Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

ROMANSA KISAH SI KUCING GARONG

Bimabet
Kucing garong ngk ada kapoknya..

pindangnya masih banyah sih....

9u4w7ds.jpg

Meong...meong πŸ˜‚
 
94Rp80R.jpg

ROMANSA KISAH SI KUCING GARONG


ASAL MUASAL

Bagian Ke Tujuh


UG3FjNr.jpg


GUNAWAN

scBkqY1.jpg


SONYA




Perkenalkan namaku Gunawan. Ya Gunawan titik tak pakai koma, aku berusia sekitar 30 tahunan. Saat ini aku mempunyai usaha yang mapan, masih skala menengah sih, usahaku ini bergerak dibidang Jasa. Terutama di Jasa Desain khususnya bangunan baik interior maupun eksterior.

Awalnya usaha saya kembangkan dan nol bersama dengan seorang teman, yang pada saat itu kami benar benar jatuh dari keterpurukan. Sama sama ditipu sama kolega kolega kami yang lari membawa modal modal kami.hancur serasa dunia yang saya rasakan saat itu.

Kesana kemari berjalan tak jelas arah. Hingga di warung kopi itu yang mempertemukan aku dengan seseorang yang bernama Adit. Sosok teman yang pada akhirnya menjadi patner dalam berusaha. Pelan pelan kami berdua merintis usaha ini, dan pada akhirnya dapat berkembang menjadi seperti sekarang ini.

Kini kami sudah mempunyai beberapa staf dan puluhan karyawan.Hingga suatu saat aku bertemu dengan sosok Berta, yang kini menjadi pendamping hidupku.

Perkenalan yang begitu singkat pada akhirnya membawa kami menuju pelaminan.

Awal pernikahan yang membawa kebahagian bagi kami berdua. Sosok seorang Berta memang sosok yang sempurna. Dia begitu perhatian, sabar dan penyayang. Tetapi tiada gading yang tak retak, yang retak bukan disisi Berta tetapi retaknya ada padaku.

Pernah suatu saat aku berpikir, kok bisa saya melakukan semua itu. Semua ini bermula dari malam itu, malam yang mengeluarkan sisi hitam dari seorang sosok Gunawan, yang selama ini tanpa dia sendiri menyadarinya.

sosok yang melekat dan melekat di diri manusia, disadari maupun tanpa disadari, itulah Nafsu


=== oOo ===

Malam itu, ketika aku baru menikah dengan Berta. Aku baru saja hendak pergi membaca buku di teras ketika seutas sms meluncur ke hapeku, dari Sonya. Aku buka sms itu.

β€œSelamat malam, Gun. Maaf mengganggu. Kamu bisa ke rumah sebentar?”Demikian pesan singkat itu.

Aku berpikir sesaat, dan kubalas. β€œDengan senang hati, Mbak. Tunggu ya!”Selebihnya aku sibuk pencet-pencet keypad hape untuk memberitahu Berta yang belum pulang dari arisan kalau aku lagi pergi ke toko buku. Aku tidak ingin dia menyusulku ke rumah Sonya, biarlah ini menjadi rahasiaku.

Agak mengganggu pikiran ketika Sonya membuka pintu dengan raut wajah tidak secerah biasanya. Meski kelihatan senang dengan kehadiranku, senyumnya tidak terlalu riang.

β€œAda apa, Mbak?” tanyaku. β€œPerlu sama aku?”

β€œIya. Sebenarnya… aku perlu teman ngobrol.” Sonya menutup pintu yang membentang ke hamparan taman depan. Ia memberi isyarat padaku agar membantu menggeser sofa untuk menghadap ke jendela. Ia kemudian mengambil dua gelas jus tomat dan memberikan segelas padaku.

β€œTerima kasih sudah mau datang. Maaf kalau aku menganggu waktumu,” Sonya duduk di satu sisi sofa. Ia menepuk-nepuk bidang sofa yang kosong dan berkata, ”Duduklah di sini,”

Ragu-ragu aku duduk di sofa yang hanya cukup untuk berdua itu. Sonya terdiam sesaat. β€œKatakan padaku, Gun, apa arti cinta bagimu!” tiba-tiba dia bertanya.

Aku sedikit terkejut. Pertanyaan ini terasa agak aneh bagiku. β€œEhm, aku kira persepsi tentang cinta di mana-mana sama saja. Cinta itu diikat oleh rasa, oleh nilai sosial, oleh hubungan timbal balik yang positif dengan pasangannya,” kataku.

Sonya menoleh, batal menyedot jus tomatnya. β€œKalau cinta seorang perempuan yang sudah menikah?”

β€œUmumnya ikatan cinta perempuan pada suami kuat dan banyak perkawinan yang survive sampai salah satu meninggalkannya karena kematian. Tapi cinta dalam perkawinan bisa juga tak bertahan lama, karena kehadiran pihak ketiga dan sebab-sebab lain. Di mana-mana sama,” kataku. β€œBoleh tanya, mbak, kenapa ini kita angkat sebagai topik?” tanyaku.

β€œMaaf kalau topik ini membosankan,” Sonya bangkit dari duduknya, menaruh gelas di meja dan membuka hape. β€œIngat ketika kapan hari kubilang gadis sekarang cantik-cantik?” tanyanya.

β€œYa, aku ingat Mbak bilang itu.” kataku menoleh.

β€œKemarilah sebentar! Lihat foto ini. Perempuan muda ini. Bagaimana menurutmu? Cantikkah dia?” Sonya menghadapkan layar hape ke wajahku. Dia menekan tombol geser, menunjukkan sejumlah foto seorang gadis dengan latar belakang tempat-tempat umum. Aku tak langsung menanggapi. Aku menatap foto-foto itu tanpa berkedip.

β€œBagaimana menurutmu?” tanya Sonya.

β€œDia cantik… cantik sekali.” kataku jujur.

β€œMenurutku juga. Ia gadis luar biasa. Lihat parasnya. Lihat bentuk tubuhnya yang ramping menggoda. Lihat lekuk-lekuk badan dan senyumnya.”

β€œBoleh tahu siapa dia?” kataku.

β€œNamanya Trista, seorang mahasiswi jurusan Hukum. Aku sungguh kagum pada keelokan gadis ini,” Sonya meneguk jus tomatnya tanpa sedotan.

β€œBagaimana Mbak bisa mendapatkan foto-fotonya?” aku bertanya.

β€œDari orang suruhanku. Dia memotretnya diam-diam dan mengirimkannya padaku tadi pagi lewat WA,” kata Sonya.

β€œMemotretnya diam-diam?” ulangku.

β€œYa, diam-diam. Sudah beberapa lama ini aku curiga dengan gerak-gerik Gilang. Kuminta seseorang untuk menguntitnya, dan inilah hasilnya, dia melihat Gilang dari kejauhan bersama gadis ini.”

β€œSuami mbak?” tanyaku.

β€œIya. Dan lihat ini,” Sonya menggeser koleksi foto. Kali ini ke sebuah pemandangan dengan dua orang bergandengan mesra di lobi sebuah hotel. Foto itu tak terlalu jelas, tapi cukup terang untuk melihat wajah-wajahnya.

β€œYang laki-laki itu Gilang. Yang perempuan itu Trista. Foto ini diambil tadi malam. Mereka menginap di hotel ini,” roman muka Sonya berubah sendu.

β€œBukankah suami mbak pergi ke Bangkok?” tanyaku mirip orang bodoh.

β€œGadis ini hebat,” Sonya tak langsung menjawab pertanyaanku, β€œIa bisa menaklukkan Gilang. Bisa memalingkan cintanya dariku, bisa membuatnya berbohong!” Sonya mengusap hidungnya.

β€œMaaf, Mbak. Apakah benar-benar mereka menginap di hotel ini?” tanyaku.

β€œYa, orang suruhanku tak mungkin bohong. Mereka check-in dengan nama Trista. Tadi pagi orangku telepon ke kamar mereka. Gilang yang terima.” Sonya kembali ke sofa di hadapan jendela dan tersandar lemas. Lama ia duduk dengan pandangan kosong ke luar jendela.

Aku menghampiri dan duduk di dekatnya. β€œIni cobaan buat Mbak. Mbak harus kuat. Mbak pasti bisa melaluinya. Apakah suami mbak telepon kemarin-kemarin?”

β€œYa, tadi malam dia telepon. Dia bilang dia ada di Bangkok. Kami mengobrol sebentar, aku bilang baru jalan-jalan cari baju dan belanja tomat.” Sonya memejamkan mata untuk menahan tangis, membuatku tak mampu berbicara kecuali memperhatikan dengan lekat. Peluh membanjir di dahinya.

Aku menjumput dua helai tisu di meja dan memberikannya kepada Sonya. Ia mengusap peluh di dahinya dengan gerakan mempesona.

β€œKamu juga keringetan, Gun,” kata Sonya menunjuk dahiku.

Dia menjumput beberapa lembar tisu dan mulai mengusap keringat di dahiku dengan lembut. Aku mundur sedikit dan menahan napas, membiarkan tangannya bergerak lembit di seputaran dahi. Dekat sekali wajah itu ke wajahku. Perempuan ini lama-lama bisa membuatku gila. Sonya menatap mataku beberapa saat. Aku balik menatapnya. Ada pancaran kuat di mata itu; sepasang mata elang yang menyorot tajam. Tapi ia kemudian mundur beberapa langkah ketika ia mulai melihatku gugup.

β€œOh, maaf, aku membuat kamu nggak nyaman… maaf!” Sonya mengusap hidung. Napasnya naik turun.

β€œTidak apa-apa, Mbak. Nggak masalah,” Napasku tak kalah memburu.

β€œKamu baik-baik saja?” Sonya terheran-heran.

Aku terdiam, menatapnya. Baju terusan batik bermotif bunga dengan warna terang itu ketat menempel indah di tubuh Sonya. Batik tanpa lengan itu, dan garis kain di dada yang rendah, menyembulkan kulit putih bersih sepasang lengan dan dada membusung yang menambah daya pikat tubuh itu.

Bagian bawah terusan batik yang melebar, setinggi lebih dari 15 centimeter di atas lutut, menyiratkan panorama yang sebaiknya tak perlu kututurkan. Semula aku mengira Sonya membeli dress batik yang salah ukuran alias terlalu pendek bagian bawahnya, tapi kemudian aku menyimpulkan, dress itu memang pas untuk menampilkan keindahan ragawinya dengan cara yang mencengangkan.

Sonya duduk di sofa, menyilangkan kaki, meneguk jus dingin. Sesekali ia menerawang sisa jus di gelas yang buram oleh lapisan dingin air es. Sepasang kaki indah dari singkapan kain batik yang longgar itu, dia memiliki kulit buah zaitun yang sangat sempurna, dan tubuh yang bahkan istriku pun menginginkannya.

β€œSatu pertanyaan, Gun. Aku minta pendapatmu,” kata Sonya, perlahan.

β€œYa?”

β€œBagaimana perasaanmu bila Trista itu istrimu?” Sonya menatapku, mempermainkan sisa jus di gelas.



=== oOo ===​


#Jeder…!!!!!!

Apa yang akan terjadi selanjutnya…..

Ikuti kisah selanjutnya

Salam paitun gundal gandul….


 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd