Part 2 -------> Hal 20
Part 3 -------> Hal 34
Part 4 -------> Hal 47
Part 5 -------> Hal 54
Part 6 -------> Hal 64
Berjumpa lagi dalam judul yang berbeda, dan semoga masih bisa tetap menghibur para suhu suhu semuanya. Salam sukses dan sejahtera
Part 1
Aku juna, usiaku sekarang 20 tahun. Anak yatim piatu tanpa mempunyai saudara, aku mencoba mengais rezeki di kota metropolitan karena memang di kampungku lereng merapi aku sudah tidak punya apa-apa. Berbekal uang dari Pak de aku berangkat kekota Metropolitan
Sudah hampir 1 bulan aku jualan minuman dingin dengan menenteng kantong plastik aku mencoba menjajakan. Kadang tak jarang aku mendapatkan perlakukan yang kasar dari sesama pedagang. Tetapi aku tidak pernah melawan mereka, aku lebih baik pergi.
" He ..lo jangan jualan di sini, sana cari tempat lain.. Itu kata kata yang sering terlontar dari mereka
Di kala malam sudah larut Emperan toko, maupun pelataran Masjid menjadi tempat aku tidur . Aku akan tetap semangat walaupun kadang bisa makan sehari 2 kali sudah bersyukur
Malam itu sekitar jam 7 malam dan hujan cukup deras aku berteduh di area pom bensin. Dagangan aku masih tersisa beberapa botol lagi, yah kalau seandainya ini semua habis aku baru bisa makan, tetapi kalau tidak terpaksa aku tunda sampai besok, jangan sampai modalku habis cuma buat makan.. Pikir ku
Aku melihat mobil memasuki area pom bensin, aku mau mencoba menawarkan minuman dan nampak Ibu Berjilbab turun dari mobil untuk mengisi bensin
" Assalamu'alaikum Bu.. Air mineral nya Bu.. Kataku
Ibu itu melihat ku dan tersenyum dan menjawab salamku
" Waalaikumsalam... Ohhh boleh Umi beli 3 ya.. Katanya
Wah mendengar seperti itu tersenyum senang, sisa 2 lagi aku bisa makan.. Kataku dalam hati
Ketika ibu itu atau Umi baru mau membayar bensinnya. Ada sebuah motor menghampiri nya. Umi kaget melihat ada orang tiba-tiba di dekat nya langsung menarik tas yang dipegang Umi
" Rampok.. Rampok.. Teriak Umi sambil berusaha mempertahankan tas nya
Suasana malam itu memang cukup sepi karena hujan cukup deras hanya ada beberapa orang saja yang sedang mengisi bensin dan ada 4 orang karyawan pom bensin
Melihat ada perampokan aku lihat beberapa orang berusaha menangkapnya tetapi baru beberapa langkah, terdengar
" Dor.. Dor.. Terdengar suara tembakan, yang membuat orang orang yang tadinya berniat menolong ibu tadi lari menjauh dengan ketakutan
Tetapi tidak dengan Umi dia tetap berusaha mempertahankan tas nya. Aku sendiri tidak mampu bergerak dari situ karena rasa takut yang teramat sangat
" Bruk.. Suara Umi terjatuh ketika ditarik oleh perampok.. Tolong rampok rampok
" Mau di bikin mati saja ibu ini.. Kata perampok yang memegang senjata dan sudah diarahkan ke Umi
Entah melihat Umi jatuh dan daalam keadaan terancam aku coba memberanikan diri. Aku lemparkan botol minuman ke arah kepala perampok itu dan aku menubruk dan memeluk Umi untuk melindunginya
" Dor.. Dor... Cuma itu yang mampu aku dengar 2 kali tembakan dan setelah itu gelap dan hening.. Entah apa yang terjadi selanjutnya
Dari kelopak mataku samar samar terlihat lampu cukup terang, aku mencoba untuk tau dimana aku sekarang, aku lihat sekelilingku. Aku melihat seorang wanita muda berjilbab sedang memegang HP nya. Aku mencoba untuk memanggilnya
" Kak... Kak... Terdengar lirih suaraku, tenggorokan ku terasa kering dan aku merasakan sangat haus dan setelah aku memanggilnya beberapa x wanita itu melihat ke arah ku
" Dokter.... Dia sadar lagi.. Terdengar teriakannya sambil di berlari ke menjauh
Tak lama aku lihat beberapa dokter dan perawat mendekatiku. Mereka terlihat tersenyum ceria bahkan ada yang bersalaman
" Assalamu'alaikum.. Umi anak itu sudah sadar, kata dokter sudah terlihat normal. Umi cepat kemari.. Kata wanita yang pertama kali aku lihat tadi
" Alhamdulillah.. Setelah penantian yang lama pasien sadar kembali dan seperti nya sekarang sudah normal.. Kata dokternya
Aku masih bingung dengan apa yang terjadi, apa yang dimaksud dokter itu. Aku perhatikan dokter melepaskan selang dan beberapa peralatan yang menempel di tubuhku dan sekarang kedua mataku sudah terbuka dengan sempurna
Setelah beberapa lama dokter dan perawat sudah pergi
" Kak.. Maaf apa boleh saya minta minum?? Kataku pelan
" Ohhh.. Sebentar aku tanyakan dulu ya.. Kata wanita itu beranjak menanyakan ke perawatan jaga
Dan tak lama kembali lagi, sambil tersenyum memberikan aku minum dengan menyuapi pakai sendok
" Hee.. Kamu sudah sadar.. Alhamdulillah doaku dikabulkan.. Ternyata suara Umi.. Ya aku masih ingat itu Umi yang kemarin di rampok..
" Iya Bu.. Memangnya saya sempat ga sadar?? Saya cuma ingat waktu saya melemparkan botol minuman kw perampok itu dan maaf saya terpaksa memeluk Ibu, buat melindungi ibu dan setelah itu saya mati.. Kataku
" Hemm.. Kamu koma sudah 2bulan lebih bahkan kamU fase kritis nya hampir 1 Minggu.. Kata ibu itu dan duduk disamping ku sambil megang tangaku
" Jadi saya terkena tembakan dan tidak sadar selama 2 bulan?? Tanyaku
" Oh iya nama kamu siapa dan tinggal dimana, Umi bingung mau hubungin keluarga kamu, takut nya orang tua kamu pasti nyariin.. Kata Umi
" Maaf Bu.. Nama saya Juna, saya dijakarta tidak punya tempat tinggal, emperan toko lah tempat tidur saya dan saya sudah yatim piatu juga tidak punya saudara.. Kataku sedih bila teringat nasibku
" Ya Allah... Kasihan sekali kamu Juna, maaf bukan maksud umi bikin kamu sedih.. Oh iya aku Umi indah, anakku yang nunggu kamu ini Dinar, terus yang ini Ulfa dan ada satu lagi kakak nya mereka Nadia.. Kata Umi indah
Dinar dan Ulfa tersenyum sama aku. Aku yakin kalau Umi ini pastilah orang kaya dari penampilan mereka dan pakaiaanya...
" Umi.. Maaf sebelumnya, kapan saya bisa keluar dari rumah sakit ini. Biar saya bisa kerja jualan buat bayar biayanya? Tanyaku
Mendengar itu Umi dan kedua anaknya tersenyum sambil mereka saling melihat satu sama lainnya dan Umi indah geleng-geleng kepala
" Kamu anak yang baik dan penuh tanggung jawab Juna. Kamu ga usah mikir masalah itu. Umi yang akan bayar. Coba kalau ga ada kamu, apa Umi masih bisa bertemu dengan anak-anak Umi yang cantik ini.. Kata Umi
" Jun.. Setelah kamu keluar dari rumah sakit, kamu balik ke rumah kita saja. Kebetulan kita ga punya saudara laki-laki.. Kata dinar sambil tersenyum
Baru aku mau ngomong yang aku merasa ga enak sama Dinar. Umi sudah menyahuti omongan Dinar
" Iya Jun.. Mulai hari ini Umi anggap kamu keluarga Umi atau tepatnya anak angkat Umi dan kamu ga usah malu maupun sungkan.. Kata Umi
" Ulfa ..Dinar kalian keluar sebentar ya.... Kata Umi dan aku lihat mereka seperti nya tau apa yang akan di bicarakan umi
Setelah mereka keluar dan menutup pintu.. Umi duduk disamping ku dan memegang tanganku
" Juna.. Umi harus sampaikan ini ke kamu sekarang, supaya kamu tidak kaget nanti nya. Karena ini sangat penting buat kamu laki-laki.. Kata Umi dengan nafas yang berat
Aku lihat wanita setengah baya dengan wajahnya yang cantik wajahnya yang anggun dan tangan nya sangat halus itu seperti berat sekali mau bicara
" Umi bicara saja kalau tentang saya, saya sudah biasa menghadapi kesusahan dalam hidup.. Kataku jujur
" Waktu kejadian itu.. Perampok yang menembak Umi dan kamu lindungi Umi itu mengenai dada kamu sebelah kiri dan mereka menembak kamu lagi mengenai bagian paha kamu yang mendekati selangkangan kamu.. Kata dokter ini ajaib kamu masih bisa bertahan hidup setelah operasi, walaupun kamu harus koma cukup lama
" Tetapi dari tembakan yang kedua itu efeknya kaki kiri kamu akan sering merasakan kram dan membuat kelamin kamu tidak bisa lagi bangun.. Kata Umi sambil menundukkan wajahnya
Jujur apa yang disampaikan Umi adalah pukulan yang berat buat aku, tetapi sampai saat ini pun aku tidak pernah punya pikiran terhadap wanita apa lagi menikah. Karena aku menjalani hidup buat aku sendiri saja
" Umi.. Mungkin ini berat buat saya, tetapi kalau memang ini sudah nasib saya. Apa yang bisa saya perbuat dan saya juga meragukan apa bener kata dokter itu.. Kataku sedikit untuk menghibur diriku sendiri
Umi melihat ke arah ku.. Matanya yang serasa teduh aku rasakan
" Juna.. Umi akan bantu kamu buat pengobatan baik secara medis maupun alternatif.. Kata umi dan dengan tiba tiba tangannya masuk ke dalam selimut langsung memegang batang penisku
Aku baru sadar kalau aku dalam keadaan telanjang bulat cuma pakai selimut saja
" Maaf Umi pegang punya kamu. . Kata Umi
Aku tidak merasakan apa apa, padahal Umi sudah memegang punyaku
" Umi maaf coba saya pengen melihat nya.. Kataku, karena aku mau bangun badanku masih lemas
Mendengar permintaan ku umi menurunkan kain selimut ke bawah.. Aku lihat Umi sempat kaget melihat punya ku yang besar dan panjang dan coba memalingkan wajahnya
" Apa yang kamu rasakan sekarang.. Tanya Umi
Sambil terlihat meremas batang penisku
" Saya tidak merasakan apa apa Umi.. Jawabku
Umi segera menarik tangannya dan menyelimuti aku lagi
" Juna kamu tak perlu khawatir.. Seperti yang umi katakan tadi.. Sepulang dari rumah sakit nanti kita berobat.. Kata Umi
Bersambung