Tidur sore memang tidak baik untukku, hasilnya mataku tak dapat terpejam sedetikpun malam ini. Setelah kawan berbincang di jaringan data, pamit tidur, dan suara manusia-manusia malam ini menghilang, maka tinggal aku sendiri di tengah dinginnya gelap malam. Eh tidak, dinginnya pagi lebih tepatnya, karena jam tanganku telah menunjukkan pukul 3 pagi.
Mata ini kemudian kembali asyik memandang deretan angka penuh makna, yang terjajar tak beraturan di depan layar monitor. Akh,,, ya,,, mereka adalah teman setiaku. merekalah yang setia menari mengikuti alur perintah, query, dan rumus yang terekstrasi dari tarian jemari ku diatas keyboard. Mereka rela dicacah, dipecah, dan ditumpuk menjadi sebuah informasi yang kubutuhkan. Kapanpun dan dimanapun, mereka akan setia menunggu untuk kuajak bermain.
Sayup-sayup adzan subuh terdengar, mataku kupaksa beristirahat sejenak dari pancaran cahaya monitor. Kepulan asap seketika memenuhi ruangan kecilku ini. Asap dari sebatang rokok yang tersulut dan memamerkan bara nya. Tetes terakhir kopi hitam yang tersisa di gelas ini, habis kuseruput. Mataku pun kembali tertuju pada deretan angka ini.
Tuhan, aku tau aku bukan hamba yang taat
Namun aku mohon, tetap jadikan angka ini sebagai temanku
Jangan jadikan angka-angka ini justru menjadi musuhku
Karena aku tau, mereka jugalah yang akan menemaniku tuk menghadap-Mu
Volnut - Si Panda Pemeluk Angka