dunnowat85
Semprot Addict
Berikut adalah curhatan seorang wanita dengan username anonymous di sebuah forum:
Dibuat selayaknya curahan hati dari sudut pandang wanita. Namun masih banyak orang belum tahu kalau di forum ini, cerita dari sudut pandang laki-laki bisa menjadi sebuah FR berjudul “[FR+PIC] Pengalaman dengan Binor Teman Sekantor, Bonus Crot Di Dalam.” Ini pendapat saya saja dan kadang sering terpikir oleh saya ketika membaca FR semacam itu, ko bisa mereka dengan santai atau kadang ada yang bangga kalau mereka crot di dalam dengan seorang binor dan dengan santai bilang “dan sekarang binor itu hamil dan kemungkinan besar anak saya hehe”.
Saya selalu berpikir, bagaimana perasaan suami binor tersebut kalau suatu saat mereka tahu kalau anak yang selama ini mereka sayangi selayaknya anak sendiri bukan anak mereka. Atau kalau anaknya perempuan, mau tidak mau pada saat nikah nanti harus ayahnya yang asli yang jadi wali dll. Mungkin banyak yang ga suka saya share cerita atau sudut pandang saya tentang hal ini di sini. Tapi sesuai judul sub forum, ini adalah unek-unek saya saja.
Sebuah kontradiksi dari dua sudut pandang yang berbeda…
Usia saya sekarang 30 tahun. Ibu dari 1 orang anak laki2 berumur 1 tahun. Suami saya berumur 38 tahun sekarang. Menikah dari tahun 2014. Pacarannya hampir 5 tahun.
Suami saya orangnya dingin sekali. Cuek. Saya kira dulu saya akan terbiasa, tapi ternyata engga. Ga ada kata cinta, ga ada sentuhan saya, malah semenjak menikah kita berhubungan itu jarang sekali. Padahal saya terhitung yang lagi on fire nya sama hal yg begitu. Banyak yg mau di eksplor, pengen tau banyak hal, pengen mencoba banyak hal. Jangan dibilang saya ga ada komunikasi sama suami saya, saya udah utarakan dari yg awalnya menyindir sampai terang2an bilang kalo keluarga kecil kita ini kurang kehangatan. Hampir 4 tahun kita blm dikaruniai anak. Ya gimana mau punya anak, hs aja jarang. Sejauh itu saya ga pernah yg namanya selingkuh ataupun main dgn laki2 lain. Hidup saya lurus tapi penuh cobaan aja.
Sampe suatu ketika saya pindah kerja, disuruh keluarga karna mungkin kecapekan dijalan makanya ga punya2 anak. Disini saya kenal laki2 seumuran saya, dia blm menikah, kita deket layaknya sahabat sampai suatu ketika terjadilah hal2 tersebut. Jujur, saya merasa dicintai pada saat itu. He did everything I wanted someone to treat me. He looked so sincere. Tapi mungkin saya cuma kena modus aja. Disaat saya ingin disayang, datanglah dia. Dia kaya nyanyangin saya like none ever done that to me. I love the way he treated me at that moment. Dimanja, diajak jalan2 to places I've never been. Sampai saatnya saya hamil, kemungkinan besar itu memang anaknya. Tapi mungkin he used me as his toy only to realease his desire that hadn't been fulfilled yet. Dia kasar secara verbal. Makin kesini aslinya makin keliatan sampai akhirnya saya cuti melahirkan. Saat saya cuti, dia sibuk cari pacar untuk diajak nikah. He wanted to live normally as a normal one, he said. He said he would never change.
Semenjak dia punya pacar, kita masih sering main. Saya tau saya bodoh. Saya terlanjur sayang sama dia. Terlanjur cinta. Walaupun sudah dimaki, diancam mau dibunuh, tetep aja, I accepted him whenever he came back to use my body. Saya selalu berpikir kalo dia tulus sama saya. Bodoh.
Dia ga pernah peduli sama anaknya. Ga pernah nanyain suatu apapun. Ga pernah mau tau. Dia bahagia dgn hidupnya. Sekarang saya terbuang, terlepeh kaya udah ga ada harganya lagi. He has blocked me from every social media he has, except whatsapp karena kita sekantor mungkin. Suami saya ga tau apa-apa. Dia sayang anak saya yg dia pikir itu anaknya.
Cinta saya sudah hilang. Saya cuma ingin punya cinta lagi untuk suami saya. Mungkin akan banyak yg judge saya. Saya tau saya jahat. Saya tau mungkin saya mendapat karma saya secara instan. Saya tau mungkin saya menanam bom waktu perihal anak saya.
Saya belajar banyak. Saya belajar kalo saya punya hati yg kuat. Hati yang tulus. Hidup saya berat sekali kalo diceritain sampai pada akhirnya saya berserah sama orang itu. Saya belajar untuk mensyukuri apa yg ada walaupun terlambat. Belajar untuk menjadi pribadi dan orangtua yang lebih baik lagi. Pundak saya berat, koper rahasia saya banyak dan penuh.
Ingin bunuh diri, tapi gak mau dapet golden tiket ke neraka. Saya sudah ikhlas cuma terkadang saya masih suka sedih dan sakit kalo ngeliat orang itu tiap hari kerja saya.
Saya cuma ingin dicintai seperti yang lain. Ingin punya suami yg sayang saya. Ingin dihargai. Ingin dianggap ada. Seperih ini ternyata.
Dibuat selayaknya curahan hati dari sudut pandang wanita. Namun masih banyak orang belum tahu kalau di forum ini, cerita dari sudut pandang laki-laki bisa menjadi sebuah FR berjudul “[FR+PIC] Pengalaman dengan Binor Teman Sekantor, Bonus Crot Di Dalam.” Ini pendapat saya saja dan kadang sering terpikir oleh saya ketika membaca FR semacam itu, ko bisa mereka dengan santai atau kadang ada yang bangga kalau mereka crot di dalam dengan seorang binor dan dengan santai bilang “dan sekarang binor itu hamil dan kemungkinan besar anak saya hehe”.
Saya selalu berpikir, bagaimana perasaan suami binor tersebut kalau suatu saat mereka tahu kalau anak yang selama ini mereka sayangi selayaknya anak sendiri bukan anak mereka. Atau kalau anaknya perempuan, mau tidak mau pada saat nikah nanti harus ayahnya yang asli yang jadi wali dll. Mungkin banyak yang ga suka saya share cerita atau sudut pandang saya tentang hal ini di sini. Tapi sesuai judul sub forum, ini adalah unek-unek saya saja.
Sebuah kontradiksi dari dua sudut pandang yang berbeda…