Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Teman kerjaku idamanku

Apakah cerita nya perlu dilanjutkan?


  • Total voters
    190
  • Poll closed .
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Terakhir diubah:
Kamipun kemudian keluar dari hotel untuk mencari warteg untuk sarapan. Di warteg, kami mengobrol biasa saja tidak sampai menyinggung apa yang selama ini telah kami lakukan bersama.

Setelah sarapan kami kembali di hotel. Saat memasuki lift, Rani berbisik di telingaku : “Rav, kita mandi bareng yuk”

“Siap Ran” jawabku sambil tersenyum.

Sesampainya di kamar hotel, kamipun tanpa basa – basi melucuti pakaian hingga kami berdua telanjang bulat.

“Rav, gentian dong kamu jilatin lubang anusku terus sabunin mem*kku ya” pinta Rani.

“Baik Ran” jawabku penuh semangat

“Tapi inget Rav, jarimu jangan sampai masuk ke mem*kku ya. Mem*kku hanya untuk suamiku seorang”

“Iya Ran, yang penting kamu bisa enak”

Tak menunggu kami masuk ke dalam kamar mandi. Rani kemudian menungging di depan closet duduk dan kedua tangannya disandarkan di closet.

Tidak membuang kesempatan, aku berjongkok tepat didepan pantat Rani. Kedua jempol tanganku pun menyibak pantat Rani hingga terlihatlah lubang anus Rani yang merekah indah layaknya matahari yang sedang bersinar. Lidahku menelusuri lubang anus Rani. Kujilati dengan penuh semangat. Kapan lagi aku bisa begini dengan panlok, begitu pikirku.

Rani pun mendesah – desah keenakan. Dia kemudian mendorong kepalaku dengan tangannya agar lebih maju lagi. Tak lama kemudian Rani mengangkangkan kakinya lebih lebar. Aku masih bersemangat menjilati lubang anus Rani yang sudah basah oleh air liurku. Kucoba memasukkan ujung lidahku kedalam lubang anusnya, tetapi lidahku tidak bisa memasukinya.

“Aaaaaahhhhhh….eehhnakhhh….yeeeesss….tehruuusiiinnhhh Ravvhhh….”

Rani kemudian merubah posisinya. Kepalanya disandarkan ke lantai sehingga Rani menungging dengan posisi pantatnya lebih tinggi dari kepalanya. Dengan posisi ini, mem*k Rani menjadi terlihat.

“Kahmuuh jihlaahtinhhh mehm**ekhhkuuh ahjaah Raavvh” pinta Rani

Aku pun menurut saja. Kujilatin mem*k Rani. Kemudian Rani menuntun jariku menuju lubang anusnya.

“Mahsuhkinnh Raaavhh”

Jariku pun masuk kedalam lubang anus Rani. Terasa hangat lubang anusnya. Jariku kemudian bergerak maju mundur di dalam lubang anus Rani. Jariku bergerak dengan lancar karena lubang anus Rani sudah licin oleh ludahku saat aku menjilatinya tadi.

Sementara itu aku menjilati mem*ek Rani dari atas ke bawah. Saat lidahku menyentuh it*ilnya, badan Rani bergetar – getar sambil mengerang keenakan. Kulihat tangan Ranipun meremas – remas kedua payudaranya. Tak bisa kubayangkan jika suami Rani melihat keadaan saat ini. Mungkin suami Rani tidak pernah membayangkan jika istrinya sebinal ini. Sayang sekali punya istri secantik dan sebinal ini di sia – sia kan batinku.

“Lehbihhh cehpathhh lahgiiih Raavhh, ahkuuh uhdaah mahuhh kehluarhhh”

Kupercepat kocokan jariku dan jilatanku. Tak lama kemudian Rani berteriak keenakan bersamaan dengan itu tubuhnya bergetar dengan hebat.

“Aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh”

Kurasakan cairan kenikmatan Rani di lidahku. Kusedot cairannya, kucoba merasakan cairan kenikmatan seorang wanita. Agak asin terasa buatku. Kulihat Rani masih terengah – engah layaknya seseorang habis berolahraga berat. Rani kubiarkan sejenak agar dia bisa mengatur nafasnya lagi dan memulihkan kondisinya.

“Kamu jago banget Rav, beruntung banget nanti yang jadi istrimu” ujar Rani setelah berhasil memulihkan kondisinya

“Ah, yang ngajarin kan kamu Ran” pujiku.

“Yuk kita mandi Rav” ajak Rani

Rani kemudian menyalakan shower. Aku kemudian maju dan madi bersama Rani. Rani mengambil sabun dan membaluri badanku dengan sabun. Tidak ketinggalan juniorku juga diberi sabun. Kemudian Rani menjilati putingku bergantian sebelah kanan dan kiri sambil tangannya mengocok juniorku. Terasa licin tangan Rani. Dengan kondisi ini nampaknya aku tidak bisa bertahan lama untuk segera mengeluarkan cairanku.

“Ahduuhhhh akuuh gakh tahaaan Raaanhh” erangku.

Mendengar aku mengerang, Rani malah mempercepat kocokannya dan menggigit putingku lebih kencang. Tak menunggu lama aku pun ejakulasi. Badanku berkedut – kedut merasakan enaknya kocokan tangan Rani. Halus dan lembut. Berbeda rasa dan sensasinya saat aku mengocok sendiri di kamar mandi kost yang selama ini sering aku lakukan.

Kamipun kemudian mandi bersama. Kupandangi seluruh lekuk tubuh Rani yang telanjang bulat. Inikah ciptaan Tuhan yang paling sempurna menurutku.

“Eh, bengong aja kamu Rav. Belum pernah lihat cewek mandi ya?” kata Rani membuyarkan lamunanku.

“Udah pernah Ran tapi di HP, hehehehehe” jawabku.”

“Kamu kalo lagi sange pasti ngocok sendiri ya di kamar mandi?” selidik Rani

“Ya mau gimana lagi Ran, kalo ‘beli’ di luar takut kena penyakit” jawabku jujur.

“Pantesan laki – laki kalo udah di kamar mandi bisa lama banget”

Kami pun tertawa. Tak pernah sedikitpun terbayang di benakku aku bisa mandi bareng dengan Rani. Kuingin menjilati keteknya yang basah tetapi kaki ku tak berdaya untuk melangkah seakan – akan dengkul ini sudah kopong.

Setelah mandi, kami pun bergegas menuju ruang training. Hari ini adalah hari terakhir training. Dari pihak hotel, kami mendapatkan keringanan saat check out. Seharusnya check out maksimum jam 12 siang akan tetapi kami diberi kelonggaran sampai jam 1 siang untuk membereskan perlengkapan kami.

Di saat menjalani training, aku tidak bisa konsentrasi. Pikiranku selalu menuju ke tubuh indah Rani. Hari ini sengaja posisiku di belakangnya. Rani menggunakan kemeja lengan pendek warna putih selaras dengan warna tubuhnya dan celana kain warna hitam. Kuperhatikan kemeja Rani agak kekecilan, atau mungkin kemeja nya model begitu. Karena terlihat kemejanya agak naik ke atas sehingga ada celah antara kemeja dengan celananya. Aku pun berandai – andai seperti film – film bok*p Jepang yang bisa berhubungan badan saat pelajaran sekolah. Ditusuk dari belakang sambil belajar kayaknya enak, begitu lamunanku.

Jam demi jam pun berlalu, sekarang sudah pukul 12 siang saatnya untuk beres – beres pakaian di kamar untuk dimasukkan kedalam mobil. Kami berdua menuju ke kamar.

“Rav ayok kita quicky”

“Apaan itu quicky Ran” tanyaku dengan polos.

“Enak – enak an secara cepat Rav” jelas Rani.

Rani pun tak sabar menggandengku menuju kamar mandi.Dia pun dengan cepat menanggalkan semua pakaiannya. Kemudian Rani menaikkan kaki kirinya ke kloset duduk yang sudah tertutup. Rani kemudian memasukkan kedua jarinya kedalam lubang mem*eknya.

“Sini Rav jilatin it*lnya yang kenceng ya” pinta Rani

Akupun menurut saja. Seperti biasanya, kujilati it*l Rani dengan penuh nafsu. Jari Rani semakin lama semakin cepat keluar – masuk mem*knya. Tidak sampai 5 menit Rani sudah orgasme. DIa melenguh dan tubuhnya berkedutan. Tidak lupa cairan kenikmatan Rani kuminum hingga habis.

“Haah…haaahh….haaah..haaah” nafas Rani tersengal – sengal.

Seiring dengan itu, dengan sabar aku masih menjilati mem*ek Rani dari atas ke bawah.

“Udahhh Raavvhhh” Rani menghentikan aktifitasku.

“Gantian ya Rav” bujuk Rani sekalian dengan menaikkan kaki kiriku ke closet sehingga posisiku sama dengan seperti posisi Rani yang tadi.

Tanpa disuruh, Rani menyepong juniorku keluar – masuk secara cepat. Tangan kirinya mengocok batang juniorku dan tangan kirinya mengelus – elus buah zakarku. Kedua tanganku memegangi kepalanya, terkadang juga mengelus – elus rambutnya.

Hanya 5 menit aku bisa bertahan, akhirnya tak tahan lagi ku keluarkan cairan kenikmatanku ke mulut Rani. Dengan sigap Rani menyedotnya hingga habis. Rasanya geli – geli enak gimana gitu. Hehehehehehehe

“Keluarnya dikit Rav” protes Rani.

“Kan udah kamu abisin semalem dan tadi pagi” sanggahku

“ Ya udah, kita cepetan beres – beres terus makan siang” ajak Rani.

Kamipun mengenakan pakaian kami kembali kemudian membereskan perlengkapan kami dan menaruhnya di mobil sekalian check out di resepsionis. Kami pun makan siang dengan terburu – buru karena waktu sudah menunjukkan jam 1 siang kurang 5 menit. Sebentar lagi training akan dimulai.

Jam 4 sore training sudah selesai. Banyak pelajaran yang bisa kuambil. Selain pelajaran mengenai pekerjaan, aku juga mendapatkan pelajaran enak – enak.

Dalam perjalanan pulang kami terjebak macet.

“Rav…aku pinta kejadian yang kita alami menjadi rahasia kita berdua ya…jangan sampai ada yang tau” kata Rani memecah keheningan.

“Iya Ran, aku akan menjaga rahasia ini” aku meyakinkan Rani.

“Ternyata orang pribumi lebih enak ya Rav”

“Ah, engga juga Ran tergantung orangnya juga. Mungkin suamimu karakternya pemalu. Coba deh kamu pancing – pancing dulu siapa tau dia malah lebih liar daripada aku’ sanggahku

“Rav..kamu kok bisa kuat menahan kon*olmu gak masuk ke mem*kku…padahal kalo kamu maksain, aku gak keberatan lho…”

Wah tak kusangka ternyata Rani……….

“Aku masih menghargai suamimu Ran…walaupun aku belum kenal suamimu tapi aku menghargai perasaannya”

‘Ya mau gimana lagi Rav, suamiku kerja dari hari Senin sampai sabtu. Berangkat jam 5 pagi pulang jam 8 malam kecuali Sabtu. Kalo sabtu pulang jam 12, itupun sampai rumah jam 3an trus capek tidur. Hari minggu ada kumpulan komunitas sepeda dari pagi pulang sore otomatis main sama aku cuman bentar & buru – buru ” curhat Rani

“Toh juga itu untuk masa depan kalian” kataku menenangkannya.

“Apa enggak sekali – sekali ngambil cuti buat berlibur berdua sekalian program bikin anak” aku memberi solusi

“Suamiku lebih suka kerja daripada libur Rav” jawabnya singkat

Kamipun kemudian hening hingga sampai di kantor. Mobil kemudian diparkirkan oleh Rani. Dan setelah itu kami berpisah karena Rani sudah ditunggu oleh suaminya untuk pulang bersama.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd