Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sepenggal Kisah dari Perumahan Nikmat Dunia

,,minta di share lok perumahan nya juragan,,biar kalo lagi ngojol sapa tau bisa mampir numpang buang tai macan,,hehehe,,
 
Bab Kedua: Operet Burhan dan Yulia (Pandangan Ketiga Pub)

we5USPYI_o.jpg


Perumahan Nikmat Dunia. Komplek perumahan dengan berbagai macam warna kehidupan di dalamnya. Satu hal yang sama dari mereka adalah kesungguhan untuk membuat lingkungan tempat tinggal yang nyaman bagi penghuninya. Dengan keberagaman yang ada, toleransi antar individu tetap terjaga seiring ditaatinya seluruh adat istiadat unik mereka.

Serangkaian aturan telah dipegang teguh sejak komunitas ini berdiri. Ada yang mengatakan semua berawal dari keyakinan bahwa kalau seseorang melayani maka dia akan mendapat pelayanan. Pendapat lain berbicara tentang kepercayaan bahwa kesialan akan menimpa mereka semua apabila aturan yang dianggap tabu itu tidak dipelihara keberlanjutannya.

Melayani dan dilayani. Keterbukaan dalam segala hal. Mengabdikan hidup mereka pada untuk kepentingan para penghuni. Selama melakukan tiga hal ini, mereka akan memiliki hubungan yang erat melebihi keluarga yang menciptakan ikatan yang sangat kuat. Apa pun masalah yang menimpa salah satu dari mereka, warga lain akan membantu dengan sungguh sampai tuntas. Melanggar salah satunya maka perpecahan dan penderitaan akan menimpa mereka semua tanpa terkecuali.

Takhayul atau nyata kebenarannya, populasi di lingkungan ini jarang sekali bertambah melalui kedatangan penghuni baru dari luar. Kebanyakan dan sering kali perubahan atau kenaikan jumlah penduduk yang menghuni di wilayah kompleks perumahan ini adalah karena pewarisan kepada keturunan mereka. Baik yang direncanakan dengan maupun datang sebagai bagian dari ingatan perjalanan antar dimensi mereka.

Haryo dan Yulia merupakan kasus yang langka. Bukan hanya karena mereka telah direstui oleh Kusno, hal tidak lazim lainnya adalah Haryo dan Yulia digariskan untuk menggerakan lebih jauh roda gigi pada mesin yang akan membawa penghuni Perumahan Nikmat Dunia masuk lebih dalam ke alam birahi.

Hari kedua ia ditinggal pergi suaminya untuk dinas itu tidak terlalu membuat Yulia kesepian. Haryo sudah menitipkan dirinya dan Evan di tangan yang tepat. Tangan kuat namun dapat membelainya dengan lembut yang membuatnya tenang. Episode sebelumnya dengan Kusno tidak hanya memuaskan gairah sementara Yulia tetapi juga memberikan kesan damai yang menenteramkan hati. Kusno menjadi satu-satunya harapan ditengah kesendiriannya selama seminggu ini. Atau begitulah pikirnya.

Yulia gemar menyusui anaknya. Bukan karena tuntutan apapun melainkan dirinya hanya merasakan kenyamanan luar biasa dengan realita dirinya bisa memberikan nutrisi yang dipercayanya terbaik melalui air susu dari kedua payudara besarnya. Baik menyusuinya langsung atau melalui botol yang berisi ASI perahannya, Yulia menikmati seluruh dinamika yang berujung pada kenyataan itu berasal dari dirinya. Tentu saja yang paling penting baginya adalah bisa mendekap erat Evan sebagai usaha mempererat simpul-simpul ikatan ibu dan anak. Hal yang utama dari perjalanan psikologis keibuannya.

Sayang, hari ini ia harus berpisah sementara dengan buah hatinya. Yulia sudah menitipkan Evan kepada Mona, istri Kusno, karena dirinya akan disibukan dengan urusan lain pada hari itu. Urusan pemeliharaan rumah, dirinya menantikan kedatangan beberapa furnitur baru atas pesananan suaminya. Yulia yang tahu bahwa kediamannya akan penuh dengan kebisingan suara pekerjaan tukang yang akan memasang perabot-perabot rumah dan melakukan pengukuran sehingga dirinya tidak ingin mengambil risiko. Suasana yang tidak akan disukai Evan walaupun dirinya terkadang adalah tukang tidur.

Untuk menghabiskan waktunya, Yulia kini sedang memompa kedua payudaranya sambil membaca majalah. Ritme pompa ASI otomatis yang digunakannya yang terus memberikan isapan paling kuatnya pada kedua puting Yulia membuat rileks dirinya selagi memenuhi memorinya dengan informasi para selebriti lokal dan mancanegara. Meski sensasinya berbeda dengan rasa mulut lelaki yang dapat menguaskan lidah mereka, Yulia tidak terganggu dengan hal itu. Terlebih dirinya sedang menunggu barang-barang kiriman dan waktunya akan banyak tersita hari ini dengan kegiatan yang tidak mungkin mengantarkannya ke alam birahi. Kembali lagi, atau begitulah pikirnya.

Setelah wadah dalam pompa itu hampir penuh, Yulia beranjak dari sofa ruang tamunya untuk pergi ke dapur dan memindahkan air susunya. Ini sudah kali kelima dirinya menuang hasil perahan ASI untuk disimpan di kulkas sejak terakhir kali toket besarnya penuh dengan cairan susu. Untuk kenyamanannya, sejak pengisian pertama dilakukan Yulia tidak mengenakan pakaian apapun pada setengah atas tubuhnya. Hanya dengan mengenakan celana hot pants jinsnya, figur memikat gairah Yulia kini sedang akan melepas pompa susu yang masih melakukan tugasnya dengan baik.

[PLOP!]

Setelah mematikan motornya, saat pompa ASI itu dilepas dapat terlihat kedua puting susu Yulia yang basah berkilauan seiring dengan terpaan foton dari lampu dapurnya. Dengan telaten Yulia menuang susunya yang memunculkan aroma manis nektar kemudian ditutup dengan rapat dan dimasukan ke dalam freezer.

Yulia meninggalkan dapur dan beranjak ke arah kamarnya karena sudah siap untuk mengenakan pakaian. Walaupun saat ia berjalan masih terlihat cairan susu menetes perlahan dan membuat lintasan yang menuruni tubuh moleknya, Ia merasa payudaranya sudah cukup kosong dan sudah waktunya ia berpakaian agar patut menyambut kedatangan para tukang yang akan melaksanakan pekerjaan mereka di rumahnya. Ia tidak ingin memberi sinyal yang akan membuat runyam segalanya. Yulia akhirnya memutuskan untuk mengenakan Kaus putih yang menurutnya tidak akan mengundang nafsu para lelaki yang akan mengunjungi kediamannya. Ironi bangun perlahan karena pakaiannya yang justru membuat lekukan tubuhnya semakin terlihat. Walaupun bra dan nursing pad yang dikenakan juga berwarna putih tidak bisa menutupi kenyataan bahwa sosok Yulia sekarang sangat ramah di mata para pria. Meski demikian, Yulia tetap pada pendiriannya dan yakin tampilan ini akan menjauhkannya dari kebuasan laki-laki. Sekali lagi, atau begitulah pikirnya.

ā€œPermisi!!ā€

Yulia yang mendengar suara panggilan dari depan rumahnya segera menuju pintu depan dan membukanya sambil mengecek orang yang datang. Ia tahu kalau ini kemungkinan besar adalah kiriman perabotan yang dia tunggu.

ā€œIya, Pak?ā€ Yulia bertanya dari pintu depan. Ia melihat ada beberapa orang yang datang bersamanya.

ā€œMisi, Bu. Mau nganter barang pesenan Pak Haryo.ā€

ā€œOh, iya, Pak. Masuk aja gerbangnya ngga dikunci, Kok.ā€

Orang tersebut membuka gerbang rumah Yulia. Terdengar suara truk pikap seiring bermunculannya para laki-laki lain yang menunggu truk terparkir di depan garasi rumah. Setelah sampai pada lokasi yang mereka inginkan, mereka segera menurunkan barang-barang pesanan Haryo.

Yulia mengarahkan mereka dengan satu persatu menunjukan dimana harus meletakan barang-barang itu. Seluruh pekerjaan dilakukan secara profesional tanpa banyak bicara dan dengan hati-hati. Dengan cepat dan sigap seluruh perabotan itu dirakit dan diletakan sesuai keinginan Yulia. Tidak ada sampah yang berserakan hasil dari proses itu karena para kru mover ini cekatan dalam membersihkannya sehingga tidak tampak bekas apapun. Yulia merasa pilihannya tepat untuk menggunakan pakaian yang terlihat sederhana. Satu hal yang Yulia lupa, kesempurnaan bisa muncul dari kesederhanaan.

ā€œUdah ya, Bu. Semua barang sudah masuk. Kata Pak Burhan nanti dokumennya sama pengukurannya sama beliau. Kami pamit dulu ya, Bu. Terima kasih sudah memilih Burhan Interior untuk membantu melengkapi rumah Ibu.ā€

Mereka satu persatu meninggalkan rumah Yulia. satu orang pria berpakaian kaus dan celana panjang kasual masuk ke garasi Yulia yang masih terbuka. Pria ini datang dengan memegang beberapa kertas di tangan kirinya dan pulpen yang diselipkan di belakang telinga kanannya. Ia menutup pagar dengan rapat setelah berbicara sebentar dengan salah satu kru mover. Yulia yang familier sosok ini menyambutnya.

ā€œHei, Yul. Gimana udah masuk semua kan? Rapi ngga?ā€ Burhan mendekati Yulia.

ā€œUdah, Mas Burhan. Rapi kok kerjanya. Apik banget deh pokoknya.ā€ Yulia yang juga mendekat kepadanya, menjawab dengan hangat.

Berada di hadapan Burhan, Yulia memeluk erat pinggang Burhan dengan kedua tangannya. Burhan membalasnya dengan mendekap Yulia dengan tangan kanannya. Ia juga menyentuhkan kecupan lembut di keningnya. Setelah menerima ciuman Burhan, Yulia menyandarkan kepalanya di dada Burhan. Ia memejamkan matanya dan ingin berlama-lama di sisinya sambil menghirup aroma jantan cologne Burhan. Burhan meletakan dagunya diatas kepala Yulia. Ia bisa mencium wangi harum rambut Yulia yang juga membuatnya menjadi tenang. Keduanya berpelukan seperti melepas rindu tidak bisa berjumpa sekian centillion abad.

ā€œYul, kalau kangen lanjutin di dalem aja yuk.ā€ Burhan membujuk Yulia dengan pelan.

ā€œMmmhhā€¦..ā€ Yulia merengek manja dalam pelukan Burhan.

ā€œNgga enak diliatin orang ini, nanti dikira aku mau ngerebut kamu dari Haryo, lagi.ā€

Yulia mendongak dan menatap dalam mata Burhan sambil tersenyum.

ā€œCiumā€¦ā€ Yulia semakin manja di depan Burhan.

ā€œTapi abis itu kita masuk, Ya? Janji?ā€

Yulia mengangguk pelan kemudian mendongakkan kepalanya kembali. Menunggu sambutan mesra dari bibir Burhan.

Burhan mencium bibir Yulia dengan penuh gairah. Ia terus melumat bibir dan lidah Yulia dengan perlahan namun penuh nafsu. Yulia yang menerima serangan Burhan mencoba mengikuti iramanya. Saat sapuan bibir dan terjangan lidah Burhan melemah, bibir dan lidah Yulia mengganas membalas Burhan. Ritme mereka yang bergantian satu sama lain dengan indah membuat harmoni orkestra kecupan yang menggema ke sekitar. Keduanya seperti baku tembak dalam perang darat dimana dua oposisi saling menyerang di lapangan medan perang.

ā€œMmmmhhhā€¦ā€¦aah..mmmmā€¦.ā€ Yulia menjadi semakin bernafsu dengan napasnya yang kian memburu.

Burhan yang tanggap dengan situasi ini menarik diri dari tarian cumbu yang dilakukannya dengan Yulia. Aksi tiba-tiba Burhan yang mengehentikan ciumannya membuat Yulia terlihat terengah-engah sambil menjulurkan lidahnya. Wajah cantiknya kini berhiaskan bedroom eyes dan liur hasil pergulatan mulut mereka sebelumnya. Yulia kembali menyandarkan kepalanya pada tubuh Burhan.

ā€œUdah kan? Yuk masuk dulu.ā€ Burhan berusaha mengembalikan kesadaran Yulia yang mulai terbelenggu nafsu.

Yulia yang tidak bergerak kini seperti dipapah oleh Burhan. Mereka berjalan perlahan masuk ke ruang tamu. Yulia tetap merangkul Burhan dengan kedua tangannya seakan tidak ingin melepasnya satu nanosecond pun.

ā€œKamu masih nungguin orang dateng?ā€ Burhan berhasil mendudukkan Yulia di sofa.

ā€œNgga Mas, tapi aku harus jemput Evan habis ini di rumah Mona.ā€ Yulia menjawab sambil memejamkan matanya dan meregangkan kedua lengannya ke atas.

Burhan menaruh pulpen dan kertas yang dipegangnya diatas meja ruang tamu. Ia mengecek bajunya yang basah. Ia tidak merasa berkeringat karena suhu udara yang panas, tidak juga karena pekerjaan pengiriman barang. Bahkan saat sedang bercengkerama mesra dengan Yulia sebelumnya.

ā€œKenapa Mas?ā€ Yulia bertanya keheranan di saat Burhan mengibas-kibaskan bajunya.

ā€œNgga Yul, ini,ā€ Respons Burhan terhenti ketika ia melihat ke arah Yulia. Ia mendapatkan jawaban dari kaus putih Yulia yang juga basah, namun hanya dibagian payudaranya.

ā€œIni?ā€ Yulia berdiri dan mendekat ke arah Burhan. Ia penasaran dengan apa yang dilakukan Burhan.

Burhan yang mendapati Yulia berdiri sangat dekat di depannya sekarang, tiba-tiba memegang kedua toket besar Yulia dari balik kausnya dengan posisi menopangnya dengan kedua tangannya. Ia memberikan sedikit remasan yang mengakibatkan tampaknya noda basah di baju Yulia.

ā€œAahh..! Ih, Mas Burhan kenapa kok tiba-tiba megang tetek aku? Mau nyusu ya? Hihiā€¦ā€ Yulia mendesah kaget dan langsung menyambungnya dengan godaan kepada Burhan.

ā€œBukan. Bajuku basah karena ini, loh. Bocor kayaknya, Yul. Udah penuh ya?ā€ Jawab Burhan dengan nada gagahnya. Burhan berusaha sosok jantannya di depan Yulia.

ā€œEh.., iya, Mas. Padahal sebelum tadi pada dateng aku udah pumping, loh. Banyak banget lagi. Masa udah penuh lagi?ā€ Yulia menunduk melihat bekas basah di kaus putihnya.

ā€œNgga pakai pad?ā€Burhan masih memegang buah dada Yulia dengan sesekali memberikan pijatan yang membuat Kaus Yulia semakin basah kuyup.

ā€œHhhā€¦udah, Mas. Cuma ngga bisa nahan juga kayaknya. Tetek aku kenapa diremes terus, Mas? Ngghhā€¦.ā€ Yulia hanya bisa sesekali melenguh dengan napasnya yang menjadi tidak beraturan karena menahan nikmat dari rangsangan remasan tangan handal Burhan.

ā€œEh, maaf, Yul. Aku ngukur dulu, ya. Kamu pumping aja dulu, biar ngga sakit. Takut kamunya mastitis.ā€ Burhan melepaskan genggamannya.

Yulia yang menyadarinya dengan cepat menahan kedua tangan Burhan dan memosisikannya kembali di tetek besarnya. Ia bahkan mendorong Burhan untuk mengulang aksinya dengan menekan-nekan toket besarnya pada kedua tangan Burhan. Di saat yang sama, ia kembali menolak tawaran Burhan dengan menatapnya sambil menggeleng manja.

ā€œMediannya ngga mau nanti aja? Nanti aku malah kelamaan ganggu kamu?ā€ Burhan berusaha peka dengan keinginan Yulia sementara kedua tangannya membalas positif ajakan Yulia.

ā€œMmmā€¦. Aku pingin Mas Burhan nginep aja hari ini. Kan, Lola sama Jovi lagi di rumah orang tua Mas. Mmmhā€¦ā€ Yulia mencoba berbicara disela-sela ia menikmati permainan. Sesekali dirinya memejamkan matanya menahan gairah yang mulai naik di saat berusaha tetap menatap wajah Burhan.

ā€œIya, sih. ngukur sekarang atau nanti juga sama aja. Baru besok dikerjain. Haryo sama Kusno juga bilang kalau mereka ngga bisa jagain, aku yang harus jagain kamu sama Evan. Apalagi soal median.ā€ Burhan mulai luluh karena merasa Yulia tidak memaksakan diri untuk bermain dengannya.

Burhan selalu mencoba menempatkan kepentingan semua perempuan yang penting dalam hidupnya lebih dulu darinya. Ada yang menyebutnya dia feminis, ada pula yang melabeli dirinya dengan ahli strategi yang menggunakan metode killing with kindness.

Mendengar perkataan Burhan tersebut, Yulia mengangguk pelan sambil tersenyum manja. Bibir bawahnya ia kulum saat terpejam di kala merasakan nikmat. Sorot matanya menatap Burhan dengan tajam. Mengharap lebih dari ini. Menginginkan perjalanan ke alam birahi bersama Burhan.

ā€œYa udah, di kamar aja yuk biar kamu nyaman. Aku kunciin pager sama pintu dulu biar tenang.ā€ Burhan mencium kening Yulia dan menarik dirinya kemudian berjalan ke arah pintu depan rumah.

Burhan tahu bahwa perumahan ini memancarkan aura yang membuat orang awam tidak ingin berlama-lama disini. Sesuatu yang tidak terlihat membuat mereka akan merasa terasing, tidak nyaman, bahkan merasakan kecemasan luar biasa apabila berada di komplek hunian ini. Walau begitu, Burhan hanya ingin memastikan tidak ada gangguan lain yang muncul di sela ritual median yang harus dilakukannya.

Yulia melepaskan diri dari Burhan. Ia sedikit merasa sedih karena harus kehilangan detik-detik dengannya. Tetapi ia rela untuk menukar waktu dengan kesempatan lebih jauh memuaskan libidonya.

Saat Burhan memegang gagang pintu, Yulia menyelanya dengan pertanyaan.

ā€œMasā€¦ā€ Yulia memanggil Burhan dengan mesra.

ā€œIya, Sayang?ā€ Burhan menoleh ke arah Yulia.

ā€œMedian itu apa sih? Aku penasaran,ā€

Burhan mendongak dan menatap ke langit-langit. Ia terlihat berpikir sebentar lalu menatap Yulia saat akan menjawabnya.

ā€œMedian itu maksudnya ā€˜melayani dilayani agar nikmatā€™. Yang aku tahu disini namanya begitu. Kalau aku nganggepnya ā€˜melayani dilayani among neighborsā€™. Antar para tetangga gitu.ā€ Burhan menjawab dengan wajah polos.

Yulia berusaha menahan tawa kecilnya dengan menutup mulutnya. Ia kaget karena baru pertama mendengar istilah itu di lingkungan ini. Burhan tidak sempat melihat ini sehingga tidak bereaksi apapun. Ia hanya membuka pintu depan dan berjalan untuk mengunci pagar.

Yulia yang sudah masuk di kamar, kini mulai menanggalkan seluruh pakaiannya. Kaus putih yang sudah lembab karena air susu yang membanjirinya, celana hot pants jins yang menampakan titik basah dari cairan vaginanya. Lingerie putih yang dikenakan termasuk dengan breast milk pad yang sudah kuyup menjadi tirai terakhir yang menutup pemandangan figur venus pemuncak libido pejantan.

Yulia yang sudah menunjukan ketelanjangannya berbaring di atas tempat tidur. Setelah nyaman dengan posisinya di tengah ranjang, ia menekuk lututnya sehingga saat Burhan masuk ia dapat melihat liang senggamanya. Pikiran yang mulai berakselerasi dengan pikiran mesum menghipnotis Yulia untuk menjalankan sugesti nakalnya. Ia sengaja membuka pintu kamar lebar-lebar agar Burhan langsung merasakan pemandangan kebinalannya.

Jari jemarinya mulai menari diatas kedua putting susunya yang sudah menegang dan mengalirkan ASInya. Meniru gerakan mengisap mulut bayi, Yulia memencet putingnya sehingga memuncratkan susu seperti air mancur. Selanjutnya, Yulia memilin kedua pentilnya yang sudah mengeras dengan sesekali menariknya. Ritme perlahan dan kencang silih berganti diterapkannya untuk menjaga tingkat gairah betinanya.

Sensasi sentuhan merangsang menjalar ke seluruh tubuhnya. Duet maut badai oksitosin dan endorfin berpadu erat seperti pilinan ganda asam deoksiribonukleat. Harmoni dan amukan mereka memenuhi aliran darah Yulia. Tiap detak jantungnya mengirimkan pesan kepuasan di setiap nanometer tubuh Yulia.

ā€œMmmhhā€¦..Haaahā€¦..Uuuhhhhā€¦..ā€ Yulia terus mendesah dan melenguh seiring waktu berjalan.

Burhan yang sudah selesai mengunci pagar dan pintu memperhatikan tingkah Yulia dari kosen pintu kamar yang daunnya telah terbuka. Dirinya memang sengaja berjalan perlahan, berusaha tidak menimbulkan suara. Ia ingin tahu apakah Yulia yang ingin segera berpetualang ke alam birahi bersamanya akan sesuai ekspektasinya apabila ditinggal seorang diri.

Ia menyandarkan lengan kanannya ke pintu sehingga kepalanya tertopang diatasnya. Ia tidak ingin menggangu Yulia yang sedang asyik bermain dengan dirinya sendiri. Ia senang melihat perempuan yang menunjukan dirinya lepas tanpa beban dengan penuh kejujuran. Tidak ada rantai sosial yang membatasi gerak wanita untuk lebih mengeksplorasi dirinya. Ia yakin dengan pendapatnya karena melihat potensi wanita yang sering dihalangi oleh kepentingan pria di masyarakat pada umumnya.

Dengan kelakuan Yulia, Burhan dapat melihat kalau vagina Yulia semakin basah dari bekas yang muncul diatas tempat tidur Yulia pada bagian dimana Yulia menempatkan pantat montoknya. Burhan menyaksikan bagaimana Yulia dengan terampil meremas, memilin, memencet, menekan kedua puting susu dan payudaranya sehingga air mancur susu yang keluar kini tampak seperti geiser Yellowstone. Hanya saja tidak terlihat pelangi dari biasan cahaya lampu putih kamar tidur Yulia. Namun pemandangan itu sudah cukup untuk menjadi katalis reaksi birahinya.

Senyum penuh kekaguman terpancar di matanya ketika mengamati Yulia dalam proses memuaskan dirinya. Celananya sudah sempit akibat Yulia terus memberikan impuls bertubi ke retina dan otaknya. Ruang pada selangkangannya menjadi penuh karena darah yang sudah terpompa ke penis besarnya. Semakin ketat dengan akselerasi serupa perluasan semesta. Sesekali dia menggaruk dan mengelus bagian depan celananya sambil mencoba menahan selama mungkin agar bisa memandang terus Yulia.

ā€œMaaasā€¦.ā€ Yulia sedikit terkejut mendapati Burhan yang tersenyum melihatnya. Desahannya berubah memanggil Burhan.

Mereka berdua saling memandang, menunggu aba-aba satu sama lain. Burhan tetap tidak bergeming dari posisinya. Yulia menurunkan lututnya dan meluruskannya. Ia juga menurunkan tempo permainan jemarinya sehingga hanya memutar kedua putingnya dengan ujung kedua jari telunjuknya. Sunyi diantara mereka namun udara terasa berat. Penuh dengan feromon yang menjadi konduktor aliran gairah persetubuhan.

ā€œMas,ā€ Yulia merengek manja.

ā€œKenapa, Yulā€

ā€œSiniā€¦ isep tetek akuhā€¦ā€

Ajakan Yulia disambut dengan langkah Burhan yang mendekatinya. Ia melepas seluruh pakaiannya dan duduk di pinggir ranjang, sebelah kiri Yulia. Kontol besarnya yang sudah menegang mencuri perhatian Yulia sekilas. Kini keduanya saling bertatapan. Burhan kemudian memulai percakapan memecah jeda hening diantara mereka.

ā€œKamu tuh kok cantik banget ya hari ini.ā€ Burhan memuji Yulia.

ā€œHmm, gombalnya keluar, deh.ā€ Yulia tetap memainkan jemarinya di kedua puting susunya.

ā€œBeneran.ā€ Burhan mencoba meyakinkan Yulia.

ā€œCantikan mana sama Lola?ā€ Yulia menguji pendirian Burhan.

ā€œSama cantiknya. Cuma aku tetap pilih Lola jadi istriku.ā€ Burhan menjawab dengan jujur.

ā€œTakut dimarahin ya? Hihiā€¦ā€ Yulia cekikikan mendengar jawaban Burhan.

ā€œNgga bisa dibandingin. Apples and oranges. Sama-sama buah, sama-sama enak.ā€ Mengangkat kedua tangannya.

ā€œMas Burhan seneng buah ya? Kalau buah dada gimana, Mas? Ngga bisa dimakan tapi bisa diisep sarinya. Hihiā€¦ā€ Yulia kembali menggoda Burhan.

ā€œJangan gitu, ah. Nanti aku kelepasan, lagi.ā€ Burhan menepuk dan memberikan pijatan pelan di lutut kiri Yulia.

ā€œKenapa takut, Mas? Kan enak.ā€ Yulia sedikit heran dengan keenganan Burhan. Ia juga menghentikan tarian jemarinya yang tetap membuat kedua pentilnya basah dan lembab.

ā€œAku pingin bikin kamu nyaman, bukan mau perkosa kamu. Kalau aku maksain kamu ā€ Burhan menjawab dengan menatap tajam mata Yulia.

ā€œUuh, baiknya kamuuhā€¦ cini tayaang, nenen cama mama, yuk.ā€ Yulia menarik dirinya setengah bangun hingga meraih kepala Burhan dengan kedua tangannya. Yulia menarik dan memosisikan kepala Burhan agar mulutnya bisa langsung mengisap puting kirinya.

Burhan segera menyambut ajakan Yulia itu dengan menyesuaikan badannya agar dapat berada diatas Yulia tanpa menindihnya. Ia dapat mencium aroma tubuh Yulia yang harum dan manis. Sadar ia akan membebani Yulia dengan tubuh kekarnya, Burhan memeluk Yulia dan membaliknya sehingga Yulia kini berada diatas Burhan. Mulut Burhan mulai mengisap puting kiri Yulia. Tertelungkup, Yulia merasakan kombinasi permainan lidah Burhan dan isapan mulutnya di tetek besarnya. Sambil menggelinjang menahan gelombang rangsang yang bertubi, Yulia memeluk kepala Burhan. Menjaganya agar tidak cairan susunya tidak berhenti mengalir untuk diminum Burhan.

ā€œMamaā€¦ā€ Burhan kelepasan dengan kata-katanya. Sesaat terpikir olehnya untuk mengikuti ritme baby play dari Yulia sebelumnya.

ā€œhaaauuuhhhā€¦.iyaa tayaangā€¦.inteeellā€¦.cedot teyussā€¦.mmmhhhhā€¦ā€¦nggghhhā€¦mimik yang banyaakkā€¦.cucu mamaahā€¦.aaahhā€¦..mmmhhhā€¦.ā€ Yulia kini mulai meracau mendengar satu kata dari Burhan.

Burhan menangkap sinyal itu dengan memeluk erat pinggang Yulia. Ditengah simfoni desahan dan lenguhan Yulia yang nyaring menggema memenuhi seluruh penjuru rumahnya, Burhan mulai memutar otaknya untuk merencanakan gerak tari selanjutnya dari dansa panas penuh gairah mereka. Ia ingin menenggelamkan Yulia ke alam birahi sedalam-dalamnya.

Burhan memulai dengan menjaga napasnya agar bisa terus memberikan isapan dalam dengan tempo cepat pada payudara kiri Yulia. Lidahnya sibuk terus memutar pentil kiri Yulia yang terus mengeluarkan ASI. Sesekali ia memberikan gigitan lembut pada puting Yulia. Kali lain Burhan mengunci puting Yulia dengan mulutnya sambil menengok ke kanan dan kekiri. Memberikan tarikan kuat yang ia tahan selama dua sampai tiga detik kemudian meluruskan kepalanya lagi. Ia melakukan berbagai variasi sedotan dengan tetap mengamati reaksi Yulia.

ā€œHaaahā€¦.hhmmmmhhhhā€¦ā€¦mmmhhhā€¦..nakaaalllā€¦ā€¦aaahhhhā€¦.ā€ Yulia makin belingsatan dengan ulah Burhan.

Walau Yulia beusaha tetap mendekap erat kepala Burhan, nafsu yang kian memuncak membuatnya tidak dapat merapatkan lengannya dengan kuat. Kini kesadaran Yulia sudah tenggelam ke alam birahi. Libido yang semakin memuncak, gairah yang berdesir. Serbuan endorfin dan oksitosin kembali mengamuk di tubuh Yulia. Mencapai puncaknya, vagina Yulia memuncratkan cairan kenikmatan beberapa kali hingga badannya mengejang dan gemetar.

ā€œAaakh!!!ā€ Terjangan demi terjangan gelombang nikmat menderu Yulia.

Mencoba menahan keseimbangannya, Yulia mulai lemas dan terengah-engah ditengah orgasme klitoris yang dirasakanya. Burhan dengan cepat membaringkan Yulia ke sisi kanannya dan tanpa bangun menarik dirinya agar pindah ke sisi kiri ranjang. Masih dalam pelukan Burhan, kini Yulia dapat merebahkan kepalanya di atas bantal sambil menjulurkan lidahnya yang meneteskan liurnya. Napas Yulia menjadi tidak beraturan setelah mendapatkan orgasme

Burhan hanya menatapinya sambil terus menyedot payudara kiri Yulia. Tatapan puppy eyes di wajah dengan ekspresi keheranan ditampakan Burhan selagi dirinya asyik menikmati ASI Yulia. Ia hanya fokus memberikan rangsangan kepada Yulia agar gairah betina Yulia makin menjadi-jadi. Di otaknya kini hanya terlintas satu pertanyaan. Apa yang harus dilakukan selanjutnya?

Melepas tangan kirinya, kini Burhan meremasi payudara kanan Yulia. Saat Yulia terkulai lemas dan melepas dekapannya dari kepala Burhan, Burhan tetap tidak peduli dan terus menyibukan dirinya bermain dengan kedua toket besar Yulia. Menarik, memilin, memencet, dan memutar puting kanan Yulia dan membuatnya mengeluarkan air susu. ASI Yulia kini terus mengalir dari kedua tetek besarnya.

ā€œHaaahhā€¦.hauuuhhhā€¦..aaahhhā€¦..mmmhhhhā€¦.ā€ Yulia menikmati seluruh variasi isapan dan permainan Burhan pada kedua payudaranya.

Burhan mulai berinisiatif untuk mengganti aksi isapannya ke pentil kanan Yulia. Ia melepaskan dekapan tangan kanannya dari Yulia dan menggunakannya untuk meremasi payudara kiri Yulia. Burhan perlahan menghentikan isapannya dan hanya menjilati areola dan puting kiri Yulia.

ā€œEnapa cayangā€¦mmmhhā€¦.capek mimik yahh?ā€¦..ā€ Yulia yang mulai dapat mengatur napas karena penurunan tempo permainan Burhan bertanya sambil memandang matanya.

Burhan menatap Yulia dan tidak menjawab. Mendengar pertanyaan Yulia, ia langsung merapatkan mulutnya kembali dan menyedot isi payudara kiri Yulia dengan kuat. Ia mengangguk-angguk sambil sedikit menarik kepalanya ke belakang sehingga kini payudara kiri Yulia dimainkannya naik dan turun.

ā€œHaaaahhhh!!!!! Mmmmmhhhhā€¦ā€¦.nakaaaal!!! nggghhhhā€¦.ā€ Yulia kian kehilangan kendali.

Mulutnya masih mengunci di setiap anggukannya. Sebagai pamungkas, saat kepalanya sedang naik ia membenamkan wajahnya pada payudara kiri Yulia selama beberapa detik sambil menggusel wajahnya. Ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah. Memutarnya searah jarum jam dan berlawanan. Sampai akhirnya, memberikan sedotan kuat dengan menarik kepalanya kebelakang selama 2 detik dan melepasnya tiba-tiba.

[PLOP!]

ā€œAaaahā€¦..nggaaaahhā€¦ā€¦Haaah!!!!ā€ Yulia kembali mendapatkan orgasme klitorisnya.

Burhan tidak mengambil jeda dan langsung mendaratkan mulutnya untuk mengisap puting susu kanan Yulia. Pada isapan pertama ia mendongakkan kepalanya, menyedotnya dengan kuat. Tangan kanannya kini memainkan puting kiri Yulia. Melepaskan remasan tangan kirinya dari payudara kanan Yulia, Burhan kini mendekap Yulia dengan tangan kirinya. Burhan yang ingin memastikan rancangan gerakannya menjadi lancar memutar kembali Yulia untuk dibaringkan ke sisi kiri ranjang. Dengan perlahan dilakukannya sambil menjaga agar Yulia menempel erat dalam pelukannya.

Tango. Dansa yang penuh gairah ini dapat sedikit menggambarkan apa yang Burhan dan Yulia lakukan. Mereka saling berdekapan dengan erat dan tidak ingin sedikitpun ada celah untuk sinar bisa melalui mereka. Isapan dan permainan Burhan menjadi irama ketukan untuk musik desahan dan lenguhan Yulia. Simfoni orgasme pada orkestra gairah dengan dansa libido diantara mereka menjadi penghantar Burhan dan Yulia lebih dalam lagi menuju alam birahi.

ā€œHaaahā€¦Haaaahā€¦..mmmhhhā€¦..hhmmmpphhhhā€¦ā€¦ā€ Yulia terus menikmati permainan Burhan.

Yulia kembali mendekap kepala Burhan. Namun kini, ia sedikit menekannya sehingga wajah Burhan makin terbenam di payudara kanannnya. Ulah terampil Burhan sebelumnya telah melepaskan belenggu kebinalan betina yang ada pada dirinya. Dengan melakukan hal ini, ia menganggap Burhan akan mengulanginya kembali. Asa Yulia untuk kepuasan yang lebih dalam.

Burhan kembali mengulangi aksinya sesuai dengan harapan Yulia. Kini ia tidak perlu menatap Yulia untuk tahu apa yang bisa membuat libido Yulia semakin memuncak. Ia kembali menggusel dan memainkan kedua payudara Yulia seperti sebelumnya. Mulutnya mengunci kembali puting Yulia dan menyedotnya dengan kuat. Ia kembali memberikan tarikan dan menarik payudara kanan Yulia dengan mulutnya. Tangan kanannya meremas payudara kiri Yulia yang dikombinasi dengan tarian jemari pada putingnya kirinya.

ā€œHaaahā€¦ā€¦aaakhā€¦mmmhhhhā€¦.ampuunhā€¦cayhaangā€¦..ā€ Yulia meracau seiring gairah betinanya yang memuncak.

Kini Yulia hanya bisa melenguh dan mendesah. Serangan demi serangan yang dilancarkan Burhan untuk tetap menjaga gairah tinggi Yulia membuat vaginanya sudah becek. Rasa geli dan nikmat yang menderu membuat paha putih mulusnya saling bergesekan dengan sendirinya. Pergeserannya berulang kali menimbulkan getaran di sekitar selangkangannya yang sudah basah dan lembab, membuat gempa kenikmatan menggoyahkan kesadarannya.

ā€œHaaaahā€¦.haaahā€¦..hauuuhhā€¦..mmmmhhhhā€¦..nggghhā€¦..maaaahhhhh!!!!ā€

Orgasme berkali-kali mendatangi Yulia. Alunan simfoni orkestra klimaks permainan alam birahi kembali menggema di rumah Yulia. Mereka membawa candu yang mengakibatkan dirinya gemetar lututnya hingga lemas dan kejang di seluruh tubuhnya. Pancuran cairan berkali-kali dari liang senggamanya tidak terbendung membanjiri tubuh Burhan dan tempat tidurnya. Peluh keringat dari panas libido membara dalam tubuh mereka dan luapan cairan gairah dari vagina Yulia membuat mereka kini berkilauan dengan pantulan cahaya lampu kamar diatas ranjang.

Burhan kembali menurunkan tempo isapan dan permainannya di kedua toket besar Yulia. Ia merasa sudah kewalahan menguaskan lidah dan tangannya pada lukisan foreplay mereka. Ia juga mendengar gedoran nyaring terus-menerus dari dalam pikirannya. Ketahanan gerbang besar kewarasannya sudah berada di ambang batas, tidak mampu menahan pejantan buas yang ingin mengambil kuasa kesadarannya.

ā€œMmmmhhhhā€¦..Maassā€¦gantiaanā€¦.ā€ Yulia merengek manja meminta kendali permainan dari Burhan. Ia sekarang ingin memimpin dansa untuk memuaskan Burhan.

ā€œMmmā€¦.ā€ Burhan menatapnya dan menggeleng pelan seperti anak kecil masih sambil mengemut putting kanan Yulia. Ia ingin tahu bagaimana Yulia akan menanggapi tingkahnya.

ā€œUuuhhā€¦.ceneng nenen ya cayang? Mmmhhā€¦.Nanti cambung yagi, yahā€¦cekayang mama yiat duyu ititna yang bengkakā€¦ā€¦kaciiaanā€¦.mmmmhhā€¦.ā€ Yulia menatap Burhan sambil mengelus kepalanya dengan penuh kasih sayang.

ā€œItit buhan atitā€¦ā€ Burhan menunjukan wajah sedih seiring berhenti dan melepas puting payudara Yulia dari mulutnya.

ā€œAduuhhā€¦.atit anget ya ititnya? Cini mama cium duyu biar ga atitā€¦ā€ Yulia mencium kening Burhan dan menghentikan elusan pada kepalanya.

Yulia kini beranjak ke selangkangan Burhan. Ia melihat bagian bawah Tubuh Burhan yang lembab dan sedikit basah karena semburan cairan senggamanya tadi. Kini Yulia yang mulai dimabuk kepayang oleh aroma kemaluan Burhan. Secara tidak sadar ia beberapa kali menempelkan mukanya pada sela paha dan pangkal penis Burhan. Kontol Burhan yang besar dan tegang melarikan pikirannya lebih jauh ke alam birahi. Ia tertegun sejenak mengaguminya.

ā€œMmmhhā€¦..nggghhhā€¦..ā€ Yulia melenguh ketika menciumi wangi kemaluan Burhan yang masuk melalui hidungnya.

Burhan yang menyadari Yulia memusatkan perhatian pada batang kemaluannya juga mengamatinya. Namun, ia memasang tampang sedih seperti anak kecil agar nyawa opera yang dilakoni mereka tidak hilang. Burhan melihat Yulia yang sesekali memejamkan matanya saat menghirup aroma kejantanannya. Melihat Yulia yang menikmati tarian cumbu ini, Burhan mulai menggerak-gerakan otot penisnya agar berkedut dan memberikan rangsangan visual untuk membebaskan jiwa kebinalan Yulia.

ā€œMama?ā€ Burhan sengaja memecah fokus Yulia. Saat menatap Yulia sedari tadi, ia menunggu agak lama untuk memberikan kesempatan Yulia menikmati penisnya terlebih dahulu sekaligus menjaga agar drama yang mereka mainkan tetap berjalan.

ā€œHmmmhhā€¦Iya, sayang?ā€ Yulia tidak memedulikan Burhan. Matanya terpejam menikmati rangsangan bau selangkangan Burhan. Ia tahu kalau Burhan juga mengamatinya dan menggerak-gerakan penisnya untuk menggoda dirinya. Ini adalah tanggapan menggoda dari ulah Burhan.

ā€œAtitā€¦ā€ Burhan meniru rengekan anak kecil yang mengeluh kesakitan pada ibunya.

Yulia menyambut aba-aba dari Burhan dengan langsung memberikan kecupan dan ciuman hangat ke pangkal penis Burhan. Perlahan lidah terampil Yulia yang berliuran menjulur menjilati pangkal kontol besar Burhan. Menguaskan sentuhan ke atas, menuju batang hingga ujung kepalanya. Lubang batang kemaluannya pun juga tidak luput dari kunjungannya.

Yulia mulai mengulum kepala penis Burhan hingga ke batangnya. Kontol Burhan yang besar memenuhi rongga mulut Yulia sehingga membuatnya lebih lambat memutar dan menarikan lidahnya. Sesekali ia melihat ke arah Burhan. Menatapnya tajam, ditengah memakaikan selimut hangat dan lembab emutannya pada Burhan. Saat Yulia menyadari bahwa Burhan juga menikmati gerakannya, Yulia tersenyum sambil masih mengulum kontol besar Burhan dan mengedipkan mata kirinya.

ā€œNgghhā€¦mamahā€¦.ā€Burhan menjaga aktingnya ditengah kenikmatan yang mendera.

ā€œHoommmhhhā€¦ā€¦.sluurrrpā€¦..cuuppā€¦.mmhhhā€¦..leehhhā€¦..mmhhhā€¦.ā€ Yulia terus mengulum dan mengemuti penis Burhan. Ia tahu kalau Burhan hanya berlagak seperti anak kecil untuk menjaga suasana. Satu hal yang menambah gairah Yulia saat melakukan aksinya.

Yulia kini beralih ke pelir Burhan. Ia memberikan emutan dan sedotan kuat bertubi-tubi sambil mengocok kontol besar Burhan dengan tangan kanannya. Ia juga menjilati dan mencupangi area selangkangan Burhan dan sela kedua pahanya.

ā€œMmmmhhā€¦..sluurrrpā€¦ā€¦cuuppā€¦ā€

Yulia beranjak dari posisinya dengan tetap memegang erat penis Burhan untuk terus diurutnya naik turun dengan cepat. Ia mendekati telinga kanan Burhan dan berbisik.

ā€œEnak dipijet pake tangan mamah?ā€ Yulia menggigit dan menjilati telinga Burhan langsung setelah menggodanya.

ā€œNghhā€¦.ā€ Antara berpura-pura atau nyata, kini Burhan seperti anak kecil yang tidak bisa berbuat apa-apa selain melenguh karena nikmat yang menderanya.

Yulia kemudian duduk sambil melipat kedua lututnya. Ia tidak ingin Burhan mencapai klimaks dengan permainan tangannya, menurunkan ritme pijatannya perlahan. Ia memainkan penis Burhan dengan menaik turunkan temponya dan menjaga agar kontol besar Burhan tetap menegang. Sesekali Yulia mencium dan menjilati lubang penis Burhan untuk merasakan mazinya. Yulia yang ingin merasakan Burhan menyiram maninya dalam liang senggamanya, melepas genggamannya pada penis Burhan.

ā€œWah, ga bica cembuh dicium cama mamah, ititna. Coba dimacukin duyu cama mamah, yah. Mamah pijetin pake memek mamah biyar cepet cembuuhā€¦.ā€ Yulia membalut gairah betinanya yang memuncak dengan karakter ibu binalnya.

ā€œMmmā€¦.ā€ Mendengar Yulia, Burhan merengek manja.

ā€œKenapa cayaang? Atit?ā€ Yulia tersenyum sambil membelai kepala Burhan dan menyeka keringat di dahinya.

ā€œNen,ā€ Burhan pelan bersuara.

ā€œMau nen? Iya deh. Yuk bangun dulu, yuk. Mamah entotin, sambil kamu duduk, jadi bisa nen.ā€

Yulia berhenti membelai kepala Burhan dan mengajaknya bangun. Didudukannya Burhan di tepi kiri ranjang. Yulia kemudian beranjak naik ke pangkuan Burhan hingga mereka berhadapan. Kedua Tangan Burhan diposisikan agar memegang erat pinggulnya. Kedua lutut Yulia memeluk pinggang Burhan dan kedua tangannya memegang kuat bahu Burhan.

ā€œMacukin ya cayaaangā€¦ā€ Yulia memberikan kecupan di pipi kanan Burhan lalu tersenyum menatapnya.

Membalas tatapan Yulia, sempat terlintas di benak Burhan kalau posisi mereka akan berganti menjadi dirinya menyusu pada Yulia sambil menerima kocokan pada penisnya. Perubahan ini dianggap Burhan sebagai puncak gairah Yulia. Ini adalah grand finale sandiwara mereka.

ā€œHaaahā€¦.ā€ Yulia mendesah saat kontol besar Burhan masuk ke vaginannya yang sudah basah dan lembab.

Tanpa membuang waktu Yulia segera menggoyang pinggulnya naik-turun untuk menikmati penis Burhan. Ia menggerakan selangkangannya yang sudah semakin basah untuk beradu dengan Burhan. Tiap gesekannya mengalirkan impuls nikmat yang membuatnya semakin binal. Gairah betinanya mengamuk dengan badai endorfin dan oksitosin yang melanda dalam tubuhnya.

ā€œNen cha, yhaaangā€¦. Neeenā€¦..nnggghā€¦ā€¦.mmmmhhhā€¦ā€¦.ā€ Yulia meracau meminta mulut Burhan segera menemplok pada puting payudaranya.

Burhan yang sedari tadi menunggu lampu hijau dari Yulia, kini menggusel kedua payudara Yulia perlahan ke kanan dan ke kiri dengan mukanya. Ia sengaja ingin berlama-lama merasakan kedua tetek besar Yulia. Sejak awal drama dimainkan, sosok kegagahan maskulinnya perlahan runtuh, membebaskan figur Puer Aeternus yang terpendam dalam alam bawah sadarnya.

ā€œAaahā€¦..Na, kaaalā€¦..hhhhā€¦ā€¦mmmhhhā€¦..ā€ Yulia menambah cepat gerakan pinggulnya disaat merasakan geli nikmat dari ulah Burhan.

[PLOK! PLOK! PLOK!]

Cepatnya baku aduan kedua selangkangan yang sudah becek dan lembab kini menjadi tambahan instrumen orkestra simfoni desahan dan lenguhan Yulia. Yulia tidak terlalu fokus mengencangkan otot vaginanya karena perjalanan menuju puncak alam birahi mendapatkan sumbangan signifikan dari Burhan melalui kontol besarnya yang berkedut-kedut dalam liang senggama Yulia. Gesekan demi gesekan di dalam dan diluar selangkangan Yulia makin membuatnya tidak sadar seiring orgasme klitoris bertubi yang kembali mendera.

ā€œHaaaahā€¦.aaahā€¦.aaahhā€¦.nnggghhā€¦aaaahhā€¦.ā€

Setelah dirinya merasa sementara puas dengan sensasi kedua payudara besar Yulia yang menghantam wajahnya, Burhan segera menangkap puting kiri Yulia dan menyedotnya dengan kuat. Kembali dimainkan irama isapan kuat dihiasi tarikan ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah, dan memutar secara bergantian oleh Burhan untuk meningkatkan aura opera persetubuhan mereka. Alunan lenguhan dan desahan Yulia kembali menggelegar dan menggema di seluruh penjuru rumah seiring memuncaknya gairah Yulia. Kini, Libidonya tidak tertahankan lagi.

ā€œMaaa!!!!! Sssshhhā€¦.ā€

Nyaring suara Yulia yang merasakan orgasme klitoris dan penetrasi yang bersamaan perlahan mereda dengan dirinya yang mengejang dan menggelinjang diatas pangkuan Burhan. Kedua kakinya tidak dapat menjepit dengan kuat pinggang Burhan karena telah lunglai dan lemas. Burhan segera tanggap dan menahan pinggang Yulia dengan kedua tangannya. Yulia mencoba bertahan pada posisinya di tengah semprotan cairan vaginanya yang sempat mencapai ketinggian diatas mereka dan membiaskan cahaya lampu kamar tidurnya. Otot vaginanya juga semakin berkedut beradu dengan kontol besar Burhan yang menyesakkan liang kenikmatannya.

ā€œMau pisā€ Burhan yang mengambil kendali dari Yulia dengan menaikturunkan pinggang Yulia dalam genggamannya kini akan menuju klimaksnya.

ā€œpiiisshh?...mmmhhhā€¦.hhhhmmhhhhā€¦..aaahhhā€¦..ā€ Yulia yang masih setengah sadar mencoba berkata-kata. Rasionya sudah diblokade oleh nafsu sehingga hanya desahan dan lenguhan yang berhasil keluar dari mulutnya.

Burhan tiba-tiba berdiri sambil menggendong Yulia. Dengan cepat ia menopang pantat montok Yulia dan langsung memindahkan kedua tangannya untuk memeluknya erat. Semua dilakukannya masih sambil menyusu pada payudara kiri Yulia. Yulia mengencangkan kembali kedua lututnya ditengah aksi menggenjot Burhan pada memeknya. Hantaman demi hantaman mengantarkan getaran senggama dari selangkangan Yulia ke seluruh tubuhnya.

[PLOK! PLOK! PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!]

Napas mereka makin memburu seiring Burhan mempercepat gerakan pinggulnya. Ia ingin dirinya dan Yulia mencapai orgasme bersamaan. Kedua tangannya menjaga Yulia agar tetap mengimpitnya dengan sangat erat. Mulutnya terus mengisapi air susu Yulia.

ā€œPisshhh!!! Pissh!!! Haaahhh!!!!!ā€ Yulia kembali meracau seiring mendekat ke gerbang orgasme.

ā€œNgh!ā€ Burhan memberikan sodokan terdalam kontol besarnya pada memek Yulia sambil menyedot kuat ASI Yulia.

Keduanya mencapai klimaksnya masing-masing. Air susu Yulia mengalir deras di dalam rongga mulut Burhan dan dari pancuran pada toket kanannya. Yulia mengejang keras dan seluruh tubuhnya gemetar merasakan gelombang dahsyat orgasme penetrasi dan klitorisnya. Burhan membanjiri vagina Yulia dengan aliran spermanya. Ditengah menahan posisi yang digoyahkan puncak gairah mereka masing-masing, cairan kepuasan Yulia terus menyemprot berkali-kali hingga percikannya membasahi bagian depan tubuh Burhan sampai ke mukanya. Sebagian dari senyawa campuran cairan cinta mereka menetes dan mengalir ke bawah, meninggalkan jejak di atas lantai dan kaki Burhan.

Burhan yang mulai dapat mengatur napasnya, kembali duduk di tepi sebelah kiri ranjang dengan tetap menjaga Yulia untuk duduk di pangkuannya. Mereka masih terengah-engah setelah mencapai grand finale pentas nafsu. Energi mereka terfokus pada 4 titik asmara. Dekapan lengan, pelukan lutut, kuncian mulut dan himpitan liang senggama. Burhan yang semakin rileks menghempaskan dirinya diatas ranjang, terlentang menjadi bantalan nyaman untuk Yulia berbaring lunglai diatasnya.

[PLOP!]

Kontol besar Burhan yang terlepas bersamaan dengan kuncian mulutnya pada toket besar Yulia, terlihat mengilap berlapis campuran cairan kenikmatan mereka berdua. Dengan sumbatnya yang dibuka, memek Yulia memuntahkan lelehan campuran mani yang melumuri kedua selangkangan mereka. Batang kemaluan Burhan dan vagina Yulia berkedut-kedut seolah memanggil satu sama lain karena tidak rela menjauh. Kesedihan perpisahan mereka diwarnai dengan isak bunyi vaginal flatulence yang menggetarkan labia Yulia.

Tubuh telanjang mereka yang bersentuhan erat tanpa celah untuk foton masuk sedikitpun saling menghangatkan satu sama lain yang menjaga mereka terus berada pada kesimbangan termal. Kini simfoni desahan dan lenguhan menjadi tarikan nafas yang semakin lama semakin terkendali untuk aksi penutup mereka.

Yulia yang menggeser badannya sedikit kebawah kini saling bertatapan dengan Burhan. Mereka saling melihat lawan main mereka kelelahan namun masih menyimpan gairah yang menunggu untuk dilampiaskan. Burhan mengambil inisiatif mencium Yulia di keningnya. Setelah kecupan Burhan terlepas, Yulia dengan segera menerkam bibir Burhan dan memberikan ciuman penuh nafsu dengan lumatan pada bibir dan lidahnya. Sampai pada akhirnya saat energi Yulia sudah cukup ia bangun dari posisi tengkurapnya dan merayap ke bagian bawah tubuh Burhan sampai pada selangkangannya. Burhan menanggapi aksi Yulia dengan menarik badannya sehingga mereka berada di tengah ranjang. Saat wajah Yulia berada pada selangkangan Burhan, ia mulai menghirup sisa-sisa jejak lendir persetubuhan mereka. Aroma favorit Yulia membuatnya tidak tahan ingin segera menikmati apa yang tersisa disana.

ā€œNgggghā€¦ā€¦.mmhhhā€¦.mmmmā€¦hmmhhhā€¦ā€ Yulia mengulum penis Burhan dan menyedotnya dengan kuat. Membersihkan sisa cairan kenikmatan mereka sampai tidak tersisa. Menjilati tiap bagiannya mulai dari pelir, pangkal penis, batang kemaluan, hingga kepala kontol besar Burhan di tiap nanometernya. Isapan kuat disertai permainan lidah Yulia memberikan sensasi lebih disaat penis Burhan menjadi sangat peka terhadap sentuhan setelah mencapai klimaks.

Setelah dirasanya cukup, Yulia memberikan kecupan mesra pada kepala penis Burhan yang sedikit melunak sambil menatap Burhan dan mengedipkan matanya dan tersenyum. Ia kemudian mengambil posisi terlentang di sisi kiri ranjang dan melipat kedua lututnya. Yulia kini ingin menikmati kelezatan campuran sperma dan lendir vaginanya yang masih ada tersisa pada liang senggamanya.

ā€œHmmhhhā€¦.sluurpā€¦cupā€¦mmmhā€¦.sluurpā€¦ā€ Yulia beberapa kali menggunakan jemarinya untuk menyendok keluar seluruh cairan kenikmatan yang dapat ia raih dari vaginanya dan menjilatinya hingga bersih. Matanya terpejam memusatkan perhatian pada segala rasa yang muncul di lidah dan mulutnya. Setelah merasa tidak ada yang bisa diambilnya, Yulia menengok ke arah Burhan untuk mengeceknya.

ā€œMacih atit?ā€ Tanya Yulia dengan penuh empati kepada Burhan.

ā€œMm..ā€ Burhan mengaggguk perlahan.

ā€œMimik dulu ya, biar kuat genjot mama lagi.ā€ Yulia mengulurkan kedua tangannya ke kedua bahu Burhan

Yulia meraih badan Burhan untuk memosisikannya dengan nyaman berbaring di dalam pelukannya dan menyusu pada payudara kanannya. Tangan kanannya menyangga kepala Burhan agar tetap nyaman menyusu. Tangan kirinya mengocok perlahan batang kemaluan Burhan yang melemas dengan asa darah kembali terpompa dari jantung Burhan dan mengisi kontol besar Burhan agar kembali menegang.

Burhan? ia menikmati tiap tegukan air susu Yulia dan gerak urut naik turun pada penisnya. merasa nyaman dan aman di pelukan bunda fantasinya. Mencoba tidak terlelap selagi Yulia terus menyusuinya. Tangan kirinya memeluk Yulia dengan erat dan tangan kanannya memainkan jemari di puting kiri Yulia dengan memencet dan memilinnya. Melakukan twiddling seperti anak kecil manja yang memberikan kepercayaan penuh pada ibunya. Tidak ingin berpisah, tidak ingin jauh dari Yulia.

Manusia bisa berusaha lepas dari nasibnya. Segala usaha dapat dilakukan untuk mengingkari hal buruk yang mungkin menimpa dirinya. Membuat dirinya menjadi lebih nyaman dan tenang. Terlepas dari kekangan kesedihan dan ketakutan yang terbayang di pikiran mereka.

Berpakaian santun. Menampakan kegagahan. Menghilangkan godaan. Berlagak kesatria. Menjaga penampilan mereka dari amukan birahi. Menutup diri mereka dari naluri alamiah gairah nafsu. Jantan dan betina, semua saling berlomba menampilkan sisi kewarasan mereka yang menjadi tuntutan masyarakat.

Tetapi mereka tidak bisa lepas dari satu hal. Belenggu semesta yang menjerat setiap orang untuk tetap tunduk pada aturannya. Tidak peduli ruang dan waktu, takdir akan selalu menunjukan jati diri seorang manusia seutuhnya. Takdir yang juga berlaku di Perumahan Nikmat Dunia.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd