Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Potatos (Real Story)

kentangnya dah mo habis nii yeee..
dah waktunya maincourse huu.. daging anget kek:dance:
 
Bagaimana kira kira pendapat kalian bila mengirimkan pesan chat kepada teman dekat, pacar atau pasangan namun tidak kunjung dibaca apalagi dibalas hingga lebih dari sejam dan kita tahu kalau sebenarnya dia sempat online?

A. Biasa saja
B. Kesal
C. Tidak tahu
D. Jawaban lain

Umumnya wanita akan cenderung lebih agresif dan possesif saat organ vitalnya telah dijamah seseorang, kecuali dia merupakan seorang player. Butuh suatu kepercayaan dan rasa sayang bila sampai dia merelakan payudaranya disentuh seorang lelaki.

Namun logika itu tidak berlaku bagi Arin, komunikasi kami masih sama seperti di awal. Aneh ga sih suatu hubungan yang dibangun tanpa adanya sebuah komunikasi yang baik? Bagiku sih aneh. Namun lama lama aku menjadi terbiasa menghadapi masalah ini. Aku sekarang sedikit lebih cuek dan masa bodoh dengan hal tersebut.

Kadang hingga 3 hari kami saling tidak memberi kabar, tinggal kuat kuatan saja siapa yang bisa menahan ego masing masing.

Hingga akhirnya setelah beberapa hari tidak saling menyapa, sebuah pesan kuterima darinya.

"🙁" sebuah pesan berupa emot dari Arin
"Knp?" Tanyaku

"Kmn aja?" Tanyanya
"Ga kemana2 kok" jawabku

"Hmmm.."

Dialog seperti tersebut sering kami lakoni, namun kali ini aku lebih sering tidak menanggapinya. Memang sempat kutanya kenapa sih masih cuek aja kalau diajak chat. Arin hanya menjawab kurang begitu suka dengan komunikasi lewat chatting. Namun beberapa kali kupergoki saat kita sedang jalan bersama, dia seringkali asik membalas chat dari teman temannya.

Sekarang aku lebih sering menghubunginya lewat chat saat menjelang kami berencana akan bertemu saja, selebihnya kadang kutelpon saat aku sedang bermacet macet ria saat pulang kerja.

Jadwal kami bertemu memang hanya 2 minggu sekali, karena lebih disebabkan dengan sulitnya menyamakan waktu diantara kami.

Jadwal dia bekerja memang seminggu shift pagi, minggu berikutnya shift siang. Otomatis aku bisa mengajaknya jalan hanya saat dia masuk pagi. Kadang kalau aku sedang kangen, kuajak dia makan siang sebelum waktu dia mulai bekerja. Lumayanlah buat sekedar melepas kangen walau hanya sebentar. Atau kadang aku sengaja menyambanginya ke kantor saat selepas Isya, kemudian kuajak dia makan sate yang lokasinya tidak jauh dari kantornya atau hanya sebatas bertemu di dalam mobil depan parkiran kantornya.

Kami suka mencuri curi waktu untuk berciuman di dalam mobil, walau terkadang banyak orang lalu lalang di samping kami. Bahkan biasanya aku suka memarkirkan mobilku di depan warung tenda di sebelah kantornya. Sensasinya lebih luar biasa bila dibandingkan di parkiran cafe atau mall yang suasananya lebih sunyi tentunya.

Setelah seminggu lebih tidak berjumpa, akhirnya besok aku akan bertemu kembali dengannya. Pikiran ngeres kini selalu terbayang di benakku tentang apa yang bakal kulakukan kepadanya saat bertemu nanti. Dan akhirnya sore itu kujemput Arin seperti biasa setelah sehari sebelumnya telah membuat janji dengannya. Aku penasaran kira kira baju apa yang akan dikenakannya hari ini.

Sekitar 5 menit menunggu, kulihat dia keluar dari kantornya menuju mobilku dengan mengenakan long dress selutut bermotif kotak kotak tanpa lengan. Dia senang sekali mengenakan baju tanpa lengan, walau terkadang juga membawa sweater atau blazer untuk berjaga jaga bila dibutuhkan.

"Hai..apakabar?" Sapaku ramah sesaat setelah dia menaiki mobil
"Baik mas..kamu apakabar?" Tanyanya balik

"Alhamdulillah baek" jawabku sambil mulai menjalankan mobil.

Akhir akhir ini aku lebih suka menggunakan mobil saat mengajaknya jalan, tentunya ada maksud tertentu yang telah kupikirkan. Apalagi kalau bukan supaya bisa berbuat mesum dengannya.

Sepuluh menit kemudian sampailah kami di sebuah cafe langganan, lagi lagi cafe. Ya, daripada di mall atau restoran yang kurang privasi dan agak beresiko tentunya yang menjadi salah satu pertimbanganku.

Setelah melakukan ritual cipika cipiki, masuklah kami ke dalam cafe tersebut. Seperti biasa kupesan segelas magic cubano dan seporsi kentang goreng kesukaan para suhu disini. Arin bercerita mulai dari rencana keluarganya yang akan datang ke Jakarta hingga teman teman di tempat kerjanya yang membuatnya kurang nyaman. Dia sedikit mengeluh dengan kondisi yang sedang dihadapinya tersebut. Dimana butuh dana tentunya untuk mengganti biaya transport serta penginapan buat keluarganya. Sudah begitu ditambah pula dengan teman temannya yang mempermasalahkan dia yang sering bertukar shift karena ada keperluan, walau dia sudah mengganti jam kerjanya di lain waktu.

Aku mencoba memberi beberapa masukan sebagai solusi dari kondisinya tersebut. Namun soal dana keperluan akomodasi keluarganya, aku sengaja tidak membahasnya. Kecuali dia terang terangan meminta bantuan, baru akan kupertimbangkan untuk membantunya.

Aku memang lebih senang mendengarkan dia bercerita tiap bertemu, kecuali kalau dia balik bertanya baru aku akan bercerita tentang keseharianku.

Setelah menu kentang tersaji dan selesai kunikmati selama beberapa jam di cafe tersebut, rasanya sudah tidak sabar ingin segera menikmati menu utamanya. Setelah menyelesaikan pembayaran aku segera menyusul Arin yang telah menunggu di halaman luar. Saat kami berdua sudah di dalam mobil, dan tukang parkir sudah siap memberi aba aba, kubuka kaca jendela dan memberikan selembar uang sebagai ongkos parkir.

Tukang parkir pun menjauh meninggalkan mobilku setelah mendapat imbalannya. Seperti biasa, kuawali momen di mobil dengan mulai berbasa basi. Beberapa candaan kuselingi untuk mencairkan suasana. Begitu kurasa momentumnya pas, seperti biasa mulai kucium wajahnya, mulai dari bibir, naik ke kening lanjut ke hidung, kemudian balik lagi ke bibir namun dengan cara yang lebih hot daripada sebelumnya.

"Mmuaahhh" saat bibir kami bersentuhan dan mulai saling melumat. Lidahku mulai menelusup masuk ke dalam rongga mulutnya untuk mengajaknya duel bersilat lidahnya. Persilatan lidah pun tak dapat terhindarkan, bagai pedang yang saling beradu dan saling meliuk liuk, hingga kami bisa saling merasakan indera pengecap masing masing. (Lebay mode:on)

Kemudian kulanjutkan menciumi batang lehernya secara perlahan menuruni setiap inchi kulitnya. Wangi lotion yang dia kenakan, membangkitkan libidoku yang secara perlahan berangsur naik.

Arin memejamkan mata sambil menengadahkan kepalanya pertanda dia menikmati perlakuanku tersebut. Kuciumi dengan sedikit jilatan saat lidahku kembali naik menuju area telinganya kali ini. Kujilati liang telinganya dengan ujung lidahku supaya memberi efek geli, dan kali ini tubuh Arin sedikit menggeliat seperti terkena setrum.

Setiap berbuat mesum seperti ini di tempat umum, mestinya salah satu dari kami senantiasa berjaga seumpama ada orang lain yang mengamati. Kulihat Arin sedikit lengah kala memejamkan matanya, sehingga aku tidak berani berlama lama meneruskan perbuatanku. Kuhentikan sejenak untuk mengamati kondisi sekitar sekaligus memberinya efek kentang.

Setelah kupastikan aman kembali, tidak serta merta kulanjutkan mencumbunya. Kuselingi dengan sejenak menatap wajahnya, sehingga dia tidak berpikir aku hanya sekedar mengumbar nafsu dengannya, namun ada rasa sayang terselip di setiap perbuatan yang kita lakukan.

Setelah di pertemuan berikutnya aku telah berhasil menjamah payudaranya, maka kupikir kali ini tidak ada lagi rasa sungkan diantara kami.

Tanpa meminta izin dari si empunya, kupegang payudaranya secara tiba tiba.

"Ih..nakal tangannya" ujarnya sambil menyingkirkan tanganku dari dadanya
"Hehe.." tawaku

Lantas buru buru kucium kembali bibirnya supaya tidak merusak momen yang telah terbangun. "Mmuaahh" bibir kami kembali berpagutan. Pelan pelan kuselipkan tanganku dari sela bajunya yang paling atas. Sedikit susah tentunya karena dia mengenakan long dress berkancing saat itu.

"Duh susah" protesku sesaat setelah kulepaskan ciumanku.
"Hehehe.." tawanya ngeledek

"Buka atuh neng" rayuku
"Ga mau ah" tolaknya manja

"Ya udah kubuka aja deh" ucapku tanpa menunggu persetujuan darinya.

Arin tidak mengiyakan dan tidak menolak saat kulucuti kancing bajunya. Cuma satu kancing bagian atas saja yang kubuka karena khawatir bila sewaktu waktu dipergoki orang. Dengan satu kancing telah terbuka, sedikit memudahkanku untuk menyelipkan tanganku masuk ke dalam bajunya hingga menerobos kedalam BHnya yang sedikit longgar.

"Touchdown" ujarku senang dalam hati saat berhasil menemukan puting susunya yang kecil dan belum sepenuhnya keluar. Benar benar seperti payudara remaja wanita yang sedang beranjak dewasa, pikirku. Ini dulu suaminya ga suka ngisep ngisep susu istrinya apa ya, pikirku lagi. Walau aku lebih suka wanita berpayudara besar, namun kali ini sedikit pengecualian dariku karena proses mendapatkannya yang perlu sedikit perjuangan.

Kupilin pilin sambil kutarik pelan pelan putingnya supaya keluar dari dalam areolanya sembari menciumi bibirnya supaya perhatiannya tetap teralihkan.

"Mmmhhh.." desahan yang keluar dari mulut Arin saat sedang kucium bibirnya dan kupilin putingnya

Matanya terpejam dan tubuhnya mulai sedikit menggeliat seperti orang gelisah menahan beberapa rangsangan yang kuberikan.

Kemudian kutarik BHnya secara perlahan kebawah, namun hanya sedikit bagian payudaranya yang kubuka, hanya sebatas dibawah putingnya saja. "Hmmm...benar sesuai dugaanku, putingnya terlihat sedikit tenggelam dalam lingkaran Areolanya tersebut".

Sambil menahan BHnya hingga terbuka separuh, lalu kujilati puting susunya yang imut tersebut.

"Aahhh.." lenguhnya saat lidahku menyapu titik rangsang di sekitaran putingnya. Kuhisap pelan sambil berharap bisa mengeluarkan putingnya sehingga bisa terlihat mancung dan tegang.

Arin bolak balik melirik ke bawah saat posisinya sedang menengadah menahan geli. Dia seperti penasaran sedang diapakan susunya olehku sampai membuatnya terangsang. Beberapa kali dia berupaya menggapai telingaku dengan lidahnya saat kepalaku sedang hinggap di payudaranya.

Akhirnya kutawarkan untuk menurunkan sandaran kursinya agar dia bisa lebih nyaman berbaring. Arin menyetujuinya dan kemudian menarik tuas di sebelah kirinya untuk merebahkan kursi yang sedang disandarinya.

Kini posisinya seperti sedikit berbaring, sehingga membuatku harus lebih mencondongkan tubuhku ke arah tubuhnya. Sebenarnya posisi tersebut sedikit lebih beresiko karena saat ini kami benar benar tidak bisa mengawasi kondisi sekitar. Namun karena nafsu yang sudah diubun ubun mengalahkan rasa kekhawatiranku. Kuisap payudaranya kali ini dengan posisi sedikit menindihnya.

"Sluurrrppp" suara jilatan lidahku di sekitaran putingnya disertai desahan suara Arin.

"Mmmhhh.." suara desahan Arin yang sedikit tertahan.

Kembali kulihat Arin sudah lengah, akhirnya kucoba merogoh bagian vaginanya. Kebetulan karena dia mengenakan longdress selutut saat itu, sehingga membuat bagian bawah bajunya tersebut sedikit tersingkap keatas saat dia dalam posisi sedang berbaring. Kuraba raba vaginanya yang masih terbalut celana dalam. Namun baru sebentar aku bisa menyentuh bagian yang sedikit hangat dan basah tersebut, Arin buru buru mencegah dengan memegang tanganku.

Akhirnya kuurungkan niatku saat itu, supaya tidak merusak momen yang sejauh ini sudah membuatku cukup puas. Mungkin sebaiknya pelan pelan saja dan satu persatu kueksplore alat vitalnya. Ibarat permainan, supaya senantiasa membuatku tertantang dan tidak cepat merasa bosan.

Akhirnya waktu jua yang membuatku harus menghentikan perbuatan enak enak malam ini. Kulihat sudah jam 9.20 wib saat itu.

"Susuku kecil mas" ujar Arin sambil merapikan kembali bajunya.
"Ntar kalo sering sering dipegang juga besar kok" jawabku sambil bercanda

"Hmm..mana bisa. Ntar kalo dah punya anak baru besar sendiri" jawabnya
"Yee.*** percaya, beneran bisa kok" jawabku lagi

Arin hanya membalasnya dengan gestur menjulurkan lidah seolah meledek perkataanku tadi.

Akhirnya segera kuantarkan Arin pulang mengingat waktu yang kembali tidak bersahabat.

Hari hari berikutnya, hubungan kami berlangsung normal alias begitu begitu saja. Hingga akhirnya di suatu malam, saat anak istriku sudah tertidur, aku iseng menghubunginya melalui chat WA "B".

"Hai" sapaku

Setelah beberapa menit, akhirnya muncul balasan darinya.

"Hai juga" balasnya
"Lagi apa?" Tanyaku

"Lagi baring baring aja mas" jawabnya
"Nenen 😋" candaku yang terlontar tiba tiba

"Hmm.." balasnya
"Liat donk" godaku lagi

"Ga mau ah" jawabnya
"Yah...udah pernah liat ini 🤭" balasku lagi
"Kangen ni" tambahku lagi.

Tak lama kemudian..

"Image received" balasan WA dari Arin.

Bersambung....
 
Akhirnya ada update juga, hahaha.. hampir aja gua tinggalin thread ini.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd