Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Reuni dan Buka Bersama Lanjut Buka-Bukaan Bersama

Bimabet
Kalo cerita dari kenyataan lebih greget bacanya..
Ditunggu kelanjutannya bro
 
Ceritanya simple & bagus banget. Dilanjut lg klo udh dpt cerita lg dari kontributornya
 

Part 2

Setelah mengumpulkan tenaga akibat lelah dan perpeluh keringat dari pertempuran ranjang kedua teman SMA ini, akhirnya Caca membuka obrolan tentang apa yang selama ini dia alami. Memang di awal pernikahan mereka (Caca dan Rauf) sepertinya baik-baik saja. Tapi lama kelamaan akhirnya Cacha tahu sifat Rauf. Dia orang yang pemalas, kerjaannya malam begadang nongkrong dan siangnya tidur. Walau diberi amanah kelurganya menjalankan sebuah usaha rumah makan/cafe, namun usaha itu pun tidak jalan. Rauf pun sempat meneruskan kuliah, namun karena tabiatnya malas jadi dia pun tidak meneruskan kuliahnya. Karena dia anak orang kaya maka seluruh kebutuhan mereka dipenuhi orang tua Rauf atau mertua Cacha termasuk dibikinkannya rumah yang tidak jauh dari rumah orang tuanya. Haltersebut sebenarnya membuat Caca tidak enak dengan kelaurga Rauf dan membuatnya semakin merasa berhutang budi dengan keluarganya. Setelah menikah Cacha sebenarnya langsung hamil, namun itu kadang amenjadi bahan nyinyiran-nyinyiran dari orang kalau dia menikah karena hamil duluan. Namun itu dibantah Cacha, karena dia bersumpah kalau dia masih perawan dan baru dilepaskannya pada malam pertamanya itu. Seiring berjalannya waktu Cacha mengetahui kalau Rauf sering tidur dengan wanita lain jauh sebelum menikah dengannya. Bahkan ketika Caca sedang hamil pun dia juga masih sering bermain perempuan. Yang lebih parah pada saat caca mau melahirkan dan dia sedang dirujuk ke rumah sakit Rauf masih sempat-sempatnya membawa seorang cewek ke rumah. Hal tersebut diceritakan oleh pembantu orang tuanya Rauf yang kadang juga membantu di rumahnya Rauf. Selain hobi tidur dengan wanita lain, Rauf juga hobi mabuk dan berjudi. Rauf sering pulang malam dalam keadaan mabuk. Pernah suatu saat Caca menegurnya karena dirumah anaknya sedang sakit demam, namun malah kekerasan yang Caca dapatkan. Sejak saat itu dia sudah tidak menegur Rauf untuk mabuk dan berjudi. Tapi ketika ia memergoki Rauf sedang selingkuh dia tetap marah dan selalu bertengkar di rumah. Dia sudah menceritakan dengan keluarganya dan keluarga iparnya, namun sepertinya mereka tidak peduli. Keluarganya sendiri malah mengatakan kalau keluarganya berhutang budi kepada keluarga Rauf. Sementara Keluarga Rauf hanya minta tolong untuk bertahan dan membimbing Rauf menjadi benar. Sementara fisik dan batin Caca sudah sangat capek karena harus mengurus anak dan Rauf, karena dirumah Rauf hanya seperti seorang pengangguran yang menunggu belas kasihan orang tua. Sebetulnya Caca sudah pernah ingin bercerai karena disuatu waktu Chaca tidak tahan dengan siksaan fisik dan batin. Namun hal itu dia batalkan saat mengingat nasib anak gadis semata wayangnya yang baru berusia kurang dari 3 tahun, Dia juga berpikir bagaimana kelanjutan hidup mereka kelak, karena Caca belum pernah bekerja dan bakal kesulitan mencari pekerjaan. Padahal saat itu dia sudah mendaftarkan perceraian ke pengadilan agama. Sekarang Caca lebih ke bodo amat kelakuan Rauf. Bahkan ketika Rauf pulang malam dan dalam kondisi mabuk, dia juga mau saja melayani walau di mulutnya bau alkohol. Selain itu dia juga pernah mau untuk diminta blowjob sama Rauf tapi kontolnya bau amis seperti bau bekas memek perempuan yang belum dicuci. Dari masalah tersebut, saat itu Caca memutuskan untuk berhijrah dan mengikuti pengajian-pengajian. Dan dari situlah dia memutuskan untuk berhijab dan memperbaiki diri. Hal itu dia lakukan untuk menjaga mentalnya tetap sehat.

Tanpa terasa ketika kami bercerita malam telah sangat larut, maka kami memutuskan untuk tidur.
Defa : Udah jam 12 Cha. Nggak ngantuk?
Caca : Iya nih. Maaf aku banyak cerita
Defa : Nggak apa-apa Ca. Aku bisa bantu apa yang aku bisa aja
Caca : Gara-gara aku kebanyakan curhat ni
Defa : Enggak juga Ca
Caca : Yaudah ayo bobok
Defa : Gak apa-apa
Caca : Deff… (Chaca memanggilku manja)
Defa : Iya Ca?
Caca : Mmmuuuaahh…
Defa : Muuuaaahh..
Caca kembali mencium dan meraba leherku. Karena saat itu kami belum berpakaian dan hanya berselimut saja dan kulit kami saling sentuh maka aku langsung turn on. Aku langsung membalas belaian dan ciuman Caca. Hubungan kami yang sudah mencair membuatku berani melakukan yang seharusnya tidak dilakukan ke teman SMA yang telah bersuami dan telah memiliki anak satu. Aku langsung memposisikan diri di atas tubuh Caca “mmmmuuuaahh..” kuciumi leher dan bibir Caca. “aaahhh… def..” Caca mendesah saat aku mulai meremas payudara Caca. Ciumanku turun ke kedua payudara Caca. Air susu sudah tidak keluar saat aku mengulum puting Caca, mungkin karena dia sudah tidak menyusui anaknya. “Ahh.. Def… Geliii… Don't Stop it…” Caca kembali mendesah dan tubuhnya menggelinjang. Cukup lama aku mainkan puting Caca kiri dan kanan bergantian. Tanganku mulai turun kebawah, pertama aku elus selakangan dan aku gesek sebuah celah daging empuk dengan bulu tipis di sekitarnya. Lama kelamaan jariku telah masuk kedalam memek Caca.​
Aku kocok memek Caca dengan perlahan, dan kurasakan sudah becek di dalam. Inilah pertama kali aku rasakan bagaimana dalamnya memek dengan jariku. “Aaahh… Def… Udaah…” Caca mendorong kepalaku untuk sudah melakukan emutan di putingnya. Kulihat selakangan Caca yang masih tertancap jariku, seketika aku jilat memek dan kurasakan rasa menjilat memek Binor anak satu, “Ahhhh… jangan Def… Awww… aaahh…” desah Caca seperti menolak tapi dia tanpa perlawanan. Reflek jariku aku masukkan satu lagi sekarang menjadi dua jari di dalam memek Caca. Aku mengocoknya semakin kenceng diiringi desahan Caca semakin keras dan sedikit berteriak, “Ahhh… Def… Ahhh… Aww… Stop…” Desahan semakin kencang dan “Def.. No.. Ahhhh….” serr.. jariku seperti terasa tersembur air dan kulihat ada cairan sedikit muncrat dari memek yang aku kocok, dengan seketika aku menghindarkan wajahku yang saat itu masih menjilat memeknya. Kulihat tubuh Caca lemas dan sangat berkeringat padahal AC saat itu cukup dingin. Tapi dengan kondisi Caca seperti itu membuatku semakin terangsang. Tanpa menunggu persetujuan Caca aku langsung sodokkan kontolku yang telah melemas.​
“Bentar lah Def… Gak sabaran…” protes Caca. Tanpa aku pedulikan aku memasukkan seluruh penisku ke memeknya. Tanpa aba-aba aku goyang Caca, “Ahh…Ahhh..”, desah caca kembali meski dia masih lemas. Cukup lama aku menggoyang Caca sampai dia kuat kembali. Karena lamanya aku menggoyang dia aku merasa capek dan memperlambat gerakan, “di bawah aja, kamu capek tuh..” seru Caca dengan pengertian meminta aku dibawah memang pengalaman binor tidak diragukan. Aku lepas kontolku dari memeknya “plop” suara kontol yang lepas dari memek yang basah.
Caca : Heh.. kok dilepas
Defa : Lha gimana?
Caca : Ya nggak usah..
Defa : Emang kenapa Cha?
Caca : Gak enak cewek kalau dilepas tu
Defa : Iya maaf
Caca : Ya udah baring aja
Tanpa aba-aba Caca menaiki tubuhku dan dengan bantuan diarahkan tangannya “bless..” kontolku kembali masuk di memeknya.​
Seketika langsung Caca menggoyangkan tubuhnya naik turun dan tidak terasa lama dia kembali mendesah “Ahh.. ahh.. ahh..”. Kulihat dia semakin semangat dari pada dia bergoyang dari yang pertama tadi. Namun dia bergoyang dengan cepat tidak terlalu dan “Ahhh…” Caca mendesah dengan berteriak, ditekannya pinggulnya ke tubuhku dan kurasakan denyutan pada memeknya. Tubuhnya lemas tertidur di atas tubuhku, berhubung aku sudah berasa mau keluar dan takut kehilangan momen, aku dengan buru-buru mencabut penisku dan memindahkan dia berbaring tengkurap. “ohh.. bentar ya def..” serunya lirih. Tanpa aku pedulikan aku kembali menancapkan penisku ke memeknya kali ini lewat belakang karena Caca yang masih lemas tetap tengkurap.​
Aku mulai menggoyang dan menggesek penisku ke memeknya. “Ahh… Chaa..” enak sekali, aku merasakan entah mengapa jepitannya semakin kencang. Karena sedikit kesulitan aku angkat sedikit pinggulnya dan aku tahan dengan bantal di perutnya hingga seperti posisi Doggy.
Kupercepat goyangan pinggulku dan aku semakin merasakan mau menembakkan sperma ke dalam rahimnya kembali, dan​
“Aahhh… aku keluar Cha.. Crroooot…crott.. croot…”​
. Kembali aku semburkan cairan sperma kedalam rahim teman SMA ku yang kini sudah bersuami dan beranak satu ini. Tubuhku melemas dan aku berguling di sebelah Caca yang masih lemas.​
Caca : Aku lemas Def.
Defa : Iya sama Cha
Caca : Maaf ya, kalau kamu belum puas
Defa : Gak apa-apa cha, aku udah puas kok
Caca : Tapi tadi enak banget Def, Sampai lemas aku
Defa : Sama cha, itu pertama kalinya aku ngelakuin itu
Caca : Loh beneran?
Defa : Iya cha
Caca : Aku kira kamu udah
Defa : Belum ca, kamu pertama
Caca : Maafin aku ya kalau kamu.. (kata-katanya terhenti)
Defa : Nggak apa-apa cha
Caca : Makasih def
Defa : Makasih cha

Kamipun pelukan sampai Caca tertidur. Setelah aku mencuci kontol dan mengisap memek Caca yang terdapat cairan putih keluar dari memeknya. Aku kemudian menyelimuti dia dan aku pun ikut tertidur di sebelah Caca. Pagi harinya aku melihat Jam di HP yang sudah menunjukkan pukul 9 kurang. Aku masih melihat Caca tidur disebelahku tanpa pakaian, berarti semalaman dia juga tidak bangun.
Caca : Eh… Def, udah bangun?
Defa : Udah cah, barusan juga sih
Caca : Jam berapa?
Defa : Jam 6 udahan
Caca : Yah telat dong kita sahur
Defa : Iya cha
Caca : Mau puasa nggak?
Defa : Belom tahu Cha
Caca : Kita masih kotor Def
Defa : Iya sih Ca, nggak sahur juga.
Caca : Iyaa. Mau sarapan aja berarti
Defa : Iya deh
Caca : Sarapan apa?
Defa : Kamu mau apa emang?
Caca : Mau kamu aja deh aku. Boleh?
Defa : Yee.. aku nggak dimakan kali.
Caca : Bisa atuh..
Defa : Gimana..?
“Muuuuaahh..” Caca kembali menciumku dan aku membalasnya. Karena kami tidur masih dengan telanjang kontolku otomatis naik melihat perempuan bugil disebelah tempat tidurku.
Caca : Masih kuat berdiri Def
Masih sih, tapi ngantuk
Caca : Yakin?
Yakin apanya?
Caca : Masih tetap ngantuk (tiba-tiba tangan Caca menggenggam dan mulai perlahan mengocok kontolku)
Udah ah, kamu ini minta terus
Siapa juga yang minta
Tapi mau kan di kasih?
Hehe (aku hanya tertawa)
Kami pun mandi dan berganti pakain kembali karena kami mau sarapan. Memang saat itu sedang bulan puasa tapi entah dari mana kami berdua memeutuskan tidak puasa. Setelah berpakaian dan siap berangkat tiba-tiba Caca memelukku kembali dan menciumku.
Muuuaaahh... Makasih ya Def.
Aku yang trimakasih
Jujur malam ini adalah impianku
Iya Ca (nada ku bingung mau menjawab apa)
Def aku punya bonus
Bonus apaan?
Ini..!! (Caca membuka Kaosnya)
Seketika kuremas payudara Caca, dan "Mmmuuaah..." aku keyot puting dan payudara Caca bergantian kiri kanan. "Ahh.. Def..." aku kok mau lagi. Seketika Caca berusaha membuka sabuk dan resleting celanaku dengan terburu-buru. Dengan sigam dia emut kontolku beserta biji-bijinya. Akupun tidak kalah dengannya,setelah Caca melepaskan kontolku, aku balik Caca menghadap pintu dan aku genjet badannya di pintu bersama aku meremas dan mencolok memeknya dengan menyelipkan tanganku di dalam celana legingnya. Aku merasakan memek Caca sudah basah dan aku turunkan Celana leging beserta Celana dalamnya dan langsung aku arahkan kontol ke memeknya "bles.." dengan gampang kontolku sudah masuk seperti sudah hafal lokasinya. Segera aku goyang kontolku di memek Caca dengan posisi Doggy. "Duk...duk..duk.." cukup lama aku goyang dengan cepat sampai tubuh dan kepala Caca membentur-bentur pintu. "Def aku maau..." kurasakan jepitan memek Caca mencengkeram kontolku. "Iya Ca aku juga..." sambutku yang juga telah merasakan mau menembakkan sperma untuk ketiga kalinya ke rahim teman SMA ku ini. "Ahhh...." pekik kami berdua hampir bersamaan diiringi semburan cairan sperma ke dalam memek Caca.​
Kami melakukan hubungan intim dipagi itu sampai pukul sepuluh dan kami Checkout sekaligus cari sarapan. Karena merasa aneh kami keluar sarapan dengan Caca memakai Jilbab, maka ketika keluar dari mobil Caca membuka Jilbabnya. Meski menurut Caca sekarang dia risih kalau keluar tanpa hijab sejak dia ikut pengajian dan memutuskan menjadi seorang hijaber. Selama dijalan aku pun bercerita tentang hubunganku dan pacarku sementara Caca juga bercerita kembali kehidupannya dengan suaminya dan sekarang Ayahnya juga kadang sakit-sakitan. Dia bercerita keluar rumah sembunyi-sembunyi dan beralasan kalau dia harus memenuhi kebutuhan orang tua juga yang sakit. Setelah kita makan dengan mencari warung yang sepi dan berada di pinggir jaur dari kota dan rumah, kami berencana pulang.
Caca : Def, nggak usah diantar pulang ya?
Defa : Kenapa Ca?
Caca : Aku takut Rauf
Defa : Lalu gimana?
Caca : Antar aku ke masjid besar aja
Defa : Kok disitu kenapa?
Caca : Aku alasan aja aku habis dari pengajian dan semalem kajiannya sampai menginap di sana sekalian i’tikaf.
Defa : Lalu kamu pulangnya gimana?
Caca : Aku pesen gr*b aja.
Defa : Oh ya udah kalau begitu
Di perjalanan dia sempat cerita kalau untuk selanjutnya jangan hubungi dia lagi. Terutama pada nomor yang ada di grup sekolah. Saat itu dia membeli HP murah guna untuk membalas WA dari orang lain supaya suaminya tidak curiga. Nanti kalau ada apa-apa biar dia yang menghubungiku. Dia juga bercerita masih berhutang kepada konter HP saat membeli HP tersebut karena uangnya untuk berobat ayahnya. Lalu aku antarlah Caca sampai masjid besar, sebelum aku tinggalkan aku beri dia uang Dua juta untuk mengganti HP dan ongkos gr*b, ya walaupun kelihatan besar tapi itu masih kurang dari apa yang dia beli untuk harga HP dan kebutuhannya. Aku menunggu dia di mobil sampai dapat gr*b, ketika dia akan masuk dia sempat melihat belakang dan melambaikan tangan ke arahku. Itulah terakhir kali aku melihatnya dan sampai saat ini aku tidak pernah berhubungan dengannya lagi. Kami tidak chat dan tidak saling hubungan kembali karena nomor kemarin menghubungiku sudah tidak kembali aktif, Akupun tidak mencoba mencari dan berusaha menghubunginya karena aku pun punya kehidupan dan hubungan sendiri dengan pacarku. Walau sempat aku berpikir apakah hal itu pernah dilakukan Cacha ke orang lain selain aku atau enggak. Namun memang aku tidak ada perasaanku kepada Caca dari dulu. Sehingga istilahnya tidak membuatu baper, tapi jujur dari pengalaman seks pertamaku ini membekas di pikiranku.​
 
NOTE..... !!!

Terimakasih kepada pembaca sekalian yang budiman, karena cerita dari sang penutur hanya sampai disini, maka bisa dikatakan ini
"Sudah Tamat".
Namun semoga Penulis bisa bertemu penutur kembali saat mudik tahun ini sehingga bisa menanyakan kelanjutan kisah ini. Sebab Penulis dan Penutur sudah bekerja di berbeda pulau sehingga minim komunikasi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd