Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT [Remake] Naughty Wife Sarah

Side Story Part 1
(Move On)










(ilustrasi Sarah)​








Flashback...















“Loh kenapa kamu tiba-tiba jadi ingin ngekos?”

“Kamu gak nyaman tinggal disini?”
“Kamu gak suka tinggal disini?”






Ada fase dimana seorang Pria, untuk meyakinkan dirinya sudah cukup dewasa dan juga untuk memulai kehidupan yang sebenarnya, suatu saat pasti akan memilih untuk hidup sendiri terlebih dahulu.





“Buka begitu Oom”

“Sebelumnya Tejo berterimakasih banyak udah ditampung dan diasuh oleh Oom dan Tante disini.”
“Saat ini, Tejo udah memasuki kedewasaan Tejo yang lebih matang Oom”



“Tejo ingin berusaha dengan kaki Tejo sendiri.”
“Dan Tejo merasa ini akan menjadi bentuk pertanggung jawaban baru untuk Tejo.”
“Selain kepada diri Tejo sendiri, tapi juga ke Oom Heru dan Tante Sarah.”



“Tejo ingin membuktikan kalau apa yang nanti Tejo hasilkan..”
”Itu murni karna hasil bantuan Oom dan Tante.”



“Buka berarti dengan Tejo tetap disini, Tejo gak akan berusaha.”
“Tejo hanya ingin ini menjadi satu perjalanan hidup yang berharga buat Tejo.”

“Dengan cara Tejo mulai hidup sendiri.”

ujar Tejo panjang lebar kepada Oom Heru yang saat ini sedang duduk disampingnya.




Sudah 3 tahun Tejo tinggal di rumah ini, dan dia merasa sudah sepatutnya sekarang dia bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Disatu sisi Oom Heru amat menyayangkan keinginan keponakannya itu, selain karna dirinya sudah menganggap Tejo adalah anaknya, alasan lainnya karna dengan adanya Tejo di rumah ini, dia mampu membantu mengurus rumah dan sebagainya.

Oom Heru tahu betul dia tidak punya hak untuk mengekang keinginan Tejo. Maka dari itu, dia pun mau tak mau mengikuti keinginan Tejo. Lalu bagaimana dengan Tante Sarah?




Hubungan Tejo dengan Tante Sarah bisa dibilang sudah sangat berbeda dengan pertama kali mereka berjumpa dan bercengkramah. Sejak kejadian Tante Sarah dan Luki, kesehariannya Tejo dan Sarah hampir sama sekali tak saling bicara. Kalaupun ada, itu pun hanya sekedar sedikit hati nurani Sarah untuk memberikan perhatian kepada Tejo, seperti,




“Kamu udah makan Jo?”
“Kamu pulang kapan Jo?”






Percakap-percakapan ringan yang tak membutuhkan banyak waktu untuk berbicara. Tejo pun sebenarnya masih ingin sekali mendekat kepada Tantenya itu, tetapi hatinya udah terlalu terluka.

Begitu pula sebaliknya, Tante Sarah tak ingin dia menjauh seperti ini kepada Tejo. Tapi dia cukup sadar, apa yang sudah ia lakukan saat ini sama sekali tak bisa dimaafkan oleh Tejo.



Sarah masih tak bisa meninggalkan kebutuhannya yang dia dapat dari Luki, lebih tepatnya belum mau. Karna alasan itu pula lah, Sarah juga masih membatasi dirinya untuk kembali berdekatan dengan Tejo.






“Lalu kamu udah tahu mau ngekos dimana?”
tanya Oom Heru.





“Udah Oom, lokasinya gak terlalu jauh dari sini kok.”
“Tejo juga nyarinya yang gak terlalu jauh dari sini.”



“Jadi kalau sewaktu-waktu ada apa-apa..”
“Ya Tejo masih bisa cepet kesininya Oom.”





“Syukurlah kalau kamu bisa berpikir sampai segitunya.”
“Lalu kamu rencana kapan akan mulai nge kost?”

tanya Heru lagi penasaran.





“4 hari lagi Oom.”

“Soalnya sekalian pas banget dengan persiapan event terbaru yang lagi Tejo kerjain.”
“Jadi kalaupun Tejo pulang larut, masih enak untuk pulang ke kos nya, karna deket.”






Saat mendengarkan uraian keponakannya itu, Heru merasa kalau Tejo benar-benar memikirkan ini semua matang-matang,
sehingga ini semua terasa sudah dipersiapkan Tejo sejak lama.







“Yaudah kalau gitu nanti Oom bantu-bantu ya.”




“Eeh.. gak perlu Oom, Tejo bisa sendiri.”
“Kan barang-barang Tejo gak banyak...”

ujar Tejo khawatir akan merepotkan Oom nya itu.





“Udah deh kamu gak usah mikir aneh-aneh!”
“Pokoknya nanti Oom bantuin ya kepindahannya.!”

tegas Oom Heru kepada Tejo.







“Pokoknya kamu jangan pindahan sendiri!”
“Harus bareng Oom ya Jo!”





“Iii...iya Oom”

jawab Tejo takut-takut kepada Oom nya itu.

















***















Sehari sebelum kepindahan Tejo













Tok..Tok..Tok








“Jo...”







Klek!







“Eeh ya...”
“Kenapa Tan?”







“Jadi besok kamu pindah ya?”

Sarah melangkah makin dekat kearah Tejo yang masih sibuk merapihkan barang-barang yang akan dibawanya besok.







“Iya Tan, kan Tejo udah bilang..”
jawab Tejo yang masih memunggui Sarah.







Sarah pun semakin mendekati Tejo dan kemudian dia langsung memeluk punggung Tejo.















DEGHH!!











“Jadi kamu ninggalin Tante dong?”
“Kamu tega ya Jo?”



“Kamuu...”










Tejo kaget dengan apa yang tiba-tiba dilakukan oleh Tantenya, dan tak hanya itu. Dia merasakan punggungan seperti tertempel sesuatu yang kenyal. Saat ini Tejo sedang mengenakan kaos yang berbahan agak sedikit tipis. Jadi dia bisa merasakan, ada suatu yang mencurigakan yang menempel dipunggungnya.









“Kamuu..nghiks..hikss.”







Tiba-tiba saja Sarah menangis, dengan sigap Tejo langsung berbalik badan dan dia cukup tekejut melihat kondisi Tantenya...







GLEK!







“Ttt.tante..”








Sarah pun mengangkat kepalanya dan memandang Tejo dengan wajah yang mulai sedih basah karna air matanya.







“Kamu bener mau pergi ninggalin Tante Jo..?”







“Enghh.. Tejo kan cuma nge kos... “

jawab Tejo yang masih mencoba memfokuskan matanya kearah wajah Tantenya..









“Sama aja Jo... itu kamu ninggalin Tante..”







“Hiks...Hiks...”
“Kalau Tante kangen kamu gimana Jo?”





“Eh..itu..”

jawab Tejo yang kebingungan harus menjawab dan bersikap apa..







Sarah pun langsung memeluk erat Tejo lagi sambil makin terisak-isak tangisannya.







“Hikss..maafin Tante Jo...”









Tak tertahankan lagi air mata Sarah semakin membanjir..





Sama hal nya dengan Tejo.. tak tertahankan lagi batang kejantannya berdiri tegak.
Makin dirasakan dengan mantap kedua dada indah Sarah di dadanya.



Ya, Tante Sarah sedang memeluk erat Tejo dalam keadaan telanjang bulat.







Tejo pun bingung harus melakukan apa di kondisi ini, dia pun akhirnya mencoba membalas pelukan Tantenya. Tangan kanannya mengelus rambut Tantenya, tangan kirinya mengelus punggung tantenya.







“Jo...”
Sarah mengangkat lagi kepalanya.”





Dia menatap dalam-dalam mata Tejo, kemudian Sarah mengelus wajahnya Tejo dengan tangan kirinya. Belaian itu lalu turun ke dada Tejo, setelahnya tangan Sarah melompat jauh kebawah.









“Ngengkk”





Mata Tejo melihat kebawah, kearah tangan kiri Tantenya itu.







“Tt..ta..tante..mau ap..pa?”









GLEK!



Tanya Tejo sambil menelan ludah melihat tingkah Tantenya yang saat ini mencengkram keras penisnya. Pelan-pelan Sarah mulai mengocoknya...







“Tanteee..”





Baru saja Tejo akan menghentikan aksi Tantenya tersebut, celana Tejo langsung dipelorotkan paksa oleh Sarah, sambil Tantenya itu berjongkok kebawah. Tante Sarah pun melirik kearah Tejo. Dicengkram lagi oleh tangan kirinya batang kejantanan Tejo yang sedang berdiri tegak itu...









“Sebelum kamu pergi Jo..”









HAP!





SLURPPPPP!










Aahh Tante.....”





Diisap kuat-kuat oleh Sarah batang kejantanannya itu.









Mmmpppgh..

Glockkk..





Slruppp...

Mmphhh...



Glockk....








Sarah menghisap penis Tejo dengan cara yang tak tanggung-tanggung. Dia langsung melakukan Deepthroat dan mengulum penisnya dengan cepat dan berulang-ulang. Bagi Tejo ini sebuah perasaan nikmat yang tak pernah dia rasakan. Pertama kali dan terakhir kalinya saat Tejo merasakan batang kejantanannya itu disepong oleh Tantenya, rasanya tak senikmat yang satu ini.











Mpuahhhh...







“Enak kan Jo?”



“Ini pertama kalinya kan buat kamu ngerasain yang barusan.”

ucap Sarah sambil tersenyum manis.







Tejo hanya bisa menganggukan kepalanya dan menunggu apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh Tantenya itu...







“Hehehe.. mupeng banget sih mukanya..”
Sarah tersenyum melihat ekpresi wajah Tejo yang sangat lucu menurutnya saat itu.







“Yaudah nih... Aaaaa..”





Sarah pun kembali mengulang apa yang dilakukan olehnya diawal tadi.









Mmmpppgh..

Glockkk..





Slruppp...

Mmphhh...







Glockk....





Slruppp...







Mpuahhhh...








“Ssh...lagi?”





Tanpa menunggu jawaban Tejo, Sarah langsung mengulanginnya sekali lagi...











Slruppp...

Mmphhh...







Glockk....






“Jo...”



Slruppp...






“Sshh,,gede banget sih...”







Slruppp...

Glockk....





Mpuahhhh...






“Luki udah sering loh Tante giniin...”
kerling Sarah kearah Tejo yang benar-benar sedang memfokuskan perhatiannya kearah Tantenya itu.







DEGGG







“Kamu gak mau marahin Tante lagi Jo?”
“Kamu gak mau ngasarin Tante lagi Jo?”

pancing Sarah kepada Tejo, entah apa maksudnya Sarah berucap seperti itu..







“Dasar nakal!”
ucap Tejo yang sedikit mengerti apa tujuan Tantenya tersebut.







Tejo pun langsung menarik kepala Tantenya itu, dan menghujam dengan kasar penisnya kedalam mulut Tantenya itu..









Mmphhh...





Glockk....

Glockk....







Nghhhh...

Mmphhh...






“Sngya.mmituhmp.. gmphJo..”
(ya gitu Jo!)


ucap Sarah yang tak jelas karna mulutnya sedang tersumpal oleh penis Tejo.







Mmphhh...

Mmphhh...









Mpuahhhh...








Sarah pun mencoba mengatur lagi nafasnya, dadanya agak terasa sesak karna usaha Tejo yang terlalu keras menyumpal kontol didalam mulut Sarah.





Ya.. Kontol...



Dia pun kembali melirik Tejo untuk kesekian kalinya dengan tersenyum manis







“Masih mau lagi Jo K-O-N-T-O-L-nya Tante isep?~”
tanya Sarah dengan penuh penekanan dan nada yang menggoda.







Tejo tersenyum dan menarik kepala Tantenya lagi..











***











“Nngahh...Ahh..”





“Ahh..ahh..terus...”





“Tusuk....Tusuk yang kenceng Jo...Ahh!!”

pinta Sarah yang saat ini sedang berada diatas Tejo.







Saat ini mereka sedang memacu birahi bersama. Untuk kedua kalinya, Tejo dan Sarah akhirnya melakukan hubungan seks.
Posisi Sarah saat ini sedang duduk tegak, dengan tangan kananya megang samping kiri perut Tejo, tangan kirinya berada
di paha kanan Tejo.





Sementara Tejo dibawah sana sedang menghentak-hentakan penisnya keatas. Menumbuk liang kenikmatan Tantenya, yang masih sedikit sempit. Tejo pun kadang meletekan kedua tangannya di payudara Tantenya yang sedang bergoyang-goyang indah itu. Sesekali memelintir putingnya, sesekali di hisap. Sisanya adalah variasi tangan Tejo yang menepuk atau menampar pantat Tantenya yang sekal itu.









“Ahh..Ahh..Ii.iya..Jo..”

“Kasarin!..Shh..”





“Hentakin Jo!! Hentakin!!”






Sarah memberikan arahan kepada Tejo, bagaimana dia ingin mendapatkan kepuasan oleh batang kontolnya yang besar itu. Sekalian bikin Tejo pintar pikirnya. Dalam proses persetubuhan ini, Tejo dan Sarah sama-sama melupakan masalah yang terjadi diantara mereka. Yang ada adalah rasa mencari kenikmatan dari satu sama lain. Akan tetapi ada perasaan aneh yang muncul dalam diri Sarah.





Sarah merasa ini seperti persetubuhan dengan Cinta..





Selama dia melakukan seks bersama Luki, yang Sarah rasakan adalah sebuah dominasi untuk memiliki, menaklukan, mengusai. Itulah yang memang Luki lakukan kepadanya, bukan cinta, hanyalah nafsu yang liar. Sarah mengakui makin lama Luki menjadikannya sebagai budak seks pribadinya. Bahkan saking kuatnya pengaruh Luki didalam persetubuhan mereka, dan juga cara Luki ‘mendidik’ Sarah menjadi apa yang dia mau, membuat Sarah tanpa diminta oleh Luki dapat mengucapkan..





“Tante Sarah Lonte kamu Luk!”





Saat ini orang yang sedang dia ajak memanjat puncak birahi adalah keponakannya yang dia tahu memiliki perasaan lebih terhadapnya. Sarah kembali teringat dengan malam saat Tejo mengungkapkan rasa sayang kepadanya. Hati Sarah sedikit luluh mengingat itu..







“Maafin Tante ya Jo..”
“Tante belum bisa lepas dari Luki sepertinya..”





“Tapi Tante malam ini milik kamu...”
“Tante akan muasin kamu sebelum kamu pindah..”






batin Sarah sambil dirinya menatap wajah Tejo yang sedang menikmati dirinya.







Sarah mendudukan kepalanya, sambil berbisik..







“Jo..keluarin di dalam ya..”



Sarah sedikit merubah posisinya, dia mencoba memeluk Tejo.







“Tante mau ngerasain peju kamu di rahim Tante Jo...”







Mendengar hal itu membuat Tejo merasakan perasaan bahagia yang entah sudah berapa lama tidak dia rasakan. Perasaan bahagia saat dia diminta untuk memenuhi keinginan Tantenya. Rasanya sama seperti saat Tejo diperbolehkan tidur berdua dengan Sarah dalam keadaan telanjang.





Tejo pun memeluk erat Sarah sambil dia makin mempercepat dan menghentak-hentak kasar penisnya.











“Arghh... Tejo mau keluar Tante!!!!”





“Keluarin Jo!! Keluarin!!!!”














Crotttt..Crott.....







Mereka pun saling terengah-engah dan mencoba sebisa mungkin menghirup oksigen yang banyak.

Persetubuhan ini adalah persetubuhan penuh cinta bagi Sarah. Seperti saat dia melalui malam pertama pernikahannya bersama Heru. Ada wajah penuh kepuasan pada diri Sarah, juga terpancar pula oleh Tejo. Sarah pun menurunkan badannya dari Tejo, dan memeluk Tejo dari samping. Dia kecup pipi Tejo dan membelai wajahnya. Melihat apa yang barusan dilakukan Tantenya membuat Tejo tersipu malu.









“Oom kan baru balik besok pagi...”
“Hmmmm...”



“Kalau Tejo mau..”


“Tante masih mau kok dipake Tejo..”







“Tapi di kamar Tante ya...”
“Takut Doni bangun...Hihi”

ucap Sarah sambil memeluk dan membelai dada Tejo.







“Jadi..masih mau?”







Tanpa mengucapkan satu patah kata pun, Tejo menarik dan menggendong Tantenya itu.





“Awh....hihi”
cekikikan Sarah melihat perlakuan Tejo.







“Tante...”
panggil Tejo







“Iya Jo?”









“Mmmm..”
“Tejo boleh berperan jadi suami Tante sampe nanti pagi?”




Pertanyaan Tejo sungguh membuat Sarah tertawa keras.



Di momen ini mereka sama-sama tahu bahwa mereka sedikit lebih dekat kembali.
Sarah dan Tejo saling berpandangan dan sama-sama tersenyum lepas.







“Tejo..Tejo...”















“Tante pasrah Jo.”
















***













“Udah semua Jo?”
“Gak ada yang ketinggalan?”

tanya Oom Heru sambil berteriak dari depan rumahnya.





“Eeh..Ini lagi Tejo cek lagi Oom..Sssh..”
jawab Tejo sambil berdesis.









Mmmmhhpphh....





Slurrpp... Slruppp... Mplok....








Sarah pun berdiri setelah cukup puas menghisap penis Tejo.





“Biar kamu inget rasanya Jo..hihi..”



“Dasar Tante binal!”





“Wueek.. seneng kan?”





“Jo...”

“Sering-sering kesini ya...”
“Tante kangen nanti sama kamu...”

ucap Sarah sambil memeluk Tejo.





“Ya Tante..”
“Nanti Tejo usahakan akan untuk bisa mampir kesini.”



“Janji ya Jo?”






Cuppp



Sarah mencium bibir Tejo.



Tejo hanya bisa terdiam, tersipu dikecup bibirnya oleh Tante Sarah.







Akhirnya Tejo melangkahkan kakinya untuk segera berangkat menuju kosan nya.

Sebelum benar-benar keluar dari pintu utama, dan tak terlihat oleh Oom nya, Tejo pun menoleh sekali lagi kearah Tante nya yang cantik itu.



















“Tante..”













“Tejo masih sayang Tante...”

Tejo kembali melangkah keluar dari rumah itu.











Sarah yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum sejuta makna..















“Tejo...Tante....”



















***
 
Terakhir diubah:
Side Story Part 1
(Move On)










(ilustrasi Sarah)​








Flashback...















“Loh kenapa kamu tiba-tiba jadi ingin ngekos?”



“Kamu gak nyaman tinggal disini?”

“Kamu gak suka tinggal disini?”






Ada fase dimana seorang Pria, untuk meyakinkan dirinya sudah cukup dewasa dan juga untuk memulai kehidupan yang sebenarnya, suatu saat pasti akan memilih untuk hidup sendiri terlebih dahulu.





“Buka begitu Oom”



“Sebelumnya Tejo berterimakasih banyak udah ditampung dan diasuh oleh Oom dan Tante disini.”

“Saat ini, Tejo udah memasuki kedewasaan Tejo yang lebih matang Oom”



“Tejo ingin berusaha dengan kaki Tejo sendiri.”

“Dan Tejo merasa ini akan menjadi bentuk pertanggung jawaban baru untuk Tejo.”

“Selain kepada diri Tejo sendiri, tapi juga ke Oom Heru dan Tante Sarah.”



“Tejo ingin membuktikan kalau apa yang nanti Tejo hasilkan..”

”Itu murni karna hasil bantuan Oom dan Tante.”



“Buka berarti dengan Tejo tetap disini, Tejo gak akan berusaha.”

“Tejo hanya ingin ini menjadi satu perjalanan hidup yang berharga buat Tejo.”



“Dengan cara Tejo mulai hidup sendiri.”












Ujar Tejo panjang lebar kepada Oom Heru yang saat ini sedang duduk disampingnya.

Sudah 3 tahun Tejo tinggal di rumah ini, dan dia merasa sudah sepatutnya sekarang dia bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Disatu sisi Oom Heru amat menyayangkan keinginan keponakannya itu, selain karna dirinya sudah menganggap Tejo adalah anaknya, alasan lainnya karna dengan adanya Tejo di rumah ini, dia mampu membantu mengurus rumah dan sebagainya.



Oom Heru tahu betul dia tidak punya hak untuk mengekang keinginan Tejo. Maka dari itu, dia pun mau tak mau mengikuti keinginan Tejo. Lalu bagaimana dengan Tante Sarah?







Hubungan Tejo dengan Tante Sarah bisa dibilang sudah sangat berbeda dengan pertama kali mereka berjumpa dan bercengkramah. Sejak kejadian Tante Sarah dan Luki, kesehariannya Tejo dan Sarah hampir sama sekali tak saling bicara. Kalaupun ada, itu pun hanya sekedar sedikit hati nurani Sarah untuk memberikan perhatian kepada Tejo, seperti,







“Kamu udah makan Jo?”

“Kamu pulang kapan Jo?”






Percakap-percakapan ringan yang tak membutuhkan banyak waktu untuk berbicara. Tejo pun sebenarnya masih ingin sekali mendekat kepada Tantenya itu, tetapi hatinya udah terlalu terluka.

Begitu pula sebaliknya, Tante Sarah tak ingin dia menjauh seperti ini kepada Tejo. Tapi dia cukup sadar, apa yang sudah ia lakukan saat ini sama sekali tak bisa dimaafkan oleh Tejo.



Sarah masih tak bisa meninggalkan kebutuhannya yang dia dapat dari Luki, lebih tepatnya belum mau. Karna alasan itu pula lah, Sarah juga masih membatasi dirinya untuk kembali berdekatan dengan Tejo.







“Lalu kamu udah tahu mau ngekos dimana?”

tanya Oom Heru.





“Udah Oom, lokasinya gak terlalu jauh dari sini kok.”

“Tejo juga nyarinya yang gak terlalu jauh dari sini.”



“Jadi kalau sewaktu-waktu ada apa-apa..”

“Ya Tejo masih bisa cepet kesininya Oom.”





“Syukurlah kalau kamu bisa berpikir sampai segitunya.”

“Lalu kamu rencana kapan akan mulai nge kost?”


tanya Heru lagi penasaran.





“4 hari lagi Oom.”

“Soalnya sekalian pas banget dengan persiapan event terbaru yang lagi Tejo kerjain.”

“Jadi kalaupun Tejo pulang larut, masih enak untuk pulang ke kos nya, karna deket.”






Saat mendengarkan uraian keponakannya itu, Heru merasa kalau Tejo benar-benar memikirkan ini semua matang-matang, sehingga ini semua terasa sudah dipersiapkan Tejo sejak lama.







“Yaudah kalau gitu nanti Oom bantu-bantu ya.”





“Eeh.. gak perlu Oom, Tejo bisa sendiri.”

“Kan barang-barang Tejo gak banyak...”


ujar Tejo khawatir akan merepotkan Oom nya itu.





“Udah deh kamu gak usah mikir aneh-aneh!”

“Pokoknya nanti Oom bantuin ya kepindahannya.!”


tegas Oom Heru kepada Tejo.







“Pokoknya kamu jangan pindahan sendiri!”

“Harus bareng Oom ya Jo!”





“Iii...iya Oom”


jawab Tejo takut-takut kepada Oom nya itu.

















***















Sehari sebelum kepindahan Tejo













Tok..Tok..Tok








“Jo...”







Klek!







“Eeh ya...”

“Kenapa Tan?”







“Jadi besok kamu pindah ya?”


Sarah melangkah makin dekat kearah Tejo yang masih sibuk merapihkan barang-barang yang akan dibawanya besok.







“Iya Tan, kan Tejo udah bilang..”

Jawab Tejo yang masih memunggui Sarah.







Sarah pun semakin mendekati Tejo dan kemudian dia langsung memeluk punggung Tejo.















DEGHH!!











“Jadi kamu ninggalin Tante dong?”

“Kamu tega ya Jo?”



“Kamuu...”










Tejo kaget dengan apa yang tiba-tiba dilakukan oleh Tantenya, dan tak hanya itu. Dia merasakan punggungan seperti tertempel sesuatu yang kenyal. Saat ini Tejo sedang mengenakan kaos yang berbahan agak sedikit tipis. Jadi dia bisa merasakan, ada suatu yang mencurigakan yang menempel dipunggungnya.









“Kamuu..nghiks..hikss.”







Tiba-tiba saja Sarah menangis, dengan sigap Tejo langsung berbalik badan dan dia cukup tekejut melihat kondisi Tantenya...







GLEK!







“Ttt.tante..”








Sarah pun mengangkat kepalanya dan memandang Tejo dengan wajah yang mulai sedih basah karna air matanya.







“Kamu bener mau pergi ninggalin Tante Jo..?”







“Enghh.. Tejo kan cuma nge kos... “


jawab Tejo yang masih mencoba memfokuskan matanya kearah wajah Tantenya..









“Sama aja Jo... itu kamu ninggalin Tante..”







“Hiks...Hiks...”

“Kalau Tante kangen kamu gimana Jo?”





“Eh..itu..”


jawab Tejo yang kebingungan harus menjawab dan bersikap apa..







Sarah pun langsung memeluk erat Tejo lagi sambil makin terisak-isak tangisannya.







“Hikss..maafin Tante Jo...”









Tak tertahankan lagi air mata Sarah semakin membanjir..





Sama hal nya dengan Tejo.. tak tertahankan lagi batang kejantannya berdiri tegak.

Makin dirasakan dengan mantap kedua dada indah Sarah di dadanya.



Ya, Tante Sarah sedang memeluk erat Tejo dalam keadaan telanjang bulat.







Tejo pun bingung harus melakukan apa di kondisi ini, dia pun akhirnya mencoba membalas pelukan Tantenya. Tangan kanannya mengelus rambut Tantenya, tangan kirinya mengelus punggung tantenya.







“Jo...”

Sarah mengangkat lagi kepalanya.”





Dia menatap dalam-dalam mata Tejo, kemudian Sarah mengelus wajahnya Tejo dengan tangan kirinya. Belaian itu lalu turun ke dada Tejo, setelahnya tangan Sarah melompat jauh kebawah.









“Ngengkk”





Mata Tejo melihat kebawah, kearah tangan kiri Tantenya itu.







“Tt..ta..tante..mau ap..pa?”









GLEK!



Tanya Tejo sambil menelan ludah melihat tingkah Tantenya yang saat ini mencengkram keras penisnya. Pelan-pelan Sarah mulai mengocoknya...







“Tanteee..”





Baru saja Tejo akan menghentikan aksi Tantenya tersebut, celana Tejo langsung dipelorotkan paksa oleh Sarah, sambil Tantenya itu berjongkok kebawah. Tante Sarah pun melirik kearah Tejo. Dicengkram lagi oleh tangan kirinya batang kejantanan Tejo yang sedang berdiri tegak itu...









“Sebelum kamu pergi Jo..”









HAP!





SLURPPPPP!










Aahh Tante.....”





Diisap kuat-kuat oleh Sarah batang kejantanannya itu.









Mmmpppgh..

Glockkk..





Slruppp...

Mmphhh...



Glockk....








Sarah menghisap penis Tejo dengan cara yang tak tanggung-tanggung. Dia langsung melakukan Deepthroat dan mengulum penisnya dengan cepat dan berulang-ulang. Bagi Tejo ini sebuah perasaan nikmat yang tak pernah dia rasakan. Pertama kali dan terakhir kalinya saat Tejo merasakan batang kejantanannya itu disepong oleh Tantenya, rasanya tak senikmat yang satu ini.











Mpuahhhh...







“Enak kan Jo?”



“Ini pertama kalinya kan buat kamu ngerasain yang barusan.”


ucap Sarah sambil tersenyum manis.







Tejo hanya bisa menganggukan kepalanya dan menunggu apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh Tantenya itu...







“Hehehe.. mupeng banget sih mukanya..”

Sarah tersenyum melihat ekpresi wajah Tejo yang sangat lucu menurutnya saat itu.







“Yaudah nih... Aaaaa..”





Sarah pun kembali mengulang apa yang dilakukan olehnya diawal tadi.









Mmmpppgh..

Glockkk..





Slruppp...

Mmphhh...







Glockk....





Slruppp...







Mpuahhhh...








“Ssh...lagi?”





Tanpa menunggu jawaban Tejo, Sarah langsung mengulanginnya sekali lagi...











Slruppp...

Mmphhh...







Glockk....






“Jo...”



Slruppp...






“Sshh,,gede banget sih...”







Slruppp...

Glockk....





Mpuahhhh...






“Luki udah sering loh Tante giniin...”

kerling Sarah kearah Tejo yang benar-benar sedang memfokuskan perhatiannya kearah Tantenya itu.







DEGGG







“Kamu gak mau marahin Tante lagi Jo?”

“Kamu gak mau ngasarin Tante lagi Jo?”




Pancing Sarah kepada Tejo, entah apa maksudnya Sarah berucap seperti itu..







“Dasar nakal!”

ucap Tejo yang sedikit mengerti apa tujuan Tantenya tersebut.







Tejo pun langsung menarik kepala Tantenya itu, dan menghujam dengan kasar penisnya kedalam mulut Tantenya itu..









Mmphhh...





Glockk....

Glockk....







Nghhhh...

Mmphhh...






“Sngya.mmituhmp.. gmphJo..”

(ya gitu Jo!)


ucap Sarah yang tak jelas karna mulutnya sedang tersumpal oleh penis Tejo.







Mmphhh...

Mmphhh...









Mpuahhhh...








Sarah pun mencoba mengatur lagi nafasnya, dadanya agak terasa sesak karna usaha Tejo yang terlalu keras menyumpal kontol didalam mulut Sarah.





Ya.. Kontol...



Dia pun kembali melirik Sarah untuk kesekian kalinya dengan tersenyum manis







“Masih mau lagi Jo K-O-N-T-O-L-nya Tante isep?~”

tanya Sarah dengan penuh penekanan dan nada yang menggoda.







Tejo tersenyum dan menarik kepala Tantenya lagi..











***











“Nngahh...Ahh..”





“Ahh..ahh..terus...”





“Tusuk....Tusuk yang kenceng Jo...Ahh!!”


pinta Sarah yang saat ini sedang berada diatas Tejo.







Saat ini mereka sedang memacu birahi bersama. Untuk kedua kalinya, Tejo dan Sarah akhirnya melakukan hubungan seks. Posisi Sarah saat ini sedang duduk tegak, dengan tangan kananya megang samping kiri perut Tejo, tangan kirinya berada di paha kanan Tejo.





Sementara Tejo dibawah sana sedang menghentak-hentakan penisnya keatas. Menumbuk liang kenikmatan Tantenya, yang masih sedikit sempit. Tejo pun kadang meletekan kedua tangannya di payudara Tantenya yang sedang bergoyang-goyang indah itu. Sesekali memelintir putingnya, sesekali di hisap. Sisanya adalah variasi tangan Tejo yang menepuk atau menampar pantat Tantenya yang sekal itu.









“Ahh..Ahh..Ii.iya..Jo..”

“Kasarin!..Shh..”





“Hentakin Jo!! Hentakin!!”






Sarah memberikan arahan kepada Tejo, bagaimana dia ingin mendapatkan kepuasan oleh batang kontolnya yang besar itu. Sekalian bikin Tejo pintar pikirnya. Dalam proses persetubuhan ini, Tejo dan Sarah sama-sama melupakan masalah yang terjadi diantara mereka. Yang ada adalah rasa mencari kenikmatan dari satu sama lain. Akan tetapi ada perasaan aneh yang muncul dalam diri Sarah.





Sarah merasa ini seperti persetubuhan dengan Cinta..





Selama dia melakukan seks bersama Luki, yang Sarah rasakan adalah sebuah dominasi untuk memiliki, menaklukan, mengusai. Itulah yang memang Luki lakukan kepadanya, bukan cinta, hanyalah nafsu yang liar. Sarah mengakui makin lama Luki menjadikannya sebagai budak seks pribadinya. Bahkan saking kuatnya pengaruh Luki didalam persetubuhan mereka, dan juga cara Luki ‘mendidik’ Sarah menjadi apa yang dia mau, membuat Sarah tanpa diminta oleh Luki dapat mengucapkan..





“Tante Sarah Lonte kamu Luk!”





Saat ini orang yang sedang dia ajak memanjat puncak birahi adalah keponakannya yang dia tahu memiliki perasaan lebih terhadapnya. Sarah kembali teringat dengan malam saat Tejo mengungkapkan rasa sayang kepadanya. Hati Sarah sedikit luluh mengingat itu..







“Maafin Tante ya Jo..”

“Tante belum bisa lepas dari Luki sepertinya..”





“Tapi Tante malam ini milik kamu...”

“Tante akan muasin kamu sebelum kamu pindah..”






batin Sarah sambil dirinya menatap wajah Tejo yang sedang menikmati dirinya.







Sarah mendudukan kepalanya, sambil berbisik..







“Jo..keluarin di dalam ya..”



Sarah sedikit merubah posisinya, dia mencoba memeluk Tejo.







“Tante mau ngerasain peju kamu di rahim Tante Jo...”







Mendengar hal itu membuat Tejo merasakan perasaan bahagia yang entah sudah berapa lama tidak dia rasakan. Perasaan bahagia saat dia diminta untuk memenuhi keinginan Tantenya. Rasanya sama seperti saat Tejo diperbolehkan tidur berdua dengan Sarah dalam keadaan telanjang.





Tejo pun memeluk erat Sarah sambil dia makin mempercepat dan menghentak-hentak kasar penisnya.











“Arghh... Tejo mau keluar Tante!!!!”





“Keluarin Jo!! Keluarin!!!!”














Crotttt..Crott.....







Mereka pun saling terengah-engah dan mencoba sebisa mungkin menghirup oksigen yang banyak.

Persetubuhan ini adalah persetubuhan penuh cinta bagi Sarah. Seperti saat dia melalui malam pertama pernikahannya bersama Heru. Ada wajah penuh kepuasan pada diri Sarah, juga terpancar pula oleh Tejo. Sarah pun menurunkan badannya dari Tejo, dan memeluk Tejo dari samping. Dia kecup pipi Tejo dan membelai wajahnya. Melihat apa yang barusan dilakukan Tantenya membuat Tejo tersipu malu.









“Oom kan baru balik besok pagi...”

“Hmmmm...”



“Kalau Tejo mau..”



“Tante masih mau kok dipake Tejo..”







“Tapi di kamar Tante ya...”

“Takut Doni bangun...Hihi”






ucap Sarah sambil memeluk dan membelai dada Tejo.







“Jadi..masih mau?”







Tanpa mengucapkan satu patah kata pun, Tejo menarik dan menggendong Tantenya itu.





“Awh....hihi”

cekikikan Sarah melihat perlakuan Tejo.







“Tante...”

panggil Tejo







“Iya Jo?”









“Mmmm..”

“Tejo boleh berperan jadi suami Tante sampe nanti pagi?”








Pertanyaan Tejo sungguh membuat Sarah tertawa keras.



Di momen ini mereka sama-sama tahu bahwa mereka sedikit lebih dekat kembali.

Sarah dan Tejo saling berpandangan dan sama-sama tersenyum lepas.







“Tejo..Tejo...”















“Tante pasrah Jo.”
















***













“Udah semua Jo?”

“Gak ada yang ketinggalan?”


tanya Oom Heru sambil berteriak dari depan rumahnya.





“Eeh..Ini lagi Tejo cek lagi Oom..Sssh..”

jawab Tejo sambil berdesis.









Mmmmhhpphh....





Slurrpp... Slruppp... Mplok....








Sarah pun berdiri setelah cukup puas menghisap penis Tejo.





“Biar kamu inget rasanya Jo..hihi..”



“Dasar Tante binal!”





“Wueek.. seneng kan?”





“Jo...”

“Sering-sering kesini ya...”

“Tante kangen nanti sama kamu...”


ucap Sarah sambil memeluk Tejo.





“Ya Tante..”

“Nanti Tejo usahakan akan untuk bisa mampir kesini.”



“Janji ya Jo?”






Cuppp



Sarah mencium bibir Tejo.



Tejo hanya bisa terdiam, tersipu dikecup bibirnya oleh Tante Sarah.







Akhirnya Tejo melangkahkan kakinya untuk segera berangkat menuju kosan nya.

Sebelum benar-benar keluar dari pintu utama, dan tak terlihat oleh Oom nya, Tejo pun menoleh sekali lagi kearah Tante nya yang cantik itu.



















“Tante..”













“Tejo masih sayang Tante...”


Tejo kembali melangkah keluar dari rumah itu.











Sarah yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum sejuta makna..















“Tejo...Tante....”



















***
:mantap::mantap::mantap:
tks apdetnya suhu @talitalitali
mantap suhu ttt ane ampe kelojotan
:tegang::tegang::tegang::tegang::tegang::tegang:
ane tunggu lg ya hu lanjutannya
semoga sehat dan dilancarkan crotnya
:beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd