Setelah mobil berhenti, akupun melangkah keluar dan berjalan mengikutki perempuan yang sudah 3 tahun lebih menemani sebagai sekretarisku
"Hananliya Utami" nama lengkapnya.
Berkulit putih bersih, beralis tebal, berbulu mata lentik natural. Tinggi badannya hanya sedadaku, kulit putihnya ditumbuhi bulu yang sangat kontras dengan warna kulitnya walaupun tidak pernah ditampakannya. Karena dia selalu menggunakan pakaian tertutup dan longgar diwaktu kerja.
"Brukk" suara terdengar saat tanpa sadar aku menabrak punggung hana dan sontak diapun ikut terkejut.
"Duhh maaf" kataku ketika tersadar dari lamunanku
"bapak kenapa pak?" Tanyanya yang kebingungan lalu menatapku dengan lekat seperti sedang mencari tahu apa yang sedang mengganggu fikiranku.
"aahh maaf, konsentrasi ku terganggu" kataku dengan asal
"Pak pak pak"ucapnya sambil tersenyum dan geleng geleng
"hehehe" aku hanya bisa terkekeh sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Padahal dari tadi aku sibuk menerawang tentangnya.
Diapun kembali melangkah menuju resepsionis.
Tidak lama kemudian, dia menghampiriku yang sedang berdiri bersandar pada pilar bangunan ini.
"ini kunci kamar bapak" ucapnya ketika sudah berada didekatku dengan menyerahkan card dari tangannya
"Makasih" jawabku singkat namun ku berikan senyuman termanisku
"Sini ranselnya biar aku yang bawa" pintanya dengan mengulurkan tangannya
"apa sihh, seperti apa saja" kataku menolaknya lalu mengenakan ransel dipunggungku
Lalu kami melangkah masuk kedalam menyusuri hotel
"kamar kamu dimana" tanyalaku memecahkan keheningan disela melangkah
"Disebelah kamar bapak" jawabnya singkat
"kamu ini, sudah aku kasih tau berkali kali. kalau diluar kantor, jangan panggil pak pak pak. jangan terlalu formal, lagian aku masi muda" tegasku dengan kesal
"Tidak sopan bapak" jawabnya dengan nada menjengkelkan
"kamu sendiri tahu aku tidak suka kalau diperlakukan seperti itu" ucapku dengan menoleh kearahnya
Dia hanya diam tidak menjawab satu katapun dan tetap memandang lurus kedepan
"Faham kan?" tegasku menghentikan langkahnya
"Iya pak, ehh bang, eeh mass ehh jadi apa panggilannya" jawabnya cengengesan
"hahahahhaha dasar kamu ini hana" aku hanya tertawa lebar melihat ekspresinya yang menggemaskan.
Sebelum kami berpisah ke kamar masing masing aku katakan padanya.
"nanti kalau mau jalan jalan, silahkan. manfaatkan waktu luang kamu selama disini" jelasku padanya
"Iya siappp"
___
Setelah semua barang yang kubawa berada di tempatnya, ku baring kan tubuhku sejenak dan tanpa sadar akupun terlelap.
Entah berapa lama akupun terbangun dan kulihat langit sudah gelap. Ku raih handphone, ternyata waktu sudah menunjukan pukul 21:09.
Seperti biasa, karakter burukku berulah lagi. Keburukan ku yang tidak bisa diubah adalah wanita.
Segera ku geser layar androidku mencari kontak bagian Spa yang disediakan oleh hotel ini dan ku minta untuk mengirimkan salah satu trapis ke kamarku.
Sembari menunggu trapis yang kuminta, dengan rokok di ujung bibir kutatap lampu kota ini. Sudah mulai jalanan terasa senggang dan kebisinganpun tidak terlalu terdengar ditelingaku.
saat sedang asik menerawang jauh keatas awan, ku dengar suara ketukan di pintu kamarku.
"tok tok tok"
Perlahan kulangkahkan kakiku mendekatk sumbersuar itu, namin sebelum buka pintu, terlebih dahulu ku intip dari lobang yang ada di tengah daun pintu, ku lihat perempuan berdiri dibalik pintu.
"Selamat Malam pak" sapanya ketika pintu kubuka.
"Selamat Malam" jawabku dengan mata memandangi sekujur tubuh wanita yang berdiri dihadapanku saat ini.
"Bapak yang memanggil trapis?" tanyanya dengan senyuman terukir dibibir tipisnya
"iya, silahkan masuk" jawabku singkat lalu memberi dia jalan.
Ketika perempuan di hadapanku hendak masuk, terdengar suara pintu terbuka dari kamar sebelah dan terlihat hana yang hendak keluar dari kamarnya yang mana bersebelahan dengan kamarku.
Dia tersenyum lalu menundukan kepalanya ketika melihatku.
Saat ku tutup daun pintu kamarku, perasaanku tiba tiba merasa tidak enak.
"Kenapa hatiku terasa tidak enak, tidak mungkin hanya karena hana melihatku membawa perempuan lain ke dalam kamarku, padahal kejadian seperti sudah sering terjadi" batinku terasa ada yang salah.
Sudah sangat sering hana melihatku membawa perempuan lain kedalam kamarku ketika kami sedang ada kegiatan diluar kota seperti ini.
Dia tidak pernah berkata apapun, seolah olah tidak melihat apa apa. mungkin itu karena dia hanya menganggap ku sebagai atasannya saja. Tapi kenapa kali ini terasa sangat berbeda.
"Mau kemana dia jam segini" gusarku memikirkannya
"Silahkan buka pakaian nya pak" Kata sang wanita
aku yang masih sibuk dengan memikirkan hana tidak sadar akan keberadaan perempuan itu.
"Maaf pak" katanya sambil menyentuhku
"Eh iya bagimana" kagetku tersadar dari pertarungan dengan fikiranku sendiri
"Silahkan buka pakaian nya pak" pintanya dengan lembut
Setelah aku sudah siap dan membaringkan tubuhku, hatiku merasa sangat tidak nyaman melebihi daripada sebelumya. akupun penasaran mau kemana hana malam malam seperti ini.
Baru sesaat kurasakan halus kulit perempuan ini menyentuh kulitku, aku segera beranjak dari tidur dan bergegas menggunakan pakaianku kembali.
"Maaf, kita batalin saja yaa, aku lupa ternyata ada janji" sambil memberikan alasan kepadanya.
lalu kukeluarkan uang dalam dompetku beberapa lembar kertas berwarna merah dan ku berikan padanya.
"yaudah kalau begitu pak, ini uangnya tidak perlu pak. saya tidak masalah kalau batal" tolaknya lembut
"tidak, itu buat kamu" tegas ku memaksa
"sekali lagi maaf yaa" lanjutku merasa tidak enak padanya
"oh iya, mana handphone bapak? saya pinjam sebentar" pintanya padaku
tanpa bertanya kuserahkan androidku padanya dan kulihat dia langsung mengetik sesuatu lalau hanya beberapa detik kemudian dia sudah mengembalikan hpku.
"itu nomor whatsapp aku pak, nanti kalau sudah sudah senggang langsung hubungi aku aja ya. tidak perlu ke melalui pihak hotel lagi" Jelasnya padaku
"siaap" jawabku sambil tersenyum
Sebelum pergi, perempuan itu memberikan kecupan di pipiku..
Aku diam saja karena hal ini sudah biasa bagiku.