Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Si mona Diperkosa bapak kos (REPOST)

Rudimasteng

Semprot Lover
Daftar
19 Jun 2016
Post
272
Like diterima
1.044
Bimabet
Sebuah cerita yang dulu pernah ramai di forum tercinta ini. Cerita bagus sayang kalo ga di tulis ulang, dan mungkin ane bisa lanjutin ceritanya. Btw ini ane ubah sedikit cerita nya tanpa mengubah jalan cerita. Jadi silahkan dinikmati suhu semua.

---------------------------------------------------------------

Mona, wanita kantoran yang belum lama ini menyewa kamar di sebuah kos dengan pemilik kos bernama pak Mahmud. Kos ini terbilang baru, karena terlihat belum banyak orang yang menyewa kamar. Tapi Mona sudah 3 bulan tinggal dan menyewa kos di tempat pak Mahmud, karena jarak dari kos nya yang cukup dekat dengan kantor tempat dia bekerja. Penampilan Mona yang terbilang cantik dengan tinggi badan 169cm dan postur tubuh yang propor dan kulit putih nya pasti membuat pria jatuh hati saat melihatnya tak terkecuali pak Mahmud. Seringkali pak Mahmud memandangi Mona dengan pandangan yg tak biasa alias mesum.

'Huuuh.. nyebelin banget sih tuh aki-aki.." gerutu Mona sambil mengunci pintu kamar kostnya. Kembali hari ini ia sebel dengan Pak Mahmud, si bapak kostnya yang sering bersikap genit dan terkadang menjurus kurang ajar terhadap mona. Kejadiannya tadi saat dia pulang kantor, mona berpapasan dengan Pak Mahmud yang sedang berusaha memaku sesuatu di dinding.

"Sore pak..lagi ngapain pak..?" sapa Mona basa basi.
"Eh.. mba Mona dah pulang.." sahut Mahmud dengan mata berbinar. "Kebetulan saya mau minta tolong sebentar bisa?"

Mona yang mau buru-buru ke kamar terpaksa menghentikan langkahnya dan menoleh.
"Tolong apa ya pak?" tanyanya sekenanya, kembali ia kesal melihat pandangan mata pak tua itu yang jelalatan ke arah dadanya.

"Ini loh..kamu bisa pasangin lukisan ini ga kepaku yang dah saya pasang itu, takutnya tangganya goyang banget karena berat badan saya, maklum agak gendut gini repot jadinya" katanya sambil cengengesan dan kembali pandangan matanya menyantap kulit leher Mona yang mulus.
"nanti saya pegangin tangganya" lanjut Mahmud

Mona terpaksa menyanggupi dan dia menaiki tangga yang memang sudah goyang itu, gadis itu baru sadar pas naik ke pijakan kedua bahwa tangga itu memiliki jarak yang cukup lebar antara pijakan-pijakannya, jadi saat kakinya naik ke pijakan kedua, dirinya yang saat ini menggunakan rok span ketat agak kesulitan dan roknya menjadi tertarik ke atas sehingga pahanya menjadi terbuka. Kejadian itu berulang lagi saat ia ke pijakan ketiga, bahkan jaraknya makin jauh sehingga pahanya makin terbuka lebih lebar. Mona mengutuk dalam hati saat melirik Pak Mahmud yang dengan senyum mesumnya menikmati pahanya yang jenjang dan berkulit mulus bersih itu. Melihat pemandangan indah ini, Pak Mahmud merasa nafasnya sesak sama sesaknya dengan penisnya yang jadi menegang.

Sungguh indah bentuk paha gadis ini, putih semampai, dan ia dengan bebas bisa melihat dari dekat. Ingin rasanya mengelus paha montok nan mulus itu, tapi ia menahan diri. Ia menyerahkan lukisan ke Mona untuk dipasang, tapi karena nyantolinnya masih agak tinggi maka gadis itu harus memasangnya dengan mengangkat tangannya setinggi mungkin, ia tidak sadar bahwa karena gerakannya itu blusnya yang pendek ikut tertarik ke atas sehingga terlihat kulit pinggangnya yang ramping sampai ke perut di bawah dadanya.

Dengan sengaja Pak Mahmud menggoyangkan tangganya, membuat dirinya bisa menikmati pemandangan pinggang berkulit mulus gadis itu. Setelah selesai terpasang, Mona menurunkan kaki kirinya ke pijakan kedua yang ternyata tanpa sepengetahuannya telah dilonggarkan pakunya. Sambil terus menikmati paha Mona yang terbuka kembali, Pak Mahmud bersiap-siap.

"Eehhh eiihh.." Mona terkejut saat pijakannya lepas dan ia terjatuh ke belakang dan saat itu dengan sigap Pak Mahmud menangkapnya sehingga tidak sampai terjatuh lebih parah.

Merah muka gadis itu karena satu tangan yang menahan dirinya memegang tepat ke pantatnya dan sepertinya ia merasa tangan itu sedikit meremasnya. Dengan cepat ia menjauhkan badannya dari 'pelukan' Pak Mahmud yang mengambil kesempatan itu.
"Waduh, untung sempet saya pegang mba nya, kalo ngga bisa berabe tuh. Hehe" ujar Pak Mahmud cengengesan yang masih menikmati hangatnya tubuh dan kenyalnya pantat Mona tadi walau sesaat tadi.

"Mmm.. iya pak, makasih.. udah kan pak ya.." tukas Mona "yasudah pak saya mau ke kamar" sambil ngeloyor pergi dengan diikuti pandangan Mahmud yang menikmati gerakan pinggul gadis yang montok itu.
"hehe.. Tunggu aja ntar ya, lo bakal kena sama gua" pikir pria tambun setengah tua ini dalam hati. Sudah banyak planning yang kotor dan mesum di kepala Mahmud untuk bisa merasakan tubuh molek mona.

Di dalam kamar, Mona masih sebel sama kejadian tadi. Sudah terlalu sering ia mendapat perlakukan atau kata-kata yang menjurus mesum dari bandot tua itu, tapi ia berusaha menahan diri mengingat bahwa tempat kost ini cukup murah dengan fasilitas yang ada juga ditambah lagi dengan lokasi yang di tengah kota dan dekat ke tempat kerja atau mau ke mana-mana. Maka ia memutuskan untuk tetap bertahan asalkan si mesum itu tidak terlalu kurang ajar. Bila ketemu pasti Mona merasa risih dan agak ngeri ngeliat mata Mahmud yang seperti menelanjangi sekujur tubuhnya, tapi terkadang selain ngeri dan risih gadis itu juga merasakan bangga dan senang karena kecantikan dan tubuhnya menjadi perhatian sampai seperti itu walau Mahmud bukan levelnya untuk bisa menikmati dirinya.

Beberapa kali kalau berpapasan dan berbincang-bincang dengan pak Mahmud, selalu saja tangan mahmud tidak pernah diam, selalu curi kesempatan untuk menjamah walau hanya menjamah pundak atau lengannya tetap saja gadis itu merasa risih karena sambil melakukan itu bapak kos itu merayu dengan kata-kata yang kampungan."Hahh.. udahlah, ga penting juga. Mendingan gua mandi" kata Mona dalam hati

Sambil berkaca ia mulai melepas satu per satu kancing blusnya dan melepasnya sehingga bagian atasnya kini hanya tertutup BH biru muda yang susah payah berusaha menutupi payudara berukuran 34C itu. Dengan pinggang yang ramping, maka buah dada itu tampak sangat besar dan indah dan karena Mona rajin fitness makin tampak kencang dan padat. Sungguh merupakan idaman bagi semua laki-laki di dunia bagi yang dapat menikmatinya. Lalu ia melanjutkan dengan melepas rok span-nya ke bawah sehingga kini tubuh nya hanya ditutupi bra dan CD yang berwarna senada. Body yang akan membuat laki-laki rela untuk mati agar bisa mendapatkannya, memiliki kulit putih asia dan dihiasi dengan bulu-bulu halus nan lembut. Menjanjikan kehangatan dan kenikmatan dunia tiada tara. Mona melepas kaitan bra disusul dengan CD-nya yang segera dilemparkan ke ember tempat baju kotor. Ia memandang sejenak ke cermin, melihat payudaranya seperti 'bernafas' setelah seharian dibungkus dengan bra. Gumpalan daging yang kenyal dan padat dengan puting berwarna coklat muda sungguh menggairahkan.

"Auuhh" gadis itu sedikit merintih atau tersentak saat ia memegang kedua putingnya, serasa ada aliran listrik menyengat lembut dan menimbulkan rasa sensasi geli pada kemaluannya yang tanpa sadar tangan kirinya turun ke arah vaginanya dan sedikit membelainya.

Sambil senyum-senyum sendiri, gadis itu membayangkan dada telanjangnya dan membusung ini selalu menjadi sasaran remasan dari Roy pacarnya yang tidak penah bosan juga mengulum puting dan menciumi kulit payudaranya yang mulus dan harum itu. Tidak percuma ia setiap 3 hari sekali memberikan lulur pada tubuhnya, terutama pada payudaranya yang sampai sekarang memiliki aroma yang memabukkan walaupun dalam kondisi berkeringat.

Mona menghela nafas panjang menahan gejolak birahi yang timbul, dan sekarang ia merasa ingin dilampiaskan. Padahal baru tadi malam ia berenang di lautan asmara yang menggelora dengan pacarnya. Ia merasa dirinya selalu saja haus akan belaian pacarnya, padahal hampir setiap ketemu mereka bercumbu dengan hot dan yang suka bikin ngiler adalah mengulum penis Roy sampe bisa keluar spermanya. Kini ia membayangkan ukuran penis Roy saja udah bikin deg-degan, ga sabar untuk ketemu dan mengemut-ngemut batang kemaluan yang kokoh itu.

"Huuuh mending gua mandi aja deh, otak gua jadi kotor nih."
Selesai mandi, sedikit terusir pikiran-pikiran tadi karena sudah tersiram air dingin. "Loh, kok ga bisa sih nih?" Pintu lemari Mona macet tidak bisa di buka. Sudah beberapa saat memutar kunci, ia masih coba terus tapi masih ga bisa juga.
"Haduuuh, mesti minta tolong ama bandot itu dong ni, males banget deh" keluhnya

Untungnya masih ada baju di keranjang yang belum sempat dimasukkan ke dalam lemari. Tapi setelah memilih-milih, di keranjang baju itu hanya ada underwear 2 pasang dan baju-baju khusus tidur yang tipis dan seksi serta baju dalaman sexy seperti tanktop dan rok mini yang mininya 20 cm dari lutut. Dari pada pakai baju tidur tipis ia memilih rok mini dan tank top yang rendah belahannya. Sebelum ke Pak Mahmud, Mona memilih untuk makan malam dulu di ruang makan bersama, sambil makan ia menyalakan tv dan duduk di ujung sofa.

"Ehh mba Mona baru makan. bapak temenin ya, ga baik cewe seseksi kamu makan sendirian" tiba-tiba si bandot itu muncul, dan langsung menyantap paha Mona yang disilangkan itu, sungguh mulus, lalu ia duduk di samping gadis itu.

"Ia pak, sekalian makan pak. terus sama minta tolong pak, lemari baju saya ga bisa dibuka yah?" pinta Mona sambil menggeser menjauh dan berusaha dengan sia-sia menarik turun rok mininya. 'buset tuh mataaaa, abis gua..' katanya dalam hati.
"Ooo gitu, nanti saya periksa deeeh" "Makasih ya pak"

Mona buru-buru nyelesaiin makannya, saat tiba-tiba ia merasa dadanya bagian putingnya terasa gatal. Awalnya berusaha ditahan saja tapi makin lama makin meningkat rasa gatalnya, dan bukan itu saja kini ia merasakan hal yang sama pada vaginanya.

Ia masih berusaha menahan tapi sudah hampir tidak kuat, duduknya jadi gelisah dan ia berusaha menggoyangkan badannya agar rasa gatal itu hilang bergesekan dengan bahan bra-nya dan ia mempererat silangan kakinya. Tapi rasa gatalnya tidak berkurang, bahkan kini seluruh daging kenyal payudaranya terasa gatal.

"Duuhh ko pada gatel gini di badan gue" gerutu mona.
Akhirnya Mona tidak tahan dan ia menggaruk sedikit kedua payudaranya dengan tangannya, saat ia menggaruk terasa nyaman sekali karena gatalnya berkurang tapi sulit untuk berhenti menggaruk. Sambil memejamkan matanya karena keenakan menggaruk ia lupa ada Pak Mahmud di situ.

"Kenapa neng? Kamu kegatelan yaah? Hehe"
"uuhh.. sssshh..eh, i...iya pak.." terkejut Mona karena baru ingat ada si bandot di sampingnya, tapi ia terus menggaruk makin cepat dan karena tak tahan ia menggaruk juga ke pangkal pahanya..

"Uuuuuffh..ssshh" aliran darah Mona berdesir cepat karena sensasi menggaruknya itu selain menghilangkan rasa gatal juga membuat birahinya tergelitik. "Shit, ko gue jadi agak horny gini si cuma gara gara gatel" gerutu mona sambil terus menggaruk ia mau bangkit dari kursi tapi rasa gatal itu makin menghebat yang akhirnya dia hanya terduduk kembali sambil terus menggaruk

Sedetik ia melihat Mahmud hanya menonton dengan pandangan penuh nafsu setan ke dirinya yang terus menggaruk itu. Gadis itu mengutuk karena ia memberikan tontonan gratis kepada pria tua itu tanpa dapat mencegah. Mona makin gelisah dan tidak karuan ingin cepak kembali ke kamar nya, yang bisa mona lakukan saat ini adalah menahan rasa gatal yang menjalar di bagian sensitif nya. kini rok mininya sudah tersingkap karena salah tingkah menahan gatal nya dan memperlihatkan kedua pahanya yang jenjang dan berkulit putih mulus itu. Gadis itu terus merintih-rintih karena kini rasa gatalnya sepertinya tidak biasa. Tubuhnya serasa lemas karena rasa gatal dan birahinya yang kini membuat vaginanya menjadi basah.

"Eemmh... Misi pakmau ke kamar dulu niiih" Kata Mona, tapi Pak Mahmud diam saja menghalangi jalan keluarnya. Rasanya ingin marah saja tapi rasa gatal itu menghalangi rasa marahnya. Mona yang semakin tidak karuan karena rasa gatal yang membuat nya salah tingkah mencari cara agar bisa keluar dari sofa dan kembali ke kamar. Pak Mahmud tertawa dalam hati. ia menikmati melihat mona yang blingsatan di depannya itu, seperti ingin menggaruk tapi gengsi. Buah dada Mona yang berbentuk bulat kencang itu seperti ingin keluar dari sarang nya karena baju Mona yang sudah tidak keruan membuat belahan dada nya terlihat sangat jelas.

Mahmud amat senang melihat gadis yang cantik dan sombong ini kini tampak tidak berdaya. Rencana awal ini berhasil dengan baik, yang ternyata ialah dalang dari semua nya.
Kunci pintu lemari baju Mona telah sengaja dia ganti dan menaruh bubuk gatal pada pakaian dalam yang mona kenakan. mahmud juga sengaja memilihkan baju seksi yang tertinggal di luar lemari.
Makin lama gatal yang moba rasakan makin menghebat dan dari mulutnya meracau tidak jelas. Dengan cepat dia menerobos melewati pak Mahmud yang ada di sebelahnya untuk kembali ke kamar

Tapi tangan pak Mahmud lebih cepat dari pergerakan mona, dengan cepat dan sigap mahmud memegang pergelangan tangan mona dan menarik nya kembali ke sofa dan bilang "Saya bantu ya sayang" tanpa disuruh tangan nya langsung merogoh ke dalam pakaian dalam dan bra mona dan meremas buah dada mona. "Eeengghh paakk... jangan paakk. Lepasin, saya mau ke kamar. Hhnggh"
"Biar neng, saya bantu menggaruk supaya gatal nya cepat hilang" saut mahmud. Lalu dengan cepat menurunkan tanktop dan bra mona sehingga dua bongkah buah dadanya me-mumbul keluar.

"Paak stoopp, jangann paakk... eehnhh jangan kaya ginii" rengek mona sambil meronta agar bisa lepas dari cengkraman mahmud.
Tapi tanpa mona sadar, tangan bandot itu sudah berada di pangkal pahanya dan menarik turun cd nya sehingga sekarang terlihat vagina mona yang dihiasi bulu-bulu halus. Tampak indah sekali dan menggairahkan.
"Nggeeh..ja...nggaan kurang aj... ooouhh.." protes nya terputus karena garukan pada vaginanya. Ia terkejut ketika tangan Pak Mahmud mengelus-elus bagian sensitif nya, tapi ia tidak bisa berbuat apa apa lagi tubuhnya kini sudah dalam kuasa pak mahmud.

Dengan leluasa Pak Mahmud menjelajahi lekuk tubuh montok itu, kulit pahanya terasa lembut dan daging paha sintal itu terasa kenyal dan hangat dalam usapannya. Karena belaian-belaian yang dilakukannya ini membuat Mona makin menggelinjang karena kini birahinya mulai melonjak.

"Hehehe nikmat kan neng? Biar ini saya bantu sekalian yaa" dengan sigap jari-jari tangan oak mahmud hinggap di vagina Mona dan menggeseknya dengan liar.

"Ouuuuhhss..stoopp aiiieh, stopp paak... euuhh" ngga jelas Mona mau ngomong apa, sedetik ia tahu vaginanya sedang diobok-obok oleh orang yang dia sebel, tapi ia tidak tau dan tidak berdaya karena rasa gatal dan nafsunya yang memuncak sehingga dia tidak mampu menolak perbuatan Mahmud. Kini ia fokus menggaruk payudaranya, tidak hanya digaruk tapi juga diremas-remas dan memuntir-muntir putingnya. Dengan leluasa Mahmud menggesek-gesek bagian tubuh yang paling rahasia milik gadis itu. Hampir 5 menit kini liang vagina itu sudah becek dan menimbulkan bunyi kecipak karena gerakan jari-jari Mahmud yang sudah ahli itu.

"Aahh siaal ni bandott, gue jadi horny bangeet." batin mona mulai menerima rangsangan yang di stimulasikan oleh pak Mahmud "aaahh.. aahh aaduuh..ohh.. pak.." jerit Mona saat tangan Mahmud mengangkat tangannya dari vaginanya yg sudah basah itu dan malah mengelus-elus pahanya dan meremas pantatnya.
Kini mona sudah terhanyut oleh birahinya.

"Kenapa sayang..? kamu mau aku untuk terus mengobok-obok memek kamu..?" tanya Mahmud.

"Ngeh..ngeh..iii yaaa paakk..
ouufh.." diantara gengsi, napsunya masih memihak lebih besar atas tubuh mona.
"kamu yakin..??" Tanya Mahmud
"uuhh ngeh.... sssh.." ia hanya mengangguk sambil mendesah
"kamu mohon dong sama saya..paaak Mahmud sayang, tolong obok-obok memek saya. please saya mohon"

Mendengar perintah itu, sekejap Mona merasa malu dan marah tapi segera terganti kebutuhan body-nya yang sudah terbakar birahi secara aneh itu. Ia berusaha untuk tidak mengucapkan itu dengan terus menggaruk, tapi ia tidak kuat..
"Hngh.... Paa..ak Mahmud ssshh. Saya ooh minta tol..long obok obok memek sayaaa pleeeeease uuff.. saya mohoooonn" erang Mona dengan muka yang me-merah.
"Heheh tentu saja neng monaa" saut Mahmud penuh kemenangan

Lalu dengan sigap jarinya menggerayangi bibir vagina Mona yang becek itu dan menggesek dengan cepat. Mona melenguh penuh nikmat sambil meregangkan badannya, lalu tersentak hebat saat jari itu menusuk masuk dan menemukan klitorisnya
"Haaa..ternyata disitu yaaa" dengan ahli ia memainkan jari itu pada g-spot tsb yang mengakibatkan Mona mendesah-desah. Gadis itu merasakan terbentuknya sensasi orgasme menanjak naik..
"Oouuhh ja...nggaannn diisshh...ituu paak aanghhhh" ia berusaha menahan dirinya, tapi gerakan jari Mahmud makin menggila dan terus menggila, ia sudah hampir tidak tahan.

Sambil menggigit bibirnya dan memejamkan matanya ia berusaha menahan klimaksnya, tidak mengira bahwa dirinya dapat dibuat klimaks oleh Mahmud.
"Ouuuuuuhhhhhh... aaang....hhhh" dengan teriakan panjang Mona mencapai puncaknya dan tubuhnya menggetar keras.

Cairan makin deras membahasai liang vaginanya, ia menikmati setiap detik sensasi luar biasa itu. Tubuhnya makin lemas dan pandangannya nanar. Ia tak mampu menolak saat Mahmud menunduk dan mencium bibirnya yang tipis.
"mmmmmpphhh, hmmpph.." Mona mengerang dan sulit menolak saat lidah Mahmud memasuki rongga mulutnya dan melilit-lilit lidahnya, bahkan tanpa sadar ia membalas ciuman itu. Sementara tangan Mahmud masih mengocok kencang dan gadis itu merasakan kembali orgasmenya mau menyeruak lagi apalagi saat ciuman Mahmud berpindah mencium puting kirinya..
"Auukkh.. pak ssttopp.. ssssshh aaahhh.." tapi Mona malah membusungkan dadanya mempermudah Mahmud menikmati puting kerasnya.

Kini rasa gatalnya sudah terganti dengan desakan nafsu setan yang tidak pernah terpuaskan, tangannya yang bebas dituntun oleh Mahmud ke penisnya di balik sarungnya.
"WFT gede banget.." gumam Mona tanpa sadar saat merasakan batang hangat yang berdenyut-denyut dalam genggamannya, ia melirik ke arah batang kemaluan Pak Mahmud yang ternyata lebih besar dibanding milik pacarnya, pikiran nafsunya tanpa sadar membayangkan apakah ia mampu untuk mengulum penis itu dalam mulutnya atau membayangkan bagaimana rasanya bila penis itu menyerang vaginanya. Dengan birahinya yang terus membara dan terus dijaga geloranya oleh Mahmud, Mona dengan suka rela mengocok-ngocok penis raksasa Pak Mahmud itu, ia sudah tidak ingat akan bencinya dia terhadap pria tua berumur 60 tahun itu.

"aaaaaaannggghhhhh.. pppaaaakkhh aaaaaannggghh" Mona mencapai klimaks sampai dua kali berturut-turut karena kocokan tangan Mahmud, matanya makin nanar dan bibir seksinya menyeringai seperti menahan sakit.
"Sekarang kamu isep punya bapak yaa..kamu kan jago kalo sama pacar kamu"
"Emh..ngga ma..mau paauupphhh..mmmhh.." Mona yang lemas akibat klimaks tadi tak berdaya menolak saat Mahmud menarik lehernya membungkuk ke arah batang kontol nya, tidak memperdulikan protes Mona yang ia tau hanya pura-pura karena sebenarnya sudah jatuh dalam genggamannya. Kini dengan dengan bibirnya yang seksi dan lidah yang hangat lembut itu mulai mengulum batang kemaluan itu. "Aaakkkkhhk.... aahhkkhh khhnngg aaaghhh...."
"Oooh..pinter kamu Mona, kamu memang jago..sssshh. kamu suka kan..? tanyanya
"mmmmmpph... sllluurpp..mmmph.. akkhhhk" hanya itu yang keluar dari mulut Mona, yang dengan semangat memainkan lidahnya menjilati dan menghisap penis Mahmud.

Aroma dan rasa dari penis laki-laki itu telah menyihirnya untuk memberikan sepongan yang paling enak.
"Bapak tau..kamu cuman cewek sombong yang sebenarnya punya jiwa murahan dan pelacur" plaakk..!!
Mona tersentak saat pantat bulatnya ditepak oleh Mahmud, mukanya merah dan marah tapi sebenarnya malah membuat dia makin terangsang dan makin cepat ia mem-blow job penis Mahmud. Belum pernah ia merasakan birahinya dibangkitkan dengan cara kasar ini, tapi ia tau bahwa ia sangat menikmatinya.
"Kurang ajar nih aki-aki" gerutunya dalam hati dan ia menggigit gemas ke penis Mahmud yng membuatnya itu mengelinjang dan lidahnya makin cepat menyapu urat di bawah penis itu. "Slllrrpp.... kkhhhookk... aakkhhkk.."

Setelah puas dengan bibir mona, Mahmud tidak sabar untuk menikmati menu utama pada hidangan malam ini, yaitu kerang buntet milik mona yang sedaritadi sudah basah oleh cairan kenikmatan mona.
"Ayo..sekarang kamu tiduran di sofa.."
Tanpa jawaban dan persetujuan Mona, mahmud menarik tubuh mona ke atas sofa dan membaringkan nya. Dengan deg-degan, mona sudah tau apa yang akan terjadi selanjutnya. "Apa harus merelakan memek gue di nikmatin sama ni bandot? Sial" penis besar itu ia mulai mendekati selangkangan Mona dengan tangan Mahmud yang memegang pinggangnya yang ramping.

"sshh aaahhah.." Mona mengerang saat ujung palkon itu menerobos bibir vaginanya dan mulai memasuki liang surga. Kembali ia mengerang menahan sedikit sakit, pahanya berusaha ia rapatkan agar penis Mahmud itu tidak masuk lebih dalam lagi

"Enak kan neng Mona?"

"Hmmmmm nggh, pherr..ih pak" Mona hanya mengerang dan memejamkan mata, pasrah jika penis itu membenam ke dalam vaginanya. Tapi Mahmud hanya menggesek-gesek liang vagina Mona itu dengan ujung kepala meriamnya. Gadis itu dan berusaha menarik badannya, tapi Mahmud tetap menahan pinggulnya sehingga palkon nya tetap dapat menggesek liang kenikmatan Mona.

"Kenapa neng mona? Udah ga sabar yaa ngerasain rudal bapak?"
"Huuh? Enghh... aa..paahh" Mona ngga tau harus ngomong apa, merasa ngeri membayangkan vaginanya di tembus rudal pak Mahmud.

"Hehehe..masih sok alim aja neng sombong ini.." Mahmud mengerjai mona dengan menggesek pelkon nya di liang vagina mona sambil memainkan klitoris nya.
"Aawwshhhh.... paahhkk.." mona tersentak dengan perlakuan tiba tiba Mahmud.
Mona hanya bisa mendesah dan menggigit bibir nya supaya untuk menahan desahannya. Tak sampai 10 menit gelombang orgasme mona kembali memuncak, gadis itu menyeracau tidak jelas "haannghh paakkh... shhh ahhh." Dia kembali membuang gengsi nya di depan bandot itu.

Orgasme gadis itu sudah hampir memuncak, dan bersamaan dengan itu mahmud pun menghentikan aksinya.
Wajah kecewa terlihat benar dari wajahnya, Mahmud menyadari betul apa yang mona rasakan.
"Heheh rasain kamu cewek sombong.kamu mau klimaks? kamu harus memohon dengan mengaku diri kamu itu cuman perek murahan dan lakukan dengan seksi"

"sssh..kenapa mes..ti gitu paakk?" Mona sudah benar-benar terangsang dan tidak bisa berfikir jernih lagi, dalam pikirannya kini hanya penis Mahmud saja.

"Oouuh ooke..okeeh paaak... ngeh.. tega bgt sih bapak. paak, tolong masukin kontol ba..bapak ke memekku paak, entotin sayaaa paakk. akkuu..memang cewe murahan yang sok suci.. hhnggh..pleease..paakk..akuuu mohooon" pinta Mona memelas sambil meremas-remas kedua payudaranya.
"Hehehehe kamu tergila-gila ya sama bapak?"
"yaa ppaakkh please..aku ga tahaaan paakk."
"Kontol pacar kamu ga ada apa-apanya kan?"
"oouuh.. ii..ya pakkk."
"Hehehe..good ini dia hadiahnya.."
Mahmud lalu mendekat ke tubuh Mona dan mulai memasukan kontol nya.
"Ssshh aahhhh, pelan pelan pak." Ucap mona lirih.

Dengan diiringi erangan Mona merasakan penis itu makin dalam masuknya dan sulit ia menahan diri untuk tidak klimaks yang keempat kalinya "hhmmmppp.... eengggg aaahhhhh". Mahmud kembali memasukan kontolnya dengan bantuan cairan orgasme mona sehingga sudah ¾ penis itu merangsak ke vagina mona. Gerakannya diulangi berkali-kali, awalnya perlahan tapi makin lama makin cepat karena vaginanya sudah bisa menerima penis berukuran di atas rata-rata itu. Gadis itu sudah benar-benar dikuasai nafsu birahinya dan ia merasa terbang ke awang-awang merasakan gesekan-gesekan penis Mahmud dengan dinding vaginanya. Tidak sampai 15 menit Mona sudah merasakan akan keluar lagi.

"Ouuh..gilaaa..paaakkh..oouuuhhhhhhhhh.." Mona mencapai klimaksnya lagi.
Buah dadanya yang besar menggantung itu bergerak mengikuti irama gerakan badannya, dengan nikmat Mahmud meraup gumpalan daging kenyal itu dan meremas-remasnya dengan gemas. Dengan liar ia terus menunggangi penis itu, diiring dengan bunyi "plok..plok..plok..plok.." yang makin cepat akibat beradunya badan Mona dengan perut buncit Mahmud. Hampir 15 menit Mona menikmati hunjaman-hujaman penis itu, dalam periode itu Mona sudah mencapai orgasme sampai 4x lagi, ia tidak dapat menahan untuk tidak melenguh dan berteriak nikmat. Pikirannya sulit untuk fokus bahwa ia telah dibuat klimaks oleh seorang laki-laki yang pantas jadi ayahnya. Ia merasa lemah sekali akan nafsu yang menguasainya, tapi sungguh terasa nikmat sekali yang tidak mampu ditolaknya. 'aahhh ssshiit kenapa enak bangeett kontol ni bandot, kenapa gua di perkosa senikmat ini' kecamuk dalam pikiran mona.
Mahmud sudah hampir mencapai puncaknya, penisnya telah mengeras sampai maksimal dah hal ini juga dirasakan oleh Mona, pak Mahmud mempercepat gerakan yang menyebabkan klitoris dan perut mahmud saling ber adu.

"Uuuaaahh.. gilaaaaa ooouuuhhh... akhirnya" Mahmud tidak dpt menahan lagi, ia mancabut batang kontol nya dan menyemburkan spermanya ke perut Mona. seiring dengan klimaksnya, ternyata berbarengan dengan klimaks yang sangat kuat dari Mona.
"Pak mahmud aannghhhh... shh pak mona keluuaaarrr..." mona orgasme sampai seluruh badan nya bergetar hebat.

Dengan lunglai Mona bersandar di sofa dan rebah terhimpit tubuh Pak Mahmud yang juga masih merem melek habis menikmati tubuh gadis cantik dan sexy itu.
"Kamu memang hebat hebat cantik"
"C..cukup ya pak.. hhngeh, saya ga tau kenapa bisa kaya gini.. ini harusnya gak terjadi, cukup sekali ini" Mona yang sudah mulai jernih pikirannya, ia kini sangat menyesali bahwa ia menyerahkan dirinya secara sukarela kepada Mahmud. Ia berfikir untuk pindah kost dan kejadian tadi harus dikubur dalam-dalam, tidak boleh ada yang tahu.

Melihat Mona yang mulai membereskan bajunya dan hendak pergi, Mahmud bergerak cepat. Ia memegang leher belakang Mona yang sedang membungkuk hendak mengambil cdnya lalu dengan cepat membenturkannya ke meja kayu yang ada di depan mereka duduk.

"Aawwwwh aduuuh..." kerasnya benturan itu membuat ia setengah pingsan.
"hehehe. Ga secepat itu neng.. kamu akan jadi milik saya" Mahmud lalu memapah tubuh Mona dan gadis itu pasrah saja dibawa dengan setengah sadar masuk ke kamar Mahmud. Lalu setelah melepas sisa bajunya, ia merebahkan tubuh telanjang yang masih lemas itu ke atas ranjangnya. Lalu ia mengikat kedua pegelangan kaki dan pergelangan tangan Mona ke ujung ranjang besi, sehingga kini tubuh telanjangnya itu dalam posisi kaki yang mengangkang lebar.

"Mmmh.. apa-apaan inih lepasin paak" dengan suara masih serak dan lemah Mona berontak dengan percuma, ia mulai takut apa yang hendak dilakukan.

Melihat posisi dan kondisi Mona yang menggairahkan itu, Mahmud tidak tahan lagi ia membungkuk lalu menciumi payudara montok dan memainkan lidahnya mengecupi puting Mona yang sebentar saja langsung mengeras.

"Ouuh..pak..! lepasin saya pak kalo ngga sa..aauupphh mmbbllllmmmmm" Mona tidak dapat melanjuntukan omongannya karena ditutup lakban oleh Mahmud.

Kini kesadaran Mona sudah mulai pulih, ia masih terus berusaha memberontak untuk melepaskan ikatan kaki dan tangannya tapi ikatan itu sungguh kuat. Ia mulai takut karena kini ia tidak berdaya dan berada dlm kekuasaan Mahmud. Pandangan matanya mengikuti Mahmud seperti mata kelinci yang sedang ketakutan melihat serigala yang akan memangsa, dan air matanya mulai meleleh di pipinya. "Hiks. Sudah cukup pakk, lepasin sayaa, saya mau balik ke kamar"

"Eeeiih.. kenapa nangis cantik? Aku paling ga suka liat cewe nangis, sekarang kita nonton film dulu yuk" ujar Mahmud sambil memasang kabel menghubungkan dari handycam ke tv. Lalu ia mulai menyetelnya.

Mata Mona terbelalak kaget saat melihat tayangan video di layar tv, jantungnya serasa akan copot dan kepalanya tiba-tiba pusing mendadak melihat adegan per adegan dari video itu. Ternyata kejadian di sofa ruang tengah tadi semuanya direkam oleh Mahmud dari tempat tersembunyi, terlihat jelas saat ia melihat dirinya mulai merasakan gatal yang menyerang, mulai dilucuti bajunya dan sampai kejadian dia berhubungan sex dengan Mahmud. Perasaannya makin hancur saat ternyata Mahmud tidak hanya merekam dari 1 sudut saja, terdapat 4 handicam tersembunyi yang merekam seluruh kejadian. Bahkan saat ia memohon kepada Mahmud untuk mengobok-obok vaginanya dan pengakuan dia sebagai cewek murahan juga terdengar jelas. Wajah gadis yang cantik itu jadi pucat dan tubuhnya bergetar, ia sudah menduga apa yang akan diminta oleh Mahmud dengan adanya video itu. Perasaannya geram, marah, benci, takut dan lain-lain bercampur aduk, kini ia hanya dapat menangis. Terlihat jelas bagaimana wajahnya menunjukkan dirinya menikmati setiap detik permainan panas itu dengan aki-aki tambun yang sudah tua.

"Percuma neng menangis..sekarang neng mona akan merasakan akibatnya karena selama ini menjadi cewek sombong yang sok suci. Bapak tau apa yang kamu lakukan sama pacar kamu selama ini, nah..sekarang kamu harus nurut apa yang bapak mau, kalo ngga bapak jamin film ini akan nyebar kemana-mana, ngerti?" tegas Mahmud.
Mona hanya mengangguk lemah dengan pandangan sayu.

"Sekarang neng tidak boleh nangis selama neng melayani saya kalo tetap nangis akan terima hukuman.."
Kembali Mona hanya mengangguk dan berusaha menahan air matanya. Ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa akan ada jalan keluar nantinya. Tanpa sadar ia membayangkan kejadian tadi, dan ia teringat akan ukuran penis Pak Mahmud yang memang di atas rata-rata. Dengan pikiran itu tanpa dapat dicegah terasa desiran-desiran halus di perutnya dan ia merasa putingnya agak mengeras.

"Sayang yang punya penis si Mahmud bajingan itu.." pikirnya.
Mona melotot kaget saat Mahmud mengambil sesuatu dari lemari yang ternyata merupakan dildo vibrator yang berukuran panjang.
Mahmud kini duduk di ranjang di dekat kakinya yang ngangkang itu, memperlihatkan vaginanya yang terbuka menantang, lalu ia mengusap vagina mona dengan tangannya yang mengakibatkan Mona terhentak "Hmmmmlpphhh....." matanya terbelalak

"Kayanya udah basah nih, udah siapp" goda Mahmud, lalu ia membungkuk dan wajahnya kini sudah di depan liang surga milik gadis cantik itu, tiba-tiba Mona menggelinjang saat lidah Mahmud menciumi dan menjilati vaginanya. "Eemmmmhh... enghhhh..." Mona menggelinjang-gelinjang, nafasnya kembali memburu dan pandangan matanya sayu.

"Hmmmhhhhhhhh!" Mona melenguh, Mahmud membuka mulutnya yang dilakban. saat Mahmud ingin memasukkan dildo ke dalam lubang memeknya yang sudah basah dan ngilu itu, mona memelas.
"Pak mahmud tolong pas jangan masukin itu ke vagina saya, saya gak akan sanguupp tolong paakk kasihani saya" memelas menahan tangis.

Mahmud tak mempedulikan ucapan mona, seraya menancapkan dildo ke vagina mona.
"Haaaangghhh.... sudaahh pakk, mhh...mehmek saya ngga akan muat, jangan di masukin.. hhnggghhh ngiluhuu memek saya ngiluhuu" Kembali ia menggelinjang hebat saat perlahan dildo itu masuk ke memek nya dan vibratornya menyala.
Terasa sakit, tapi setelah beberapa menit rasa sakit itu berangsur-angsur menghilang tergantikan dengan sensasi kenikmatan yang belum pernah ia rasakan atau pernah ia bayangkan. Kini erangannya terdengar seperti rintihan lirih diiringi dengusan nafasnya yang memburu. "Aaahhh... hhmmm... aaannnggh"
Mona melenguh panjang dan pelan, merasakan tubuhnya makin panas dan terangsang "ooouuuhh.. sshhh nnnngghhh paa..hk mona ngga kuaat". Rasa menggelitik di perut bagian bawah makin menggila dan menggelora. Dengan rasa malu dan kaget, ia mencapai klimaksnya dengan sensasi yang luar biasa..
"nngggggghhhhh... mmmmmmmmmmhhhhh..!!!! Tubuh montoknya menegang sesaat ketika klimaksnya menyerang, suaranya lirih terdengar, pandangan matanya makin sayu. Tapi dildo itu tetap bergetar seperti mengoyak-ngoyak bagian dalam vaginanya, dan rasa nikmat kembali dirasakan makin meningkat, nafasnya memburu dan kini pikirannya sudah tidak terkontrol, nafsu birahinya terus membara karena dildo itu.

"Naah..kamu seneng aja ya ditemenin ama dildo bapak ya.. tenang aja, getarannya akan makin keras kok udah saya setting hehehe.. bapak mau bikin back up untuk film kamu tadi ya.." kata Mahmud, ia hanya ketawa memandang Mona dengan tubuh telanjang terikat yang menggeliat-geliat, tubuh montok yang tampak berkilat karena keringat.

Mahmud makin tertawa karena Mona mengerang lagi karena telah orgasme untuk kesekian kalinya, lalu ia meninggalkan Mona yang terus mengerang-erang karena getaran dildo itu. Tidak terhitung berapa kali Mona dipaksa untuk orgasme, tubuhnya mengkilat karena basah oleh peluhnya, gadis itu merasa lemas sekali tapi dildo yang menancap di vaginanya memaksa dia untuk terus dirangsang. Akhirnya karena tidak kuat lagi, gadis malang itu pingsan.


-SELESAI-
Haruskah cerita ini di lanjut? Jangan lupa ramaikan dan like nya suhu
 
Terakhir diubah:
Ini dulu one shoot story..
Berenti ntah memang cukup sampai disitu ato memang tidak dilanjutkan sma penulis.. dan pembaca berharap cerita nya dilanjutkan..

Beberapa sudah ada yg posting tpi tetap gak dilaklnjutkan..
Jadi.. di sini ceritanya bakal dilanjutin apa gak?
 
Ini dulu one shoot story..
Berenti ntah memang cukup sampai disitu ato memang tidak dilanjutkan sma penulis.. dan pembaca berharap cerita nya dilanjutkan..

Beberapa sudah ada yg posting tpi tetap gak dilaklnjutkan..
Jadi.. di sini ceritanya bakal dilanjutin apa gak?
Iya hu, ane juga ngarep cerita nya lanjut. Makanya ane inisiatif buat nerusin cerita si mona
Sedang di pikirkan ide cerita kelanjutan nya bagaimana . Ditunggu aja, ane si pengen nya kisah ini berlanjut.
 
I like this Mona story. :adek::adek::adek:
Dilanjutkan suhu. Semangat
 
Ada lanjutannya ini gan, kalo gak salah dipake sama preman pasar
 
Seingat ane dulu ada yang part 2 nya yang Mona dipaksa ke pasar gitu terus ada preman yang ngewein Mona.
Ayo hu dibikin lanjutannya.
:hore:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd