Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA SECRETUM TENEBRIS (UPDATE PAGE 103)

Status
Please reply by conversation.
selamat pagi semangat pagi RS TriKarya Husada

yang terhormat seluruh jajaran petinngi forum
yang saya kasihi seluruh warga forum

pagi ini di tengah terik mentari dan segelas kopi ijinkan saya memberikan update pada cerita ini. dimana memang saya akan update setiap hari sabtu, yang sekiranya diperkenan kan .....
dan inilah CHAPTER III LUPUS FERAM












SECRETUM TENEBRIS
CHAPTER III
LUPUS FERAM
“******!!!! Otak kalian 5 orang ga bisa mikir semua apa? Masalah sepele macam ini harus sampe mejaku?!!! Alur nya tinggal diperbaiki SAJA!!!!” aku meledak dalam ruang rapat. Alur pengadaan obat tersendat karena tidak adanya koordinasi antara bagian keuangan dan logistic. Aku mencorat coret kaca ruanganku mencoba menjelaskan laur mana yang harus dibenahi.
“aku membayar mahal otak kalian untuk digunakan berpikir! Bukan buat pajangan! Kalo cm lapor masalah seperti ini dan tanpa solusi, apa bedanya aku sewa anak SD sekalian!” aku masih menggerutu melihat wajah anak buahku yang masih tertunduk dalam. “LIHAT ALUR YANG SAYA BIKIN! Bukan malah nunduk kalian!” teriakku penuh amarah.

Aku memang terkenal buas dan ganas saat memimpin divisi ini. 8 kepala divisi ada dibawah kendaliku, seluruh pengadaan untuk rumah sakit, perawatan gedung, keuangan, HRD, hamper semua unit penunjang harus aku kendalikan.

“tapi pak maaf, direktur utama Dr Tantri, tidak berkenan pak, minta alurnya di by pass saja dan hindari pencatatan yang rumit, serta bisa ambil untung dari pajak yang dimainkan” jelas anak buahku kepala logistic.
“Nenek TUA GILA!!! Jaman gini masih mau bermain pajak. Jika terbongkar bukan dia yang kena, tapi AKU!” ujarku bengis “aku tidak peduli, tunda semua pembelian hingga saya bicara dengan dewan komisaris, bukan saya tidak taat otoritas, tapi ini salah” aku segera mengambil HP ku dan mengontak seluruh dewan komirsaris untuk meminta audiensi.
“keluar kalian semua dari ruanganku, rapat selesai” nada bicaraku sudah mulai melemah. Aku merasa lelah harus bertempur hampir setiap saat dengan Direktur Utama dan Direktur Pelayanan, cara kerja “main-main” sperti ini aku tidak pernah suka.
Memimpin sebuah rumah sakit haruslah memiliki integritas. Kami bekerja untuk menolong orang yang memerlukan, jika masih mengambil untung gila-gilaan dari garitifikasi obat dan pengadaan alat kesehatan, aku tidak pernah mau. UANG PANAS! Pasien yang sakit sudah cukup menderita dengan penyakitnya, tidak perlu dibebani lagi dengan biaya yang mahal, hanya karena segelintir orang mencari kekayaan dengan cara yang salah.

Menjadi dokter sudah sebuah amanah dari yang Maha Kuasa, menolong dengan kejujuran, aku ingin menciptakan sebuah system yang mampu menolong banyak orang. Walau dibalik meja, dan tidak lagi memegang pisau operasi, aku bertekad untuk tetap bisa menyelamatkan banyak nyawa lewat system yang aku susun.
Aku menghempaskan diri ke kursi kantorku. Sejak kejadian 3 hari yang lalu aku belum mengajak Nilam ngopi lagi. Well, selain membuat penasaran dirinya, aku juga memang sedang banyak hal yang perlu perhatian. Aku dengan sinting menciumi jariku sendiri seakan masih ada bekas cairan nafsu Nilam di sana.

Aku yakin saat ini Nilam pasti tengah bertanya dan bimbang kenapa aku tidak mengajaknya keluar…ya untuk menjerat lebih dalam lagi aku perlu membuatnya penasaran, anxious¸ penuh Tanya, sehingga logika berpikirnya akan ceroboh dan cenderung membuka diri lebih banyak. Aku berencana bermain lagi dengan Nilam sore ini….tapi aku ingin mengujinya terlebih dahulu…aku curiga dia tidak mendapat kepuasan di ranjang oleh suami nya…melihat dengan mudahnya dia squirt.

“tolong panggil suster nilam ke kantor saya” aku memerintah sekretarisku.
“baik dok” tanap banyak tanya dia segera mengangkat telepon untuk menghubungi ruangan dimana suter Nilam berdinas.


To..tok..tok… tidak berapa lama pintu kantorku diketuk. “Masuk” kataku dari dalam.
“selamat pagi dok, dokter memanggil saya” Nampak Nilam ragu untuk melangkah masuk.
“iya suster bisa saya minta waktu sebentar?, duduklah” nada ku datar tapi tegas walau meminta namun memberikan tekanan padanya untuk menuruti perintahku.

Nilam masuk menutup pintu..(baguslah dia menutup pintu tanpa kuperintah) dan duduk di kursi seberangku. Dia diam tertunduk. Wajahnya memerah tiba tiba, dan nampak malu.
“kamu marah?” tanyaku kepada nilam.
“marah kenapa dok?” nilam makin menundukan kepalanya..
“tentang beberapa hari yang lalu,?”
“yang mana dok?”
nilam mencoba menghindar dari pertanyaanku
“yang malam hari, dimana tubuhmu mengejang orgasme dan squirt, hingga kamu lemas menikmati surge endorphine mu?” detailku dengan nada tenang tapi menekan.

“mmh…udah dok iya iya..aku ga marah” jawab nilam lirih.
“gimana? Aku tidak mendengarmu nilam. Kamu marah?” tegasku
“ tidak dok…aku tidak marah..tapi ..sudah jangan dibahas aku malu” muka nilam memerah
Hmmm nampaknya tahap selanjutnya akan lebih mudah. Tidak ada marah dan penolakan disana, ragu?iya..penasaran? iya… sekali wanita mendapatkan kenikmatan yang dia cari maka dia tidak akan pernah lupa…itulah wanita, tidak menggunakan logika tetapi rasa, aman…..nyaman…..nikmat…kemudia gali sisi tergelap mereka …..NAFSU…yang eksistensi manusia paling primitive paling dasar, primal instinct, kebutuhan untuk berkembang biak. Yang dibungkus dengan teori cinta, teori pengorbanan, teori hatiku milikmu…..hahahhahaha teori bullshit yang hanya berujung pada membuang syahwat.

Aku berdiri..berjalan ke araha Nilam…aku memegang pundak Nilam. “sesuai janjimu kepadaku, bahwa tidak akan bercerita apapun tentang aku….a..pa…pun…” aku meremas lembut pundak Nilam seraya mendekatkan kepalaku ke arah telinga nya, dan setengah berbisik “apakah kamu tulus Nilam saat mengatakan janji itu? Aku tidak memaksamu dan mengintimidasimu….aku ingin itu semua karena kamu memang mau menjaga rahasia ini”

Nilam mengangguk. “aku butuh konfirmasi verbal mu nilam” kataku
“aku akan jaga rahasia ini baik2 dok..bukan karena aku terintimidasi…tapi well aku sudahjanji dan ini juga melibatkan aku, bodoh sekali klo aku bercerita ke orang lain”

“ok klo gt, satu pertanyaan…bodoh mungkin…kenapa kamu tidak marah?”
tatap ku tajam ke arah Nilam. “takut kepadaku?, takut aku pecat? Jangan berpikir sperti itu. Aku bukan direktur bodoh yang memecat asset penting. So aku tanya kenapa? Apapun jawaban mu tak akan mempengaruhi karirmu” aku menekankan kepada Nilam

“hmmm…aku sulit menjawab pertanyaan ini..aku sendiri juga ga tau kenapa ga marah ke kamu.” Jawab Nilam mulai relax. Matanya menerawang ke luar jendela “aku sendiri ga ngerti kenapa ga marah sama kamu, bahkan aku masih mau menemuimu……..aku tau ini semua salah…seharusnya aku menamparmu…tapi….entahlah…..” Nilam menutup wajahnya.

Aku menarikk tangannya lembut. “aku bersyukur kamu ga marah, aku sebenarnya ingin meminta maaf, aku sudah kelewatan…tapi kamu juga tau hubungan ku dengan istriku sperti apa…aku tidak bermaksud menjadikanmu pelampiasan..tapi malam itu aku benar tak bisa mengontrol diriku…maafkan aku” ujarku lembut seraya memegang tangannya.
“sudah kubilang aku ga marah ke kamu, kamu ga perlu minta maaf…….” Nilam lirih menjawab ku.
Sepersekian detik aku mengambil langkah mencium nya. Bibir kami bertemu….terdiam untuk beberapa detik…aku menenangkan diri aku tak mau Nilam tidak nyaman dan memilih mengakhiri ciuman ini. Benar dugaanku beberapa saat kemudian bibir nilam sedikit terbuka.
Aku menjilat lembut bibirnya, menekan mundur badannya untuk bersandar di kursi. Aku mencium nya dengan penuh hasrat, membuatnya merasa berharga, bukan dengan nafsu ku mainkan lidahku dalam mulutnya. Bukan mendominasi, tetapi mengait lidahnya untuk menari bersama lidahku. Kami bertukar liur…tanpa disadari tangan nilam merangkul leherku dan mengacak rambutku.
Nilam merespon diluar dugaanku, lidahnya dengan liar mencumbu lidahku. Menarik dan menjilati lidahku tanpa ada rasa jijik. Mengambil setiap tetes liurku dan menelannya seakan dia kehausan. Tanganku bergerak ke arah lehernya, telapak tanganku telah berada tepat neingkari leher jenjang mulusnya…..dan aku mencekik Nilam….tidak terlalu keras tidak terlalu lemah…tekanan yang cukup untuk mengurangi jalan masuk udara, dan menekan arteri Carotis yang menuju ke otak…cukup untuk membuat Nilam merasakan subconscious.
Kenikmatan yang berlipat saat endorphine di keluarkan sebagai counter rasa nyeri pada leher, dan juga melepaskan dopamine untuk hormone kebahagiaan….berlipat pada titik pre orgasme…ini yang akan membuat wanita…tunduk pada sebuah nafsu primitive…nafsu sex…

Aku suka mendominasi wanita secara perlahan menggali ke sisi tergelap mereka. Sex sperti apa yang mereka mau dan aku akan mewujudkannya, sehingga mereka tak akan lupa rasa orgasme yang mereka dapatkan.

Wajah Nilam memerah, mencoba mencari udara untuk bernafas, di saat ah yang tepat aku melepaskan cekikan ku…”hghhhggghh….haahhh” Nilam menghirup panjang udara, belum sempat dia bernafas dengan benar aku kembali melumat bibirnya. Meneguk setiap tetes liurnya langsung dari mulutnya. Nilam agak tersengal dan kaget saat aku melumat bibirnya..saat Nilam hendak merespon, aku seketika menjauh.

“terima kasih nilam kamu ga marah ke aku…so..from now on I will kiss u like that…is it okay?” tanyaku.
Nilam cm terdiam dan membisu, wajahnya menunjukan kebingungan…
“so aku anggap setuju karena kamu diam. Jam 4 sore nanti aku tunggu kamu di kantorku. Sekarang kita perlu focus pada pekerjan kita” kataku sembari melepaskan Nilam. Aku harus bermain tarik ulur jika aku mau Nilam menyerah sepenuhnya…meski penisku sudah tegak daritadi, dan aku juga sadar beberapa kali Nilam mencuri lihat ke arah penisku.
“kutunggu kamu jam 4 sore setelah kamu beres bekerja” kembali aku menegaskan
Nilam mengangguk “baik dok, aku kembali dulu ke ruangan ada yang harus kubereskan” Nilam beranjak berdiri berjalan menuju pintu. “permisi pak” sambil tersenyum dengan manisnya…
Entah apa yang ada di pikiran ibu muda itu…hingga menyerah kalah segitu cepatnya…sore ini akan kukorek semua informasi dari dia, bahkan tidak Cuma informasi tapi cairan vagina nya….dan menikmati setiap jengkal tubuh mulusnya

Aku kembali ke mejaku dan menenggelamkan diriku dalam pekerjaan ku. Laporan yang menumpuk yang harus kubaca dank u rekapitulasi. Akhir bulan seperti ini menguras energyku, dewan komisaris pasti sudah rebut meminta laporan perkembangan RS. Hampir semua dibebankan padaku.
Saat pasien turun, divisiku marketing jadi sasaran tembak…tanpa bercermin buruknya kualitas kinerja IGD yang ada dibawah kendali Direktorat Medis. Saat ada alat medis rusak, divisi Sarana ku akan mendapat makian pertama, tanpa peduli user alat entah dokter atau perawat yang telah merusakkannya. Hal ini yang membuatku lelah, dan semakin aku stress semakin nafsu sex ku menggila mencari pelampiasan membuang sperma ku….

Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12 siang. Oke waktunya makan siang. Aku meregangkan otot ku dan beranjak keluar dari kantorku menuju area foodourt.

Aku memesan segelas capucinno, yang aku yakin tidak akan seenak di waktunyangopi05.00 (warungnya beneran ada dan kopinya enak). Aku sedang tidak nafsu makan hanya ingin meluangkan pikiran sja. Ditengah lamunanku….seorang wanita melintas …. Dokter Cynthia Luna…wanita anggun yang selalu membuatku terpana.
Aku pertama melihat dokter Luna pada saat aku memantau rekrutmen HRD. Aku melihat nya memberikan undangan pernikahan kepada kepala HRD kala itu. Entah kenapa timbul rasa kecewa di hatiku saat aku tau dia akan menikah. Bukan karena cantiknya, bukan karena lekuk tubuhnya, hanya karena sorot matanya ,,, itu entah kenapa aku bisa merasakan teduh di hatiku.
Satu tahun ini aku selalu mengawasi dokter Luna, menjaganya dari balik bayang bayang gelapku. Aku mencoba selalu memudahkan jalannya. Entah kenapa aku sangat mengagumi sosok Luna, dia wanita yang kuat..
“siang dokter Alvaro” sapa Luna.
“aeh..siang ..dok” aku kaget dan terbuyar lamunanku…..dan dia beranjak pergi. Aku hanya bs memeluk bayangnya saat dia berlalu melaluiku.
Aku memilih kembali ke kantor ku dan menenggelamkan diriku pada pekerjaan ku.


Pukul 4 sore. Jam pulang bagi perawat dan semua Back Office. Tak lama lagi area perkantoran lantai 7 akan sepi. Tak ada satu orang pun. Hanya aku dan …….Nilam…..
“selamat sore dok” Nilam masuk ke dalam kantorku tanpa mengetuk.
“hmmm ga ngetuk?” sahutku
“sudah sepi kantormu dok..haruskah aku kelaur lagi dan ngetuk pintu? Lagi pula ini lepas jam kerja, kamu sendiri yang bilang klo kita bukan atasan dan pegawai saat lewat jam kerja” Nilam memberondongku dengan buas.
“hahahahahhahahahahahahah” aku tertawa “oke oke ga perlu marah gitu” aku beranjak menuju kulkas dan mengambil minuman dingin “ ini minum, kamu pasti lelah habis operan dinas”

“thanks, romantic banget siii….aku di rumah aja ga penah diambilin minum” sahut nilam dan meneguk minumannya

“after I gave u orgasm…and you are not mad at me…well I should treat you well” kataku santai
“uhuk….uhuk…” nilam tersedak mukanya memerah dia, dia terkejut aku mengungkit hal itu.
“sudah tenang ini lap pake tissue” seraya kuberikan tisuue “kamu ga marah kan? Andai ku ulang apakah kamu marah? “ tanyaku
Nilam terdiam…menunduk memainkan botol minuman dingin nya…..”hmm aku mungkin tidak akan marah, tapi lebih baik jangan”
“mungkin tidak akan marah?? Hmmm statement yang menarik…kamu juga menikmatinya berati?”

tanyaku
“tidak perlu dibahas dok……” muka nilam memerah.
Aku mengangkat gagang telepon “Pak Tris, lock down lantai 7, matikan akses lift dan semua cctv lantai 7, aku mau istirahat dan tidak mau diganggu” aku menelepon Trisakti Bramantya, kepala sekuriti RS ini. Dan segera dilaksanakan perintahku.

“ngapain sih di lock down?” tanya Nilam heran
“kamu mau klo ada yg tiba2 datang atau lewat saat kita pulang nanti?” ujarku “ dan bergosip panjang kali lebar Karen kamu keluar dari kantorku di luar jam dinas?”

Aku menghampiri Nilam di sofa. Aku dengan tiba tiba menima tubuh Nilam dengan badanku, aku dengan cepat melumat mulut Nilam. “mmmphhh,..ehh ..ngapain dok…eh udah..mpphh” sergah Nilam.
Aku tidak peduli toh aku pernah membuatmu orgasme bukan tidak mungkin aku menikmati memek mu sore ini. aku meneruskan melumat bibirnya, lidahku mulai memaksa masuk ke dalam mulutnya…mencari lidahnya dan memainkannya…menjilat permukaan lidahnya dan dinding langit2 mulutnya. Nilam mulai hanyut dalam permainan liur ini, tangannya yang tadi tegang kupegang mulai lemas.
“akhhh….”pekik nilam saat kuangkat kedua tanganya ke atas kepalanya. Aku mengunci tangannya di atas kepalanya dan mulai menjilat leher nilam…”jangan…jangan kamu cupang dok…jangan bekas” Nilam gelisah. Aku terus bermain di leher dan telinga Nilam…titik sensitive yang dia punya.
Tangan kananku yang tadinya memegang tangannya ….mulai turun meraba payudara Nilam dan meremas lembut mencoba mencari putting di balik baju dan bra tipisnya. Aku mulai memilin putting Nilam “ahhh dok…stop..jangan…aku ga mau….ahhh” nilam menolak..
“yakin kamu tidak mau?” aku berbisik. Tangan ku membuka retsleting celana kain Nilam dan langsung masuk ke celana dalamnya….basah, lembab, dan berdenyut. “tubuhmu tidak bs bohong walau lidahmu berbohong.” Tersenyum jahat
Nilam terdiam….dan tetap diam saat aku membuka kancing seragamnya….payudara yang indah..puting yang menonjol menggoda dibalik bra tipisnya. Tanpa buang waktu kutarik turun cup Bra Nilam…putting coklat khas , dengan areola yang kecil….wajahku turun ke payudara Nilam, aku meremas pelan payudaranya, dan membuat putingnya lebih menonjol…..aku jilat ujung putting nilam “akkkhhhhh.,…..mhhh dok tidak… ahhh” Nilam menggeliat menahan rangsangan yang kuberikan

Aku mencaplok payudara Nilam sebanyak aku bisa. Dan lidahku tak berhenti memberikan rangsangan ada putting nya, aku menjilat sembari menyedoy putting Nilam. ‘’ isshhhh…..ishhhh…ihh,,ahhh dokkkk…mmmphhff…” Nilam menggelengkan kepala nya kesana kemari sembari menggigit bibirnya..”akhhhhhhhhh……aku …akhhhhh” tubuh nilam mengejang saat kugigit lembut putingnya.

Nilam nampak lemas di sofa. Aku berdiri membuka baju dan celanaku. Aku menelanjangi diriku di depan Nilam…mukanya memerah dan dia menoleh ke jendela. Aku menghampiri Tubuh lemah Nilam. Aku melucuti celananya dan juga celana dalam satin pink nya yang telah basah oleh cairan nikmatnya.
“ehh..ehh ini aduh mau diapain…eh” NIlam nampak panic saat aku memaksanya berbaring dan kedua tanganku mengangkat pantatnya, mendekatkan memeknya ke wajaahku….
“memekmu bagus Nilam, terawatt tanpa bulu….dan harum…labia mayor dan minor yang seimbang tidak menggelambir keluar. Kamu pandai merawat tubuh rupanya” ujarku.
Nilam terdiam. Tapi aku melihat sudut mata nilam berulang kali melirik ke arah penisku yang sudah tegak. “ahhhhhhhhh…..gilaaaa.ahhhhhhhh ishhhhh” Nilam berteriak kaget saat aku dengan tiba tiba menjilat memeknya. Posisi nilam tidak memungkinkan untuk melawan. Aku mengangkat pinggul nya tinggi dan melebarkan kakinya. Sehingga dia nampak sseperti meringkuk dalam tekanan ku.
Aku menjilati memekny dengan buas…meminum setiap tetesan lendirnya…lidahku tidak berhenti membasahi semua permukaan memeknya. Aku mengigit oelan klitoris Nilam…”anjinggg….anjinggg….enakkk bangsattt…” Nilam lepas kontrrol memaki ku. “apa yang lu lakuin dok?...aihhhhhs..ishhh bangsat enakhhh” Nilam menjadi liar menggerakkan pinggulnya seirama dengan jilatan ku. Aku memasukkan lidahku ke dalam memeknya, berulang kali dan membuatnya semakin menggila. “akkkhhhhh…….enakkkkhh….” NIlam mengejang kedua kalinya saat aku menghisap klitorisnya dengan tiba2.
Aku meletakkan pinggul Nilam….dia menikmati orgasme nya…kau pikir aku selesai nilam….heheehehe salah. Aku melebarkan kedua kaki Nilam. “ehh… udah jangan …eh” dia nampak kebingungan dan ketakutan melihat wajah buasku.
Tanpa banyak bicara aku melesaakkan penisku ke dalam memek nilam. “ahhhhhh….” Nilam melolong kaget saat penisku terbenam…..dalam dalam ke memeknya…hmmm hangat dan masing menggigit.
“ memekmu enak nilam” aku mulai menggoyang pinggulku menikmati memeknya. Nilam mencoba mendorong badanku “stop dok,,, ughhhh,,,hhhhmmmmhh aahhhh” tapi tenaga nya kalah jauh dengan deru syahwat yang mendera nya.
“sudah jangan mengingkari…nikmati penisku …lepaskan buasmu…buka sisi gelapmu…akui kamu menikmati sex, nilam” tanganku memegang tangan nilam k atas kepalanya, wajahku dan mataku menatap tajam nilam dengan senyum penuh kemenangan, pinggangku tak henti menggoyang memek nilam dengan penisku.
Plak…plak…plakk bunyi selakangan kami beradu…aku makin buas menggenjot nilam. Aku ingin dia jadi buas melepas semua batasan malu nya. Mata nilam nampaak sayu memandangku menahan mengakui nikmat yang dia alami….”akhhhh anjiingggg…..ahhhhh” nilam melenting mencengkeram kedua lenganku….saat aku menusukkan penisku dalam dalam ke memeknya hingga menyentuh bibir cervix nya dan mengenai benang IUD nya.
Aku kembali menggoyang intens memek nilam. “ah..ah..ahh bangsat..ah …eghh,ahh” nilam mulai meracau. Dia tak sanggup lagi menahan nafsunya, sudah sejak awal memek nilam basah dan berdenyut meminta di nikmati. Sebentar lagi aku mencapai orgasme ku….penisku akan menegang lebih keras, dan lebih besar, terasaa berdenyuut hebat
“hmmmhg enak ga nilam penisku?” aku makin gila menggenjot nilam “ Jawab!!” bentakku
“ha ..hah..ahh,.enakhh…” jawab nilam tertutup nafas nafsunya.
“oke oke nikmatin ini” aku menggejot liar mencari orgasme ku, penisku makin terasa keras dan panas …
“ARRRGHHHHH…….ENAK GAAAA??” teriak ku sambil menyemburkan spermaku ke dalam memek nilam.
“akhhh…enaakkkhh bangedhhss..sshh akhhh” tubuh nilam nampak sperti kejang, memeknya mengalirkan banyak cairan, tangannya mencengkeram lenganku keras. Tubuhnya mengejang beberapa kali sebelum kemudian terkulai lemas. Aku berdiri mencabut penisku dari memek nilam, spermaku mengalir keluar.

Nilam….suster cantik…mama muda….putih dengan dada yang indah…tergeletak terlentang dengan payudara menyembul…kaki melebar dan memek berdenyut mengalirkn spermaku keluar…
Setengah sadar setengah pingsan….
Menikmati deru endorphine
Menikmati laju orgasme
Dan aku menikmati pemandangan mainan baruku………..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd