Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Story of Sin

Bimabet
Iya yg di dalem quote itu yg rusak.
Kayak ilang gitu setengah cerita yg bagian akhir.

http://www.imagebam.com/image/3f904b1109091584
eqf7v2oj2lt6t2kne9xwjibw1jabdtnr

Koq bisa ya? Udah coba refresh atau ganti browser?
 
Lanjuuut huuu.... Sungguh gak enak kentang goreng setengah mateng...
 
mantap sih tapi kayaknya ada yg kurang cerita pas ketahuan ayah
 
BAGIAN 4 ::
Sepertinya ini yang kusesali, ketika aku pura pura tidur, kenapa aku tidak pura pura bangun saja?? Karena saat itulah ternyata ayah masuk kekamarku bukan untuk memerika kondisiku, aku baru tahu ketika kakakku berkata : “Sayang ya udah tidur, padahal tadinya ayah mau ngajak pergi nginep, tapi ya sudahlah, mungkin Shanti bangunnya pagi, emang susah dibangunin dia kalau udah tidur gini.” Dan aku juga baru tahu kalau ternyata si pacar kakak hari ini menginap dirumah ini, katanya untuk menjaga takut ada apa apa yang terjadi, memang dijanjikannya untuk tidur dikursi bawah, tapi kenyataannya mereka kini ada dikamar yang sama denganku yang masih pura pura tidur.
Mulai terdengar suara mereka berciuman, sangat panas hingga bisa kudengar. Aku sedikit membuka mataku, terlihat mereka berdua sedang melakukan foreplay, tangan si pacar sudah ada dibalik kaos berlengan panjang yang sedang digunakan kakakku, nampaknya dia tidak memakai BH terlihat dari remasan tangannya. Kemudian tangannya mulai turun kedalam celananya, bisa terlihat muka kakakku yang sedang berciuman, memerah, kemudian kakakku membuka kaos yang dia gunakan hingga memperlihatkan payudara indah menantang, kini bisa ku lihat tangan si pacar ada didalam celana kakakku dan mulutnya mulai menciumi, menggigit, menjilati toket indah milik kakakku, aku bisa melihat ekspresi kakakku yang keenakan, saking keenakannya sampai wajahnya pun memerah. “Ahh.. enak yang, terus... ahhh,, emut terus yang,, gigit yang keras,, lebih cepet lagi yang ngocoknya,, ahh,, ahh,, ahhhh,, aku mau sampai yang,,” Badan kakakku pun meliuk meliuk tidak karuan seiring kocokan pada memeknya yang semakin lama semakin liar, hisapan dan gigitan pada toketnya pun semakin liar, aku tidak bisa berbuat jauh lagi kecuali diam dengan nafas yang smakin berat dan badan yang semakin panas. Kini terlihat badan kakakku yang menegang tanda dia baru saja orgasme.
Aku berpikir apakah seenak itu sampai kakakku pun orgasme hanya dengan permainan tangan dan mulutnya saja?? Memekku sangat, sangat gatal kala itu, ingin aku pura pura bergerak membelakangi mereka agar tidak melihat pergumulan liar yang mereka lakukan, tapi gerak sedikitpun mereka langsung melihatku, mungkin takut aku akan terbangun, dan sepertinya aku pun tidak mau kehilangan moment ini. Dengan segera kakakku berdiri sambil memrapihkan kembali pakaiannya seperti semula, bisa kudengar suara dari si pacar kalau dia ingin kakakku striptease didepannya. Terlihat kakakku mulai meliuk liukan badannya seperti penari erotis, meski tanpa lagu terlihat kakakku begitu erotis melepas pakaiannya satu persatu dihadapan si pacar, aku tidak menyangka kakakku yg pendiam mampu menggoyangkan badannya seerotis itu. Bahkan disela sela stripteasenya bisa dilihat kakakku bermain dengan tubuhnya sendiri, sementara si pacar mulai masturabasi keenakan sambil melihat aksi kakakku, yang kini mulai melepas celananya, hingga sekarang telanjang bulat hanya memakai kerudung, aku tidak tahu kenapa si pacar tidak mau kakakku membuka kerudung, mungkin itu bisa menambah erotis tariannya, bayangkan seorang hijaber striptease didepanmu dan sekarang dia mulai masturbasi dihadapan pacarnya yang juga sama sama sedang masturbasi.
Kini kakakku mulai merangkak ke hadapan si pacar, bagaikan seekor anjing yang patuh terhadap tuannya, semakin lama semakin dekat, dan kini kakakku mulai mengulum kontol besar yang ada dihadapannya. “Anjing,, enak banget,, kamu emang anjing paling penurut Shin.” Sekarang si pacar mulai memanggil kakakku dengan sebutan anjing. Dijambaknya kerudung abu abu yang kini dipakai kakakku dan mulai menaik turunkan kepalanya dengan tempo yang semakin lama semakin cepat. Hingga “Ah,, anjing,, gw mau keluar.” Tidak ada balasan dari kakakku, terlihat dia pasrah saja, bahkan saat si pacar menganggkat kepalanya dan mengeluarkan peju panas dimuka kakakku.
Kakakku mengambil handphonenya dan melakukan selfie dengan wajah blepotan sperma, kadang mereka saling berpelukan, kadang juga kakakku pose disamping kontolnya yang baru saja mengeluarkan lahar panas namun masih tegak berdiri. Kemudian diarahkannya kamera ke arahku. “Tuh masih tidur, hihihi.” Nampaknya kakakku senang bisa melakukan hal mesum dihadapanku. Saat akan membersihkan sperma itu, si pacar melarangnya, katanya kakakku terlihat lebih cantik dengan sperma dimukanya, kakakku menurut untuk tidak membersihkannya, saat kakakku bertanya sampai kapan, dia berkata sampai pagi, kalau bisa sampai orang tua ku datang. Kakakku setuju saja dengan perintahnya. Kemudian kakakku berbaring dikasur “Masukin sekarang yang, aku udah ga tahan pengen ngerasain kontol kamu.” Lalu si pacar menjawab dan membuatku panik hingga degdegan tidak karuan “Jangan disini, berani ga disamping adik kamu?” Kakakku menjawab “Siapa takut.” Kini kakakku sudah berbaring tepat disampingku, aku bisa merasakan kehadirannya, aku semakin panik namun berusaha tetap tenang menutup mata saat kakakku mengelus pipiku dan berkata “Kakak numpang ngentot ya, kamu boleh liat kalau mau.” Aku yang masih menutup mata tidak tahu lagi apa yang mereka lakukan, namun bisa ditebak mreka sedang melakukan foreplay lagi, mungkin sekarang sedang berciuman sambil saling grepe satu sama lain. Entahlah.
Yang ku tahu sekarang kakakku sedang mengerang dan mendesah keenakan, memekku sangat banjir, sangat gatal, ingin rasanya aku masturbasi saat itu, bukan hanya mereka berdua yang keringatan kini aku pun keringatan, sangat parah, menahan rasa gatal dimemekku.
“Anjing,, ahh,, yang,, terus,, yang cepet ayy,, ahh,, ahh.” Terdengar dari kakakku yang sepertinya semakin dibikin enak oleh pacarnya, sementara aku disini menderita hanya menutup mata tidak melakukan apapun, sementara puting ini sudah berdiri tegak, memek ini sudah amat sangat banjir, hingga aku rasa sudah mulai terlihat basah dari luar celanaku. Aku tidak tahu ini tangan siapa yang jelas tangan ini terasa kecil, kemungkinan tangan kakakku. Mungkin melihat dari celanaku yang mulai sangat basah, tangan ini mulai meraba raba pahaku, naik turun hingga selangkanan, dan kadang menyentuh dan menekan memekku. Bukannya membuat ku enak, malah membuatku semakin gatal. Tangan itu sama sekali tidak mencoba untuk membuatku enak, malah terasa seperti meraba sekenanya saja, mungkin antara tidak pernah meraba sesama perempuan atau tidak konsen karena dari tadi tangan itu bergoyang goyang dengan cepat dan liar. Hingga kini berganti ketangan yang lebih besar, aku yakin ini tangan milik pacarnya. Aku bingung diantara takut atau malah ingin lebih ketika tangan yang jauh lebih jago itu mulai merabaraba paha hingga selangkanganku. Tanpa sadar kakiku mulai merenggang, tangan itu sekarang sudah ada tepat diatas memekku yang masih terbungkus celana dan celana dalamnya. Namun mungkin karena sudah jago, aku masih merasakan enaknya. Memeku semakin basah dibuatnya, mungkin banjirnya kini sudah merembes hinggal keluar celana. Cukup lama dia memainkan memekku dari luar celana, kini tangan itu mulai menghilang, aku tidak tahu kemana, tapi yang jelas aku bisa dengar mereka saling berbisik.
Aku rasa mereka masih ngentot, terdengar dari suara desahan dan goyangan yang semakin liar, bisa kudengar suara plok, plok, plok dari sana. Aku pura pura menguap dan menggerakan tubuhku, kini posisiku telentang menghadap langit, wajar saja aku sudah merasa pegal berlama lama dalam posisi itu. Aku yang kala itu masih memakai kerudung, celana legging tidak ketat, dan baju tangan panjang abu abu, hanya bisa pasrah telentang mendengar desahan yang semakin lama semakin liar.
Kemudian aku bisa mendengar mereka berhenti dulu sejenak, terdengar kakakku yang sedang mengatur nafasnya, bisa terdengar kalau mereka sedang istirahat sambil mengobrol bisik bisik, aku tidak tahu banyak apa yang mereka katakan, yang jelas ada kalimat “kayanya bangun” yang membuatku kaget, apa aku ketahuan kalau selama ini pura pura tidur??
Kini mereka sedang dalam posisi doggy, bedanya tepat dibawahnya ada aku yang masih berbaring. Ya, mereka doggy pas diatasku, semakin terdengar suara desahan kakakku, bahkan kini kepala kakakku tepat berada diatas kepalaku, bisa kurasakan hembusan panas dari nafasnya yang sedang keenakan disodok dari belakang, kakakku sepertinya tidak berani berkata banyak kecuali desahan tertahannya. Dan bisa jelas terdengar suara sodokan kontolnya yang semakin lama semakin cepat dan keras, kepala kakakku terdorong dorong hingga membentur kepalaku pelan.
Bisa kurasakan ada tangan yang menjelajahi toketku yang masih terbungkus, kadang juga memekku dari luar. Wajahku memerah, entah mereka sadar atau tidak, mungkin mereka melihat karena kini wajah kakakku tepat diatas wajahku. Dia menciumku, kakakku menciumku, mnciumi adiknya yang sedang pura pura tidur yang juga sama sama perempuan, dimulai dari kecupan hanyan, hingga semakin lama lidahnya semakin masuk kedalam mulutku. Aku yang saat itu sudah sangat amat sange pun tidak sadar membalas ciuman kakakku tapi bodohnya masih dalam pura pura tidur. Tangan tangan itu sudah tidak menjamahku, berganti dengan lidah kakakku sendiri yang kini menari didalam mulutku, kami berciuman mesra. Ingin ku membalas dengan lebih liar bahkan memegang kepala kakakku, tapi aku masih terlalu malu untuk membuka mata.
Kami sudah tidak berciuman dan aku masih pura pura tidur, kakakku mendesah dengan sangat liat, dan terdengar erangan dari mereka berdua secara bersamaan, sepertinya mereka saling orgasme satu sama lain. Aku bisa merasakan kakakku sudah duduk disampingku, dan pintu kamarku terbuka dan ditutup kembali setelah kakakku menyuruh pacarnya mengambilkan minuman.
Kakakku menciumi ku kembali, “Makasih ya.” Kakakku berkata demikian kemudian melanjutkan menciumku dengan sangat mesra yang semakin lama semakin liar, aku sudah berani membuka mataku, membalas ciumannya, dan mata kamu saling bertatapan. Cukup lama kami berciuman sampai tedengar suara langkah kaki diatas tangga menuju kamar. Kakakku tidak mengizinkan ku untuk ikut dalam pesta mereka, malah dia menyuruhku untuk lanjut pura pura tidur. Aku sangat keberatan, tentu saja. Aku juga ingin merasakan enak. Tapi kakakku tidak mengizinkan, aku yang sedang dilanda nafsu yang sangat amat parah, hanya bisa pasrah ketika pintu kamar kembali dibuka dan kakakku kembali dalam posisinya duduk disampingku sementara aku tidur telentang pasrah tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya.
“Masih belum bangun?”
“Dia tuh susah dibangunin kalau udah kaya gini.”
Jawab kakakku, “beneran, nih aku pegang remes aja pasti dia ga bangun.”
“Masa sih? Coba liat.”
Balas pacarnya seraya tangan kakakku mulai meremas kedua toketku. Mulanya pelan, hingga makin lama makin keras, dan kasar. Aku yang sudah janji akan terus tidur, hanya bisa pasrah ketika kedua toketku diremas, dimainkan secara paksa oleh kakakku sendiri.
Mereka berdua tertawa, dan kini selain kakakku bermain diatas toketku, kini tangan pacarnya sudah ada dimemekku juga, dengan liar mereka bermain diatas tubuhku, aku hanya pura pura tertidur, semakin lama permainan mereka semakin liar, dan entah kenapa aku semakin suka, ingin sekali aku mendesah tapi kakakku pasti akan marah kalau aku terbangun. Terpaksa aku harus mati matian menahan rasa enak yang mereka perbuat, hingga pacarnya pun berkata “Duh sange yang, ini kalau adik kamu dientot bangun ga?” Aku kaget sampai hampir terbangun. Namun kakakku menjawab “Enak aja, kontol kamu Cuma buat aku yang, sini ngentotnya sama aku aja, udah biarin adik aku suruh tidur aja.” Kakakku marah ketika pacarnya berkata demikian. Akhirnya mereka menghentikan segala aktifitas diatas tubuh ku. Kakakku seolah tahu kalau pacarnya sedikit kecapean saat itu sampai nafsunya pun berkurang. Kemudian kakakku berkata “Ya udah biar kamu nafsu gini aja deh, kita telanjangin aja adik aku gimana? Tapi kamu Cuma boleh liat aja, ngentotnya sama aku?”
Bisa terdengar dari nada bicaranya, sepertinya si pacar senang, “WAH, beneran ay? Wah seneng banget bisa liat dua cewek bugil.” Tidak perlu menunggu lama, mereka sudah bekerjasama menelanjangiku, aku yang tidak pernah telanjang didepan siapapun, bahkan kedua orang tuaku pun tidak pernah melihatku yang sudah dewasa ini telanjang. Kini aku harus pasrah dan pura pura tidur ketika mereka sudah benar benar menelanjangiku dan kaki ku pun mereka lebarkan hingga memekku yang mulus tanpa sehelai bulu pun terekspos dihadapan mereka. Aku tidak bisa lagi mendengar atau merasakan pergerakan mereka, sepertinya mereka sama sama terdiam. Wajar saja, ini pasti memek terindah yang pernah mereka lihat, memek botak, halus, sama sekali tidak berbulu, berwarna merah muda merekah, dengan cairan disekelilingnya, dipastikan tidak satu inci pun mereka melewatkan pemandangan indah ini, apalagi toketnya yang bulat sempurna melebihi toket kakakku dengan putih juga berwarna pink, sangat menantang bagi siapapun yang melihatnya. Lama, lama sekali mereka mengamati tubuhku, dan entah kenapa aku senang ketika tubuhku jadi objek pemuas mata mereka.
Terdengar, shutter suara kamera keluar berbalasan, entah dari kamera siapa saja, mereka memotret tubuh indahku. Aku semakin bangga dngan tubuh ini, apalagi ketika cahaya cahaya blits bergantian menghujaniku. Tidak ku sangka sapuan lidah kini sudah mendarat diatas memekku. Sungguh aku tidak bisa lagi menahannya, sekuat tenaga aku habis habisan menahan nikmat diatas memekku yang kini sapuannya semakin lama semakin liar, dan semakin masuk kedalam memekku, tidak luput, klitorisku pun dia sapu. Entah berapa lama lagi aku harus menahan rasa nikmat surgawi ini. Seakan tidak puas menyiksaku, kini lidah yang lebih besar dan kasar menyapu toketku bergantian, kiri dan kanan, dan tidak luput, putingku disapunya. Bisa kuduga kalau yang sedang menyusu ini si pacar karena terasa lebih besar dan kasar, itu artinya sekarang kakakku kandungku, yang sama sama perempuan, sedang bermain diatas memek adiknya sendiri.
Tidak bisa satupun kalimat yang keluar dari mulutku, desahan, bahkan nafas saja aku mati matian menahannya. Aku tahu mereka pasti sudah tahu kalau aku sudah terbangun dan pura pura tidur, tapi entah kenapa aku ingin ini terus berlanjut. Batinku ingin segara bangun dan bergabung dengan segala aktivitas mereka, tapi nafsu ini lebih memilih tidur.
Kini, aku yang hanya berbalut kerudung sedang telanjang bulat digerayangi tangan kedua pasangan yang sedang bernafsu, lidah mereka masing masing tidak luput dari area area sensitifku, memaksaku menikmati perasaan ini tanpa bisa melampiaskannya. Tidak lama keluarlah orgasme tertahan dariku. Ini pertama kalinya aku bisa orgasme sehebat ini dalam kondisi diam, pasrah, tiduran, mematung, seakan tidak terjadi apapun. Terasa jelas kakakku meminum cairan yang keluar dari mulutku seluruhnya, bahkan kini jarinya sudah masuk kedalam memekku. Ampun, aku benar benar tidak bisa lagi menahannya. Keringat ini bercucuran sangat banyak, seolah baru saja berolah raga. Aku mati matian menahan perasaan ini, menangan ingin mendesah, hingga aku memaksakan membuka mataku perlahan, terlihat kakakku yang masih menggunakan kerudung ada diatas memekku, sementara pacarnya kini ada diatas tokek kenyal besarku. Masing masing kedua tangan mereka memainkan kemaluan mereka masing masing. Aku menutup mata lagi, pasrah dan menikmati semua perasaan ini. Lama sekali aku ada dalam kondisi ini, sampai kakakku orgasme sambil tetap bermain diatas memekku, dan ku rasa pacarnya sudah mau keluar juga, dia melepaskan toketku dan crott, crot, crot.. beberapa kali semprotan lahar panas mengenai mukaku yang masih terbungkus kerudung. Keduanya melepaskan segala aktivitas ini, dan seperti kelelahan, mereka pun duduk beristirahat, mengatur nafasnya masing masing. Aku tidak dapat melihat lagi ekspresi mereka atau apapun yang mereka lakukan, aku hanya pasrah mematung, pura pura tertidur dengan sperma yang masih menggenang diatas mukaku. Tidak ada satupun dari mereka yang niat membersihkannya. Bahkan aku bisa mendengar shutter kamera dan blitz diatasku. Beberapa kali aku bisa mendengar suara kamera memotretku, entah datang dari kamera siapa, aku pasrah saja, hingga tertidur dalam lelah masih dengan sperma yang menempel diwajahku. Sudahlah, aku pasrah saja dengan kondisiku sekarang, lagi pula aku tidak lagi mendengar suara mereka, karena sekarang mereka berdua keluar kamar entah kemana. Saat pintu ditutup dan langkah menjauh, aku membuka mataku, mengambil handphone ku, bukannya membersihkan sperma yang begitu banyak dimukaku, yang kulakukan justru selfie dengan muka blepotan sperma, aku merasa senang dan bangga dengan sperma ini, aku malah tidak mau membersihkannya, biarlah ketika besok hari aku terbangun dengan sperma kering dimukaku, aku tidak peduli, aku kembali tidur setelah beberapa kali selfie, kali ini aku tidur beneran, mungkin juga karena kelelahan sudah diserang kakakku kandungku sendiri beserta pacarnya itu. Aku tidur, semakin lama semakin gelap dan aku pun semakin tenang.



Setelah keluar dari kamar itu, aku berjalan menuju nkamar sambil merangkul pacarku, “Terima kasih ya yang, udah ngizinin aku maenin tokernya, kenyal banget.” Nampak terlihat raut muka pacarku yang semakin cemberut, “Ciee, yang keenakan.”
“Siapa yang? Aku atau yang dari tadi makan memek adiknya sendiri?”
Pacarku hanya tersenyum malu sambil jalan mendahuluiku melewati tangga, kemudian dia memeriksa diluar rumah, setelah aman kami berdua berjalan menuju lapang kosong disamping kiri rumahnya. Entah sekarang pukul berapa, yang jelas sudah melebihi tengah malam, mungkin dini hari, udara dinginpun perlahan mulai menusuk tulang. Kami berjalan dalam gelap menuju ujung terdalam lapang luas yang dikelilingin pohon dan rumput rumput liar yang nampaknya sekarang menjadi ilalang. Kami meneruskan pergulatan kami yang sempat tertunda dilapang kosong ini, memang kami lebih suka ngentot dialam terbuka dibanding didalam ruangan, sensasinya lebih liar daripada kami bermain dalam ruangan.
Sedang asik berciuman, tangan kami saling meraba daerah vital masing masing, hingga kami mendengar suara anjing kawin, kami dekati, dan terlihat seekor betina sedang kawin dengan anjing besar berbulu hitam, keduanya nampak kotor, aku berniat melakukan hal yang sama, posisi doggy disamping anjing itu, tapi kenyataannya Shinta sangat takut anjing, jadi kami hanya bisa ngentot dari jauh dengan posisi doggy. Terlihat seperti perlombaan doggy, siapa yang bisa lebih menyenangkan pasangannya dia yang juara, terlihat dari gerakan kami yang semakin lama semakin cepat saling bersusulan, sampai ketika datanglah anjing yang lebih kecil dari anjing jantan itu, menggonggong keras seperti mengusirnya dari betinanya, anehnya anjing besar itu ketakuan dan menyingkir dari anjing kecil bermuka seram itu. Kami tidak dapat melihat anjing apa saja disana, tempat itu begitu gelap, hanya cahaya lampu dari kejauhan dan cahaya bulan yang menerangi tempat itu.
Aku merasa kasihan dengan anjing besar yang diusir itu, aku merasakan tidak enaknya ketika sedang enak enaknya ngentot diusir orang yang tiba tiba datang. Tapi sudahlah, pacarku ini sangat ingin dipuaskan saat itu, aku kembali menggenjotnya dengan tempo cepat, meski dalam gelap aku dapat merasakan dia keenakan ku hajar memeknya dari belakang. Tiba tiba kami dikagetkan dengan datangnya sesosok anjing besar disamping ilalang tempat kita ngentot, ternyata itu anjing besar yang diusir barusan. Shinta terlihat sedikit ketakutan dengan kedatangan anjing besar itu, namun aku memastikan kalau anjing besar itu tidak berbahaya, dia mungkin hanya ingin melihat kita ngentot. Aku kembali menggempurnya dalam posisi doggy, selama itu pula ada doggy yang memperhatikan kita, mungkin dia mencium bau kewanitaan yang keluar dari memek Shinta, anjing itu mendekati dan mengendus pinggul Shinta, kemudian aku ada ide gila, ku bisikan ditelinga Shinta sambil masih menggempurnya dari belakang. “Gila kamu, ga mau ah, aku takut.” Berkali kali ku yakinkan dan ku memohon agar mau melakukannya, tapi dia pun berkali kali menolaknya. Wajar saja, perempuan mana yang mau ngentot dengan anjing liar besar yang baru dia lihat barusan.
Aku bisa melihat dari muka tua anjing itu seperti memohon ingin ngentot dengan betina ku, masih dalam posisi doggy, aku kembali memohonnya. Shinta berkali kali juga memohon sambil menekan pinggulku dengan tangannya, berharap aku tidak melepaskan kontolku dan memberikan memeknya pada anjing itu. Namun aku yang sudah sangat penasaran bagaimana jadinya kalau ada hijaber yang masih menggunakan kerudung dientot anjing liar dari belakang, bukannya bagi seorang muslim haram hukumnya memegang moncong anjing, dan sekarang aku malah menginginkan pacarku yang seorang muslimah taat untuk ngentot dengan seekor anjing.
Nampaknya dia sudah mulai pasrah, setelah kuhajar berkali kali hingga dia lemas karena orgasmenya sendiri, aku perlahan mulai mundur melepaskan kontolku perlahan dari memeknya, dan ku isyaratkan agar anjing itu mendekat, tentu saja anjing itu mengerti. Ketika aku melepaskan kontolku, anjing itu langsung melompat keatas punggung Shinta. Terlihat dari wajahnya, ingin teriak dan berontak tapi terlalu lemah dan tidak mau kalau anjing itu semakin marah, karena semakin Shinta menolak, semakin sering anjing itu menggeram seperti marah. Perlahan kontol besar anjing itu semakin lama semakin panjang, hingga mnyentuh panggal memek Shinta. Dia memohon agar aku tidak meninggalkannya, dia takut anjing itu mengigit atau lebih parah sampai memakannya, tapi aku meyakinkannya kalau anjing itu Cuma mau ngentot. Aku bergegas meminta izin kembali ke rumah untuk mengambil handphone ku, aku ingin momen momen ini terekam jelas dikameraku, aku ingin melihat seorang muslimah taat yang masih berkerudung sedang ngentot dengan anjing diluar rumahnya. Dia memohon agar aku segera kembali karena dia takut, aku yakinkan bahwa aku akan segera kembali dengan sangat cepat. Aku bisa melihat anjing itu masih kesusahan memasukan kontolnya ke memeknya, sepertinya masih belum masuk, sempurna, aku ingin merekam momen sakral ini, dari sebelum masuk hingga keluar kembali. Aku tahu sehabis ngentot anjing perlu waktu setengah jam untuk bisa melepas knotnya. Tanpa menghiraukan Shinta, aku langsung berlari menuju kamar rumah.
Sesampainya dikamar, aku langsung mengambil handphone ku dan handphone Shinta, jaga jaga kalau memoriku penuh, namun aku tidak langsung kembali ke tempat itu. Aku bisa melihat Shanti yang masih tertidur pulas, telanjang masih dengan sperma yang sudah sedikit mengering dimukanya. Aku mendekatinya, ingin sekali ku perkosa Shanti saat itu, tapi aku takut dia akan teriak dan membuat semua kacau. Aku putuskan untuk coli saja didepan dia, sambil sesekali menggerayangi tubuhnya dan menjilati memek dan toketnya.
Aku tidak tahu sampai berapa lama aku melakukan aktivitas itu, sampai aku merasa kontol ku ingin memuntahkan laharnya kembali, ku arahkan kontolku ke hadapan muka Shanti yang masih tidur. Crott, crott,, croooott.. banyak sekali sperma yang keluar dimukanya. Kontolku bukannya semakin lemas setelah keluar banyak dimukanya, malah sekarang semakin menjadi mlihat muka Shanti yang benar benar dipenuhi sperma disegala sisinya. Tapi harus segera ku akhiri mengingat aku harus merekam kejadian langka dilapangan yang sedang terjadi. Aku pun meludahi muka Shanti dengan sangat banyak, terus menerus, hingga kini mukanya dipenuhi ludah dan sperma ku. “Lain kali lagi gw garap memek lu anjing. Cuiihh, hak cuiihh.” Kembali kuludahi mukanya dan berjalan keluar kamar.
Setibanya ditempat itu terlihat Shinta yang sudah tergolek pasrah dengan pantat yang masih mengacung dan badan menyentuh tanah, tanda dia sudah pasrah dientot anjing itu habis habisan. Aku sedikit kecewa tidak dapat merekam kejadian itu seluruhnya. “Yang, kemana aja? Koq lama.”
“Anu yang, aku kebelet dulu barusan.”
Padahal kenyataannya aku coli dulu didepan adiknya. Aku tidak tahu berapa lama aku menggarap adiknya sampai sampai pacarku sekarang lemas dientot anjing besar itu. Orgasme demi orgasme ku rekam dengan hp ku tampak ekspresi kepuasan dan pasrah dari muka Shinta. Hingga anjing besar itupun melolong tanda dia orgasme dimemek Shinta. Kurekam segala detailnya dikameraku. Setengah jam berlalu, akhirnya anjing itu melepaskan knotnya pada memek Shinta, selama setengah jam itu pula aku memoto Shinta dalam segala sisi dan pose. Saat anjing itu melepaskan knot nya kulihat cairan keluar dari memeknya, langsung saja kuambil dengan tanganku dan memaksa Shinta meminumnya, aku juga melihat kontol anjing itu masih keluar dari sarangnya masih banyak cairan disekeliling kontolnya, kemudia aku berkata pada Shinta “Jadi lonte yang sopan dong, udah dibikin keluar sama pejantannya koq ga tau diri, lihat tuh kontolnya kotor gitu, basah kena cairan dari memek kamu, minta maaf sana, bersihin sekalian.”
“Baik tuan.”
Shinta pun merangkak kehadapan anjing yang sedang duduk diam disana, langsung saja kontol besar yang masih keluar itu dihisapnya dengan perlahan, dijilati segala sisinya, berusaha agar kontol pejantannya kembali bersih. “Maaf ya tuan,, slurp,, kontol tuan jadi kotor,, slurp,, maafin lonte ini ga bisa bikin tuan puas,, slurp,, maafin lonte ini Cuma bisa kasih memek bekas,, slurp..” Dan masih banyak lagi kalimat permintaan maafnya kepada tuannya, seolah anjing itu mengerti, anjing itu hanya membalasnya dengan gonggongan.
Kemudian datanglah anjing kecil bermuka seram yang mengusir anjing besar itu. Aku berkata “Heh, lonte! Liat tuh ada tuan kamu yang lain pengen dipuasin, sana ngerangkak lagi, puasin bener bener.” Shinta menurut perintahku seolah aku mucikari yang mempersiapkan memeknya untuk tuannya yang lain.
“Silahkan tuan, silahkan pake memek Shinta sepuas tuan, maaf memek Shinta ga seenak betina tuan yang lain.” Seolah mengerti, anjing itupun bergegas menaiki punggung Shinta. Kurekam semua aktivitas ini, termasuk ketika tangan Shinta meraih kontol anjing kecil itu dari depan dan mengarahkan ke memeknya. “Silahkan menikmati memek pelacurmu ini tuan... ahhh” dengan cepat kontol anjing yang tidak terlalu besar itupun masuk kedalam memeknya, ukurannya tidak lebih besar dari punya ku sehingga dengan mudah bisa masuk ke dalam memeknya.
Aku melihat ekspresinya yang tidak terlalu terpuaskan, maklum kontolnya kecil, dan gerakannya terlihat belum terbiasa. Aku menanyainya “Gimana, enak kan kontol anjing? Makannya jangan nolak dulu sebelum nyobain.” Dia tersenyum sambil menjawab “Iya yang, ternyata kontol anjing itu enak juga ya.” Aku mengelus rambutnya, nampaknya dia tidak terlalu menikmati kontol anjing itu, bisa dilihat dari caranya menjawab pertanyaanku dengan sangat tenang.
Sudah setengah jam, akhirnya segala pertempuran itu berakhir, suara mesjid pun mulai bersahutan mengumandangkan adzan subuh. Aku dan Shinta kembali ke kamar dan menemukan adiknya yang masih tertidur dengan muka belepotan sperma kering dan ludah ku. Kami melanjutkan pertarungan kami didalam kamar, namun kali ini dengan lembut dan penuh perasaan. Hingga saat aku mau keluar, aku tanyai mau dikeluarin dimana, Shinta sedikit berpikir dan melihat kearah Shanti yang masih tertidur, “Disana.” Shinta menunjuk ke arah Shanti, aku mengerti, setelah aku rasa sudah mau keluar, aku cabut kontolku dan mengarahkan langsung ke mukanya. Crott, crott, crooott.. kembali ku semprot mukanya yang sudah dipenuhi sperma dan ludah kering dimukanya. “kamu bener yang, udah tidur susah banget dibanguninnya.”
“Benerkan aku bilang juga apa.”
Kemudian aku meludahi lagi mukanya, Shinta tampat kaget melihat perlakuanku, dan tertawa. Dan merangkak melihat hasil ludahku, tepat mengenai mulutnya yang sedikit terbuka, dia kembali tertawa, dan mulai merekamnya, Shinta pun ikut meludahi muka Shanti yang masih tertidur, nampak dia senang meludahi adiknya yang sedang tertidur, alhasil sebelum kami tidur kami meludahi seluruh tubuhnya; muka, toket, perut, tangan, paha, kaki, hingga memeknya tidak luput kami berdua ludahi. Semua kejadian itu terekam kedalam hp Shinta, kemudian dia memotretnya dengan hp milik Shanti, kebetulan Shinta tau password hp Shanti. Lalu aku kembali berpakaian, dan pergi ke lantai satu karena aku berjanji pada orang tua Shinta dan Shanti akan tidur dikursi, padahal kenyataannya sepanjang hari ini aku meniduri anak tertuanya.



Tepat pukul 8 aku terbangun, aku hanya tidur selama 3 jam, aku masih melihat Shanti masih tertidur dengan seluruh tubuhnya dipenuhi sperma dan ludah kering, beberapa menit kemudian dia terbangun, merasa canggung, kami berdua hanya saling diam dan saling tatap. Shanti saat itu aku lihat sedang menyentuh dan meraba badan dan mukanya, yang dipenuhi sperma dan cairan kering yang dia tidak tahu apa “Ini apa kak? Koq baunya aneh.” Aku membalasnya sambil tersenyum “Apa ya? Duh kakak juga lupa.” Padahal jelas sebelum tidur aku pun ikut meludahinya. Masih dalam kondisi telanjang, aku melihat Shanti mengambil handuk dibelakang pintunya, keluar menuju kamar mandi didepan kamar. Aku bergegas ke lantai satu dan membangunkan pacarku yang sedang tertidur pulas, dengan cara mengulum kemaluannya yang sebelumnya kubuka dulu dari sarangnya.
“Good morning.” Aku menyapanya masih sambil mengulum batang kontolnya yang besar. Aku mengajaknya mandi sebelum pukul.9, orang tuanya pasti sudah sampai rumah pada saat itu. Masih ada waktu satu jam untuk mandi dan sarapan kalau sempat. Aku menuntun pacarku ke kamar mandi dilantai dua, aku mengetuk pintu kamar mandi yang saat itu sedang dipakai adikku.
Adikku bertanya ada apa, aku menjawab “Buka aja dulu. Penting.” Pintu kamar mandi dibuka dan kita pun masuk kedalam kamar mandi dalam keadaan sama sama bugil, sebelumnya kami sudah membuka semua pakaian kamu didepan kamar mandi. Nampak adikku kaget dan malu malu melihat pacarku, dengan sambil melihat ke arahnya, aku mencium pacarku didepan adikku yang mematung canggung melihat kita berciuman, tangan pacarku sudah nakal menggerayangi ku, sementara tanganku yang lain mulai mengelus kontolnya.
Adikku meneruskan mandinya dan kini sedang sabunan, pacarku melihat ke arah adikku, aku yakin pacarku saat ini sangat ingin memperkosa adikku, namun aku berinisiatif untuk mengulum kontolnya yang sudah sangat tegak berdiri. Aku mengisyaratkan adikku untuk mendekati kami, tanpa dikomandoi lagi, adikku yang saat itu dipenuhi sabun dengan rambut basah tergurai kebawah, menambah kesan seksi pada dirinya. Mereka saling berciuman satu sama lain, sangat mesra dan semakin lama semakin liar, kini lidah mereka saling berpagutan, sementara aku masih jongkok diantara mereka dengan mengulum kontol besar pacarku dan mengaduk ngaduk memek adikku dengan jari jari ditanganku. Meski masih saling berciuman aku bisa mendengar suara adikku mendesah. Bergantian, kini memek adikku yang ku jilati dan kontol pacarku yang ku kocok. Dibawah sini aku bisa melihat mereka berdua mau orgasme karena permainan mulut dan tanganku, ku percepat permainan ini, dan akhirnya mereka muncrat kepadaku, sperma muncrat dimukaku sedangkan cairan adikku ku hisap hingga habis.
Aku menuntut adikku agar mau membersihkan sperma dari muka ku dengan cara menjilatinya, dia menurut. Sementara pacarku sudah mulai sabunan melihat aku dan adikku saling berciuman sangat liar, kemudian pacarku selesai mandinya sedangkan kamu masih melanjutkan adegan lesbian incest ini. Dia meninggalkan kamu keluar kamar mandi, membiarkan kamu saling memuaskan satu sama lain.
Entah berapa lama aku dan adikku saling berciuman, saling menjilati area sensitif, hingga orgasme bersamaaan, kami menyelesaikan mandi yang tertunda dan keluar hanya menggunakan handuk. Aku tidak dapat mlihat dimana pacarku, ketika aku dan adikku selesai berpakaian, aku memeriksa dilantai bawah, pacarku nampak sudah siap dengan pakaiannya yang lengkap, sepatu, dan jaketnya. Nampak dia sudah siap siap berangkat kerja. Aku mencium tangannya “Hati hati di jalan ya yang, kerjanya yang semangat.” Sambil tersenyum dia pun pamitan keluar rumah. Sudah pukul 9.45, kedua orang tua kami belum juga datang.
Aku meminta izin keperusahaan tidak dapat masuk kerja dengan alasan tidak enak badan, aku kembali ke kamarku, terlihat adikku yang sedang melihat lihat galeri hp ku dan hp nya. Tampak dia kaget dan mlihat isi isi galerinya. Aku pun tersenyum dan duduk disampingnya, kami berdua berpelukan mesra sambil melihat lihat video dan photo yang sudah kami rekam, sambil sesekali berciuman.

EPILOG.
Setelah kejadian itu, kami yakin, semua sudah berubah. Kami sudah tidak canggung lagi satu sama lain. Mulai saat itu, kami sudah saling terbuka apalagi tentang hal yang berhubungan dengan sex. Dan setiap malam, kami tidur bergantian, kadang aku tidur dikasur Shanti, kadang Shanti tidur dikasurku, dan jika aku tidur dikasur Shanti berarti aku yang harus melayani Shanti, begitu juga sebaliknya.
Shanti sempat berkata, sangat senang tidur dengan sperma diwajahnya, namun dimana kita bisa menemukan sperma untuk wajah Shanti?? Aku ingat tentang adegan meludahi itu, lalu kutawari “Duh, gimana ya, kakak emang ga punya sperma buat muka kamu, tapi kakak punya ini. Cuiihh.” Aku meludahi wajahnya yang kini ada dibawahku. “Itu juga ga apa apa koq kak, Shanti seneng.” Hingga tenggorokanku kering, aku meludahi terus mukanya. Hingga kini dipenuhi air ludahku. Ini adalah malam Shanti, aku tidur dikasurnya. Dan saat aku mulai kehabisan ludah, mukanya pun sudah dibanjiri dengan ludahku. Kami tidur berpelukan dalam keadaan bugil. Dan mulai malam itu, tiap malam Shanti selalu minta diludahi, dia marah jika aku lupa meludahinya.​
 
Bimabet
ts nya pinter mendeskripsikan cerita, tapi dibagian 3 dst emang agak eskrim :D
Makasih udah mau baca
Gw sebenernya paling ga suka sama pov pov an, makanya gw bikin ceritanya berdasarnya dari sisi orang yg berbeda beda lewat cerita dan jalur yg berbeda
Ada kemungkinan juga yg cerita dari sisi ayah atau ibu nya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd