Part 37 Keterlaluan
"Tasha tunggu sebentar ya ayah mau ke kamar mandi dulu sudah kebelet"
"Hmmm, Tasha takut yah"
"Gak lama kok nak"
"Yaudah dek awas aja kalau ayah lama"
"Iya iya engga anakku sayang"
Begitulah cara mang Dedi menemui aku yang sedang mencuci gelas dan piring kotor di dapur.
"Ya ampun mas, ngagetin Liya aja"
"Mas kangen dek" sambil menyodorkan bibir nya ke bibir mungilku.
"Mas jangan sekarang, kan baru aja
tadi mas" akupun terpaksa menahan bibir mang Dedi dengan tangan ku yang masih terbalut busa sabun untuk mencuci piring.
"Huuuu pait dek"
"Iya makannya mas jangan main nyosor aja" jawabku kesal
"Kan mas pengen dek"
"Please mas jangan sekarang, Tasha kasian mas nonton sendiri"
"Sebentar aja dek"
"Udah mas lepasin, kalau Tasha kesini Gimana mas"
"Mas udah minta izin kok sama Tasha"
"Engga mas Liya gak mau, masa disini"
"Gak apa apa dek sebentar aja"
"Gak mau mas lepasin" akupun terpaksa melepas pelukan mang Dedi di pinggangku.
"Dek Liya kok gitu sama mas"
"Jangan keterlaluan mas"
"Yaudah deh mas mau balik lagi ke Tasha"
"Iya" jawabku ketus
Setelah selesai mencuci piring akupun bergegas menemui mang Dedi dan Tasha yang lagi menonton televisi.
"Umi sudah cuci piring nya mi"
"Udah sayang, gimana ada film rame ga"
"Ga ada mi, ga ada film hantu ga ada film seru juga"
"Yahhhh ga seru dong nak"
"Iya mi gak seru, ayah nya juga mainin handphone terus mi, mana sambil ngerokok juga kan Tasha ga suka umi sama asap rokok"
"Masss tolong matiin rokok nya kasian Tasha"
"Iya dek" Oh iya Tasha ga suka ayah ngerokok"
"Gak" jawab Tasha ketus.
"Yaudah ayah matiin ya, kenapa Tasha ga bilang sama ayah"
"Udah, orang ayah nya mainin handphone terus"
"Yaudah ayah minta maaf ya"
"Iya"
"Oh iya umi katanya Abi mau vidio call
lagi mi kan sekarang udah malem"
"Oh iya mungkin Abi masih istirahat nak, nanti kalau Abi vidio call lagi umi kasih tau Tasha ya"
"Hmmm, yaudah deh mi Tasha mau ke kamar aja mau tidur"
"Katanya mau nunggu Abi"
"Iya tp ga ada film yang seru umi, Tasya mau tidur aja"
"Yaudah biar umi anter ya"
"Iya umi"
"Yaudah yuk nak"
"Yuk mi"
"Mas nganter Tasha ke kamarnya dulu ya"
"Iya sayang" jawab mang Dedi
"Tasya ga pamit sama ayah"
"Engga ah mi males, Tasha jadi ga suk Sama ayah"
"Kok gak suka si"
"Ayah gak sama seperti Abi umi"
"Gak sama nya gimana nak"
"Kalau Abi baik banget sama Tasha terus Abi perhatian dan sayang sama Tasha ga kaya ayah mi"
"Emang ayah kenapa"
"Ayah jahat, dari tadi diem aja sambil mainin handphone sesekali ngomong teriak teriak mana sambil ngerokok juga kan Tasha ga suka umi"
"Oh gitu ya nak, yaudah nanti umi kasih tau lagi ke ayah ya"
"Gak usah mi, Tasha cuma sayang
sama Abi dan umi aja"
"Tasha gak boleh gitu"
"Biarin umiiiiii, ko umi jadi belain ayah si"
"Bukan gitu nak kan Abi pernah ngajarin ke Tasha ga boleh membenci orang walaupun orang itu membenci kita"
"Iya si umi, yaudah ah Tasha mau tidur aja mi"
"Yaudah Tasha tidur ya"
"Iya umi, tp kalau Abi vidio call bangunin Tasha ya mi"
"Iya nanti umi kasih tau Tasha kalau Abi vidio call"
lya mi!!!"
Begitulah pembicaraan ku bersama Tasha saat menuju kamar Tasha dan berada di kamarnya Tasha, setelah selesai akupun kembali ke mang Dedi yang masih berada di ruang keluarga sambil ngerokok kembali dan memainkan handphone nya mang Dedi pun memintaku untuk membuatkan kopi terlebih dahulu.
"Masss"
"Ehhh dek Liya, sudah nganter Tasha nya"
"Sudah mas"
"Oh ya dek tolong buatin mas kopi ya"
"Hmmmm, iya mas sebentar" Akupun segera membuatkan kopi untuk mang Dedi
"Ini mas kopi nya"
"Oh iya dek simpan aja di situ"
"Iya mas"
"Lagi seru ni dek mainin si kakek"
"Si kakek apa mas"
"Ini dek judi online slot kakek jeussss" ayo kek kasih petir nya aduhhhh kakek pelit amat. Begitulah teriakan mang Dedi saat bermain judi slot.
"Mas itu duit dari mana main judi"
"Mas pinjem ke pak haji dek"
"Hah, pinjem mas!!! Terus nanti bayar nya gimana??"
"Gampang dek kalau menang kan mas jadi banyak duit ya mas tinggal bayar aja"
"Kalau kalah mas seperti sebelum sebelumnya gimana hayo"
"Ya minta sama kmu lah dek"
"Maksud nya mas"
"Ya mas minta di bayarin sama kmu dek ke si haji nya"
"Gak mas, maaf Liya sudah gak mau kasih uang mas buat main judi"
"Kok kamu jadi berubah dek, kamu udah gak sayang sama mas mu ini"
"Bukan gitu mas, kan sayang mas uang di mainin judi"
"Biarin dek kalau menang kan dek Liya mas kasih juga uang nya"
"Emang mas pinjem berapa ke siapa itu??"
"Oh ke si haji dek, mas pinjem 1,5 juta"
"Hah, gede banget mas!!!!! Terus sekarang main nya menang apa kalah tuh"
"Hehehehe, kalah dek mungkin mas
lagi sial aja jadi kalah"
"Halahhhh kemarin kemarin aja kalah terus mas"
"Iya dek, mas boleh minta 1jt aja dek buat main lagi"
"Ga ada mas, kan uang nya udah ke kamuin semua ini sisa buat belanja bulanan aja mas sama buat jajan Tasha"
"Alaaahhh gampang dek kan tinggal minta lagi ke suamimu itu dek"
"Mas enak banget ngomong nya"
"Kenapa dek marah"
"Tau ah"
"Hmmm, jangan marah dek"
"Terserah"
"Maafin mas dek, yaudah mas gak jadi
minta buat main judi nya deh"
"Idiihh siapa juga mas yang mau kasih"
"Yaudah jangan ngambek lagi dek Liya sayang"
"Yaudah kalau gak mau liat Liya marah mas berhenti main judi"
"Iya mas berhenti deh, tp mas bingung dek"
"Kok berhenti main judi aja bingung si mas"
"Buat bayar bekas main judi barusan dek 1,5 JT mas uang dari mana buat bayar nya"
"Yahhhh gak tau mas mikir aja sendiri"
"Dek Liya kok jadi beda sama mas"
"Mas nya si nyebelin"
"Hmmmm, gimana ya mas bingung banget" sambil melihatkan wajah sedih nya akhirnya akupun kasih 1,5 JT buat bayar hutang mang Dedi.
"Yaudah deh mas terakhir ya, Liya kasih 1.5 JT buat bayar hutang mas udah itu mas gak boleh lagi main judi"
"Iya dek masih yaaaa"
"Janji dulu mas"
"Iya dek Liya sayang mas janji"
"Awas aja kalau bohong"
"Iya sayang, oh ya ke kamar yu sayang mas pengen lagi ni"
"Mas Liya masih cape"
"Baru aja main 2 kali masa udah cape lagi si dek"
"Iya mas tapi Liya bener bener cape"
"Jadi beda ni dek Liya sama mas kenapa ya"
"Bukan gitu mas"
"Yaudah dek mas pulang aja kalau gitu"
"Kok gitu mas"
"Lagian dek Liya jadi beda sama mas"
"Bukan gitu mas, yaudah deh Liya minta maaf"
"Hmmm, gak usah dek mas emng salah sudah keterlaluan sama kamu"
"Engga kok mas, udah ah jangan ngambek gitu mas"
"Iya dek maafin mas kalau mas salah"
"Iya iya mas, yaudah yuk mas biar Liya layani lagi kmu mas"
"Bener dek"
"Iya mas"
"Mas gak apa apa kan dek malem ini setubuhi kamu terus sampe pagi"
"Iya deh terserah mas aja, tp jangan bawa foto suami Liya lagi ya mas"
"Oke oke dek Liya sayang muaccchhhh"
Sambil mencium keningku mang Dedi pun kembali menuntunku menuju kamar untuk kembali meminta jatah nya padaku walaupun aku masih sedikit cape tetapi terpaksa aku harus selalu melayani nya disaat mang Dedi meminta jatah karena aku sudah terlanjur janji ke mang Dedi akan selalu menuruti keinginan nya.
Tepat pukul 8:30 malam akupun masuk ke kamar bersama mang Dedi. "Ya ampun sampe lupa gimana jika suamiku
kembali menghubungi ku di saat aku lagi melayani mang Dedi mana sudah janji sama Tasha kalau suamiku akan menghubungi kembali malam ini" gumam ku dalam hati.