Tehnik dan Tips Olah Vocal
A. Olah Pernapasan Dalam Menyanyi
Ini adalah bagian utama dan terpenting dalam sebuah latihan vocal. Karena nafas adalah penggerak utama dari suara. Kuatnya nafas dapat menimbulkan dan menciptakan getaran sebagai sumber dari pada " Bunyi". Dan nafas juga sebagai Vitamin yang paling ampuh untuk menyehatkan suara. Makanya pernafasan harus dilatih dengan baik dan teliti.
Dalam bernyanyi, kita mengenal 3 ( tiga ) jenis pernafasan. Masing- masing mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri:
1. Pernafasan Bahu
Yaitu pada saat mengambil / menarik nafas, dilakukan dengan mengangkat bahu untuk mengisi paru-paru. Cara seperti ini tidak begitu baik, karena nafas yang dihasilkan dangkal dan mengakibatkan kalimat jadi terputus-putus.
2. Pernafasan Dada
Yaitu dengan membusungkan dada pada saat menarik nafas untuk mengisi paru-paru. Cara seperti ini juga tidak begitu baik, karena jadi terkesan cepat lelah dan akibatnya suara jadi tidak stabil dan terputus-putus.
3. Pernapasan Diafragma
Lazim kita sebut dengan pernafasan rongga perut. Yaitu menarik / mengambil nafas untuk mengisi paru-paru dengan mengembangkan rongga perut atau diafragma, serta mengembangkan tulang rusuk. Cara inilah yang terbaik yang dilakukan untuk bernyanyi, karena akan menghasilkan nafas yang panjang, ringan, santai dan produksi suara lebih bermutu. Dengan pernafasan diafargma penyanyi dapat leluasa dalam berekspresi karena tidak ada tekanan dan desakan dalam pernafasan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melatih pernafasan ini, khususnya melatih pernafasan DIAFRAGMA , antara lain:
1. Dengan berdiri santai, badan lurus, sambil meletakkan ujung jempol jari di ujung tulang rusuk terbawah. Tariklah nafas melalui hidung dengan cara perlahan atau dengan cepat, dan rasakan bahwa jempol kamu tadi terdorong kesebelah luar, sebagai reaksi dari melonggarnya tulang iga.
Jika telah terasa penuh, kemudian nafas tadi dikeluarkan dalam bentuk senandung vocal aaaa atau dengan hitungan. Yang jelas bukan dengan cara mendorong, tapi mengeluarkan nafas sehemat mungkin.
Lakukan minimal 20x setiap hari atau setiap ada kesempatan buat latihan. Ini akan membuat otot-otot perut menjadi semakin kokoh dan kuat.
2. Dengan posisi tidur terlentang lurus dan kedua tangan diletakkan sejajar dengan tubuh. Letakkan beberapa benda seperti buku diatas perut sebagai beban dan tariklah nafas seperti bagian aaaa diatas serta rasakan bahwa beban diatas perut terangkat keatas, juga rasakan tulang rusuk ikut mendorongnya.
Jika telah terasa penuh, keluarkan lagi seperti yang aaaa tadi dan lakukan minimal 20x sehari ato tambahan kapan aja.
Latihan ini bisa membuat otot perut menjadi kokoh serta kita pun jadi santai untuk mengucapkan kalimat. Selain itu juga dapat merubah kebiasaan bernafas yang dilakukan dengan mengangkat bahu atau membusungkan dada.
Pengambilan nafas pada saat memulai lagu atau awal kalimat lagu dapat dilakukan dengan menarik nafas melalui hidung dengan santai. Namun jika pada saat bernyanyi atau ditengah lagu sebaiknya dilakukan dengan singkat atau dengan mendengkus, seperti kita nyium aroma yang harum atau aroma makanan.
Pada pernafasan yang demikian, kita hanya mengembangkan pernafasan alami yang kita miliki, akan tetapi jika pernafasan alami ânaik turunnya sama sedangkan penyanyian itu aaaaâ menarik nafas dengan cepat dan mengeluarkannya dengan sehemat mungkin, karena tujuan utama kita adalah menyelesaikan satu kalimat dalam satu tarikan nafas. Dengan demikian kalimat yang kita ucapkan /nyanyikan kedengaran indah dan bermutu, tidak tersendat.
B. Artikulasi (pengucapan yang benar dan jelas)
Bernyanyi adalah berbicara melalui syair lagu yang memiliki notasi/melodi/irama dan birama, dan didalam syairnya terkandung pesan, cerita, ikrar dll, yang harus disampaikan kepada penonton/pendengar dan harus dapat dimengerti apa tujuan dari pesan itu.
Jika kita hanya bernyanyi sendiri (solis) masih dibantu dengan mikrofon, nah tapi jika bernyanyi lebih dari satu orang, kemudian diiringi oleh musik tertentu, akan lebih sulit untuk memahami setiap kalimat/kata yang dilantunkan jika ARTIKULASI tidak dilatih dengan baik. Sehingga penyanyi dan penonton sama-sama tidak dapat menikmati penampilan penyanyi, karena akan berakibat pada :
- terganggunya keindahan lagu.
- pengertian syair menjadi kabur.
Pada saat memulai kalimat lagu, yang menjadi perhatian kita adalah huruf apa yang pertama diucapkan, sehingga penyanyi dapat mempersiapkan ucapannya ÃÂsesuai dengan cara pengucapan masing masing huruf. Karena jika tidak demikian, ucapan itu menjadi tidak jelas, karena terburu-buru untuk mengucapkannya
Harus diperhatikan beberapa konsonan, yang jika diucapkan akan mengakibatkan pemborosan pada nafas misalnya konsonan [H] dan konsonan . Jika kedua konsonan ini ada pada saat awal lagu, upayakan segera menutupnya dengan konsonan yang mengikutinya. Demikian juga jika kedua konsonan ini ada ditengah kalimat lagu, akan lebih merepotkan karena tujuan kita untuk menyambung kalimat lagu menjadi terganggu.
Menyambung kata dan suku kata, menjadi satu kesatuan yang diucapkan denga mengalir, khususnya jika terdapat dua konsonan sejajar atau berdekatan. Jangan sampai salah satunya tertinggal atau tidak terucapkan.
Bila satu kata ditutup dengan huruf nasal/sengau, maka sebaiknya konsonan sengau tersebut diucapkan secara singkat pada saat akan mengakhiri kalimat, atau sejenak menjelang awal istirahat berikutnya. Dengan kata lain, penahanan bunyi diberikan pada vocal yang mendahuluinya.
C. Frasering (menyanyikan kalimat lagu dengan utuh)
Huruf Vokal dan Konsonan yang disusun menjadi sebuah Kata, dan kemudian kata disusun menjadi Kalimat. Kita akan pelajari tentang bagaimana menyanyikan kalimat lagu / lirik dengan baik supaya kalimat lagu tersebut dapat memberikan, menjelaskan tema dan menyampaikan berbagai pesan dari sebuah karya kepada pendengar / penonton pada saat bernyanyi.
BERNYANYI adalah menampilkan NYANYIAN / LAGU maka setiap pelaku harus :
1. Memahami arti setiap kalimat yang dinyanyikan.
2. Memahami tujuan/pesan/karakter dari pada nyanyian secara keseluruhan.
3. Menyadari bahwa susunan nada-nada yang ditulis untuk dinyanyikan adalah suatu kesatuan, artinya tidak terpenggal-penggal dari sudut susunan melodinya.
Ketiga unsur diatas dipadu menjadi satu, untuk dapat menampilkan : bagaimana membaca kalimat tanpa lagu dan Bagaimana menyanyikan kalimat lagu tanpa teks
a. Kalimat bahasa.
Untuk menghayati isi kata-kata, perlu juga dipedomani aturan tata bahasa yang kita miliki untuk mencari :
1. Mana kelompok kata yang merupakan satu kesatuan, yaitu: -bahwa setiap pemenggalan kalimat harus mengandung arti yang sebenarnya dan disesuaikan dengan melodi dan irama.
2. Mana kata pokok/tema yang perlu penegasan/penonjolan dan diucapkan
lebih keras kemudian diberi tanda dinamika.
3. Pada bagian kata mana aksen harus dimunculkan atau ditonjolkan.
b. Kalimat musik.
Kalimat musik terdiri dari nada2 yang merupakan motif atau tema yang mengungkapkan suatu ide musik, misalnya:
1. Kelompok nada: yaitu dimana ditemukan beberapa nada yang berulang dinyanyikan.
2. Puncak lagu : yang biasanya selalu terdapat pada nada tertinggi pada sebuah lagu.
3. Tekanan nada : yang didalam musik ditentukan oleh irama, dan biasanya terdapat disetiap awal birama.
c. Kalimat yang dinyanyikan.
Biasanya terdapat dua bentuk kalimat yang dinyanyikan, yaitu:
1. Nyanyian Recitative : yaitu dimana pernan kata-kata lebih menonjol dibanding dengan peranan melodi.
2. Nyanyian Melismatis: peranan melodi lebih menonjol dari pada melodi, dan terdapat satu kata yang dinyanyikan dengan serangkaian nada.
Menyanyikan kalimat lagu dengan utuh, tidaklah sesederhana âââ¬Ã
âmembaca kalimat karena disamping pemahaman arti kalimat yang harus diucapkan dengan sejelas mungkin karena gangguan-gangguan lain akan timbul pada saat bernyanyi, karena adanya tanda-tanda dinamika dan lain-lain yang harus dikerjakan bersamaan dengan pemenggalan kalimat, antara lain:
- Ketidak mahiran dalam pengambilan dan penggunaan nafas selama bernyanyi.
- Adanya istilah-istilah musik yang mendukung sebuah karya pada saat diciptakan, seperti:
1. Legato, yang biasanya menimbulkan pemborosan dalam hal pernafasan
2. Deoresendo dan Oresendo, yang memaksa penyanyi untuk memperluas dan mempersempit wilayah bunyi pada saat penyanyian dilaksanakan.
3. Staccato, pemenggalan suku kata karena tuntutan melodi yang tidak dikuasai, tanpa menghilangkan keutuhan kalimat ssecaara keseluruhan.
4. Accelerando dan Rittardando, percepatan dan perlambatan tempo pada pada satu penggalan kalimat , serta pada puncak nada tertinggi atau terendah yang berbanding terbalik dengan pernafasan dan persiapan nafas yang masih tersisa untuk digunakan.