang akan aku lakukan kepada bangsat-bangsat yang telah meniduri pacarku.

Perlahan-lahan juga rasa sayangku pada Vani mulai berkurang. Kami juga jadi jarang bertemu. Entah lah hanya perasaanku saja atau. Sekarang aku malah lebih sering bersenda gurau dengan Maya. Dan sekarang baru perlahan aku mulai menyadari kalau kemungkinan Maya memiliki perasaan terhadap ku. Ya aku tak memiliki bukti, namun dilihat dari sikapnya yang masih terkesan malu dan salah tingkah padaku, itu bisa jadi indikasi kalau Maya memiliki perasaan terhadapku. Namun aku tak mau besar kepala dulu. Saat ini tujuan ku adalah untuk menjalankan rencanaku sampai tuntas.

Maya juga sangat jarang bertemu dengan Andre, namun seperti Maya nampak biasa saja dengan hal itu. Mungkin Andre sedang sibuk mencari waktu bertemu dengan Vani atau ada kerjaan di kantor juga aku tak tau.

*

Kembali aku dengan aktifitas magangku di kantor. Saat jam istirahat aku sangat suntuk.

"kemana ni anak Dajjal, tumben kgk kemari" gumamku.

Aku pun bergegas menuju ke kantin kantor di lantai 1. Ya setidaknya menghilangkan suntukku saat ini. Jujur hari ini rasanya badmood, emosiku jadi kurang stabil karena mimpi semalam.
Saat memasuki kantin, aku terbelalak ketika melihat sepasang manusia di pojok sedang bercengkerama.

"badjingan.. Seriusan ni" umpatku dalam hati.

Akupun berjalan mendekati mereka.
"weh weh weh lagi asik ni kayaknya" ucapku pada mereka seraya duduk disamping sang pria.

Dapat kulihat mereka berdua salah tingkah.
"eh.. emmm elu Yan. Hehehe iya ni ke-kebetulan tadi ketemu mbak Siska sendirian tadi di sini. Jadi gua temenin hehe" terang Dika padaku

"hehe iya mas Rian. Ini tadi mas Dika nemenin ngobrol" timpal mbak Siska.

"ohhhhh kebetulan toh.." ucapku seraya tersenyum dan menyenggol lengan Dika.

"hehe haus gua Yan, wajar donk orang haus ke kantin" balas Dika padaku.

"gila cepet banget deketnya, udah dapet apa lu hahaha" bisikku pada Dika

"eh si bangsat..." umpat Dika sambil menyenggol lenganku.

"kenapa ini mas kok pada bisik-bisik. Hmmm hayo lagi ngomongin aku ya?" tanya mbak Siska mencairkan suasana.

"hehe enggk kok mbak, ini ngomongin masalah kerjaan kok iye gk Yan" ucap Dika

"heleh kagak mbak dia ni tadi..... ADUHHHH.. " umpatku setelah ada yang menginjak kaki ku.
Kulihat Dika melotot kearahku.

"loh kenapa Mas?" tanya mbak Siska

"eh eng... Itu anu mbak. Tadi kayak kram dikit kaki ku" jawabku padanya

"owalah sering-sering olahraga mas Rian. Masih muda masa udah ada tanda-tanda asam urat hahaha" celetuk mbak Siska padaku.

"hahaha emang gitu dia mbak, ganteng doank tapi penyakitan hahaha" Dika menimpali candaan mbak Siska padaku.

"anak anjing.." umpatku dalam hati.

"hihihi ya udah saya balik duluan keruangan saya ya" ucap mbak Siska.

"hehe iya mbak" jawab ku dan Dika kompak.

"ehhh babi cepet amat pergerakan lu" ucapku seraya menepuk kepala Dika.

"hahaha gua gitu, gimana udah bisa di sebut pria jantan ato belum" ucap Dika

"tai lu, emang udah jadian lu sama mbak Siska?" tanyaku.

"hehe belum" jawab Dika meringis.

"buahahahahaha, awas jadi badut doank lu" ejek ku padanya.

"kgk babi, ngeremehin bet lu" balas Dika padaku.
Kami pun bersenda gurau sebentar sebelum kembali ke meja kami masing-masing.

*

"huuffftttttt.... Kembali lagi ke meja ini" gumamku

*Deeerrrrttttt Deeerrrrttttt Deeerrrrttttt
Kurasakan HP ku bergetar.

"papa?" gumamku

A : Aku
P : Papa

A : halo pa ada apa?
P : halo Yan, cepat datang ke sini kamu.
A : ke rumah pa?
P : ke kantor papa buruan.
A : lah aku masih magang ini pa.
P : udah buruan cepet kamu ke kantor papa sekarang.
A : iya iya pa Rian ke sana.
P : buruan, papa juga sudah suruh pak Bejo buat jemput kamu di sana.
A : haahhhh ngapain di jemput sih pa kan Rian...
P : udah buruan, papa tidak terima penolakan.
A : ya udah Rian kesana.
P : ok 5 menit sampe
A : lah cepet amat pa, ini jakarta pa bukan...

*tuuttt tuuttt tuuttt
Telfon tiba-tiba si matikan oleh papaku.

*huuufffttttt... Kenape lagi tu orang tua" gumamku

Saat aku akan bergegas,
"ehh udah mau berangkat, ada yang nyariin noh di bawah" ucap salah satu karyawan disitu.

"hehe iya mas ini juga mau turun" balasku.

Aku pun bergegas turun. Aku tau siapa yang mencari ku begitu mendapat telfon dari papa.

*

"eh den Rian. Maaf ini saya mau jemput tadi di suruh...."

"hmmm iya pak saya sudah tau, tadi papa nelfon kalau pak Bejo mau jemput" ucapku pada pak Bejo.

"hehe iya udah den, monggo masuk den" ucap pak Bejo membuka pintu mobil.

*brummmmm.....

Di perjalanan aku sedikit bertanya dengan pak Bejo perihal kondisi orang-orang di rumah. Dan nampaknya baik-baik saja menurut penuturan pak Bejo.

"kira-kira kenapa ya pak, papa manggil saya?" tanyaku

"waduh kalau itu saya kurang tau den, wong saya kan cuma di suruh jemput aden aja" jawab pak Bejo.
Pak Bejo ini adalah supir pribadi papa. Beliau ini sudah mengabdi sekitar 20 tahun.

*

"halo Ndan, apa kabar" ucapku pada satpam di kantor papa.

"ehhh siap baik-baik saja komandan" ujar pak Asep.

"hehe hahahahaha" tawa kami berpelukan.
Aku sangat akrab dengan satpam papa ku ini.

"ehemmmmm" suara seorang wanita

"ehh mbak Amel" ucapku pada sosok wanita di depan kami. Mbak Amel ini adalah sekretaris papa.

"bapak sudah nunggu di atas mas" ucap mbak Amel padaku.

"iya mbak, dah gua tinggal dulu ndan. Biasa panglima tertinggi memanggil" ucapku pada pak Asep.

"siap ndan" balas pak Asep.

Aku pun jalan bersama mbak Amel, lebih tepatnya aku berjalan di belakangnya.

"ehmmmm mbak, kira-kira kenapa ya kok saya di panggil sama papa?" tanyaku padanya.

"waduh kalau itu kurang tau mas, orang saya cuma di suruh jemput mas di bawah tadi"

"hmmm gitu, ya udah deh mbak makasih ya udah mau jemput tadi" ucapku berterima kasih saat tiba di depan ruangan papa.

"sama-sama mas" balasnya

*ceklekkkkkk

"Pa..." ucapku memanggil.

"eh sudah datang kamu" jawab papa sambil merapikan mejanya.

"duduk..!" perintah beliau

Aku pun duduk tepat di depan meja kerja papa.
"kenapa pa, tumben banget Rian di suruh ke kantor. Kgk di rumah aja?" tanyaku

"hhmmmm papa sudah dapat laporan kalau kamu ini sering melamun di kantor cabang papa" ucap beliau

"haahhhhh.." aku terbengong dengan ucapan papa barusan.

"ehmmm anu itu pa, itu bukan bengong pa. Rian hanya sedang berpikir aja" jawabku sekenanya.

"gk usah bohong kamu. Noh papa juga ada foto kamu waktu lagi bengong kok" ucapnya sambil menunjukkan foto ku saat lagi melamun.

"si anying sape yang foto ni, masa pak Ridwan yang moto" gumamku

"gk usah panik gitu mukanya, di sana itu kenalan papa semua. Papa yang suruh untuk selalu memonitoring kamu di sana" ucap papa memberi penjelasan.

"hmmm suntuk itu pa" ucapku lagi

"tadi bilang lagi mikir, sekarang suntuk. Yang bener yang mana?" tanya papa berhasil memojokkan ku.

Aku hanya bisa diam seribu bahasa di depan beliau.
"sekarang papa kamu serius dengan magangmu, bentar lagi kamu bakalan lulus Rian. Kamu nanti yang akan meneruskan perusahaan ini kelak"

"tapi pa, semua kerjaan Rian udah Rian lakuin dengan bener kok. Bahkan laporan juga selalu aku selesai duluan di banding yang lain" ucap ku membela diri.

"papa gk mau tau, kamu harus serius dalam bekerja. Tidak alasan karena kerja mu bagus atau apa, kalau kamu malas itu akan jadi bumerang buat kamu sendiri" kali ini papa berbicara dengan nada penekanan. Jadilah aku bulan-bulanan kena omelan dari papaku ini.

Aku hanya bisa menunduk ketika di ceramahi oleh papa. Jujur aku tak takut apapun di dunia ini. Tapi itu tidak berlaku untuk papa dan mama. Aku sangat takut dengan kedua orang tuaku.

Setelah selesai dengan ceramah nya, entah sudha berapa lama. Akhirnya aku terbebas dari ruangan papa.

"kenapa mas kok muka nya kek orang abis di tagih debt collector gitu?" tanya mbak Amel.

"ini kalau lagi becanda kagak lucu ya mbak Amel"

"hahaha lucu tau muka mas Rian, abis kena semprot bapak ya?" tanya lagi

"hmmm ya gitu deh mbak" jawabku malas.

Mbak Amel pun kembali menemani ku untuk turun ke lantai bawah.
Saat tiba di coridor depan pintu masuk tiba-tiba aku berpapasan dengan orang yang ada di mimpiku semalam.

ANDRE....

"wah wah, si anak kemarin sore ngapain lu kemari hah?" tanyanya nyolot

"oh di liat dari pakaiannya sih lu mau magang disini?.. Hahaha kagak pantes ada di perusahaan gede ini. Sono lu jadi ojol gitu kek" ucapnya kembali meremehkan ku.

"eh kalau ngomong itu...." ucapan mbak Amel terputus saat aku meremas kecil tangan nya.
Aku pun sejenak menatap mata nya untuk memberi kode agar diam.

"mbak Amel juga ngapain sih mbak jalan bareng ama ni bocah hahhh kalau butuh karyawan biar saya yang cari mbak" kembali ucapan pedas terlontar dari mulut bajingan ini.

"ni orang memang dari sono nya songong begikah" gumamku.

"hmmm.. Dunia ini sempit juga ya ternyata. Gk di kos gk di mall, sekarang di sini, masih aja ketemu bajingan kek gini" ucapku meledek nya. Tak percaya juga aku kalau bajingan ini bekerja di kantor papa.

*srekkkk

"eh maksud lu apa anjing haaa?" tanyanya seraya mencengkram kerah ku.

Lagi aku kembali menenangkan mbak Amel agar tak ikut campur urusanku.
Aku pun melihat sekeliling nampak para karyawan mulai memperhatikan ke arah kami.

"lu budek apa gimana haaa, jangan lu pikir bisa dapetin apa yang lu mau dengan modal tampang dan kontol lu doank" ucapku mulai memanasinya.

Benar kata Maya, Andre orang tempramental.
"ANJING LU, LU MAU NANTANGIN GUA HAA?" teriaknya.

Dari arah pintu masuk ku lihat pak Asep berjalan mendekati kami. Aku yang melihat itu memberi kode untuk stay.

"hemmmm hahaha ngapain gua ngotorin tangan gua buat lu haaa, mending gua cabut dari sini. Oh iya urusin tu Maya, jangan pacar orang yang lu urusin"

"BAJINGAN, ANJING LU" teriaknya

*BUKKKKKKK

Aku tersungkur ke lantai, begitu mendapat pukulan dari nya di wajahku.

"KYAAAAA... Ya ampun mas Rian.." teriak mbak Amel begitu melihat aku terjatuh.

"STOOPPPP...." teriak pak Asep.

Andre menoleh kearah pak Asep kemudian dia menghentikan gerakannya.

"bubar, kalau mau jadi jagoan jangan disini" ucap pak Asep.

Pak Asep pun membantuku berdiri.
"pak Andre gk tau dia ini siapa?" tanya pak Asep.

"dia ini..."

"AKKHHHHH bodo amat anjing, elu gua tandain ya anjing. Urusan kita belum kelar" Andre pun bergegas pergi setelah mengancam diriku.

"mas ya ampun mas, mas gk papa?" tanya mbak Amel padaku

Beberapa karyawan di kantor ini juga langsung menuju ke arahku karena memang mereka semua tau aku ini siapa. Aneh nya Si bangsat tadi tak tau aku ini siapa. Karyawan baru apa gimana yak.

"mas kenapa gk di lawan aja sih mas, saya ikut emosi ni liat mas di pukul tadi" ucap pak Asep padaku.

Aku pun mulai merapikan pakaianku yang kusut akibat terjatuh barusan.

"udah santai aja, pukulan dari orang kek gitu mah kgk berasa" ucapku santai.

"maaf ya mas, harusnya tadi mas gk ngehalangin saya untuk memberi tahu siapa mas nya ini. Mas Rian kenapa ngehalangin aku tadi?" tanya mbak Amel yang terlihat khawatir.

"hehe ada lah mbak, urusan luar. Eh tau nya di karyawan di kantor papa. Ya biarkan dia tau dengan sendirinya siapa saya mbak. Dan lagi, tolong jangan bilang ke papa masalah barusan ini. Biar saya yang selesaikan dengan cara saya sendiri"
Nampak para karyawan hanya diam mendengar penjelasanku barusan.

"ya udah saya balik dulu ya" ucapku pada mbak Amel dan karyawan yang ada di TKP

"mas gk mau di rawat dulu bekas pukulan tadi?" tanya mbak Amel.

"alah luka kecil ini mbak, pukulan kecil kek gitu gk bakal ninggalin bekas" ucapku meyakinkan.

Aku pun langsung berjalan keluar dari kantor papaku tak lupa pak Asep mengekoriku dari belakang.

"mas ada malasah apa ya sama pak Andre?" tanya pak Asep begitu kami sampai di luar.

"hmmm biasa ndan masalah cowok, sebenarnya mau ku ladenin tadi ndan. Cuma aku pingin buat image dia terlihat jelek di mata orang lain" ucapku memberi penjelasan.

"ya udah, pokoknya kalau sekali lagi dia berbuat kurang ajar kek gitu lagi, gua jadi orang pertama yang bakal potong lehernya" ucap pak Asep

"hahaha sante Ndan saya sendiri yang bakal memenggal kepala tu orang".

"ya udah saya balik duluan ya ndan" ucapku pada pak Asep

"ok ndan siap, kabarin kalau butuh bantuan bilang ndan. Siap aing mah" balasnya padaku

"hahaha ok ndan"

*Brummmm.....

Di tengah perjalanan pulang. Aku kembali mengingat kejadiaj tadi. Rasanya dunia memihak padaku untuk melakukan balas dendam. Aku tak perlu memutar otak terlalu jauh untuk balas dendamku dengan Andre.

*

Sesampainya di kos, aku pun bergegas untuk mandi. Setelah selesai mandi aku mengambil sedikit plester di kotak P3K ku untuk, aku plester di ujung bibirku.

*drreeetttttttttttt

Aku pun mengecek ponselku yang bergetar. Ternyata ada WA masuk.

*sebentar jangan lupa ya kak*

Begitulah isi WA itu. Aku pun hanya tersenyum membaca pesan itu.
Aku pun bergegas mengenakan pakaian ku untuk bertemu dengan seorang gadis hari ini. Ya aku berhasil mendekati seseorang beberapa minggu belakangan ini. Dan kami sudah janjian untuk bertemu di sebuah restoran.


*Tiba di restoran


Ternyata aku datang lebih dulu di banding dia. Aku pun memesan minuman sembari menunggu kedatangan orang yang aku tunggu. Tiba-tiba..

"ehh kak maaf ya telat, udah nunggu lama ya" ucap seorang gadis yang baru saja tiba di meja yang aku pesan

"eh enggk kok, santai aja duduk gih" ucapku padanya

"loh ini kenapa ada plester di unung bibir nya kakak?" tanya nya padaku begitu melihat wajahku tak lupa jemarinya juga ikut menyentuh pipiku.

"eh ini jatoh tadi.." ucapku berbohong

"kakak bohong kan.. Abis berantem sama sapa tadi? " tanyanya seraya melotot ke arahku

"lah ngapain juga kakak bohong cantik" kali ini aku tersenyum ke arahnya agar dapat meyakinkan dirinya.

"hmmm ya udah deh kak, awas aja berani bohong" ancamnya padaku

"kagak bakal" balasku seraya tersenyum.
Akhirnya dia pun duduk di tempat duduknya.

*

"mau pesen apa mas mbak?" tanya seorang pelayan yang aku panggil barusan.

Aku pun memesan nasi goreng, sedangkan gadis di depan ku nampak bingung mau pesan apa.
Dasar wanita, apapun di hidupnya tu ribet banget.
Akhirnya setelah sekian lama dia pun memutuskan untuk memesan yang sama seperti diriku.

"oke di tunggu 5 menit ya mbak mas" ucap sang pelayan.

"hmmm abis ini kita kemana kak?" tanya nya padaku

"katanya mau nonton" jawabku

"hehe kirain kakak lupa"

"enggk cantik tenang aja ya" ucapku meyakinkan dirinya.

"Tapi nanti antarin aku pulang ya kak" ucapnya padaku

"iya tenang aja, masa kakak biarin gadis cantik pulang sendirian malam-malam"

"hihihi bener ya kak?" tanya kembali.

"iya RINI...."



*Bersambung...
 
Sampai sekarang Andre masih di atas angin. Kapan nih Andre dipermalukan?
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd