Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [Season 1 & 2] - Slavery Game

Tim siapakah anda?

  • Lia

    Votes: 68 21,1%
  • Indah

    Votes: 40 12,4%
  • Vera

    Votes: 20 6,2%
  • Yolanda

    Votes: 60 18,6%
  • Azizah

    Votes: 125 38,8%
  • Natsu

    Votes: 9 2,8%

  • Total voters
    322
Bangsat... Enak bgt za... Si indah itu ada fetis 3some kayake... Gasken....


Sama penasaran juga nih, siapa slave ke 3.

Butaway kedepan lia bisa nrima keadaan reza g ya... Keadaan kalau dia master punya banyak slave. Termasuk adiknya sendiri
 
mantap hu cerita nya ane suka banget drama nya bagus plot nya bagus dan jelas ga buru buru sedikit mengingatkan dengan cerita sebelah buatan suhu alex wkwkwk
 
SG 45 – Another Fkn Title



Aku menatap Indah sambil memasang wajah heran.

Padahal batinku saat ini sedang bersorak dan melakukan selebrasi bak seorang striker yang baru saja melakukan hattrick. Membayangkan bisa melakukan threesome dengan 2 wanita secantik Indah dan Vera membuat mood-ku berubah drastis hari ini, dari jelek.. ke mesum.. lalu ke..KONAK MAKSIMAL!!

Bayangin aja, bro!!

Laki-laki mana sih yang seumur hidupnya gak pernah memiliki imajinasi seperti ini. Nafsuku seketika memuncak membayangkan bisa bercinta dengan 2 orang wanita sekaligus. Apalagi dengan wanita-wanita yang memiliki wajah dan body sempurna seperti kedua budakku ini.

Aghh!! Aku sudah tidak tahan membayangkan 2 wanitaku ini melayani dan rebutan untuk memuaskan diriku. Selama ini aku memang tidak pernah membanding-bandingkan kedua budakku ini. Dan aku berusaha sekuat tenagaku untuk bisa berlaku adil ke mereka.

Tapi kalau aku boleh membandingkan kelebihan mereka, Vera adalah seorang wanita yang kurasakan di seumur hidupku, baik di kehidupanku yang sekarang ataupun sebelumnya, yang memiliki teknik oral dan ciuman yang luar biasa.

Bibirnya yang paling sensual di antara kedua wanitaku lainnya, Indah dan Lia, selalu bisa membuatku hanyut dalam gelora birahi ketika dia mencumbuku dan mengulum penisku. Ukuran payudara Vera juga lebih besar dibanding Lia apalagi Indah yang hanya memiliki ukuran payudara imut-imut namun menggemaskan.

Sedangkan Indah, sifatnya yang sangat menggemaskan dan ia yang selalu melihatku dengan tatapan penuh cinta itu, selalu bisa menenangkanku dan membuat aku seolah kembali ke zaman sma, di mana hatiku selalu berbunga-bunga merasakan cinta pertama.

Walaupun Indah tidak memiliki body sebagus Vera dan Lia , tapi tetap saja, Indah akan selalu menjadi ‘the only one’-ku, yang tak akan pernah bisa tergantikan.

Aku sekuat tenaga menahan gejolak birahi dari imajinasi liarku ini sambil menatap Indah. Indah juga sedang menatapku dan memasang wajah curiga akibat ujung bibirku yang saat ini sedang bergetar-getar, menahan supaya tidak tersenyum lebar dan tertawa puas.

Kulihat Indah memiringkan sedikit kepalanya, raut wajah curiganya terlihat semakin jelas. Lalu sambil tersenyum menggoda, ia tiba-tiba mendorong tubuhku hingga aku berbaring terlentang dan posisinya kini yang gantian menindih tubuhku.

“Hayoo mas lagi mikirin apa? Pasti udah mikirin yang ngga-ngga, ya kan? Sebenernya mas suka kan? Ya kan?”, Indah memaksaku untuk mengakui isi hatiku yang sedang bersorak ini. Kemudian Indah memajukan wajahnya lalu melumat bibirku dengan agak bernafsu.

Aku membalas cumbuan Indah sambil meremas bokong bulatnya yang semakin membuatnya bernafsu menghisap dan menggigit bibirku dengan bibirnya.

Beberapa saat kemudian, Indah melepas ciumannya lalu kembali bertanya, “Ya kan, mas suka??”.

Aku mengambil nafas panjang lalu menghela. Sambil membelai rambutnya aku menjawab,

“Laki-laki mana sih yang gak suka. Tapi kalau pilihannya antara itu dan memegang janjiku, mas tetap akan pilih memegang janji mas sama kamu”, jawabku lembut.

“Hmm.. tadi kan Indah udah bilang Indah gpp kok. Lagian Indah juga penasaran pengen tau gimana rasanya”, ujarnya polos dengan suara yang semakin pelan.

“YESSS!! Ole ole ole ole…”, batinku kembali melakukan selebrasi. Tapi seketika aku mengontrol diriku lalu bertanya,

“Bener gpp?”

Degdeg..degdeg..degdeg

“Iya.. sekarang aja.. nanti keburu pagi”, jawabnya lembut.

“GOALL!! What a beautiful bycycle kick goal by Reza Renjani..”, lalu aku berlari ke sudut lapangan sambil melakukan selebrasi bak Cristiano Ronaldo…

“Baiklah..”, jawabku pasrah kepada Indah.

Indah tersenyum manis mendengar jawabanku. Lalu ia bangkit dari menindihku lalu turun dari ranjang. Aku pun mengikutinya dan berdiri di sebelah Indah. Kemudian aku menoleh ke arah Indah yang langsung menganggukkan kepalanya.

Terpaksa, dengan nafsu yang menggebu-gebu aku mengaktifkan perintah ‘dream connection’ sambil berfokus pada Vera.

Perlahan di atas ranjang terbentuk sesosok wanita yang lama-lama semakin jelas hingga akhirnya membentuk tubuh Vera. Vera saat ini sedang memejamkan matanya. Raut wajahnya terlihat damai.

Aku menoleh ke arah Indah lagi dan melihatnya mengangguk kembali. Kemudian aku membangunkan Vera.

Perlahan mata Vera terbuka. Aku melihat Vera seperti panik dan langsung bangkit duduk seraya melihat ke sekelilingnya. Pada saat pandangannya mengarah ke arahku dan Indah, Vera seperti terbengong.

Namun tak lama kemudian, ia seperti tersadar lalu tersenyum kepadaku.

“Hai Ver”, sapaku lembut.

Vera terlihat kaget mendengarku yang menyapanya. Lalu dia berkata,

“Mas.. I-ini dimana?”, tanyanya terbata.

“Dream Room.. Aku memanggil kesadaranmu kesini dengan kemampuan yang mas punya saat ini”, jawabku menjelaskan kepada Vera.

“Ehh??”, Vera terlihat tidak percaya dengan perkataanku lalu menoleh lagi ke sekelilingnya. Sejenak ia terpana melihat view laut yang menakjubkan itu. Kemudian Vera kembali melihat sekelilingnya dan akhirnya tatapannya terpaku ke arah Indah.

“Kenalin.. Ini Indah, adiknya Lia”, aku menjawab pertanyaan yang aku tahu ada dalam pikirannya saat ini.

“Ehhh???”, Vera semakin terkejut mendengar perkataanku. Namun tak lama kemudian ia menoleh ke arahku sambil tersenyum menggoda seraya meledekku.

“Hoo mas yaa.. ternyata..”

Namun aksinya menggodaku itu terpotong karena dengan tiba-tiba, Indah menghampiri Vera lalu memeluknya hangat.

“Hai mba Vera.. aku Indah adiknya mba Lia.. welcome to the dream room”, sapa Indah hangat.

Vera sedikit kaget melihat apa yang dilakukan oleh Indah itu. Namun setelah pelukan mereka terlepas, Vera langsung tersenyum ramah membalas sapaan Indah lalu berkata,

“Adiknya mba Lia ternyata cantik banget.. kita panggil nama aja yuk, umur kita juga pasti beda dikit”

“Ah kamu bisa aja.. kamu lebih cantik Ver”, balas Indah seraya mencoba mengakrabkan diri.

Setelah puas bersapa ria, mereka menoleh ke arahku. Aku menghela nafas panjang, lalu berkata kepada Vera dengan intonasi berwibawa selayaknya seorang slave master,

“Karena kamu sekarang udah menjadi wanitaku. Kamu berhak tau semuanya.”

Kemudian aku berjalan ke arah ranjang dan duduk di samping Vera. Lalu aku mulai menceritakan tentang kisahku. Dimulai dari cerita tentang kehidupanku sebelumnya, sampai dengan saat ini.

Reaksi Vera kurang lebih sama dengan reaksi Indah dulu, ketika aku menceritakan kisahku padanya. Terlihat raut wajah Vera berubah sedih ketika aku menceritakan kisah tragis yang dialami olehku dan Lia.

Lalu untuk menghiburnya, aku menceritakan tentang kemampuan yang diberikan oleh sistem, yang kumiliki sekarang.

Aku merubah setting dream room ini beberapa kali sampai akhirnya aku memutuskan merubahnya menjadi sebuah danau kecil, lengkap dengan air terjun kecil yang membuat pemandangannya menjadi lebih menakjubkan. Aku juga menciptakan air danau itu menjadi air hangat, sehingga permukaan danau sedikit tertutup uap namun malah menjadikan danau ini tampak lebih mempesona.

“Waaahhh”, seketika Indah berdiri menatap takjub danau buatanku. Kemudian ia berlari kecil ke tepi danau, mencoba dengan ragu-ragu suhu airnya lalu ia berjalan dengan perlahan menuju ke tengah danau itu. Ketika mata kakinya sudah terbenam seluruhnya di air, Indah lalu menoleh ke arahku dan Vera sambil memberikan kode kepada kami untuk segera mengikutinya.

“Tunggu dulu”, kataku mencegahnya. Tanganku melambai di udara kosong sambil mengaktifkan perintah ‘imagine’. Seketika pakaian yang dipakai Indah dan Vera berubah menjadi kain yang sangat tipis dan hanya menutupi area payudara dan kemaluan mereka.

Indah yang menyadari perubahan yang terjadi pada pakaian yang dikenakannya, seketika melotot kepadaku dan memonyongkan bibirnya sambil berkata, “dasar mesum..”.

Lalu Indah pun meneruskan berjalan ke tengah danau sambil memainkan air dengan tangannya. Melihat tingkah Indah itu, aku dan Vera hanya bisa tertawa.

“Kamu suka?”, tanyaku kepada Vera.

“Hmm? Pemandangannya atau pakaiannya?”, Vera bertanya balik kepadaku sambil tersenyum menggoda.

“Uhuk uhuk.. tentu saja pemandangannya”, jawabku berbohong.

“Hihi.. iya Vera suka semuanya.. mas bisa kapan aja memanggil Vera ke sini?”, tanyanya lagi.

“Iya saat kamu sudah tertidur”.

Vera terdiam beberapa saat sebelum melanjutkan bertanya, “Apa Vera masih akan mengingat semua ini waktu Vera bangun nanti?”.

Aku melihat Vera seperti sedang berharap-harap cemas menunggu jawabanku. Aku menghela nafas sebelum menceritakan kepadanya tentang terms and condition-ku dengan sistem.

Setelah mendengarkan penjelasanku, Vera menundukkan kepalanya lalu berkata dengan pelan,

“Vera gak mau cuma jadi beban mas Reza”

Aku tersenyum mendengar perkataannya itu lalu berkata,

“Mas gak pernah merasa kamu jadi beban mas. Kalau kamu mau, mas akan meminta sistem supaya kamu tetap bisa mengingat semua yang terjadi di dalam dream room ini nanti setelah terbangun”

“Benarkah mas? Tapi status mas nanti..”, ujarnya cemas.

“Gpp.. atribut mas nanti bisa mas naikkan kembali dengan cara lain. Lagipula..”, aku berusaha meyakinkan Vera. Lalu aku menceritakan tentang hipotesaku atas kenaikan atribut ‘str’-ku setelah bercinta dengan Indah.

“Jadi menurut mas, kalau dengan Indah saja atribut mas bisa naik, apalagi kalau ditambah Vera gitu?”, tanyanya lagi. Tapi kali ini tatapan Vera kurasa berubah menjadi tatapan menggoda dan..bergairah??.

“Errr.. ya mu-mungkin gitu”, jawabku terbata.

Vera tersenyum lalu perlahan mendekatkan wajahnya ke wajahku sambil berbisik pelan, “trus Vera harus apa?”.

Lalu ia mulai menciumku dengan lembut. Sesaat kemudian dia melepas bibirku dan menatapku seperti sedang menunggu jawabanku.

GLEK

“Apa aja yang kamu mau..”, jawabku sambil menelan ludah.

Vera tersenyum semakin menggoda lalu ia mengalungkan tangannya di leherku dan mulai menciumku lagi. Namun tiba-tiba..

“HEYY.. curang ihh asik sendiri”, Indah berteriak dari tengah danau. Aku dan Vera seketika menoleh ke arah Indah lalu kompak tertawa.

Aku melihat Indah yang saat ini badannya sudah tenggelam di dalam air hampir setinggi dadanya. Karena air danau yang sangat jernih, aku bisa melihat kain yang dipakainya melekat di badannya dan mencetak jelas payudara mungilnya itu.

Seketika juga nafsuku naik. Lalu dengan gerakan tiba-tiba, aku menggendong Vera dengan posisi ‘bridal carry’. Vera yang terkejut dengan aksiku sontak menjerit kecil lalu refleks memeluk leherku lebih erat.

Dengan perlahan aku membawa Vera sampai ke dekat Indah. Dalam perjalanan ke tengah danau, aku meminta sistem untuk merubah aturan untuk Vera.

“” Rule alteration confirmed and activated “”, suara sistem bergema di kepalaku. Namun aku tidak terlalu mempedulikan suara itu karena fokusku saat ini sedang tertuju ke arah Vera yang sedang kugendong. Tak lupa aku juga mengaktifkan perintah 'change physique' untuk menghilangkan pakaian yang kupakai.

Aku menurunkan Vera ketika sudah sampai di dekat Indah, lalu mengecup bibir Vera sebentar, tangan kiriku memeluk pinggangnya. Kemudian aku menoleh ke arah Indah dan menarik tubuhnya hingga Indah menempel di sampingku sambil kupeluk erat dengan tangan kananku. Lalu aku mulai mencium Indah dengan lembut pula.

Kurasakan tangan Vera membelai lalu mengurut penisku dengan perlahan. Tangan Indah juga kurasakan mengelusi dadaku.

Aku mencumbu kedua budakku bergantian. Kadang lembut dan terkadang juga dengan ciuman bernafsu sambil saling membelit lidah. Kedua tanganku masing-masing meremasi bokong Indah dan Vera.

“Mmhh..mmmhh..mmhhh”, suara lenguhan Indah dan Vera terdengar lirih bersahutan.

Sesaat kemudian, aku merubah aksiku. Dengan bernafsu aku mencumbu leher dan telinga Vera yang diiringi desahan erotisnya. Pada saat bersamakan kurasakan sekarang gantian tangan Indah yang mengocok batang penisku. Tangan Vera mengalah dan meremas lembut zakarku.

Ketika aku merasakan penisku sudah menegang sempurna, dengan gerakan sedikit kasar, aku melepas pelukanku pada Indah lalu membalik tubuh Vera yang diiringi pekikan kecilnya.

Vera mengerti apa yang aku mau lalu merubah posisinya menjadi sedikit menungging. Lalu aku mulai mengarahkan rudalku ke liang senggamanya. Setelah beberapa kali gerakan tarik dorong, penisku melesak seluruhnya ke dalam vaginanya.

“Ouhhh”, Vera mendesah sambil kepalanya menengadah ke atas.

Aku membiarkan penisku sebentar sambil menarik Indah ke sampingku lalu menciumnya dengan bernafsu. Tangan kiriku mencengkram pinggul Vera, sedangkan tanganku yang satu meremas-remas bokong Indah.

Lalu dengan gerakan yang sangat perlahan aku mulai memaju mundurkan pinggulku. Vera yang mengerti posisiku sedang sulit bergerak, mulai menggoyangkan pinggulnya juga sehingga penisku terasa mengaduk-aduk vaginanya yang semakin licin.

Indah melepaskan ciuman dan pelukanku di pinggangnya. Lalu Indah berjalan ke depan Vera. Aku yang mengharapkan kelanjutan dari aksinya itu seketika menghentikan gerakan pinggulku.

Kemudian dengan mata terbelalak aku menyaksikan kedua budakku ini saling berciuman dengan bernafsu. Tak lupa Indah juga meremas kedua payudara Vera sambil sesekali memilin putingnya.

Seketika aku merasakan vagina Vera menjepit lebih kencang. Lalu dengan gerakan sangat perlahan aku mulai memompa penisku kembali.

Diperlakukan seperti itu, tak ayal membuat Vera semakin menggelinjang. Vera melepas bibirnya dari bibir Indah dan mendesah erotis. Tangannya memegang lengan Indah yang masih dengan telaten mengulen payudara sekal Vera itu.

Aku mempercepat sedikit tempo genjotanku. Tak lama kemudian..

“Aahhhhhhn”, tubuh Vera bergetar. Vaginanya kurasakan berkedut-kedut lalu membasahi rudalku dengan cairan cintanya. Setelah aku merasa orgasmenya selesai, aku mencabut penisku lalu berjalan ke arah Indah.

Lalu aku memposisikan tubuhku di belakangnya. Dengan bernafsu aku mencumbu leher dan tengkuknya seraya tanganku meremas kedua bukit kembarnya. Aku melihat Vera yang sepertinya berdiri sempoyongan. Sambil tersenyum, aku lalu merubah setting dreaam room ini lagi.

Kali ini kami berada di sebuah padang bunga. Di tempat kami berdiri juga ada sebuah kasur yang lembut dan berukuran besar.

Tersadar dengan perubahan dream room ini, Vera seketika terduduk dengan posisi kedua kaki menekuk menyamping. Aku melanjutkan permainanku dengan Indah. Tangan kananku yang tadi meremas susunya, perlahan turun lalu membelai bibir vaginanya.

Kulihat Indah terpejam meresapi setiap sentuhanku di tubuhnya. Setelah kurasakan vaginanya semakin basah. Aku pun mulai mengarahkan penisku.

Usahaku untuk menembus vaginanya itu terasa lebih sulit dibandingkan dengan Vera tadi. Tapi karena aku sudah berpengalaman bercinta dengan Indah, akhirnya penisku ambles seluruhnya sampai menyentuh dinding rahimnya.

“Nnghhhh”, Indah melenguh tertahan.

Vera yang saat ini sudah bisa menormalkan nafasnya yang tadi ngos-ngosan, perlahan berdiri lalu berjalan menghampiri Indah. Aku paham sepertinya Vera mau membalas ‘kejahilan’ Indah tadi.

Benar saja.. Sesampainya di depan Indah, Vera langsung mencium Indah dengan bernafsu. Lalu tangannya mengulen payudara mungil Indah sambil sesekali mencubit gemas putingnya.

Tak hanya sampai disitu, Vera melepas ciumannya lalu bibirnya bergerak turun ke arah bukit kembar Indah lalu mulai menjilati dan menyedot lembut payudara putih mulus Indah itu.

Aku pun tak mau kalah, dengan gerakan perlahan aku pun mulai memompa penisku.

“Ahhh.. mass.. verrr.. aduhhh.. ahhhhn”, desah Indah memelas.

Mendengar desahan memelasnya itu, bukannya berhenti, Vera malah meneruskan mencumbui kedua payudara Indah dengan lebih bernafsu. Aku pun sedikit merubah pompaanku.

Aku menarik penisku hingga tinggal kepala penisku yang tertanam di vagina Indah, lalu tetap dengan gerakan perlahan melesakkan dalam-dalam penisku hingga mentok lagi. Begitu terus secara berulang-ulang.

Setelah beberapa saat, tubuh Indah menegang. Lalu Indah mendesah panjang menandakan dirinya yang mencapai puncak pendakian birahinya.

..

Entah sudah berapa kali penisku menjebol vagina kedua budakku ini bergiliran. Vera dan Indah sudah mengalami beberapa kali orgasme. Aku pun baru saja mendapatkan klimaksku yang kedua.

Merasakan tulangku yang serasa rontok, aku pun ambruk terkulai di atas kasur dalam posisi terlentang. Lalu Vera dan Indah merapatkan tubuh mereka masing-masing di kiri dan kananku, memelukku lemah. Sepertinya mereka sama lemasnya denganku sekarang.

Aku melihat mata mereka terpejam. Nafas Indah masih sedikit tersengal gara-gara dirinya yang kebagian jatah genjotanku yang terakhir tadi. Vera tampak sedikit lebih tenang, tapi kelelahan tergambar jelas di wajahnya.

Aku tersenyum puas dengan keberhasilanku memuaskan kedua budakku yang cantik ini. Lalu dengan perasaan puas ini, aku pun ikut memejamkan mataku. Namun tiba-tiba..

..

“” Tringg… Congratulation Master, You have gained a new title [Threesome Addict] “”

“” Title Effect : + 3 to All Atributes. Title effect can be stacked. “”


..


Seketika mataku terbuka gara-gara suara sistem yang tiba-tiba bergema di kepalaku. Setelah membaca pesan dari sistem itu, seketika pula kedongkolanku pada sistem semakin bertambah.

“FCK$#@$^ .. EMANGNYA GA ADA NAMA TITLE LAIN YANG LEBIH KEREN, SISTEEM!!”..



...



 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd