Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Rumah Kost no 39 - bu Siska - 2

xmohamed

Semprot Kecil
Daftar
20 Jun 2014
Post
60
Like diterima
277
Lokasi
MABES
Bimabet
Salam semprot agan2 mesum sekalian.. ini sedikit kelanjutan dari pemerkosaan bu Siska.
Yang belum tau bisa baca lewat link berikut..

https://v1.semprot.com/threads/1067374?-Rumah-Kost-no-39-bu-Siska

Setiap ada kesempatan dan niat.. pasti terlaksana. Ok.. kita langsung aja.

Kejadian memperkosa bu Siska sudah kedua kali terjadi. Dan aku selalu ingat betul rasanya bersenggama dengan tante montok itu. Dan tidak bisa terlupakan betapa nikmat sensasi itu. Tentu saja aku ada rasa ingin lagi dan lagi untuk berzinah dengan bu Siska. Ya.. aku budak nafsu kenikmatan.

Bu Siska yang dari awal kuperkosa dua kali. Mulai merasa suka juga sama aku. Hanya saja karena statusnya yang sudah menikah jadi selalu berasa risih bila berhubungan seks denganku.

Malam jum'at, sehari setelah ujian semester.. aku tidak pergi kemana-mana, hanya di kost, karena besoknya libur. Aku memilih bermalas-malasan di kost. Dan aku yang masih jomblo dan ngeres ini, pengen banget nge seks.. tapi gak mau keluar uang. Mungkin karena itu aku jadi suka memperkosa. Mau yang gratisan aja dan tidak bertanggung jawab. Saat di kamar sedang asik baca majalah Popular.. aku senang melihat gambar tubuh seksi. Aku mulai mengocok penis pelan sambil membaca dan melihat gambar. Lalu seperti biasa.. setelah jam sepuluh keatas.. aku mulai mencari celana dalam wanita di jemuran. Biasanya targetku adalah daleman milik Diana. Tapi tiba-tiba saja teringat bu Siska. Jadi berpikir ingin mencuri miliknya.
Langsung saja aku mencari di jemuran milik area blok kamar bu Siska.. tapi sialnya, banyak sekali jemuran pakaian wanita malam itu dan aku tidak tahu yang mana milik bu Siska.

Tidak lama kemudian ada suara langkah mendekat.. aku sempat panik, takut ketahuan. Langsung saja aku pura-pura merokok di pinggir balkon dekat area jemuran itu. Ternyata itu adalah Adi, penghuni kamar lantai tiga. Dia mencari baju yang sudah disetrika di keranjang dekat jemuran. Tidak lama kemudian bu Siska juga menuju kemari.. kebetulan sekali..! Batinku. Bu Siska juga mencari bajunya yang sudah disetrika. Memang kadang mbak Muji, pembantu kost tidak sempat membagikan semua baju rapi ke semua kamar, karena jumlah penghuni yang banyak sekali.

Bu Siska sempat melihatku, lalu dia membuang muka, menuju keranjang. Mungkin masih risih dengan kejadian bulan lalu.
"Eh bu Siska.. besok masak apa?" Tanya Adi sambil mencari bajunya.
"Besok gak buka dulu.." jawab bu Siska tersenyum ramah pada Adi.
"Oh.. tumben.. kenapa? Tanya Adi.

"Iya.. bapak lagi ke luar kota.. gak ada yang bantuin" jawab bu Siska.
"Yahh.. sampe kapan bu? Tanya Adi lagi.

"Mm... mungkin dua hari. Lusa, bapak baru pulang" jawab bu Siska.. tiba-tiba bu Siska seperti tersadar, lalu menatapku sebentar.. lalu terlihat khawatir. Entah apa yang ada dipikirannya.
Adi hanya mengangguk sambil mengumpulkan bajunya.. lalu bu Siska juga langsung mencari bajunya. Seperti tergesa-gesa. Setelah Adi selesai mengumpulkan baju, langsung bergegas pergi.

"Aku duluan ya bu.." kata Adi kepada bu Siska.. lalu juga pamit kepadaku.."yuk.. Tom.. tinggal dulu". Aku mengganguk sambil melambaikan tangan. Bu Siska sempat seperti orang bingung yang takut ditinggal sendirian.
Kini di tempat jemuran itu hanya aku dan bu Siska. Aku tahu bu Siska risih denganku karena pernah kuperkosa. Dia tidak mengajakku bicara sedikitpun. Padahal bu Siska terkenal ramah dan baik hati dengan semua penghuni kost. Aku seperti kesenangan dengan kondisi ini.. apa yang aku inginkan ada di depan mata. Mungkin bagi bu Siska kebalikan.. dia merasa apes ketemu denganku malam ini.

Aku agak sedikit merasa tidak enak.. lalu aku ke kamar supaya bu Siska lebih nyaman dengan kepergianku. Tentu saja aku ingin melihat dia dibalik jendela kamarku ini yang gelap. Hehehe.. beruntung sekali kamarku di posisi strategis. Jauh dari kamar lainnya. Dekat dengan jemuran. Dari balik jendela.. lampu kamarku memang gelap, aku tidak menyalakan lampu.
Di meja kamar aku duduk manis mengamati pemandangan di luar jendela. Mataku liar melihat bu Siska dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Malam itu bu Siska mengenakan kaos bali warna kuning dengan celana pendek warna hitam tipis seperti celana boxer. Tali BH nya berwarna hitam terlihat di pundaknya.. lengannya yang mulus agak montok dan kencang membuat nafsuku muncul. Celananya yang tipis memperlihatkan cetakan garis celana dalamnya. Pantatnya yang besar montok, ukurannya pas sekali dengan postur tubuhnya. Sangat indah. Remang lampu di atas jemuran pakaian menerawangi bentuk tubuh bu Siska dibalik kaos bali nya yang longgar itu. Bentuk pinggangnya mengecil, ingin rasanya kugenggam dengan kedua tanganku dengan posisi doggy style. Ssshhh.... ahhh... lamunanku mulai ngeres. Apalagi ketika dia membungkuk, posisinya menyamping, dari arahku sangat jelas menerawang bentuk lekukan perutnya yang lumayan montok.. tidak rata, tapi juga tidak gendut.. hanya terlihat sedikit lemak, terlihat pas dengan keseluruhan bentuk tubuhnya yang seperti biola itu. Dan yang paling menggiurkan adalah bongkahan buah dada yang menggantung terlihat montok dari terawang sinar lampu.

Tidak sampai lima menit bu Siska mulai merapikan tumpukan baju yang lain dan hendak membawa baju miliknya menuju ke kamar. Seketika aku mau berdiri dari meja tapi tersangkut kaki meja, dan aku terjatuh di lantai kamar.. tidak membuat gaduh tapi cukup keras bunyinya.. betisku berdarah. Bu Siska yang kebetulan melewati kamarku sempat menoleh kaget. Pintu kamarku memang tidak tertutup dari tadi. Sehingga bu Siska bisa melihatku.. spontan saja beliau, mendekat pintu kamarku, lalu jongkok menanyakan keadaanku. Aku hanya meringis sambil memegang betisku yang berdarah karena tegores paku di kaki meja yang menongol.
"Aduhhh.. kakimu berdarah tuh" bisik bu Siska agak keras. Lalu dia menaruh bajunya di meja kamarku sambil pergi ke kamarnya.. "sebentar ya, aku ambilkan obat" kata bu Siska sambil ngeloyor pergi.
Bu Siska selain terkenal ramah, beliau juga sering menolong siapapun. Kadang aku agak lucu melihatnya.. padahal bu Siska pernah kuperkosa, tapi dengan kejadian ini refleksnya timbul untuk menolongku. Hatinya benar-benar baik. Aku sendiri sebenarnya tidak masalah dengan goresan ini. Hanya saja aku sengaja terlihat lemah supaya bu Siska bisa dekat denganku.

Sekitar lima menit, suara langkah terdengar mendekat.. agak tergopoh.. bu Siska sudah membawa betadine dan kapas. Dia kembali ke kamarku kini dengan menggunakan jaket. Mungkin takut tubuhnya menggoda imanku. Dia jongkok membuka tutup obat merah itu..
"Duh.. gak apa bu.. jangan repot" kataku sambil pura-pura kesakitan..
"Sudah.. obatin aja dulu... nih" sambil menyerahkan obat itu padaku, menyuruhku untuk mengoleskan sendiri.
Bagaimanapun juga caranya, aku berpura-pura kesulitan, supaya bu Siska yang mengolesi luka di betisku ini. Akhirnya pun dia mengolesi betisku ini, aku memegang kakiku dengan kedua tangan, kali ini meringis sungguhan karena perihnya obat itu. Ketika dia jongkok sambil mengoles obat, aku mencium harum rambutnya, wangiii... sayangnya bu Siska menggunakan jaket, sehingga harapanku melihat belahan dadanya, sirna. Tapi ada yang menghibur.. yaitu pahanya yang montok terlihat jelas sekali karena posisi yang jongkok membuat lipatan celana tertarik mengkerut dipangkal pahanya. Jongkoknya agak sedikit mengangkang.. aku berusaha melihat belahan bibir vaginanya dan berharap terlihat mencetak jelas bentuknya. Namun agak sulit..
Penisku kini semakin menegang, perlahan naik.. karena wangi tubuhnya membangkitkan gairahku.

Aku menggunakan celana pendek 3/4, tanpa celana dalam. Sehingga penisku terlihat menyundul celanaku karena mengeras. Bu Siska melihat itu, lalu dia risih mengalihkan pandangannya. Posisiku duduk di lantai dekat dengan pintu kamar, kaki kananku lurus dibawah selangkangan bu Siska yang berjongkok dihadapanku, sedangkan kaki kiri kutekuk supaya mempermudah posisi mengobati bagian luka di betis.

Sudah kepalang tanggung pikirku... kupeluk saja tubuhnya mendekatku, kucium kepalanya.. wangi rambutnya....
"Ckk.. iihh.. apaan sih" bisiknya dengan kencang. Tangannya mulai meraih tanganku untuk menolak pelukanku.
"Gak mau.. gak mau ah" katanya dengan risih, dan mulai meronta hendak berdiri. Tapi tanganku kuat memeluk, sampai bu Siska tertarik kearahku dan kami berdua rubuh dilantai dengan posisiku terlentang, bu Siska diatasku. Aduhh.. payudaranya yang besar dan empuk terjepit diantara dada kami. Aku mulai seperti kerasukan.. aku terus mencium rambut, dahi, pipinya...

"Ckk... aaahhh. Jangan!" Kata bu Siska setengah teriak, sambil tangannya menopang lantai untuk bangkit.. namun tanganku semakin kuat memeluknya.. kupegang bongkahan pantatnya dan kuremas.. ahhh.. kenyaal banget.

"Jangann.. sshhh.. gak mau ahh." Lirihnya sambil berusaha bangkit. Lalu dengan cepat aku berguling menjauh posisi pintu kamar.. sampai posisi bu Siska kini dibawah.. gantian aku berada diatas tubuhnya.. empuk dan wangi.. rasanya. Kaki kananku mendorong daun pintu, menutup pintu kamar. Perlahan kugoyangkan tubuhku diatas tubuh wanita montok ini. Penisku yang tegang menggesek bagian bawah perut, persis diatas area vagina.

Tangan bu Siska meronta sambil memalingkan wajahnya kekanan dan kekiri menghindari ciumanku yang buas. Tangan kananku memegang payudaranya, kuremas pelan, sementara tangan kiriku memegang kepala bu Siska sambil membelai rambutnya. Berusaha kucoba mengunci gerakan kepalanya agar bisa kucium bibirnya. Tangan kananku terus meremas..

"Gak mau ahhh... iih jahat banget sih.. ckk.." lirihnya dengan meringis.. aku kembali teringat perkosaanku yang pertama kali dengannya. Aku jadi semakin bernafsu mengingat persetubuhan kami waktu itu. Gesekan tubuhku kini agak kebawah supaya posisi penisku bertepatan dengan bibir vaginanya. Walaupun masih sama-sama terbungkus celana masing-masing.. bibir vaginanya terasa empuk di batang penisku. Tepat dibelahan bibir vaginanya, penisku terus kugesekkan. Kurasakan area itu hangat panas tubuh.. ya, hanya bagian itu saja.. hangat..

Seketika bu Siska bilang padaku kalau dia sedang datang bulan malam itu. Terus terang ini sedikit geli buatku.. dipikirannya sudah menyinggung soal senggama yang padahal belum kulakukan. Aku berpikir ini mungkin bohong supaya aku tidak menyetubuhinya. Aku tidak perduli, karena sudah sangat nafsu.. tangan kananku menerobos sela celananya di tengah
pangkal paha, menuju bibir vagina. Bu Siska terus mengeluh dan meronta.. dia tidak berani teriak meskipun dia sudah mengancamku beberapa kali untuk teriak.
Jari-jari tangan kananku sudah mulai bergerilya, berhasil menuju bibir vaginanya, dan langsung kucolokkan dengan jari tengah.. kucolok keluar masuk.. sampai bu Siska memejamkan mata..
"Sshhh.. aduh.. sshh" desahnya.

Tidak lama kucolok-colok, vaginanya mulai basah.. bu Siska terus mendesah sambil memegang tangan kananku yang sedang memberi rangsangan.
"Aduu.. uu.. uh.. jaa.. jangaa aann.." katanya terbata-bata karena colokan jariku. Colokanku makin kuat sampai mengguncang tubuhnya.. lalu resleting jaketnya kubuka dengan tangan kiriku, sementara jari tangan kananku masih menancap di kemaluannya. Kucolok makin dalam, makin mendesah pula bu Siska.. tangannya masih mencengkram tanganku.
Jaket itu kini terbuka memperlihatkan bongkahan payudaranya yang masih terbungkus kaos bali itu. Dada bu Siska bergerak naik turun, nafasnya memburu seiring gerakan jariku pada kemaluannya. Ketika aku menarik jariku dari vaginanya, jariku sudah basah sekali, dan kuperhatikan ternyata tidak ada darah.. berarti benar... dia bohong.. batinku. Kurang ajar. Langsung aja aku makin gemas pada bini orang ini.. kaosnya kusingkap sampai keatas bagian dadanya... lalu kuremas kedua payudaranya yang masih terbungkus BH hitam berenda. Kuremas dengan penuh nafsu, meremas terus... merasakan kenyalnya payudara bu Siska ini. Lalu posisi badanku agak turun supaya kepala ku tepat di dadanya.. kuciumi dadanya yang wangi itu.. tanganku tetap meremas payudara.. kadang sambil kucengkram dan kugoyangkan buah dada itu. Hhmmm... nafsuku makin memuncak. Penisku sudah meronta dibalik celana.

"Bu Siska katanya lagi dapet... kenapa bo'ong..?" Tanyaku berbisik. Sambil kucium pipinya, telinganya..
bu Siska tidak menjawab.. hanya terdengar suara nafasnya yang tertahan.. sambil menggelengkan wajahnya dengan mata terpejam.

Lalu aku menyingkap cup C.. BH nya sebelah kanan.. payudaranya menyembul dengan pentil yang indah.. ukurannya pas.. kujilati dan kukulum dengan nafsu. Kadang sedikit kugigit lembut. Saat itu bu Siska melotot kearahku, tangannya memegang kepalaku.. hanya memegang.. tanpa menolak kepalaku. "Aduh.. apaan sih ini... jangan ahh. Sudah..." desahnya. Aku tahu bu Siska sudah terangsang. Dia hanya bingung bagaimana harus menyembunyikan libidonya yang tertahan..

Kedua tanganku melingkar ke punggungnya, kucari kaitan BH ini dan kulepas.. bu Siska sempat menggeliat, dengan nada tinggi "ahh.. jangaaan!" katanya , melotot padaku. Wajahnya membangkitkan nafsu makin liar.. kucium bibirnya, kulumat.. lidahku bermain di dalam mulutnya... bu Siska tidak memainkan lidah.. dia hanya diam tapi juga menikmati.. kusapu langit-langit mulutnya, lidahnya.. kami saling berpagutan. BH nya yang sudah terbuka kaitannya.. kutarik keatas sampai memperlihatkan payudaranya yang besar dan mulus ini. Wanginya... hmm..
BH nya masih tersangkut di bagian dada atas.. kaos bali itu juga masih menggulung di bagian dada atas itu sampai menutup leher.. karena posisi lengan bu Siska tidak membiarkan bajunya terlepas... tapi itu tidak penting pikirku, yang penting sekarang payudara indah ini telanjang didepan wajahku. Aku cium dan kugesekkan hidungku di belahan antara kedua buah dadanya sambil menghirup dalam-dalam aroma tubuh bu Siska.

"Mmh... sudah.. sudah dong" kata bu Siska lirih dengan nafas yang menggebu. Kedua tangannya menjambak rambutku... akhirnya aku menjauhkan kepalaku dari bu Siska.. sampai dia melepaskan jambakkannya.. tapi langsung saja aku ke daerah bawah, dengan cepat aku cium kemaluannya yang masih terhalang celana tipisnya. Kucolokkan lidahku dan kumainkan sampai celananya basah oleh lidahku. Seketika itu bu Siska langsung menggelinjang... "Ahhh.!.. sshhh.. " desahannya meninggi..

Kemudian kedua tanganku menarik celananya dengan cepat.. walaupun agak susah, karena pinggul dan pantatnya yang besar menahan gerakan celana saat kuturunkan. Namun akhirnya berhasil kuturunkan sampai lututnya dan kubiarkan saja, pikirku sekalian menahan gerakan kakinya agar tidak bisa meronta. Sekarang halanganku kini adalah celana dalamnya yang berenda warna hitam. Bu Siska melotot lagi ke arahku.. "ngapain sihh!.. iihhh.." serunya sambil berusaha bangkit dari terlentang. Dengan gesit jariku menyelinap lewat celah celana dalam bagian bawah selangkangannya dan mencolok ke dalam bibir vaginanya. Bu Siska langsung mengeluh "ouughh.. sshh.." dengan desahan yang tertahan. Dia menggigit bibir bawahnya.
Jariku terus kucolokkan keluar masuk dengan cepat.. sampai tangan bu Siska mencengkram tanganku.
"Sshh.. ih jahat banget sih.." lirihnya sambil meringis.

Makin cepat kucolok-colok. Makin basah jariku ini. Aku menatap matanya sambil terus mencolok sampai sedikit bersuara becek. Vaginanya basah...
"Aa.. aah.. aaa.. ahhh" desahnya terbata-bata badannya sedikit tergoncang karena colokkan jariku yang kuat.
Lalu aku berusaha melepaskan celana dalamnya.. "lepasin ini dong.. tar kena basah" bisikku.. bu Siska seperti orang mabuk.. matanya sayu dan hanya diam saja.. tapi dia mengangkat sedikit pantatnya dari lantai supaya celana dalamnya mudah kulepaskan. Akhirnya kuturunkan sampai lutut juga.. lalu aku berdiri tegap dengan posisi berlutut dihadapannya.. aku menurunkan celanaku sampai paha.. meminta bu Siska meng oral penisku yang sudah tegang. Bu Siska menggelengkan kepala dengan tatapan matanya yang imut kepadaku. Bikin gemes rasanya.. lalu aku memegang kepalanya, kudekatkan pada penisku.. bu Siska memejamkan mata sambil menggeleng lagi..
"Ckk.. ih tega banget sih.." lirihnya. Tangannya menahan pahaku supaya kepalanya menjauh. Tapi aku terus memaksa... "shhh. Ayo dong.. ayolah" bisikku memelas.

Akhirnya dengan terpaksa bu Siska mau juga memberikan oral seks.. sesaat ketika dia membuka bibir mungilnya.. darahku berdesir kencang... ohh pasti enak banget.. batinku. Perlahan mulutnya membuka dan mulai mengulum kepala penisku.. pelan tapi ada sensasi sangat berarti buatku. Aku sampai memejamkan mata merasakan kepala penisku hangat masuk di mulutnya. Refleks tanganku memegang kepalanya dan menarik pelan supaya penisku masuk lebih dalam di mulutnya.. kemudian dengan sendirinya bu Siska mulai mengulum lebih dalam.. lidahnya memutari batang penisku di dalam mulutnya. Aku merasakan batang penisku tersentuh giginya dan basah banget karena lidahnya.. ahh. Nikmat.. sampai aku mendesis beberapa kali.

Aku melihat sekeliling ruangan pandanganku kosong menikmati oral seks.. penisku basah dan hangat di dalam mulut bu Siska ini.. sesaat aku berpikir bahwa aku sudah kurang ajar sama wanita yang lebih tua. Apalagi dia adalah istri orang. Tapi ah.. peduli setan.. yang penting aku puas.. batinku.

Tidak sampai dua menit bu Siska berhenti dan memegang pahaku.. "sudah ah.. jangan gini" katanya sambil memelas.. tapi aku tetap memaksa.. "ckk.. lagi dong.." pintaku sambil memegang kepalanya supaya mendekat penisku. Bu Siska menggeleng sambil menatapku.. "jangan gini terus ahh.. jahat banget sih ama ibu" jawabnya. Lalu gantian aku memelas.. "lagi dong pelase.." pintaku sambil menarik kepalanya pelan ke arah penisku... dan dengan terpaksa lagi, bu Siska mulai mengulum penisku. Sempat batang penisku terasa dingin karena basah kena angin, namun saat dikulum.. langsung mulai terasa hangat lagi.
"Ahh.. sshhh. Yang dalem dong bu.." aku mendesah.
"Mmhh.." gumam bu Siska.. tidak jelas apa maksudnya.. kepalanya mulai maju mundur mengulum penisku.
Beberapa detik dikulum sampai terdengar bunyi decak basah kuluman di mulutnya. Aduhh.. sumpah nikmat banget dikulum sama bu Siska. Aku sampai merem melek... dan tanganku mulai turun ke dadanya.. aku berusaha meraih buah dadanya yang gemuk itu.. karena posisinya yang agak membungkuk, kaos dan BH nya turun menutupi payudaranya. Lalu aku mengangkat kaos dan BH nya bersamaan.. dan reflek.. bu Siska melepaskan kuluman dari penisku.. dia mengangkat kedua lengannya supaya aku mudah melepaskan kaos dan BH nya.. sempat dia mau menahan.. sambil ngomong yang gak penting.. "aduuh.. ngapain sihh..." bisiknya. Tapi tanganku terus mengangkat kaos dan BH nya sambil menyentak, agar lengannya diangkat lebih tinggi.

Akhirnya sukses juga aku melucuti kaos dan BH nya itu.. dan kucium BH nya bagian cup C ini... hmmm.. wanginya membuat dadaku berdebar.. lalu kulempar ke lantai.
"Sudah ya.. stop.." katanya.. sambil memelas menatapku. Aku tidak menjawab.. dan langsung saja dia kurebahkan di lantai.. penisku langsung kuarahkan ke bibir vaginanya. Bu Siska meronta sambil menahan badanku.. "ehh... jangan dong.. mau ngapain?" Katanya dengan panik. "Udah.. diem aja.." jawabku singkat. Sambil kueluskan kepala penisku ini di bibir vaginanya. Kugesekkan kepaka penisku di belahan bibir vagina bu Siska. Hmm rasanya enak. Bu Siska menggigit bibir bawah sambil tangannya mengcengkram lenganku. Dia berusaha menahan dan menolak. Tapi aku tahu persis, beliau sudah terangsang.. gak mungkin menolak penisku..

Benar saja sesaat kepala penisku menerobos vaginanya.. bu Siska berbisik "pelann..." sambil matanya terus menatap penisku. Pelan-pelan penisku tenggelam di vaginanya..
"Sshhh.." desisnya tertahan. Tangannya makin kuat mencengkram lenganku.
Sejurus kemudian.. batang penisku tenggelam seluruhnya ke dalam vagina bu Siska.. hangat dan rapat... "sshhhh... ogghh" aku mendesah menahan nikmat tiada tara.
Beberapa detik kudiamkan penisku di dalam vaginanya.. aku merasakan kedutan liang vaginanya.. berkedut pelan dan hangat sekali.. ahhh nikmat mampus rasanya...
"Auhh.. kurang ajar.. " bu Siska meracau..
Pas kutarik penisku sedikit keluar.. bu Siska merem.. "sshhh..." desahnya. Lalu kusodokkan lagi ke dalam dengan pelan.. "auhh..." desah bu Siska menahan rasa nikmat.. terus berulang kutarik sedikit... kusodok.. tarik dikit... sodok lagi.. sampai makin lama makin kupercepat...

Bu Siska mulai tenggelam dalam nafsu zinah terlarang ini..
"Ahh.. sshhh.. aah.. shhh" desahnya berulang-ulang seiring sodokkan penisku. Matanya memejam.. kepalanya merebah di lantai menyamping.. tangannya masih mencengkram tanganku.. tapi posisinya turun ke pergelangan tanganku. Tangan kiriku yang dipegang bu Siska menahan ke lantai menopang tubuhku. Sedangkan tangan kananku meremas kedua buah dadanya bergantian.. kadang kugoyangkan payudaranya.. rasanya berat dan kenyal.. badan bu Siska terus bergoncang maju mundur seirama dengan sodokkan penisku. Kadang sampai bunyi berdecit pantatnya dengan lantai kamarku.

Lalu aku merebah.. kedua tanganku menahan lantai dengan sikutku.. aku mencium pipi bu Siska.. lalu kucium bibirnya.. sambil penisku terus menggenjot sampai pantatku maju mundur. Bu Siska yang sudah terangsang..membalas ciumanku.. kami saling berpagutan. Kadang matanya memejam kuat.. mungkin dia merasa berdosa tapi tak kuasa menahan kenikmatan ini. Genjotan demi genjotan membuat pantatnya terus berdecit.. bahkan kini timbul pula suara kecipakkan vaginanya yang basah sekali. Nafas kami berdua memburu..
"Ssshhh.. ohhh.. ssshhh oghh.. sshhh oghhh" desah bu Siska terus menerus.. sambil sesekali berciuman lagi..
"Enak bu... ssshh ... ibu enak gak?" Bisikku sambil menggenjot. Bu Siska hanya diam matanya memejam terus. "Bu... enak gak kontolku?" Tanyaku mendesak.. sambil kugenjot dengan nafsu.
Lalu kujilati kupingnya.. kusodok lidahku dilubang telinganya. Seketika bu Siska mengeluh bergetar.. "oohh.. hh hh..."

Sekitar lima menit lebih.. aku berhenti.. lalu mencabut penisku. Aku menyuruh bu Siska membalikkan badan. Awalnya dia hanya terbengong dengan wajah yang merah padam seperti orang mabuk. Mungkin seperti orang hilang ingatan sesaat karena pikirannya melayang menikmati persetubuhan ini. Beberapa detik dia baru merespon.. baru mulai membalikkan badan. Tapi aku kasihan posisinya yang di lantai. Lalu kugendong saja dia .. kubopong ke kasurku. Bu Siska seperti anak bayi.. dia hanya diam dengan pandangan seperti orang nge fly..

Setelah kubaringkan di kasur. Bu Siska mulai mencoba menyadarkanku. "Sudah dong.. jangan gini terus" lirihnya. Aku tidak memperdulikan.. kubalikkan badannya dikasur sampai dia telengkup. Bu Siska sempat agak menahan.. tapi tanganku dengan paksa membalikkan tubuhnya sampai berhasil.. kulihat tubuhnya yang terlengkup ini.. aku amati pinggangnya yang kecil ini.. dan semakin kebawah pinggul.. bentuknya indah besar dibagian bawah terutama pantatnya yang montok dan mulus. Benar-benar seperti biola. Kutampar pantatnya.. sampai bergetar.
Kemudian kutindih tubuhnya dari belakang ini.. penisku tepat dibelahan pantatnya yang besar.. aduhh rasanya empuk banget. Langsung saja kugesekkan badanku maju mundur.. penisku terasa agak hangat dan basah.. karena cairan dari vaginanya yang sudah membasahi selangkangannya. Luar biasa sensasinya... penisku terjepit bongkahan pantat besar ini.. dan menggeseķ terus membelah pantatnya. Rasanya kenyal banget..

Aku menyibakkan rambutnya yang panjang kesamping dan mencium tengkuknya dari belakang. Wajah bu Siska menyamping di kasurku. Dia sesekali merem menikmati gerakan batang penisku dibelahan pantatnya. Aku juga mencium pipinya.. kupingnya...
"Masukin lagi yahh....?" Tanyaku berbisik menggoda bu Siska.
Bu Siska diam saja tidak menjawab. Mungkin dia kebingungan sendiri.. merasa serba salah.
Sambil terus menggesek penisku.. aku mendesak bu Siska untuk menjawab. "Masukin lagi yahh.. mau gak?" Bisikku.
Gesekan terus menerus dengan desakan pertanyaanku.. membuat bu Siska hanya mengangguk.
"Apa? Mau dimasukin..? Tanyaku menggoda.. tapi bu Siska tidak menjawab.

Karena aku takut bu Siska bete.. akhirnya segera kutempelkan penisku ke bibir vaginanya.. lewat celah belahan pantat besar ini, penisku menerobos masuk bibir vaginanya. Sekilas aku melihat wajah bu Siska yang menyamping di kasurku, sedang memejam merapatkan bibir atas dan bawah ke dalam mulutnya. Dia menunggu penisku masuk...
Sedetik kemudian penisku sudah tenggelam.. karena sudah basah.. rasanya licin sekali penisku menembus bibir vaginanya. Tapi penisku kurang bisa masuk seutuhnya karena pangkalku terganjal bongkahan pantat bu Siska yang besar dan kenyal. Aku menggenjot penisku maju mundur menyodok kemaluannya sampai pantat bu Siska ini kenyal sekali terjepit berulang kali hingga berbunyi tepukan dengan pangkalku.
"Oghhh.. shhh. Oghh... enak banget bu Siska... ogh.. shhh" aku mulai meracau berbisik.
Bu Siska menyembunyikan wajahnya di kasurku.. dan aku mendengar dia menggumam.. "mmhh... mmhh". Menahan suaranya dikasurku.
Genjotanku ini membuat tubuh bu Siska maju mundur sampai ranjang kamarku ini mulai berderit. Kedua tangan bu Siska kulihat mencengkram sprei kasurku.

Aku menggenjot di posisi ini lumayan lama.. kadang aku mengatur nafas menghentikan genjotan sebentar.. lalu kugenjot lagi. Sampai akhirnya aku berhenti menggenjot agak lama, kudiamkan penisku tetap di dalam vagina.. kurasakan kedutan lembut di liang vagina bu Siska. Vaginanya memijit pelan batang penisku. Menikmati hangatnya vagina ini.. tiba-tiba saja bu Siska menggerakkan pantatnya naik turun.. ahhh.. enak banget. Tidak kusangka rupanya bu Siska mulai berani membalas nikmat terlarang ini. Dia merasa ketagihan dengan genjotanku.

Aku mulai menggenjot lagi perlahan.. dengan ayunan pantat bu Siska.. bunyi tepukan terdengar keras. Karena saling mengadu antara genjotanku dengan goyangan pantatnya. Aku mulai meracau..
"Ssshh.. bu Siska.. aku suka banget.. sshh.. memekmu.. sshh.. " suaraku terbata dengan genjotanku sendiri.
Bu Siska memalingkan wajah kesamping sambil merem.
"Mmhh.. sshh.. mmhhh!" Desah bu Siska dengan nada meninggi ketika sodokan masuk.
Bu Siska mulai menggila. Dia mengayunkan pantatnya dengan nafsu naik turun. Aku sampai tidak perlu menggenjot lagi.
"Bu Siska.. ahh.. ssh. Pelan... mau keluar nih. Sshh" aku meracau terus. Bu Siska tidak perduli.. dia semakin cepat menggerakkan pantatnya naik turun.. aku menekan kasur menopang tubuhku supaya sedikit terangkat dari punggungnya. Peluh sudah membasahi tubuh kami berdua.
Aku menunduk melihat pantatnya yang besar dan mulus ini.. terlihat seperti puding saat bergerak naik turun.. aduh rasanya bukan main nikmatnya.

"Ouhh.. sshhh.. bu.. Siskaa.. enak banget.. ssshhh.. mau keluar.. sshh" aku mendesah terus sambil merem. Bu Siska tidak berhenti menggerakkan pantatnya naik turun.. sampai kemudian aku mulai merasakan ejakulasi.. ahhh.. bajingann.. enak banget nih ceweķ.. batinku. Air maniku akhirnya menyembur deras di liang vaginanya. Sesaat air maniku menyemprot.. bu Siska berhenti menggerakkan pantatnya. Dia diam mengatur nafas.. matanya masih terpejam.. mulutnya merekah terbuka sedikit untuk mengambil oksigen lebih banyak.. sensual sekali kelihatannya.

Air maniku cukup banyak menyemprot beberapa kali. Aku diamkan penisku di dalam vaginanya.. sambil kurasakan kedutan liang vaginanya yang cukup kuat kali ini. Batang penisku seperti digenggam, dipijit.. waduh rasanya melayang diriku kenikmatan.

Setelah tuntas semprotanku semuanya. Aku merebah menindih tubuh bu Siska. Aku lemas dan menggulingkan badanku ke samping bu Siska. Penisku tercabut sampai berbunyi seperti bukaan tutup botol..
Lelah sekali rasanya pertempuran ini. Aku membelai rambut bu Siska dan menatapnya.. "bu Siska.. aku sayang kamu bu.." bisikku. Bu Siska cuma terdiam. Entah dia tidur atau apa. Matanya terpejam.. nafasnya terdengar masih agak cepat. Setara dengan cepatnya suara nafasku. Makin lama suara nafas kami melemah stabil bersamaan.
Kupeluk bu Siska, kucium pipinya.
"Bu Siska.. nginep di kamarku aja ya. Bobo sini.." bisikku membujuk.
kupeluk tubuh bu Siska yang masih tengkurap ini.
"Saya mohon bu.. tidur sama saya malem ini... aku sayang sama kamu bu" rayuku.

Sejenak kami tertidur bersamaan karena lelah. Ahhh.. ini baru namanya Make Love.. dalam hatiku.
Aku sempet berpikir mungkin saja bu Siska pergi kembali ke kamarnya saat aku tertidur.

Tapi ternyata tidak. Sekitar jam 2 pagi, aku terbangun hendak ke toilet. Kulihat bu Siska masih tidur di sampingku.. dia memeluk gulingku dengan posisi membelakangiku.

Tentu saja aku kegirangan. Kulihat tubuhnya yang telanjang ini... membuat aku birahi kembali. Penisku mulai mengeras...
 
Terakhir diubah:
Tiap cerita nya kok lompat2 postingannya?
 
ini orang yg aku maksud, yang mirip banget sama bu Siska
full
full
full

536113513e54483112a5d272eb95dbc453911404e0f3ae2e5a9743353edad30a3b976c16.jpg

36426723e4e2427b3cd8b72cfaae48189f75256a03112c885c37a24ec2023f50753edcf4.jpg

4792186859393bf9f22ad8d775399a26df852f2bd2f1c36677cbf380013de28eb7d297bb.jpg
 
Terakhir diubah:
Ceritanya gak logis ...
Mana ada wanita korban perkosaan nolongin pemerkosanya yg betisnya terluka karena kesangkut meja
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd