Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Saya dan Putri Pertamaku Nina [Real Story]

akoeabi

Kakak Semprot
Daftar
6 Apr 2018
Post
190
Like diterima
1.350
Bimabet
Nama saya abi (samaran), berumur 45 tahun. Saat ini saya seorang duda yang ditinggal istri selingkuh dengan teman kerjanya. Saya memiliki 2 anak satu bernama Nina (samaran) dan yang satu bernama Putri (samaran juga). Nina saat ini kuliah semester 4 disebuah kampus negeri ternama di Kota Makassar sedangkan Putri masih SMU kelas 1 dan ikut sama ibunya. Saya tidak akan menjelaskan parasnya keduanya karena ini sedarah. Dia bahkan bukan hanya merawat jasmani ku tapi juga memberikan kehangatan yang dulu di lakukan oleh Ibunya.

Saya bekerja disebuah kantor Pemda di Kota Makassar dengan status PNS aktif. Kini saya tinggal berdua dengan Nina, meskipun dia cukup sibuk dengan kuliahnya, dia tetap berusaha untuk mengurusku. Kadang kalau saya pulang, Nina selalu memijit tubuh saya sampai saya terlelap.

Suatu hari ketika saya libur pada hari ahad tiba-tiba Nina ingin memijatku karena libur sebenarnya badanku tidak pegal tapi karena anakku yang minta ya saya kasih. Pijatan anakku saat itu berjalan normal. Begitu kira-kira 3 menit memjiat arah pijatannya mulai berubah, kini tangannya mulai memijat merambah hingga ke pangkal paha. Yang daerah itu sebenarnya tidak perlu di pijat. Yang perlu hanya di atas dengkulku.

Pijatan berubah menjadi elusan, elusan yang menurutku terkesan erotis. Tentu saja hal ini membuat penisku mengembang. Matanya sesekali melirik benda yang dibalik celana pendekku sambil juga kami mengobrol. Obrolannya juga semakin tidak wajar. Dimana dia bertanya tentang dulu saya dengan ibunya sampai mengarah ke hubungan sex kami. tentu saja tidak secara langsung (semproters tau apa arti kalimat itu). Hal itu membuat aliran darah di batang penisku semakin membentuk cetakan di celana ku. Membuat mata saya tidak berhenti melirik bagian belahan payudara. Apalagi saat ini dia hanya memakai tangtop, terlihat tali branya yang berwarna hitam. Sungguh menggoda iman. Lirikan matanya juga genit. Saya mencoba mengatur nafasku yang sudah mulai berat. Ketika elusannya semakin manja dan berlama lama di area pangkal paha, batinku mencoba untuk menyadarkan keadaan. Hal ini seharusnya tidak terjadi, kenapa penisku malah berdiri disaat seperti ini ?.
" Udah nak, makasii ya " ucapku mencoba menghentikan aksinya.
Karena saya yakin kalau dilanjutkan ini bisa menjadi seperti yang kalian pembaca inginkan dan harapkan iya kan ? hehehehehehehehe. Ketika saya berkata itu, ekspresinya sekejap berubah menjadi lesu. Seperti tidak menginginkan hal ini berhenti begitu saja.
" Iya yah ".
Gak berapa lama dia langsung berlalu pergi dari kamar. Sorenya ketika saya berjalan ke arah kamar mandi untuk cuci muka, dia menghampiriku.
" Mau kemana yah ?" Tanyanya.
" Iya nak, ayah mau cuci muka. " Jawabku santai lalu masuk ke kamar mandi.
" Nina bantuin yah, " tawarnya.
" Huh ? ".
" Bantuin ayah cuci muka." Jelasnya lagi.
" Huh ? Hmm.. gpp nak, ayah bisa sendiri " ucapku coba untuk menolaknya
" Ihh gpp yah ".
" Sesekali anak yang gantian tugas ibu"
" Duh, gimana ya nak. Ja jang...."
" Udah, pokoknya nina yang bantuin. TITIK"
" Auu " erangku saat nina tidak sengaja menyenggol paha saya.
" Heheh maap yah. Udah ayok."
Saya pun menuruti nya.
" Nina bukain yah " izinnya setelah meletakkan baju kaos yang saya kenakan di gantungan.
Saya pun diam nurut.
" Yang ini juga yah " dia juga izin ketika membuka celana saya.
Lalu ketika membuka CD ku. kutahan tangannya.
" Biar ayah aja ".
Dia pun nurut. Lalu..
" Ih lama ! " ucapnya ketika saya yang rada kesusahan membuka CD saya karena sambil berpikir, ini anak kenapa ya ?.
Akhirnya dia yang membuka CD saya. Terlihat lah penisku yang setengah tegang. ekspresi sempat terdiam menatap penisku lalu tersenyum melihat ku. Tanpa aba-aba dia langsung membantu ku untuk air seceruk untuk dipake membersihkan mukaku.
" Siap ya yah ".
Dia mulai membersihkan wajahku.
" Izin ya yah ".
" Tangan jangan nakal ya yah ! " godanya sambil senyum penuh maksud.
Lalu tiba-tiba anakku menyempotkan air ke bandaku, kaget dibuatnya.
" ayah tidak pengen mandi nak, kenapa siram badan ayah ? ".
Dia diam saja sambil menyabuni badanku dengan sabun gel. Di sabuni seluruh badanku, mulai dari pundak sampai ke area kaki. Paha tak luput di elusnya lembut. Ketika menyabuni bagian perut hingga paha, tanganya sesekali menyenggol penisku. Entah sengaja atau tidak. Hal itu membuat penisku jadi tegang. Matanya gak lepas dari penisku.
" Izin lagi yah " lirikan matanya dari posisi jongkok dan senyumnya semakin menggoda iman.
Kini aksinya mulai semakin berani, setelah dia menyabuni pantatku, dia melebarkan kakiku. perlahan jarinya masuk ke bagian bawah area penisku. Mengusap dengan perlahan. Tatapanya ke mata saya semakin mengatakan penuh makna, Apalagi ketika dia menyemprotkan gel sabun dan memainkan di jarinya.
Usapannya semakin liar, tak lupa biji dan bagian selangkangan di elusnya dengan manja. Saya bingung tidak bisa berkata-kata lagi, dalam benakku anakku lagi pengen atau apa ya ?. Saya saat itu ingin berontak. Pikiranku mengatakan ini tidak benar. Saya saya tidak bisa berbuat apa-apa. Kini nafsu yang mengendalikan ku. Membiarkan tubuhku menerima sensasi elusan tangannya. Ku pejamkan mata dan ku dongakkan kepala menikmati aksinya. Hingga tangannya memegang penis ku, mengelusnya naik turun. Sontak saya menahan tangan nya.
" Yang ini juga harus di cuci yah "
" Uda lama juga tuh gak di cuci kan yah ?" ucapnya senyum sipit.
Dengan berat hati saya melepaskan tanganku darinya. Tentu saja karena hormon ku uda di ubun-ubun.
" Ehehe " senyumnya yang sipit, terlihat seperti anak tak berdosa.
" Sabar ya hihi " ucapnya lagi sambil mengeluarkan gel dari botol ke tangannya. agak dimainkan di tangan agar merata lalu di genggam penisku.
Saya hanya memperhatikannya. Perlahan tangannya naik turun. Sesekali ditekan penis kebadan lalu di elus bagian bawah, bergantian di tekan kebawah lalu di elusnya bagian atas.
" Sssttt " desahku. Tanganku semakin erat memegang lengannya.
Ekspresi nya buat ku enggak tahan. Dia dengan santai menatap mata saya, senyumnya yang penuh goda, begitu pun saya menatapnya sayu penuh nafsu penuh dengan harapan untuk segera menjamahnya. Saya tak kuasa menahan nafsuku. Apalagi saat itu dia memakai hotpants warna pink dengan garis orange di ujungnya. Terlihat pahanya yang putih mulus, tak lupa juga sesekali CDnya mengintip dari balik celana itu. Pakaiannya yang semi basah terkena cipratan air dan rambunya yang di ikat belakang semakin membuatnya terlihat seksi. Saya berusaha keras menahan gelombang nafsuku. Ingin sekali ku mainkan putingnya dibalik branya itu, kuremas dengan nafsu, ku gigit bibir merahnya yang tebal, ku jilatin seluruh lehernya
" Enak yah ?" Ucapnya memecah khayalanku
" Hah ? "
" I iya hehe."
" Pejamkan mata ayah." Ucapnya lagi
Saya menurutinya. Perlahan dia kembali mengocoki penisku, tak lupa sesekali jarinya kebawah menusuri belahan pantat ku. Membuatku semakin gila. Tubuhku menegang menikmati permainan tangannya urat di penisku semakin kontraksi hal ini membuat kocokannya semakin cepat dan penisku semakin digenggamnya erat. Dia seperti nya tau bahwa saya akan segera keluar. Dannn....
"Aaahhhh " desahku menikmati keluar cairan sperma dari penisku.
Kocokannya kini melambat. Mata saya masih terpejam. Saya masih mengatur nafasku. Ketika kubuka mata ku.... Saya kaget..sontak saya meluruskan badanku.
' Ini gila ' batinku.
Saya baru saja memuntahkan sperma ke wajahnya. Dia menatapku dengan senyum penuh kesenangan. Saya gak tau apa yang terjadi. Mungkin dia sengaja melakukan itu. Apalagi ketika dia menjilat sperma yang ada di bawah bibirnya.
" Sungguh gilaaa " batinku.
" Makasih nak ".
Hanya itu yang kuucapkan dan dibalas dengan senyum olehnya. Saya pun beranjak ke kamar untuk memakai baju lengkap. Tak lupa dia mengatakan akan menyiapkan makan malam. Malam itu dimasaknya makanan kesukaanku. Capcap dengan rasanya yang tentu saja sama dengan masakan ibunya. Diliriknya saya lalu tersenyum.
" Masakan kamu enak nak ".
" Seperti ibumu " pujiku.
" Makasii " dia tersenyum malu, sangat mirip dengan ibunya.
Hal ini membuatku sedikit bernostalgia. Malamnya saya tidak bisa tidur. Menyesali apa yang sudah ku perbuat. Saya berdoa agar Istriku memaafkanku. Tapi saya juga merasa senang. Beban dikepala saya rasanya berkurang. kesedihan ku perlahan menghilang. Saya salut apa yang di lakukan putriku demi ayahnya. Sambil membayangi wajah Nina, membuatku tersenyum sendiri. Akhirnya saya tertidur.
 
Terakhir diubah:
Sebelum saya pergi ke kantor karena hari ini ada rapat bersama pak walikota saya memanggil Nina dan mengatakan ke Nina bahwa tidak perlu lagi memijatku. Hal itu membuatnya merajuk. Hal itu bukanlah hal yang seharusnya dilsayakan oleh anak perempuan ke ayahnya. Tentu saja saya tak mengatakan secara langsung, tapi kurasa dia paham. Dia malah mengatakan ini hanyalah pijit biasa dan dia sayang sama ayahnya dia merasa punya kewajiban sebagai anak merawat ayahnya. Hal itu akhirnya membuatku luluh. Ya, sifatnya sama seperti ibunya yang keras kepala.

Seperti biasa sepulang kerja Nina anakku selalu melakukan runitasnya kepada saya yaitu mijat. Ketika sedang memijat, dia kembali melakukan seperti hal yang kemaren Itu membuat penisku kembali menyembul di celana.
" Ehem."
" Aliran darah dah mulai lancar nih.." Sindirnya sambil melirik penisku
" Eh , iya. Uda mendingan nak" saya mencoba mengalihkan maksudnya.
Kini jari tangannya semakin masuk ke belahan paha saya. Di elusnya semakin dalam masuk celana saya. Hingga menyentuh sedikit penisku. Hal ini membuat tubuh ku kaget.
" Tuh kan hehee." Nina tertawa kecil.
" Kuliah kamu gimana nak ?" Saya mengalihkan perhatian dan pikiranku.
" Hmmmm"
" Lancar yah bentar lagi UTS"
Sambil dia menuangkan minyak urut di tangannya.
" Bagus nak. "
" Belajar yang bener ya. Biar kamu cepat lulus "
" Kerja dan menikah terus punya cucu "
" Biar ayah nanti punya temen dirumah "
" Kalau bisa sekarang kenapa harus tunggu lulus yah. "
" Nina bisa kok memberikan cucu saat ini juga " Ucapnya
Kini tanganya mulai nakal mengelus penis di balik kolornya sambil senyum nakal Badanku kembali kaget..tubuhku mulai keringatan.
" Hmm, kamu sama erwin gimana ?" Kembali saya mencoba mengalihkan
" Hmmm, gimana ya."
" Lancar-lancar aja sih, cuman..."
" Tekadnya kurang BESAR deh "
" Dan ,..."
" Dia CEPAT menyerah gitu " dengan ekspresi nya yang agak murung.
" Beda sama Ayah " ucapnya kini jarinya masuk ke dalam CD saya.
Emang sih betul kata anakku, ayah waktu beliau masih hidup menekankan kepadaku "Jangan Pernah Nyerah dalam Melakukan Hal Di Dunia ini". Disini saya sangat mengerti apa maksudnya. Saya yang berusaha mengalihkan pembicaraan malah saya yang terjebak. Hormonku yang kembali naik membuat saya tidak bisa berbuat apa-apa. Meskipun pikiran sehat berusaha menyadarkanku tetap saja kalah dengan penisku yang sudah meronta ronta Saya hanya bisa melirik permainan tangannya.
" Celana ngeganggu deh."
" Nina buka aja yah biar enggak kena minyak ?"
Seketika saya mengangguk. Meskipun tetap saja pikiran sedang berkecamuk. Dengan wajah senang. Lalu di bukalah celana saya perlahan.
" Tuh kan kolornya uda kena minyak... "
" Nina buka sekalian deh ya ya ya "
Kembali saya mengangguk. keringatku mulai keluar.
" Eehmm wow !! " hanya itu yang di ucapkan ketika melihat penis ku sudah menegak maksimal.
Kini saya semi telanjang.
" Tuing tuing heheh" tanpa rasa dosa dia mainkan burungku.
Lalu dia kembali memijatku paha ku. Anehnya kini pijatannya serius. Dia bena benar memijat di paha bagian lututku. Tanpa sama sekali berusaha menyentuh penisku. Malah membuat ku ketar ketir berharap dia tanpa sengaja menyentuh nya lagi. Dia yang bersila disamping ingin sekali kusentuh pahanya. Dia malah senyum senyum enggak jelas. Setelah 10 menit.
" Udah yah. Nina mau beres-beres rumah dulu " sambil dia beberes peralatan.
" Huh ? "
" Oh oke. makasih ya nak " Saya kini yang enggak terima momen itu berlalu bergitu saja.
" Siap ayahku. hehehe" sambil tangannya hormat.
Dia pun keluar kamar dengan santai. Sedangkan saya menatap sedih penisku yang masih berdiri tegak. Ingin sekali ku kocok sendiri. Tapi ku tahan.
 
Terakhir diubah:
Malam jam 19:00 an saya nonton tv seperti biasa. Tiba dia datang dan berdiri dibelakangku. Lalu wajahnya mendekati leherku.
" Ayah belum mandi ya ?" Ucapnya sambil mengendus leherku.
" Ehh. Nak "
" Be belum." Jawabku santai.
" Kapan ayah terakhir mandi yah ?"
" Kemaren yang waktu sama kamu."
" Ihhh pantesan -_- "
" Bentar." Dia lalu pergi kearah kamar ku. Lalu keluar membawa handuk.

"Ayo sini nina mandiin "
" Kayak kemaren hehe " ucapnya sambil menaikkan alisnya.
Tanpa meminta persetujuan dia langsung menarik tanganku dan anehnya saya pun nurut. Begitu juga ketika membuka pakaianku. Di dudukannya saya di toilet. lalu mulai menyirami ku. Dann.
" Ihh kan, basah " dia seperti sengaja mengarahkan kepala semprotan ke arah badannya. Sehingga pakaiannya kini basah.
" Nina buka bentar yah."
Saya hanya mengangguk.
" Gitu dong. Kan enak hehe." Ucapnya sambil senyum.
Dibukanya perlahan baju. Lalu membalikkan badannya dan perlahan menurunkan celananya. Pantat sengaja di condongkan ke arahku. Gerakan itu sengaja dia lamakan dan terasa sangat seksi. Sepertinya sudah sering dia lalukan bersama pacarnya. Hadeehhh. Terlihat punggungnya yang mulus dan pantatnya yang indah. Saat dia membalikkan badan terlihatlah sebuah keindahan yang menakjubkan.

Membuatku sedikit tersenyum. Saya merasa bangga memiliki anak dengan tubuh yang sangat indah. Meskipun payudara tidak sebesar milik ibunya tapi hal itu justru pas bagiku dengan porsi tubuhnya yang langsing. Apalagi saat dia mengikat rambutnya. Terlihat keteknya yang mulus. Dia menggunakan non wired bra warna putih seragam dengan CD nya.
" Mau di buka juga ?"
Tanyanya saat saya hanya bengong memandang tubuhnya. Saat dia ingin melepaskan cdnya.
" Ja..jangan. Su.. sudah cukup."
" Hehe canda yah "
Dengan gaya centil kini dia menyirami tubuhku. Setelah itu menyabuniku badanku
" Apa liat liat ? "
Saya yang kaget melihat nina bicara sendiri dengan penisku yang sudah tegang parah
" Ku cekik nanti ? Mau ?"
" Huh ? " Ekspresi yang memarahi penisku.
" Ehh maap yah."
" Soalnya ini dari tadi ngeliatin mulu " Keluh ke saya.
Saya hanya senyum melihat tingkahnya.
" Ihh kan malah nantangin !!! "
Lalu. Plaakk.
" Aaauu " erangku. Di hajarnya penisku.
" Eehh ma...maap yah. " ucapnya sambil senyum
" Abisnya ini nakal sihhh " kini dia mengelus penisku.
" Huh ? Apa ?" Lalu dia mendekatkan penis di telinganya.
" Oh bilang dong. "
" Bentar ya. bilang ke ayah dulu."
Lalu ke diriku
" Yah, ini monster ayah katanya minta di himpit disini " sambil dia memperagakan dengan payudaranya.
" Monster ?" Tanyaku heran
" Iya. Soalnya besar dan kuat "
" Liat nih ototnya keliatan" nina memperhatikan urat urat penis ku.
Mendengar itu saya sedikit tersenyum.
" Gimana ? Boleh " tanyanya lagi
" Mmmmmm...."
" Oke siap." Tanpa menunggu jawabku langsung dia langsung membuka BHnya dengan manja melempar ke ember kosong. lalu tersenyum.
Begitu juga saya hanya senyum menyaksikan teater kecilnya. Membuatku penasaran dengan drama selanjutnya. Dengan sedikit mendekatkan tubuhnya. Kini dia menempelkan penisku dengan payudara nya. Sebelum itu dia sempat menyemprotkan air ke payudaranya.
" Yahh basah juga."
" Tar deh." Ketika cdnya yang juga kebasahan.Terlihat cetakan memeknya dengan bulu bulu halus.
" Mulai ya. "
Ditekan payudara kiri dan kanan ke penisku. lalu dia mulai naik turun badannya. Ingin ku berkata. kenapa tidak di sabunin dulu biar mudah ?
Tapi saya cukup malu untuk mengatakan itu. Jadi saya membiarkan dia melakukan aksinya. Rasanya sangat nikmat sekali dia melakukan itu hingga 2 menitan.
" Belum nyerah juga kamu ya ? "
" Muntahhin gak ?"
" Kalau enggak saya kulum nih!!"
Ucapnya lagi ke kepala penisku. sepertinya dia mulai kelelahan.. Tentu saja membuatku makin nafsu. Dann.
" Tuh rasainn.!!! " Ketika lidahnya sengaja menjilati penisku ketika naik turun.
" Ohh nantangin."
Haaappp. Setengah penisku masuk ke mulutnya.
" gimana ?"
" Masih mau ngelawan?"
Lanjutnya lagi sembari tetap mengocoki penisku di payudara nya. Hingga
" Belum nyerah juga ? "
" Ok "
Haapp...Haapp... Kini dia melepaskan payudara berganti dengan mulutnya yang keluar masuk penis ku tak lupa tangannya kini mengocoki juga. Penisku yang masuk ke mulutnya hanya setengah. Entah karena mulutnya yang kecil atau memang penisku yang terlalu besar untuk mulutnya. Terlihat dia lihai sekali memainkan lidah dan temponya.
" Ssssttt " saya mendesah.
Otomatis ku remas pundaknya. Tak lupa dia juga menjilati dan menghisap biji pelerku.
" Aaahhhss "
" Ssstttt " saya yang kini terbawa kenikmatan sepongannya.
" Rasain nih ? "
" Enakkan ? "
" Iiya sayang sssstt " Saya reflek menjawabnya.
" Hehe " senyum nya ketika mendengar saya yang menjawab padahal dia sedang monolog dengan penisku.
Dia senyum senyum sendiri 3 menitan dia mengulum kontolku lalu mengangkat tanganku ke kepalanya.
" Bantuin nina yah."
Saya paham maksudnya. Ketika kulumannya semakin dalam saya juga ikut menekan kepalanya.

Gluggg gluuugg glugggg Dan.

Dia memukul tanganku agar melepaskan nya.
" Aaaaahhhh slurrrpp"
" Ahh ahhh ahhh "
" Lagii yah."
Gluugg gluuu gluuuug Gluugg Glupp

Di pukul lagi tanganku
" Aahhh ssstttt slurpppp slurrppp"
" Aaah ahhh stttt"
Dengan agak meninggikan badannya. Kini kepala penisku terasa sampai kerongkongan nya dan mulutnya sudah penuh dengan penisku sampai di pangkal.
Matanya yang merah dan berair juga hidung dan wajah lainnya yang memerah membuat ku kasian. Tapi rasa itu hilang ketika dia senyum dengan bahagia karena sudah berhasil menaklukkan penisku.
"Aahh "
"Sluirrppp"
Sambil dia menghisap pileknya. Kami terus melakukan itu hingga penisku semakin gatal dan pejuhku semakin ingin keluar.
" Naaakk " ucapku
Dia mengangguk mengerti karena penisku semakin mengeras. Di tariknya tanganku agar tetap menekan kepalanya.
"Aahhhhh aahhh " erang ku
Saya yang ke enakan karena ejakulasi di mulutnya.

Glug

Kemudian dia meneguk pejuhku
" Slurrrpp aahhhh "
" Hehe" dia tersenyum kecil dengan wajahnya yang lemas.
Lalu kembali dia menjilati penisku.
" Aaahhhhh " desahnya lagi.
Di bersihkan penisku dengan mulutnya.

Setelah bersih kami sama menatap dan tersenyum. Wajahnya terlihat sangat bahagia seperti orang yang lagi kasmaran. Saya salut dengan perjuangannya kusodorkan tanganku ke keteknya lalu ku angkat dia. Kududukkan ke paha yang kiri. Ku elus rambutnya. Dia kini jadi sangat pemalu.
" Selamat ya. Monster ayah sudah kamu kalahin "
" Dia tersipu malu"
" Kamu mau apa sayang " tanya saya.
" Hmm" gumamnya cukup lama.
" P pengen me....luk ". Ucap nya pelan.
" Hmm ya sudah. sini "
Saya semakin erat memeluknya. Saya tau dia pengen memeknya yang gantian di gituan. Tapi kini dia yang jadi pemalu. Saya pun tak berani melakukan itu. Tak berani melewati batas. meskipun saya juga ingin. Cukup lama kami berpelukan.
" Udah yuk kita terusin mandinya."
Dia hanya mengangguk. Kemudian dia berdiri. Menyirami tubuhku. Tak lupa juga menyirami tubuhnya. Kemudian dibukanya cd nya.lalu disabuni tubuhnya.
Kulihat bulu jembutnya yang rapi tumbuh diatas memeknya dan juga garis memeknya yang indah. Saya hanya duduk senyum melihatnya mandi.
Tentusaja saya masih bernafsu. Penisku masih berdiri. Tapi bagiku cukup untuk hari ini.
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd