denjo
Semprot Holic
- Daftar
- 13 Apr 2012
- Post
- 393
- Like diterima
- 1.003
Index cerita:
3 Some (Mbak Asti dan Mbak Meti)
Mbak Heni, Mbak Asti dan Mbak Meti (1)
Mbak Heni, Mbak Asti dan Mbak Meti (2)
Tante Lia (1)
Tante Lia (2)
Tante Lia dan Tante Tuti (1)
Tante Lia dan Tante Tuti (2)
POV Rudy
USIA bukan merupakan penghalang bagi dua orang yang saling mencintai. Demikian pula halnya denganku dan Mbak Yayuk. Aku, yang baru menginjak remaja, mencintai Mbak Yayuk, seorang janda cantik yang berusia jauh lebih tua dariku. Kami saling berjanji tidak akan menyerahkan tubuh masing2 kepada perempuan atau lelaki lain. Namun ternyata janji itu sulit ditepati, Mbak Yayuk menyerahkan tubuhnya kepada Mas Jojo, rekan sekerjanya. Dan kemudian terpaksa pula monyerahkan tubuhnya pada pak Kadir, Kepala bagiannya, dengan pertimbangan kuatir Pak Kadir bertindak macam2 yang mengganggu reputasi kerja Mbak Yayuk, jika kehendak lelaki itu tidak dipenuhi.
Demikian pula denganku.
Perempuan kedua yang pernah kuentot adalah Mbak Meti, janda cantik yang tinggalnya lebih kurang tiga ratus meter dari rumahku. Mbak Meti memang sudah lama menaruh perhatian padaku. Suatu hari, waktu aku pulang sekolah dipanggilnya dengan alasan minta tolong memindahkan lemari. Namun yang terjadi selanjutnya sesudah memindahkan lemari, aku dan Mbak Meti bergumul diranjang.
Perempuan ketiga yang kuentot, adalah Mbak Asti, yang sebenarnya sudah punya suami, tetapi tidak puas dengan suaminya. Mbak Asti berhubungan denganku, melalui perantaraan Mbak Meti.
Bahkan lebih seringnya aku entot Mbak Meti dan Mbak Asti bersamaan alias 3 some.
Seperti yang terjadi hari ini, setelah mengerjai Mbak Asti, sampai perempuan cantik itu kepayahan, aku memindahkan sasaranku kepada Mbak Meti. Janda centil ini aku entot sampai kepayahan. Lalu ganti Mbak Asti yang terangsang kembali. Dia jilati dan dia kulum kontolku dengan sangat luar biasa sehingga perlahan2 kontolku mulai ngaceng kembali.
Disaat Mbak Asti sedang asyik mengerjai kontolku dengan tangan dan mulutnya, Mbak Meti terbangun dari tidurnya yang cuma beberapa saat. Mbak Meti yang sudah segar kembali, mendekati Mbak Asti yang sedang asyik menjilati dan mengulum kontolku.
“Asti! Udah dong! Aku juga kepingin!” ujar Mbak Meti sambil mengambil alih kontolku yang semakin ngaceng itu.
Kini gantian Mbak Meti yang menjilati dan mengulum kontolku. Agaknya Mbak Asti masih juga belum puas. Maka saat Mbak Meti mengulum kepala kontolku, maka Mbak Asti menjilati batang kontolku. Dan jika Mbak Meti menjilati batang kontolku, maka Mbak Asti ganti mengulum dan menyedot2 kepala kontolku.
“Aaaaahhh... Mbaaaaakkk... nikmat Mbaaaaakkk...” Aku mendesah menikmati sebuah sensasi ketika batang kontolku di kulum oleh dua perempuan cantik yang sangat berpengalaman dalam memanjakan laki2.
Sluuuuurp... Sluuuuurp... Sluuuuurp...
Tampaknya kedua perempuan tersebut sangat menikmati tugas memuaskan diriku di bagian kontolku. Tidak ada sedikit pun bagain kontolku yang luput dari jilatan lidah kedua perempuan tersebut. Semua bagian kontolku di jilat habis.
Kontolku terus menerus dicumbu oleh kedua perempuan cantik tersebut. Sungguh nikmat apalagi yang mencumbu termasuk perempuan yang berpengalaman, mau tidak mau pertahananku goyah juga. Aku berusaha bertahan agar dapat lebih lama. Namun pertahananku semakin goyah juga, sampai akhirnya tibalah saat yang dinantikan kedua perempuan cantik dan syarat pengalaman itu.
“Aaaaahhh... Mbaaaaakkk... aku mau keluar Mbaaaaakkk...” ujarku sambil membelai lembut rambut kedua perempuan tersebut. Kontolku rasanya semakin mengencang dan otot2ku juga turut mengikutinya. Kedua perempuan tersebut semakin cepat mengocok, mengulum dan menjilati semua bagian kontolku.
“Aaaaahhh... Mbaaaaakkk... Ooooohhh... Mbaaaaakkk... akuuu... keluuuaaaaarrr...!!! Ssssshhh... Mbaaaaakkk... Aaaaahhh...!!!” jeritku dengan keras.
Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... semburan demi semburan pejuhku keluar dari kontolku. Aku masih merem melek menikmati tiap tetes pejuh yang masih terus keluar dari kontolku. Kedua perempuan tersebut terus menggerakkan tangannya maju mundur untuk mengeluarkan semua cairan pejuhku. Kedua perempuan cantik tersebut berebutan, bergantian mengisap dan mereguk cairan pejuhku yang menyembur tersebut.
Banyak sekali pejuh yang disemburkan oleh kepala kontolku dan semuanya direguk habis oleh kedua perempuan tersebut. Setelah semburan pejuhku berhenti, kedua perempuan cantik tersebut menyudahi permainannya pada kontolku.
“Hhhmmmmm... enak sekali pejuhmu, Rud” ujar Mbak Meti.
“Pejuhmu gurih dan wangi" sambung Mbak Asti.
Aku tidak berkata apa2. Kontolku masih tegang dan keras walaupun baru saja menyemprotkan pejuhku. Sementara itu Mbak Meti dan Mbak Asti membaringkan tubuhnya masing2 di samping kiri dan kananku. Begitu Mbak Asti berbaring, dengan cepat aku bangun dari berbaringku dan langsung menyergap dan menindih tubuh Mbak Astinya. Begitu cepatnya, sehingga Mbak Asti tak sempat lagi menghindar.
"Auw! Rudy! Jangan aku, Rud! Meti saja! Meti lebih kuat dari pada aku!" jerit protes Mbak Asti
Namun aku tidak menghiraukan ucapan Mbak Asti. Dengan cepat aku menahan kedua paha Mbak Asti dengan kedua pahanya yang kukuh. Mbak Asti tidak dapat lagi berkutik. Selangkangannya terkangkang selebar-lebarnya. Dan Mbak Asti tak Mampu lagi menolak Masuknya kontol Rudy yang sangat luar biasa itu.
"Aduh Rud! Jangan diteruskan! Udah Rud. Ampun! Cabut lagi, Rud! Meti saja yang kamu entotl" protes Mbak Asti kembali sambil terus meronta. Aku tahu Mbak Asti pasti ingin istirahat lebih lama lagi setelah aku entot habis2an bergantian dengan Mbak Meti. Namun karena liang nonok Mbak Asti lebih legit ketimbang liang nonok Mbak Mati, maka aku ingin merasakan kembali legitnya liang nonok Mbak Asti
"Nggak mau! Aku kepingin ngentotin Mbak Asti. Kan barusan kata Mbak Asti kepingin jadi pacarku" ujarku sambil menahan rontaan Mbak Asti. Dengan cepat aku sudah berhasil memesaukkan kontolku ke dalam liang nonok Mbak Asti namun baru sebatas leher kontolku dan membiarkan mulut liang nonok Mbak Asti mencekik leher kontolku. Mbak Asti hanya dapat berkelojotan tanpa mampu malepaskan diri.
"Aku barusan bohong, Rudy. Sungguh. Tobat Rud, aku masih capek. Aku masih belum sanggup kalau sekarang harus melayani nafsu kamu. Ayolah Rudy, jangan entot aku dulu” pinta Mbak Asti dengan suara mengiba memohon agar aku tidak ngentoti dirinya dulu.
"Tanggung Mbak" ujarku dengan tenang.
"Lagian kontolku juga sudah keburu masuk liang nonok Mbak Asti" lanjutku
"Cabut saja lagi, Rud. Cabut saja. Aku... aku... aku... Aaaaahhh..." protes Mbak Asti sambil terus meminta agar aku tidak ngentoti dirinya. Sesekali Mbak Asti menjerit kecil saat aku mendorong pinggulku, sehingga kotolku melesak masuk ke dalam liang nonoknya.
POV Mbak Asti
“Aaaaaaaaaahhh... Ruuuuuuuuuud...” desah panjangku saat seluruh kontol besar Rudy masuk ke dalam liang nonokku.
Sepertinya kali ini aku harus rela dan menikmati nonokku kembali dientot oleh kontol Rudy. Sekuat apapun aku meronta dan memohon, Rudy tidak akan mencabut kontolnya. Lagi-lagi aku heran dengan kontol Rudy. Walaupun kontol tersebut baru saja habis2an dikerjain oleh diriku dan Meti, dan baru saja menyemprotkan pejuh yang cukup banyak, masih saja tegang dan keras. Akhirnya aku pasrah, liang nonokku kembali ditusuk dan dijelajahi kontol Rudy yang besar dan panjang tersebut.
Sementara itu disisi kami, Meti dengan gembira memberikan semangat padaku agar memberikan perlawanan berarti dan tidak kalah begitu saja dalam persetubuhan kali ini.
"Ayo Asti, lawan! Jangan biarkan Rudy seenaknya mempecundangi dirimu. Ayo Asti. Setidaknya, kamu harus lebih lama bertahan dibandingkan yang pertama tadi" ujar Meti.
Rupanya ada gunanya juga dorongan semangat dari Meti. Kali ini aku dapat bertahan sedikit lebih lama. Setelah beberapa menit liang nonokku dientot dengan kontol Rudy, akhirnya aku pun orgasme.
”Ooooohhh... Ruuuuud... a... a... akuuu... keluuuaaaaarrr...!!! Aaaaahhh...!!!” jeritku saat aku mendapatkan orgasmeku. Tak sadar kedua kakiku menjepit erat pinggang Rudy dan memeluk tubuhnya erat2.
Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... dari dalam liang nonokku menyembur cairan orgasmeku dan menyiram kontol Rudy yang ada di dalamnya.
Sejenak Rudy menghentikan gerakannya untuk memberi waktu bagiku menikmati orgasmeku. Kemudian setelah itu, dia kembali menggerakkan pinggulnya sehingga kontolnya keluar masuk kembali di liang nonokku. Aku masih terkulai pasrah membiarkan kontol Rudy ngentoti liang nonokku. Tidak hanya itu, sambil ngentot Rudy juga mulai menjilati kedua susuku dan mngisap2 pentilnya. Karena terus2an liang nonokku dientot dengan kontol Rudy dan kedua susuku diisap2nya, nafsukupun mulai banglit kembali dan seperti mendapatkan tenaga baru untuk mengimbangi permainan Rudy.
”Ooooohhh... Ssssshhh... enaaaaakkk.. seeekaaaliiiii... kontol kamu Ruuuuud... Ooooohhh... teeeruuuuusss... Ruuuuud... teruuuuusss.. Hhhmmmmm... Aaaaahhh...” rintihku merasakan kenikmatan yang semakin lama semakin hebat di liang nonokku.
Tanpa sadar akupun menggoyang2kan pinggulku mengimbangi sodokkan kontol Rudy. Dan ternyata akibat goyangan pinggulku tersebut membuat Rudy merintih nikmat.
”Hhhmmmmm... nonokmu... juga niiikmaaaaattt... seeekaaaliiiii... Mbaaaaakkk... Uuuuuhhh... Aaaaahhh...” Rudy pun mendesah merasakan nikmatnya liang nonokku.
Dibandingkan dengan Meti, agaknya perlawananku masih belum memadai. Maklum karena baru pertama kali inilah aku menghadapi Rudy yang ternyata memiliki kontol yang sangat luar biasa. Sehingga baru juga beberapa saat lamanya setelah aku mendapatkan orgasme sebelumnya, tiba2 aku merasakan akan mendapatkan orgasmeku kembali.
Aku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa, mengalir ke seluruh tubuhku mulai dari ujung kaki sampai ke ubun2 terutama sekali di sekitar nonokku. Hingga akhirnya tubuhku mengejang sambil memeluk tubuh Rudy erat sekali.
”Aaaaahhh... Ruuuuud... Hhhmmmmm... akuuu... keeeluuuaaaaarrr... laaagiiiii... Aaaaahhh...!!!” jeritku.
Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... kembali cairan orgasmeku menyembur dari dalam liang nonokku.
POV Mbak Meti
Akhirnya setelah Asti sama sekali tak berdaya, karena berkali2 orgasme, Rudy memindahkan sasaran ngentotnya kepada diriku dan akupun menerimanya dengan senang hati.
Aku menelentang sambil mengangkangkan kedua pahaku aku gemgam kontol Rudy dan menuntunnya serta meletakkan kepala kontolnya yang luar biasa ngacengnya itu tepat pada mulut liang nonokku.
“Ayo sayang, tusuk liang nonok aku dengan kontol kamu” perintahku agar Rudy segera memasukkan kontolnya ke dalam liang nonokku yang sudah sangat gatal ingin digaruk dengan kontol besar miliknya.
Tanpa membuang2 waktu lagi, dengan sekali hentakan yang kuat, Rudy mendorong kontolnya hingga masuk seluruhnya di dalam liang nonokku. Aku tersentak karena tidak menyangka Rudy akan memasukan seluruh kontolnya sekaligus ke dalam liang nonokku.
”Ouuugghhh...!!!” jeritku terlonjak kaget saat menerima tusukan maut kontol Rudy memang terasa lebih istimewa dibandingkan dengan kontol mantan suamiku maupun kontol laki2 lain yang pernah memasuki liang nonokku, baik dalam ukuran maupun ketegangannya.
Aku mengangkat kedua belah pahaku dan mengempit pinggang Rudy erat2 untuk selanjutnya aku mulai mengoyang2kan pinggulku mengikuti alunan gerakan tubuh Rudy.
Pada detik berikutnya permainan yang penuh dengan romantika terus berlanjut. Aku benar2 sudah mampu mengimbangi permainan Rudy. Terus terang aku semakin ketagihan dengan hunjaman2 maut dari kontol Rudy yang perkasa tersebut.
Sudah beberapa waktu lamanya, Rudy melakukan hujaman2 kontolku ke dalam liang nonokku yang semakin basah dan licin akibat cairan birahiku yang terus keluar dari liang nonokku. Setiap kali Rudy menghujamkan kontolnya, aku merasakan nikmat yang amat sangat di sekujur tubuhku.
“Aduuuuuhhh.... enaaaaakkk... seeekaaaliiiii... Ooooohhh... Ruuuuud... kontol kaaamuuuuu... enak sekaliiii... Ruuuuud... Hhhmmmmm...” aku terus meracau sambil menikmati kontol Rudy yang keluar masuk liang nonokku dan menggesek syaraf2 kenikmatan yang ada di dalam liang nonokku.
Sementara itu Rudy terus menyodokkan kontolnya yang panjang, besar dan keras itu keluar masuk liang nonokku sampai ke pangkal kontolnya hingga mengeluarkan suara berdecak2, crok... crok... crok... seperti suara bebek menyosor lumpur seiring dengan keluar masuknya kontol Rudy di dalam liang nonokku.
Suara2 itu membuatku begitu terangsang dan semakin terangsang seiring dengan semakin seringnya permukaan dinding liang nonokku menerima gesekan2 dari kontol Rudy yang sangat luar biasa tersebut.
“Aaaaahhh... akuuuuu... gak tahaaaaannn... laaagiiiii... Ruuuuud... Ooooohhh... Ruuuuud... akuuuuu... mau keeeluuuaaaaarrr... Uuuuuhhh... enaaaaakkk... sekaaaliiiii... kontol kaaamuuuuu... Aaaaahhh... Ruuuuud... akuuuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!! Aaaaahhh...!!!” aku mengerang dan menjerit2 penuh kenikmatan.
Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... nonokku berdenyut2 saat mengeluarkan cairan orgasmeku. Akhirnya aku mendapatkan orgasmeku. Badanku mengejang seiring badai orgasme yang melandaku.
"Rudy sayang....!" ujarku sambil menciumi bibir Rudy dengan bernafsu dan punuh kasih sayang setelah badai orgasmeku mereda.
"Kamu jangan pernah bosan kemari ya. Kapan saja kamu mau kesini, aku siap menerimamu sayang. Aku akan melayanimu dengan sepenuh hati" lanjutku
Rudy membalas ciuman2ku tak kalah hangatnya sambil tak henti2nya menghujamkan kotolnya keluar masuk liang nonokku yang semakin becek dan licin. Crok... crok... crok... bunyi akibat gesekan kontol Rudy dengan dinding2 liang nonokku yang sudah sangat becek tersebut semakin nyaring terdengar.
“Tapi Mbak. Aku khawatir pacar Mbak akan marah” ujar Rudy sambil terus menggenjot kontolnya keluar masuk liang nonokku.
“Kamu gak parlu khawatir sayang. Toh pacarku juga jarang kesini. Dia hanya akan menemui aku kalau kebetulan ada bisnis di sini. Walau jarang ketemu tapi aku masih butuh dia. Tapi sebenarnya yang aku butuhkan dari dia hanya uangnya. Jadi kamu gak perlu khawatir. Tapi khusus kamu, aku tidak butuh uang" kataku sambil tersenyum pada Rudy.
"Terus apa yang Mbak butuhkan dariku?” tanya Rudy,
"Aku cuma butuh kontol kamu. Tusukan mautmu telah membuatku mendapatkan kepuasan yang belum pernah aku dapatkan dari laki2 manapun" ujarku
"Ooooohhh... Hhhmmmmm... enaknyaaaaa... Tusukan kontol yang begini belum pernah aku peroleh dari laki2 lain selain kamu Rud. Ayo sayang. Teruuuuusss... Hujamkan kontolmu kuat2. Sekarang nonokku sudah cukup kuat menerima kontolmu ini. Ssssshhh... Hhhmmmmm... Iya... begitu... Eeengghhh... Hhhmmmmm... Eeengghhh... Ssssshhh... Aaaaahhh...” lanjutku dengan tersendat2 sambil mangimbangi genjotan kontol Rudy di liang nonokku.
Rudy terus menggerakan kontolnya keluar masuk liang nonokku. Sesekali dia benamkan seluruhnya kontolnya dalem sekali mentok di dalam liang nonokku. Irama keluar masuk kontol Rudy semakin cepat. Aku pun mengikuti iramanya dengan menggoyangkan pantatku. Tangan kiri Rudy menjalar ke susuku dan meremas2nya, sambil terus memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku semakin cepat. Aku pun semakin tidak tahan lagi menahan orgasmeku yang sudah tinggal sebentar lagi.
“Rudy... Rudy... Hhhmmmmm... Aaaaahhh... aku gak tahan lagi Ruuuuud... Aku sudah mau keluuuaaaaarrr... Ssssshhh... Aaaaahhh... Ruuuuud... akuuu... keluuuaaaaarrr...!!! Aaaaahhh...!!!” jeritku.
Seluruh tubuhku menegang selama beberapa saat dan kemudian terkulai lemas. Liang nonokku berkedut2 kencang saat aku mengalami kontraksi dan seeeeerrr... seeeeerrr... seeeeerrr... cairan orgasmeku kembali menyembur dari dalam liang nonokku.
Kali ini Rudy tidak memberikan kesempatan istirahat bagiku untuk menikmati orgasmeku. Justru dia menggenjotkan kontolnya keluar masuk liang nonokku dengan semakin cepat dan keras. Nikmat sekali rasany baru juga orgasme sudah dienjot dengan keras. Rudy terus saja menggenjot liang nonokku dengan cepat dan keras.
“Mbaaaaakkk... aku mau keluuuaaaaarrr... Ssssshhh... udah gak kuuuaaaaattt... laaagiiii... Mbaaaaakkk...” desah Rudy lalu dengan satu hentakan kuat, dia benamkan seluruh kontolnya di dalam liang nonokku.
“Aaaaahhh... Mbaaaaakkk... aaakuuuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!!” teriak Rudy agak keras bersamaan dengan itu pejuhku keluar dan menyemprot di dalam liang nonokku. Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... lebih kurang lima kali kontol Rudy menyemprotkan pejuhnya.
Seelah semburan pejuhku berhenti, Rudy mencabut kontolnya dari liang nonokku yang banjir tersebut, lalu rebah disamping tubuhku. Aku peluk dengan mesra tubuh Rudy.
"Rudy. Aku mencintaimu, sayang" bisikku lalu menciumi bibir Rudy dengan mesra pula.
Sementara itu Rudy cuma menarik napas panjang. Sambil menikmati sisa2 kenikmatan yang baru saja dia dapatkan dari dua perempuan cantik tersebut.
===000===
Besoknya sekitar pukul sepuluh siang, aku mendatangi rumah Asti, dia baru saja selesai belanja dari tukang sayur yang lewat.
"Tahu gak Met, semalaman aku nggak bisa tidur" ujar Asti sambil meletakkan belanjaannya di meja dapur.
"Nonokku perih. Emang luar biasa kontol si Rudy itu. Sama sekali aku nggak pernah berpikir bakalan dientot kontol segede itu" lanjut Asti.
Aku ketawa.
"Tapi kamu puas kan?” ledekku sambil mendekatkan badanku ke badan Asti.
“Iya sih. Puas banget. Jujur, selama menikah dengan suamiku, aku belum pernah merasakan kenikmatan dan kepuasan seperti yang aku rasakan saat ngentot dengan Rudy” jawab Asti.
“Apa yang kamu alami saat ini, dulu pernah aku alami juga, As. Saat pertama kali nonokku dientot sama kontol si Rudy, selama dua hari jalanku ngegang seperti orang habis disunat. Rasanya kontol Rudy masih tertinggal di nonokku” jelasku
“Bener tuh, Met. Aku juga. Sialan juga tuh si Rudy. Sampai saat ini, rasanya masih ada yang ngeganjal di dalam nonokku. Sampai2 jalanku ngegang” ujar Asti
“Met kamu tahu gak, suamiku sempat bertanya kenapa jalanku agak lain. Kubilang saja, pahaku keseleo. Padahal, sih...hi-hi-hi, Kalau dia tahu apa yang terjadi sebenarnya, dapat pingsan dial!” jelas Asti lalu kami pun berdua tertawa.
"Aku benar2 kapok ngentot sama si Rudy, Met. Amit2 deh!" ujar Asti kemudian.
“Sekarang kamu bisa bilang begitu, As. Tapi nanti, kamu pasti akan ketagihan dengan kontol si Rudy yang luar biasa tersebut" bantahku.
“Ketagihan?!” Asti membelalakan mataya
“Bagaimana aku bisa ketagihan?! Kalau kuulangi lagi ngewe dengan si Rudy, bisa2 nonokku robek oleh kontolnya" sambung Asti
Aku kembali ketawa mendengar omongan Asti barusan.
“Dulu awalnya aku juga berpikiran begitu, As. Tapi setelah aku mengulangi lagi ngentot dengan Rudy, eh... anehnya nonokku nggak sakit lagi, As. Malah... hi... hi... enak gila. Lebih enak dibandingkan ngentot dengan laki2 lain yang sebelumnya pernah ngentot denganku" jelasku
"Ah, Masa?!" kata Asti tak percaya.
"Bener, As. Nggak percaya?! Buktinya aku. Setelah aku dientot si Rudy untuk kedua kalinya, aku jadi kepingin lagi dan lagi. Rasanya liang nonokku selalu gatal pingin dientot terus sama kontol si Rudy. Coba deh, kamu ulangi lagi ngentot dengan si Rudy, aku jamin kalau pasti akan ketagihan kontol si Rudy” jelasku.
Sepertinya Asti mulai kemakan juga dengan omonganku. Tampak dia sedang berpikir. Mudah2an dia mau untuk mengulangi lagi ngentot dengan Rudy seperti yang aku sarankan. Kalau dia mau, aku jadi punya tandem untuk melayani keperkasaan si Rudy.
"Aku mau sih. Tapi nonokku masih perih, Met" ujar Asti sambil meraba2 selangkangannya. Benar dugaanku, Asti mulai tertarik untuk ngentot degan si Rudy kembali.
"Ya, jangan sekarang. Tunggu saja dua tiga hari lagi. Sampai perihmu hilang, ok?” sahutku.
"Kita lihat saja nanti. Aku akan kabari kamu kalau aku sudah siap" ujar Asti.
Bersambung...
3 Some (Mbak Asti dan Mbak Meti)
Mbak Heni, Mbak Asti dan Mbak Meti (1)
Mbak Heni, Mbak Asti dan Mbak Meti (2)
Tante Lia (1)
Tante Lia (2)
Tante Lia dan Tante Tuti (1)
Tante Lia dan Tante Tuti (2)
3 Some (Mbak Asti dan Mbak Meti)
POV Rudy
USIA bukan merupakan penghalang bagi dua orang yang saling mencintai. Demikian pula halnya denganku dan Mbak Yayuk. Aku, yang baru menginjak remaja, mencintai Mbak Yayuk, seorang janda cantik yang berusia jauh lebih tua dariku. Kami saling berjanji tidak akan menyerahkan tubuh masing2 kepada perempuan atau lelaki lain. Namun ternyata janji itu sulit ditepati, Mbak Yayuk menyerahkan tubuhnya kepada Mas Jojo, rekan sekerjanya. Dan kemudian terpaksa pula monyerahkan tubuhnya pada pak Kadir, Kepala bagiannya, dengan pertimbangan kuatir Pak Kadir bertindak macam2 yang mengganggu reputasi kerja Mbak Yayuk, jika kehendak lelaki itu tidak dipenuhi.
Demikian pula denganku.
Perempuan kedua yang pernah kuentot adalah Mbak Meti, janda cantik yang tinggalnya lebih kurang tiga ratus meter dari rumahku. Mbak Meti memang sudah lama menaruh perhatian padaku. Suatu hari, waktu aku pulang sekolah dipanggilnya dengan alasan minta tolong memindahkan lemari. Namun yang terjadi selanjutnya sesudah memindahkan lemari, aku dan Mbak Meti bergumul diranjang.
Perempuan ketiga yang kuentot, adalah Mbak Asti, yang sebenarnya sudah punya suami, tetapi tidak puas dengan suaminya. Mbak Asti berhubungan denganku, melalui perantaraan Mbak Meti.
Bahkan lebih seringnya aku entot Mbak Meti dan Mbak Asti bersamaan alias 3 some.
Seperti yang terjadi hari ini, setelah mengerjai Mbak Asti, sampai perempuan cantik itu kepayahan, aku memindahkan sasaranku kepada Mbak Meti. Janda centil ini aku entot sampai kepayahan. Lalu ganti Mbak Asti yang terangsang kembali. Dia jilati dan dia kulum kontolku dengan sangat luar biasa sehingga perlahan2 kontolku mulai ngaceng kembali.
Disaat Mbak Asti sedang asyik mengerjai kontolku dengan tangan dan mulutnya, Mbak Meti terbangun dari tidurnya yang cuma beberapa saat. Mbak Meti yang sudah segar kembali, mendekati Mbak Asti yang sedang asyik menjilati dan mengulum kontolku.
“Asti! Udah dong! Aku juga kepingin!” ujar Mbak Meti sambil mengambil alih kontolku yang semakin ngaceng itu.
Kini gantian Mbak Meti yang menjilati dan mengulum kontolku. Agaknya Mbak Asti masih juga belum puas. Maka saat Mbak Meti mengulum kepala kontolku, maka Mbak Asti menjilati batang kontolku. Dan jika Mbak Meti menjilati batang kontolku, maka Mbak Asti ganti mengulum dan menyedot2 kepala kontolku.
“Aaaaahhh... Mbaaaaakkk... nikmat Mbaaaaakkk...” Aku mendesah menikmati sebuah sensasi ketika batang kontolku di kulum oleh dua perempuan cantik yang sangat berpengalaman dalam memanjakan laki2.
Sluuuuurp... Sluuuuurp... Sluuuuurp...
Tampaknya kedua perempuan tersebut sangat menikmati tugas memuaskan diriku di bagian kontolku. Tidak ada sedikit pun bagain kontolku yang luput dari jilatan lidah kedua perempuan tersebut. Semua bagian kontolku di jilat habis.
Kontolku terus menerus dicumbu oleh kedua perempuan cantik tersebut. Sungguh nikmat apalagi yang mencumbu termasuk perempuan yang berpengalaman, mau tidak mau pertahananku goyah juga. Aku berusaha bertahan agar dapat lebih lama. Namun pertahananku semakin goyah juga, sampai akhirnya tibalah saat yang dinantikan kedua perempuan cantik dan syarat pengalaman itu.
“Aaaaahhh... Mbaaaaakkk... aku mau keluar Mbaaaaakkk...” ujarku sambil membelai lembut rambut kedua perempuan tersebut. Kontolku rasanya semakin mengencang dan otot2ku juga turut mengikutinya. Kedua perempuan tersebut semakin cepat mengocok, mengulum dan menjilati semua bagian kontolku.
“Aaaaahhh... Mbaaaaakkk... Ooooohhh... Mbaaaaakkk... akuuu... keluuuaaaaarrr...!!! Ssssshhh... Mbaaaaakkk... Aaaaahhh...!!!” jeritku dengan keras.
Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... semburan demi semburan pejuhku keluar dari kontolku. Aku masih merem melek menikmati tiap tetes pejuh yang masih terus keluar dari kontolku. Kedua perempuan tersebut terus menggerakkan tangannya maju mundur untuk mengeluarkan semua cairan pejuhku. Kedua perempuan cantik tersebut berebutan, bergantian mengisap dan mereguk cairan pejuhku yang menyembur tersebut.
Banyak sekali pejuh yang disemburkan oleh kepala kontolku dan semuanya direguk habis oleh kedua perempuan tersebut. Setelah semburan pejuhku berhenti, kedua perempuan cantik tersebut menyudahi permainannya pada kontolku.
“Hhhmmmmm... enak sekali pejuhmu, Rud” ujar Mbak Meti.
“Pejuhmu gurih dan wangi" sambung Mbak Asti.
Aku tidak berkata apa2. Kontolku masih tegang dan keras walaupun baru saja menyemprotkan pejuhku. Sementara itu Mbak Meti dan Mbak Asti membaringkan tubuhnya masing2 di samping kiri dan kananku. Begitu Mbak Asti berbaring, dengan cepat aku bangun dari berbaringku dan langsung menyergap dan menindih tubuh Mbak Astinya. Begitu cepatnya, sehingga Mbak Asti tak sempat lagi menghindar.
"Auw! Rudy! Jangan aku, Rud! Meti saja! Meti lebih kuat dari pada aku!" jerit protes Mbak Asti
Namun aku tidak menghiraukan ucapan Mbak Asti. Dengan cepat aku menahan kedua paha Mbak Asti dengan kedua pahanya yang kukuh. Mbak Asti tidak dapat lagi berkutik. Selangkangannya terkangkang selebar-lebarnya. Dan Mbak Asti tak Mampu lagi menolak Masuknya kontol Rudy yang sangat luar biasa itu.
"Aduh Rud! Jangan diteruskan! Udah Rud. Ampun! Cabut lagi, Rud! Meti saja yang kamu entotl" protes Mbak Asti kembali sambil terus meronta. Aku tahu Mbak Asti pasti ingin istirahat lebih lama lagi setelah aku entot habis2an bergantian dengan Mbak Meti. Namun karena liang nonok Mbak Asti lebih legit ketimbang liang nonok Mbak Mati, maka aku ingin merasakan kembali legitnya liang nonok Mbak Asti
"Nggak mau! Aku kepingin ngentotin Mbak Asti. Kan barusan kata Mbak Asti kepingin jadi pacarku" ujarku sambil menahan rontaan Mbak Asti. Dengan cepat aku sudah berhasil memesaukkan kontolku ke dalam liang nonok Mbak Asti namun baru sebatas leher kontolku dan membiarkan mulut liang nonok Mbak Asti mencekik leher kontolku. Mbak Asti hanya dapat berkelojotan tanpa mampu malepaskan diri.
"Aku barusan bohong, Rudy. Sungguh. Tobat Rud, aku masih capek. Aku masih belum sanggup kalau sekarang harus melayani nafsu kamu. Ayolah Rudy, jangan entot aku dulu” pinta Mbak Asti dengan suara mengiba memohon agar aku tidak ngentoti dirinya dulu.
"Tanggung Mbak" ujarku dengan tenang.
"Lagian kontolku juga sudah keburu masuk liang nonok Mbak Asti" lanjutku
"Cabut saja lagi, Rud. Cabut saja. Aku... aku... aku... Aaaaahhh..." protes Mbak Asti sambil terus meminta agar aku tidak ngentoti dirinya. Sesekali Mbak Asti menjerit kecil saat aku mendorong pinggulku, sehingga kotolku melesak masuk ke dalam liang nonoknya.
POV Mbak Asti
“Aaaaaaaaaahhh... Ruuuuuuuuuud...” desah panjangku saat seluruh kontol besar Rudy masuk ke dalam liang nonokku.
Sepertinya kali ini aku harus rela dan menikmati nonokku kembali dientot oleh kontol Rudy. Sekuat apapun aku meronta dan memohon, Rudy tidak akan mencabut kontolnya. Lagi-lagi aku heran dengan kontol Rudy. Walaupun kontol tersebut baru saja habis2an dikerjain oleh diriku dan Meti, dan baru saja menyemprotkan pejuh yang cukup banyak, masih saja tegang dan keras. Akhirnya aku pasrah, liang nonokku kembali ditusuk dan dijelajahi kontol Rudy yang besar dan panjang tersebut.
Sementara itu disisi kami, Meti dengan gembira memberikan semangat padaku agar memberikan perlawanan berarti dan tidak kalah begitu saja dalam persetubuhan kali ini.
"Ayo Asti, lawan! Jangan biarkan Rudy seenaknya mempecundangi dirimu. Ayo Asti. Setidaknya, kamu harus lebih lama bertahan dibandingkan yang pertama tadi" ujar Meti.
Rupanya ada gunanya juga dorongan semangat dari Meti. Kali ini aku dapat bertahan sedikit lebih lama. Setelah beberapa menit liang nonokku dientot dengan kontol Rudy, akhirnya aku pun orgasme.
”Ooooohhh... Ruuuuud... a... a... akuuu... keluuuaaaaarrr...!!! Aaaaahhh...!!!” jeritku saat aku mendapatkan orgasmeku. Tak sadar kedua kakiku menjepit erat pinggang Rudy dan memeluk tubuhnya erat2.
Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... dari dalam liang nonokku menyembur cairan orgasmeku dan menyiram kontol Rudy yang ada di dalamnya.
Sejenak Rudy menghentikan gerakannya untuk memberi waktu bagiku menikmati orgasmeku. Kemudian setelah itu, dia kembali menggerakkan pinggulnya sehingga kontolnya keluar masuk kembali di liang nonokku. Aku masih terkulai pasrah membiarkan kontol Rudy ngentoti liang nonokku. Tidak hanya itu, sambil ngentot Rudy juga mulai menjilati kedua susuku dan mngisap2 pentilnya. Karena terus2an liang nonokku dientot dengan kontol Rudy dan kedua susuku diisap2nya, nafsukupun mulai banglit kembali dan seperti mendapatkan tenaga baru untuk mengimbangi permainan Rudy.
”Ooooohhh... Ssssshhh... enaaaaakkk.. seeekaaaliiiii... kontol kamu Ruuuuud... Ooooohhh... teeeruuuuusss... Ruuuuud... teruuuuusss.. Hhhmmmmm... Aaaaahhh...” rintihku merasakan kenikmatan yang semakin lama semakin hebat di liang nonokku.
Tanpa sadar akupun menggoyang2kan pinggulku mengimbangi sodokkan kontol Rudy. Dan ternyata akibat goyangan pinggulku tersebut membuat Rudy merintih nikmat.
”Hhhmmmmm... nonokmu... juga niiikmaaaaattt... seeekaaaliiiii... Mbaaaaakkk... Uuuuuhhh... Aaaaahhh...” Rudy pun mendesah merasakan nikmatnya liang nonokku.
Dibandingkan dengan Meti, agaknya perlawananku masih belum memadai. Maklum karena baru pertama kali inilah aku menghadapi Rudy yang ternyata memiliki kontol yang sangat luar biasa. Sehingga baru juga beberapa saat lamanya setelah aku mendapatkan orgasme sebelumnya, tiba2 aku merasakan akan mendapatkan orgasmeku kembali.
Aku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa, mengalir ke seluruh tubuhku mulai dari ujung kaki sampai ke ubun2 terutama sekali di sekitar nonokku. Hingga akhirnya tubuhku mengejang sambil memeluk tubuh Rudy erat sekali.
”Aaaaahhh... Ruuuuud... Hhhmmmmm... akuuu... keeeluuuaaaaarrr... laaagiiiii... Aaaaahhh...!!!” jeritku.
Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... kembali cairan orgasmeku menyembur dari dalam liang nonokku.
POV Mbak Meti
Akhirnya setelah Asti sama sekali tak berdaya, karena berkali2 orgasme, Rudy memindahkan sasaran ngentotnya kepada diriku dan akupun menerimanya dengan senang hati.
Aku menelentang sambil mengangkangkan kedua pahaku aku gemgam kontol Rudy dan menuntunnya serta meletakkan kepala kontolnya yang luar biasa ngacengnya itu tepat pada mulut liang nonokku.
“Ayo sayang, tusuk liang nonok aku dengan kontol kamu” perintahku agar Rudy segera memasukkan kontolnya ke dalam liang nonokku yang sudah sangat gatal ingin digaruk dengan kontol besar miliknya.
Tanpa membuang2 waktu lagi, dengan sekali hentakan yang kuat, Rudy mendorong kontolnya hingga masuk seluruhnya di dalam liang nonokku. Aku tersentak karena tidak menyangka Rudy akan memasukan seluruh kontolnya sekaligus ke dalam liang nonokku.
”Ouuugghhh...!!!” jeritku terlonjak kaget saat menerima tusukan maut kontol Rudy memang terasa lebih istimewa dibandingkan dengan kontol mantan suamiku maupun kontol laki2 lain yang pernah memasuki liang nonokku, baik dalam ukuran maupun ketegangannya.
Aku mengangkat kedua belah pahaku dan mengempit pinggang Rudy erat2 untuk selanjutnya aku mulai mengoyang2kan pinggulku mengikuti alunan gerakan tubuh Rudy.
Pada detik berikutnya permainan yang penuh dengan romantika terus berlanjut. Aku benar2 sudah mampu mengimbangi permainan Rudy. Terus terang aku semakin ketagihan dengan hunjaman2 maut dari kontol Rudy yang perkasa tersebut.
Sudah beberapa waktu lamanya, Rudy melakukan hujaman2 kontolku ke dalam liang nonokku yang semakin basah dan licin akibat cairan birahiku yang terus keluar dari liang nonokku. Setiap kali Rudy menghujamkan kontolnya, aku merasakan nikmat yang amat sangat di sekujur tubuhku.
“Aduuuuuhhh.... enaaaaakkk... seeekaaaliiiii... Ooooohhh... Ruuuuud... kontol kaaamuuuuu... enak sekaliiii... Ruuuuud... Hhhmmmmm...” aku terus meracau sambil menikmati kontol Rudy yang keluar masuk liang nonokku dan menggesek syaraf2 kenikmatan yang ada di dalam liang nonokku.
Sementara itu Rudy terus menyodokkan kontolnya yang panjang, besar dan keras itu keluar masuk liang nonokku sampai ke pangkal kontolnya hingga mengeluarkan suara berdecak2, crok... crok... crok... seperti suara bebek menyosor lumpur seiring dengan keluar masuknya kontol Rudy di dalam liang nonokku.
Suara2 itu membuatku begitu terangsang dan semakin terangsang seiring dengan semakin seringnya permukaan dinding liang nonokku menerima gesekan2 dari kontol Rudy yang sangat luar biasa tersebut.
“Aaaaahhh... akuuuuu... gak tahaaaaannn... laaagiiiii... Ruuuuud... Ooooohhh... Ruuuuud... akuuuuu... mau keeeluuuaaaaarrr... Uuuuuhhh... enaaaaakkk... sekaaaliiiii... kontol kaaamuuuuu... Aaaaahhh... Ruuuuud... akuuuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!! Aaaaahhh...!!!” aku mengerang dan menjerit2 penuh kenikmatan.
Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... nonokku berdenyut2 saat mengeluarkan cairan orgasmeku. Akhirnya aku mendapatkan orgasmeku. Badanku mengejang seiring badai orgasme yang melandaku.
"Rudy sayang....!" ujarku sambil menciumi bibir Rudy dengan bernafsu dan punuh kasih sayang setelah badai orgasmeku mereda.
"Kamu jangan pernah bosan kemari ya. Kapan saja kamu mau kesini, aku siap menerimamu sayang. Aku akan melayanimu dengan sepenuh hati" lanjutku
Rudy membalas ciuman2ku tak kalah hangatnya sambil tak henti2nya menghujamkan kotolnya keluar masuk liang nonokku yang semakin becek dan licin. Crok... crok... crok... bunyi akibat gesekan kontol Rudy dengan dinding2 liang nonokku yang sudah sangat becek tersebut semakin nyaring terdengar.
“Tapi Mbak. Aku khawatir pacar Mbak akan marah” ujar Rudy sambil terus menggenjot kontolnya keluar masuk liang nonokku.
“Kamu gak parlu khawatir sayang. Toh pacarku juga jarang kesini. Dia hanya akan menemui aku kalau kebetulan ada bisnis di sini. Walau jarang ketemu tapi aku masih butuh dia. Tapi sebenarnya yang aku butuhkan dari dia hanya uangnya. Jadi kamu gak perlu khawatir. Tapi khusus kamu, aku tidak butuh uang" kataku sambil tersenyum pada Rudy.
"Terus apa yang Mbak butuhkan dariku?” tanya Rudy,
"Aku cuma butuh kontol kamu. Tusukan mautmu telah membuatku mendapatkan kepuasan yang belum pernah aku dapatkan dari laki2 manapun" ujarku
"Ooooohhh... Hhhmmmmm... enaknyaaaaa... Tusukan kontol yang begini belum pernah aku peroleh dari laki2 lain selain kamu Rud. Ayo sayang. Teruuuuusss... Hujamkan kontolmu kuat2. Sekarang nonokku sudah cukup kuat menerima kontolmu ini. Ssssshhh... Hhhmmmmm... Iya... begitu... Eeengghhh... Hhhmmmmm... Eeengghhh... Ssssshhh... Aaaaahhh...” lanjutku dengan tersendat2 sambil mangimbangi genjotan kontol Rudy di liang nonokku.
Rudy terus menggerakan kontolnya keluar masuk liang nonokku. Sesekali dia benamkan seluruhnya kontolnya dalem sekali mentok di dalam liang nonokku. Irama keluar masuk kontol Rudy semakin cepat. Aku pun mengikuti iramanya dengan menggoyangkan pantatku. Tangan kiri Rudy menjalar ke susuku dan meremas2nya, sambil terus memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku semakin cepat. Aku pun semakin tidak tahan lagi menahan orgasmeku yang sudah tinggal sebentar lagi.
“Rudy... Rudy... Hhhmmmmm... Aaaaahhh... aku gak tahan lagi Ruuuuud... Aku sudah mau keluuuaaaaarrr... Ssssshhh... Aaaaahhh... Ruuuuud... akuuu... keluuuaaaaarrr...!!! Aaaaahhh...!!!” jeritku.
Seluruh tubuhku menegang selama beberapa saat dan kemudian terkulai lemas. Liang nonokku berkedut2 kencang saat aku mengalami kontraksi dan seeeeerrr... seeeeerrr... seeeeerrr... cairan orgasmeku kembali menyembur dari dalam liang nonokku.
Kali ini Rudy tidak memberikan kesempatan istirahat bagiku untuk menikmati orgasmeku. Justru dia menggenjotkan kontolnya keluar masuk liang nonokku dengan semakin cepat dan keras. Nikmat sekali rasany baru juga orgasme sudah dienjot dengan keras. Rudy terus saja menggenjot liang nonokku dengan cepat dan keras.
“Mbaaaaakkk... aku mau keluuuaaaaarrr... Ssssshhh... udah gak kuuuaaaaattt... laaagiiii... Mbaaaaakkk...” desah Rudy lalu dengan satu hentakan kuat, dia benamkan seluruh kontolnya di dalam liang nonokku.
“Aaaaahhh... Mbaaaaakkk... aaakuuuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!!” teriak Rudy agak keras bersamaan dengan itu pejuhku keluar dan menyemprot di dalam liang nonokku. Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... lebih kurang lima kali kontol Rudy menyemprotkan pejuhnya.
Seelah semburan pejuhku berhenti, Rudy mencabut kontolnya dari liang nonokku yang banjir tersebut, lalu rebah disamping tubuhku. Aku peluk dengan mesra tubuh Rudy.
"Rudy. Aku mencintaimu, sayang" bisikku lalu menciumi bibir Rudy dengan mesra pula.
Sementara itu Rudy cuma menarik napas panjang. Sambil menikmati sisa2 kenikmatan yang baru saja dia dapatkan dari dua perempuan cantik tersebut.
===000===
Besoknya sekitar pukul sepuluh siang, aku mendatangi rumah Asti, dia baru saja selesai belanja dari tukang sayur yang lewat.
"Tahu gak Met, semalaman aku nggak bisa tidur" ujar Asti sambil meletakkan belanjaannya di meja dapur.
"Nonokku perih. Emang luar biasa kontol si Rudy itu. Sama sekali aku nggak pernah berpikir bakalan dientot kontol segede itu" lanjut Asti.
Aku ketawa.
"Tapi kamu puas kan?” ledekku sambil mendekatkan badanku ke badan Asti.
“Iya sih. Puas banget. Jujur, selama menikah dengan suamiku, aku belum pernah merasakan kenikmatan dan kepuasan seperti yang aku rasakan saat ngentot dengan Rudy” jawab Asti.
“Apa yang kamu alami saat ini, dulu pernah aku alami juga, As. Saat pertama kali nonokku dientot sama kontol si Rudy, selama dua hari jalanku ngegang seperti orang habis disunat. Rasanya kontol Rudy masih tertinggal di nonokku” jelasku
“Bener tuh, Met. Aku juga. Sialan juga tuh si Rudy. Sampai saat ini, rasanya masih ada yang ngeganjal di dalam nonokku. Sampai2 jalanku ngegang” ujar Asti
“Met kamu tahu gak, suamiku sempat bertanya kenapa jalanku agak lain. Kubilang saja, pahaku keseleo. Padahal, sih...hi-hi-hi, Kalau dia tahu apa yang terjadi sebenarnya, dapat pingsan dial!” jelas Asti lalu kami pun berdua tertawa.
"Aku benar2 kapok ngentot sama si Rudy, Met. Amit2 deh!" ujar Asti kemudian.
“Sekarang kamu bisa bilang begitu, As. Tapi nanti, kamu pasti akan ketagihan dengan kontol si Rudy yang luar biasa tersebut" bantahku.
“Ketagihan?!” Asti membelalakan mataya
“Bagaimana aku bisa ketagihan?! Kalau kuulangi lagi ngewe dengan si Rudy, bisa2 nonokku robek oleh kontolnya" sambung Asti
Aku kembali ketawa mendengar omongan Asti barusan.
“Dulu awalnya aku juga berpikiran begitu, As. Tapi setelah aku mengulangi lagi ngentot dengan Rudy, eh... anehnya nonokku nggak sakit lagi, As. Malah... hi... hi... enak gila. Lebih enak dibandingkan ngentot dengan laki2 lain yang sebelumnya pernah ngentot denganku" jelasku
"Ah, Masa?!" kata Asti tak percaya.
"Bener, As. Nggak percaya?! Buktinya aku. Setelah aku dientot si Rudy untuk kedua kalinya, aku jadi kepingin lagi dan lagi. Rasanya liang nonokku selalu gatal pingin dientot terus sama kontol si Rudy. Coba deh, kamu ulangi lagi ngentot dengan si Rudy, aku jamin kalau pasti akan ketagihan kontol si Rudy” jelasku.
Sepertinya Asti mulai kemakan juga dengan omonganku. Tampak dia sedang berpikir. Mudah2an dia mau untuk mengulangi lagi ngentot dengan Rudy seperti yang aku sarankan. Kalau dia mau, aku jadi punya tandem untuk melayani keperkasaan si Rudy.
"Aku mau sih. Tapi nonokku masih perih, Met" ujar Asti sambil meraba2 selangkangannya. Benar dugaanku, Asti mulai tertarik untuk ngentot degan si Rudy kembali.
"Ya, jangan sekarang. Tunggu saja dua tiga hari lagi. Sampai perihmu hilang, ok?” sahutku.
"Kita lihat saja nanti. Aku akan kabari kamu kalau aku sudah siap" ujar Asti.
Bersambung...
Terakhir diubah: