Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Potatos (Real Story)

Semarang~Surabaya

Part Terakhir


Setelah tiba di kamar, dan berganti celana, ane lalu membakar sebatang rokok sambil menghubungi Mia via chat namun setelah 5 menit berlalu, tak kunjung ada balasan dari Mia.

Ane kemudian mencoba untuk menelponnya, karena semestinya jam segitu sudah bubaran room, namun tak kunjung diangkat.

Jam 3.30 akhirnya Mia membalas chat ane.

"Kamu dimana?" Tanya Mia

"Di Hotel, nungguin kamu daritadi" Balas ane

"Hotel mana?" Tanyanya lagi

"Di Hotel xx sebelahnya Mall" kata ane

Mia tidak membalas lagi, lalu ane membuka google maps, dan mengukur jarak dari tempat dia bekerja ke hotel yang ternyata tidak sampai 1 kilometer. Ane skrinsut lalu mengirimnya ke Mia

"Wah ternyata deket" caption ane pada image yang ane skrinsut tadi.

Akhirnya Mia membalas lagi chat ane.

"Ya udah ntar lagi aku kesana..lagi siap siap terus mesen taksi online. Kamu tunggu di lobby ya" kata Mia

Ane yang mendadak sumringah, lalu bergegas untuk turun sambil membawa sebungkus rokok dan juga kunci kamar.

Saat keluar lift, ane sempat ragu hendak menunggu di ruang tamu yang tersedia di dalam lobby atau di luar tapi bersama security yang berjaga di pintu masuk. Kebetulan ruang tunggu tersebut letaknya sedikit tersembunyi dan tidak terlihat dari luar karena bentuk ruangannya memanjang seperti lorong dari arah pintu masuk. Setelah duduk dan berpikir sejenak, akhirnya ane putuskan untuk keluar dan merokok sembari menunggu kedatangan Mia.

Sepuluh menit berlalu, kembali Mia mengabarkan ke ane.

"Baru dapet taksinya. Aku kesana sekarang" ujarnya

"Oke" balas ane yang mengira dia sudah berangkat daritadi.

Sudah 5 menit, namun Mia tak kunjung sampai.

"Taksinya muter dulu ni, lagi ada konvoi bonek soalnya" chat dari Mia

Namun tidak ane balas, dan memilih bersabar menunggunya dengan perasaan sedikit deg degan karena lama tidak berjumpa. Sedikit terngiang kejadian antiklimaks Oktober 2019 lalu (page 108) yang masih membekas buat ane.

Sebuah mobil mpv berwarna hitam perlahan memasuki parkiran lobby hotel, dan tebakan ane sepertinya tamu yang sudah ane nanti nanti sedari tadi.

Benar saja, seorang Wanita dengan perawakan mungil dengan tinggi sekitar 160 cm turun dari mobil tersebut. Dia tampak lebih anggun dan dewasa kali ini, dengan potongan rambut sebahu dan mengenakan setelan blazer dan celana panjang ala wanita karier.

Yup..dia Mia, wanita yang terakhir kujumpai awal oktober 2019, namun berakhir dengan tidak indah.

Kusambut Mia yang mulai mendekat ke arahku, tidak ada yang berubah dari fisiknya, tetap terlihat lucu dan menarik.

Tanpa banyak berbasa basi, ane lalu ajak Mia untuk menuju kamar pelaminan 😂😂. Saat melewati salah seorang security yang berjaga di depan pintu masuk, ane langsung meraih tangannya dan menyelipkan selembar gocapan sambil berlalu.

"Makasih pak" ujar security tersebut, namun ane abaikan sambil berlalu bersama Mia menuju lift.

Saat pintu lift tertutup, ane langsung memeluk Mia dan mengecup bibirnya. Bodo amat dengan keberadaan CCTV semisal ada sekalipun di lift tersebut.

"Udah berapa lama ya kita ga ketemu?" Tanya ane basa basi

Mia hanya tersenyum simpul, membuat wajahnya terlihat lucu dan imut. Waktu yang singkat di lift tersebut kami akhiri dengan selfie bersama. Mia dengan sedikit malu malu bersembunyi di belakang bahu ane.

"Ting..." pintu lift terbuka, kami pun berjalan di lorong menuju kamar.

Setelah membuka pintu dengan acces card, ane masuk kemudian di susul Mia. Kami kembali berpelukan saat itu..

"Mmuuachh..." sebuah kecupan ane daratkan di bibir imutnya dan kami kembali berpelukan layaknya sepasang kasih yang lama tak bersua.

Ane kemudian menuju kursi rias, membakar sebatang rokok selagi Mia menaruh tas bawaannya lalu pergi ke toilet.

Tak lama Mia mendekat ke arah ane, setelah mengambil sebungkus rokok dari dalam tas nya. Mia mengambil posisi duduk di sofa berdekatan sama ane sambil menyalakan rokok mentholnya.

"Terakhir kita ketemu 2019 klo ga salah..dah 4 tahun aja ga ketemu berarti ya" ujarku sambil mengingat ingat.

"Masak si..lupa aku" kata Mia

"Terakhir aku ke Surabaya, September tahun lalu sih. Pas tahun 2020 sebelum pandemi, juga sempet maen ke Surabaya" kataku

"Hmmm..kok ga ngabarin?" Protes Mia

"Apaan..gimana mau ngabarin, wong pas ketemu terakhir aja kita ribut" elak ane

"Haaa..ribut kenapa emangnya?" Tanya Mia entah beneran atau pura pura lupa

"Lha itu..kamu dateng ke hotel sepulang keja..terus aku colek colek malah marah, kayak ga mau diganggu" ucap ane sedikit nyolot namun sambil bercanda

"Ahh..masak sih 😅?" Tanya Mia ragu

"Iyaaa..pas kamu otw ke hotel, kita masih sempet telponan, kamu bilang lagi batuk minta dibeliin obat. Sampe sini, dicium ga mau, dicolek marah, malah tidur. Terus kutinggal aja paginya ke lapangan. Makanya aku males ga ngabarin lagi pas kesini.

"Ahh..masak iya sih aku gitu..tapi emang biasanya kalo aku habis mabuk, emang ga mau disentuh sama sekali sih..bisa habis kena marah sama aku" jelasnya membela diri.

"Eh..btw itu anakmu cowok cewek? Umur berapa?" Tanyaku mengalihkan topik

"Jagoan donk..umur 2,5 tahun" jawabnya

"2,5 tahun?? Hmmm..berarti lahirnya bulan??" Tanyaku sambil mengingat ingat kembali kapan ane terakhir ketemu Mia, dan kapan saat Mia sekiranya mulai hamil di bulan pertama

"Hmmm..berarti buatnya sekitar beberapa bulan setelah ketemu ane terakhir kali" kata ane dalam hati

"Jadi siapa bapaknya ni, hehe?" Tanya ane

"Udah ah.*** usah dibahas" ujar Mia sambil berlalu menuju tempat tidur.

Ane pun lalu menyusul kemudian merebahkan diri di sebelahnya.

"Udah bisa apa si kecil? Udah bisa minta jajan belum?" Tanya ane mencoba mencairkan keadaan

"Hmmm..udah ngerti duit dia, kerjanya jajan mulu beli wafer coklat" jawab Mia

Selanjutnya Mia tampak antusias menceritakan buah hati semata wayangnya tersebut. Hingga perlahan ane bisa mengorek informasi siapa kiranya bapak si anak tersebut.

"Jadi siapa sih bapaknya?" Goda ane

"Itu tamuku di tempat karaoke..nah pas pertama kali tau hamil, aku kabarin ke dia.."gimana ini jadinya?"..eh malah disuruh gugurin aja. Yowes, aku dah males ga nanya lagi" cerita Mia

"Lah..jadinya ga tanggung jawab donk. Terus bulanan ga ngirim buat anaknya?" Tanya ane heran

"Aku dah males kan pas dia nyuruh gitu. Tau ga sebelumnya aku tu pernah berdoa pengen punya anak, eh beneran dikasih setelahnya" cerita Mia

"Hmmm..kamu doanya ga lengkap sih, mestinya pengen punya anak sama bapaknya sekalian hehe" canda ane

"Ga lah..wong aku emang pengennya cuma punya anak.." kata Mia.

"Lah..jadi ga perlu suami ya?..hmmm..tau gitu aku aja yang nyumbang waktu itu.." kata ane sambil ketawa

Mia hanya tersenyum mendengarkan kata kata ane tersebut.

Seketika saja, ane jadi berpikir sambil mengingat ingat kembali, berarti Mia hamil saat melakukan Having Sex sekitar Januari atau Februari tahun 2020, dimana saat itu ane pernah dinas ke Surabaya di dua bulan tersebut, saat itu ane iseng iseng mancing di aplikasi karena gabut di hotel, malah dapetnya paus macan 🙈🙈 (cerita page 119).

"Udah ahh.*** usah dibahas lagi" kata Mia kemudian mengambil posisi tidur membelakangi ane

Ane lalu memeluk tubuhnya dari belakang kemudian menciumi punggung serta lehernya secara perlahan. Saat itu Mia sudah menanggalkan blazernya dan hanya mengenakan Tanktop saja.

Pelan pelan ane minta Mia membalikkan badannya, dan dia pun menurut. Walau masih menutup matanya, deuh ni cewek tiap ketemu kerjanya numpang molor mulu dah..

"Mmuuacchh.." ane cium bibir Mia dan dia menyambutnya walau masih menutup matanya.

Ane mulai grepe grepe dadanya yang tocil namun masih bisa digenggam, padahal ane pikir pasca melahirkan payudaranya bakal lebih besar dibanding sebelumnya, dan Mia mulai sedikit memberi perlawanan saat kami berciuman.

Tanktopnya ane tarik ke atas, sehingga kini payudara mungil Mia mulai menyembul ke permukaan. Putingnya berwarna coklat gelap, menjadi mainan jari jemari ane. Ane pilin pilin memutar dengan menggunakan tangan kiri, sambil meladeni perlawanan kissing Mia.

Kemudian ane mulai lumat salah satu putingnya, sambil tetap memainkan puting satunya. Mia hanya menatap sendu, memperhatikan ane yang sedang memainkan payudaranya secara bergantian, sambil mengelus elus kepalaku layaknya bocah yang sedang asik menyusu.

Tangan ane mulai bergerilya turun ke bawah menyusuri perutnya yang masih ramping dan kencang, mencoba menyelinap ke dalam celananya. Mia yang paham mengetahui ane sedikit kesulitan, berinisiatif melepaskan celana, tanktop dan seluruh pakaian dalamnya.

Kini ane bisa dengan leluasa menggapai Miss V nya yang mulus tanpa bulu kemaluan yang mungkin sering dia cukur. Ane mulai menaruh jari jari ane di garis permukaan Liang Miss V nya yang telah basah, mengelusnya dari atas ke bawah secara berulang, hingga akhirnya jari ane hanya tertuju untuk bermain main di area klitorisnya.

Ane usap berulang kali klitorisnya, membuat Mia mulai menunjukkan gestur gelisah. Desahan nafasnya mulai terdengar kali ini walau sedikit samar, karena bibirnya masih terus berpagutan dengan bibir ane.

Mia mulai mencoba meraba Mr. P ane yang masih bersembunyi di dalam celana. Ane hentikan sejenak ciuman kami, lalu buru buru melepas celana pendek dan Boxer yang ane kenakan, agar dapat berciuman kembali.

Mia mulai mengelus elus Mr. P ane yang sudah menegang, menggenggamnya lalu mengocoknya secara perlahan.

Dan tanpa di komando, Mia lalu bangkit dari posisi tidurnya bersiap untuk mengambil posisi Woman On Top. Namun di saat bersamaan, Adzan Subuh pun mulai dikumandangkan dari beberapa Masjid di sekitar hotel, berarti saat itu sekitar pukul 4.20 sd 4.30 Wib. Ane sempat dilema saat itu, antara mau break sejenak untuk Sholat Subuh, atau tetap melanjutkan bersenggama supaya tidak kehilangan momen 🙊🙉🙈.

Karena ane sudah tidak bisa berkata kata saat itu, otomatis membiarkan Mia untuk memulai permainan di bawah kendalinya.

"Blessssss...." saat batang Mr. P ane perlahan tenggelam di dalam Miss V Mia. Miss V Mia terasa licin dan hangat, sehingga memudahkan Mia untuk mulai melakukan gerakan naik turun dan maju mundur, mengulek ulek Mr. P ane dengan liar.

Beberapa kali, ane sampai memintanya berhenti sejenak, agar ane dapat mengambil alih permainan. Ane dekap tubuh Mia, sehingga membuat wajah kami saling bertemu dan kembali berciuman. Dalam posisi Mia masih di atas, ane kemudian mulai mengangkat serta menggerakkan pinggul dari bawah ke atas secara berulang agar dapat melakukan tusukan tusukan penetrasi ke liang Vagina Mia. Doi ternyata tidak tinggal diam, karena masih memberikan perlawanan, dengan melakukan gerakan maju mundur berlawanan arah dengan gerakan ane, sehingga membuat kelamin kami benar benar beradu hingga mentok.

Ane yang mulai was was takut jebol duluan, akhirnya meminta berganti posisi MOT.

"Sleebbbhhh.." saat Mr. P ane kembali masuk ke dalam Vagina Mia.

Ane coba atur tempo, dengan melakukan penetrasi secara perlahan, hingga kemudian menaikkan rpm setahap demi setahap sampai ane benar benar merasa sudah firm dan bisa menguasai keadaan.

"Muacchhh..mmmppphhhh..aahhh..aahhh" beberapa kali ane selipkan momen kissing sambil terus menggenjot tubuh Mia.

Hingga beberapa saat kemudian..

"Kamu ga pengen keluar ta?" Tanya Mia selagi tubuh rampingnya masih ane tunggangi.

"Kamu udah keluar emangnya?" Tanya ane dengan lugunya 😂

"Udah..mmpphhh.." jawab Mia

"Ya udah aku keluarin sekarang ya" tanya ane memastikan

Mia hanya mengangguk dan tersenyum pertanda setuju.

Ane lalu semakin mempercepat genjotan agar segera mendapatkan klimaks.

"Aaahh...aahhhh.." desah ane saat hendak klimaks

Saat sperma ane sudah mau mencapai ujung, Sengaja ane tahan sepersekian detik agar Mr. P ane bener bener kenceng maksimal, kemudian buru buru ane cabut dan memuncratkan calon anak kedua Mia di perutnya 🫢🫢

"Croottt..croottt..crrottt.." sperma ane bertumpahan membasahi perut Mia.

Ane kemudian beranjak mundur, untuk turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk bersih bersih. Sepintas ane liat, segumpal sperma ane yang tertinggal di permukaan Liang Miss V Mia 🙈.

"Waduh..ciloko 13" bathin ane

Tanpa mau lama lama berpikir, ane lalu ke kamar mandi untuk mandi junub, agar masih dapat menunaikan kewajiban Subuh.

Mia sudah tertidur pulas saat ane selesai mandi, mungkin kelelahan bekerja dan melayani ane setelahnya. Setelah subuhan, ane menyusul Mia untuk tidur. Saat itu sudah jam 5.30 pagi, ane coba sempatkan tidur beberapa jam hingga jam 8, untuk turun breakfast, kemudian check out jam 11 siang.







Mia sempat meminta izin untuk pulang ke rumah jam 8 pagi sebelum tidur, karena bude yang mengasuh anaknya, biasanya setiap minggu pagi libur dan balik ke rumahnya.

Jam 8 pagi ane terbangun, sesuai dengan alarm yang ane pasang, karena mesti membangunkan Mia.

"Beb..bangun..udah jam 8.." bisik ane sambil menepuk pundaknya.

"Hoaaahmmm..jam berapa ini yang?" Tanya Mia masih terlihat malas malasan sambil mengecek HPnya.

"Jam 8..aku turun sarapan dulu ya..mau ikut ga?" Tanya ane

"Ga deh..aku belum laper juga" kata Mia.

"Ya udah..kamu tungguin aku dulu sampe balik ke kamar ya" pinta ane

Mia hanya mengangguk sembari menarik selimut lalu memejamkan matanya kembali.

"Dimana lo nyong?" Tanya ane via WA ke Franz yang sedari tadi mengajak ane turun sarapan

"Ini lagi ngumpul2 sama abang abang senior..dah turun lo?" Kata Franz

"Udah ni gw di resto..lo sebelah mana dah?" Tanya ane

"Di smoking area..lo ga ajak Mia ke resto juga kan?" Tanyanya memastikan

"Ga mau dia..malah molor lagi" jawab ane

"Ngawur lo..klo sampe diliat abang abang ini gimana?" Kata Franz

"Hahahha..ya kali gw ajak ikutan sarapan" tutup ane

Ane sengaja tidak berlama lama untuk sarapan, khawatir Mia menunggu kelamaan di kamar.

Sekitar 15 menit kemudian ane kembali ke kamar. Hampir jam 9 saat ane tiba di kamar, namun Mia masih tertidur pulas. Ane nyalakan sebatang rokok, sambil berharap Mia terbangun, kali aja masih bisa dapet jatah sekali lagi sebelum kami berpisah hehe..

Kembali ane susul Mia di tempat tidur, ane belai rambutnya sambil memberi kecupan kecupan lembut di bahunya agar dia terbangun.

"Beb..dah jam 9 lho..kamu ga jadi balik?...cupp..cupp" bisik ane sambil terus menciumi tubuhnya

"Hmmm..bentar lagi ahh..masih ngantuk" jawab Mia ogah ogahan

"Yahh..aku masih pengen lho..bangun donk" bujuk ane

"Hmmm.." jawab Mia singkat sambil menunjukkan gestur ga mau diganggu

Ane yang ga mau memaksanya, akhirnya memutuskan untuk ikutan tidur karena masih merasa mengantuk. Ane pasang alarm jam 10, alias tidak sampai 1 jam untuk bisa mengistirahatkan mata ini.

"Drrrtttt...drrtttt..." bunyi alarm di HP ane.

Ane langsung meraih HP untuk mematikan alarm. Kembali ane bangunkan Mia..

"Beb..hei..udah jam 10 ni..kamu ga kesiangan nanti baliknya?" Kata ane sambil sedikit menggugah tubuhnya.

"Haaa..udah jam 10 ya?" Tanya Mia sedikit kaget. Kembali dia meraih HPnya, melihat jam dan mengecek beberapa pesan chat.

Tak lama, Mia turun dari ranjang dan bergegas menuju kamar mandi. Ane pikir dia hanya sekedar mencuci muka, namun ane mendengar gemiricik air dari kamar mandi.

Ane lalu menyusul Mia ke kamar mandi, saat ane buka pintu ternyata Mia sedang membasuh tubuhnya dibawah pancuran air shower.

"Iihhh.*** ngajak ngajak" kata ane menggoda

Mia menoleh dan memberi senyuman lucunya. Ga pake lama, ane lalu melucuti pakaian yang melekat di badan, lalu menyusul Mia. Ane peluk erat tubuhnya dari belakang, lalu menciumi tengkuknya sedangkan tangan ane telah hinggap di payudara mungilnya untuk memberikan remasan remasan kecil.

Mia memang sepertinya berbeda dengan Mrs. L atau Dian, LC yang ane temui semalam, dalam mengekspresikan dirinya saat payudara mereka sama sama ane beri rangsangan. Ekspresi Mia hanya datar datar saja, tidak seheboh kedua wanita lainnya 😂😂.

Ane balikkan badan Mia, hingga kini membuat tubuh kami saling berhadapan.

"Cuppp...mmmhhh..." ane langsung lumat bibir imut Mia, sambil meremas remas payudaranya. Salah satu Tangan ane pun beranjak turun, mencari titik klitorisnya kemudian bermain main di area tersebut. Tangan Mia pun ane bimbing untuk meraih Mr. P ane untuk memberi kocokan kocokan lembut.

Mia akhirnya mulai merespon rangsangan demi rangsangan yang ane lancarkan ke beberapa bagian sensitif di tubuhnya, terlihat dari caranya membalas dan meladeni ciuman ane yang semakin bertambah hot, pun demikian dari suara desahan nafasnya walau hanya terdengar sayup sayup.

Ane lepaskan bibir ane dari lumatan bibirnya..

"Isep donk beb.." pinta ane berbisik

Tanpa basa basi Mia lalu beranjak turun dari hadapan ane, dengan mengambil posisi berjongkok kemudian meraih batang Mr. P ane yang berdiri tegak memberi sikap hormat kepada wanita di hadapannya.

"Hompimpa..ala haphap.." Mr. P ane mulai dilahap ke dalam mulut mungilnya.

Penis ane terasa hangat saat Mia mulai mengulumnya keluar masuk dari mulutnya. Hisapan hisapan kecil mulut Mia, membuat penis ane terasa tersedot perlahan dan semakin dalam.

Setelah beberapa menit dan ane belum menunjukkan tanda tanda mau orgasme, karena baru saja keluar beberapa jam sebelumnya, ane lalu meminta Mia mengakhiri Blow Jobnya, sambil menarik tubuhnya kembali berdiri.

Kembali ane raih bibirnya untuk ane lumat berulang kali, dan meraih tangannya untuk mengocok Mr. P ane. Selain mengingat sisa waktu yang terbatas, ane juga merasa lebih intim dan nyaman aja saat melakukan ciuman di bawah pancuran air shower dengan posisi berdiri sambil saling meraba dan memainkan organ sensitif pasangan atau berpelukan.

Ane minta Mia untuk sedikit mempercepat kocokannya, sambil kita masih berciuman dan terkadang ane sela dengan melumat puting susunya.

Saat ane mulai merasa akan mencapai orgasme, ane semakin eratkan pelukan ane ke tubuh Mia..

"Aaahhh...aahhh..sayang..." bisik ane di telinga Mia di kala tubuh ane mengejan saat mencapai klimaks dan mulai menumpahkan sperma di paha Mia..

"Haahh..hahh.." sisa sisa nafas tersengal ane..

Ane kemudian kembali mencium Mia, sebagai ungkapan rasa terimakasih, lalu kami lanjut membersihkan diri dengan saling bergantian menyabuni tubuh masing masing.

Kami lalu mulai berpakaian, dan berkemas kemas mengingat jam 11 kami harus segera check out. Ane lalu membakar sebatang rokok sembari menunggu Mia bersiap siap. Masih tersisa waktu sekitar 20 menit saat itu. Ane lalu mengecek HP ane, ternyata ada chat dari Franz yang menawarkan untuk bareng ke Bandara diantar sama Henny, bungkusan si Franz semalem.

"Lo mau bareng ke bandaranya ga nyong? Tapi jam 11 kurang kudu jalan kita ya, soale mau mampir maksi dulu sama Henny masih ada acara ntar siang" chat Franz ke ane

"Lo duluan aja dah, gw naek taksi aja. Ntar gw susul ke tempat kalian makan" balas ane

"Eh..lo mau ketemu Mia ga? Sini lo buruan" lanjut ane

"Ehh gublug..gpp emang? Yowes gw mampir sekalian turun" kata Franz

"Beb..temenku yang kemaren vcall bareng aku mau mampir, pengen ketemu kamu katanya" kata ane ke Mia yang sedang duduk bersandar di tempat tidur

"Ihhh..malu donk aku yang" kata Mia

"Ga lah, santai aja sama temenku yang ini" kata ane menenangkan

"Ting tong" bunyi bel kamar...

Ane lalu bangkit dari kursi untuk membukakan pintu untuk Franz

"Halo Mia..aku Franz temennya si monyong satu ini..sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman. semalem dia nungguin kamu lho, coba aja sampe ga ketemu kamu, pasti bakal gelisah dia..hahaha" sapa Franz ke Mia tanpa basa basi

"Asuuuu.." sahut ane sambil ketawa melihat tingkah Franz mempermalukan ane

"Ya udah aku duluan ya..Mia..kalo pengen punya anak mukanya bulet, nah minta dibuatin sama mas itu tu" kata Franz sambil menunjuk ke arah ane.

Mia hanya tersenyum senyum mendengar celotehan kawan ane yang satu ini. Saat kemaren ane vidcall Mia, kebetulan Franz berada di sebelah ane dan mendengar percakapan kami soal anak Mia yang sesekali nongol di layar HP ane.

"Emang kamu semalem pergi kemana?" Tanya Mia menyelidik setelah ane mengantar Franz keluar kamar.

"Aku nyanyi sama anak anak di karaoke sebelah..hmm..aku bela belain ga bungkus lho, padahal sampe dipaksa paksa karena nungguin kamu. Untung aja kamu dateng, kalo sampe ga jadi dateng..hmm..amsyong deh aku bengong di kamar" jelas ane

"Oohh..jadi kalo aku ga dateng, mau bungkus LC ya kamu?" Tanya Mia sewot

"Ya ga juga sih..bukan tipe aku juga kok hehe" kata ane beralasan

"Siapa nama LC kamu semalem?" Tanya Mia

"Dian..dia dah lama disitu, tapi baru masuk lagi setelah off beberapa tahun" kata ane menerangkan

"Kayak gimana orangnya?" Tanya Mia lagi seperti penasaran

"Hmm..item manis gitu deh, keturunan Ambon Jawa" jawabku

"Mmm..dian ya namanya..ntar coba kutanya temenku" kata Mia..

"Ya tanya aja, wong ga ada apa apa juga" pikir ane 😂😂

"Oh iya..tadi kamu dah bersihin itu kamu kan?" Tanya ane sambil menunjuk ke arah Miss. V nya

"Haaa..emang kenapa? Kamu ga keluarin di dalem kan?" Tanya Mia memastikan

"Ada yang ketinggalan dikit tadi kayaknya hehe.." kata ane ragu ragu

"Hmmm..kamu tu.." jawab Mia sambil membuka HPnya

"Aku baru bersih 3 hari lalu sih..potensi hamil anda kecil" kata Mia membacakan hitungan berdasarkan perkiraan aplikasi kalender period menstruasinya.

"Hmmm..kamu masih kayak dulu kan, ga bisa dibungkus sama tamu" tanya ane memastikan setelah mengingat doi sampe hamil dengan tamu dan ane tidak mengenakan caps saat berhubungan tadi.

"Kamu coba tanya deh di tempatku, apa si Mia bisa dibungkus sama tamu" ucapnya sedikit lantang meyakinkan ane

"Oh ya bagus deh..jangan mau dibungkus tamu ya beb..ini aku titip buat anak kamu ya" kata ane sembari menyodorkan lembaran uang merah senilai kurang lebih 1 voucher LC.

Kami pun lalu turun bersama sambil bergandengan, dan beberapa kali ane sempat cium kepalanya saat di dalam lift. Saat check out di resepsionis dan keluar lobby hotel, ane lihat Henny baru saja turun dari mobilnya, dan Franz tampak berada di dekatnya.

Langsung saja ane panggil Franz agar bisa nebeng ke bandara. Karena sedikit terburu buru, ane lalu segera pamitan kepada Mia, dan memberi sun sayang di kedua pipinya.

"Aku balik dulu ya..kamu hati hati pulangnya" kata ane saat pamit kepada Mia.

"Iya..kamu juga hati hati..kabari kalo udah nyampe yang" kata Mia

Mia masih berdiri mengamati ane sambil mulai memesan taksi online, saat ane mulai berjalan menjauh darinya menuju mobil Henny.

"Nyong..lo yang nyetir ya..ngantuk gw belum tidur, gantian lo kan belum nyetir kemaren" kata Franz tiba tiba saat ane mau menaruh tas bawaan ane.

"Yeee..bangke juga ni bocah, gw disuruh nyupir..terus asik pacaran di belakang.."pikir ane

Mobil pun mulai ane jalankan, meninggalkan area parkiran hotel menuju bandara Juanda.

Dalam perjalanan, ane cukup banyak berbicara dengan Henny, yang ternyata orangnya sangat humble dan rendah hati, diluar perkiraan ane dimana biasanya LC yang sudah Highclass seperti dia cenderung jaim dan sombong.

Beberapa kali ane mencuri curi pandang dari kaca cermin sembari menyetir..

Henny yang saat itu mengenakan tanktop hitam namun dilapis dengan jaket sporty berwarna putih namun tidak dikancing, sehingga membuat payudara brutalnya tetap terlihat menyembul..

"Aahhh...faakkk..mana mukanya innocent lagi dan geulis ala wanita parahyangan.." bathin ane

Mana si Franz tadi pagi sempat cerita, kalau dia semalem dimandiin kucing, udah gitu si Henny berani taruhan, ga ada yang ga muncrat kalau udah di goyang dia.

Njiirrr..kebayang gimana tetek brutalnya menari nari diatas muka Franz tadi malem..

Ane hanya bisa menelan ludah membayangkan hal tersebut, namun biar gimana ane ga mau pake bekas teman sendiri walau ada argonya. Bisa habis ane dibully Franz nanti pernah make lubang bekas garapan dia sebelumnya 🥲.

40 menit kemudian, sampailah kami di bandara Juanda. setelah makan siang bertiga, Henny kemudian berpamitan karena masih ada acara. Ane dan Franz lalu masuk ke dalam untuk check in, dan kembali ke Jakarta kemudian berpisah untuk kembali ke keluarga masing masing.

Tamat.

 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd