Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Remake: Masa Lalu Istriku yang (cukup) binal - Kisah Nyata

Cerita kisah nyata berikutnya pilih yang mana?


  • Total voters
    35
  • Poll closed .
ini dlu yg si om istrinya cmpuran arab kan ya? tapi terlalu stndr aja mainnya si istri,nah sama gf suhu malah dia explore semua!!! hahaha
Wah gatau hu istrinya si om campuran apa, yang pasti rada monoton terutama setelah punya anak dan kebetulan nafsu si omnya tinggi dan penuh fantasi ga kesampaian kayaknya
 
Chapter 5 Part 3

Mita begitu lelah setelah berkali-kali orgasme, dengan tangan kiri yang terikat pada kepala tempat tidur, dia tertidur begitu lelap dengan posisi badan agak miring ke kanan dipeluk Om Sadewo dari belakang.

Beberapa lama sempat ikut tertidur, Om Sadewo terbangun mendapati penisnya yang kembali mengeras efek obat kuat yang diminumnya sore tadi, pelan-pelan dia mengusap tubuh telanjang Mita sambil mencium bahu telanjangnya. Mereka memang pernah beberapa kali tidur telanjang bulat berdua, namun selalu di kamarnya Mita dan tidak dalam posisi tangan Mita yang terikat seperti saat itu. Sambil mengusap lengan kanan bagian atas Mita, Om Sadewo merasakan kegalauan dan sedikit rasa sedih, dia akan meninggalkan kos itu beberapa hari lagi dan besar kemungkinan tidak bisa bertemu Mita lagi kecuali ada alasan yang cukup kuat bilang ke istrinya sedang ada urusan di kota J.

Mencoba menepis kegalauan dan rasa sedihnya, dia teringat gel/pelumas yang dia taruh dibalik bantal sebelum tidur, dia mengambil pelumas itu dan mengoleskannya ke belahan kemaluan Mita dan juga penisnya, dia ingin menyetubuhi Mita tanpa membangunkan gadis itu, salah satu alasannya alasannya adalah dia ingin sekali bisa ejakulasi di dalam liang vagina Mita walau sesaat dengan sisa-sisa sperma yang sudah banyak keluar semenjak sore tadi. Saat mengoleskan pelumas ke kemaluan Mita, Om Sadewo juga memainkan bibir vagina dan klitoris Mita dengan jemarinya untuk membuat penisnya ereksi dengan sempurna. Dengan perlahan Om Sadewo mengarahkan penisnya yang sudah diberikan cairan pelumas ke belahan kemaluan Mita, dia tak ingin Mita terbangun dan benar-benar ingin menyetubuhi gadis itu saat tertidur, kepala penisnya sudah mencapai bibir vagina Mita, pelan-pelan dia mendorongnya hingga setengah batangnya masuk, Mita sempat agak mendusin atau mengigau sebentar namun sepertinya kembali terlelap dan tak ingin menunggu lama, Om Sadewo membenamkan seluruh batang penisnya ke dalam liang vagina gadis itu. Sambil mendekap Mita dari belakang, Om Sadewo menggerakkan penisnya keluar masuk liang vagina Mita sambil menahan desahnya, agak sulit memang posisinya, namun dia berusaha tidak terlalu banyak bergerak supaya Mita tidak terbangun.

Dengan liang vagina yang disesaki penis gemuk Om Sadewo dan beberapa rabaan nakal di payudaranya, mau tak mau membuat Mita terbangun walau tak mampu membuka mata, “Om….ngapain…uhmmm”, kata Mita pelan setengah tertidur, “Gak papa, tidur aja sayang, titit Om udah kangen memek kamu lagi…sebentar aja kok”, jawab Om Sadewo sambil mengelus rambut Mita, “Jgn keluarin didalam, Mita ngantukkk….”, kata Mita pelan dan berusaha memejamkan matanya kembali. “Iya sayang…dah tidur aja, biar ga lemes besok…muaahh”, kata Om Sadewo diakhiri kecupan sayang di pipi Mita sambil membelai rambutnya. Penisnya masih bergerak keluar masuk secara perlahan, sesekali dia mendorongnya dalam-dalam hingga mentok, dia sendiri sudah mengantuk tapi tak mau melewatkan penisnya yang tegang tanpa merasakan kehangatan liang vagina Mita. “Uhmm beruntung banget bisa ngerasain memek Mita…”, kata Om Sadewo dalam hati, dan tak seberapa lama dia mendorong penisnya dalam-dalam dan menyemprotkan spermanya dalam liang vagjna Mita, “Achhh…sshh hangatnya….enakkk”, katanya pelan dan memastikan Mita masih tertidur dan tak tahu apa yang dilakukannya. Setelah beberapa kali ejakulasi sebelum tidur, Om Sadewo tahu sperma yang dikeluarkan barusan dalam liang vagina Mita seharusnya tidak membuat Mita hamil, setidaknya itu yang dia pikirkan walau dalam hati agak khawatir juga. Tanpa mencabut penisnya, Om Sadewo semakin erat mendekap tubuh telanjang Mita dan lama-lama ikut tertidur.

“Om, bangun…bangun Om, ayoo bangun”, sayup-sayup Om Sadewo mendengar suara Mita yang membangunkannya, dia berusaha mengumpulkan nyawanya dan membuka matanya, “Oh Mita, udah bangun?”, kata Om Sadewo sambil melihat Mita yang duduk di pinggir ranjangnya mengenakan kemeja milik Om Sadewo yang dikenakan semalam.

“Iyahh udah jam 10 lohhh, Om, semalam Om keluar di dalam ya?”, tanya Mita tiba-tiba.

Om Sadewo yang tak sadar sudah tidur begitu lama langsung spontan menjawab, “heh? Enggak kok, uhmmm ga inget, tp nggak kok, kenapa?”, sangkal Om Sadewo dan heran kenapa Mita bisa menanyakan hal itu.

“Enggakk, kok tadi pas bangun memeknya agak lengket-lengket ada cairan gituuu”, kata Mita dengan polosnya.

“Ohh ituuu, itu cairan pelumas ini kok! Biar ga sakit pas Om masukin tititnya pas kamu tidur”, kata Om Sadewo berbohong sambil menunjukkan pelumasnya.

“Ohh gituuu, uhm awas ya kalo bohong…Mita mau mandi dulu deh, laper juga”, kata Mita yang percaya begitu saja.

“Om belikan makanan aja, laper juga, loh kok ikatannya dibuka?”, kata Om Sadewo yang tersadar tali di lengan kiri Mita sudah tidak ada.

“Iyah tadi kebelet pipis pagi-pagi trus sekalian mandi”, jawab Mita.

“Uhmm ga boleh ya, cuma Om yang boleh bukain! Nanti Om hukum kamu yaaa”, kata Om Sadewo sambil mencubit lengan Mita.

“Auwww, sakitt, ya hukum aja kalo berani!”, ledek Mita manja dan membuat Om Sadewo menarik tangannya untuk mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Mita dengan mesra.

“Om mandi dulu trus beli makan, oh iya nanti kita nonton film aja pake laptop Om tuh”, kata Om Sadewo yang dijawab anggukan Mita.

Selepas mandi, Om Sadewo turun membeli makan dan beberapa makanan ringan untuk menikmati waktu berduanya bersama Mita di hari Sabtu itu, tak lupa dia mengunci pintu kamarnya untuk memastikan Mita tidak keluar dari kamar. Sekembalinya ke kamar, Om Sadewo mendapati Mita yang ketiduran menunggunya, tampaknya Mita begitu lelah melayani dirinya semalaman dan dia juga memberi waktu untuk Mita memulihkan tubuhnya untuk persetubuhan berikutnya.

Selesai menikmati makan siang, mereka bercengkrama beberapa saat membicarakan seputar pekerjaan dan rencana kehidupan masing-masing ke depan, “Uhmm kita nonton yuk, ga usah ngomongin plan ke depan, nikmati saat ini saja”, ajak Om Sadewo sambil menggengam tangan Mita. Mereka duduk bersampingan bersandar pada kepala ranjang dan meletakkan laptop diantaranya, sesuai kesepakatan, Om Sadewo yang memilihkan film yang akan ditonton, film bergenre thriller yang sebenarnya bukan genre film kesukaan Mita yang lebih suka komedi romantis. Mulai tak nyaman dengan posisinya, Mita bersandar pada dada bidang Om Sadewo dan meletakkan laptop di pahanya.

Mulustrasi:


Om Sadewo merangkul Mita dari belakang seperti pada mulustrasi, saat film thriller itu sedang di puncak ketegangannya, Om Sadewo menakupkan tanggan kirinya di payudara kanan Mita sambil mencium rambut wanginya, dia sengaja menggoda Mita yang sedang serius menonton film. Dari sela-sela kemeja yang Mita kenakan, jari nakalnya mencari puting susu Mita dan mengusap-usapnya hingga mengeras, Mita masih diam saja dan tampaknya berusaha untuk tidak terpengaruh. Om Sadewo semakin penasaran sejauh apa Mita akan tetap bisa fokus menonton film ketika digoda, dia membuka kancing kemeja Mita satu persatu mulai dari atas dan menyibak kemejanya, kali ini dia tak hanya mengusap puting susu bagian kanan Mita, tapi sesekali mencubit dan meremas payudaranya cukup keras, Mita memukul pelan tangan Om Sadewo sambil tetap fokus kepada film yang ditonton, “Om! Lg seru ini filmnya”, kata Mita sambil terus menatap layar laptop. Dibalik celana pendeknya, penis Om Sadewo mulai mengeras dan tertekan punggung Mita, kali ini kedua tangannya menggenggam kedua payudara Mita bersamaan dan memilin puting susunya bersamaan, Mita sedikit mendesah tapi tetap menatap layar laptop. Om Sadewo merasa harus meningkatkan godaannya, kancing kemeja Mita dibuka seluruhnya dan disibakkan hingga bagian depan tubuh telanjang Mita terbuka bebas, mulai dari bagian dadanya dengan dua payudara mungil yang puting susunya tampak coklat kemerahan, perut mulusnya yang rata dengan bulu-bulu halus, hingga belahan kemaluan mulus tanpa bulu yang mengintip sedikit karena Mita merapatkan pahanya untuk meletakkan laptop.

“Buka dikit pahanya, laptopnya taruh sini aja”, bisik Om Sadewo sambil meletakkan bantal di sebelah paha Mita untuk menaruh laptop. Mita masih tak bergeming dan tetap serius menonton film yang hampir mendekati akhir, tangan kanan Om Sadewo mengusap paha kanan bagian dalam Mita dan kembali berbisik dekat telinganya, “Uhmm buka pahanyaa, yang lebar….”, kata Om Sadewo sambil membentangkan kedua paha Mita. Dengan kedua paha Mita yang terbuka lebar, Om Sadewo dengan leluasa memainkan klitoris Mita dengan jarinya, sesekali dia mengusap bibir vaginanya sambil dicubiti perlahan, liang vaginanya yang mulai basah mulai dikorek pelan-pelan hingga setengah jari tengah kanannya masuk, “Arghh…nakal Om nihhh, tanggung filmnya..auchhh”, erang Mita yang mulai tak fokus melihat film.

“Uhmmm ya udah Om berhenti dulu”, goda Om Sadewo sambil menarik jarinya yang bermain nakal di kemaluan Mita.

“Ahhh…ya udah biarinnn aja, tapi Mita selesaikan bentar filmnya…ssshhh, maenin luarnya dulu saja…arrgghh”, kata Mita sambil mengerang saat jari tengah kanan Om Sadewo melesak masuk sepenuhnya dalam liang vaginanya dan mengorek-ngorek bagian dalamnya.

“Ya udahh…ini biarin dalam sini aja ya, diem kok…”, Om Sadewo menggoda Mita sambil menggerakkan jari tengahnya sedikit dan diam dalam liang vagina Mita yang basah dan hangat.

“Ommm inii…huhhhh, udah nanti aja filmnya!”, kata Mita sebal dengan muka cemberut, dia menutup langsung laptopnya dan menyingkirkannya ke pinggir ranjang, jari tengah Om Sadewo ditariknya dari dalam liang vaginanya, dia berbalik menghadap Om Sadewo dan tiba-tiba membuka celana pendek yang Om Sadewo kenakan.

Dalam hati, Om Sadewo puas bisa menggoda gadis ini dan dapat memancing birahinya, dan lagipula sejak tadi penisnya terasa ngilu dihimpit punggung Mita. Celana pendek Om Sadewo dilempar Mita ke lantai, penis gemuknya mengacung tegak dalam genggaman tangan kanan mungil Mita, dia mengocokinya dengan cepat seperti sedang emosi dengan muka cemberut namun tetap manis. “Pelan-pelan donk sayang, nanti copot itu…hehe”, goda Om Sadewo.

“Biarin! Om nakal sih daritadi dibilangin!”, kata Mita masih dengan muka agak cemberut namun penuh nafsu dan sesekali menatap penis Om Sadewo, pelan-pelan kocokannya mulai terasa lembut dan ibu jari Mita sesekali menyeka lubang kencingnya hingga terasa ngilu.

“Kamu suka titit Om?, daritadi diliatin aja…”, kata Om Sadewo.

“He eh…gede”, kata Mita dengan polos.

“Emang titit pacarmu ga gede?”, pancing Om Sadewo dengan obrolan-obrolan nakal.

“Panjang sih Om, kalo punya Om lebih gemukkk”, jawab Mita sambil terus mengocoki penis Om Sadewo, tubuhnya membungkuk dengan pemandangan kedua payudara mungil yang menggantung indah, Mita mulai mengecupi penis Om Sadewo mulai dari biji pelirnya, batang penisnya hingga menjilati lubang kencingnya yang terasa gurih dari cairan precum yang sudah keluar, mulutnya mulai membuka lebar untuk mengulum penis gemuk itu seperti saat masa kecilnya mengulum permen lolipop kesukaannya, Om Sadewo sedikit mengernyit ngilu sekaligus keenakan.

Sambil menggenggam kuat pangkal batang penis sekaligus memijat biji pelir Om Sadewo, Mita terus mengulum, menghisap dan menikmati penis gemuk Om Sadewo dalam mulut mungilnya, sesekali dia menepis tangan Om Sadewo yang mendorong kepalanya untuk melahap lebih dalam lagi penisnya, Mita tak sanggup, hanya tiga perempat bagian penisnya yang bisa dia masuki ke dalam mulutnya. Om Sadewo menikmati pelayanan Mita sambil mendesah dan menatap binalnya gadis itu, dia selalu minta diperlakukan hal yang sama oleh istrinya, namun seringkali menolak dan kalopun dilakukan hanya sesaat dengan keterpaksaan.

“Uhmmm Mita, enakkkk, ngilu tp enakkk…pelan-pelan hisapnya…hmmm Om mau keluar di mulut…kamu mau telannn?”, racau Om Sadewo sambil mendesah, mengerang kenikmatan.

“Uhmm gamau…jangan dimulut…”, Mita spontan menghentikan aksi nakalnya dan menolak permintaan Om Sadewo.

Mendengar penolakan itu, Om Sadewo menarik Mita dari ranjang, dia berdiri tegak di samping ranjang dan meminta Mita bersujud di hadapannya untuk kembali menikmati penisnya, “Ya udahh, isepin terus, Om keluarin di tetek kamu aja…buka mulutnya sayanggg…”, katanya sambil memegang kepala Mita dan menahannya, mulut Mita terbuka lebar dan disodoki penisnya seperti saat liang vaginanya dihujami penis gemuk itu berulang kali keluar masuk.

Mulustrasi:


Mita berusaha berontak menarik kepalanya saat penis Om Sadewo masuk terlalu dalam dan menyumbat kerongkongannya dan tiba-tiba dia mengeluarkan penisnya dari mulut Mita, menggenggam dan memijatnya dengan kuat untuk siap mendapatkan ejakulasinya, sepersekian detik Mita tersadar dan mengatupkan mulutnya, “Archhhhh maaf sayang…Om ga kuat lagiiiii…ssshhh ahhhh, erang Om Sadewo sambil menyemprotkan spermanya ke wajah manis Mita, sebagian besar mengenai pipinya namun ada beberapa lelehan sperma yang mengenai bibir, dagu dan lehernya bahkan hingga bagian kening dan kelopak matanya. Om Sadewo mengurut penisnya dengan kuat untuk semprotan terakhir, sementara Mita yang kaget hanya dapat mengatupkan erat mulutnya dan menutup matanya sambil merasakan hangatnya semprotan sperma Om Sadewo di wajahnya, dia mengelak saat Om Sadewo menyodorkan penisnya ke bibirnya seperti ingin dihisap untuk tetesan sperma terakhir. Om Sadewo sendiri tampak menikmati pemandangan wajah Mita yang dipenuhi spermanya, walau agak kecewa tidak dapat memenuhi fantasi untuk Mita menelan spermanya.

“Mita ga suka!!! Kenapa di muka??”, kata Mita dengan nada tinggi setelah menyeka sperma yang blepotan di wajahnya.

“Maaf sayang, Om ga tahan tadi, belum sempat mau keluarin di tetek kamu eh malah keluar duluan…uhmm Mita jangan marah”, jawab Om Sadewo berbohong, dia sepertinya memang sudah berniat menyemprotkan spermanya ke wajah Mita.

Om Sadewo mencoba menenangkan Mita yang masih tampak gusar dan berhasil membujuknya dengan pelungan hangat serta kecupan di kening, dia juga mencoba mengalihkan pembicaraan menanyakan mau makan apa untuk malam itu.

“Gatau makan apa, Mita mau mandi dulu!”, kata Mita sambil berlalu menuju kamar mandi. Om Sadewo tersadar, sepertinya tidak adil membiarkan dirinya sudah mendapatkan ejakulasi namun belum membuat Mita orgasme, dia menyusul Mita ke kamar mandi dan agak sedikit memaksa untuk ikut mandi bareng.

“Sini sayang Om sabunin, jangan cemberut donk…”, kata Om Sadewo setelah berhasil masuk kamar mandi dan ikut telanjang bulat bersama Mita. Ada satu masalah buat Om Sadewo, dia baru saja ejakulasi dan obat kuat yang di konsumsinya kemarin sore sepertinya sudah mulai pudar sehingga sepertinya dia tidak dapat membuat Mita orgasme dengan menyetubuhinya di kamar mandi karena penisnya butuh waktu untuk ereksi dengan sempurna.

“Maafin Om ya Mita, Om sayang kamu…sedih mau pisah…”, katanya penuh rayu sambil memeluk tubuh Mita dan mencium bibirnya sambil menyabuni punggungnya. Sambil menyabuni setiap bagian tubuh Mita, Om Sadewo memainkan jari jemarinya dengan nakal untuk merangsang Mita, cukup lama Om Sadewo menyabuni belahan kemaluan Mita sambil mengorek-ngorek liang vaginanya hingga membuat Mita menggigit bibirnya sendiri menahan rasa nikmat.

“Mau Om jilatin memeknya? Gantian bikin Mita puas…”, Om Sadewo menawarkan diri, walau sebenarnya dia juga sangat ingin menikmati kemaluan Mita dengan mulut dan lidahnya.

Mita mengangguk pelan sambil mengusap bahu telanjang Om Sadewo, Om Sadewo bersujud di lantai kamar mandi sambil meminta Mita mengangkat kakinya agar kemaluannya terbuka lebar. Dia mulai menjilati kemaluan Mita setelah membasuh tubuh Mita dengan air untuk menghilangkan sabun yang menempel, kemaluan Mita yang wangi setelah disabuni membuat Om Sadewo sangat bernafsu menjilatinya, dia sangat senang bibir kemaluan Mita yang jika dihisap, dikulum atau digigit akan menjadi sedikit bengkak kemerahan.

“Ahhh iyahh Om disitu, ahhh pelannn…shhh”, Mita mendesah-desah keenakan dan membuat Om Sadewo semakin bernafsu melahap dan menikmati kemaluan Mita.

“Achhhhhh berapa jari itu Ommm…ssshh ahhh sakittt….tapii enakk”, erang Mita saat Om Sadewo yang semakin nafsu melesakkan dua jarinya sekaligus ke liang vagina Mita, mengocokinya perlahan sambil menjilati bibir vaginanya.

“Enakk sayang? Suka dimasukin pake jari ginii? Enak mana sama dimasukin titit??”, goda Om Sadewo sambil mendongak melihat wajah Mita yang terengah-engah.

“Dua-duanyaaa…achhh jangan berhenti Om..ssshhh ahhhh”, kata Mita yang tak sadar tiba-tiba liang vaginanya terasa lebih sesak dan ngilu tatkala Om Sadewo memasukkan satu jari lagi hingga tiga jari sekaligus mengocoki liang vaginanya.

Mulustrasi:


“Arggghhh sssshh berapa jari itu Om…uuuhhhh Mita mau keluarrr…archhhh Ommmm”, erang Mita dengan tubuh menggelinjang mencapai orgasmenya.

“Duhhh basah dan hangat banget memek kamu, jari Om basah semua ini”, kata Om Sadewo sambil menatap wajah Mita yang lemas setelah mencapai orgasmenya.

Mereka kembali harus membasuh tubuh masing-masing dan saling menyabuni sebelum keluar bersama-sama kembali menuju kamar Om Sadewo.

“Om beli makan dulu, kamu istirahat dulu saja ya”, kata Om Sadewo yang melihat Mita tampak lemas menjelang sore hari itu.

“Iyahh, mau tiduran bentar”, jawab Mita.

Sekembalinya ke kamar, Om Sadewo mendapati Mita yang tertidur di ranjang dan membangunkannya dengan mesra sambil menciumi wajahnya, mereka menikmati makan malam bersama dan menghabiskan waktu berbincang-bincang sebelum waktunya menuju ranjang kembali.

Saat Mita pamit ke kamar mandi untuk gosok gigi dan cuci muka, dan Om Sadewo menelan kembali obat kuat untuk memastikan dapat menikmati malam yang panjang untuk mewujudkan fantasinya kembali, empat tali sudah disiapkan dan dia akan membuat Mita lemas kenikmatan sepanjang malam itu.
 
menarik update ceritanya
 
2x long time sama dengan,

a. bolong dompet kalo ama bo
b. dicariin lakinya kalo ama bini orang
c. pasti ditanya kapan sahin aku kalo ama janda anak 2
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd