Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

SEIRING HASRAT MANUSIA ( tak ada yang salah dengan KKN )

SEIRING HASRAT MANUSIA

( tak ada yang salah dengan KKN )




Sebuah cerita tentang sisi lain dari perjuangan seorang pemuda tanggung (Ganteng tidak, kaya enggak, cerdas juga enggak) Cuma kegigihan dan pantang menyerah yang ia punyai dalam meraih cita-cintanya.

Sebuah kisah yang mungkin pernah terlihat atau mungkin kalian pernah mengalaminya sendiri.

Dan apabila kisah ini ada persamaan tokoh, cerita maupun alur cerita, ataupun sara. percayalah itu hanyalah sebuah kebetulan / hayalan fiksi semata.



dan cerita pun berlanjut…

Usai menghadapi para petinggi kampus, ridho pun keluar dari fakultasnya menuju ke fakultas Jenny dan langsung ke tempat biasanya, apalagi kalau bukan di gedung theater. Disana ridho menemukan Jenny sedang gladi bersih yang rencananya akan dipentaskan nanti pada saat KKN.

Dengan gemulai Jenny mengeliatkan tubuh indahnya serirama dengan alunan musik intrumental. Jenny mengenakan kaos hitam ketat berlengan sangat pendek dan secarik kain batik melilit pinggangya yang ramping berlekuk hingga ke bawah mata kakinya, ketiaknya kini sudah kembali ke mode glowing seperti biasanya, cantik, sensual dan seksi.

Beberapa maba yang baru saja selesai diospek nampak termanggu-manggu dengan tatapan mesumnya yang Tampak berbinar, saat meyaksikan gerak gemulai tubuh Jenny.



“wah gila nich ….. Ternyata nich bocil-bocil pada ngaceng semua…” guman ridho.



Ridho pun keluar dari gedung teather, sekedar untuk menormalkan kembali batang besar nan panjangnya yang sedari tadi mengeras.



“bisa-bisanya aku masih ngaceng aja, padahal hampir tiap hari aku ngentodtin dia” guman Ridho dalam hati



Sampailah kemudian seorang perempuan berhijab pink menghampirinya,. berhijaber yang akhir-akhir ini kehijabannya mulai berubah menjilbobs, meski pesona bobanya belum bisa menandingi bobanya si Jenny. Tapi ridho juga tak akan bisa menolak jika dikasih heee….heee…hee.



“Dho gimana, apa aku dan akbar boleh gabung ke kelompok kalian….?” rengek Sarah.

“lah apa pula ini, kok sekarang ada si akbar yang pengen gabung” guman Ridho sebal dalam hatinya.

”yach aku rundingan dululah, sama kelompok dan asisten pendamping kkn” jawab Ridho.

”oke …, tapi secepatnya ya?, kamu kasih kabar …..”

”soalnya waktu kita tinggal tiga minggu aja buat persiapan” balas Sarah.



Ridho mengangguk.



”eh sebentar…sebentar, bukannya kamu anak teknik ya, kok nongkrongnya disini….” seru sarah.

”lah kamu juga……, Anak Ekonomi kenapa disini juga….” seru Ridho membalas.

”he…he….he…, aku lagi nemenin akbar soalnya, dia kan jadi seksi perlengkapan acara seni sabtu besok, ditunjuk langsung dari kampus” jawab sarah.

“oh…” jawab ridho kecut,

”ah…lagi-lagi akbar….” Guman Ridho lagi dalam hati

”kamu sendiri, pasti lagi mlototin si Jenny khan….”

”ya kan…..!” seru sarah kemudian, sambil nyengir.



Ridho hanya mengaruk-ngaruk kepalanya yang tak gatal sambil tersenyum.



”yach udah …. aku duluan ya, jangan lupa kabar baiknya…!” seru si sarah sambil berlalu pergi.



Semenit kemudian muncullah si Jenny, yang langsung manghampiri Ridho, memeluk dan mengeliat manja dipundak ridho.



”dho tumben kamu mau nongkrong disini, biasanya kan kamu ngak mau” kata Jenny sambil menaruh dagunya di pundak Ridho.

”yach lagi pengen aja” balas ridho.

”eh bukannya itu tadi si sarah yach…….!” seru Jenny sambil menunjuk.

”iya …. ” balas ridho.

”wah asyik nich, janjian kencan ya …..!” seru jenny tertawa manja sambil menaikan rambutnya keatas dan mengucirnya.



Ridho terdiam Sejenak, sambil menatap ketiak mulus Jenny.



”kenapa dho……mau lagi ya….hi…hi…. ayuk dah kalau gitu…?” cletuk Jenny manja, sambil tertawa riang, sambil mengoyangkan dua bulatan besar didadanya kekiri dan kekanan.



Ridho hanya nyengir, menikmati moment indah dan juga kerenyahan tawa Jenny.



”tadi si sarah nanyain apa kelompok kita masih bisa nambah anggota” kata Ridho setelah Jenny menyelesaikan tawanya

”waduh…!, aku kan sudah daftarin anggota kita, kemarin”

”maaf tadi aku belum sempat bilang, habis lagi keenakan sama kamu” balas Jenny sambil terkikik

”hmmmm….” guman Ridho.

”tapi kamu beneran yakin, semua akan baik-baik saja kalau dia gabung ke kelompok kita” kata Jenny serius.



Ridho hanya termenung, sambil mengangkat bahunya



”ya udah besok aku tanyain ke koordinator KKN, kali aja masih bisa di lobby pake ini” seru Jenny riang, sambil kembali mengoyang kedua boba besarnya kekanan dan kekiri.

”o ya dho, sore ini kamu mau kemana. Anterin aku pulang dong” rengek Jenny.

”ah ngak ah ….. , paling mau kau kuras lagi nich aku punya …..” seru Ridho, sambil menatap selangkangannya.

”yach Ridho….., kita kan sudah sepakat….” rengek Jenny sambil menempelkan kepalanya didada Ridho dan mengelus pahanya Ridho.

”sepakat sih sepakat, tapi kalau begini terus capeklah aku….” kata ridho, sambil memencet hidung macung Jenny dengan gemas



Sementara jenny kembali tertawa riang sambil memeluk tubuh ridho, dan ridho pun membelai lembut rambut panjang Jenny. Sejenak kemudian suara notifikasi smartphone jenny berbunyi, memecah kemesraan mereka.

Jenny segera mengambil smatphonenya dan membuka pesan wa, yang berisi ajakan dari sang tunangannya untuk jalan, dan mengabarkan pula bahwa dia sudah ada di parkiran kampus.



”ya udah sana….!” suruh ridho.

Akhirnya mereka berdua pun beranjak dari kursi di lorong koridor yang mulai sepi, karena sang surya mulai tengelam diufuk barat, mereka berjalan bergandengan tangan sambil tertawa bahagia seolah dunia milik mereka berdua.

Sesampainya di parkiran, mereka segera melepaskan gandengan tangan mereka dan memisahkan diri menuju jalan masing-masing. Ridho pun sempat melihat sang calon suami Jenny yang ternyata 180 derajat perbedaannya dari dia. dengan galau Ridho hanya bisa menatap Jenny yang tengah duduk di kursi empuk mobil mewah sang calon suami. Dengan langkah gontai ia menuju ketempat motornya terparkir, sambil teringat kata-kata jenny untuk tak bersaing dengan calon suaminya yang jelas-jelas bagaikan langit dan bumi.

Harapannya untuk dapat segera mendapatkan sosok sempurna yang sepadan dengan Jenny, Lina dan Tasya memang tak segampang itu. Dengan kondisinya saat ini, bisa kuliah saja sudah cukup mewah apalagi kini tengat waktunya menyelesaikan tugas akhir kian menipis. kalau bukan karena bantuan mereka bertiga, ridho tak tahu lagi harus bagaimana.

Kemudian ridho pun teringat dengan tasya dan lina, dua teman perempuanya. Sudah dua mingguan ini ia juga belum bertemu mereka.



“dah dua minggu ini aku belum ketemu mereka” guman ridho dalam hati

……………​

hari pun berganti ………,

Sang surya pun kembali memancarkan sinarnya dari ufuk timur, dan ridho pun sudah ada di jalan dengan motornya memecah keramaian agar bisa sampai kekampus seawal mungkin. Pagi ini ridho kembali menemui Dospemnya untuk bekonsultasi tentang perubahan proposal tugas akhir yang akan ia ajukan.



”oke dho bagus konsepnya” gumam sang dospem.

”bagaimana kalau pertengahan minggu depan kamu seminar proposal” kata sang dospem.

”persiapan KKNmu sudah fix juga kan Dho?” kata Dospem lagi.

”sudah bu..” jawab ridho mantap.

”oke kalau gitu, kamu tinggal daftarkan aja proposalmu ini ke Admin Kampus” balas sang Dospem

”ngak ada Revisi bu” balas Ridho.

”yach…. entar aja pas seminar, biar dosen-dosen lain kasih masukan juga” kata Dospem lagi

“siap bu” seru Ridho.

“Yach udah, sementara ini itu saja dari ibu”

“oh ya do, omong-omong kamu kerja paruh waktu juga di proyek kampus sebelah” lanjut sang dospem bertanya.

“eh iya bu cuma staf kecil-kecilanya aja kok bu” jawb ridho.

“yach gak masalah itu, bagus malahan Lagian semua kan dimulai dari yang kecil kan”

”lama-lama ntar jadi gede juga kan dho” seru bu dospem.

”yach kalau sering-sering diasah dan dikocok lama-lama gede juga kan dho” gumam Ibu Dospem lirih.

”eh apanya yang dikocok bu” balas ridho.

”eh anu,……. maksunya ibu ilmu kamu harus sering diasah biar selalu update” jawab bu dospem gelagapan dengan muka memerah.



“oh…” gumam Ridho

”dah sana kamu siapin aja presentasinya buat seminar minggu depan”

“siap bu” seru Ridho.



Seperti biasanya sehabis berkonsultasi, Ridho duduk di kursi kayu panjang yang ada di lorong koridor depan ruang Dosen sambil mengamati lalu lalang para mahasiswa. Dan berharap satu atau dua dari mereka muncul, meski hanya untuk sekedar ngobrol sana-sini sebagai pelepas lelah tak apalah.



”hey kak, akhirnya ketemu juga, baru mau konsultasi atau sudah selesai konsultasinya” seru seorang perempuan manis dengan wajah campuran local dan oriental dengan riang.



Meski dua gumpalan boba didadanya tak setobrut Jenny, ya mungkin separuh ukurannya darinya tapi masih bias dikategorikan sebagai toge, kalau jenny jelas toge pasar/brutal kalau ini perempuan ya toge warungan lah kira-kira ….., kalau soal lekukan sih ya sebelas dua-belaslah dengan Jenny, cuman ini perempuan agak lebih ramping.

Lina, perempuan manis yang pertama kali Ridho temui saat ospek setahun setelah dirinya bertemu dengan Jenny. Waktu itu Lina dan Tasya sering kena bully dari teman-teman sekelompoknya, sebab mereka selalu kena hukuman para senior yang mana kelompoknya juga harus kena dampaknya, karena mereka berdua keseringan telat. Sebagai mahasiswi baru Tasya dan Lina memang sengaja hanya diberikan jatah uang pas-pasan oleh orang tuanya dengan maksud agar lebih mandiri dan dapat mengatur keuangan, sehingga mereka harus mengambil kosan yang agak jauh. Berbeda dengan Jenny yang pasti akan melawan, Tasya dan Lina justru memilih diam, mengalah dan menerima sehingga dia jadi bulan-bulanan kelompoknya. Sehingga keduanya hingga kini menjadi bestie yang selalu seiya dan sekata.



“hai lin, kangen juga nich kakak sama kamu” balas Ridho dengan senyum lebar.

“ihhh…gombal…..” Balas Lina sambil menyibirkan bibir merahnya kearah ridho.



Ridho pun tertawa, sejenak ruwetnya urusan tugas akhir menjadi hilang.



“ih …., kak ridho jahat dech, masak cuman jenny aja sih yang diperhatiin, udah bosan ya sama kita berdua?” seru Lina dengan bibir mayun sambil mengembungkan kedua pipinya.

”ih mana bisa ….., cewek secantik kalian begitu aja aku upakan” balas ridho.

”nyatanya, dua mingguan ini kakak sama jenny mulu” kata Tasya dengan nada kesal.

”ngak juga kali Lin….., kakak itu beneran sibuk ngurus kerjaan, KKN, proposal TA”.

“lagian aku ketemu jenny, juga baru dua hari yang lalu” balas ridho sambil membelai rambut panjang lina yang panjang tergerai kebelakang telinga.



meski wajah Lina masih saja cemberut, namun hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga yang bermekaran.



”ya sudah ….. jangan cemberut lagi , berhubung sekarang kakak ada waktu, terserah dech kamu mau ngapain kakak ngikut” kata ridho kemudian.

”ih kok terserah sih ….. , harusnya kakak dong yang langsung bawa aku, kemana kek…., ke mall kek…., makan kek…., ke hotel kek…., langsung ke kosan juga ngak papa” seru Lina dengan nada kesal.

”lah aku kan diasrama kampus manis, ngak boleh lah bawa cewek….?” balas ridho lembut, sambil mengacak-acak kembali rambut Lina.



Yang membuat tampang Lina pun semakin cemberut.

Ridho kemudian menarik tangan Lina untuk beranjak dari kursi panjang yang mereka duduki, meraku pun berjalan beriringan menuju lobby kampus. Sepanjang perjalanan menuju lobby, Ridho mengengam jemari tangan Lina sambil mengelus punggung tangannya yang mulus dengan jempolnya. Lina yang sebenarnya suka, pun pura-pura masang muka masam. Ridho hanya tersenyum, Lina pun memalingkan wajahnya agar rona merah di pipinya tak kentara. Ridho yang tahu pun hanya diam sambil terus melakukan aksinya.

Aksi romantis itu pun segera mereka hentikan sesampainya di lobby kampus. Karena banyak teman-teman ridho maupun Lina yang sedang berkumpul, agar tidak terjadi kehebohan. Lina pun segera bergabung dengan teman-temanya, sementara Ridho menuju atm dan mengambil sejumlah uang. Tak lama kemudian Lina pun menyusulnya ke parkiran kampus.



“Lin, kita ke hotel aja ya” kata ridho lirih diantara banyaknya mahasiswa yang lalu lalang.



Lina pun menarik tangan ridho menuju ketempat yang agak sepi kemudian mengambil smarphonenya dan menempelkanya ke telinganya.



“halo mbak, apa siang ini apa mbak mela jadi pergi” kata Lina lirih.

“iya lin, kenapa?” jawab seorang perempuan dari smartphonenya.

“enggak mbak, cuman mau pinjam kamarnya aja sebentar” balas Lina.

“lah kosan kamu kenapa Lin,” sahut perempuan tersebut.

“anu mbak, kosan Lina sekarang agak ketat mbak soalnya. Biarpun siang hari juga” balas Lina.

“ouh…. Mau ngewek ya kamu lin” sahut si perempuan.

“iya mbak…..he…he…he,” sahut Lina terkekeh.

“lah bukannya tunangan kamu lagi diluar kota” balas si perempuan bernama mela tersebut.

“Dasar ya kamu …. !” sahut si perempuan itu kembali.

“ya gimana lagi mbak, dah dua minggu ini belum dipejuhin sama Tunangan. Bete lah aku mbak” jawab Lina dengan nada disedih-sedihkan

“ya udah kalau gitu, kuncinya aku taruh diatas pintu …!”

“ingat ya, cuman sampai sore aja ngak lebih”

“jangan lupa, nanti spreinya langsung diganti dan langsung masukan ke laundry”

“dan jangan lupa juga pakai pengaman, biarpun ngak nyaman tapi kan aman. Kasihan tunangan kamu kalau sampai keluar di dalam, masak iya dia harus membesarkan investasi orang lain.”

“ih mbak ini gimana sich, aku kan pengen dipejuhin masak pake pengaman” jawab lina kemudian.

“ya terserah dech ….. pokoknya jangan sampai jadi ya” sahut sang perempuan mengahiri percakapan.

“ya … ngaklah mbak ….” sahut lina.



Kemudian lina menutup samartphone, dan kembali tersenyum kepada ridho.



“kak, yuk ….!” seru lina.

“lah kemana kita Lin, ngak jadi ke hotel” seru Ridho.

“udah, kakak ikut aja” jawab lina.



Setelah mampir sejenak di warung makan kesukaan Lina, mereka kembali melanjutkan perjalanan menempuh jarak yang agak lumayan, dengan menelusuri gang-gang sempit. Hingga akhirnya mereka sampai ditempat tujuan, lina segera mengandeng tangan ridho menuju kelantai atas sebuah kos-kosan yang lumayan cukup besar. Dilihat dari tampang para penghuninya kosan tersebut kebanyakan dihuni perempuan yang berprofesi sebagai karyawan supermarket atau mall, staf kantoran, spg dan beberapa mahasiswi.



“lin kenapa kamu ngak cari kosan bebas aja sih, sampai harus minjem kamar segala” seru ridho.



Lina tak menjawab, hingga sampailah mereka berdua disebuah kamar yang tidak terlalu besar dengan kasur bereukuran sedang yang cukup muat untuk satu-dua orang, yang terletak tepat dibawah jendela dipojokan kamar.



“mau aku juga gitu kak ….., cuman yang sekarang papa yang milihin. Jadi ya mau ngak mau” jawab Lina.



Ridho pun terdiam.

Tanpa banyak berkata-kata lagi, Lina pun langsung membuka kaos sekaligus sport branya yang basah sambil menjulurkan lidahnya kearah ridho, seketika itu juga dua gundukan boba daging di dadanya yang basah tampak tersembul tanpa penutup, dengan lekukannya yang curvy bak kubah terlihat putih, mulus dan tentunya lembut. Begitu juga dengan Ketiaknya yang putih dengan bulu-bulunya yang tebal namun tercukur rapi membentuk garis lurus. tampak basah, dengan menebarkan aromanya yang menyengat dan khas, ridho pun kembali terdiam menikmati pemandangan indah di hadapannya.

Berbeda dengan ketiak jenny yang cenderung selalu tampil mulus tanpa bulu, kondisi ketiak Lina lebih lebat setiap harinya. Karena lina memang tidak pernah mencukurnya secara keseluruhan, Hanya sedikit saja yang dicukur supaya terlihat rapi. Hal ini memang bukan tanpa alasan, karena tradisi di keluarga Lina yang secara turun-temurun tidak memperbolehkan perempuan mencukur habis bulu ketiaknya sebelum dirinya menikah. Sama hal dengan bulu-bulu di kemaluannya juga tidak boleh dicukur hanya boleh dirapikan saja. Jika sampai melanggarnya Lina bisa dianggap sudah tidak perawan atau sudah menikah dan tidak boleh dinikahi oleh sesama marganya, dan bisa juga Lina dikeluarkan dari silsilah keluarga besarnya. Tak mengherankan jika Lina jarang memakai baju berlengan pendek saat di kampus, namun bila berada di tengah keluarga maupun komunitasnya barulah ia bisa mengenakan baju-baju terbuka semaunya, karena berbulu ketiak bagi perempuan yang masih belum menikah adalah hal yang biasa bagi keluarga dan komunitasnya.

Sama halnya dengan Jenny, lina sendiri juga sudah bertunangan dengan sesama marga dari komunitas keluarganya tentunya. Pertemanannya dengan Ridho juga karena rasa simpatinya yang besar kepada ridho saat ia mengikuti ospek ditahun pertamanya kuliah, sampai akhirnya rasa simpati itu berubah menjadi rasa sayang yang tak mungkin bisa termiliki satu sama lain. Hingga akhirny Lina memutuskan untuk tetap menjaga rasa sayang dan pertemanan mereka dengan bercinta yang ditahun ketiganya ia kuliah. Sampai saat ini Lina cukup rutin bersetubuh dengan ridho sama halnya dengan Jenny, setidaknya dua tiga hari sekali. Untung saja ridho dianugerahi stamina yang lumayan bagus untuk bisa bercinta setiap hari tanpa kehilangan kemampuannya untuk menyemprotkan benih-benih cintanya yang tidak hanya banyak dan kental namun juga dengan semburannya yang deras, sederas jet shower. Sama halnya dengan jenny, lina juga suka hal yang demikian.

Sambil tersenyum manis, lina mengulurkan kedua tangannya. dengan sigap Ridho segera menyambutnya, memeluk erat pinggang indahnya sembari duduk di tepian kasur. Mendudukan bokong gemoy lina diantara selangkangannya. sembari meremas dua ganjalan padat nan empuk dibawah pinggang lina, sembari ridho membenamkan wajahnya diantara dua bulatan daging padat sambil menghirup aroma tubuh lina dalam-dalam. Disusul kemudian dengan jilatan-jilatan gemas pada kedua putting susu lina dipadu dengan remasan-remasan lembut pada kedua payudaranya secara bergantian. Lina mengelinjang keenakan sambil merintih pelan sambil mengacak-acak rambut ridho. Puas dengan kedua payudara lina, Ridho mengarahkan mulutnya kearah ketiak Lina. Lina yang tahu akan kefetishan Ridho, segera mengangkat kedua lengan keatas dan menaruhnya diatas kepalanya. Sehingga ridho bisa leluasa menciumi dan menjilati ketiak berbulu lina sepuasnya. Sambil menjilati kedua ketiak lina, beberapa kali Ridho menghirup aroma ketiak lina dalam-dalam yang meskipun cukup menyengat namun aromanya memanga agak berbeda dengan aroma gadis-gadis keturunan local lainnya.

Ridho memang sangat bersyukur dan merasa beruntung bisa menikmati tiga bidadari cantik yang tak hanya memiliki tubuh indah namun juga memiliki aroma sangat mengairahkan.

Puas menikmati aroma keringat di ketiak Lina, ridho pun membaringkan tubuh ramping Lina ke atas kasur dan menarik celana jean lina sampil kembali mencucup dan menjilati kedua putinng lina yang mulai mengeras kemerahan sampai mencuat keatas. Usai melempar celana jean Lina, ridho pun segera mencumbui lubang sempit berbulu tebal di selangkangan Lina yang tumbuh lebat hingga ke pusarnya dengan menciumi dan menjilatinya, tak ayal lagi Lina yang sudah bergairah sedari tadi pun menjerit merasakan kenikmatan tak terhingga. Tubuhnya mengelinjang dan bergetar hebat dengan jeritan-jeritan yang terdengar begitu pilu namun mengairahkan.



“ah….ah…..oh….uh…….Kak…., terus kak….lina mau keluar kak” seru Lina.



Saking bergairahnya, tak butuh waktu lama bagi Lina untuk mengapai orgasme squirtnya yang pertama. Ridho merebahkan tubuhnya kesamping Lina sambil memiringkan tubuhnya, mencium lembut kening lina dan kedua pipinya sambil tersenyum memandangi wajah manis Lina yang tengah sange.



“Kak, lina dah siap nich dikontolin” kata Lina lirih, sambil memegang batang kemaluan Ridho yang masih terbungkus celana.

“ngak mau dicipin dulu lin, biar agak licinan” sahut ridho kemudian.

Lina pun mengangguk dan bangkit membantu Ridho melepas baju dan celana ridho, begitu celana dalam ridho terlepas sang rudal king milik Ridho yang memang lumayan besar dan panjang dari ukuran normal rata-rata lelaki di negeri ini langsung mencuat tegak ke atas, Tidak hanya besar dan panjang namun juga sangat keras membuat Lina terpana melihatnya.

Sambil berlutut lina pun mengengam batang besar tersebut, mengocoknya pelan, dengan penuh kasih sayang lina pun menciumi ujung kepalanya sambil dijilatinya lubang kecil yang ada diujung kepala batang kemaluan ridho, segera Lina pun memasukan ujung kepalanya kedalam mulutnya dan menghisapnya secara perlahan hingga sampai ke kerongkongannya. Kemudian perlahan mengulumnya keluar masuk kedalam mulutnya. Ridho yang tahu akan kemampuanya dalam menahan ejakulasi pun membiarkan lina menikmati batang kemaluan sesuka hatinya, sambil tetap terdiam menahan rasa nikmat tak terperi dari kuluman dan jilatan lidah lina pada rudal kingnya.

Puas menikmati batang rudal king ridho, dalam posisi masih berlutut lina memutar tubuhnya dan menunggingkan pantatnya tepat ke selangkangan ridho. Ridho segera tanggap dan langsung memasukan batang kemaluannya kedalam lubang sempit diantara pantat gemoy lina. Lina pun meleguh nikmat sambil mengoyang pantatnya maju mundur sambil sesekali memutar. Tak mau kalah ridho pun langsung tancap gas memaju mundurkan batang kemaluanya mengesek tiga titik kenikmtan Lina (bibir vagina, klitoris dan mulut rahim) secara bersamaan secara konsisten dan teratur tanpa jeda hingga batas kemampuanya terlewati. Satu titik saja sudah bisa membuat perempuan puluhan kali berorgasme apalagi ketiga-tiganya dan secara bersamaan.

Ridho memang sengaja selalu melakukan hal tersebut agar orgasme demi orgasme yang dirasakan Lina tetap terjaga tidak terputus.



“ah…ah….ah……ah……ouh…ouh…..kakak….terus kakak…..lebih cepet lagi kak……jangan berhenti” seru lina menikmati goyangan batang kemaluan ridho.



Ridho pun tetap konsisten mengoyangkan batang kemaluannya secara penuh, dengan kecepatan maksimal dan tak akan berhenti sebelum lina sendiri yang memintanya untuk berhenti. meski Lina terus menerus menjerit-njerit tak karuan dengan tubuh bergetar. Ridho tetap mengoyangkan batang kemaluannya secara penuh, bahkan lebih mempercepatnya lagi tak peduli dengan raungan dan jeritan lina yang sepintas seperti orang tersiksa, namun hakekatnya itu adalah titik ternikmat yang dirasakan Lina.



“ah…ah….ah……ah……ouh…ouh…..kakak….terus kakak…..Lina mau keluar lagi” jerit lina merasakan nikmatnya orgasme yang entah sudah keberapa puluh kali ia rasakan.



Meski sudah berpuluh-puluh kali orgasme, dari yang biasa sampai squirt. Begitu juga dengan bibir selangkangannya yang sudah mengencang dan meremas-remas. Namun lina belum memberikan tanda agar ridho menghentikan aksinya. Padahal batas kekuatan ridho adalah 5 menit untuk goyangan penuh dan cepat tanpa berhenti, sementara untuk goyangan biasa ridho bisa bertahan hingga 7 sampai 10 menit tanpa berhenti.

Namun ridho tetap bertahan, demi kebahagian dan kepuasan sang sahabat. Sampai akhirnya Lina tak kuat lagi menahan siksaan nikmat ridho dan kemudian menepuk lengan ridho sambil mencengkramnya dengan kuat. Ridho pun menhentikan aksinya.

“ah….kakak, kakak kuat banget…….lina sayang kakak” kata Lina lirih dengan mata sayu dan nafas tersengal.

Ridho tersenyum puas, sambil mencium leher jejang nan mulusnya Lina, sembari membisikan kata mesara ke telinga lina.

Kemudian Lina pun mengucapkan keinginannya yang belum pernah ia sampaikan kepada Ridho selama ini.

“kak…., kakak mau nganal patat aku ngak?” kata Lina lirih.

Ridho terkejut, karena baru kali ini Lina meminta rudal kingnya masuk lewat jalur belakang.

“emang kamu pernah dianal ......” sahut ridho

“ya pernah sih kak, baru beberapa kali aja kok”

“awalnya sih cuman penasaran, tapi kok ngagenin gitu rasanya, meski tak seenak lubang depan. Tapi kalau sekedar buat variasi,….. ya ngak papalah, asal jangan lama-lama aja” kata Lina lagi sambil terkekeh.



Diluar expektasinya, Ridho tak menyangka si anak yang kelihatannya polos ini ternyata brutal juga ya. jangan-jangan si Tasya juga begitu gumannya dalam hati,



“sama siapa lin, tunangan kamu ….” Seru ridho kemudian.

“bukan sih kak….,ya sama beberapa relasi bisnis online aku dan beberapa temen nongkrong aku” jawab lina.

“kenapa kak, kakak cemburu?” sahut lina kemudian.

Ridho mengelengkan kepalanya.



“ya maklum aja kak…, hari gini mau, bangun relasi apalagi dalam perbisnisan tanpa iming-iming gula-gula manis ya ambyarlah kak” sahut lina lagi.

“ya sebelas duabelaslah kayak hubungan kita”.



Ridho pun bengong sejenak, untung saja sang rudal kingny tak ikut ngambek. Karena kini kekerasanya agak sedikit berkurang

“Ya udalah kak, ngak usah dipikirin. Tetep aman kok nganal aku” kata lina memecah kebengongan ridho

“kalau kakak ngak mau ya ngak papa … sih” seru lina lagi

“iya-iya, kakak mau …” sahut ridho kemudian.

“ya udah, tapi jangan lama-lama ya kak…., cukup 3 – 4 menitan aja” kata lina, sambil memberikan pelumas kelamin merk vigel kepada ridho.

“trus jangan dikeluarin juga didalam ya kak” seru lina kemudian

“awas kalau sampai kakak keluarin di dalam” timpal lina, sambil meraih boyol plastik berisi semacam cairan bening warna biru.

“iya…., kamu tenang aja” jawab Ridho, sambil membuka tutup cub botol platik berisi cairan bening dan kenyal.



Usai mengoleskan pelumas tersebut keseluruh batang rudal kingya, dirasa cukup dan sang rudal juga sudah kembali mengeras. Ridho segera memasukan batang rudal Kinganya kedalam lubang anus diantara dua pantat lina. Diluar expectasinya ternyata batang rudal king ridho yang besar dan panjang tersebut tersebut dapat masuk secara keseluruhan dengan mudah tanpa kesulitan yang berarti. Berbeda saat dirinya menganal Jenny maupun perempuan lain yang membutuhkan sedikit skil agar tidak terlalu terasa menyakitkan. meskipun kenikmatan yang dirasakan tak sedasyat saat di lubang depan dan terkadang malah tanpa terasa apa-apa. Namun nyatanya Lina menyukai sensasi hentakannya.

Setelah semua batang rudal king masuk secara keseluruh kedalam lubang anus Lina, Ridho secara perlahan menarik rudal kingnya hingga separoh batang, kemudian memasukan lagi batang rudal king kemabli, begitu seterus hingga gerakan menjadi lebih cepat.



“ah kak……kak….ah…kak” rintih Lina saat batang rudal king Ridho mulai bergerak cepat.

“terus kak ……. Cepetan dikit kak, dah mulai enak ini kak” jerit Lina.



Melihat antuisme dan semangat lina dalam anal, membuat ridho bersemangat untuk lebih mempercepat rudal kingnya, ditambah dengan rapatnya lubang anus lina membuat Ridho kalap. Lina yang menyadari kekalapan Rido, segera memperingatkanya dengan melepas sang rudal king dari anusnya disaat sang rudal king tengah berada dalam puncak ternikmatnya.



“kak udah kak, …… udah kak” seru lina sambil menarik bokong kedepan hingga sang rudal king ridho terlepas



Dengan nafas terengah-engah, ridho berusaha untuk mengendalikan dirinya dan menormalkan si rudal king agar tak buru-buru muncrat.



“maafin kakak Lin…., lubang pantatmu memang cukup nikmat” kata ridho sambil mengecup leher lina.



“yach udah ngak papa. kalau gitu, kakak masukin aja lagi ke memeknya lina” jawab lina, sambil mengubah posisinya yang semula berlutut sambil menungging menjadi terlentang dengan posisi kedua kaki dan pahanya mengkangkang lebar.

Setelah membersihkan batang rudal king dengan cairan pembersih, ridho segera memasukan kembali sang rudal kingnya kedalam lubang vagina lina, dan memompanya dengan gemas, perlahan namun pasati dan pada akhirnya menjadi cepat. Lina yang kini kembali merasakan dasyatnya kenikmatana orgasme kembali merintaih dan menjerit keenakan.



“ah…ah….ohh…ohh….uchhh…..kak terus kak” jerit Lina.



Lina, yang hafal batas kemampuan ridho pun mempersilahkan ridho untuk mengeluarkan seluruh cairan puith kental, sebanyak-banyaknya kedalam rahimnya.

“kak …. , kakak kalau mau keluar langsung keluarin aja di dalam ….” kata Lina sambil merintih.

“tapi..tapi.., yang banyak ya kak……” seru lina kermudian sambil mengoyangkan pantatnya.



Dan 5 menit kemudian, ridho sudah tak mampu lagi menahan. 3 x 5 menit sudah ia menahan lajunya sang sperma untuk keluar. kali ini dengan kecepatan penuh dan tubuh bergetar Rido menghujamkan batang rudalking nya dalam-dalam kedalam lubang selangkangan Lina dan muncratlah benih-benih cinta ridho yang tak hanya banyak, putih dan kental namun juga menyembur bagaikan jet shower memenuhi isi disetiap relung rahim Lina, sebanyak 7 kali semburan.

Lina pun tersenyum lebar merasakan kepuasan tiada tara dari sang rudal king ridho, sambil mengusap-usap rambut kepala ridho dan beberapa kali mengecup kening Ridho sebagai ucapan terima kasih. Sementara Ridho terkapar lunglai sambil kembali mengumpulkan kekuatannya untuk ronde-ronde berikutnya. Sama hal nya dengan Jenny maupun Tasya, Lina juga tidak akan puas hanya dalam satu kali semburan meskipun sekali semburan ridho bisa menyembur sebanyak 7 kali.
 
Terakhir diubah:
tidak tahu kapan akan update, sesuai mood aja kali ya.
karena menuangkan ide dalam sebuah tulisan tidaklah semudah dan secepat jari jemari memainkan tut keyboard
meski dunia maya terasa begitu menyenangkan karena kita bebas mengekspresikan apapun, namun pahitnya dunia nyata harus tetap di lanjutkan
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd