Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Potatos (Real Story)

Sepertinya suhu lebih mengandalkan meet up langsung ya daripada kelamaan ssi dimedsos
Hihi klo dirasa menarik ya ane temuin atuh hu..klo biasa aja ya cukup ssi di medsos..sekalian buat temen nongkrong dan enak2 juga kan selagi nunggu kelar macet jalanan hehehe
 
ane baru lebaran hari ke-3 kemaren, kenalan di aplikasi B***o, chat dr akhir puasa, lebaran ke-3 undang main ke ktr (kebetulan ane dines shift), malemnya lsg dpt exe di R. meeting ktr
Wih mantabh..ceritain atuh hu..rada ekstrim kyknya ekse di kantor sendiri hehe
 
Melihat tulisan suhu @Peewee_Wik_Wik ini saya suka sekali..
Kaleemm banget tulisanya
Kayanya sesuai ama sifat dech..
Heehhee

Salam kenal ya suhu, ditunggu kelanjutanya...
 
Melihat tulisan suhu @Peewee_Wik_Wik ini saya suka sekali..
Kaleemm banget tulisanya
Kayanya sesuai ama sifat dech..
Heehhee

Salam kenal ya suhu, ditunggu kelanjutanya...
Hwaaa..aku terharu hihihi..

Makacih suhu..mungkin karena faktor umur ane jg hu, jd kudu slowly, dapetin feelnya dulu.*** bisa langsung grasak grusuk lagi hihi
 
Nahhh inii... Jrg2 nih, thread informatif kyk gni.. Patut dilestarikan
Sklian memberikan masukan utk manusia2 dsini ttg bagaimana caranya SSI dgn smooth.. Klo yg tb2, lgsg ngamar sih.. Yaaa hokinya si laki aja menurut gw yaa
 
Nahhh inii... Jrg2 nih, thread informatif kyk gni.. Patut dilestarikan
Sklian memberikan masukan utk manusia2 dsini ttg bagaimana caranya SSI dgn smooth.. Klo yg tb2, lgsg ngamar sih.. Yaaa hokinya si laki aja menurut gw yaa
Ane malah blm sejago itu klo sampe lgsg ngamar hu, hihihi..ya resiko ssi dgn smooth begini si lama2 malah bisa terjebak baper, mgkn ane termasuk type yg menikmati GFE dl sblm masuk ke topik enak enak hehe
 
Update~TO3

Kesan kesanku setelah berjumpa Arin semalam mungkin dapat kugambarkan perawakannya sama seperti di foto profil tant*n, tebakanku tingginya sekitar 158 cm, berat badan dibawah 50 kg, kulitnya bersawo matang dan memiliki payudara yang termasuk kecil, mungkin cup bra nya sekitar 32a, sangat jauh bila dibandingkan Anty. Entah waktu menikah dulu jarang dieksplore suaminya atau tidak. Overall si menarik, dengan pertimbangan umur dan perawakan bila dibanding Anty, tapi tidak dengan payudaranya, karena aku lebih tertarik dengan wanita berpayudara besar. Kalau menurutku pribadi, bila berat badannya di kisaran 50an kg mungkin lebih terlihat menarik lagi buatku.

Kalau dari sifatnya, Arin ini termasuk type wanita yang agak pendiam dan jaim, sedikit galak dan berani bila mendapati hal hal yang tidak sesuai dengan pemikirannya, terlihat saat dia bercerita mengenai pekerjaannya. Namun, dengan sifatnya tersebut membuat aku sedikit tertantang buat menaklukannya. Tapi entahlah, setelah dia mengetahui statusku semalam, apakah dia masih berkeinginan mengenal dan jalan denganku lagi.

Keesokan harinya, kucoba menghubunginya lagi untuk mengetahui hal tersebut. Sengaja kupilih waktu agak siang buat menghubunginya, biar tidak kelihatan banget kalau aku berusaha mendekatinya dan terlihat normal.

"Hai" sapaku

Butuh waktu hampir sejam mendapat balasan darinya.

"Hai juga" jawabnya

Aku yang tidak mau kehilangan momen dia yang sedang online, buru buru menimpali.

"Sibuk ya?"
"Ya lumayan, ada aja customer yang datang"

"Owh..udah maksi?"
"Udah kok"

"Owh ya udah, lanjut deh kerjanya" kataku

Dan chat terakhirku hanya sebatas di read, obrolan pun kucukupkan. Berdasarkan ceritanya, memang pekerjaannya mengharuskannya berhadapan dengan customer, jadi agak susah menghubunginya di jam kerja kecuali di saat senggang.

Dalam menghubungi setiap TO2ku ini, aku selalu menggunakan WA dengan logo "B" dengan nomor lain tentunya, namun masih terinstall di 1 HP yang sama sehingga tidak kugabung dengan nomor WA utama. Selain itu, kuinstall AppLock sehingga aplikasi seperti WA "B", Tant*n, IG dan sejenisnya membutuhkan patternlock buat mengaksesnya dan selalu kuhide untuk pengamanan berlapis. Untuk menyimpan foto dan video yang sifatnya private kugunakan sebuah aplikasi yang namanya tidak mengundang penasaran bila sewaktu waktu disidak Kapolda.

Kebetulan hari itu ada beberapa pekerjaan yang nanggung bila tidak diselesaikan saat itu juga, namun bisa diselesaikan dalam waktu 1 jam, tepatnya setelah waktu Maghrib. Setelah menunaikan kewajibanku, aku memutuskan rehat sejenak sembari menyalakan sebatang rokok di balkon kantor. Iseng iseng kutelpon Arin sekedar menanyakan kabar.

Drrrttttt...panggilan keluar hpku..

"Halo.." jawab seseorang di seberang telepon
"Hai..lagi apa?" sapaku

"Lagi beres beres kamar aja kok" katanya
"Owh.*** keluar?" tanyaku

"Ga kayaknya, emang mau kemana juga" jawabnya
"Ya udah jalan yuk" tawarku

"Serius? Kemana?" tanyanya memastikan
"Iya beneran, kalo mau aku jalan ni sekarang" kataku meyakinkan
"Tapi naek motor gpp?" lanjutku

"Lho emang kenapa klo naek motor?"
"Ya gpp si, nanya aja..eh tapi lagi gerimis ni, gimana donk?" kataku ragu

"Ya terserah aja si"
"Tapi ga terlalu deras si, hehe. Kamu ada helm kan?"

"Ada kok, ya udah terserah kamu aja" katanya
"Oke, aku siap siap otw ni"

"Oke, aku siap siap juga deh"

Akupun segera kembali ke ruang kerjaku untuk mematikan komputer dan berkemas kemas. Niatku yang sebelumnya hendak pulang setelah Maghrib akhirnya kuurungkan dan berbelok arah menuju tempat Arin. Saat aku sedang berkemas, sebuah pesan WA masuk yang ternyata dari istriku.

"Pulang jam brp pa?"
"Jam 8an ma" balasku

"Oh ya udah hati2 pulangnya" tutupnya

Biar bagaimana, tetap ada perasaan tidak tega sebenarnya harus membohongi istri dirumah. Namun rasa penasaran ini terkadang mengalahkan segala nalar dan logika, bahkan kalau dipikir pikir sangat beresiko dan tidak sebanding dengan apa yang kita korbankan. Entahlah, semoga saja aku bisa menghentikan segala kegilaan ini, dan kembali ke jalan yang benar, hati kecilku selalu berkata demikian.

Akhirnya kupaculah kuda besi matic 150 cc ku. Walau rintik gerimis membasahi jalanan ibukota, tetap kulalui demi berjumpa Arin. Feelingku berkata, ada suatu tantangan tersendiri dalam menaklukkan dirinya bila dibandingkan dengan Anty.

Dua puluh menit berlalu, tibalah aku di kediaman Arin. Kuambil HP dari kantong jaket bomberku, lalu kutelpon dia.

"Aku dah nyampe" kataku
"Oke, aku keluar"

Waktu saat itu sekitar jam 7 malam, dan kondisi cuaca sedikit gerimis. Tak lama, Arin pun datang menghampiri dengan membawa sebuah helm. Arin saat itu mengenakan kaos hitam dibalut blazer dan celana panjang sehingga menimbulkan kesan anggun dalam dirinya. Tanpa banyak berbincang, Dia pun menaiki boncengan motorku.

Motor pun segera kujalankan walau tak tau hendak kemana.

"Kita enaknya kemana ya?" tanyaku bingung
"Terserah kamu aja" jawabnya tidak memberi solusi

"Aku lagi ga ada ide ni, terserah kamu aja deh" jawabku lagi
"Ya udah kita jalan lurus aja dulu" katanya tanpa kepastian

Arin saat itu hanya sekedar berpegangan dengan menaruh tangannya di pinggangku, namun tidak sampai memeluk 😂.

Membonceng wanita yang baru kukenal beberapa hari ini, ditambah suasana malam saat itu yang bertabur rintik hujan, membuatku jadi teringat indahnya masa berpacaran saat muda dulu.

"Kamu maunya tempat kayak gimana? Cafe gitu atau apa?" tanya Arin memecah lamunanku
"Bebas, terserah kamu. Yang biasa kamu datangi aja" jawabku setengah berteriak

"Ya udah ntar di depan belok kanan aja" tunjuknya

Aku pun membelokkan motor ke arah sesuai petunjuk darinya. Dan sepanjang jalan itu, memang terdapat beberapa resto franchise dan beberapa cafe.

"Mau cafe yang itu" tanya Arin sambil menunjuk sebuah cafe di depan kita.
Lantas segera kutepikan motor di depan cafe tersebut.

"Kok kayaknya sepi ya?" tanyaku sedikit tidak yakin
"Ya udah coba jalan lagi, di depan masih ada juga kok" katanya

Kami pun melanjutkan perjalanan ke arah pondok indah. Kemudian Arin pun mencoba menawarkan suatu tempat yang menurutku menyerupai Roti Bakar ED*. Kulihat tempat tersebut cukup ramai, berarti rekomen pikirku. Akhirnya kuputuskan memasuki lahan parkiran tempat tersebut. Awalnya sempat khawatir juga bila sampai bertemu dengan orang yang kukenal disitu, tapi segera kutepis pikiran itu.

Kupersilahkan Arin untuk memilih tempat, dan untungnya dia paham karena aku smoker sehingga dia meminta pelayan untuk memberikan meja di ruang smoking area. Kondisi cafe tersebut cukup ramai saat itu, banyak muda mudi yang sekedar kongkow bareng disana dan beberapa orang dewasa. Usiaku sebenarnya terpaut cukup jauh dengan Arin, namun aku berusaha mengimbanginya dengan penampilan yang casual dan santai biar kelihatan tetap muda dan seumuran 🤣. Kami pun lebih tepatnya aku, memberanikan diri untuk tetap berbaur dengan muda mudi disana. Jadi masih terlihat wajar bila orang orang menyangka kami berpacaran eh berhubungan, bukan om om dengan sugar babynya hehe.

Percakapan standar pun kami lakukan sambil memilih menu makanan yang ditawarkan. Lebih tepatnya obrolan untuk mengenal lebih dekat satu sama lain mengenai asal usul kami, hobi dan sifat layaknya orang sedang pedekate. Namun aku berupaya tidak menyinggung tentang suatu hubungan diantara kita, mungkin sebaiknya mengalir saja, ketemuan, jalan, ngobrol dan have fun.

Have fun disini maksudnya mungkin tidak selalu berakhir dengan sex, walau tentu saja bohong kalau aku tidak menginginkan hal tsb darinya. Aku saat itu lebih berpikir menikmati momen demi momen bersamanya, biarlah waktu yang mengarahkan kapan kami sampai di momen tsb (making love). Aciyeeeeeee :pdkt:

Bersambung...

Mulustrasi: Arin
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd