PangeranKertas
Suka Semprot
- Daftar
- 12 Mar 2022
- Post
- 18
- Like diterima
- 412
Jakarta 1990, kota yang mewah dengan hiruk pikuk masyarakat yang acuh, aku tiba di kota yang selama ini banyak orang bicarakan, tempat mereka mengantungkan mimpi dan harapan. Mencapai cita cita mereka. Nama ku Arsyi. Orang kerap memanggilku Aray. Asalku dari sebuah dusun di jawa timur. Desa di kaki gunung semeru. Perjalanan panjang yang di tempuh hampir 2 hari 1 malam. Dengan bus akhirnya tiba di terminal pulogadung. Terminal yang terkenal rawan akan kejahatan. Tapi aku tak perduli asal aku tak mengusik dan tidak di usik maka semua akan berjalan lancar. Aku segera mencari wartel untuk menghubungi kawan lama yang menawariku pekerjaan. Karena aku sudah lama bekerja di desa sebagai pengembala ternak. Dan sahanay lama menawariku pekerjaan yang katanya cocok dengan ku. Tubuh ku tidak terlalu tinggi hanya 180 CM. Dengan perawakan yang ideal dan otot yang kuat. Karena aku sendiri rajin mengolah tubuh dengan olahraga juga ilmu beladiri.
" Halo... Aku sudah ada di terminal " ucapku pada kawan di ujung telepon.
" Oke sebentar lagi aku kesana, jangan kemana-mana. " perintah kawanku.
Telepon pun akhirnya di tutup.
Aku nyalakan sebatang roko keretek yang hanya tinggal 1 batang. Sembari memperhatikan suasana siang ini yang ramai. Calo angkutan saling bersaut. Satu sama lain. Pengamen jalanan mulai melakukan aktifitasnya. Ketika sedang asik menikmati sebatang rokok yang tersisa. Seorang wanita anggung dengan hijab coklat susu melintas di depanku. Di ikuti 2 orang pengamen di belakang nya. Tepat mereka melintas di depan ku salah satu pengamen itu menabrak sang wanita ayu itu. Dan seorang lagi segera mengambil tas sang wanita. Namun karena aku tepat di depan nya. Maka aku mencegah tangan pemuda nakal itu.
" Kembalikan atau aku patahkan tanganmu " ucap ku kepada salah seorang pemuda itu sambil berbisik.
Cengkraman ku yang aku aliri tenaga dalam membuatnya meringis tak bisa berkutik.
" Ampun bang... Iya saya kembalikan. " sambil menaruh tas tersebut.
Akupun segera memungut tas wanita itu
" Mbak maaf tas nya ini " ujar ku kepada sang wanita itu.
" oya terimakasih mas " tutur lembut suaranya begitu menhanyutkan perasaan ku.
" Lain kali hati hati mbak, jangan teledor nanti mbak bisa celaka sendiri " ujar ku mengingatkan wanita cantik itu.
" Halo... Aku sudah ada di terminal " ucapku pada kawan di ujung telepon.
" Oke sebentar lagi aku kesana, jangan kemana-mana. " perintah kawanku.
Telepon pun akhirnya di tutup.
Aku nyalakan sebatang roko keretek yang hanya tinggal 1 batang. Sembari memperhatikan suasana siang ini yang ramai. Calo angkutan saling bersaut. Satu sama lain. Pengamen jalanan mulai melakukan aktifitasnya. Ketika sedang asik menikmati sebatang rokok yang tersisa. Seorang wanita anggung dengan hijab coklat susu melintas di depanku. Di ikuti 2 orang pengamen di belakang nya. Tepat mereka melintas di depan ku salah satu pengamen itu menabrak sang wanita ayu itu. Dan seorang lagi segera mengambil tas sang wanita. Namun karena aku tepat di depan nya. Maka aku mencegah tangan pemuda nakal itu.
" Kembalikan atau aku patahkan tanganmu " ucap ku kepada salah seorang pemuda itu sambil berbisik.
Cengkraman ku yang aku aliri tenaga dalam membuatnya meringis tak bisa berkutik.
" Ampun bang... Iya saya kembalikan. " sambil menaruh tas tersebut.
Akupun segera memungut tas wanita itu
" Mbak maaf tas nya ini " ujar ku kepada sang wanita itu.
" oya terimakasih mas " tutur lembut suaranya begitu menhanyutkan perasaan ku.
" Lain kali hati hati mbak, jangan teledor nanti mbak bisa celaka sendiri " ujar ku mengingatkan wanita cantik itu.
Terakhir diubah: