Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapa karakter cewek yang mau dibuat menjadi binal ?


  • Total voters
    16
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Makasih updatenya
Mungkin benar yang dibilang Rully. Bagaimana kalau suami Julia yang ingin lanjut. Tapi yang aneh kenapa Julia malah biasa aja hubungan adik dan suaminya berlanjut. Asumsi saya, mungkin didalam hati Julia juga ada rasa untuk melanjutkannya hahaha
mantab juga analisanya suhu. nubi harus banyak belajar nih membuat alur cerita.

Mantap suhu, sodok semua lubang tambah temen dekat...
memang ada berapa lubang suhu. wah pencinta lubang belakang yah suhu, kayanya bisa jadikan inspirasi baru.

Makasih updatenya Suhu @Bogel_Trek ...
Hancur hatiii ane, setiap update selalu bikin sensasi meriang yg berbeda..
Semangat update suhu
suhu terlalu berlebihan, padahal nubie baru belajar membuat cerita.
semoga suhu selalu memberikan dukungan, dan ide buat episode selanjutnya.

Mantulll ceritanya huu, ane habis marathon dari eps 1, jd pnasaran klnjutnnya gmna
jangan kebanyakan marathon suhu, nanti kecapean sendiri.
dinikmati pelan2 saja dulu. siapa tahu nanti dapat inspirasi baru.



:adek: :adek: :adek: :adek:
 
Selama malam para suhu semua, untuk malam ini nubie kasih bonus update episode 12.
semoga berkenan, dan bisa membuat para suhu tidak penasaran lagi terhadap POV Esti dan Dean.
mohon kripik pedas, dan sarannya untuk keberlangsung tread nubie, agar bisa menghasilkan karya sesuai dengan selera para suhu.


:fgenit: :fgenit:
 
Sisi Liar Esti

ESTI


POV Esti

Orgames yang aku raih kali ini sungguh berbeda. Aku sendiri sebetulnya merasakan sedikit aneh. Kontol yang mengobok-obok memekku, berbeda dengan milik suamiku. Lebih panjang, diameternya tidak gemuk, namun unik. Bengkok mengarah ke atas, dan membuat sensasi berbeda ketika bersentuhan dengan ujung rahimku. Meski merasakan keanehan, aku tidak ingin menyia-nyiakan kenikmatan yang sedang dirasakan. Pikiranku hanya bagaimana mendapatkan orgasme yang puncak.

Sempat terbesit dalam pikiranku, sekarang koko dan suamiku sudah bertukar tempat. Rencana suamiku sudah berjalan dengan baik. Kapan mereka bernegosiasi untuk bertukar tempat. Aku sendiri tidak peduli. Sensasi keniknatan dalam memekku mengalahkan semua akal dan pikiran. Kenikmatan dari kontol yang ada dalam memekku, itu yang ingin kuraih maksimal. Akhirnya kami mengalami orgasme yang hampir beringan. Entah siapa yang memulai, suara lenguhan dan desisan seperti bersahutan.

Tidak ada suara yang keluar setelah orgasme melanda kami. Aku sendiri fokus mengatur nafasku yang mulai terengah. Mataku masih terpejam menikmati sisa orgasme yang telah mencapai puncak. Sampai akhirnya nafasku sudah mulai teratur. Tanpa dikomando, ternyata aku dan Ci Julia bersamaan menengok kebelakang. Memang aku sendiri tidak terlalu kaget, kalau kontol Ko Dean yang berada di memekku. Karena memang bagian dari rencana aku dan suamiku. Raut wajah cici yang berbeda. Untuk menutupi itu semua, aku pura-pura kaget. Tanpa diintruksikan suara aku dan Ci Julia keluar bersamaan.

“Rully…..Koko….,” ucapku dan Julia bersamaan.

Sorot mataku sedikit melihat ke arah Ci Julia. Ada keterkejutan luar biasa, ketika mengetahui kontol suamiku yang bersarang di memeknya. Raut wajah Ci Julia merah padam, matanya sayu. Ia menggigit bibirnya, tanpa bisa mengeluarkan sepatah kata. Tidak ada kalimat yang keluarkan. Semuanya hanya diam melihat kejadian selanjutnya. Tidak ingin suasana menjadi kaku, aku mengambil insiatif memutar badanku. Segera aku tangkap kontol Ko Dean, dan mengulumnya.

Tidak ada rasa jijik dariku mengulum kontol Ko Dean. Padahal kontolnya cukup basah, akibat campuran sperma yang keluar dan cairan memekku yang banjir. Seolah menunjukkan ketenangan, aku terus mengocok dan mengulum kontol Ko Dean. Tidak lama berselang, nampaknya Ci Julia mulai terpengaruh. Ia pun turun membalikkan badannya, untuk mengulum kontol suamiku. Pengaruh obat perangsang yang diberikan suamiku, luar biasa.

Obat perangsang yang aku teteskan ke dalam minuman keras tadi, bekerja cukup baik. Nafsu birahi kami benar-benar memuncak. Bahkan Ci Julia yang lugu dalam hal seks, terpengaruh dengan cepat. Tidak ada keraguan dan rasa malu yang terlihat dari Ci Julia. Dengan seksama ia mengulum, dan mengocok kontol suamiku dengan mulutnya. Melihat situasi sudah mulai terkendali, aku fokuskan diriku untuk melaksanakan pekerjaanku. Kontol Ko Dean berukuran panjang, membengkok ke atas terlihat keras, menjadi sanpatan mulutku.

Slruuuuup…… sluuppppp….. slruuuuup…… sluuppppp…..

Mulutku mengeluarkan suara seperti orang menjilati es krim. Bersahutan dengan suara yang keluar dari mulut Ci Julia. Kuluman dan sedotan mulutku dengan Ci Julia, nampaknya membuat suami kami pasrah. Desahan dan desisan keluar dari mulut suamiku, maupun Ko Dean secara bergantian. Keasikan mengulum dan memainkan kontol Ko Dean, aku tidak menyadiri situasi di sekitar. Ternyata Ci Julia dan suamiku sudah tidak berada di sebelah kami.

Sekarang aku tidak mempedulikan mereka lagi. Entah apa yang mereka lakukan di kamar. Tugasku sekarang menikmati kontol yang ada di depanku. Lumuan dan kocokan terus aku berikan kepada kontol Ko Dean. Ia sendiri hanya mendesis dan memejamkan matanya. Terus aku permainkan beberapa saat, tiba-tiba tangan Ko Dean sudah menahan wajahku. Ia mengangkat kepalaku berhadapan dengan wajahnya. Bibirnya langsung menyerang, dan kami saling melumat.

“Kita pindah ke kamar sayang,” ungkap Ko Dean membisikiku. Ia kemudian menggendong tubuhku dan membawa ke kamarnya. Direbahkannya tubuhku di tempat tidur ukuran besar di kamar yang mereka tempati. Kupasrahkan diriku untuk menerima serangan dari Ko Dean. Mulai dari ciuman bibir, saling meluat, menautkan lidah. Lama kami melakukan itu sampai akhirnya wajah Ko Dean mulai turun. Leher jenjangku yang kini menjadi sasarannya.

“Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..,” desisan dan desahan mulai keluar dari mulutku. Leher jenjangku disapunya menggunakan lidah hingga telinga bagian belakang. Itu membuat sensasi yang luar biasa. Puas memainkan lidahnya di leher, jilatannya mulai turun ke dada. Putting susuku menjadi sasaran pertamanya. Isapan dan jilatannya memainkan putting susuku yang berwarna coklat muda lebih ke pink. Permainan lidah dan mulutnya, disertai dengan gerakan tangannya yang merabai lubang memekku.

Blllleeesssssshhhhhh…… jari tangan Ko Dean meraba-raba sambil mencari-cari sesuatu. Dielusnya ujung lubang memekku menaik ke atas. Rabaannya mampu meraih clitosku yang berada tepat di atas lubang memekku. Sebuah biji kecil yang membuat pantatku terangkat, menahan kenikmatan dari cumbuan Ko Dean. Serangannya bersamaan antara rabaan jarinya di ujung lubang memekku, dengan jilatan lidahnya di putting susuku.

Tubuhku meliuk-liuk merasakan sensasi rangsangannya secara bersamaan. Permainan seks Ko Dean membuatku semakin terlena dengan kenikmatan. Tubuhku hanya pasrah, sedangkan tanganku menggenggam sprei. Aku berusaha mencari pegangan tanganku semampunya, untuk menahan kenikmatan yang kudapatkan. Sebuah sedotan kuat mendaran di sekitar putting susuku. Mata sayuku mencoba melihat secara jelas apa yang terjadi dengan susuku.

Sebuah tanda merah melingkat mengikuti bibir, tercetak jelas di dekat putting susuku. Tidak ada bantahan atas perlakuan Ko Dean terhadapku. Itu membuatnya terus melakukannya berkali-kali. Kiri dan kanan susuku menampakkan tanda merah yang berada tidak jauh dari putting susuku. Itu membuat nafsu seksku semakin memuncak. Gerakkanku semakin liar mengikuti setiap kecupan bibir, jilatan lidah, dan permainan jari Ko Dean di memekku.

Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..

Mulutku hanya mampu mengeluarkan desisan dan desahan. Permainan Ko Dean berhasil membuatku semakin mabuk untuk menikmati persetubuhan kami. Saking nikmatnya, aku tidak menyadari ternyata mulut Ko Dean sudah memainkan lubang memek, dan clitosku. Jari-jarinya perlahan masuk ke dalam lubang memekku disertai jilatan lidahnya di clitos. Sensasi permainan jari dan lidah Ko Dean, semakin membuatku memasrahkan tubuhku.

Jarinya tidak lagi meraba, kini mulai mengocok lubang memekku. Awalnya hanya jari tengah. Kini aku merasakan jari telunjuknya ikut masuk lubang memekku, dan dilanjutkan dengan jari manisnya. Sedangkan jempolnya mengobok-obok clitosku. Aku semakin mendesah dan mengerang tidak keruan. Meraskan permainan jari-jarinya di lubang memek, dan clitosku.

Cluuuukkkk…..clllluuuuuuuppppp…..

Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..

Desahan dan eranganku bersahutan dengan suara jari-jari Ko Dean di memekku. Nafsuku semakin memuncak. Ada desakan sesuatu yang ingin aku keluarkan dari lubang memekku. Pantatku berkali-kali terangkat mengikut gerakan jari-jari Ko Dean. Sampai akhirnya, pantatku terangkat maksimal bersamaan dengan masuknya jari tangan Ko Dean ke dalam lubang memekku yang paling dalam, bahkan menyentuh mulut rahimku.

Crrrrrrrrrreeeeeeettttttttttttt…… Crrrrrrrrrreeeeeeettttttttttttt…… Crrrrrrrrrreeeeeeettttttttttttt……

“Ooouwwhhhhh…,” desahan panjang keluar dari mulutku. Cairan bening mengalir deras dari lubang memekku. Air dari memekku beberapa kali menyiprak ke tubuh Ko Dean. Jari tangannya langsung di tarik, untuk memberikan jalan cairan bening yang mengucur deras dari memekku. Nafasku langsung terengah, mataku terpecam, pantatku terangkat, dan tertahan di posisi atas, untuk melancarkan keluarnya cairan bening dengan deras dari memekku.

“Ouwhh…. My good. Aku squirt. Hhaaaa…. Hhhhhaaaaa….,” mulutkku mengeluarkan ucapan di sela dengan helaan nafasku pertanda kenikmatan. Tidak pernah menyangka, aku mampu mencapai squirt. Sesuatu yang belum pernah aku dapatkan dari dulu. Aku mempunyai nafsu seks liar. Bisa dikatakan hyper. Tetapi, dari dulu mengenal oral dan peting, belum pernah mendapatkan squirt. Kini kenikmatan luar biasa itu, justru aku dapatkan dari kakak iparku sendiri. Suami dari kakak kandungku, Ci Julia.

Perlahan pantatku mulai menurun. Pertanda aku mulai menikmati sisa orgamse squirt yang dirasakan. Tetapi jari tangan Ko Dean langsung menerobos masuk ke dalam lubang memekku. Bllllleeeeessssshhhhhhh…….. ketika masuk maksimal menyentuh ujung rahimku, jari tangan Ko Dean langsung mengocok memekku. Tidak diberikannya kesempatan untukku beristirahat. Namun anehnya, tenagaku seperti tidak habis. Kocokan jari Ko Dean justru semakin mendorong nafsuku.

Cluuuukkkk…..clllluuuuuuuppppp…..

Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..

Erangan dan desahan mulai keluar dari mulutku kembali. Gerakan jari tangan Ko Dean semakin cepat. Pantatku kembali terangkat maksimal ke atas, untuk memberikan ruang jarinya masuk lebih dalam. Jempolnya kembali memainkan clitosku. Meski sudah mengalami squirt, nampaknya ada sebuah dorongan sesuatu yang ingin keluar kembali dari memekku. Akhirnya, pertahananku kembali jebol. Memekku kembali mengeluarkan cairan bening dengan derasnya.

Crrrrrrrrrreeeeeeettttttttttttt…… Crrrrrrrrrreeeeeeettttttttttttt……

Kembali nafasku terengah menikmati sensasi squirt kurasakan. Ini kedua kalinya aku merasakan squirt. Itu aku rasakan tidak berselang lama dari squirt yang pertama. Sungguh kenikmatan yang luar biasa mampu aku dapatkan. Tubuhku kembali pasrah berada di atas tempat tidur. Sedangkan wajahku berpaling mengarah ke kiri dengan mata terpejam. Masih merasakan nikmat squirt yang kedua, aku rasakan tangan Ko Dean menarik tubuhku ke tepi tempat tidur. Kakiku dibiarkan menjuntai ke bawah, pantatku persis berada di ujung tempat tidur.

Bllllleeeeessssshhhhhhh…….. aku rasakan kontolnya yang panjang dan bengkok menerobos lubang memekku. Tanpa memberikan jeda waktu, kontol Ko Dean langsung keluar masuk dari lubang memekku. Kocokan kontolnya membuat dinding memekku semakin menyempit. Memberikan sensasi yang luar biasa di batang kontolnya. Hentakan demi hentakan kontolnya sangat berasa menyentuh mulut rahimku. Ditambah bentuk kontolnya yang bengkok, membuat memekku semakik kegelian.

Kocokan kontolnya yang cepat, membuat pantatku terus bergerak mengimbangi. Aku yang baru saja mengalami squirt seperti terpancing terus untuk meluapkan nafsu birahi. Erangan dan desahan terus keluar dari mulutku, bahkan suaranya lebih keras. Itu membuat ruangan kamar kami yang lebih berisik. Entah lah, apakah terdengar hingga ke kamar yang ditempati suamiku dengan Ci Julia atau tidak.

“Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. Ko aku sudah ga kuat,” mulutku memberikan isyarat kalau aku sudah hampir mendapatkan puncak kenikmatan kembali. Namun Ko Dean tidak menghiraukan ucapanku. Genjotan kontolnya di memekku semakin cepat. Hentakannya terasa sampai mulut rahimku. Membuat aku semakin tidak tahan, untuk mengeluarkan sesuatu dari lubang memekku. Dinding memekku semakin mengecil. Kontol Ko Dean semakin terasa mengeras, dan menerobos kuat di dinding memekku.

Crrrrrrrrrreeeeeeettttttttttttt…… Crrrrrrrrrreeeeeeettttttttttttt……

“Ooouwwhhhhh…… aku sampai lagi,” aku mengeluarkan lenguhan panjang tanda sudah mencapai puncak kepuasan. Ko Dean berinisiatif memperlambat kocokan kontolnya di memekku. Ia mendekatkan wajahnya membuat kami saling berhadapan. Langsung diberikannya kecupan ke bibirku. Aku menyambut bibirnya dengan membalas kecupannya. Mulut kami bertautan dan saling mengulum. Lidah kami saling menyeruak masuk ke dalam mulut masing-masing. Nafasku memburu, kontol Ko Dean masih tertancap keras di lubang memekku.

“Berikan aku waktu istirahat sebentar ko,” pintaku kepada Ko Dean. Ia memahami dengan tidak menggoyang pantatnya. Kontolnya dibiarkan tertancap di memekku. Aku berusaha mengendalikan keadaan. Berupaya kuat mengumpulkan sisa kekuatan yang tersisa. Permainan belum usai. Kontol Ko Dean masih terasa sangat keras bersarang di lubang memekku.



***

POV Dean

Ngentot dengan Esti, adik kandung isteriku membuat memberikan energi baru. Nafsuku bergetar hebat, untuk terus mencubuinya. Permainan kami benar-benar memberikan sensasi luar biasa. Bahkan membuat kontolku seakan lebih kuat menahan semprotan sperma. Sejak dari ruang tamu kamar hotel junior suite hingga di tempat tidur, baru sekali aku menyemprotkan peju. Meski begitu, tenagaku seolah tidak habis.

Anehnya, justru aku semakin betah mempermainkan Esti. Aku menggerayangi tubuhnya menggunakan mulut, lidah, dan jari. Ternyata permainan mulutku, dan jari mampu membuat Esti mengalami squirt. Tidak pernah terbayang aku bisa secara utau melihat sisi liar Esti ketika ngentot. Esti sendiri sudah mencapai orgasmenya yang keempat. Dua kali orgasme normal, dan dua kali squirt. Itu membuat aku semakin bersemangat untuk ngentot dengannya. Tidak salah, aku menjatuhkan fantasi seks dengan Esti.

“Berikan aku waktu istirahat sebentar ko,” pinta Esti kepadaku.

Kontolku dibiarkan tetap berada di memeknya. Tubuh Esti sendiri terlihat lemas. Nafasnya memburu menikmati sisa orgasme yang dididapatkan. Wajahnya terlihat sangat manis, apalagi ketika hendak mencapai orgasme. Sisi liar Esti benar-benar terlihat, terutama ketika hendak mendapatkan squirt. Tubuhnya meleok-leok seperti ular yang hendak pergi jauh. Aku diam tanpa bergerak, menunggu aba-aba dari Esti.

Cukup lama aku menunggu, mata Esti kembali terbuka. Ia memberikan senyuman manisnya ketika kami mulai bertatapan. Dibangunkannya tubuhnya, sehingga wajah kami berhadapan. Mulunya diarahkan ke samping menuju telingaku. Aku membiarkan bibirnya semakin mendekati telingaku.

“Giliran koko sekarang,” bisiknya pelan.

Ia mendorong tubuhku ke arah samping. Kontolku yang berada di memeknya, kini terlepas. Direbahkannya aku di tempat tidur. Esti mengambil posisi mengangkang. Kedua kakinya terbuka lebar menampakkan belahan lubang memeknya. Kangkangannya tepat berada di atas kontolku. Diraihnya kontolku menggunakan tangannya, diarahkannya menuju lubang memeknya. Perlahan pantatnya menurun, ketika kepala kontolnya sudah mengarah tepat di lubang memeknya.

“Sststststsss….. ko…..,” suara lembut keluar dari mulut Esti. Ia menurunkan pantatnya begitu pelan. Gerakkan memberikan sensasi luar biasa di kontolku yang mencoba menyeruak masuk ke dalam memekknya. Sambutan kulit luar memeknya menimbulkan kegelian di kepala kontolku. Batangku mulai tenggelam disambut dengan empotan dinding memeknya. Perlahan ia turunkan terus pantatnya sampai batang kontolku habis tenggelam di memeknya. Aku rasakan kelapa kontolku menyentuh sesuatu di ujung memeknya.

Dibiarkannya kontolku berada di dalam memeknya. Belum ada reaksi apa-apa dari Esti, ketika ujung kontolku menyentuh mulut rahimnya. Matanya terpejam, wajahnya memancarkan kecantikan yang luar biasa. Senyumnya menampakkan gigi ginsul, dan lesung pipi. Menunjukkan gairah tertahan. Tidak lama kemudian, perlahan ia mulai menggerakkan pinggul dan pantatnya. Maju mundur memberikan kenikmatan yang aku rasakan di ujung kontolku yang menyentuh ujung lubang memeknya.

Sedikit ada rasa geli ketika kepala kontolku menyentuh mulut rahimnya. Membuat mataku sesekali terpejam menikmati sentuhan tersebut. Desahan pelan mulai terdengar dari mulutnya. Tubuhnya meliuk pelan. Kini tidak hanya maju mundur, gerakkan mulai memutar. Pantatnya menggesek pangkal kontolku. Bulu memeknya yang tidak terlalu lebat, beradu dengan bulu yang tumbuh di ujung batang kontolku.

Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..

Kembali desahan terdengar dari mulutnya. Kini gerakannya terus memutar, dan tubuhnya meliuk mengikuti gerakan pantatnya. Memek terasa memberikan isapan yang kuat terhadap kontolku. Aku merasakan sensasi nikmat, tidak ingin diam. Tanganku mulai meraih susunya. Jariku memilin pentil susunya yang berwarna coklat mudah mengarah pink. Tampak merah-merah bekas cupanganku mengelilingi pentil susunya.

Cukup lama ia melakukan gerakan memutar sampai akhirnya aku merasakan putarannya semakin cepat. Erangannya mulai mengeras, tubuhnya meliuk-liuk seperti seorang penari. Perlahan pantatku mulai bergerak untuk mengimbanginya. Setiap gerakkan pantatku, ternyata memberikan efek kepada tubuh Esti. Ketika pantatku melakukan gerakkan, spontan tubuhnya langsung meliuk seperti ular. Mulutnya langsung melenguarkan erangan yang cukup keras.

Gerakan Esti semakin cepat. Ia mengontrol permainan kami kali ini. Tanganku kini memegang erat pinggulnya, untuk menjaga kontolku tidak terlepas dari lubang memeknya. Gerakan Esti yang meliuk membuat sesekali kontolku hendak terlepas hingga muara lubang memeknya. Tetapi tanganku segera menahan pinggulnya, agar kontolku kembali masuk ke lubang kenikmatan yang sudah mengeluarkan satu orang anak itu.

Cukup lama kontol dan memek kami beradu dalam posisi WOT. Gerakan Esti semakin liar. Wajahnya menunjukkan nafsu yang tertahan. Menampakkan seorang perempuan hyper yang butuh kepuasan. Aku senang melihat wajahnya yang semakin menujukkan birahi. Hal itu membuat nafsuku ikut terbawa ke puncak. Sesekali aku berikan hentakan dengan secara spontan menarik pantatnya. Tentu yang kulakukan membuat kontolku terhujam semakin dalam ke lubang memeknya.

“Ooouwwhhhhh… Sststststsss….. aku mau sampai lagi ko,” Esti memberitahuku kondisinya yang sudah hampir orgamse kembali. Desakan orgasme Esti membuat dinding memeknya semakin menjepit batang kontolku. Sedangkan kepala kontolku, semakin kuat bergesekan dengan mulut rahimnya. Bukan Esti saja yang hendak meledakkan sesuatu. Ternyata kepala kontolku pun sudah siap menyemprotkan sprema ke dalam rahimnya.

Kami semakin mempercepat goyangan. Pantatku maju mundur, dibantu tanganku menahan pinggul Esti. Itu membuat kontolku berkali-kali semakin melesak ke depan. Gigitan memek Esti semakin terasa di batang kontolku. Liukan tubuhnya semakin menjadi. Menari-nari di atas tubuhku, kepalanya terdongkak ke belekang dengan mata terpejam. Semakin cepat kocokan kontolku di memekku sampai akhirnya, kami mencapai orgasme bersamaan.

Crrrrrrrrrreeeeeeettttttttttttt…… Crrrrrrrrrreeeeeeettttttttttttt……

Crooooooooottttt……. Crrrrooooootttt…… crrrrrooooooooottttt…….

Memek Esti mengeluarkan cairan cukup banyak. Cairan kental putih yang membasahi batang kontolku. Berbarengan dengan kepala kontolku menyemprotkan sperma ke dalam rahimnya. Tidak pernah disangka, kami bisa mencapai orgasme bersamaan. Aku sendiri sudah lepas kontrol. Malam ini untuk kedua kalinya aku menyemprotkan sperma ke rahimnya. Tidak pernah terpikir, apakah sekarang Esti masa subur atau tidak.

Hhaaaaaaaa…….. Hhaaaaaaaa……..

Hidung kami mengeluarkan nafas memburu secara bersamaan. Tubuh Esti ambruk menimpa badanku. Wajahnya menyamping, mulutnya sangat dekat berada di kupingku. Cukup keras terdengar deru nafasnya yang memburu, menandakan puncak kenikmatannya telah tercapai. Kontolku sendiri dibiarkan menancap di lubang memeknya. Baik Esti maupun aku, tidak berusaha mengeluarkan kontol di lubang memek. Yang tersisa hanya kenikmatan orgasme yang baru kami capai bersamaan.

“Kamu luar biasa Esti. Sisi liar kamu sebagai perempuan malam ini sangat terlihat,” bisikku pelan, ketika nafasku sudah mulai normal.

“Koko yang mampu membuat aku hampir bertekuk lutut. Kalau saja tidak dibantu obat perangsang, mungkin sudah tidak punya kempuan melawan koko,” balas Esti.

“Obat perangsang. Maksud kamu gimana,” jawabku bertanya keheranan.

Pertanyaanku sendiri tidak dijawab Esti. Ia memilih menyembunyikan wajahnya di samping telengaku. Deru nafasnya terdengar mulai teratur. Badannya beralih ke sampingku. Kini dia berebah telentang di sampingku. Aku pandangi Esti dengan sorot mata dengan penuh pertanyaan. Sedangkan Esti sendiri terlihat kikuk melihat sorot mataku. Ia baru menyadari, mulutnya baru menyampaikan sesuatu yang harusnya tidak kuketahui.

Sengaja aku membiarkan Esti terdiam. Ia baru mencapai orgasme hebat. Jika didesak, nanti bisa jadi ga enak. Mungkin saat kami sedang berbicara santai, aku bisa bertanya lagi maksud dari perkataannya terakhir. Pikiranku sendiri bertanya-tanya dalam hati. Obat perangsang yang dimaksud Esti apa. Bagaimana dia bisa minum obat perangsang. Bukan hanya dia mungkin, tapi isteriku bisa jadi ikut mengkonsumsi. Bahkan aku dan Rully suaminya, tanpa sengaja ikut mengkonsumsi.

“Pantas nafsuku menggebu. Tenaga seperti tidak habis. Baru orgasme, tapi kontol masi tetap keras,” ucapku dalam hati.

Meski sudah dua kali orgasme, kontolku masih terasa keras. Tidak mau kendur, meski baru dikeluarkan dari memeknya Esti. Nafus birahiku masih menghinggapi. Tetapi aku perlu melihat kondisi Esti. Jangan sampai aku langsung main kocok kontolku ke memeknya. Bisa-bisa Esti nanti malah kabur dari kamarku. Kalau itu terjadi, bukan kenikmatan yang kudapatkan. Justru membuat buruanku dalam fantasi seks tidak mau lagi mendekat.

Setelah beberapa lama kami memilih diam, Esti memiringkan badannya. Tangannya disilangkannya ke tubuhku untuk memberikan pelukan. Aku membalasnya dengan membelai lembutan tangannya. Perlahan wajahku turut kumiringkan menghadap Esti. Kecupan lembut mendarat di dahinya. Ia hanya tersenyum menerima perlakuanku. Deru nafasnya sudah sangat normal. Tetap wajahnya masih terlihat sedikit memerah, dan matanya masih sayu.

“Kamu meminum obat perangsang yah,” bisikku pelan. Ia hanya membalas dengan anggukan yang langsung menyembunyikan wajahnya di balik tangan kiriku, seolah tidak ingin melihat wajahku.

“Cici kamu juga mengkonsumsinya,” tanyaku lagi.

“Bukan hanya aku dan cici. Koko dan suamiku juga mengkonsumsi obat perangsang,” jawabnya pelan.

“Bagaimana bisa,” ujarku keheranan.

Esti nampaknya menampak keherananku. Ia sendiri sebetulnya ingin memberikan penjelasan. Tetapi masih ada keraguan aku lihat dari wajahnya. Tidak heran, Esti masih menyembunyikan wajahnya di balik tanganku. Aku pun membelai lembut rambutnya untuk memberikan ketenangan. Harapanku adik iparku ini, bisa menceritakan semuanya dengan jujur.

“Koko jangan tersinggung yah,” Esti memberanikan mulutnya mengeluarkan kata. Matanya kini menyorot ke wajahku. Pandangan mata kami bertemu. Aku memahami, kalau dia meminta persetujuan untuk menceritakan yang sebenarnya. Sebuah anggukan lembut kuberikan pertanda persetujuan. Secepat kilat tangannya langsung menangkap kontolku. Dibelainya dengan pelan, sesekali memberikan kocokan.

“Kontol koko masih keras. Reaksi obat perangsangnya memang hebat. Mungkin kita sudah berasa capek. Tapi nafsu masih ada,” ungkap Esti memulai pembicaraan. Perkataan Esti kali ini tidak langsung aku jawab. Tetapi memberikan isyarat dengan mengangkat bahu sedikit.

“Janji jangan marah sama Esti,” kali ini perkataan Esti lebih serius. Ia meminta aku tidak marah, apabila menceritakan yang sebenarnya.

Kini tubuhnya menaiki badanku. Memeknya dengan kontolku saling bersentuhan. Terasa sudah mengering cairan yang tadi membanjiri memeknya. Tubuhnya mulai bergerak pelan untuk memberikan sensasi gesekan antara kontolku dengan memeknya. Bibirnya langsung menerkam, membuat kami saling melumat. Setelah beberapa saat, ia melepaskan lumatan di mulutku, sambil mengatur kembali nafasnya.

Kejadian di kolam renang dan malam ini, merupakan rencana Esti dan suaminya. Mereka sengaja menjebak aku dan isteriku dalam permainan seks. Keberanian itu muncul, setelah beberapa kejadian yang kami alami. Mulai dari isteriku mencari tahu kehidupan seks dia dengan suaminya, sampai kejadian liburan keluarga di ibu kota. Esti dan suaminya kemudian menyimpulkan, kalau aku dengan isteriku mempunyai fantasi seks.

Cerita terus mengalir dari mulut Esti. Tangannya pun kini perlahan meraih kontolku. Ia memposisikan kepala kontolku, agar tepat berada di mulut lubung memeknya. Secara perlahan digerakkannya tubuhnya untuk memasukkan kontolku yang masih keras ke memeknya. Ia berusaha memasukkan kontolku ke memeknya sambil menceritakan bagaimana menyusun rencana, agar aku dan isteriku bisa mengikuti permainannya.

“Jujur sebetulnya kami punya fantasi seks ko. Tapi kami belum berani mewujudkannnya. Setelah mendengar cerita cici, kami merasa koko dan cici pasangan yang tepat untuk mewujudkan fantasi kami,” ucap Esti di selingi dengan desahannya, karena kontolku sudah berhasil masuk menembus memeknya.

Tubuh kami masih menempel. Tetapi pantat Esti sudah mulai bergerak. Kontolku terasa mulai keluar masuk menembus memeknya. Meski dalam posisi sedang ngentot, cerita Esti tetap dilanjutkannya. Dia menceritaka kalau sebetulnya punya fantasi seks bertukar pasangan. Tapi belum bisa diwujudkan, karena takut salah pilih pasangan. Setelah mengamati situasi aku dan isteriku, Esti serta suaminya mulai merencanakan permainan ini.

“Ehmmmm…..ternyata kami kalah cepat dengan kalian,” ungkapku diseritai dengan lenguhan menahan kenikmatan jepitan memek Esti terhadap kontolku.

“Heheheheehe….. karena kami tahu koko punya fantasi seks yang sama, makanya kami berani memulainya,” ucap Esti lagi. Gerakkan kontolku menusuk memeknya masih dilakukan perlahan. Itu pun dibantu dengan pantat Esti yang memutar-mutar. Aku memilih diam, untuk memberikan kesempatan Esti melanjutkan ceritanya.

“Minuman import yang kami bawa, sudah dicampur obat terangsan. Coba koko perhatikan cici, sudah ada keraguan ketika ngentot dengan koko di depan kami. Cici pernah cerita, kalau dia masih ragu ngentot di depan kami. Jadi suamiku berinisiatif mencari obat perangsang, untuk membangkitkan gairah seks cici,” kata Esti memberikan penjelasan, kenapa isteriku sendiri bisa lebih liar dari biasanya, ketika ngentot.

Rencana yang mereka susun memang sempurna. Isteriku sendiri mulai terjebak dalam fantasi seks kami. Bahkan tidak peduli terhadap keberadaan suaminya, ketika ia mulai dicumbui Rully suaminya Esti. Julia terlihat sangat menikmati setiap cumbuan yang diberikan Rully. Nafsunya benar-benar bangkit, sehingga tidak peduli kontol siapa yang sudah dioralnya. Ajakan bertukar tempat yang ditawarkan Rully, ternyata merupakan bagian dari rencana mereka. Itu setelah melihat Isteriku mencapai puncak birahi. Ketika itu, isteriku tentu tidak sadar kontol siapa yang sedang menusuk memeknya.

Kini tubuh Esti bangkit. Posisinya kakinya mengangkang terbuka di atas kontolku. Ia melakukan gerakan meliuk-liukkan pantatnya. Memutar kiri dan kanan, untuk memberikan sensasi kenikmatan kepada kontolku. Tanganku mulai menahan pinggulnya. Aku menjaga supaya kontolku tidak terlepas dari lubang memeknya. Sambil menggoyang kontolku di dalam memeknya, Esti terus bercerita hingga sampai pada rencana selanjutnya. Rencanya lanjutan dari tukar pasangan antar keluargaku dengannya.

“Koko harus yakinkan cici besok, agar kita terus bisa begini. Bahkan bisa membuat permainan yang lebih seru,” ungkap Esti sambil terus menggoyang pantatnya disertai dengan desahan yang mulai keluar dari mulutnya.

Setelah mendengarkan semua yang diceritakan Esti, aku langsung memberikan persetujuan. Tidak ada alasan untuk aku menolak rencananya. Apalagi selama ini memang aku yang mempunya fantasi seks kuat ingin ngentot Esti. Aku meyakinkan Esti, untuk merayu Julia besok hari. Setelah itu, baru dibicarakan soal rencana selanjutnya. Mendengar itu, goyangan Esti semakin menjadi. Sisi liarnya ketika ngentot kembali keluar. Desahan dan erangannya mulai keluar sejadinya.

Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..

Goyangannya semakin cepat. Tidak lagi meliuk-liuk dan memutarkan pantat. Kini ia mulai menurun-naikkan pantatnya. Itu membuat kocokan kontolku di dalam memeknya semakin cepat. Cairan mulai membasahi memeknya yang tadi sudah mulai mengering. Beberapa kali hentakan kontolku mampu menyentuh mulut rahimnya. Itu membuat kepala kontolku merasakan kegelian, dan suara desahan Esti keluar semakin keras.

“Ooouwwhhhhh… ko aku sudah mau keluar lagi,” ucap Esti tertahan. Aku tidak memperdulikan ocehannya. Goyakan pantatku mengarah ke atas semakin aku buat cepat. Bahkan beberapa kali aku sentakkan, agar mampu mencapai ujung memeknya yang paling dalam. Entar berapa kali juga Esti mengeluarkan erangan yang cukup keras. Sampai akhirnya, memeknya memberikan sensasi pijatan ke batang kontolku. Tidak lama, tubuhnya mulai mengejang, dan kuraskaan ada cairan yang membasahi batang kontolku.

Crrrrrrrrrreeeeeeettttttttttttt…… Crrrrrrrrrreeeeeeettttttttttttt……

Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..

Mulut Esti mengeluarkan suara lenguhan panjang. Tubuhnya dihempaskan menindih badanku. Kubiarkan kontolku tetap berada di dalam memeknya. Nafas Esti terdengar menderu keras. Ia mencoba mengatur kembali nafasnya. Setelah deru nafasnya mulai terkontrol, aku berinisiatif membalikkan badannya. Kini aku menggenjot memek Esti dengan posisi di atas. Posisi ini memungkinkan aku memainkan kocokan kontolku, sesuai dengan keinginan.

Kadang kocokan kontolku aku percepat, pelan, beberapa kali sengaja aku sentakkan untuk masuk lebih dalam di liang memeknya. Itu tentu saja membaut Esti semakin gelojotan. Tubuhnya semakin tidak keruan bergoyang. Padahal ia baru saja menerima orgasmenya. Tetapi pantatnya tetap ikut bergoyang untuk memberikan perlamana. Aku pun langsung menggoyangnya dengan kecepatan tinggi. Kepala kontolku sudah mendesak-desak seperti ada sesuatu yang ingin ditumpahkan.

Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..

Crrrrrrrrrreeeeeeettttttttttttt…… Crrrrrrrrrreeeeeeettttttttttttt……

“Aku keluar lagi ko…..,” ucapnya, tanda sudah mencapai klimaks kembali.

Crooooooooottttt……. Crrrrooooootttt…… crrrrrooooooooottttt…….

“Akhirnya sampai juga,” ucapku hampir bersamaan dengan Esti. Aku kembali menyemprotkan sperma ke dalam rahimnya. Kami berdua mencoba mengatur nafas. Perlahan aku rebahkan tubuhku di sampingnya. Esti mengambil inisiatif memelukku dari samping. Kakinya ditumpangkan ke kakiku. Wajahnya disembunyikannya ke lengan sebelah kananku.

“Lemas banget rasanya ko. Akhirnya bisa klimaks berkali-kali,” ucap Esti yang masih menyembunyikan wajahnya di tanganku.

Ucapannya yang terakhir tidak aku tanggapi. Setelah berkali-kali menyemprotkan sperma di memek Esti, tubuhku mulai terasa lemah. Capek mulai menghinggapi, dan tanpa terasa mataku mulai terpejam. Nafasku mulai terarur, begitu pulang Esti. Tidak ada lagi kalimat yang keluar dari mulut kami berdua. Aku sendiri tidak mengetahui, jam berapa kami mengakhir persetubuhan kali ini.



***

Sinar matahari mulai terlihat dari sela jendela kamar. Ternyata sudah siang. Dari HP ku terlihat waktu menunjukkan pukul 11 siang. Entah sampai jam berapa kami ngentot tadi malam. Seingatku, sudah masuk subuh. Itu sangat terasa dari hawa yang semakin dingin menyelimuti kami berdua. Esti sudah tidak berada di sampingku. Terdengar sayup-sayup suara gemericik air. Kubangunkan tubuhku dan mengambil handuk.

Pintu kamar mandi segera kubuka. Esti sedang berada di bawah pancuran air. Ia terlihat membasahi seluruh tubuhnya. Tanpa sepengetahuannya, aku langsung bergabung di bawah pancuran air. Kupeluk tubuh Esti dari belakang. Kucubumbui leher bagian belakangnya, jilatanku perlahan naik hingga telenganya. Kepalanya spontan menoleh ke belakang. Di tengah kekagetannya, ia memberikan senyuman, ketika mengetahui aku yang memeluk tubuhnya dari belakang.

Mulutku tidak bisa diam. Terus mencumbuinya dari belakang. Bahkan jilatanku kini mulai mengarah ke pantatnya. Tanpa ragu, kujilati lubang pantatnya. Tubuh Esti bergerak terangkat di sertai dengan kaki. Berulang kali aku jilati sela-sela lubang pantatnya, membuat Esti mengeluarkan desahan lembut dari mulutnya. Ia pun memutar tubuhnya. Kini memeknya berhadapan denganku. Langsung kusapu permukaan memeknya, dan lidahku menjalar mencari lubangnya.

“Sekarang sudah siang. Kita quickly seks aja,” ucap Esti mengangkat kepalaku. Kakinya dilebarkan, kontolku digiringnya menuju lubang memeknya. Aku dorong pantatku perlahan, ketika tepat berada di depan lubang memeknya. Masih terasa susah mengingat memeknya sendiri belum mengeluarkan cairan. Perlahan kontolku mulai membelah mulut memeknya. Batangku mengikuti hingga akhirnya kontolku terbenam ke dalam memeknya.

“Cepat sayang. Siapa tahu suamiku dan Ci Julia sudah menunggu di luar,” kata Esti kembali mengingatkanku.

Gerakan kontol langsung kupercepat. Pantatku maju mundur. Kaki Esti tidak menginjak ke lantai. Kini bertumpu pada pahaku. Aku memaju-mundurkan kontolku gerak cepat dengan posisi menggendong Esti. Memeknya terasa sudah mulai mengeluarkan cairan. Itu semakin mempermudah gerakan kontolku di lubang memeknya. Kecepatan kocokan kontolku membuat tubuh Esti semakin terhentak-hentak. Desahan dan erangan dari mulut kami mulai keluar.

Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..

“Makan cepat ko. Aku udah mau sampai,” ucap Esti pelan.

“Kita barengan. Tahan sebentar lagi,” jawabku.

Ooouwwhhhhh… Sststststsss…..

Crrrrrrrrrreeeeeeettttttttttttt…… Crrrrrrrrrreeeeeeettttttttttttt……

“Aku sampai….. Ooouwwhhhhh…,” ucapnya, tanda sudah mencapai klimaks kembali.

Crooooooooottttt……. Crrrrooooootttt…… crrrrrooooooooottttt…….

Sengaja aku masih menggendong tubuh Esti, untuk mengokohkan tancapan kontolku di dalam memeknya. Kami perlahan mulai mengatur nafas masing-masing. Seks quickly di bawah pancuran air memberikan sensasi yang luar biasa. Membuat semakin tertantang untuk melakukan kembali. Segera kami selesaikan mandi setelah saling menyabuni, dan menggosok. Esti langsung menggunakan kimono handuk yang sudah digantungnya di kamar mandi.

Ia berpamitan untuk kembali ke kamarnya. Dia bilang sayup-sayup sudah mendengar suaminya sedang ngobrol dengan isteriku. Sedang aku memilih menuju koper untuk mengambil pakaian. Segera kukenakan pakaian kaos kerah, dan celana jeans berwarna gelap. Setelah itu, aku semprotkan farpum untuk menambah wangi tubuhku. Tidak lama, kulihat isteriku masuk menggunakan kimono handuk.

Sekilas aku menangkap ada keraguan, ketika memasuki kamar. Pakaian tidurnya tadi malam sudah berada di tangannya. Ia pun langsung menuju kopernya untuk mencari pakaian, dan merapikan pakaian tidurnya. Mungkin dia merasa tidak enak, karena baru ngentot dengan pria yang bukan suaminya. Aku pun bernisiatif untuk menenangkannya. Langkahku segera mendekatinya, memberikan pelukan dari belakang.

“Hai sayang. Masih capek yah,” aku mencoba membuka pembicaraan dengannya. Isteriku sedikit kaget, dan menengok ke belakang. Aku berikan senyuman.

“Sudah lah, tidak usah dipikirkan. Papi sudah bicara banyak dengan Esti. Nanti kita bahas bersama-sama rencana selanjutnya,” ucapku berusaha menenangkan.

“Papi tidak marah dengan kejadian tadi malam,” kata isteriku. Ia memberikan pertanyaan, takut aku marah.

“Sayang, bukan kah memang ini yang mau kita wujudkan. Papi mengerti, mami hanya berusaha mewujudkan fantasi seks papi. Jangan bilang kalau mami belum siap untuk kejadian sekarang. Kalau belum siap, kenapa mami justru menyetujui liburan kita kali ini,” jelasku padanya.

“Setelah kejadian ini, mami harap papi tidak merasa jijik menyentuh mami,” pinta isteriku. Sorot matanya mengarah padaku, menunggu jawaban.

“Owh tentu. Toh kita semua sama-sama menikmati. Sekarang papi justru ingin tahu, apakah mami masih menginginkan ini terulang. Kalau setuju, kita tinggal bahas dengan Esti dan Rully,” kataku menenangkan.

“Jujur mami sendiri menikmati hubungan seks tadi malam. Tapi ada keraguan. Mami takut papi malah merasa jijik, dan akhirnya menjauhi isteri sendiri,” ia mencoba mengungkapkan perasaannya.

“Sepanjang kita saling jujur, papi tidak masalah. Justru papi sekarang tambah sayang kepada mami. Isteri papi yang sudah mewujudkan fantasi seks, tidak layak dijauhi. Justru papi tambah sayang sekarang,” kataku meyakinkan.

“Sekarang mami berpakaian. Rencananya kita mau bahas rencana selanjutnya,” ungkap suamiku memecahkan kesunyian, setelah menyudahi peraduan bibir kami.

Bersambung…….
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd