Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Remake: Masa Lalu Istriku yang (cukup) binal - Kisah Nyata

Cerita kisah nyata berikutnya pilih yang mana?


  • Total voters
    35
  • Poll closed .
Asal Mula Kebinalan Mita - Chapter 7

Masa perkuliahan Mita sudah mendekati pertengahan, hubungannya dengan Raka tak terasa sudah hampir 3 tahun, namun entah kenapa Mita merasa jenuh dan beberapa kali mencoba menjaga jarak dengan kekasihnya itu. Rasa jenuh yang timbul karena Raka semakin posesif dan ingin menguasai dirinya sepenuhnya, sering kali Mita dipaksa berbohong meminta ijin neneknya agar dapat seharian berada di kos Raka ataupun tempat lainnya, semua demi memuaskan hasrat seksual kekasihnya itu.

Dalam kejenuhannya, Mita bertemu TS yang walau sudah beberapa kali sempat ngobrol berbasa-basi namun saat itu lebih intens karena terlibat di kepanitiaan yang sama. TS saat itupun sudah tertarik dengan Mita namun apa daya karena sudah ada yang punya, TS pun berusaha untuk bersikap biasa saja sambil sesekali mencuri pandang ke Mita saat sedang rapat kepanitiaan atau diskusi.

Mita merasa semakin hanya sebagai objek pelampiasan seksual Raka saja, bahkan dia cerita pernah melayat ke rumah keluarga besar Raka saat ada kedukaan, dia diminta bermalam karena Raka merasa sedih dan berduka, Mita menolak dan tiba-tiba Raka mengajaknya masuk ke dalam kamar untuk mencumbuinya, mereka memang sempat hampir seminggu tak bertemu, “Aku sedih sekali, kangen sama kamu…”, katanya merayu Mita.

Suasana memang sudah agak sepi dan tamu mulai banyak yang pulang, pihak keluarga pun banyak yang beristirahat karena lelah, Mita pasrah dicumbu kekasihnya dan bahkan dipaksa mengangkat kaos dan cup bra-nya untuk ‘menyusui’ kekasihnya itu. Dengan rasa enggan Mita membiarkan Raka memperlakukan dirinya seperti itu, mungkin bisa menghibur rasa sedihnya, namun Raka semakin bernafsu dan tiba-tiba membuka celananya dengan penis hitam yang mengacung tegak, “Isepin tititku sayang…”, pintanya dengan mata sembab karena kesedihannya.

“Apa-apaan Raka, ini lg suasana duka…aku gamau…”, Mita mencoba menolaknya sambil membereskan kaos dan cup bra-nya yang disingkap paksa.

“Ahhh kamu ga perhatian sama aku…gara-gara cowok itu kan…”, nada Raka mulai meninggi, karena tubuh gempal besarnya dan lebih kuat, Mita tak mampu melawan saat tangannya dipaksa menggenggam penis Raka.

“Ayooo iseppinn, kamu kan nanti bakal jd istrikuu…”, racaunya tak jelas sambil memegang tengkuk Mita dan memintanya berlutut sementara dia duduk di tepi ranjang dengan penis hitam yang menegang.

Mita tak kuasa menahan keinginan kekasihnya saat itu, dengan enggan dia membuka mulutnya dan menghisap penis Raka kuat-kuat dengan harapan bisa segera selesai. Raka menahan desahannya takut ketahuan keluarganya, dia mendorong kepala Mita agar lebih dalam lagi mengulum penisnya.

Tak butuh waktu lama untuk membuat Raka ejakulasi, Mita mengulum penis kekasihnya itu sambil memijat batangnya dan saat Raka menegang, dia mengeluarkan penis itu dari mulutnya sambil mengocokinya dengan cepat.

“Shhh ahhh sayangg enakk, keluarrrr”, erang Raka pelan sambil memuncratkan spermanya di telapak tangan Mita yang sudah bersiap menutup lubang kencingnya agar tidak keluar kemana-kemana. Telapak tangan Mita blepotan dipenuhi cairan lengket hangat dari lubang kencing Raka, seperti biasa, Raka membantu Mita mengambilkan tissue dan membersihkan tangan Mita. Tak lama setelah itu, Mita pamit pulang, dia enggan berada lebih lama lagi di kediaman Raka dan merasa hanya sebagai objek pelampiasan seksual kekasihnya.

TS: “Gila juga ya mantanmu itu…kamunya nafsuin sihhh”, ledekku.

Mita: “Ya gatau, ga nyaman aja, lg ada kedukaan malah diminta begitu…waktu itu dia kayaknya tau kita agak dekat..”

TS: “I see, trus apa lagi yg kamu paling inget waktu dia lg posesif atau agak cemburu karena aku?”

Mita: “Pas acara kepanitian kita berlangsung”

TS: “Hah? Serius? Pantes kamu sempet menghilang, itu yang di toilet?”

Mita: “Iya di toilet ruang serbaguna…”

TS: “Ceritain yg kamu ingat…”

Beberapa hari setelah kejadian di kediaman Raka, acara kepanitiaan yang aku ikuti menggelar acara di ruang serbaguna. Beberapa hari aku memang meminta Raka memberikan aku jarak dan waktu karena sibuk menjelang hari H, tapi dia tetap bersikeras menunggui atau mengantarku pulang, kadang dia berusaha mengajakku ke kosnya namun kutolak karena lelah dan fokus dengan acara kepanitiaan itu.

Raka sepertinya tahu Mita dan TS sering ngobrol bareng dan lebih dekat dari biasanya, sesekali dia menyindir Mita dan mengatakan bahwa dia akan menghajar siapapun yang mencoba merebut Mita darinya. Mita mencoba menenangkannya bahwa tidak ada apapun yang terjadi antara dirinya dan TS, walau sebenarnya dia menyukai pribadi TS yang menyenangkan.

Saat acara Mita menggunakan kemeja dan rok semi formal sesuai dengan tema acara, saat acara berlangsung tiba-tiba Raka datang dan mengajak Mita keluar sebentar.

“Kenapa? Aku lg ada acara ini…”, kata Mita.

“Aku perhatikan daritadi kamu deket banget sama temenmu itu..”, kata Raka meninggi.

“Enggak, kamu kan pacarku sekarang…dia loh katanya udah punya pacar juga”, kata Mita mencoba meyakinkan Raka, walau dia tak yakin TS masih berpacaran atau tidak dengan kekasihnya.

“Hmmm bener?”, kata Raka lagi.

“Iyahh bener, mesti buktiin gimana sihh, bingung aku”, kata Mita seperti putus asa.

“Mmm okay sini bentar”, kata Raka sambil menarik tangan Mita.

“Ehh mau kemana?”, kata Mita yang hanya bisa pasrah saat Raka menarik dan menggandeng tangannya.

Raka menarik Mita ke toilet ruang sebaguna yang sebenarnya tidak bisa dibilang sepi, apalagi acara sedang berlangsung.

“Aku tuh kangenn banget sama kamu..”, katanya sambil menarik Mita masuk ke salah satu bilik toilet cowok.

“Apaan sih kamu…aduhh jgn sekarang”, pinta Mita yang tahu apa yang akan dilakukan Raka.

“Katanya mau buktikan, ayo…”, kata Raka yang membalikkan perkataan Mita tadi.

Mita seperti putus harapan untuk meyakinkan Raka, dan mungkin hanya dengan menuruti permintaannya saja Raka bisa percaya dan membiarkannya tenang mengikuti acara. Dalam bilik toilet itu, Raka langsung memeluk Mita dan mencumbu bibirnya, mau gamau Mita menyambut lumatan di bibirnya dan membiarkan Raka menggerayangi tubuhnya.

Dengan penuh nafsu Raka membuka kancing kemeja Mita satu persatu, dia menyibaknya setelah semuanya terbuka dan membuka kaitan bra yang dikenakan Mita. “Buka!”, perintah Raka ke Mita untuk melepas kemeja dan bra-nya yang sudah dibuka Raka. Dengan enggan Mita melepas kemeja dan bra-nya dan mengaitkan di bilik toilet itu, baru saja selesai mengaitkan kemeja dan bra-nya, dengan rakus Raka melumat kedua payudara mungilnya bergantian, Mita tak bisa mengerang dan mendesah karena takut kedengeran orang lain.

Raka begitu bernafsu melahap kedua payudara kekasihnya itu, dengan sengaja dengan memilin, mencubit dab bahkan menggigit puting susu Mita hingga bengkak kemerahan, Mita sungguh tersiksa tak dapat mengerang dan mendesah, anehnya walau terpaksa dia juga merasakan nikmat.

Sambil melahap kedua puting susu Mita, Raka membuka restleting rok Mita yang berada di bagian belakang, dia meloloskan rok dan cd yang dikenakan Mita, “Lepas juga ini, kangen liat kamu bugil…”, katanya dengan seringai muka yang menakutkan.

Mita membantu Raka meloloskan rok dan cd yang dikenakannya, dia menggantungnya di tempat kemeja dan bra-nya tadi, untungnya ada dua kaitan di setiap bilik toilet. Dengan posisi bugil dan masih mengenakan sepatu, Raka mengangkat satu kaki Mita dan menjilatu kemaluannya dengan rakus, “Hhmm sluurrpp ga diminta cukur ternyata memeknya kamu cukur juga, atau jangan-jangan temenmu udah nyobain memek mulus ini…slurppp mmmm”, racaunya tak jelas sambil melecehkan Mita dan terus menjilati kemaluan kekasihnya itu.

Mita menutup mulutnya sendiri dengan tangannya menahan erangan atau desahan, walau penuh paksaan, namun kemaluannya akhirnya basah juga dan dia merasakan kenikmatan.

“Ssshh sudah sayang..aku mesti balikk”, kata Mita pelan sambil mendesah tertahan.

“Ehmm kangen itilnya, aku emut yaaa”, kata Raka yang mendongakkan wajahnya melihat Mita dan tanpa menunggu persetujuan dia menghisap klitoris Mita bergantian dengan bibir vaginanya hingga bengkak kemerahan.

Tubuh Mita menggelinjang dan dia menutup mulutnya sendiri kuat-kuat, “Erghnmmm…mmmm”, Mita orgasme sambil menahan sakit hisapan kuat Raka di klitorisnya.

“Hmm gantian aku…”, kata Raka sambil menurunkan celana dan dalemannya, penisnya tegak mencuat.

Dia memaksa Mita jongkok untuk menghisap penisnya, dan dengan terpaksa Mita menurutinya, dia memasukkan penis hitam itu ke mulutnya sambil dihisap perlahan, cairan precum dari lubang kencing Raka terasa gurih dirasakan Mita.

“Aku mesti balikk, pleasee…”, kata Mita memelas sambil mengocoki penis Raka dan mendongak ke arah wajah Raka.

“Hmmm okay, berdiri…hadap belakang…”, perintah Raka sambil membantu Mita berdiri.

Dia membalikkan tubuh Mita menghadap pintu bilik toilet, memegang pinggangnya dan meminta Mita sedikit membungkuk dan menyorongkan pantatnya ke belakang. Pelan-pelan dia mengarahkan penisnya ke liang vagina Mita, saat kepala penisnya mulai masuk, dia dorong perlahan hingga sepenuhnya masuk…”Memek kamu buat aku aja ya…enak angett”, bisik Raka tepat di belakang telinga Mita.

Dia meremas kedua payudara Mita dengan kasar dan menyodoki liang vagina Mita, batang penisnya menggeseki dinding vagina Mita saat keluar masuk denga ritme cepat, Mita hanya mampu mengatupkan mulutnya menahan untuk tidak mendesah.

“Sshhh Mita, nanti kalo merit aku mau ngentotin kamu tiap hari…kamu ga usah keluar-keluar rumah ya…nunggu aku entot ajaaa ahhh”, racaunya tak jelas namun membuat Mita bergidik, dia tak mau hidup dengan lelaki yang mengekangnya.

Dalam kenikmatan liang vaginanya yang disesaki penis Raka, Mita akhirnya memutuskan akan mencari cara untuk berpisah dari Raka…pikirannya buyar saat Raka menyodok liang vaginanya dengan keras dan kekasihnya itu mengerang, “Argghh sayang…mau keluar…”, Raka menarik penisnya, mengocoknya sendiri dan memuncratkan spermanya ke belahan pantat Mita dan sebagian menetes ke lantai toilet.

“Makasih sayang…aku cinta banget sama kamu..”, kata Raka mengecup bagian belakang kepala Mita sambil membelainya.

Raka mengambil tissue dan membersihkan pantat Mita yang dipenuhi sperma, dia membiarkan Mita mengenakan kembali kemeja dan roknya sambil dia sendiri mengenak celana dan dalemannya.

“Aku balik dulu ya, nanti jemput setelah acara selesai…”, kata Mita dengan lembut berusaha tidak membuat Raka gusar.

“Iya sayang, pasti…”, jawabnya sambil mengecup bibir dan kening Mita.

Beberapa hari setelah kejadian itu, Mita akhirnya menyatakan putus dengan alasan ingin fokus ke perkuliahan dulu. Raka tak menerimanya begitu saja, bahkan sempat berkata, “Kita kan udah sering ngentot…kamu mau kita putus gitu aja”, katanya dengan nada emosi, namun Mita sudah membukatkan tekadnya dan tetap memutuskan Raka.

Beberapa minggu setelah putus dan teror Raka mulai reda, Mita menjalin hubungan dengan TS walau sempat agak backstreet dan untungnya sudah memasuki semester akhir perkuliahan. Mantannya itu pernah mengancam TS, tapi untungnya TS punya banyak backingan yang si mantan itu tidak tahu dan akhirnya mundur secara teratur.

Sekian kisah Mita, petualangannya di kos dan awal kebinalannya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd