Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Chapter 3. Infal

Tubuhnya tergolek lemas di ranjang. Gw berbaring rileks disebelahnya. Masih terefleksi jelas di ingatanku mimik ringisan dan erangan pendek-pendek mamih muda itu sewaktu bercinta denganku. Mimik meringis seperti menangis laksana seorang gadis yang baru diperawani terlihat begitu sensasional membuat darahku terkesiap dan birahiku terus membara sepanjang bermain seks dengannya. Telapak tangannya terkadang menutup mulut dan sebagian wajahnya seakan ingin menyembunyikan suara erangannya.

Namanya Lala yang sedang infal menggantikan Tika yang harus pulang kampung untuk menjaga mertuanya yang sakit. Lala pernah bekerja di rumahku dan sekitar 4 tahun lalu berhenti karena dinikahkan keluarganya. Saat ini usianya sudah 22 tahun dan memiliki satu anak umur 2.5 tahun namun Lala masih terlihat seperti gadis dengan perawakan rada mungil. Tingginya hanya +/- 145cm dengan berat tubuh sekitar 41kg dan ukuran dada yang gw taksir sekitar 32A. Perutnya masih rata dengan pinggul menyembul dan bongkah pantat yang tidak terlalu besar. Kulitnya putih cerah, rambutnya hitam lurus sedada dan wajahnya mirip panlok karena matanya agak sipit, hidung mancung dan bibir tipis merah muda. Tak banyak yang berubah dari wajah dan tubuhnya – kecuali pinggulnya yang semakin membesar – dibanding 4 tahun lalu. Dia juga masih sering malu kalau ditatap, mukanya suka menunduk tapi matanya malah diam-diam mengerling balik dengan senyum merona. Tipe kucing manja. Gw seringkali memperhatikan lekukan tubuhnya yang mengenakan legging selutut. Ingin rasanya menindih dan mendekap tubuhnya yang mungil dari belakang dan mengentotnya perlahan hingga klimaks.

Seminggu pertama dia bekerja belum ada kejadian apa-apa walaupun gw terus terang semakin memendam hasrat padanya. Keberhasilan menggarap Tika dan Nita membuatku semakin berani terhadap maid yang bekerja di rumahku tapi gw bersabar menunggu waktu yang tepat. Istriku Lina akan pergi selama 12 hari, memberikan kesempatan dalam kesempitan. Selama seminggu pertama itu gw berusaha untuk mendekatkan diri ke Lala untuk urusan2 ringan dengan berbincang santai jika ada kesempatan, dari hobinya yang senang menonton K-pop, hingga suaminya yang merantau bekerja di Kalimantan dan hanya pulang setahun sekali saat libur lebaran. Wajahnya tampak galau ketika bercerita mengenai hubungan perkawinan jarak jauhnya. Gw ber-empati terhadap perjalanan hidupnya, sekaligus menangkap secercah peluang…

Hanya dua hari setelah istriku pergi gw langsung melakukan tindakan yang lebih agresif. Saat itu masih jam 9an pagi dan waktunya Lala untuk membenahi kamar tidurku. Selang 5 menit kemudian gw masuk ke dalam kamar dan belagak mengambil baju di lemari untuk siap-siap ke kantor. Salah satu laci di lemari tsb berisi baju dalam istriku, gw membukanya dan mengacak-acak isinya.

Gw memanggilnya “La ini laci baju dalam ibu berantakan sekali, tolong beresin ya”.

Dia menghampiriku dan melongok isi laci yang penuh dengan berbagai G-string, V-string dan celana dalam model seksi dengan beragam warna dan corak.

Gw : “Nah ini kan berantakan, tolong lipatin terus ditata yang rapih”.

Gw mengambil salah satu G-string seakan ingin memberi contoh bagaimana melipatnya. Lala menatap celana dalam super mini itu tak berkedip, mungkin bingung bagaimana benda mungil begitu bisa untuk pakaian dalam wanita.

Gw : “Loh koq bengong?”

Lala seperti tersentak dari kebingungannya dan senyum tersipu sambil menerima G-string itu dariku. Dia membentangkan G-string dan bingung tidak mengerti mana yang depan atau belakang.

Gw : “Koq bingung, emangnya kamu gak pernah pake celana dalam kayak begini?”

Lala tersipu dan tertawa kecil mendengar pertanyaan itu.

Gw bertanya nakal : “Emangnya celana dalammu seperti apa”

Lala : “Iiihh bapak…” Dia tertawa merona menampakkan sederet giginya yang putih. Tubuhnya bergerak seperti salah tingkah. Gw semakin bersemangat untuk menggodanya.

Gw menjelaskan bagian dari celana dalam yang masih digenggamannya “Ini bagian depan dan ini belakang. Kamu cobain deh, kayaknya pas di kamu”.

Pupil matanya membelalak, wajahnya tiba-tiba menjadi agak tegang. Entah kaget, malu atau takut. Gw menyemangatinya : “Hayo sana masuk ke kamar mandi, cobain biar tau dong, mana tau nanti kamu pengen beli”.

Setelah beberapa menit merayu akhirnya Lala luluh juga dan mau mengikuti kata-kataku. Dia masuk ke kamar mandi dan menutup pintu. Tak lama kemudian dia memanggil : “Udah dicoba paak”.

Gw : “Gimana bagus nggak? Coba saya pengen lihat deh, pasti bagus di kamu”

Senyap beberapa saat. Gw : “Lala… koq diam?”

Senyap beberapa saat lagi. Gw mulai khawatir apakah sudah bertindak terlalu jauh.

Tiba-tiba kenob pintu kamar mandi berputar dan perlahan daun pintu terbuka menampakkan Lala yang sudah mengenakan G-string. Mukanya bersemu merah dan dia menarik kaosnya ke bawah berusaha untuk menutupi auratnya. Tubuh istri gw lebih tinggi dan besar sehingga ukuran celana dalam itu tentu lebih besar beberapa ukuran hingga terlihat kedodoran.

Gw : “Kaosnya ditarik ke atas dong La, enggak keliatan celananya”. Sambil ngomong begitu gw bergerak maju mendekatinya. Lala tampak bimbang. Gw membujuknya lagi hingga Lala kembali mengalah. Dia menarik kaosnya ke atas. G-string berbahan seperti jala halus warna biru muda itu samar-samar memperlihatkan jembut halus Lala. Pinggulnya bulat dan menyambung ke paha yang langsing.

Gw : “Badan kamu lucu ya, mungil.. bikin gemes… coba kamu putar badan”.

Sebelum dia bereaksi gw memegang bahunya dan menuntun tubuhnya berputar. Bagian belakang G-string yang hanya berupa tali terselip di belahan pantatnya. Bentuk bokongnya nya indah, pas dalam genggaman tangan pria. Kulitnya bersih.

Gw : “Pantatmu bagus”. Gw mendekati dan perlahan mengelus bokongnya. Badannya mematung, tidak tau harus bereaksi bagaimana terhadap kelancanganku. Atau mungkin juga Lala memang mengijinkan gw untuk bertindak agresif? Gw lalu memeluknya dari belakang dan mendesaknya ke arah westafel. Menghadapi Lala yang tidak menolak, gw semakin berani. Kedua tangan gw susupkan kedalam kaosnya, pertama-tama gw mengelus area perutnya lalu merambat naik hingga ke teteknya yang masih terbungkus BH katun. Dari pantulan cermin gw melihat tampang Lala pasrah, matanya terkatup rapat. Kedua tanganku kini meraih kedua bongkah teteknya lalu meremasnya perlahan. Asetnya termasuk kategori tocil namun masih kenyal dan terasa padat. Tangan kananku merambah turun menyusupi CD longgar itu dengan mudah hingga merasakan jembut halusnya. Tanganku merambah lebih ke bawah lagi hingga mengenai bibir vaginanya dan jari tengahku mulai mengelus klitorisnya. Tubuhnya mengencang. Tangan kanannya menangkap tanganku yang mengusap daerah selangkangannya. Mukanya meringis. Tubuhnya mencoba menjauh tapi dekapan tangan kiriku menghalanginya dan mendekapnya semakin rapat. Penisku mulai mengeras karena gesekan dengan tubuhnya. Jari tengahku menggerayangi belahan memeknya yang mulai terasa lembab. Tubuh Lala seringkali menggeliat ketika jari tanganku mengusap belahannya. Mukanya meringis dan erangan tertahan perlahan keluar dari mulutnya yang terkatup erat.

Gw lalu menuntun Lala ke arah tempat tidur. Gw duduk di sisi ranjang sementara Lala berdiri dihadapanku. Gw mempeloroti celana dalamnya hingga terjatuh di lantai. Jembut Lala tidak terlalu lebat. Belahan memeknya terlihat jelas seperti belahan kaki onta. Gw menariknya, melucuti kaosnya dan menarik BHnya keatas hingga teteknya menyembul. Puting payudaranya pendek dengan areola yang hanya sebesar koin 500 perak berwarna coklat muda. Teteknya tampak masih kencang. Gw menariknya lebih dekat lagi lalu menciumi putingnya yang sudah mengeras. Gw lalu melumat dan menyedot putingnya dengan lahap. Lidahku ikut menari-nari. Kedua tangannya melingkar dan memeluk kepalaku. Lala mulai merintih dengan suara tertahan dan putus-putus. Ahh.. ahh.. ahh.. Kedua tanganku meremas bokongnya yang terasa pas dalam genggaman telapak tanganku.

Gw melepas kaos dan menarik Lala hingga berlutut mengangkang dipangkuanku. BHnya juga gw lucuti hingga dia telanjang bulat. Kulit kami bergesekan menghasilkan sensasi yang semakin membakar libido kami. Gw terus menikmati kekenyalan tetek, puting susu dan sekujur lehernya dengan sentuhan bibir, jilatan, hisapan dan kemutan. Tubuhnya berkali-kali menggeliat ketika mulut gw mengenai area sensitifnya.

Gw lalu merebahkan tubuh hingga terbaring di ranjang. Gw meminta Lala untuk menjilati sekujur tubuh bagian atasku. Dia memulai dari pentilku dengan kecupan-kecupan halus. Bibirnya yang tipis dan basah terasa begitu merangsang ketika mengenai pentilku yang mulai mengeras juga. Dia dengan telaten menjilat dan mengemut kedua pentilku bergantian. Layanan oralnya sejauh itu terasa kaku, mungkin dia masih canggung atau memang belum banyak latihan oral seks. Gw menarik tubuhnya naik dan kami berciuman. Leher dan telinganya tak luput dari jilatanku yang semakin liar.

Gw membalik tubuh Lala hingga rebahan di ranjang dan pindah posisi ke atasnya. Gw mengulang proses menjilati dan mengecup sekujur tubuhnya dari kepala turun ke dada menelusuri perut, selangkangan dan mendarat di daerah klitorisnya. Tanganku menahan kedua pahanya agar mengangkang dan gw mulai menjilati klitoris serta belahan vaginanya yang berlabia tipis berwarna merah muda kecoklatan dan masih terlihat rapat. Bulu-bulu halus tumbuh di sekeliling labianya. Tampilan memeknya tidak menunjukkan bahwa Lala sudah pernah melahirkan. Memeknya sudah basah dan lidahku lincah bergerak naik turun. Gw lalu mengemut klitorisnya hingga tubuhnya mengejang. Ahh.. ahh.. ahh… Kedua kakinya bergerak-gerak dan tubuhnya menggeliat ke kiri-kanan. Kedua telapak tangannya meremas erat kain seprei. Ahh.. aah.. aahh.. Gw memperhatikan mimik Lala yang meringis dengan mata terpejam erat dan alis berpautan. Kepalanya berkali-kali menengadah ketika tubuhnya menggeliat kencang. Rasa geli merangsang mendera vagina dan klitorisnya dengan hebat. Cairan mulai mengalir membasahi belahan memeknya. Terasa kental dan agak asin. Gw menikmati betul menu jilat memek di pagi hari itu dan betah berlama-lama.

Satu ketika seluruh tubuh Lala mengejang hebat. Kedua tangannya menutupi wajahnya. Ahh.. ahh.. ahh.. Dia terus menerus mengerang tertahan. Gw sadar bahwa Lala mendapatkan orgasme tapi gw malah mengemut klitorisnya semakin kencang. Kedua pahanya mengapit kepalaku dengan kuat. Dia mencoba melepaskan diri tapi tanganku dengan kuat menahan pinggulnya sehingga wajahku terbenam di selangkangannya agar mulutku bisa terus menyedot klitorisnya. Sluurp.. slurp… Ahh.. ahh.. ahhh… aah.. Tiba-tiba cairan mengucur dari uretranya membasahi mulutku. Lala kembali orgasme hanya berselang beberapa menit dari orgasmenya yang pertama. Gw memperlambat serangan hingga tubuhnya mulai mengendur.

Gw lalu beranjak menindihnya. Wajahnya sudah memerah akibat aliran darah yang terpompa kencang sewaktu dia mengalami multiple orgasme. Gw melumat bibirnya dengan gemas. Kontolku sudah mengeras hingga terasa berkedut. Gw segera melucuti diri lalu rebahan disampingnya. Gw menariknya dan menuntun kepalanya ke arah kontol. Lala tak berkedip menghadapi kontolku dari jarak dekat begitu. Telapak tangannya yang kecil memegang batang penis itu dan mulutnya yang mungil mulai mengecup daerah palkon. Darah gw semakin terkesiap menonton Lala yang bertubuh petite Lolita seperti di film bokep Jepang. Dia menjilati batang penisku dengan ujung lidahnya. Gerakannya masih kaku. Gw bersumpah dalam hati 10 hari ke depan untuk melatih Lala agar lebih lihai dalam servis oral seks. Gw menuntun kontol ke arah mulutnya dan tangan yang satu menuntun kepalanya agar kontolku masuk ke dalam mulutnya. Mulutnya yang basah terasa licin dan menyenangkan ketika palkonku menerobos masuk. Gw kemudian memandunya untuk melakukan gerakan sehingga kontolku keluar-masuk mulutnya.

“Oh iya La… dihisap kayak begitu… ooh enak La…”

Setelah merasakan Lala sudah mulai terbiasa dengan gerakan dasar blow-job itu, gw berdiri di pinggir ranjang. Lala berlutut dan melanjutkan blow-jobnya. Walaupun beberapa kali giginya mengenai palkonku, gw merasakan Lala sudah lebih alamiah dan semakin lancar melakukan tugas hisap kontol. Gw menyibak rambutnya memperhatikan mamah muda itu memberikan kenikmatan terhadap penisku. Oooohhh… hhhmmm… iya La… oooohhh… Gw merancu karena rasa nikmat dan terangsang.

Kami lalu pindah ke ranjang. Gw membuka pahanya lebar-lebar dan mengarahkan kontol ke belahan vaginanya lalu mendesaknya perlahan. Liang memeknya masih sempit, walaupun sudah sangat basah gw masih harus mendesaknya berkali-kali sebelum bagian kepala kontol berhasil menerobos masuk. Lala merintih-rintih dengan wajah meringis seperti kesakitan. Gw mulai melakukan gerakan maju mundur secara perlahan agar otot vaginanya mulai menyesuaikan diri terhadap kontolku. Satu cm demi 1 cm kontol dengan panjang 17cm itu berhasil melesak masuk hingga setengahnya. Setiap kali batang penis masuk tubuh Lala menggeliat dan merintih aah.. ahh… mukanya terus meringis. Kedua tangannya mengepal. Gw memeluknya dan berbisik “Kenapa La? Sakit ya”. Dia hanya menggelengkan kepalanya tanpa mengucapkan satu katapun. Gw melanjutkan desakan hingga kontolku masuk 3/4nya lalu gw mulai menggenjotnya dengan tempo perlahan.

Sambil menggenjot gw juga mendesak agar kontolku terbenam lebih dalam lagi hingga akhirnya mentok dan selangkangan kami beradu. Otot vagina Lala sudah merenggang dan beradaptasi dengan ukuran penisku. Cairan memeknya melumuri sekujur batang penisku. Kami bercinta gaya missionary. Tubuh mungilnya terbungkus dalam dekapanku. Wajahnya terbenam di dadaku. Gw paling suka ketika penisku tertanam penuh dalam memeknya lalu gw melakukan gerakan memutar sehingga seluruh dinding vagina diulek oleh urat penisku. Lala terus merintih sepanjang kami senggama. Ahh… ahhh… ahh…

Gw mengangkat badan dan memegangi kedua kaki Lala hingga terbentang di udara. Gw kembali menggenjotnya. Kedua tangan Lala menyilang didadanya dan telapak tangan kanannya menutupi mulutnya. Mukanya bergerak, terkadang menghadap ke kiri, terkadang ke kanan. Matanya menyipit. Gila… sensasi visual seperti sedang mengentoti gadis Lolita aja. Gw semakin beringas menggenjotnya. Sleb.. sleb.. sleb… Kontolku mulai mudah keluar masuk di lobang memeknya. Gw memijit klitorisnya dengan ibu jari sambil terus menggenjotnya. Sensasi geli ngilu langsung menyambarnya. Tubuhnya mengejang hingga bagian perutnya terangkat. Tangan kirinya secara reflek menangkap dan meremas tanganku. Sooor… gw merasakan cairan tumpah dalam lobang vaginanya. Tubuhnya menggeliat hebat dan otot vaginanya terasa berkedut. Lala kembali mencapai puncak kenikmatan. Ubun-ubunnya serasa tersengat listrik. Seluruh syaraf dalam vaginanya mengirimkan sejuta sinyal geli nikmat yang bercampur baur dengan rasa ngilu, membuatnya tak kuasa mengendalikan diri. Mukanya sudah merah padam. Gw memeluknya dan menurunkan tempo genjotan.

Gw menarik tubuhnya hingga berada diatasku. Kontolku mesih tertancap dalam memeknya. Sekujur labianya basah oleh cairan memeknya. Kedua tangan Lala menumpu di dadaku dan perlahan dia menggerakkan bagian pinggulnya maju mundur. Urat penisku yang menjulang kembali menggerus otot vaginanya. Cincin otot bagian luar memeknya terasa mencengkeram batang kontolku. Kedua tanganku memegang pinggulnya mengarahkan gerakannya agar sinkron dengan gerakan pantatku naik turun. Ooohhh… gw mengerang karena diserang rasa nikmat. Darah dan hormonku terpompa. Ngilu geli mulai menyerang hebat. Air pejuh mulai mengisi saluran uretra, terpompa sedikit demi sedikit membuat testisku ikut tersedot naik turun. Gw bangkit ke posisi duduk dan menjilati kedua puting teteknya bergantian. Lala tidak berhenti bergoyang. Kami semakin tenggelam dalam pusaran bermain cinta yang panas.

Kami lalu berganti posisi, kali ini berlanjut dengan doggy tyle. Dengan dua kali tekanan penisku kembali amblas penuh dalam memeknya. Gw berpegangan pada kedua pinggulnya dan melakukan hujaman-hujaman panjang. Plok.. plok.. plok… plok… Tubuhnya terlempar-lempar karena benturan. Gw dapat merasakan otot vaginanya yang masih sempit meremas-remas penisku. Palkonku terasa ngilu ketika bergesekan dengan dinding vaginanya. Oooohh.. yess… ooooh… yes… gw mendesis menikmati setiap sensasi kenikmatan itu. Kedua bongkah pantatnya yang kecil tapi bulat kenyal terlihat begitu menggemaskan hingga gw meremas-remasnya.

Gw lalu menekan tubuh Lala hingga tengkurap ke ranjang. Kedua kakinya diposisi mengapit sehingga batang kontolku dapat merasakan cincin memeknya semakin rapat. Untung saja cairan memeknya sudah banyak melumasi lubangnya sehingga membantu proses kontol gw keluar masuk dengan mudah. Bantalan pantatnya terasa begitu menyenangkan ketika menempel erat di perut bawahku. Ujung palkonku mengenai area g-spotnya. Setiap gerusan membuatnya menggigil karena diserang kenikmatan yang semakin menghantarnya ke puncak. Gw menyingkap rambutnya yang menutupi wajahnya. Matanya setengah terpicing, mulutnya setengah menganga. Satu ketika kelopak matanya tiba-tiba membuka lebar dan mulutnya juga membuka hingga terdengar pekikan tertahan. Aahhh.. aaahh.. aahh… Kedua telapak tangannya mengepal keras dan pada saat itu lubang vaginanya kembali terasa licin. Gw terus menggerus kontolku ke memeknya. Gw menghantar Lala ke puncaknya cukup lama. Ada semacam kepuasan dalam hatiku membuat lawan mainku memperoleh orgasme yang berulang-ulang. Saat itu gw juga sudah merasakan desakan air pejuh yang semakin tak tertahan.

Gw lalu membalik tubuh Lala dan kembali bercinta di posisi missionary. Gw memeluknya erat dan memompa lobang vaginanya dengan tempo yang semakin cepat sampai ranjang berderak-derak. Lala terus merintih-rintih aah.. aahh.. aah.. aahh.. aah.. Nafas gw semakin memburu bersamaan dengan pantatku yang bergerak naik-turun dengan kencang. Sleb.. sleb.. sleb… Oooh yes… oooh yes Lala…. Kedua tangan Lala memegang punggungku erat-erat. Gila sekali nikmatnya detik-detik menjelang klimaks. Penisku terutama daerah palkon terasa ngilu dan semakin ngilu hingga saatnya setelah hujaman terakhir gw menarik penisku keluar dari memeknya dan menyemburkan air pejuh yang meloncat hingga tetek Lala. Penisku berkontraksi hebat menghantarkan rasa nikmat yang menghantam otakku hingga pandanganku terasa gelap. Croot..croot..croot… air mani gw tumpah di tetek dan perut Lala. Sebagian mendarat di daerah jembutnya. Gw terus mengocok kontolku hingga kontraksi-kontraksi yang semakin melemah namun masih terasa begitu menyenangkan. Gw memerah batang kontolku hingga tetesan terakhir air mani keluar dari lobang palkon. Nafasku memburu dengan hebat. Di bawahku tubuh Lala yang tadinya kejang mulai melemas. Kedua kakinya berselonjor dengan posisi terbuka. Bekas persenggamaan kami berupa cairan air mani berceceran di sekujur tubuhnya dan cairan vagina di daerah labianya. Lengan kanannya menyilang menutupi mukanya yang terkulai ke samping. Payudaranya naik turun karena nafasnya yang tersengal-sengal. Setelah agak tenang gw meraih kaos dan melap tubuhnya yang basah oleh air main lalu merebahkan diri disamping Lala dan memejamkan mata.

Selesai
 
Ada yang selain maid gak tatgetnya.....
 
Woooww...Mantap suhu...Ada pemeran baru rupanya..Saya pikir hanya Nita & Tika..

Makasih suhu atas updatenya..Ditunggu lanjutannya...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd