Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [Season 1 & 2] - Slavery Game

Tim siapakah anda?

  • Lia

    Votes: 68 21,1%
  • Indah

    Votes: 40 12,4%
  • Vera

    Votes: 20 6,2%
  • Yolanda

    Votes: 60 18,6%
  • Azizah

    Votes: 125 38,8%
  • Natsu

    Votes: 9 2,8%

  • Total voters
    322
Sebenarnya si pengen lihat Azizah menjadi salah satu budak Reza terlebih sudah melihat gambarnya tapi itu terserah suhu si mau di bawa ke mana
 
SG 77 – Crazy Farming Time


Aku menuruni tangga setelah sekitar hampir sejam berada di kamar tempat kami menjebak Rudy Zhao tadi. Aku tadi memang meminta kepada Letnan Geri dan kedua wanitaku untuk meninggalkanku dulu di kamar itu sendirian, karena aku mau merancang serangkaian perintah ke dalam pikiran Rudy Zhao.

Ada beberapa perintah utama yang aku tanamkan dalam pikirannya itu, dan banyak detail-detail kecil yang kuperintahkan padanya. Yang menjadi fokusku adalah bagaimana ‘boneka’ Rudy Zhao ini bisa bertindak secara otomatis dalam kesehariannya nanti dan membantuku dalam rencana akhirku di HK.

Untuk kejadian hari ini, aku memprogram di dalam pikirannya bahwa ia telah memperkosa lalu membunuh Yollie. Kejadian yang sebenarnya terjadi, kuhilangkan dari memorinya.

Kemudian aku juga menanamkan sebuah perasaan curiga yang besar di dalam pikirannya, bahwa The High Table sudah bekerja sama dengan beberapa keluarga besar mafia di HK, untuk menyingkirkan keluarga Zhao.

Untuk memperkuat sugestiku itu, aku nanti akan meminta kepada Kolonel Bagus menghubungi kenalan CIA nya lalu bekerja sama dengan mereka untuk membuat rumor serta bukti-bukti palsu tentang hubungan antara beberapa keluarga itu dan The High Table.

Aku yakin dengan adanya rumor-rumor itu, The Qilin Brotherhood akan bereaksi keras dan mencoba mencari tau tentang kebenarannya. Lalu setelah mereka tau bahwa itu semua tidak benar, mereka akan mencoba untuk menjelaskan kepada setiap keluarga mafia besar HK yang ada di bawah kepemimpinan mereka, termasuk keluarga Zhao.

Namun justru itu yang aku harapkan, karena aku akan membuat Rudy Zhao tidak puas dengan tindakan The Qilin Brotherhood itu. Dan aku juga sudah menanamkan suatu ambisi besar kepada Rudy Zhao, agar keluarga Zhao bisa menjadi penguasa tunggal HK tanpa dibayang-bayangi oleh adanya organisasi seperti TQB yang memimpin mereka.

Lalu aku membuat Rudy Zhao untuk melakukan persiapannya dalam ambisinya mereformasi HK. Untuk itu, aku harus memberikan sedikit otonomi kepada alter-ego nya itu dan membiarkannya melakukan hal-hal yang menurut sifat dan kepribadian aslinya, bisa mensukseskan ambisi besarnya itu.

Aku melakukan sesi mind programming-ku untuk Rudy Zhao selama mungkin sampai kurasakan efek dari pil str-booster yang kuminum tadi telah habis dan aku secara otomatis terputus dari hubungan batin antara Vera dan Rudy. Lalu aku keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah.

Kulihat di ruang tengah sudah ada banyak orang, termasuk Kolonel Bagus. Aku tau mereka sedang menungguku. Ketika melihatku turun dari tangga, mereka menyapaku. Aku tersenyum dan ikut dengan mereka, duduk di sofa di sebelah Vera dan Yollie. Lalu aku menoleh ke arah Kolonel Bagus dan berkata,

“Rencana kita hari ini berhasil, Pak. Rudy Zhao sudah berhasil kita kontrol. Saya tadi sudah men-set banyak perintah di dalam pikirannya dan mempersiapkannya untuk rencana akhir saya nanti di HK. Belum terlalu detail memang, tapi saya rasa itu sudah cukup untuk sementara. Nanti Vera akan rutin memantau kondisi Rudy Zhao untuk memastikan agar ia tetap berada dalam kendali kita. Saya butuh bantuan Anda juga, Pak”, ujarku menjelaskan kepadanya.

“Good. Kamu sudah bekerja keras, mas Reza. Terima kasih. Oh apa itu? Bilang saja, saya akan berusaha membantumu sebisa mungkin”, jawab Kolonel Bagus.

Lalu aku menceritakan tentang rencanaku mengadu domba antara keluarga Zhao dan keluarga mafia lain di HK dengan menyebarkan rumor tentang THT seperti yang kurencanakan itu. Setelah mendengar rencanaku, Kolonel Bagus berpikir sebentar lalu bertanya kepadaku,

“Apa mas yakin rumor itu bisa berhasil? Aku ragu The Qilin Brotherhood akan diam saja melihat perpecahan anak buah mereka”

“Justru itu yang saya harapkan, Pak. Rumor itu hanyalah sebuah pemicu kecil untuk rencana saya selanjutnya”, jawabku serata tersenyum menyeringai.

Kolonel Bagus terlihat kaget mendengar perkataanku dan berkata,

“Ahh.. Walaupun aku tidak tau apa rencana mas selanjutnya, tapi aku tau aku nanti pasti akan menyukai hasil akhirnya. Hahaha.. baiklah saya akan berusaha membantumu dengan meminta bantuan kenalanku di CIA”

“Kalau untuk cuma menyebarkan rumor seperti itu, kenapa kita tidak meminta bantuan interpol juga. Dengan bantuan mereka, rumor yang disebar nanti akan lebih cepat menyebar dan lebih efektif”, kata Yollie tiba-tiba.

Aku langsung menjawabnya dengan tegas,

“Tidak Yollie.. Aku mau kamu mulai sekarang tidak menghubungi teman interpolmu itu lagi”

“Eh kenapa?”, tanya Yollie heran.

Aku tidak menjawabnya dan menoleh ke arah Kolonel Bagus. Ia mengerti apa yang aku mau lalu mulai bercerita kepada Yollie,

“Waktu nona Yolanda dan anaknya disekap di area pergudangan kemarin malam, bukan hanya pasukanku saja yang mengamati dari luar area itu. Orang-orang dari interpol juga ada disitu. Tapi mereka bukan mau menyelamatkanmu. Sepertinya mereka pikir, Rudy Zhao akan muncul malam itu. Mereka berniat menjebaknya dengan menggunakanmu. Malah kalau kalian sampai terbunuh, mereka akan lebih senang”, kata Kolonel Bagus.

“Apa?? Laki-laki bajingan itu..”, Yollie sangat terkejut dan langsung menggeram marah. Aku tau kepada siapa kemarahannya itu ditujukan.

Lalu aku menambahkan,

“Lagipula, ketika aku membaca pikiran Rudy Zhao, aku menemukan bahwa interpol sudah banyak disusupi oleh orang-orangnya TQB”

“Hahaha mereka dari dulu memang sudah tidak bisa diandalkan”, ujar Kolonel Bagus mencibir lalu melanjutkan,

“Ketika kalian berhasil diselamatkan, mereka sebenanya mau mengikuti kalian. Tapi aku sudah mengirimkan orang-orangku untuk mencegat mereka. Salah satu pasukanku juga sudah memberikan pesan ‘baik’-ku pada interpol.”

Aku tersenyum senang setelah mendengarkan perkataan Kolonel Bagus itu. Kemudian aku bertanya kepadanya,

“Kolonel, apa orang-orangmu masih ada di rumahku? Aku sepertinya butuh istirahat karena kurang tidur. Yollie juga. Kalau bapak mau, bapak bisa menempatkan pasukan bapak untuk beristirahat di rumah ini”, ujarku santai dan tidak mempedulikan kenyataan bahwa rumah ini adalah rumah Bramono dan bukan rumahku.

“Oh iya mas, saya mengerti. Tadi saya sudah meminta pasukanku untuk sekalian membereskan peralatan. Sepertinya sih sudah beres sekarang”, jawabnya.

“Baiklah kalau begitu saya istirahat dulu, Pak. Brum-brum, jadilah tuan rumah yang baik dan jamu pasukannya Kolonel Bagus sebaik-baiknya”, kataku cuek.

“B-baik master”, jawabnya mungkin sedikit tersinggung tapi aku tidak peduli. Lalu aku mengajak Vera dan Yollie ke rumahku.

Sesampainya di rumahku, kami melihat rumahku sudah dalam keadaan bersih. Peralatan-peralatan seperti monitor dll, sudah dibereskan oleh anak buahnya Kolonel Bagus. Aku menutup pintu depan lalu berjalan ke ruang tengah diikuti oleh kedua wanitaku.

Ketika sudah sampai di ruang tengah, Vera langsung memelukku erat dan memujiku,

“Mas tadi keren banget.. “, ujarnya.

Aku tersenyum dan menjawabnya,

“Kamu justru yang keren. Kalau bukan karenamu, kita gak akan bisa mengontrol Rudy Zhao. Makasih, Ver”, kataku lembut kepada Vera.

“Hehe.. Trus sekarang kita ngapain?”, tanya Vera manja dan menggodaku. Namun sebelum aku menjawabnya, Yollie berkata di belakangku dengan nada dingin, tapi kata-katanya itu langsung membuat birahiku naik.

“Sekarang Reza harus menepati janjinya kepadaku. Dia tadi sudah berjanji untuk bercinta denganku. Jadi kamu harus ngalah dulu Ver.. Aku gak mau threesome dulu kali ini”, jawabnya cuek tidak mempedulikan perkataannya yang terdengar binal.

“Eh?”, aku langsung terkejut dengan perkataan Yollie itu dan kulihat wajah Vera merona merah.

Aku melepaskan pelukanku pada Vera dan berbalik menghadapnya lalu berkata,

“Maaf Yollie.. aku tidak bisa menepati janjiku itu karena kalian harus tidur. Nanti aku akan menceritakan sesuatu pada kalian berdua”, jawabku sambil tersenyum mesum.

“Eh maksud mas..”, ujar Vera dengan wajah yang semakin memerah. Aku mengangguk menjawabnya. Namun Yollie tetap belum mau menyerah,

“Gak mau Za.. kamu kan tadi udah janji. Tubuhku masih terasa bergairah akibat obat perangsang itu”, ujarnya cemberut.

Aku menghela nafas melihat tingkahnya itu. Namun selain aku yang lagi malas untuk menjelaskan dan terlebih aku tau wanita ini tidak mungkin bisa tidur dalam keadaan bersemangat begini, aku langsung memeluk Yollie seraya bergumam, “lull”.

Seketika Yollie ambruk tertidur di dalam pelukanku. Aku langsung menggendongnya lalu berbalik menghadap Vera.

“Kamu bisa coba untuk tidur juga kan? Mas butuh bantuan kamu juga”, ujarku lembut.

“Ok mas”, jawabnya lalu dia berjalan menuju kamarku.

“Hey.. kalau kamu tidur di sana sama mas dan Yollie, bukannya tidur kamu malah gangguin mas nanti”, kataku mencegahnya.

“Hengg.. baiklah”, ujarnya pasrah dan berjalan menuju kamar tamu sambil memonyongkan bibirnya.

Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya itu lalu membawa Yollie ke kamarku dan merebahkannya di ranjang.

Setelah itu aku langsung merebahkan tubuhku di sampingnya dan masuk ke dalam dream room. Lalu aku mengaktifkan perintah ‘Dream Connection’.

Sosok Yollie perlahan muncul di ranjang besar dengan settting dream room yang sudah kurubah menjadi sebuah padang bunga. Aku membangunkan Yollie dengan membelai lembut pipinya dan duduk di sebelahnya.

Perlahan Yollie membuka matanya dan seketika langsung menoleh ke arahku.

“Kamu… Dimana ini?”, tanyanya terheran sambil melihat ke kiri dan ke kanan.

“Di dalam dream room. Aku memanggil kesadaranmu kesini. Aku sudah menceritakan tentang ini bukan kepadamu?”, jawabku.

“Oh jadi ini yang namanya dream room? Terus.. Ngapain kita disini?”, tanyanya sambil menarik tubuhku. Aku menuruti keinginannya itu dan memposisikan tubuhku menindihnya. Lalu Yollie merangkulkan tangannya di leherku.

“Bercinta dengan panas”, jawabku lirih lalu melumat bibirnya. Yollie pun langsung membalas lumatanku. Bibir kami pun beradu, saling hisap dan saling menggigit mesra.

Tapi sesaat kemudian aku melepaskan cumbuanku di bibirnya dan berkata,

“Untuk beberapa hari ke depan, aku membutuhkan bantuanmu, Vera dan juga Indah”, ujarku. Kemudian aku mulai menceritakan kepadanya tentang hasil temuanku atas dream room ini. Aku juga bercerita tentang kebutuhanku untuk mencapai atribut str sampai minimal 60 poin, agar aku bisa menggunakan skill [Ultimate Mind Control]-ku lagi.

“Jadi.. semakin liar dan semakin lama durasi kita bercinta disini, kekuatanmu semakin besar?”, tanya Yollie.

Aku mengangguk sambil tersenyum kepadanya. Lalu ia berkata lagi,

“Ya udah deh.. kalau gitu kamu panggil Vera sekarang aja”, ujarnya.

“Nanti aja.. aku mau menepati janjiku dulu sama kamu”, jawabku dan langsung mengarahkan mulutku ke lehernya lalu mulai memberikan cupangan dan jilatan lidahku di sana.

“Nghh”, Yollie melenguh lirih menerima cumbuanku di leher jenjangnya itu.

Perlahan cumbuanku merayap menyusuri pipinya lalu dengan bernafsu aku kembali melumat bibir Yollie. Kali ini lidahku menerobos masuk mulutnya yang terbuka dan menautkan lidahku dengan lidahnya. Kurasakan sesekali Yollie menghisap lembut lidahku.

Setelah puas dengan bibir Yollie, aku dengan sekejap mengaktifkan perintah ‘imagine’, untuk melenyapkan bra dan celana pendek beserta CD nya. Kemejanya sengaja tetap kubiarkan namun seluruh kancing kemejanya itu sudah terbuka, sehingga pemandangan indah gunung jumbo Yollie terpampang indah di hadapanku.

Dengan tidak sabar, aku mencumbu payudara Yollie dan membenamkan wajahku ke belahan susu kenyalnya itu. Kemudian aku mulai menjilati puting susunya sambil sesekali menggigitnya gemas, sedangkan tangan kiriku turun lalu mulai membelai lipatan vaginanya yang sontak membuat Yollie kelonjotan.

“Ahhn master.. sshh.. mmhhh”, Yollie semakin melayang dan lupa diri dengan cumbuan dan sentuhanku.

Ketika aku merasakan vagina Yollie sudah mulai basah, aku memposisikan diriku di selangkangan Yollie. Pahanya kubuka dengan lebar. Lalu aku memegang batang perkasaku dan menuntunnya ke liang kenikmatan Yollie.

Yollie sendiri kulihat sudah diam pasrah dan malah justru sudah mengharapkan aksiku selanjutnya sambil menatap penis beruratku menyentuh bibir vaginanya yang perlahan semakin tenggelam ke dalam.

“Ahhh..”, kami berdua mendesah bersamaan ketika penisku masuk seluruhnya ke dalam liang cinta Yollie dan menyentuh dinding rahimnya.

Lalu diawali dengan tempo pelan, aku mulai menggenjot vagina Yollie.

CLOK CLOK CLOKK

Bunyi peraduan alat kelamin kami terdengar semakin sering ketika aku mulai meningkatkan tempo genjotanku. Aku juga merasakan vagina Yollie banyak mengeluarkan cairan pelumas sehingga membuat penisku lebih lancar keluar masuk dan memberikan kenikmatan tiada tara buatku dan juga wanitaku ini.

“Ahhn .. sshh.. nghh.. masterr.. ahhh.. enakk..”, Yollie tak kuasa untuk mendesah erotis ketika penisku dengan perkasa mengaduk-aduk vaginanya.

Aku tersenyum puas melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Yollie itu. Lalu tak lama kemudian, Yollie pun akhirnya sampai pada puncak kenikmatannya. Orgasme yang melanda dirinya begitu dahsyat, sampai tubuhku ikut berguncang akibat Yollie yang kelonjotan dan menggelepar nikmat. Dinding vaginanya kurasakan berkedut-kedut memijit penisku dan cairan cintanya menyembur semakin membanjiri liang surgawinya.

Aku membiarkan penisku diam sesaat sambil meremas-remas kedua payudara Yollie. Setelah kurasakan badai orgasmenya mereda, aku lalu menaikkan kedua kaki Yollie dan menyampirkan betisnya di atas pundakku.

Setelah itu aku kembali menggiling vaginanya. Aku menumpukan kedua telapak tanganku di kasur, sehingga tubuh Yollie menjadi tertekuk. Kulihat ia memejamkan matanya rapat-rapat dan meresapi tiap gempuran penisku di dalam lubang kenikmatannya.

Kali ini Yollie bertahan cukup lama sebelum akhirnya ia menyerah dengan birahinya yang mencapai puncak pendakiannya kembali.

Seketika aku mendorong pahanya dan melepaskan penisku dari vaginanya. Semburan air hangat cairan cintanya itu, langsung menyembur keluar dari dalam vagina Yollie. Ia mengejang-ngejang sambil mendesah panjang. Nafasnya tersengal-sengal setelah meraih orgasmenya yang kedua itu.

Namun aku masih belum apa-apa. Karena kulihat Yollie sudah lemas, aku memanggil kesadaran Vera ke dalam dream room ini.

Sosok Vera perlahan muncul beberapa jengkal disamping tubuh Yollie yang berkeringat. Kemudian aku merangkak ke samping tubuh Vera dan membangunkan Vera dengan membelai rambut Vera.

Mata Vera perlahan terbuka dan langsung menoleh menatapku.

“Mass..”, sapanya lirih seraya tersenyum.

“Sayang.. aku butuh bantuan kamu”, ujarku lalu menceritakan kepadanya tentang niatku untuk mem-farming poin atribut di dalam dream room.

Vera tersenyum semakin lebar setelah mendengarkan permintaanku. Kemudian ia mengangkat kedua tangannya, memancingku untuk memeluk tubuh moleknya itu. Aku langsung bersemangat dan dengan sekejap melenyapkan semua pakaian yang dikenakannya.

Karena nafsuku yang sudah sangat tinggi, aku langsung memberinya cumbuan, jilatan dan sentuhan-sentuhanku yang sudah dalam kondisi skill [Golden Finger] yang aktif.

Tak ayal aksiku itu membuat Vera mendesah tak karuan. Diawali dengan cumbuan dan jilatan lembut di lehernya, terus merayap turun dan berlama-lama bermain di kedua gunung kembarnya. Dengan bernafsu aku memilin bergantian kedua putingnya.

Foreplay-ku dengan Vera itu tak berlangsung lama. Penisku yang tegang sempurna sudah tidak sabar untuk merasakan lagi kehangatan dari vagina seorang wanita.

Aku mengarahkan senjata kebanggaanku ke lubang kenikmatannya dan dengan perlahan mulai mendorongnya masuk semakin dalam.

Setelah kepala penisku mentok, karena aku sudah bosan dengan gaya misionaris yang tadi sudah kulakukan dengan Yollie, aku menarik tubuh Vera hingga terduduk.

“Anghhh”, Vera mendesah mesra yang langsung tertahan oleh lumatanku di bibirnya.

“Mmh.. mmhh.. mmhh”, suara desahan Vera tertahan oleh mulutku ketika aku mulai menggerak-gerakkan pahaku sehingga penisku tergesek-gesek dinding vaginanya.

Beberapa saat dalam posisi itu akhirnya membuat Vera tidak sabar. Ia mendorong tubuhku hingga merebah di ranjang. Lalu sambil menutup matanya dan mendongakkan kepalanya, ia mulai bergoyang dengan liar. Tanpa malu-malu, walaupun sadar di sebelah kami ada Yollie yang melihat aksi kami itu, Vera bergoyang binal sambil mengeluarkan desahan-desahan merdu.

Makin lama, gerakan Vera semakin liar dan erotis hingga beberapa saat kemudian tubuhnya melengkung dan bergetar. Pinggulnya tersentak-sentak dengan penisku yang masih menancap gagah di liang vaginanya yang membanjir.

Lalu Vera pun ambruk menindih tubuhku. Kali ini aku tidak mendiamkan penisku setelah orgasme Vera itu. Aku langsung menaik turunkan pinggulku hingga penisku kembali keluar masuk di vaginanya.

Vera memekik kecil setiap aku menyodok vaginanya sedalam-dalamnya. Tanganku mencengkram dan meremas bokong Vera yang membuatnya semakin menggelinjang. Tak lama kemudian kurasakan vagina Vera kembali berkedut kedut.

Lalu sama seperti yang kulakukan dengan Yollie tadi, dengan sigap aku melepaskan penisku. Kurasakan Vera squirt dan membasahi kasur dan pahaku. Payudaranya kurasakan bergetar-getar menggesek dadaku.

Setelah klimaksnya itu mereda, aku merebahkan perlahan tubuh Vera ke sampingku. Kemudian aku berdiri dan berjalan menghampiri Yollie yang kulihat terpana setelah menyaksikan aksi liarku dengan Vera tadi. Posisi Yollie sekarang terduduk dengan kaki menyilang ke samping.

Aku menyodorkan penisku tepat di depan wajahnya dan berkata,

“Sekarang giliran kamu lagi..”, ujarku sambil menyeringai mesum..



….

….

….
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd