Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

TAK BERDAYA

Hari masih pagi disambut kicauan burung-burung menanti munculnya sang mentari. Diteras rumah pak Sule menikmati segelas kopi hitam yang sudah dicampur ramuan obat herbal dari tanah Borneo. Yang dipercaya menambah daya tahan tubuh dan vitalitas pria. Pagi sebelum jam 7, Ami nampak cantik dengan memakai gamis bunga-bunga dipadu jilbab warna krem. Seperti biasa mengantar anaknya untuk sekolah. Mata pak Sule tak berkedip, ketika melihat kecantikan dan kemolekan tubuh Ami meskipun tertutup gamisnya. Dia mulai menyusun siasat bagaimana cara untuk menggagahi ibu muda 1 anak tersebut. Setelah Ami pulang dari sekolah anaknya, seprti rutinitasnya dia mandi pagi. Rupanya pak Sule tlah mengendap-endap menyusup kerumah Ami.

Sule masuk ke dalam rumah Ami yg kebetulan tidak dikunci. Di dapur, ia tidak menemukan keberadaan Ami. Tapi didengarnya ada suara dari arah kamar mandi yang terletak di dekat dapur. Sule segera pergi kesana. Dibukanya ganggang pintu kamar yang tidak terkunci dengan cepat, pemandangan vulgar yang sangat segar dan indah langsung tersaji di depannya. Disana, tanpa tertutup oleh sehelai benangpun, tampak Ami yang sedang membasuh tubuh sintalnya. Ia tepat menghadap ke arah pintu, hingga kontan saja perempuan itu menjerit-jerit kaget saat melihat Sule yang tiba-tiba berdiri di hadapannya. Ami berusaha menutupi tubuhnya, namun tidak bisa semuanya.

“Pak Sule! Apa yang bapak lakukan disini?! Keluar! Cepat tutup pintunya kembali!“ teriak Ami sambil menarik handuknya yang tersampir.

Kontol Sule langsung ngaceng bak gagang cangkul melihat semua itu. Kesintalan tubuh Ami benar-benar luar biasa indahnya. Sule terus memandanginya sepuas hati sambil tersenyum. Ami yang ketakutan kini meringkuk ke pojokan kamar mandi, ia terus berusaha menutupi tubuhnya meski tidak pernah berhasil karena begitu kecilnya handuk yang ia pakai.

Sule yang sudah tidak tahan, segera melucuti pakaiannya dengan cepat. Tak lama, ia sudah telanjang bulat seperti Ami. Dilihatnya istri tetangganya itu makin terkaget-kaget menyaksikan aksinya.

“ Tolong! Tolong Tolong!“ teriak Ami minta tolong berharap akan ada orang yg menolong, yang tentu saja sia-sia. Suaranya bahkan lenyap ketika Sule dengan paksa menarik handuk yang ia pegang dan ganti menggunakan kain itu untuk membekap mulutnya agar tidak lagi menjerit-jerit.

“Tenang, Mbak Ami.“ bisik Sule sambil mendekap tubuh montok Ami erat, ia memeluknya dengan begitu mesra dan mulai meraba bagian buah dadanya yang sintal dan padat.

Ami berontak dengan kuat, namun tentu saja ia tidak berdaya melawan Sule yang kadung diburu nafsu. “Tolong! Lepaskan aku!” hibanya saat sudah tidak bisa meronta lagi.

“Kamu seksi sekali, Mbak...“ bisik Sule lagi, lalu dengan gemas merangsang Ami dengan mengarahkan tangannya ke belahan vagina perempuan cantik itu.

Ami melonjak ketakutan saat Sule mulai mengusap-usap selangkangannya yang penuh dengan rambut itu, ia kembali berusaha untuk memberontak. Namun setelah dirasa percuma dan sia-sia, lama-lama ia menjadi pasrah. Anehnya ia tidak menangis, tapi tangannya masih berusaha mencakar-cakar tubuh Sule. Sule membalas dengan meremas buah dada Ami kuat-kuat hingga membuatnya menjerit kesakitan.

“Auw! Hentikan, Pak Sule! Sakit!” teriak Ami menghiba.

“Aku pengin ngentot denganmu, Mbak Ami sayang!“ kata Sule dengan vulgar, membuat Ami sampai mendelik. Apalagi sekarang kontol Sule sudah menempel ketat di bongkahan pantatnya, membuat Ami semakin melotot saja jadinya. Tapi di lain pihak, perlawanannya malah semakin melemah, sehingga Sule dengan berani melepaskan bekapan tangannya.

“Pak Sule... jangan! Jangan lakukan! Jangan perkosa saya! Lepaskan! Aku mohon!“ Ami berkata memelas, namun tidak berusaha untuk memberontak, malah bagian pantatnya terlihat semakin menempel ketat di selangkangan Sule.

Sule tersenyum gembira, mangsanya mulai tak berdaya sekarang. Ami kini sudah sepenuhnya takluk dalam kekuasaannya. Meski masih sedikit melawan, itu hanya dorongan sesaat saja. Begitu Sule makin merapatkan kontolnya, perempuan itupun langsung terdiam.

“Mbak, kita sudah sama-sama telanjang... aku pengin menikmati tubuhmu!” rayu Sule semakin nakal, ia terus menekan-nekan selangkangannya sambil memberikan ciuman di pipi Ami yang putih mulus.

Ami berusaha menyingkirkan kepalanya agar tidak dicium, namun Sule terus mengejarnya hingga mendapatkan bibir Ami yang memerah tipis. Sule langsung melumatnya dengan rakus dan penuh nafsu. Ami berusaha memberontak lagi, namun Sule menguatkan dekapannya sambil pantatnya mulai bergoyang-goyang, menggesekkan batang kontolnya ke selangkangan perempuan cantik itu. Membuat Ami jadi kembali melotot lebar.

“Jangan, Pak Sule! Ampun... ini dosa... tidak boleh! Jangan berbuat kurang ajar... aku ini istri orang... bukan istrimu!“ debat Ami untuk yang terakhir kali.

“Sudahlah, Mbak... sebaiknya nikmati saja!” kata Sule sambil terus menyerbu bibir Ami dengan rakus.

Setelah tidak ada perlawanan lagi, ia pun memutar tubuh Ami dengan cepat. Sule mengangkat dan kemudian mendudukkan Ami di atas bak mandi. Ami berusaha untuk turun, namun saat melihat batang Sule yang sudah ngaceng keras, ia langsung terdiam pasrah. Memang tangannya masih sempat digunakan untuk menutupi mukanya. Namun dari tutupan tangan itu, Sule bisa melihat kalau celah-celah jari Amii sedikit terbuka, menandakan kalau wanita itu penasaran dan ingin mengintip batang kontol Sule yang besar panjang!

“Nggak usah malu-malu, Mbak... waktu cuma milik kita berdua saat ini.” kata Sule sambil berusaha merangsang, ia elus-elus paha Ami yang putih mulus, terasa begitu licin dan halus dalam genggagam tangannya. Begitu juga buah dada perempuan cantik itu. Selain ukurannya yang besar, bentuknya juga sangat bulat dan padat sekali. Rasanya jangan ditanya lagi, sudah dari tadi Sule tidak berhenti-berhenti memijit dan meremas-remasnya, ia seperti ketagihan oleh bulatan daging kembar itu.

“Ahh... Pak Sule... jangan!“ Ami mulai merintih.

Sule langsung menyerbu bibirnya dengan rakus, ia pancing Ami dengan menjulurkan lidahnya sambil terus meremas-remas buah dadanya. Ami memang tidak membalas, ia masih tetap mengatupkan bibirnya rapat, namun istri Ardi itu sudah terlihat pasrah, tidak memberontak lagi seperti tadi.

“Ssh... shh... hhh...“ dan tak lama, Ami pun mulai mendesis ketika Sule semakin gencar meremas buah dada dan menghujani bibirnya dengan pagutan dan ciuman yang sangat membangkitkan gairah. Pelan-pelan bibirnya mulai terbuka dan menyambut lumatan Sule. Ia mulai menanggapi walau masih kaku.

Sule terus mengajaknya untuk saling berpagut mesra, dan kali ini Ami membalas dengan lebih lembut. Dan tak lama, saat Sule merangsangnya semakin gencar, ia pun terlena. Ami tidak membantah saat Sule mengangkat dan membopong tubuhnya menuju ke kamar.

“Pak Sule, kita mau kemana?” tanyanya dengan lemas tak berdaya.

Tidak menjawab, Sule membawa Ami keluar dari kamar mandi dan membuka sebuah kamar yang ada di dekat dapur dengan kakinya. Rupanya itu kamar tamu, terlihat jarang sekali dipakai. Sule melemparkan tubuh montok Ami yang masih basah ke atas ranjang dan langsung menindihnya. Sule menghujani perempuan cantik berambut panjang itu dengan pagutan dan rangsangan. Ia remas-remas buah dada Ami dengan dua tangan, sambil mulutnya menjelajah ke daerah yang lain.

“Uuh... Pak Sule! Kenapa begini?! Ahh...” sergah Ami sambil menahan kepala Sule yang ingin menjilati ujung putingnya. Tapi Sule terus memaksa hingga Ami jadi tak bisa melawan lagi, terpaksa ia relakan dua tonjolan mungil yang sangat sensisif di puncak buah dadanya itu menjadi sasaran mulut Sule. Ami cuma bisa merintih dan menggigit bibir untuk menahan rasa nikmatnya. Ia sudah tidak melakukan pemberontakan lagi.

Melihat itu, setelah puas menikmati bongkahan payudara Ami, Sule melorot turun dan menyorongkan kepalanya ke bawah. Tanpa aba-aba, ia langsung menjilati memek Ami yang berambut tebal.

“Pak Sule, jangan aah... ahh!“ tahan Ami dengan menutupi lubang memeknya memakai tangan, namun Sule segera menariknya hingga terlepas, lalu pelan-pelan ia kembali menjilati lubang mungil yang terlihat sangat menjanjikan tersebut.

“Auh... jangan, Pak Sule... aah... aah... ssh... hhh...“ desis Ami sambil menggigit bibirnya semakin keras. Ia terus mendesis tak karuan, tubuhnya menggelinjang kesana-kemari saat Sule dengan gemas terus menjilat sambil meremas-remas lembut kedua buah dadanya.

Ami sudah tidak meronta lagi, kali ini malah memegang kepala Sule agar tidak menjauh dari selangkangannya. Ia sampai terpejam merasakan jilatan Sule yang menusuk semakin nakal mengorek liang surgawinya. Sule menjilat rakus liang itu dengan lidahnya sampai membuat Ami mendesis dan pelan-pelan tubuhnya merebah pasrah.

“Terus, Pak Sule...“ kata Ami pada akhirnya, memberi akses bagi Sule untuk merangsang tubuhnya sepuas-puasnya.

Sule yang tersenyum senang, terus menyusuri segitiga emas milik Ami dengan lidahnya, ia menghisap-hisap lembut lubang sempit itu hingga membuat Ami makin mendengus terangsang. Meski penuh jembut, tapi belahan memeknya terlihat sungguh rapat, tidak mudah bagi Sule untuk mencobloskan lidahnya. Perlu perjuangan keras untuk menaklukkan belahan itu. Sule menghitung, ukuran kontolnya tampak tidak sebanding dengan ukuran memek Ami yang sempit. Namun ia lekas mengesampingkan semua urusan itu, yang penting baginya sekarang adalah bagaimana merangsang birahi Ami agar saat bercinta nanti ia bisa merasa nikmat.

Ami terus berbaring telentang ketika Sule menjilati vaginanya dengan posisi membungkuk, “Ssh... shh… auh... aah... ssh... hhh...“ desisnya dengan suara mendesah.

Sule menyingkap belahan daging yang menutup lubang itu pelan-pelan, ia rasakan ada cairan yang keluar dari lorongnya yang sempit, membuat area terlarang itu kini mulai membasah deras. Sule kembali menjilat, menyusupkan lidah ke dalam sana sambil tangannya terus memegang dan meremas-remas buah dada Ami dengan lembut, hingga membuatnya sampai menggeleng-gelengkan karena saking enaknya. Ami memejamkan matanya dengan erat, tampak sangat meresapi setiap juluran lidah dan bibir Sule yang mengobok-obok liang vaginanya.

“Terus, Pak Sule... aah... j-jangan berhenti... aah... auh... ssh...“ lenguh Ami semakin menggila. Di luar, hari tampak mulai terang menuju siang.

Ami terus menggeliat tak karuan, kakinya bergerak-gerak, kadang ditekuk kadang diluruskan merasakan jilatan Sule yang semakin lama semakin membuat lubang vaginanya membelah dengan cepat. Penolakannya kini sudah mulai menghilang, matanya tetap terpejam, sementara tangannya meremas sprei kuat sekali.

“Pak Sule, aah... uuh... enak sekali... sssh... ahh...“ erang Ami semakin tidak karuan, antara penolakan dan kenikmatan bercampur menjadi satu. Namun ketika sudah dibuai oleh birahi, ia pun lupa akan segalanya; lupa kalo dirinya seharusnya tidak layak melakukan hubungan seks di luar nikah, apalagi dengan pria tua seperti Sule yang pantas menjadi ayahnya!

Sule semakin gencar melakukan rangsangan, terlihat Ami semakin lama semakin menikmati jilatannya yang semakin nakal. Badan perempuan itu menggeliat kesana-kemari, sambil kaki kirinya menopang ke punggung Sule.

“Terus, Pak Sule... aah... enak... ngg... ahh... a-aku nggak tahan... terus... duh enaknya!“ erang Ami semakin menggila. Nafsu buta akibat ransangan Sule telah menutupi logika dan mata hatinya, yang ada kini hanyalah kepuasan birahi yang harus dituntaskan.

Gelora rangsangan itu datang cepat sekali, mata Ami terbuka, ia mengangkat kepalanya untuk melihat Sule yang masih asyik bermain di belahan vaginanya. “Ooh... aah... vaginaku... rasanya... aah... nikmat...“ desis Ami dengan kedua kaki menjepit kepala Sule kuat-kuat.

Sule yang tahu kalau memek Ami sudah hampir memuntahkan segala isinya, terus menjilati semakin kuat. Ia tahan gerakan tubuh Ami yang semakin menggeliat-geliat dengan tangan kiri, sementara yang kanan terus memegang dan meremas-remas bulatan dada perempuan cantik itu. Hingga tak lama, gelombang orgasme yang mereka tunggu-tunggupun datang menghampiri.

Ami langsung melenguh panjang. “Aaauuuwww…!!!“ dengan tubuh menegang dan berkelojotan tak karuan, kepala Ami mendongak ke belakang. Dari liang vaginanya mengucur cairan panas yang sangat banyak, menerpa bibir Sule. Lidah Sule terus menjilat, merasakan betapa cairan itu ternyata asam dan sangat amis, namun begitu nikmat. Sule mengelus-elus paha mulus Ami untuk menunjukkan perhatiannya.

Kemudian Sule membuka paha perempuan itu agar lebih melebar, sementara Ami masih terpejam rapat menikmati orgasmenya. Sule maju dan segera meludahi tangannya, lalu ia kocok-kocok batangnya yang sudah menjulang tajam. Ami masih terpejam dengan nafas ngos-ngosan. Sule mengarahkan batangnya ke vagina Ami yang sudah membuka, lalu pelan- pelan ia tekan memek perempuan cantik itu dengan sekuat tenaga.

“Eh, tunggu... jangan!“ erang Ami membuka matanya, kakinya langsung merapat agar bisa menolak tubuh Sule supaya tidak lebih maju lagi. Namun terlambat, kontol panjang Sule sudah keburu mencoblos duluan.

“Aaaaaaaaaaah...“ Ami menjerit kesakitan, ia bangun untuk menahan dada Sule, sementara matanya tertuju pada lubang mungil di selangkangannya yang kini sudah dipenuhi oleh batang kontol laki-laki tua itu.

Sule meneruskan tusukannya, kemaluannya kian melesak hingga membuat Ami kembali mengerang kesakitan, “Aaaaah... aduh, sakit...!“ teriaknya dengan mata kembali terpejam.

“Jangan kau tolak kenikmatan yang kuberikan, Mbak Ami yang cantik... kau pantas mendapatkan kontol besarku!“ bisik Sule membuat Ami membuka matanya, memandang kepadanya dengan sorot sayu.

“Tapi sakit...“ Ami masih mengeluh, namun sudah tidak menolak lagi seperti tadi.

“Sudah terlambat, nikmati saja!” kata Sule sambil menekan lagi sampai membuat Ami menjerit merasakan kontol besar Sule yang lebih dalam menyeruak di liang surgawinya.

“Aah... uhh... s-sakit... aah... batangmu…“ erang Ami dengan memegang kepala Sule yang kembali menyerbu bibirnya.

“Enak kan kontolku, sayang?“ rayu Sule semakin edan. Ami hanya mengangguk perlahan, nafasnya memburu dengan cepat.

“Siap-siap ya, akan kugenjot dirimu...“ kata Sule lagi sambil menarik batangnya dan lalu memajukannya perlahan hingga membuat Ami menjerit lagi.

“A-ampun... aah... s-sakit!!!“ lenguh Ami kesakitan karena sempitnya lubang memek miliknya saat menampung batang Sule yang besar lagi panjang, ia sampai menutup mukanya dengan kedua tangannya.

Sule kembali meremas-remas buah dada Ami, ia memainkannya untuk beberapa saat sementara batangnya terus ia tekan agar menusuk lebih dalam lagi. Kini sudah masuk hampir separo, Ami semakin menggigit bibirnya ketika tangannya telentang menggapai-gapai apa saja yang bisa ia raih. Desakan kontol Sule sudah semakin dalam dan sudah mencapai lebih dari separo, Ami jadi semakin menggeliat dan meronta dibuatnya, ia terlihat begitu kesakitan. Sule terus memaksa batangnya tenggelam di liang vagina Ami yang sempit dan legit.

“Pak Sule, aah... pelan-pelan!” Ami kembali merintih, namun terlihat semakin ingin dimasuki lebih dalam lagi. Kakinya mengangkang sangat lebar hingga bagian atas vaginanya semakin menggelembung karena batang Sule yang semakin tenggelam di liang senggamanya.

“Ooh Pak Sule... sakit… tapi enak… aah... terus... masukkan batangmu!“ erang Ami dengan membuka matanya.

“Sebut dengan kontol, sayang!“ balas Sule tak mau kalah. ”Ini namanya kontol, bukan batang!“ desaknya sambil kembali meremas-remas buah dada Ami penuh nafsu.

“Ah iya... kontol... ooh... auh... ayo tenggelamkan kontolmu!” sahut Ami menyerah bulat.

Sule mendesakkan kontolnya lebih dalam lagi hingga tinggal beberapa centi saja yang masih ada di luar. Ami kembali menjerit keras dibuatnya, “Aaaah... a-aduh... kontolmu gede banget, Pak Sule!“ jeritnya sambil memandang Sule dengan mata membesar.

“Enak kan?” tanya Sule saat mulai bergerak memaju-mundurkan pantatnya.

“Iya, aah... enaknya... ayo, Pak Sule... terus genjot!!“ pekik Ami tak tahan.

“Genjot apanya?” tanya Sule nakal.

“Aah... uhh... y-ya vaginaku donk!“ sahut Ami dengan tersenyum.

“Itu namanya memek, sayang!“ goda Sule lagi sambil menggenjot tubuhnya pelan-pelan.

“Aduh... iya... memek… uhh… memekku sakit... tapi enak!!“ sahut Ami dengan tertawa kemudian.

“Kamu suka?” tanya Sule lagi.

“Sudah... jangan ngomong terus, ayo genjot memekku dengan lebih cepat!“ ajak Ami, ia sudah menyerah total pada nafsu bejat Sule.

Sule memandangnya sejenak. “Ini, rasakan genjotanku!“ katanya kemudian sambil menggenjot tubuhnya lebih cepat lagi. Batangnya mulai lancar keluar-masuk di memek sempit Ami karena perempuan itu membuka belahan kakinya dengan lebih lebar lagi.

“Aah... enak, Pak Sule... terus... aah... duh enaknya... aku jadi nggak kuat... terus... jangan berhenti...“ erang Ami dengan mata terpejam, ia tampak menikmati sekali batang kontol Sule yang menyodok-nyodok hingga mentok di bagian terdalam dari liang vaginanya. Namun meski begitu, batang Sule tetap tidak amblas seluruhnya karena saking panjangnya bagi vagina Ami yang pendek dan dangkal.

Sodokan demi sodokan terus dilakukan oleh Sule dengan semakin cepat. Ami semakin terlihat tidak tahan; jeritan, lenguhan, erangan, dan desahan serta rintihan semakin lama semakin membuncah dengan liarnya dari mulut perempuan itu. Badannya juga menggeliat-geliat kuat bak cacing kepanasan. Sule terus menggenjot dengan cepat, tampak memek Ami sudah tidak tahan menghadapi semua serbuan itu.

“Pak Sule, aah... aku nggak kuat...” teriak Ami yang hendak mencapai orgasmenya. Bola matanya sudah memutih, seolah-olah matanya terbalik. Sementara nafasnya semakin kacau tak beraturan.

Sule melihat buah dada perempuan cantik itu ikut bergoncang kuat seiring genjotannya yang kini semakin kuat. Sule terus menusuk dan menghujam dalam-dalam beberapa kali sampai bisa mengantar Ami mencapai orgasmenya tak lama kemudian.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaah...!!!” erang Ami panjang, tubuhnya menegang dan matanya terpejam sangat erat, sementara bibirnya tergigit kuat. Ia berkelojotan tak karuan bagai ikan yang kena setrum.

Sule segera menghentikan sodokannya, ia peluk tubuh Ami begitu mesra sambil ia remas-remas buah dadanya yang besar. Ia belai kepala Ami yang berambut panjang, sementara di bawah, Sule merasakan batangnya dijepit kuat oleh vagina Ami dengan sangat luar biasa. Sule jadi sedikit mengernyit dibuatnya.

“Pak Sule hebat, kuat banget... padahal sudah tua! Suamiku aja sering kalah main sama aku...“ ujar Ami sambil tersenyum samar.

“Tentu saja! Jangan panggil aku Sule kalau tidak bisa memuaskanmu!” bangganya.

“Jadi enakan mana, kontolku atau kontol suamimu?” tanya Sule ingin lebih tahu masalah pilihan besar penis itu.

“Ya jelas enak yang gede donk... semakin sesak semakin baik!“ ucap Ami kembali tersenyum.

“Kalo aku kapan-kapan mau ngentotin Mbak Ami lagi, boleh nggak?” tanya Sule, ingin mengajak Ami untuk lebih jauh lagi mengeksplorasi gairah seksualnya.

“Seharusnya saya yang ngomong gitu...” Ami tertawa ringan. ”tapi nggak papa, saya selalu siap kalau Pak Sule... duuuh... bapak jangan gerak... memekku jadi sakit lagi!“ Ami mengerang karena Sule yang tiba-tiba menggeliat di depan pantatnya.

“Kita ganti gaya, Mbak... aku cabut dulu kontolku ya?!“ ajak Sule, tapi ditahan oleh Ami.

“Aah, kok gitu? Saya masih pengin menjepit kontol Pak Sule terus... jangan dilepasin!“ rengek Ami dengan mesra, ia tersenyum mesum sekali.

“Iya, nanti aku tancepin lagi.“ Sule membuat alasan, pelan ia mencabut batangnya yang terasa sesak.

“Auw! Aah... gesekannya… b-bikin... aah... enak!“ erang Ami yang kemudian tertawa dan menghembuskan nafasnya dengan panjang.

Sule diam sebentar dan berguling ke samping, dilihatnya sebentuk kain biru yang teronggok di sebelah bantal. Melihat Sule yang tetap diam, Ami segera beraksi dengan langsung menindihnya. Ia memegang batang kontol Sule dan cepat diarahkan ke arah lubang vaginanya, namun Sule lekas mencegah. Kontan Ami menjadi heran.

“Kenapa, Pak Sule?” tanya Ami dengan kesal karena tak sabar ingin memeknya segera dimasuki kontol lagi.

Sule menarik jilbab yang ada dekat kepalanya dan diberikannya pada perempuan cantik itu. “Aku pengin ngentotin Mbak Ami dengan berjilbab... kamu lebih cantik kalo berjilbab!“

“Hah? Nggak boleh!” sahut Ami cepat.

”Kenapa nggak boleh?” tanya Sule.

”Pokoknya nggak boleh!” Ami tetap bersikukuh.

“Kalo begitu... nggak aku entotin lagi!“ tolak Sule dengan mendorong dada Ami menjauh. Ami justru malah melawan agar tubuh telanjang mereka tetap menempel erat. Namun akhirnya, setelah menyadari kalau Sule serius dengan ancamannya, Amipun mengangguk.

“Baiklah, akan kupakai... tapi awas kalau Pak Sule nggak bisa muasin aku lagi!“ ucapnya dengan menerima jilbab warna biru itu, lalu cepat dipasangnya dengan tetap menduduki selangkangan Sule. Tak lama ia sudah selesai. Ami tersenyum, tampak cantik dan anggun dengan jilbabnya. Tapi tidak dengan bagian bawah tubuhnya, malah Ami menyampirkan untaian jilbabnya ke samping agar tidak menutupi tonjolan buah dadanya yang bulat besar, yang sejak dari tadi terus dipegang dan diremas-remas olehsi Sule.

”Nah, sudah... sekarang masukin kontolmu ya!“ ucap Ami dengan memegangi kontol panjang Sule.

“Lakukan saja sesukamu, Mbak Ami jalang!“ sambut Sule yang disambut cubitan tangan Ami di kulit pahanya.

”Pak Sule jahat... alim-alim begini masak dibilang jalang...” Ami menunjuk jilbabnya, ia sepertinya lupa dengan kondisi tubuhnya yang lain.

Sule tertawa gembira.

”Sudah ah... aku masukin kontol Pak Sule sekarang... tahan ya!” ucap Ami sambil menekan pelan, matanya memandang ke arah selangkangannya. “Uuh... besar sekali kontolmu... pantesan bikin memekku jadi sesak begini!“ tambahnya dengan tertawa renyah, kemudian ia meringis keenakan ketika batang si Sule pelan-pelan mulai menyeruak masuk ke dalam lubang memeknya yang sempit dan memerah itu.

“Aduh... benar-benar enak memekmu, Mbak... nggak salah aku memilihmu...“ erang Sule yang disambut tawa oleh Ami.

“Hihihi... rasain, ini akibat kalo nyatroni memek milik istri orang!“ ejek Ami sambil dengan gemas menarik pantatnya, kemudian turun lagi.

“Auw!” Sule melenguh puas. ”Habis aku nggak punya memek sendiri, ya terpaksa nyari memek lain yang bisa aku entoti!“ erangnya semakin tenggelam dalam lautan birahi bersama Ami.

Ami sendiri juga lupa, perjuangannya menjadi istri yang baik dan alim lenyap bersama Sule. Ia terlibat perzinahan dengan laki-laki tua itu, suatu perselingkuhan yang diawali oleh paksaan, yang ternyata kini sangat dinikmatinya. Gairah seksnya yang tertahan selama suaminya tidak dirumah, kini terlampiaskan sudah.

“Saya boleh kan minta dientoti terus sama Pak Sule?” ajak Ami dengan tersenyum.

“Selalu, Mbak... aku akan selalu memenuhi keinginan Mbak Ami... akan kuberikan siraman birahi padamu, sayang!“ jawab Sule enteng.

“Janji?” tanya Ami minta ketegasan.

“Tentu saja!“ Sule menjawab singkat.

“Kalo gitu... nih rasain!“ ujar Ami sambil menekan kuat-kuat pinggulnya sehingga batang kontol Sule melesak sampai separo.

“Aaah!!” rintih Sule gemas sambil mengelus buah dada Ami yang mulus dan bulat.

”Ayo goyang bareng , Pak Sule... bantu aku masukin kontolmu ke dalam memekku...“ ajak Ami.

Sule segera menaikkan pantatnya, sementara Ami menurunkan selangkangannya sehingga alat kelamin saling bertemu dan terus semakin mengisi satu sama lain. Mili demi mili, batang kontol Sule semakin tenggelam di liang vagina Ami. Ami sampai mendongak ke atas merasakan batang kontol Sule yang membelah tajam di liang surgawinya.

“Dikit lagi, Pak Sule... uuh… enak sekali kontolmu... aku bisa ketagihan disetubuhi…“ Ami semakin gemas menarik dan menekan pinggulnya.

“Mau telan spermaku, Mbak?” tawar Sule yang disambut tawa oleh Ami.

“Siapa takut... bisa awet muda lho itu...” sambutnya. Ia terus menekan, dan...
“Luar biasa, Pak Sule... kontolmu bisa menusuk sampe dalam sekali. Suamiku aja nggak sanggup lebih dari separoh, kalo nyodok kudu kuat-kuat agar bisa mentok... ini malah masih ada sisa... ahh!” Ami meracau penuh kepuasan.

Sule pun merasakan hal yang sama, ia semakin tidak tahan dengan memek Ami yang sempit, apalagi kedua kaki Ami kini melebar sehingga Sule bisa merasakan kuatnya jepitan vagina perempuan cantik itu.

“Sudah, cepat lakukan!” perintah Sule sambil memegangi pantat Ami yang bulat padat.

“Oke, aku genjot ya?” sahut Ami sama-sama tak tahan. Ia mulai bergerak pelan-pelan.

Sule pun menyambut gerakan itu dengan memeluk tubuh sintal Ami erat-erat. Tangan kirinya memegang buah dada perempuan cantik itu, sementara yang kanan mengelus dan meremas-remas bulatan pantatnya.

“Ooh, Pak Sule… enak… kontolmu enak… ssh… ahh…“ erang Ami bak cacing kepanasan, ia terus menunggagi badan kurus Sule bagai seorang koboi yang menunggangi kudanya. Di selakangannya, batang kontol Sule terus bergerak keluar-masuk dengan lancar.

“Uuh... aku juga enak, Mbak... memek Mbak enak!“ sambut Sule sambil terus meremas dan mempermain buah dada Ami yang bulat kenyal.

“Iya, Pak Sule... ssh... ahh...“ desis Ami dengan mata terpejam rapat.

“Aku nggak tahan, Mbak…“ keluh Sule sambil tetap bergerak menyodoki vagina Ami yang makin lama kian bertambah cepat.

“Sama... aku juga...” sahut A.i dengan vaginanya terasa semakin menyempit. Ia semakin menggila dengan bergerak semakin cepat.

Sule pun jadi tidak tahan lagi. Sementara Ami kelojotan melepas orgasmenya, ia ikut menjerit sambil menyemburkan seluruh isi buah pelirnya dengan menyodok dalam-dalam di memek sempit Ami.

Craaat... craaat... craaat... cairan itu menembak dengan keras dan kuat sampai membuat Ami memekik kegelian, “Aah... spermamu... keras nembaknya, Pak Sule... aah!“ erang Ami dengan suara lenguhan lemah.

Tubuh mereka terkapar dengan nafas hancur, dada mereka bergemuruh. Kontol Sule melemas namun tidak loyo, masih terasa ngaceng di lorong memek Ami yang kini sudah menjadi sangat-sangat basah.

“Janji ya, mulai sekarang, Pak Sule kudu rajin ngentotin aku...” pinta Ami dengan manja.

“Asal tetep memakai jilbab.“ sahut Sule sambil memeluknya, ia elus-elus pelan punggung Ami, kemudian turun ke bawah dan meremas-remas gemas bongkahan pantat perempuan cantik itu.

“Itu bisa diatur.” jawab Ami pendek.

”Dan satu lagi,” Sule memberi syarat.

”Apa?” Ami bertanya menunggu.

”Aku mau lubangmu yang ini dan yang ini.” Sule menunjuk anus dan mulut Ami.

Ami mengangguk ringan saja, mengiyakan. ”Terserah Pak Sule. Semua lubang di tubuhku adalah milikmu.”

Sule tersenyum. Untuk kedua lubang itu, sebaiknya disimpan untuk cerita di lain waktu. Sudah siang, sudah waktunya Sule untuk pulang.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd