Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Potatos (Real Story)

Wanita merupakan makhluk yang penuh misteri, terkadang susah ditebak apa yang ada di pikiran maupun perasaannya. Menebak lampu sein motornya saja terkadang membuat kaum Adam puyeng, terlebih lagi perasaannya. Begitupun dengan apa yang kurasakan dengan Arin, wanita yang satu ini sangat susah ditebak apa yang sebenarnya ada di hati dan pikirannya terhadapku. Ada perbedaan besar antara Arin dengan Anty. Kalau Anty sejak awal sudah bisa kutebak perasaannya, namun sebaliknya dengan Arin. Pikiranku seolah olah dikelir warna abu abu olehnya, alias belum ada kepastian sama sekali.

Dalam menjalani sesuatu hal, tentunya kita berpikir untuk mendapatkan progress secara capaian atas apa yang telah kita mulai. Begitu pula halnya dalam menjalin suatu hubungan, aku mulai berpikir harus ada kemajuan yang kuraih setelah beberapa minggu jalan dengannya. Bisa memegang tangannya mungkin bisa menjadi awal yang baik untuk mengetahui sedikit perasaannya. Seperti waktu itu, seperti biasa aku mengajaknya jalan ke suatu tempat. Di saat perjalanan pulang, aku dilanda sedikit keraguan walau sekedar hendak menggenggam tangannya. Sekarang atau besok saja, pikirku saat itu. Antara rasa pengen mencoba, namun ada juga perasaan takut dan malu. Mungkin bisa sedikit kugambarkan, bagaimana saat saat kita pertama kali mulai dekat dengan cewek, seperti itulah yang kurasakan saat itu, penuh rasa deg deg an tapi penasaran. Sambil mengemudi, aku berusaha mengumpulkan sedikit keberanian.

"Hmmm..Pegang enggak..pegang enggak "gumamku dalam hati.."berani enggak..berani enggak" tanpa banyak pikir segera kuraih tangannya..dan...Huufffttt..syukurnya dia menyambut tanganku dan sedikit meremasnya. Ada perasaan plong dan bahagia layaknya kita habis menembak cewek dan diterima..hehehe.

Seakan teringat masa kecilku dulu, bagaimana asyiknya bermain layang layang. Terkadang adakalanya kita harus mengulur maupun menariknya supaya layangan tersebut bisa tetap mengudara. Namun, kali ini aku berada di posisi sebaliknya, alias sebagai layang layangnya. Arin sangat pintar sekali menarik ulur perasaanku. Terkadang aku dibuat melayang, terkadang dipaksa turun membumi.

Bahkan hingga aku berhasil menciumnya pun, keadaan tidak serta merta berubah, mungkin bisa sedikit kuceritakan momen tersebut sebagai berikut. Lokasinya lagi lagi di parkiran, namun bukan di Mall melainkan parkiran cafe, letaknya di pinggir jalan dalam sebuah pemukiman di area Jaksel. Aku memang berusaha menghindari tempat tempat umum bila sedang jalan bersama TO2 ku. Saat itu, kami baru saja selesai bercengkerama dan menikmati suasana cafe tersebut. Mobil sudah kunyalakan, dan AC segera kuhidupkan, namun sengaja kutunda untuk menjalankan mobil. Aku masih ingin menikmati waktu yang tersisa di malam ini dengan sedikit lebih intim. Aku raih tangannya lalu kugenggam serta sesekali kuberi kecupan. Kusibak rambutnya yang sedikit menutup matanya.

"Aku pengen nyium boleh ga?" pertanyaan konyol terlontar mulutku.
"Hmmm..hehe" jawabnya sambil tertunduk malu.

"Boleh ga ni?" tanyaku memastikan dengan sedikit menggoda
"Ga boleh..hehe" jawab Arin sambil cengar cengir

"Owh.*** boleh ya?" langsung saja kutarik pelan kepalanya lalu kukecup keningnya. "Ga boleh ya?" ledekku kali ini. Lalu kucium kembali keningnya kemudian perlahan kusentuh lembut hidungnya dengan ujung bibirku. Namun saat hendak mencium bibirnya, dia sengaja berpaling sehingga ciumanku malah mendarat dipipinya.

"Owh..jadi ga boleh ni ya?" tanyaku lagi sambil tersenyum manis. Namun kali ini segera kuraih sambil kutahan kepalanya lalu buru buru kucium bibirnya. Cup..sebuah kecupan manis mendarat di bibirnya. Kuulangi lagi beberapa kali, dan berikutnya mulai kulumat bibirnya. Dia pun merespon dan memberi sedikit perlawanan. Hingga akhirnya kami pun saling bertukar air liur saat kumasukkan lidahku ke mulutnya lalu kemudian dia menghisapnya. Aku menciumnya dengan menggunakan perasaan saat itu, bukan dengan nafsu. Kulihat ia memejamkan matanya setiap kali kucium lembut bibirnya.

Dengan kejadian kejadian tersebut, terkadang aku bingung sendiri, kayaknya suka, diajak jalan mau, bahkan sampai berciuman tapi kok masih saja cuek dan ga ada perhatian juga walau sedikit.

Saat kukirim pesan sekedar menanyakan kabar atau memberi perhatian kepadanya, aku dibuat menunggu hingga berjam jam lamanya, itupun hanya jawaban singkat yang kudapat. Tidak ada feedback positif seperti menanyakan kabar balik, kegiatanku atau sekedar menanyakan sudah makan belum olehnya. Bila tidak kuhubungi terlebih dahulu pun tiada inisiatif darinya untuk memulai komunikasi terlebih dahulu. Namun hal sebaliknya bila kita bertemu langsung, sebagaimana kuceritakan diatas.

Secara tersirat, aku bisa menebak kalau dia ada perasaan terhadapku, terlihat dari gestur dan sikapnya selama jalan denganku. Namun tidak bisa kupastikan secara tersurat, yaitu dalam bentuk pernyataan atau dalam hal berkomunikasi sebagaimana telah kujelaskan.

Sejuta pertanyaan selalu muncul di benakku, apa yang sebenarnya dia mau atau cari dariku. Apakah uang? Sekedar teman jalan? Have Fun? Atau suatu hubungan dengan status? Entahlah, aku hanya bisa menebak nebak dan perlu waktu untuk lebih mendalaminya.

Aku mencoba tetap sabar dan membiarkan semua mengalir apa adanya, toh juga hanya buat sekedar TTM dan have fun. Namun, logikaku terkadang berkata lain, namanya suatu hubungan itu dibangun dengan komunikasi dua arah, bukan cuma searah...ealah 🤣🤣. Namun ada baiknya juga tentunya, resiko saat sidak HP oleh Polda dirumah menjadi lebih kecil.

Aku contohkan percakapanku dengannya setelah beberapa hari tidak saling berkomunikasi dengan ilustrasi berikut:

Contoh 1:

"Hai" message sent

Setelah beberapa jam...

"Hai juga" jawabnya
"Sibuk ya?" tanyaku

"Iy" jawabnya singkat padat jelas 😅

"Owh..dah maksi?" tanyaku
"Udh" jawabnya sekitar 15 menit kemudian

Moodku buat nerusin hilang seketika 🙄

Contoh 2:

"😊" emot send by Arin
"Hai" akhirnya kusapa juga duluan 😴

"Kemana aja?" tanyanya
"kangen ya?" pancingku

"Hmmm..kepo" jawabnya absurd

Contoh 3:

"Hai" sapaku
"Ga ada ngabarin 😓" balasnya

"Owh dicariin ya? Knp ga kamu duluan yg WA? 😅" jawabku
"Hmmm.." jawabnya singkat dan ga jelas

Percakapan seperti itulah yang kami lakukan selama ini, aku tidak bisa berharap ngobrol panjang lebar dengannya bila melalui messages, bila pernah pun hanya sesekali saja dan itupun dia lebih banyak bercerita masalah kerjaannya.


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Sebuah pesan WA muncul di notifikasi HPku, kubuka pesan tersebut.

"Bro..loe bisa ke Bandung ga mingdep?" tanya bembe kawanku. Dia berdomisili di suatu kota di Jawa Tengah.
"Siap..acara apaan?" tanyaku

"Diajakin karaokean sama Heri. Oya, loe ajakin juga si Udin ya" tambahnya lagi
"Hmm..oke, gw usahain deh..mikir dulu buat cari alasan ke bini hehe" kataku

Udin pun segera kuberitahu mengenai undangan tersebut, dan dia menyanggupi. Kebetulan dia hampir setiap minggu pulang ke rumah mertuanya di Bandung.

Akupun lantas berpikir alasan apa yang akan kubuat supaya mendapat izin orang rumah. Gotcha!!!! Aku dapat ide cemerlang. Serasa bakal Dejavu dengan kejadian Anty tempo hari ni, pikirku.

Dirumah aku sampaikan kepada istriku bahwasanya aku hendak melakukan tugas ke Bandung hari Jumat depan. Untungnya dia setuju tanpa banyak bertanya. Setelahnya, aku segera mengabarkan kepada Bembe.

"Bro..gw bisa ke Bandung"
"Oke..siap masbro" jawabnya

"Akomodasi aman kan?" tanyaku memastikan
"Siaapp..aman pokoknya" jawabnya

Sekarang tinggal bagaimana caranya mengajak Arin supaya ikut denganku, yeay. Siapa tau dia mau ikut, paling ga menemani perjalananku sampai Bandung kemudian terserah dia mau ikut stay di Bandung atau pulang ke rumah sekalian menjenguk orangtuanya yang lokasinya di kota sebelah, sekitar satu jam dari Bandung.

H-1 kutemui Arin sekalian mengajaknya jalan seperti biasa. Sengaja kuberitahu rencanaku secara mendadak, karena sebenarnya aku juga ragu mengajaknya karena selama di Bandung nanti acaranya memang khusus buat pria dewasa. Tapi ya sudahlah, lihat bagaimana nanti disana, siapa tahu dia memang mau sekalian pulang kampung.

"Hah..kok mendadak si ngajakinnya" kata Arin saat kami berbincang di suatu cafe, tapi berbeda dari yang sebelumnya.
"Ya gimana, aku juga baru bisa mastiin berangkat hari ini" alasanku saat itu

"Hmmm..gimana ya? Aku harus tukeran shift dulu sama temenku dulu. Kalo mau cuti, sayang juga si" jawab Arin
"Ya udah, dipikir dulu aja sama dirunding sama teman kerja kamu. Tapi ntar malem aku minta kepastian ya" tawarku

"Hmm..oke deh, ntar malem kukabarin lagi" tutup Arin

Malam setelah pertemuan tadi, sekitar jam 10 malam aku buka WA "B" ku yang biasa ku hide. Tentunya diam diam tanpa sepengetahuan istriku yang sudah tidur menemani anak anakku.

Kubuka WA "B" ku, dan kebetulan Arin sudah mengabarkanku.

"Mas.." sapanya
"Ya.." jawabku


Bersambung....
 
cerita kayak gini nih yang asik ngikutinnya. gak melulu ttg esek-esek. Salut buat suhu yang sabar update ceritanya :))
 
Mantap hu, bukan aja sekedar cerita... Nunggu update slanjut ny
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd