Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Scandal Annisa (Hijab Story)

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
G berasa update an nya hu :beer:

Sekiranya suhu berkenan untuk lebih memberikan pov anisa lebih banyak pasti gurih ceritanya :ampun:

Lancrotkan & keeps writings ;)
 
Wah lagi rame cerita hijab neh... ane doyan..... :pandajahat:
Ceritanya asik dan binal abis... karakter hijabnya jangan diilangin gan....
lanjutkan.... ane numpang nikmatin aja... :beer:
 
Jangan lama" dinasnya hu..
Pada senge berat nih kita"
Mnunggu perubahan anisa yang semakin binal..liar dan mulai ga peduli malah melupakan kalo dirinya itu seorang istri dan ibu yang alim, kalo perlu buat anisa jd ga peduli dan mulai melupakan suami dan anaknya..
Dan lebih menilih hidup bebas dan liar tanpa batas..
Tentunya dgn tetap berhijab..
Semakin suka dihina dan lecehkan, baik dengan perlakuan bosnya atau kata"...
 
Baru sampe hari kamis gan ceritanya, yang jumat sampe minggunya gmana gann, dilanjutlahhhh, toppp lah buat penulisnya 👍👍👍
 
Wah... manteb tuh pak Bram...
lanjutkan perlendiranmu suhu..
 
Paling suka cerita yang POV nya orang pertama dan itu cewe
Hehehehe
 
ceritanya bagus...
bner-bner bkin bergelora...
:tegang:
menunggu update
 
ini real stroy ya?
kebetulan tempat cerita ini di daerah ane hu.
 
Bimabet

Nama : Annisa R
Umur : 27 tahun
BB : 52 kg
Tinggi : 165 cm

Update 3

Malam sabtu, malam terakhir kami di Bengkulu. Aku merasa begitu resah. Menurut perhitungan ku, seharusnya sore ini aku datang bulan, tapi hingga malam tamu itu tak kunjung datang. Aku takut jika ternyata aku hamil. Tetapi hal ini belum aku ceritakan pada pak Bram. Mungkin jadwalnya mundur.
Malam sebelum kepulangan kami, pak Bram benar-benar mengeksploitasi tubuh ku. Pak Bram tak ingin melewatkan malam terakhir kami dengan sia-sia. Kamipun bersetubuh hingga lelah. Pagi pagi sekali, kami sudah bersiap untuk pulang. Sandi sudah menyiapkan mobil. Aku pun berdandan seperti biasanya, mengenakan hijab panjang. Sebelum berangkat ke bandara Fatmawati, Sandi meminta padaku untuk mengoralnya. Aku pun melakukan oral singkat, dan Sandi pun melepaskan benihnya kemulutku.
Sekitar pukul 7:20 wib pesawat kami berangkat mengantarkan kami pulang ke Palembang. Di Bandara SMB II, suamiku sudah menunggu. Aku dan pak Bram pun berpisah. Di perjalanan pulang, suamiku bertanya tentang pekerjaan kami.
“Gimana My pekerjaan nya?” tanya suamiku
“Ya gitu By, sangat sangat melelahkan “ jawabku
Dibelainya kepalaku lembut. Kemudian ditariknya kepalaku mendekat dan “CUP” satu kecupan hangat mendarat di kening ku. Aku hanya tersenyum. Sejurus kemudian, suamiku mengernyitkan dahinya.
“Ada apa By?” tanyaku.
“hmmm ini apa My?” tanya suamiku menunjuk kearah bawah bibir ku. Tiba-tiba aku merasa takut, jangan-jangan ada bekas sperma Sandi yang menempel di wajah atau jilbabku. Aku pun langsung melihat ke kaca. Ternyata ada jerawat di bawah bibir ku. Aku mencubit pinggang suamiku, dia pun tertawa puas setelah membuatku cemas.
Dirumah, aku langsung mengajak suami ku berhubungan intim. Aku takut kalau nanti aku benar-benar telat datang bulan, dengan begini aku bisa sedikit menyamarkan kapan aku terakhir kali aku berhubungan. Permainan suamiku sama seperti biasanya. Aku merasa tidak terpuaskan. Ditambah lagi sensasi-sensasi yang selalu dibuat oleh pak Bram dan Sandi, aku merasakan diriku semakin bernafsu dan semakin binal dalam urusan seks. Tetapi aku tidak ingin menunjukkan perubahan ku itu dihadapan suami ku. Biarkanlah semua berjalan sebagaimana mestinya.
Senin pagi, aku berangkat kerja diantar suamiku. Dia selalu mengantar ku karena kantornya searah, tetapi kantor ku lebih jauh dari kantor suamiku. Aku turun didepan kantor, dan melihat suamiku pergi. Setelah suamiku pergi, aku tidak langsung ke kantor, tetapi aku pergi ke apotek yang berjarak tidak jauh dari kantor ku. Aku membeli tes pack.
Dikantor, aku mencoba test pack dan hasilnya positif. Aku hamil. Pikiranku melayang kemana-mana. Aku langsung menemui pak Bram diruangannya.
“Ada apa Nisa?” tanya pak Bram melihat air mata mengalir dari sudut mata ku.
“Mas, Nisa hamil.” Jawabku.
Pak Bram sedikit terkejut. Kemudian dia mendekati ku, memelukku dan mencium kening ku.
“Nis, kamu jangan takut, kita akan besarkan anak ini bersama-sama. “ kata pak Bram sambil mengusap perutku.
Mendengar perkataan pak Bram, hatiku menjadi tenang.
“Suami mu gimana Nis, dia sudah tau kalau kamu hamil?”tanya pak Bram lagi.
“Belum mas, soalnya baru saja Nisa cek dan hasilnya positif. “jawabku
“hmmm baiklah Nisa, cukup kita berdua saja yang tau siapa ayah dari janin ini.” Kata pak Bram lagi.
“Baik mas.” Jawabku sambil tersenyum padanya.
Lama kami saling pandangan. Kemudian pak Bram menarik tanganku dan tiba-tiba pak Bram mencium bibirku lembut. Lama pak Bram mencium ku. Lidah kami saling berpacu. Aku mulai merasa terangsang ketika tangan pak Bram meremas payudara ku. Aku memejamkan mata menikmati sentuhan pak Bram. Dengan bibir yang masih menempel, pak Bram mendorong tubuhku ke arah sofa. Pak Bram duduk dan menarik tubuhku sehingga posisiku kini berpangku diatas pak Bram. Pak Bram melumat bibirku dengan sangat bernafsu. Dibukanya kancing bajuku dan dikeluarkannya payudara ku dari bra yang aku kenakan. Pak Bram meremas kedua payudaraku dan memilin-milin putingnya dengan kuat. Puting payudaraku semakin mengeras, vagina ku semakin basah oleh permainan pak Bram.
“Mas...” kata-kata ku terhenti. Pak Bram tau apa yang ku inginkan. Dikeluarkannya penis besarnya. Tanpa aba-aba akupun merunduk dan mengulum penis pak Bram. Beliau memejamkan mata menikmati setiap jilatan yang aku lakukan. Setelah puas, aku pun kembali duduk menaiki pak Bram dan mengarahkan penis pak Bram ke vagina ku.
“Aaahhhhhhh...”aku mendesah ketika penis besar pak Bram memasuki vagina ku. Ku goyangkan pinggulku kekanan dan kekiri, naik turun secara perlahan. Lama kami saling menikmati sentuhan-sentuhan yang kami rasakan. Kemudian pak Bram mengangkat tubuhku, sehingga posisi kami sekarang berdiri.
“Aakkkhhh nikmat sekali mas, aku ingin kita selalu seperti ini.” Kata-kata yang tak seharusnya keluar dari mulut ku, tanpa sadar keluar begitu saja.
“Mas juga Nis, mas pengen kita tetap seperti ini. Saling mengisi dan berbagi.” Kata pak Bram.
Setelah beberapa lama kami bersetubuh, akhirnya kami pun mencapai orgasme bersama-sama. Tapi tentunya aku orgasme untuk yang kesekian kalinya, karena pak Bram sangat hebat dalam urusan ini. Aku pun merapikan pakaianku dan bergegas meninggalkan ruangan pak Bram. Sebelum aku keluar ruangan, tangan nakal pak Bram menggenggam pantat ku dan meremas nya. Aku menoleh sambil tersenyum genit. Seperti itulah hari-hari kami dikantor. Kami sering melakukan hubungan intim tanpa sepengetahuan karyawan lain, dan tentu saja suamiku dan istri pak Bram pun tidak mengetahui hubungan kami.
Satu Minggu berlalu, dan aku baru memberi tau suamiku kalau aku positif hamil. Dia sangat senang sekali. Tetapi ada perasaan bersalah yang menyelimuti hatiku. Suamiku tidak tau kalau itu bukan darah dagingnya.
Kehamilanku masuk bulan ke 7, dan selama itu pula aku sering berhubungan dengan pak Bram. Pernah suatu hari beliau mengajakku untuk rapat diluar kantor, tapi ternyata mengajakku ke Hotel Aston. Beliau ingin menikmati berduaan dengan ku.
“Loh mas, kita gak jadi rapat?” tanyaku pada pak Bram
“Itu alasan saja Nis, mas ingin berduaan saja denganmu. Mas gak tahan melihat kamu, makin hari makin cantik.” Jawab pak Bram sambil tersenyum.
“mmmm mas bisa saja.” Kataku sambil mencubit pinggangnya.
“Nis, mas boleh minta foto-fotomu ya, untuk melepas kangen saja. Kalau malam mas selalu susah tidur mikirin kamu.” Kata pak Bram lagi.
“Boleh mas.” Kataku sambil tersenyum
“O ya nanti kirimin via WA juga ya foto-foto kamu.” Pinta pak Bram lagi.
“Iya mas sayaang.” Kataku sembari mencium bibirnya.
Pak Bram menahan kepalaku sehingga lama kami berciuman. Tangan nya mulai mengelus pantatku. Kemudian tangan pak Bram bermain di payudara ku. Kuat pak Bram meremas payudara ku sehingga aku mendesah kenikmatan.
“Aaahkkkhhh..enak mas.” Racauku
Kemudian kancing bajuku dibuka satu persatu sehingga kini payudara ku hanya tertutup bra yang aku kenakan. Tangan pak Bram mengelus perutku, menggelitik pusarku, dan kurasakan ada gerakan dari dalam rahimku. Sepertinya dedek bayi di dalam ikut merasakan sentuhan pak Bram. Tangan pak Bram terus bermain kebawah hingga pengait rok yang aku kenakan dilepasnya dan sekarang aku hanya mengenakan bra, celana dalam serta jilbab.
Aku mulai tak tahan. Kubuka resleting celana pak Bram dan ku lepas celananya. Kukeluarkan penis pak Bram dari sangkarnya. Ku kocok perlahan hingga pak Bram mendesah kenikmatan.
“Ohhhh terus Nis, enak banget.” Kata pak Bram
Kemudian aku jongkok dan kumasukkan penis pak Bram kedalam mulutku. Ku oral penis pak Bram sampai mengeluarkan cairan bening. Pak Bram menarik ku keatas, dan menggendong ku ke kasur. Dibukanya bra dan CD ku. Di oral nya vagina ku hingga aku merasakan sensasi yang luar biasa.
“Aaahhkkk mas terus mas.. Aaahhhkkk.” Racauku
“kamu suka begini sayang?” tanya pak Bram. Aku hanya mengangguk pelan.
Kemudian pak Bram memasukkan jari-jarinya kedalam vagina ku. Di kocok nya pelan.
“auuhh aahhh.” Desahku.
Semakin lama kocokan pak Bram semakin cepat. Aku merasakan getaran diseluruh tubuhku. Tiba-tiba tubuhku mengejang dan…..”Ssssrrrrrrrrttttt” kurasakan cairan cintaku mengalir deras. Pak Bram menjilat semua cairan cintaku. Setelah orgasme, vaginaku menjadi sangat sensitive. Sentuhan lidah pak Bram membuat ku kegelian.
“Mas, tahan dulu. Geli mas…” pintaku pada pak Bram. Pak Bram pun menghentikan kegiatannya.
Selang beberapa menit, pak Bram memulai kembali aktivitasnya. Dia mencium bibirku, mengecup putingku, dan menjilat pusarku. Perutku bergerak, dedek yang didalam perut menendang-nendang. Pak Bram tersenyum dan semakin lama menjilati pusarku. Lama pak Bram bermain di perutku.
Kemudian pak Bram membuka kaki ku. Diarahkan penis nya ke bibir vaginaku yang masih basah dan “Sluup” masuklah penis besar pak Bram ke dalam rahimku.
Pak Bram mulai memompa penisnya. Penisnya keluar masuk vagina ku dengan ritme sedang. Setelah beberapa menit, pak Bram membalikkan tubuhku hingga posisiku menungging. Dari belakang pak Bram memposisikan kepala penisnya tepat di lubang vagina ku. Pelan-pelan penis pak Bram masuk kembali. “hmmhhh... aaahhhh...” Aku kembali mendesah ketika penis pak Bram masuk.
Pak Bram memeluk pinggangku dan membimbingku naik. Tangan ku bertumpu pada kasur. Pak Bram menggerakkan penisnya maju mundur sembari memegang erat pinggang ku. “Uuuuuh.... Ahhh..... “ kembali aku mengerang kenikmatan. Aku terus mengerang seiring penis pak Bram yang keluar masuk di vaginaku. Entah berapa lama kami melakukannya.
“Mas.... aku... Aaaarrggghhhhhh...” aku mengerang panjang seiring dengan orgasme yang ku dapatkan. Pak Bram semakin mempercepat gerakannya. Tak lama kemudian, pak Bram pun mengerang dan menyemburkan sperma nya ke dalam rahim ku. Kurasakan cairan hangat memenuhi rahim ku. Dedek di dalam perut pun ikut menendang-nendang perut ku.
“AAAARRRRRRGGGGGHHHHHHHHHHHHHHHH…” erang pak Bram keras.
Pak Bram mencabut penis nya dari vagina ku. Kami berbaring sambil pak Bram memeluk tubuh ku.
“Nis, trimakasih ya kamu sudah memberikan kepercayaan pada mas atas tubuh mu” kata pak Bram sambil mengusap kepala ku yang masih mengenakan hijab.
“iya mas, sama-sama. Nisa senang bisa memberikan tubuh ini seutuhnya untuk mas.” Jawabku sambil tersenyum.
Sore itu, pak Bram mengantarkan aku pulang ke rumah. Sebelum aku keluar mobil, pak Bram mengecup kening ku mesra. Aku pun buru-buru keluar mobil setelah ku lihat suamiku keluar rumah. Pak Bram menyapa suamiku dan beliau pun pamit. Aku menggandeng tangan suami ku dan menariknya masuk ke dalam rumah.


http://sendvid.com/wixi6x9e
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd