Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG (remake) asdos by akhi_909

Status
Please reply by conversation.

akhi_909

Semprot Addict
Daftar
12 May 2018
Post
475
Like diterima
323
Bimabet
hallo agan agan malam ini ane coba melanjutkan thread dari suhu herpsawan
tentu nya ane udah dapat restu dari suhu herpsawan hehehe:haha::haha: so selamat menikmaty :baca::baca:
index 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 page: 1
 
Terakhir diubah:
Episode 1: awal mula

cerita ini diambil dari nama tokoh cerita dewasa di internet yang gak ane tahu siapa penulisnya.
namun ane hanya meminjam tokoh wanita nya yang bernama ummu afra untuk dibuat cerita berbeda.
mohon maaf kalau penulisnya melihat ini dan ane harap penulis mengizinkan tokohnya ane buat untuk cerita ane.

Ummu Afra adalah seorang akhwat keturunan Padang, usianya 24 tahun, baru setahun menikah dengan Mahmud dan baru dikaruniai seorang anak. Nama aslinya Rizka Anggraeni, lulusan Universitas Negeri Jakarta jurusan Biologi. Orang tuanya adalah pengusaha kelapa sawit ternama di Pekanbaru, sehingga soal ekonomi, Ummu Afra tak pernah ada kekhawatiran.

Ia adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Adik-adiknya semua perempuan, dan yang paling kecil masih duduk di Madrasah Aliyah.

Ummu afra bertubuh tinggi 160 cm dan ia memiliki Payudara berukuran 36B yang tampak begitu menjulang dan terlihat jelas walau ia telah mengenakan jilbab lebar dan jubah panjang khas seorang ummahat aktivis. Badannya yang montok setelah melahirkan menambah kemolekan tubuhnya. Membuat para pria yang melihatnya bernafsu walaupun dirinya sudah ditutupi oleh jubah.

Ummu afra disela waktu luangnya dirumah ditawari oleh dosennya dahulu untuk menjadi asistennya. Ummu afra sebenarnya sebelum menikah dengan sang suami sudah menjadi dosen. Namun setelah ummu afra dinikahi suaminya dan tak lama kemudian ia hamil sehingga ia mengundurkan diri untuk menjadi asisten dosen.

Namun setelah setahun melahirkan anaknya. Kini tawaran itu datang kembali datang kepadanya. Awalnya ia sempat ragu menerima tawaran itu. Apalagi kini ia mengurusi anak yang baru berusia 11 bulan. Tapi karena sang suami mengizinkan dan ibu mertuanya tinggal bersama mereka jadi ummu afra menerima tawaran menjadi asisten dosen kembali. Jadwalnya juga hanya 3 kali seminggu sehingga ia bisa menyusui anaknya. Ditambah sang mertua yang juga merawat sang buah hati.

Ummu afra kini telah menjadi seorang asisten dosen. Ia ditawari oleh dosennya dulu untuk menjadi asistennya. Dosennya bernama endang. Wanita berumur 34 tahun itu juga termasuk ummahat yang cantik dan montok. Walaupun tidak seperti ummu afra yang memakai pakaian ala muslimah.

Bu endang lebih sering memakai rok panjang dan baju yang agak ketat sehingga membuat dirinya nampak seksi.

Mahasiswa laki-laki dikampus itu sering menjadikan bu endang sebagai bahan coli.

Mereka membayangkan kesintalan tubuh bu endang dengan khyalan masing-masing.

"Rizka bisa kan menggantikan saya jadi pembimbing." Tanya bu endang.

"Bisa bu." Jawab ummu afra.

"Ya itu ada 1 mahasiswa yang bimbingan sama saya. Saya serahkan ke kamu ya." Kembali bu endang bicara.

"Ia bu." jawab ummu afra sambil tersenyum.

Sekarang ummu afra sudah 2 minggu menjadi asisten dosen dan kini ia menerima mahasiswa bimbingannya yang bernama Frans. Frans ini adalah mahasiswa tingkat akhir atau lebih tepatnya adik kelas ummu afra dulu.

Namun kini frans yang belum tamat menjadi prioritas bu endang untuk diluluskan.

Makanya ia memberi ummu afra untuk membimbing frans. Frans adalah mahasiswa yang berasal dari ambon.

Dia bertubuh tinggi 175 cm dengan badan yang tegap dan muka yang sedikit sangar.

Frans sebenarnya dikenal sebagai penikmat wanita. Sudah banyak wanita yang ditidurinya baik secara normal maupun kasar. Dia beruntung bisa dibimbing bu endang dosen favoritnya.

Ia sebenarnya hendak menikmati dosennya itu namun bu endang memintanya untuk dibimbing oleh asistennya yang tak lain adalah ummu afra.

Akhirnya kini umu afra menerima frans dan robert mahasiswa yang akan dibimbingnya. Hari itu sabtu sore dikediaman ummu afra. 2 orang laki-laki dengan seorang wanita duduk didepan teras rumah.

Frans mengajak robert agar ummu afra mau membimbingnya.

Karena ummu afra tak mau berduaan dengan laki-laki yang bukan muhrimnya.

Ummu afra menyampaikan ini saat frans mau bimbingan dengan dirinya dikampus.

"Frans kalau mau kerumah bawa teman ya" bilang ummu afra.

"Ia mbak" jawab frans.


tibalah hari dimana frans dan robert dirumah ummu afra.

Tidak ada sesuatu yang mengganjal dari ummu afra kepada 2 mahasiswanya ini. Frans mengajak robert teman seangkatan ummu afra yang belum juga tamat tapi beda jurusan.

Robert dan frans tak ada niat untuk menikmati ummu afra. Karena rencana mereka adalah menikmati bu endang dosen yang seharusnya menjadi pembimbing frans.

Namun bu endang memberikan perintah kepada ummu afra untuk membimbing frans. Jadilah rencana mereka gagal total.

Ummu afra memberikan minuman teh kepada mereka berdua. Namun saat ummu afra memberikan minuman tubuhnya agak menungging dan jubahnya agak mencetak ukuran tubuh montoknya. Frans dan robrert yang melihat ummu afra sedikit kagum dan bernafsu.

Mereka baru menyadari betapa indahnya tubuh ummu afra.
 
chapter :2
Ummu afra tak menyadari bahwa tubuhnya menjadi perhatian 2 pria tersebut.

"Ini diminum dulu teh nya" sambil tersenyum ummu afra menawarkan.

"Ia mbak " jawab frans.

Ummu afra kemudian masuk kedalam untuk menaruh tampah. Saat ummu afra berjalan kedalam frans dan robert lalu berbicara.

"Gila montok banget bro body nya." Kata frans kepada robert.

"Yoi bro."

"Gimana kalau kita hantam aja bro."

"Lu yakin bro. Mau ngantam sekarang." Tatap robert kepada frans.

"Ya sekaranglah. Itung2 ganti rencana kita buat bu endang." Jawab frans senyum.

"Ia sih tapi kita pastiin dulu kalau gak ada yang datang kesini." Robert mengingatkan.

"Oke ntar gue aja yang bicara sama dia dulu."

"Sip bro. Gue kaget juga ternyata makin montok aja tubuhnya sekarang. Gak sabar gue pengen ngentotin dia." Kata robert.

Ummu afra pun kembali ke teras dan melanjutkan bimbingannya kepada frans.

Disela-sela bimbingan itu mata robert tak henti-hentinya memandangi tubuh dan wajah ummu afra. Robert yang duduk berhadapan dengan ummu afra sementara frans disamping ummu afra dengan laptop didepan mereka.

Tanpa ummu afra sadari pandangan robert yang berusaha menelanjangi dirinya. Disaat sedang bimbingan itu frans sedikit bertanya pada ummu afra.

"Suami mbak pulang jam berpa?" tanya frans.

"suami saya sedang keluar kota." Jawab ummu afra tanpa curiga.

"Jadi mbak berdua aja sekarang." Tanya frans lagi.

"Sebenarnya mertua saya juga dirumah tapi kemarin cucunya sakit jadi dia disana sekarang untuk merawatnya." Jawab ummu afra.

"Mbak gak ikut"

"Enggak soalnya anak saya masih belum bisa dibawa jalan jauh." Kembali ummu afra menjawab.

"Oh gitu." Sahut frans.

Lalu ummu afra kembali menerangkan kepada frans tentang skripsi yang harus dibuatnya. Sementara robert yang mendengar percakapan tersebut melirik frans dan mengedipkan matanya.

Frans mengerti maksud robert yang menandakan mereka melancarkan aksinya.

Saat frans memperhatikan ummu afra dan robert yang pura-pura sibuk dengan hp nya. Hujan beserta angin kencang melanda perumahan ummu afra. Sontak kertas-kertas frans beterbangan dan baju mereka mulai basah dengan sapuan angin dan air tersebut.

Ummu afra yang melihat keadaan itu lalu menyuruh robert dan frans masuk kerumahnya.

Ummu Afra yang melihat keadaan itu lalu menyuruh Robert dan Frans masuk kerumahnya.

"Ayo masuk dulu Frans dan siapa nama teman kamu?" tanya ummu Afra.

"Ia mbak. Oh ia ini Robert" sambil Frans memperkenalkan diri dan Robert menjulurkan tangannya untuk bersalaman.

Namun ummu Afra hanya menaruh kedua tangannya didada tanda bahwa ia tak mau menyentuh tangan lawan jenis yang bukan muhrimnya.

"Ayo masuk makin deras dan kencang anginnya." Ajak ummu Afra sambil menunduk mengambil gelas dan teko di meja .

Saat itulah Frans dan Robert hanya terdiam dan melihat kemolekan tubuh ummu Afra ditambah air hujan yang sedikit membasahi jubah ummu Afra. Tapi pemandangan itu tak lama hanya beberapa detik saja.

Lalu ummu Afra kemudian jalan duluan dan diikuti Frans yang memegang laptop dan kertas bimbingannya. Sementara Robert hanya mengikuti Frans. Nampak tonjolan penis Robert. Padahal ummu Afra belum telanjang.

Kini Robert dan Frans sudah didalam rumah ummu Afra. Rumah yang berukuran sedang itu mempunyai 2 kamar, 1 kamar mandi dan ruang tengah yang juga menjadi ruang tamu dengan 1 buah tv berlayar sedang terlihat cukup nyaman.

Ummu Afra yang langsung menuju meja ruang tamu dan menaruh air dan teko kembali sedikit menungging di hadapan Frans dan Robert.

Ummu Afra seperttinya lupa dengan 2 pria yang bukan muhrimnya di belakangnya. Saat sudah siap meletakkan minuman ummu Afra menghadap ke Robert dan Frans dan menyuruh Frans untuk menutup pintu agar air hujan tidak masuk kerumah.

Frans dan Robert yang agak terkesima dengan ummu Afra lalu agak gagap menuruti ummu Afra menutupp pintu rumah.

"Duduk aja disini dulu ya kalian." Tawar ummu Afra.

"Ia mbak. " jawab Frans

"Ia Riz" jawab Robert hampir berbarengan.

Tiba-tiba saat mereka sudah duduk bertiga. Hp ummu Afra berdering. Ummu Afra pun lalu menuju hp nya yang diletakkan di dekat tv didepan sofa tempat mereka duduk.

"Halo" kata ummu Afra.

"Halo rizka. Sibuk tak" tanya seorang wanita di telpon.

"Enggak bu. Kenapa?" tanya ummu Afra kembali.

"Maaf ya Riz. Saya ingin kamu membuat presentasi untuk kuliah saya hari senin ini. Materinya udah saya kirim ke email kamu barusan."
Jawab sang wanita.

"Ia bu nanti saya buatkan." Kata ummu Afra.

Tapi saat ummu Afra mendengar suara di telepon itu. Terdengar olehnya seperti suara desahan tertahan dari bu endang. Seperti orang yang sedang dirangsang oleh laki-laki.

"Uhhhh...." tak sengaja bu endang mendesah.

"Ibu kenapa?" tanya ummu Afra penasaran.

"Gak apa-apa Riz ini anak saya lagi main sama saya." Bu endang menjelaskan.

"Emang main apa bu?" tanya ummu Afra penasaran karena suara bu endang seperti orang yang sedang dirangsang.

"Ini lagi gelitikan perut saya." Jawab bu endang sambil mendesah.

"Oh gitu." Ummu Afra tak mau menanyakan lagi.

"Ia rizka. Aduh sayang ntar dulu. Ya udah ya riz saya titip sama kamu ya." Bu endang berbicara.

"Ia bu. Nanti saya kerjakan." Jawab ummu Afra.

Lalu hp ummu Afra dimatikan dan tak lama berselang anaknya menangis dan segera ummu Afra berlari menuju kamarnya.

Saat itu ummu Afra lalu menyusui anaknya . nampaklah sebuah payudara sebelah kanannya terbuka. Ummu Afra hanya mengangkat sedikit jubahnya untuk memudahkan sang bayi menerima asupan gizi asi nya.

Disaat yang hampir bersamaan dari telpon yang sudah dimatikan itu. Di sebuah kamar hotel tampak seorang ibu muda yang tak lain
adalah bu endang dosennya ummu Afra sedang di cumbui oleh seorang pria muda.

"Kamu ni kan udah 2 ronde. Masih mau nambah lagi?" tanya bu endang kepada sang pria yang mencumbunya dari belakang leher.

"Siapa yang gak mau minta nambah sama dosen tercantik ini." Sang pria lalu mencumbu bibir manis itu.

Kini 2 anak manusia berbeda umur itu kembali melanjutkan permainan sex nya. Sang wanita bertubuh montok itu hanya berlapiskan
jilbab dan sang pria mulai menindihnya.

"Argghhhhh...."

Hanya desahan yang terdengar di kamar hotel itu. Perzinahan yang terjadi antara mahasiswa dan dosennya.

Di sofa Robert dan Frans berbicara sambil melirik kamar ummu Afra.

"Bro kita sikat langsung atau gimana sekarang?" tanya Robert.

"Gue punya ide bro." Jawab Frans

"Apaan ide lo." Tanya Robert penasaran.

"Kayaknya kan hujan ni makin deras kita minta dia buatin minum lagi. Saat dia buatin minum lo coba numpang ke toiletnya. Jadi gue ma dia berdua disini. Lalu lu kembali ke sofa ini dan kita pepet dia dari kanan dan kiri. Trus kita bawa dia ke kamar mertuanya. Gue gak mau di ganggu ma tangisan anaknya." Frans menjelaskan.

"Boleh juga tuh. Tapi apa gak kelamaan. Pas dia kesini kita sikat aja." Robert sangat bernafsu.

"Sabar bro. Gue pengen ide gue kali ini jalan. Gimana. Lagian juga kan sampai malam kita hantam dia nanti." Frans menenangkan Robert.

"Oke gue ikut lo aja." Robert menganggukan kepalanya.

Di dalam kamar ummu Afra masih menyusui buah hatinya. Dielusnya kepala bayi mungil itu dengan kesayangan.

Sambil menatap langit diluar kamar yang masih dibasahi oleh air yang turun dengan lebatnya. 15 menit sudah dia menemani buah hatinya yang kini sudah kembali terlelap. Di taruhnya sang buah hati di ranjang bayi.

Kini ummu Afra merapikan kembali jubah panjangnya dan melihat dicermin jilbab dan bajunya agar tidak menampakkan kemolekan tubuhnya. Namun karena tubuhnya kini bertambah montok lekuk tubuhnya masih terlihat samar namun menggoda.

Ummu Afra keluar dari kamar dan kembali menuju sofa yang di tempati Robert dan Frans yang akan menjalankan aksinya.
Belum sempat ummu Afra menuju sofa. Frans berdiri dan memberikan teko dan gelas kepada ummu Afra.

"Maaf mbak.bisa minta air lagi soalnya airnya habis. Maaf kalau merepotkan." Senyum Frans.

"Oh ia. Boleh kok. Tunggu ya saya ambilin." Sambil ummu aAfra mengambil teko dan gelas dari tangan Frans. Sedikit Frans menyentuh kulit tangan ummu Afra.

Baru ummu Afra berbalik menuju dapur. Tiba-tiba Robert bertanya "Rizka, gue boleh numpang ke kamar mandi."
Ummu Afra melihat Roberts" itu disamping dapur kamar mandinya Bet" ummu Afra kembali berbicara.

"Oh ok Riz." Jawab Robert.

Robert lalu berjalan duluan mendahului ummu Afra menuju dapur ke toilet.

Sementara Frans yang melihat ummu Afra berjalan menuju dapur melihat jelas cetakan pantatnya dibalik jubahnya.

Jakunnya turun naik dan tak sabar rasanya ingin menikmati tubuh sintal ummu Afra. Akhwat cantik bertubuh montok di usianya yang baru menginjak 24 tahun itu.

Tak lama ummu Afra hilang dari pandangan Frans. Lalu ia kembali duduk dan mengutak-atik kembali laptopnya.
Saat ummu Afra berada di dapur tak sengaja ia melihat Robert yang entah sengaja atau tidak.

Robert tidak menutup pintu kamar mandi.

Tampak oleh ummu Afra sebgaian tubuh Robert. Ditambah Robert yang saat itu sedang kencing memperlihatkan sebuah penis yang berukuran lumayan besar walau tidak dalam keadaan tegang.

Ummu Afra yang melihat itu lalu berpaling dan melanjutkan membuat teh di meja. Namun entah kenapa ia kembali melihat kamar mandi yang jaraknya lumyan jauh itu dari tempatnya membuat teh.

Dia sedikit penasaran bagaimana mungkin ada sebuah penis berukuran sama seperti ukuran penis suaminya saat sedang tegang.

Namun ummu Afra dapat mengendaikan dirinya dan ia kembali membawa minuman itu ke sofa depan tempat Frans duduk.

Ummu Afra melihat pintu kamar mandi tertutup.

"Syukurlah" gumam ummu Afra. Entah kenapa ia bergumam.

Didalam kamar mandi Robert mengeluarkan penisnya yang sudah sangat tegang. Apalagi ia tahu ummu Afra memandang penisnya walau sekilas.

Kini ummu Afra meletakkan minumannya di meja dan dia kembali sedikit menunduk walau Frans menikmati pemandangan itu dari samping.

Frans lalu menatap layar laptopnya agar ummu Afra tak curiga.

"Mbak ini saya hilangkan atau saya tambahkan di bab 4 ya" tanya Frans pura-pura.

"Yang mana" tanya ummu Afra lalu duduk disamping Frans.

Saat itu dia melihat dilaptop Frans agak menunduk karena tulisan di laptop Frans yang kecil itu. Ummu Afra lupa memakai kacamatanya.

Saat itu Frans yang sudah dekat dengan tubuh ummu Afra ingin sebenarnya dia peluk dan ia setubuhi langsung ummu Afra. Namun ia ingin melakukan persetubuhan ini dengan lembut.

"Di hilangkan aja gak apa kok" kata ummu Afra sambil kembali menegakkan badannya.

Frans melihat disampingnya dimana Robert sudah selesai dari kamar mandi. Ia menuju kearah ummu Afra dan Frans. Lalu Frans mengedipkan matanya kepada Robert. Yang berarti rencana akan segera dilaksanakan.

Ummu Afra masih memandangi laptop Frans dan tanpa tahu apa yang akan sebentar lagi terjadi pada dirinya.

Terakhir diubah: 20 Jul 2016
 
chapter :3
Frans melihat disampingnya dimana Robert sudah selesai dari kamar mandi. Ia menuju kearah ummu Afra dan Frans. Lalu Frans mengedipkan matanya kepada Robert. Yang berarti rencana akan segera dilaksanakan.

Ummu Afra masih memandangi laptop Frans dan tanpa tahu apa yang akan sebentar lagi terjadi pada dirinya.

Frans yang mengedipkan mata kepada Robert lalu memberi instruksi untuk bersabar dulu. Seketika itu Robert hanya berdiri di belakang ummu Afra dan Frans di sofa itu.

Ummu Afra tak menyadari Robert yang berdiri dibelakang mereka karena Frans mulai menanyakan hal-hal yang mau dimasukkan di skripsinya.

"mbak ini gak dimasukin" kata Frans sambil menunujukkan sebuah gambar penis kepada ummu Afra di layar laptopnya.

Ummu Afra yang agak kaget dengan tampilan foto penis berukuran besar bewarna hitam dan itu bukan dari gambar di internet atau gambar yang pernah lihat
sebelumnya dari pelajaran yang ia dapat di universitas dahulu.

"Itu foto darimana kamu dapat Frans" tanya ummu Afra sedikit penasaran.

Walaupun kacamatanya dikamar namun ukuran penis besar dan hitam di laptop Frans masih mampu dilihatnya dengan jelas.

"Oh ini foto akan saya kasih tahu kalau boleh dimasukkan di laporan skripsi saya mbak". Senyum Frans sambil memandangi ummu Afra.

Ummu Afra yang masih melihat laptop Frans dan agak bergidik ngeri melihat gambar itu hanya membalas. " jangan dimasukin lah Frans. Kurang nyambung dengan judul kamu."

"Tapi kan dilampiran bisa dimasukkan mbak" Frans memancing ummu Afra.

Anehnya ummu Afra tidak meminta Frans untuk mengganti gambar di layar itu. Frans malah makin membesarkan gambar penis itu memenuhi layar laptop.

"Jangan Frans itu gak masuk di skripsi yang kamu bahas." Ummu Afra memandangi Frans dan melihatnya dengan wajah yang tak suka.

Frans yang dipandangi ummu Afra lalu mencoba senyum dan mencoba menenangkan wajah tak suka ummu Afra. "Ok mbak gak akan saya masukkan kok., tapi masukin
yang lain boleh kan?".

Ummu Afra yang tak tahu maksud Frans lalu mengiyakan " boleh kok."

"Beneran ni boleh masukin ke mbaknya" goda Frans yang malah makin mendekatkan dirinya kepada ummu Afra.

Ummu Afra yang sedikit kaget oleh pertanyaan Frans.

"Maksud kamu apa Frans? Ummu Afra agak meninggikan suaranya.

"Maksud saya gini mbak." Sambil Frans lalu mendekatkan dirinya disamping ummu Afra. Kini Frans dan ummu Afra hanya berjarak 1 cm dan dengan mudah Frans memegangi paha ummu Afra.

"Ini yang mau saya masukin" sambil tangan Frans bergerak menuju vagina ummu Afra yang masih tertutup kain jubahnya.

"Kurang ajar kamu" katanya sambil memukul tangan Frans yang bergerak kurang ajar.

Ummu Afra yang kaget lalu hendak berdiri namun sebuah tangan kekar menahan bahunya. Ummu Afra yang keget lalu menoleh ke belakang. Saat itulah Robert yang daritadi menunggu kesempatan ini beraksi.

Ummu Afra yang sadar lalu mencoba berontak dengan menggerakkan tangan dan badannya. Namun naas Frans yang duduk lalu memeluk tubuhnya erat dan membuat dia terkunci. Tubuhnya kini dipeluk erat oleh Frans dan membuatnya berteriak " tolong-tolong"

Namun suasana saat itu yang hujan lebat dan rumah ummu Afra yang berada di pinggir dan jauh dari tetangga membuat suaranya hanya seperti uap air.

"Diam sayang. Bentar lagi lu pasti teriak keenakan." Tangan Frans mulai meremas payudara ummu Afra dari balik jubahnya.

"Kurang ajar kalian. Saya akan lapor ini kepada polisi." Ummu Afra mencoba mengancam disertai air matanya yang keluar.

Ia sadar bahwa ia tak bisa melawan 2 orang ini sekaligus. Namun ia juga tak mau diperkosa dan mengkhianati suaminya.

"Yakin mau ngelaporin kami ke polisi. " sambil Frans mulai menciumi mulut ummu Afra yang masih berteriak minta tolong.

Robert yang melihat Frans sudah mengunci ummu Afra lalu duduk disamping kiri ummu Afra di sofa dan menegakkan tubuhnya agar duduk kembali.

Kini ummu Afra di apit oleh Frans dan Robert. 2 laki-laki kekar yang akan menikmati tubuh indahnya. Ummu Afra masih meronta dan menggrakkan tangannya untuk mencakar wajah Frans dan kakinya juga mencoba naik keatas sofa untuk menendang.

Namun dengan adanya Robert disamping ummu Afra. Lalu ia mulai mengambil tangan ummu Afra dan menaruhnya dibelakang punngungnya. Kaki Robert lalu mengunci kaki ummu Afra yang hendak naik ke sofa.

Tenaga Robert yang kuat membuat ummu Afra berhenti. Kini ia memandangi Frans yang dengan wajah bernafsunya melihat kemolekan tubuh ummu Afra yang dikunci Robert.

Kini tubuh indah itu mulai menampilkan payudara yang tercetak indah dari jubah tertutup itu. Tangan ummu Afra yang diletakkan dibelakang membuat payudarnya menonjol kedepan.

"Ayo kita mulai bro" kata Robert.
 
chapter :4

Ummu Afra kini di lecehkan dengan tangan Frans yang mulai mengelus dan membelai kedua payudaranya.

Sementara itu tangan dan kakinya yang terkunci oleh Robert membuat ia tak bisa keluar dari jeratan mereka berdua.

"Tolong jangan lakukan ini" ummu afr memelas dengan air matanya.

"Tenang Riz. Kita gak akan kasar kok." Bisik Robert dari belakang sambil lidahnya mencoba menembus leher ummu Afra dari belakang.

Sementara Frans yang sibuk dengan belaian tangan nya di payudara ummu Afra lalu mulai menciumi mulut ummu Afra.

Ummu Afra yang mendapat serangan seperti itu berusaha menutup mulutnya rapat-rapat. Ia tidak mau diperkosa tanpa perlawanan. Bahkan ia maish berpikir bisa lolos dari mereka berdua.

Mulut Frans mulai menciumi dan memancing mulut ummu Afra untuk terbuka. Namun karena rapatnya mulut ummu Afra. Lidah Frans hanya bisa membasahi bibr luar ummu Afra. Sementara itu Robert yang melihat temannya tengah berjuang untuk membuat wanita cantik dan montok ini membuka mulutnya lalu dengan sigap ia melepas kakinya yang menjpeit ummu Afra dan dengan tiba-tiba ia meremas dengan kuat vagina ummu Afra yang masih tertutup dengan rok panjang berwarna ungu itu.

"Ahhhhh.... sakit" ummu Afra berteriak karena aksi dari Robert.

Dengan sigap Frans lalu memasukkan lidahnya ke dalam mulut ummu Afra.

Ummmu Afra yang mendapat serangan itu berusaha menghindari lidah Frans yang mulai berputar dan menjilati lidah ummu Afra. Inilah orang kedua yang berhasil memasukkan lidahnya kedalam mulut mungilnya.

Sementara Robert masih memainkan tangannya di vagina ummu Afra yang masih tertutup itu. Diserang oleh dua orang laki-laki dengan nafsu yang sduah di ubun-ubun membuat pertahanan dan tenaga ummu Afra tak berarti apa-apa.

Kini ia hanya bisa pasrah dengan tangan yang masih dikunci oleh tangan kanan Robert yang membuatnya bertambah lemah. Sedangkan mulutnya sedang di pacu untuk membalas ciuman Frans dan payudaranya yang terus dirangsang oleh Frans.

Diam-diam tubuh ummu Afra menegang dan terangsang. Itu ditunjukkan oleh kedua payudaranya yang menegang dengan keras. Buah dada yang montok dan lumayan besar berisi ASI itu nampak menantang dibalik jubahnya.

15 menit Frans dan Robert mengerjai ummu Afra. Mulut ummu Afra sudah lelah menghadapi jilatan dan lumatan Frans dan akhirnya ummu Afra sudah lemas untuk melawan lagi. Maklum tenaganya habis karena sebelumnya pada pagi hari ia memulai senam khusus akhwat.

Dimana ia senam untuk menjaga kualitas tubuhnya. Ia melakukan senam dirumahnya karena sang anak yang belum bisa dibawa keluar. Jadi ia bersama teman-temannya secara bergantian melakukan senam itu di akhir pekan seperti sekarang.

Kini Frans melepaskan mulutnya dari bibir ummu Afra.

"Ahhhhhh..... " lenguhan ummu Afra.

Robert juga sudah melepaskan tangan ummu Afra dari genggamannya. Kini ummu Afra diapit oleh Frans dan Robert.

Perlahan-lahan Robert mulai membelai punggung ummu Afra dan dengan sekali tarik. Ia melepaskan resliting belakang jubah ummu Afra.

Nampaklah sebuah punggung putih yang sangat indah. Robert lalu menurunkan jubah itu turun sampai pinggangnya. Sementara rok ummu Afra belum dibuka mereka.
Ummu Afra yang sudah lemas di kerjai oleh Robert dan Frans tadi hanya bisa menitikkan air matanya. Ia melihat Robert dan mencoba menaikkan jubahnya. Namun tangannya kembali ditahan oleh Frans.

Kini Robert membuka bra ummu Afra dan terpampanglah 2 buah payudara seksi dan putih yang sudah agak menegang hasil rangsangan mereka.

Ummu Afra yang sudah lemas itu berkata. " tolong kasihani saya. Saya sudah punya suami dan seorang anak"

Tapi omongan ummu Afra hanya dianggap angin lalu bagi Frans dan Robert. Kini Robert mendekaktkan wajah ummu Afra dan mulai kembali merangsangnya dengan mencumbunya.

Namun ummu Afra masih mencoba untuk melawan dan ia mencoba menggigit lidah Robert.

"Argghhhh..." umpat Robert saat lidahnya digigit ummu Afra walaupun tak membuat lidah itu berdarah karena ummu Afra terlalu terburu-buru menggigitnya.

Robert yang kaget akan aksi ummu Afra lalu bangkit dan menampar ummu Afra.

Plaaaakkkkk....

Sebuah tamparan yang cukup keras mendarat di pipi ummu Afra yang mempunyai sedikit lesung pipit itu.

Frans yang kaget akan perbuatan Robert lalu berdiri dan menenangkan Robert.

"Bro. Sabar men" Frans bangkit dan melepas ummu Afra yang langsung terbaring lemah di sofa itu.

"Lidah gue digigit bro." Emosi Robert.

"Ia tapi jangan lu tampar juga." Kata Frans.

Ummu Afra yang mendapat tamparan itu hanya bisa mengeluarkan airmata yang bertambah deras dari wajahnya.

Kini posisinya yang terbaring miring dengan bagian dada terbuka dan rok panjangnya masih membuat nafsu Robert kembali bangkit dengan posisi tersebut.

"Oke bro gue udah tenang sekarang." Kata Robert meyakinkan Frans.

Lalu Frans mendekati ummu Afra dan berlutut. Ia membelai pipi ummu Afra dan memandanginya. Ummu Afra yang diperlakukan seperti itu hanya memejamkan matanya.

"Mbak Rizka. Udah tahu kan apa yang bisa kami perbuat kepada mbak jika mbak melawan." Frans membuka pembicaraannya.

Ummu Afra hanya diam dan tetap menutup matanya sementara tangannya mencoba meraih jubah untuk menutup bagian atas tubuhnya.

Melihat itu Frans lalu menghentikan aksi ummu Afra. Ummu Afra kembali mencoba menaikkan jubah tersebut.

Robert yang melihat itu lalu menarik tangan ummu Afra dan membuat ummu Afra tertarik keatas dan kini posisi dirinya dipaksakan berdiri oleh Robert.

Ummu Afra masih mencoba melawan. Namun tangannya dinaikkan tinggi-tinggi oleh Robert. Sehingga kini ia berdiri dengan posisi menghadap Robert. Robert yang berbadan hampir 180 cm itu memandangi ummu Afra yang hanya bertinggi 160. Kini ummu Afra mencoba menendang kakinya ke selangkangan Robert. Namun Robert hanya tersenyum dan meremas tangan ummu Afra.

"Oh lumayan juga ya lu Riz. Gue mau lihat keganasan lu saat kontol gue masuk ke memek lu." Robert berkata dengan keras.

Ummu Afra masih mencoba melawan dengan menggoyangkan badannya agar bisa lepas dari genggaman Robert. Namun itu seperti perbuatan sia-sia. Karena rok
panjangnya yang agak sempit karena badan montoknya kini tak lebih hanya untuk melangkahkan kaki dengan langkah kecil.

Kini tangan Robert masih menahan tangan ummu Afra dan perlawanan ummu Afra sudah kembali melemah.

"Frans lu buka dulu roknya. Gak sabar gue mau lihat mekinya." Perintah Robert.

Frans yang berada di belakang ummu Afra lalu dengan sigap menarik resiting rok tersebut. Pantat ummu Afra berusaha menahan Frans untuk membuka roknya. Namun
karena tenaga dan tangannya yang terkunci hanya membuat seolah-olah ia sedang bergoyang.

Pantat semoknya sedikit bergerak kekanan dan kekiri membuat Frans makin bernafsu.

Lalu setelah sekian detik mempermainkan pantat ummu Afra lolos jugalah rok ummu Afra. Airmatanya kembali mengalir tanpa henti. Kini tampaklah cd berwarna krem yang menutup vagina ummu Afra.

Frans dan Robert terpana melihat mulusnya paha ummu Afra. Lalu Robert melepaskan tangan ummu Afra dan dengan sekali sentak ia membuat ummu Afra kembali terduduk di sofa dengan tubuh yang terbalut jilbab dan sebuah cd yang masih bisa mnutupinya. Payudaranya sedikit tergoncang karena sentakan itu.

Kini Robert dan Frans memandangi ummu Afra dengan semakin bernafsu.

"Bet lu yang buka atau gua?" tanya Frans kepada Robert.

"Gue aja yang dulu. Ntar lu yang nusuk gimana? Gue mau buat dia merasakan gimana rasanya di oral." Tawar Robert.
Oke terserah lu.

Ummu Afra hanya mencoba menutup payudaranya dan mencoba menuju kamar tidurnya.

Di pikirannya kini ia harus bisa masuk ke kamar dan mengunci pintu kamar dan menelpon suaminya karena HP nya berada di kamar.

Namun ia juga harus membuat kedua calon pemerkosanya ini lengah. Mengingat kini tenaganya sudah habis dan ia berniat memulihkan tenagnya. Ia pun hanya mencoba tidak membuat curiga mereka berdua.

Kini ia mulai menurut apa yang Frans dan Robert katakan.

"Oke sekarang gue akan muasin lu Riz" bilang Robert di depan ummu Afra yang masih menutup tangan dan dirinya untuk menghindari pandangan mereka berdua.

Robert lalu membuka baju nya dan tampklah badannya yang agak kekar dengan tubuh yang cukup gelap. Ummu Afra yang melihat pemandangan itu hanya bisa terdiam dan ia mencoba untuk tidak menangis.

Ia berharap bahwa masih ada kesempatan untuk dirinya lari kearah kamar. Namun saat ia melihat Robert mulai berlutut dan membuka kembali kedua paha ummu Afra yang menutup. Ia kembali mencoba melawan namun Frans yang kini sudah berada dibelakang sofa dan mengambil tangan ummu Afra dan menaikkannya diatas kepalanya. Membuat ummu Afra kaget. Ia masih terus meronta-ronta dan kakinya mencoba menendang muka Robert.

"Busyet makin galak aja ni." Tapi Robert kini lebih tenang.

Ia memaksa dan akhirnya terkuaklah kaki ummu Afra dan dengan geram dan cepat Robert menarik cd terakhir penutup tubuhnya.

Kini ummu Afra sudah resmi telanjang dihapadan mereka berdua. Hanya jilbab nya saja yang tak mereka lepas.

Pemandangan yang tak kalah seru ialah saat mereka melihat vagina mulus ummu Afra yang hanya ditumbuhi bulu-bulu tipis yang baru akan tumbuh kembali setelah dicukur. Ya ummu Afra memang mencukur kemaluannya selain untuk kebersihan sang suami juga menyarankan ia mencukurnya karena sang suami menyenangi vagina ummu Afra yang bersih.

Melihat ummu Afra yang masih berusaha menggeliat dan kakiny berusaha menutup vaginanya. Lalu Robert mengeluarkan sedikit ancaman.

"Riz kalo lu masih gak bisa diam. Gue bakal masukin ni tangan gue kedalam memek lu." Ancam robbert sambil mengepalkan tinjunya.

Ummu Afra yang mendapat ancaman Robert lalu seketika terdiam dan mulai mengikuti apa kemauan Robert dengan tak banyak bicara.

Robert yang melihat ummu Afra sudah tenang lalu mulai mendekatkan wajahnya kearah kemaluan ummu Afra. Sementara Frans yang memgangi tangan ummu Afra kini mulai melapskannya dan dengan sigap ia merangsang dari arah belakang sofa payudara ummu Afra untuk tegang kembali.

Ummu Afra kini tak banyak bergerak dan ia kini sedang dirangsang oleh atas dan bawah tubuhnya oleh dua orang laki-laki ini.

Robert lalu mulai menjilati vagina mulus ummu Afra. Lidahnya langsung mencari klitoris ummu Afra. Bagai tersengat listrik ummu Afra agak bergeliat saat lidah Robert mulai menijlaiti dan memberikan rangsangan terhadap vaginanya.

Tanpa ummu Afra sadari kini tubuh nya yang dirangsang atas bawah mulai merasuki pikirannya. Nafsunya kembali bangkit karena selama ini ia tak pernah mendapatkan jilatan dari sang suami. Ia memang tahu apa itu oral sex dari pelajaran biologi yang menjadi kehaliannya. Namun ia tak pernah meminta sang suami
melakukan itu kepadanya dan sang suami pun sepertinya tidak tahu apa itu oral sex.

Bukan jilatan saja yang dilakukan Robert namun tangannya juga mulai menjelajahi vagina indah itu.
Sedangkan fran mulai menundukkan wajahnya kebawah berusaha mencari mulut ummu Afra. Ummu Afra yang tadi ingin diam tidak berhasil. Karena rangsangan dari mereka berdua mampu membuat mulutnya membuka dan mendesah.

"Arggghhhhhh.... "

Saat itulah mulut Frans kembali mencumbu ummu Afra. Tidak seperti sebelumya kini ummu Afra malah membalas pagutan Frans dan tangannya kini membelai kepala Robert di bawah vaginanya.

Kini tampaklah seorang akhwat berjibab sedang dikerjai oleh 2 orang laki-laki penikmat wanita ini.

Posisi mereka kini mampu membuat ummu Afra melayang. Padahal sebelumnya ia yang mencoba lari kini menikmati permainan dari mereka berdua.
15 menit Robert dan Frans melakukan rangsangan kepada tubuh ummu Afra. Lalu tak lama kemudian keluarlah cairan cinta ummu Afra dan untuk pertama kalinya ia mengalami orgasme bukan oleh kemaluan laki-laki tapi oleh jilatan dan tusukan jari laki-laki.

Frans yang sudah melepaskna mulutnya dari mulut ummu Afra dan menilati payudaranya dari arah samping kirinya. Ya seblumnya Frans sudah berpindah posisi disamping ummu Afra juga telah melepaskan bajunya.

Air susu ummu Afra berhasil diminum oleh Frans.

Crreetttt....creeeettttt....

"Argghhhhh......arggghhhhh..."

Ummu Afra orgasme dan kakinya menjepit kepala Robert sementara Frans melepaskan kecupannya di payudaranya dan melihat ummu Afra orgasme.
Robert yang berada dibawah lalu meminum habis cairan cinta ummu Afra.

Kini setelah 2 menit sehabis orgasme ummu Afra. Robert dan Frans kembali berdiri dan dengan sigap melepaskan celana yang mereka pakai.

Ummu Afra yang sudah lemas karena kenikmatan yang didapat nampak kaget melihat 2 laki-laki itu sudah telanjang dan membuka celananya.

Kini tampaklah 2 penis berukuran jumbo dihadapannya. Ummu Afra sedikit meneguk ludah melihat penis yang berukuran 2 kali lipat dari penis suaminya. Terbayang olehnya bagaimana penis itu akan masuk kedalam vaginanya.

Belum sempat ummu Afra membayangkan kemungkinan vaginanya dimasukkan 2 penis besar itu.

"Mbak Rizka. Ini gambar penis di laptop gue dan sekarang lu bisa merasakannya. Bolehkan gue masukkan ke dalam memekmu. Heheheh. " Frans berkata sambil tertawa.

Belum sempat ummu Afra berbicara lalu Robert menarik kepala ummu Afra dan kini wajahnya menghadap penis besar itu.

"Ayo Riz kita mulai. Hahahha" Robert membuka suara.
 
chapter:5
Ummu Afra yang tak tahu maksud dari Robert hanya diam membisu. Lalu Robert mulai bicara.

"Riz dikulum ya." Perintah Robert.

Ummu Afra yang tak tau maksud Robert. "Diapain ?" tanya dia.

Robert lalu menarik tangannya dan menuntun nya untuk menmegang penis besar Robert. Ummu Afra lalu menggenggam penis itu. Tampak lingkaran tangannya
memegang penis besar itu.

Kini Robert menyuruh Ummu Afra untuk memaju-mundurkan tangannya.

"Di kocok Riz. Kayak lu lagi ngocokin kue" Perintah Robert lagi.

Ummu Afra yang masih kaget apa yang dilakukannya kini hanya mengocok penis Robert pelan-pelan. Ini membuat Robert sedikit geram.

"Lu belum pernah nonton bokep ya?" tanya Robert dengan nada sedikit tinggi.

Ummu Afra memandang Robert dengan menggelengkan kepalanya.

"Aduh pantaslah." Robert berkata.

"Gak apa bro. kita ajarin dia dulu." Frans bicara.

Lalu Frans yang tak mau kalah mengambil tangan kiri Ummu Afra dan menyurh nya untuk mengocok penis besar nya.

Ummu Afra yang baru kali ini memegang dan memandang 2 penis besar berukuran jumbo dan belum disunat merasakan nafsu yang berbeda. Entah ada apa tubuhnya mulai menegang ini tampak dari 2 payudaranya yang kembalai membengkak. Apalagi Frans dan Robert juga menjawili peyudara Ummu Afra dengan pelan.

Ummu Afra masih mengocok penis besar itu selama 5 menit. Namun karena tidak adanya pelumas membuat Robert menyuruh Ummu Afra untuk mengulum penisnya dengan mulutnya.

"Riz lu masukin dulu kontol gue ke mulut lu." Perintah Robert sambil menunujuk mulut Ummu Afra.

Frans yang tau maksud Robert lalu memberhentikan tangan Ummu Afra untuk mengocok penisnya.

"Mbak sama Robert dulu ya." Bilang Frans.

Lalu Frans menghampiri meja dan mengambil hp nya.

Kini Ummu Afra berhenti mengocok penis Robert. Wajahnya melihat ke wajah Robert pertanda dia tidak tahu maksud Robert.

"Maksud kamu apa saya tak bisa ngerti." Ummu Afra berkata dengan polosnya.

"Ah lu ni bodoh atau gimana sih. Udah gue bilang masukin kontol gue ke mulut lu." Robert kembali emosi.

Ummu Afra bukannya tak paham akan perintah Robert. Namun ia tak bisa membayangkan mulutnya menelan penis besar Robert. Untuk menelan penis suaminya tak
pernah terpikirkan olehnya. Namun kini ia disuruh menelan penis laki-laki yang bukan muhrimnya.

Robert yang geram dengan Ummu Afra lalu menarik mulut Ummu Afra dan mengarahkannya ke penis nya.

"Buka Riz." Bentak Robert.

Namun Ummu Afra masih mengunci mulutnya dan berusaha menghindar sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Lalu Frans menepuk pundak Robert.

"Sabar bro. Kita pelan-pelan aja sama dia. Gak usah kasar-kasar." Frans berusaha menenangkan kawannya ini yang sedikit kalap.

Lalu Robert melepaskan kepala Ummu Afra. Ummu Afra yang sempat naik libidonya kembali turun. Ia masih duduk di sofa dan mulai menghempaskan tubuhnya ke sandaran sofa.

Lalu Frans menghampiri Ummu Afra. Robert yang geram karena daritadi birahinya tak kunjung tersalurkan lalu pergi kedapur dan membiarkan Frans dan Ummu Afra berdua di sofa.

Frans lalu memeluk tubuh Ummu Afra. Ummu Afra kini tak banyak bergerak lagi. Ia menerima pelukan Frans dan Frans mulai merabai payudara serta jarinya sedikit masuk di vagina Ummu Afra.

"Mbak pengen dikasarin apa dilembutin?" Tanya Frans di telinga Ummu Afra.

"Tolong jangan nodai saya Frans. Kalian kan udah dapat melihat tubuh saya. Saya janji tak akan bilang kepada siapa-siapa." Ummu Afra berusaha memelas untuk
kesekian kalinya.

"Kami pengen ngentotin mbak. Mbak gak pengen apa dimasukin kontol gede." Goda Frans.

"Saya takut Frans. Ini dosa."

"Udahlah mbak. Toh mbak juga tadi orgasme kan."

"Tapi...." belum sempat Ummu Afra mnyelesaikan pembicaraannya. Mulutnya sudah dilumat oleh Frans. Karena rangsangan yang sudah dilakukan Frans ditubuhnya membuat Ummu Afra kembali bernafsu dan membalas pagutan Frans.

Sekitar 5 menit bercumubu lalu Frans melepaskan pagutannya. Kini Ummu Afra hanya bisa bersandar di sofa. Tanpa dia sadari sekarang Robert berada disamping kirinya. Kembali dirinya dihimpit mereka.

Frans lalu mengambil hp di meja itu dan membuka sebuah video.

"Ini mbak kita nonton dulu ya." Ajak Frans.

Ummu Afra yang disuruh nonton itu masih dirangsang oleh Robert dari samping dengan ciuman dan tangannya. Sekarang Robert sudah mulai tenang dan mencoba menikmati Ummu Afra dengan lembut. Maklum Robert ini dikenal dengan kekasarannya dalam menjamahi dan menyetubuhi wanita.

Ummu Afra hanya pasrah dirangsang. Namun ia juga melihat sebuah video seorang wanita yang dia kenal didalam video itu sedang mengulum penis Robert. Wanita berjilbab itu yang tak lain adalah mahasiswi semester 5 bernama Mira. Seorang gadis yang cukup seksi dengan kacamatanya. Gadis yang selalu memakai kemeja dan celana ketat walaupun dia menutupi kepalanya dengan jilbab.

"Gini loh mbak yang kami minta itu." Frans menunjuk ke layar hpnya.

Ummu Afra hanya menonton adegan blowjob yang di tampilin di layar hp itu. Dia menghela nafas ketika begitu lihainya Mira mengoral penis robet. Mulai dari tangan, jilatan lidah dan sepongan yang syahdu ditionton Ummu Afra.

Ada rasa penasaran yang timbul dari Ummu Afra. Bagaimana jika ia juga mencobanya tapi ia juga merasa takut jika mulutnya dimasukkan penis besar itu. Namun jamahan dan rangsangan yang dibuat Robert dan tontonan itu membuat ia kembali bernafsu.

"Ayo mbak sekarang kita mulai." Kata Frans.

Lalu Ummu Afra disuruh turun dari sofa dan kini ia berlutut dihadapan Frans dan Robert.

"Ok mbak udah tau kan apa yang harus dilakukan." Frans berkata lagi.

Ummu Afra memandang penis Robert dan Frans yang berdiri tegak dihadapannya. Karena sekarang Robert dan Frans duduk dan Ummu Afra meletakkan lututnya di lantai.
Lalu perlahan-lahan Frans memegang kepala Ummu Afra dan menyuruh nya membuka mulutnya di hadapan penis Robert.

"Ayo mbak dibuka. Sekali lagi kalau mbak gak mau kerja sama. Terpaksa saya dan Robert bermain kasar." Ancam Frans

Lalu perlahan-lahan mulut Ummu Afra terbuka dan kepala penis Robert yang tertutup kulup itu terbuka perlahan-lahan oleh mulut Ummu Afra. Bau penis Robert membuat Ummu Afra bingung bukannya ia pengen muntah tapi libidonya bertambah naik. Entah rangsangan yang ditimbulkan akibat film tersebut.

Perlahan-lahan mulutnya mulai beradaptasi dengan penis Robert. Hanya sebagian yang bisa masuk di mulut mungilnya itu. Lalu Frans menyuruh Ummu Afra untuk mulai mengulum dan memaju mundurkan penis Robert.

Ummu Afra mulai mengoral penis Robert. Walaupun baru pertama kali dia melakukannya namun bagi Robert sepongan Ummu Afra begitu nikmat. Walaupun gigi Ummu Afra masih sedikit mengenai penisnya.

"Ya gitu riz. Tapi gigimu jangan kena lagi." Robert meminta.

Kini Robert mengambil alih kepala Ummu Afra di pegangnya kepala yang masih tertutup jilbab itu.

"Ahhhh... gitu riz...." Robert membuka suara sambil memaju-mundurkan kepala Ummu Afra.

Ummu Afra entah kenapa begitu menikmati blowjob yang dilakukannya. Ada kepuasan sendiri dimana ia menghisap penis laki-laki. Ada perasaan heran baginya kenapa sang suami tak pernah meminta hal ini kepadanya.

Hampir 7 menit Ummu Afra melakukan blowjob. Namun Robert tampaknya juga belum keluar. Lalu ia menghentikan blowjob kepada dirinya itu.

"Udah Riz. Gantian dulu sama Frans." Perintah Robert sambil melepaskan penisnya dari mulut Ummu Afra.

Lalu Ummu Afra berpindah posisi. Kini ia mulai mengoral penis Frans. Frans agak kaget dengan kuluman Ummu Afra karena walaupun tak semahir wanita-wanita yang
sudah jadi korbannya tampak bagi Frans Ummu Afra begitu menikmati.

Melihat Frans di blowjob oleh Ummu Afra lalu Robert turun dan memnidahkan meja sehingga kini ia tepat dibelakang Ummu Afra. Lalu ia mulai membelai payudara Ummu Afra dan ia memeinta Ummu Afra untuk mengangkangkan kakinya.

Ummu Afra yang masih asik mengoral penis Frans agak kaget karena Robert lalu masuk dibawah celah pahanya dan mulai menjilati vaginanya. Jilaatan lidahnya begitu menusuk vaginanya.

Akhirnya Ummu Afra yang dirangsang seperti ini kembali orgasme yang kedua kalinya. Tubuhnya kembali menegang dan kuluman di penis Frans lepas dan air cintanya kembali muncrat yang disambut oleh mulut Robert. Tamakanya Robert sangat senagn meminum air cinta Ummu Afra.

"Argggghhhhh... arggghhhhh....."

Ummu Afra lemas dan bersandar di kaki Frans. Frans lalu menarik tubuh Ummu Afra dan menaikkannya ke sofa kembali.

Ummu Afra baru menyadari kini dirinya betul-betul terangasang dan ingin dituntaskan oleh tusukan penis pria.

Frans lalu bangkit dan Robert juga berdiri.

"Kita entot disini apa dikamar bet?" tanya Frans

"Dikamar aja. Disini gak enak. Kita buat dia merasakan malam pertama lagi." Jawab Robert.

"Tapi dikamar mana ya. Kan ada dua ni?" Tanya Frans kembali.

"Di kamar mertuanya aja. Kan dikamarnya ada anaknya." Robert memberi jawaban lagi.

"Oke kita angkut sekarang."

Ummu Afra yang pasrah hanya mengikuti kemauan mereka. Kini Robert menggendong Ummu Afra dan menuju kamar mertuanya. Dikamar itu tubuh Ummu Afra
dihempaskan ke ranjang. Ummu Afra hanya memandang 2 laki-laki yang sebentar lagi akan menggenjot tubuhnya.

"Oke gue dulu ya bet. Sesuai janiji lu." Bilang Frans yang sudah tak sabar.

"Oke sip. Kita sandwich gak ni?" tanya Robert.

"Gak usahlah bet. Kita ganti-gantian aja gimana. Sayang kalau kita sandwich sekarang. " tawar Frans.

"Oke deh atur aja sama lu."

Kini Ummu Afra yang sudah terlentang dan Frans berada diatas tubuhnya siap untuk memberikan ibu satu anak ini kepuasan bathin dan raganya.

Sementara Robert hanya berada disamping mereka menonton persetubuhan ini.
 
chapter:6
Frans mulai merangsang Ummu Afra dengan cumbuannya. Mulutnya kini melumat mulut Ummu Afra. Ummu afra yang mendapat rangsangan seperti itu lalu membalasnya dengan penuh nafsu. Ia kini sudah sepenuhnya pasrah dan sudah tidak ada kemungkinan lagi untuk lolos.

Tangan Frans mulai aktif menjamahi setiap lekuk tubuh Ummu Afra. Ia membelai dengan pelan dan lembut. Entah kenapa ia melihat Ummu Afra tak pantas untuk disenggama dengan cara kasar ataupun paksaan.

Frans mulai melepaskan cumbuannya dan kini ia mulai menaikkan jilbab Ummu Afra yang menyembunyikan leher jenjang nya. Kini lidah Frans mulai menjalari leher Ummu Afra. Ummu Afra yang dirangsang seperti itu hanya bisa mendesah.

"Ahhh... tolong berhenti." Ummu Afra mencoba berusaha untuk melawan.

Frans yang tak peduli dengan desahan Ummu Afra malah makin ganas menjilati dan kini 2 tangannya juga aktif menjawili dan mencubit payudara Ummu Afra yang masih aktif mengeluarkan ASI itu.

Puas dengan leher kini Frans mulai mengemut dan menjilati puting payudara Ummu Afra. Rangsangan dari bibirnya mampu membuat tegang dan kerasnya payudara Ummu Afra.

Kini Frans dengan mudah menghisap dan meminum kembali air susu akhwat cantik ini.

"tolong jangan disitu...." Ummu Afra bicara ditengah rangsangan yang diberikan Frans sambil tangannya agak memukul dada Frans. Bagaimanapun ia masih berusaha untuk melawan.

Frans lalu memposisikan penisnya di vagina Ummu Afra. Ummu Afra yang mengetahui penis Frans kini berada tepat dibibir vaginanya membuat Ummu Afra bergerak menghindarinya. Bagaimanapun juga ia masih belum siap menerima penis besar itu bersemayam di vaginanya.

Namun gerakan itu membuat Frans membuka kaki Ummu Afra dan kini kaki Ummu Afra agak di lebarkan dan kaki Frans menahan kaki Ummu Afra. Posisi ini membuat Frans bisa leluasa untuk melakukan penetrasi. Namun ia hanya menempelkan dan menggesakkan secara perlahan naik-turun untuk membuat vagina Ummu Afra rileks.
Ummu Afra kini hanya pasrah atas tindakan dari Frans. Kini Frans mulai memasukkan penis besarnya kedalam vagina Ummu Afra. Ketika penis berkulup itu mulai menyentuh bibir vagina Ummu Afra ada sedikit rangsangan berbeda ditemui Ummu Afra.

Rangsangan sebuah penis yang masih berkulup membuat vaginanya mengalami sesuatu rangsangan yang baru. Dimana sebelumnya vaginanya menerima kepala penis secara langsung kini kepala penis itu masih tersembunyi oleh daging yang menutupinya. Perlahan-lahan penis Frans mulai menyeruak masuk kedalam vagina Ummu Afra.

Ummu Afra yang kini dijamahi dan mulutnya tersumpal oleh mulut Frans mulai merasakan setiap dinding vagina dan tubuhnya seperti tesengat listrik. Bagaimanapun ini adalah pertama kalinya ia disetubuhi oleh orang lain dan pikirannya kembali mengingatkan bahwa posisinya ialah seorang istri yang harus menjaga kesuciannya.

Dorongan penis besar Frans sudah masuk dan kini hampir separuh penisnya terbenam di vagina Ummu Afra. Ummu Afra merasakan perih yang tak tertahan namun
perih itu juga menimbulkan kenikmatan di tubuhnya.

Ia mulai memandangi lawan mainnya itu dengan tangisan. Entah tangisan keenakan atau tangisan kesakitan atau juga tangisan seorang istri yang sudah dinodai walaupun ini bukanlah kemauannya sendiri. Air matanya kembali menghiasi pipi nya.

Frans yang tak peduli dengan keadaan Ummu Afra hanya mencoba memasukkan penisnya sedalam-dalamnya ke vagina Ummu Afra. Kini Ummu Afra sudah dilepaskan pagutan bibirnya oleh Frans. Terdengar lenguhan dan desahan Ummu Afra sembari dihiasi oleh airmatanya.

"Argghhhh.... "

"Maafin Rizka Mas Mahmud" bathin Ummu Afra ditengah rangsangan dan hasratnya untuk tidak menikmati persetubuhan terlarang ini.

Blesss... akhirnya masuklah hampir semua penis Frans didalam vagina Ummu Afra.

"Arghhhh.. auuuwww... ahhhh...." desah Ummu Afra.

Penis Frans mentok di dinding vagina Ummu Afra dan dengan sendirinya tubuh Ummu Afra naik karena mendapatkan sentakan dari penis besar Frans. Tubuhnya mengalami rangsangan yang hebat. Dinding vaginanya berkontraksi dengan penis Frans.

Frans tahu bahawa vagina Ummu Afra baru pertama kalinya dimasukka penis besar makanya ia hanya mendiamkan dulu agar vagina Ummu Afra terbiasa dengan penisnya.

"Gimana mbak Rizka, enakkan?"

Ummu Afra hanya menutup matanya dan menggelengkan kepalanya.

"Tenang mbak ntar lagi bakalan enak kok." Sambil mulai menggoyangkan penisnya di dalam vagina Ummu Afra.

Ummu Afra hanya diam dan mulai membuka matanya. Saat ia membuka matanya kembali bibir Frans mendarat di bibirnya. Karena hentakan penis Frans mulutnyapun terbuka dan kembali bibir Frans mendarat dan mencari lidah Ummu Afra. Tangannya di genggam oleh tangan Frans dan kakinya diangkat Frans untuk mengapit pinggangnya. Mulailah Frans menggenjot dengan syahdu Ummu Afra. Kini mereka sudah seperti pasangan suami istri dimalam pertama. Ummu Afra mulai sedikit membalas ciuman Frans. Nafsunya perlahan-lahan mengalahkan bathin dan akal sehatnya. Kini ia hanya pasrah saja sambil berharap ini adalah perkosaan yang pertama dan terakhir bagi diriya.

"Arggghhhh...arggghhhh..... sakit" kata-kata yang keluar dari mulut mungilnya.

Plok...plok....plokk.... bunyi hentakan kedua kelamin tersebut.

Tak lupa Frans juga mencium dan menjilati ASI Ummu Afra yang keluar walaupun sedikit. Hentakan-hantakan penisnya yang buas itu membuat Ummu Afra merasa kenikmatan yang tak seharusnya ia rasakan.

Lama Frans menngoyangkan penis besarnya didalam vagina wanita beranak satu itu dan mulailah kini ia merasakan bahwa air dalam kantung kemihnya akan keluar. Ia mulai mempercepat gerakannya dan tanpa ia sadari pinggul Ummu Afra juga mulai sedikit memberi dampak yang nikmat.

Kini pinggul Ummu Afra sudah mulai agak aktif walau terkesan seperti malu-malu untuk menggoyangkan dengan liar. Kini mulut Frans kembali menghampiri mulut Ummu Afra dan Ummu Afra membalas ciuman Frans dengan pertukaran lidah diantara mereka.

"Arghhh...." terdengar lenguhan sesaat Frans melepas ciuman nya dari mulut Ummu Afra dan tampak Ummu Afra mengalami kembali orgasmenya. Tangannya kini memegang lengan Frans saat tubuhnya kembali menegang dan vaginanya mulai mengeluarkan cairan cintanya.

Lalu tembakan sang pria kekar itu menghantarkan klimaks dari adegan persetubuhan yang dipaksa ini.

Crooottt....crooottt...

Tembakan sperma itu mendiami rahim sang wanita cantik yang masih menyusui itu.

Frans membiarkan penisnya mendiami vagina Ummu Afra. Ia mencoba menikmati setiap detik penisnya bersemayam divagina Ummu Afra. Keringat dari kedua anak manusia itu mulai bercucuran. Walaupun keadaan didalam kamar itu cukup dingin namun kalah panas oleh hasrat dan nafsu.

Ummu Afra hanya memejamkan matanya saat ia mengalami orgasmenya. Rasa malu masih menghampiri dirinya. Ia tak menyangka ia mulai menikmati perkosaan ini.

Plooppp...

Bunyi penis Frans keluar dari persemayaman nya di vagina ibu muda ini. Kini ia mulai bergerak meninggalkan ranjang tersebut. Tampak badan kekarnya dan penisnya yang mulai menciut. Sementara Ummu Afra mencoba membuka matanya dan kini ia melihat disamping ranjang itu Robert yang meletakkan hp nya dimeja.

"Bro gantian lu lagi yang rekam" bilang Robert kepada Frans. Kini ia mulai mengambil tisu di meja kecil dikamar itu. Ia kemudian menghampiri Ummu Afra yang masih menangis dalam posisi telentang.

Tubuh bugil dan jilbabnya kini tampak kusut. Tampak tubuhnya yang putih mulus dengan payudara yang lumayan besar itu kembali mengundang siapa saja untuk menikmati tubuhnya.

Kini Robert duduk di pinggir ranjang.

Frans yang sudah puas dengan ronde pertama lalu keluar untuk mengambil minum. Walaupun ia sempat minum air susu. Tapi tampaknya belum cukup untuk menghilangkan dahaganya.

"Rizka sini duduk dulu" kata Robert.

Ummu Afra hanya mengikuti kemauan Robert. Ia sudah benar-benar pasrah sekarang. Ia sudah tak mampu melawan lagi. Ia kemudian duduk disamping Robert.
Robert lalu melihat Ummu Afra dan kemudian tangan Ummu Afra kembali di buatnya untuk memegang penis besarnya yang sudah menganggur daritadi karena hanya
merekam dan melihat persetubuhan Frans dan Ummu Afra.

Ummu Afra lalu mulai mengocok penis besar itu walau air matanya masih saja menetes.

"Udah Riz gak usah nangis lagi." Kata Robert sambil menghadapkan wajahnya ke wajah Ummu Afra.

Kini tangannya mengusap air mata Ummu Afra dan kembali bibirnya mengecup bibir Ummu Afra. Ummu Afra kini mulai membalas ciuman Robert walau tak sepenuhnya dirinya ikhlas.

Tangan Robert kini meremas payudara Ummu Afra dan tangannya yang lain yang memegang tisu mulai bergerak ke arah vagina Ummu Afra. Ia hendak membersihkan lelehan sperma Frans dan air cinta Ummu Afra.

Mulutnya kini mulai bergerak keleher jenjang Ummu Afra. Jilbab yang menutupi leher Ummu Afra disibakkannya keatas dan ia kini mulai menjilati leher putih tersebut.

"Argghhh.." desahan kecil Ummu Afra menghiasi kamar tersebut.

Tangannya masih aktif memegang penis Robert. Lama Robert menjilati leher dan puting payudara Ummu Afra sampai akhirnya ia menghentikan tindakan tersebut.
Ummu Afra yang pasrah sekarang hanya bisa menuruti kemauan Robert.

"Riz sekarang kamu balik badan dulu" pinta Robert.

Ummu Afra lalu membelakangi Robert dan Robert menaikkan kaki Ummu Afra diranjang. Kini Ummu Afra membelakangi dirinya.
Robert lalu berdiri dan melihat dengan nafsu seorang wanita yang dulu menjadi incarannuya kini bersedia menuruti perintahnya.

"Riz nungging dulu kamu!." Pinta Robert sambil tangannya menggerakkan badannya Ummu Afra. Kini tubuh montok itu sudah berposisi menungging.

Ummu Afra hanya pasrah dan ia kini melihat didepannya sebuah jendela yang tertutup gorden dengan pemandangan hujan diluar. Posisi menungging Ummu Afra ini membuat Robert melihat dengan jelas belahan pantat dan vagina merah sang akhwat tampak putih dan menggairahkan. Kini mulutnya mulai menjilati vagina itu untuk membuat sang lawan mainnya rileks dan kembali menikmati.

"Argghhh..." Ummu Afra merasakan kegelian dan nafsunya kembali mengahantui akal dan bathinnya.

Ingin rasanya Robert lebih lama memainkan lidahnya di vagina itu namun nafsunya sudah di ubun-ubun dan dengan segera ia mulai memasukkan penis besarnya di vagina Ummu Afra. Tubuh Ummu Afra yang menungging dan posisi dirinya yang berdiri disamping ranjang memudahkan tusukan penis nya. Namun belum sempat penisnya masuk untuk menusuk terdengarlah suara telepon.

Krinnngggg...krinnnggggg..

"Brengsek siapa lagi" umpatnya dalam hati.

:beer:
 
Robert lalu menghentikan gesekan penisnya di vagina Ummu Afra. Ia kemudian berjalan sembari mengambil hp nya yang sedang berbunyi.
Sementara Ummu Afra yang sudah naik libido nya hanya pasrah dengan posisi nungging. Ia berniat untuk duduk namun Robert hanya menyuruhnya untuk tetap diam.

“Jangan gerak ya Riz. Bentar aja kok.” Kata Robert sebelum mengambil hpnya di meja sambil membelai pantat Ummu Afra yang bulat.

Ummu Afra hanya melihat Robert dengan membalikkan lehernya. Kini air mata di pipinya sudah tampak kering. Dilihatnya sosok tubuh dengan penis yang menggantung sedikit berayun saat sang pria tersebut berjalan. Hanya ludah nya kini tertelan.

Ia kembali membayangkan penis kedua yang tak kalah besar itu masuk kembali divaginanya. Terlebih kini ia dalam posisi menungging dan posisi ini belum pernah sama sekali olehnya dilakukan sang suami.

Ia dan sang suami hanya melakukan aktivitas seksual yang standar. Namun kini ia mulai merasakan bahwa aktivitas seksualnya akan bertambah.

“Halo, ada apa Bud?” sapa Robert.

“Lu malam ikut gak party sama Frans?” tanya Budi teman Frans dan Robert yang juga termasuk geng yang suka melakukan pesta sex.

“Emang party dimana dan jam berpa?” tanya Robert.

“Biasa rumah nya ayung. Malam ni cuma gue ma ayung yang oke. Ada 4 cewek ni. Kalo lu ma Frans ikut kan pas kita satu-satu.” Jawab Budi.

“Orang baru atau orang lama?” Tanya Robert penasaran.

“Orang lama 3 cuma satu yang baru.” Jawab Budi santai.

“Gue gak bisa janji. Mungkin gue sama Frans nyusul aja gimana. Lagian gue sama Frans lagi party juga.” Sambil berjalan mendekati Ummu Afra yang masih setia menungging walaupun ia risih dengan posisi seperti ini.

“Wah siapa lagi korban kalian berdua?” tanya Budi penasara.

“Ada asdos di kampus.”

“Gila lu bro mau lah gue ikut.” Budi bersemangat.

“Lain kali aja. Lagian kan lu udah dapat 1 ntar yang baru.” Bilang Robert dan kini ia mulai membelai vagina Ummu Afra dengan tangannya.

“Ahhh...” desah Ummu Afra walaupun tak kuat terdengar. Wajahnya kini dihadapkan kembali kedepan dan memandang jendela kamar. Ia berusaha untuk

“Hehhee.. canda bro. Tapi gue pengen denger suara tuh cewek bro boleh gak.” Budi menawar.

“Boleh.”

Lalu Robert menghampiri Ummu Afra dengan penisnya berada divagina Ummu Afra namun hanya bersentuhan dan ia yang masih berada dilantai lalu menundukkan badannya.

Kini posisi mereka ialah Ummu Afra yang masih berada dalam posisi menungging dengan badan Robert yang bertumpu dipunggungnya dan penis Robert yang menyentuh bibir vaginanya.

"Riz ni pegang dulu hp gue. Teman gue mau kenalan sama kamu."

Ummu Afra lalu memegangi hp Robert dengan tangan kirinya. Kini ia meletakkan hp itu di telinganya. Sementara Robert mulai menjilati punggung dan meremas payudara Ummu Afra yang tergantung bebas dan indah itu.

Lidahnya menari-nari dipunggung putih tersebut semantara penis besarnya juga melakukan hal yang sama yaitu menggesekan penis nya di vagina Ummu Afra. Ada rasa nikmat dimana kulup penis tersebut seperti kulit ayam yang bergesek di vaginanya.

“Halo” terdengar suara Budi.

“Iaaa.. halo” jawab Ummu Afra.

“Boleh kenalan mbak” tanya Budi.

“Boooolleeeehhh... ahhh...” dijawab Ummu Afra dengan desahan karena kini jilbabnya dinaikkan ke kepala nya dan lehernya sedang dijamah oleh lidah Robert.

“Nama mbak siapa? Saya Budi temannya Robert sama Frans.” Budi makin penasaran dengan wanita yang jadi korban Frans dan Robert ini. Suaranya yang halus
ditambah dengan desahan membuat dia membayangkan seperti apa bodi asdos ini.

“Rizkaaa....” jawab Ummu Afra singkat. Ia sebenarnya malu untuk menjawab terlebih ia menjawab teleponnya saat sedang dalam posisi menungging dimana diatasnya kini ada seorang pria yang menunggangi dan meransgasang dirinya.

“Lagi ngapain toh mbak kok mendesah.” Goda Budi.

Ummu Afra tak menjawab ia masih malu untuk mengakui dirinya terangsang apalagi kini ia sedang bicara dengan seseorang yang tak dikenalnya.

“Ahhh... geli “ desahan Ummu Afra dan kemudian tangannya meletakkan hp Robert di kasur. Semenatara kini mulut Robert mendekati bibir Ummu Afra dan ciuman diantara keduanya tak dapat dihindari.

Merasa tak dihiraukan oleh Ummu Afra yang dirangsang oleh Robert. Budi mematikan hpnya. Bagaimanapun ia tahu dia sedang mengganggu aktivitas kawan nya tersebut.

Robert tak mempedulikan lagi apakah hp nya masih menyala atau tidak yang jelas kini ia sudah berada diatas kasur bersama dengan Ummu Afra. Perlahan-lahan penisnya mulai masuk kedalam vagina Ummu Afra yang kembali basah. Tangannya sedikit turun untuk membantu memasukkan penisnya kedalam vagina Ummu Afra.

“Argggghh....” kembali Ummu Afra mendesah saat penis besar Robert sedikit menyruakkan vaginanya.

Kini perlahan-lahan penis berkulup itu masuk kedalam vagina Ummu Afra. Agak sedikit gampang bagi Robert untuk memasukkan penisnya. Penetrasi yang
dirasakan oleh Ummu Afra sebelumnya bersama Frans membuat vaginanya mulai beradaptasi dengan penis Robert ditambah lagi air cintanyajuga mulai keluar perlahan-lahan.

“Arggghhhh... pelan-pelan Robert. Masih sakit.” Ummu Afra mencoba bersuara karena bagaimanapun penis Robert agak lebih besar daripada punya Frans.
Robert masih terus memasukkan penis besarnya dan akhirnya masuklah penis beurat itu kedalam vagina Ummu Afra walaupun tak semua batangnya masuk namun penisnya masih bisa merasakan kedutan dan empotan dari bibir dan dinding vagina Ummu Afra.

“Arggghhh...” Ummu Afra kembali mendesah tapi kini ia tidak lagi menangis seperti saat Frans memasukkan penisnya.
Kini kepalanya agak tertunduk dengan posisi menungging dan perlahan-lahan Robert mulai memompa masuk penisnya kedalam vagina. Bibirnya hanya bisah bersuara pelan dan sekali-kali menggigit bibirnya.

“Argghhh.. ahhh...”

Tangan Robert pun tak tinggal diam. Kini tangan itu juga sekali-kali meremas payudara Ummu Afra dan juga sekali-kali ditepuknya pantat putih ibu beranak satu ini.

“Rizka.. memekmu tak ada duanya sayang” sambil menggoyangkan penisnya didalam vagina Ummu Afra yang masih sempit itu (bagi penisnya).

Lama genjotan Robert diranjang tersebut membuat Ummu Afra secara alamiah sebagai seorang wanita mulai menunjukkan penerimaan nafsu birahinya. Pinggulnya kini sekali-kali mengikuti gerakan pantat Robert untuk mengimbangi laju gerakan.

Plok...plokkk...plokkk...

Suara gerakan pinggul mereka berdua.

Tangan Robert lalu menarik kepala Ummu Afra untuk menghadap ke wajahnya. Kini Robert dengan agak membungkuk dan bibirnya mendarat di bibir Ummu Afra. Ciuman mereka kembali menambah panas suasana diruangan tersebut.

Tanpa mereka berdua sadari kini Frans masuk ke kamaar dan mulai merekam adegan perzinahan tersebut.

Frans yang tak tahan melihat Robert sedang mendoggy Ummu Afra lalu meletakkan hp nya dan ia kini berada tepat di depan Ummu Afra.

Robert yang mengetahui apa yang mau dilakukan temannya tersebut lalu melepaskan ciumannya dan Ummu Afra secara refleks menghadapkan kepalanya kedepan.

Tapi apa yang dilihatnya didepannya sekarang ialah sebatang penis besar yang tadi masuk kedalam vaginany kini berada lagi didepan mukanya.

Ummu Afra memandang keatas kearah wajah Frans dan dengan sigap Frans menyuruh Ummu Afra untuk menghisap penisnya tersebut.

“Isap mbak Rizka”

Ummu Afra yang masih mendapat genjotan dibelakangnya kini dihadapkan dengan penis. Tak pernah ia membayangkan akan mengalami hal seperti ini dimana untuk posisi doggy style saja ia baru mengalami hal ini. Namun kini ada sebuah penis yang juga harus ia puaskan dengan bibirnya.

Melihat Ummu Afra yang masih tidak mau mengisap penisnya. Frans lalu menarik kepala Ummu Afra dan perlahan-lahan penis itu kembali masuk ke dalam mulutnya.

Ummu Afra tak bisa lagi menghindar dan ia kini telah pasrah tentang apa yang akan dilakukan oleh kedua laki-laki tersebut.

Nampaklah kini 2 laki-laki dan 1 wanita sedang berpacu mendaki kenikmatan yang semu. Genjotan Robert kini mulai agak cepat dan akhirnya ia sudah tak tahan lagi akan semprotannya spermanya.

Croottt.crooottt....

Keluarlah sperma itu didalam vagina Ummu Afra. Dan tak lama berselang Ummu Afra juga mengalami orgasmenya kembali. Itu dapat dilihat dengan menegangnya kembali tubuhnya dan goyangan pinngulnya.

Saat ia menikmati orgasmenya itu mulutnya terlepas dari penis Frans.

“Ahhhh....”

Ia yang sudah sangat lemas saat itu lalu tertelungkup diatas ranjang. Frans lalu turun dari ranjang. Sementara Robert melepaskan kembali penisnya.

Ploopp.

Ummu Afra tak diberi istirahat oleh Frans. Kini tubuhnya di telentangkan kembali seperti saat ia dan Frans melakukan persenggamaan. Sementara Robert mengambil tisu dan membersihkan penisnya kembali.

Frans yang masih nanggung nafsunya lalu memasukkan kembali penisnya.

“Ahhh....” Ummu Afra yang masih capek hanya pasrah saat penis itu masuk kembali.

Kini Frans kembali menggenjot Ummu Afra yang sudah kehabisan tenaga.

Hanya hentakan dan bunyi ranjang yang terdengar di dalam kamar tersebut.
 
chapter:7
Hampir 2 jam Frans dan Robert menggauli Ummu Afra di kamar mertuanya tersebut. Dan Ummu Afra tampak sangat kelelahan dan pada adegan-adegan tertentu dimana Frans dan Robert menggnenjot dengan syahdu Ummu Afra. Ia hanya diam dan Cuma bisa merintih. Ia kini sudah sangat lelah dan pasrah akan perlakuan 2 orang pemerkosanya tersebut.

Jam sudah menunjukkan jam setengah 7 di dinding kamar. Perlahan setelah penis besar Robert tercabut dari vagina Ummu Afra. Ia melihat jam dan matanya sedikit agak tertutup. Ia sudah sangat capek sekali dan berharap persetubuhannya dengan Robert tadi adalah yang terakhir.

Benar saja seperti dugaannya. Saat itu tampak olehnya Frans dan Robert mulai keluar kamar dan ia yang ingat akan anaknya lalu bangkit dan berjalan membuka pintu kamar mertuanya dan menuju kamar tidurnya.

Sebelumnya ia bangkit dan duduk lalu membersihkan tetesan sperma Frans dan Robert yang terbenam divaginanya dan ia juga melepaskan jilbabnya yang telah basah oleh air liur dan keringat dari kepalanya. Kini jilbab itu tergeletak di ranjang mertuanya.

Menjadi saksi bisu akan pergumulannya dengan pria yang juga adalah mahasiswa yang sedang diajarinya untuk lulus dari universitas. Namun kini ia malah
mendapat hal yang tak pantas yang dialakukan sang mahasiswa tersebut.

Akhirnya dengan tubuh yang gontai dan lemah ia keluar kamar dan ia yang tadinya langsung ingin masuk kekamarnya tanpa menghiraukan dimana keberadaan 2 pria yang baru saja merenggut kebahagiaanya malah menuju ke arah dapur. Dimana ia ingin meminum air dan juga mencuci mulutnya dengan air karena di akhir persetubuhannya ia harus menelan sperma Robert yang kental dan sangat banyak.

Ia tak tahan dengan bau dan ingin segera mengeluarkannya dari mulut nya. Tapi ketika ia melewati ruang tengah dilihantya dua pria yang telah memakai pakaiannya. Tampak harapan ksenang timbul dari hatinya. Akhirnya penderitaannya akan kelar.

"Eh mbak Rizka. Saya pamit dulu ya" kata Frans sambil membenarkan celananya dan lalu menghampiri dirinya.

Ummu Afra hanya diam saat Frans mendekatinya dan lalu membelai lembut payudara nya dan sebuah ciuman dari mulutnya juga meluncur di payudarnya.
Lalu Frans melepaskan mulutnya dan kemudian pergi bersama Robert menuju pintu depan untuk pergi dari rumah tersebut.

Ummu Afra yang melihat mereka lalu mengikuti mereka untuk mengunci pintu depan rumahnya. Namun saat pintu terbuka Robert berpaling kebelakang.

"Jangan dikunci ya Riz! Gue Cuma ngatar Frans aja abis itu gue balik lagi kesini." Kata Robert dengan tersenyum.

Ummu Afra kaget mendengar perkataan Robert lalu ia hanya mengangguk dan kemudian kedua pria tersebut keluar dari rumah nya dibawah rintik hujan yang masih menyelimuti perumahan tersebut.

Ummu Afra lalu menutup pintu dan menguncinya kemudian ia kembali kedapur dan kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Saat ia berada dikamar mandi ia menangis sekuat-kuatnya dibawah air shower.

Setelah ia beres membersihkan tubuhnya kini berada didalam kamar anak nya. Senyuman anaknya yang sedang tertidur dengan nyenyak mampu membuat dirinya kembali tenang. Namun disatu sisi ia juga masih merasa sedih karena ia kemungkinan hamil oleh perbuatan yang baru saja menimpanya.

Tapi semua itu coba ia tepis dan ia tertidur.

"Oek... oekkk..."

Suara bayi kembali menangis. Ummu Afra pun kembali bangun dari tidurnya. Ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 9. Sudah lama ternyata ia tertidur. Ia pun segera menyusui sang anak dengan melepaskan handuknya.

Ia tertidur masih menggunakan handuk tanpa memakai kembali pakaian. Kini handuk itu melorot dan menampakkan payudara yang lumayan besar itu dan kembali mulut sang bayi masuk dan menyedot ASI dari puting payudara cokelat tersebut.

Ummu Afra hanya mengelus kepala bayinya. Tenang dengan mendapatkan ASI lalu sang bayi mulai kembali tertidur. Ummu Afra pun kembali meletakkan kembali sang bayi di tempat tidur mungilnya.

Kini ia mulai berjalan dan memakai kembali baju longgar berbentuk daster. Ia berjalan kembaali keruang tamu dan kamar mertuanya berusaha membersihkan baju dan sprei akibat pemerkosaan yang dialaminya.

Selesai membersihkan semuanya kini Ummu Afra hendak kembali kekamar tidurnya. Namun saat ia hendak berjalan terdengar olehnya sebuah ketukan pintu.

Toookkk...toookkk...
 
chapter:8
Ummu Afra kemudian berjalan menuju pintu depan rumahnya. Ia menayankan siapa gerangan yang mengetuk pintu tersebut. Walaupun ia tahu bahwa Robert akan datang lagi.

"Siapa?" tanya Ummu Afra memastikan siapa suara dibalik pintu itu.

"Buka riz ini gue." Jawab suara yang dikenal oleh Ummu Afra. Ya suara Robert laki-laki berpenis besar yang sore tadi sudah menncapkan penisnya didalam vaginanya.

Lalu Ummu Afra pun membuka pintu tersebut. Ada perasaan yang bersalah sebenarnya dalam dirinya. Namun ia tak bisa menolak atau melawan lagi oleh Robert.
Bagaimanapun ia masih ingin keluarganya dan dirinya baik-baik saja. Dengan terpaksa ia membuka pintu tersebut.

Saat pintu terbuka itulah Robert dengan tinggi badan yang sangat jauh berbeda dengan Ummu Afra nampak gagah. Ummu Afra lalu mempersilahkan Robert masuk.

"Masuklah Bet." Ummu Afra berbicara.

Robert lalu masuk dan mulai berjalan kedalam ruang tengah Ummu Afra. Sementara Ummu Afra melirik dan sedikit keluar memandangi sekitar rumahnya. Ia ingin memmastikan bahwa tak ada orang yang melihat Robert masuk didalam rumahnya.

Tapi ia lupa bahwa tadi setelah ia habis digenjot frans dan Robert. Ia tak memikirkan apakah ada orang lain yang melihat Robert dan frans keluar dari rumahnya.
Namun ia tak mau memikirkan lagi dan dengan sigap ia menutup pintu rumahnya.

Kini ia berjalan dengan tenang dan segera menuju ruang tengah.

"Sini sayang pinta Robert." Kini ia duduk diruang tengah tempat pertama kali ia melecehkan Ummu Afra.

Ummu Afra yang kini sudah pasrah lalu menuruti Robert dengan duduk disampingnya.

"Kok gak pakai jilbab Riz?" tanya Robert sambil mulai membelai paha Ummu Afra yang hanya mengenakan daster.

"Lagi malas" jawabnya pasrah.

"Loh justru kamu lebih cantik pakai jilbab Riz." Tangannya kini mulai membelai paha Ummu Afra dan memasukkan jarinya dibelahan paha tersebut.

"Ahhh..." Ummu Afra mendesah saat tangan tersebut menembus vaginanya yang masih tertutup cd.

Perlahan kini Robert mulai mencium mulut Ummu Afra. Ummu Afra hanya membalas karena tak ada lagi yang bisa ia lakukan.

Di sofa itulah Robert mulai mencumbui Ummu Afra. Perlahan-lahan daster Ummu Afra mulai lepas dari badannya. Tampak hanya sebuah cd yang menghalangi body mulus Ummu Afra. Robert yang melihat tubuh Ummu Afra yang kembali telanjang hanya sekarang bedanya jilbab Ummu Afra sudah tak menghinggapi kepalanya. Hanya rambut panjang yang hitam yang terlihat. Kini ia yang sudah naik libidonya menyruh Ummu Afra untuk turun kebawah.

Ummu Afra kini terlihat menuruni sofa dan Robert lalu memnyuruhnya untuk menghisap kembali penis besarnya. Ummu Afra yang tahu harus berbuat seperti apa kini mulai melepaskan celana jeans frans dari bawaha sofa. Kini Robert yang sudah telanjang bulat lalu duduk dan menempatkan badan nya disandaran sofa.

Ummu Afra yang sekarang sudah tak lagi dipaksa oleh Robert lalu mulai memegang dan mulutnya mendekati penis Robert seperti yang ia perintahkan.
Perlahan-lahan tangan Ummu Afra mulai mengelus dan mengocok penis yang besar tersebut.

"Dihisap Riz." Pinta Robert yang sudah tak sabar pengen penisnya dihisap oleh Ummu Afra.

Ummu Afra yang mendapat perintah tersebut lalu mulai memasukkan penis besar itu ke dalam mulutnya. Kembali bau khas kemaluan laki-laki masuk dihidungnya. Kini ia mulai memaju mundurkan kepalanya yang membuat Robert merasakan sensasi yang sangat berbeda. Entah kenapa ia mulai menikmati permainan mulut Ummu Afra.

Padahal Ummu Afra bukanlah seorang wanita yang sangat ahli seperti mira gadis berjilbab yang jago dalam hal blowjob. Gadis yang membuatnya bisa keluar dalam waktu 5 menit saja. Namun mulut mungil Ummu Afra sang wanita yang juga dikaguminya ini kini membuatnya lebih nyaman.

"Ia gitu terus Riz." Sambil tangannya membelai rambut Ummu Afra.

Lama Ummu Afra mengulum penis besar itu. Ia yang capek lalu berhenti mengulum. Robert yang sebenarnya hampir saja akan muncrat kaget.

"Kok lu berhenti Riz. Gue mau nyampe padahal." Protes Robert sedikit emosi.

Ummu Afra melihat Robert yang agak sedikit emosi itu lalu menjawab. "Saya capek Bet. Tolong ngertiin saya." Sambil matanya yang berkaca-kaca memohon.

Robert yang melihat Ummu Afra memohon seperti itu tak tega juga bagaimanapun sudah 10 menit juga Ummu Afra mengulum penis besarnya.

"Ya udah sekarang lu duduk di sofa. Gantian biar gue yang muasin lu dulu." Tawar Robert.

Ummu Afra lalu bangkit dan kemudian duduk di sofa seperti yang diperintahkan oleh Robert. Kini Ummu Afra yang sudah di sofa itu disuruh untuk mengangkangkan
kakinya oleh tangan Robert sebagai isyarat.

Ummu Afra yang memakai cd yang masih menutup di tubuhnya dengan sekali tarik kini sudah lepas. Tampaklah vagina yang tadi sore ia nikmati kini kembali berada dihadapan Robert. Mulut Robert mulai menjilati vagina ibu beranak satu itu.

"Ah...ahhh..." desahan Ummu Afra kembali terdengar di ruang tengah tersebut beserta tubuhnya yang juga ikut bergoyang karena jilatan lidah Robert begitu
membuat gairahnya naik. Tangannya juga memegang payudaranya yang mulai keras.

Robert yang sudah ahli dalam hal memuaskan wanita itu kini mulai membuat Ummu Afra mendekati klimaksnya. Akhirnya kini Ummu Afra mengalami orgasmenya yang pertama malam ini.

Srrreeetttt...sreettt... air cintanya kembali keluar.

Robert lalu berdiri dan ia melihat Ummu Afra tampak puas dengan orgasmenya. Ummu Afra yang malu mengakui akan kehebatan Robert lalu menundukkan kepalanya saat ia tahu Robert sedang melihat tubuhnya.

"Oke Riz. Lu kan udah puas ni. Sekarang gue lagi ya. Kata lu kan capek tadi mulut lu nyepongin kontol gue. Sekarang lu goyangin tubuh lu ya. Gak capek kan."
Robert berbicara.

Ummu Afra hanya mengangguk mengiyakan apa yang Robert mau.

Lalu Robert duduk kembali dan ia menyuruh Ummu Afra untuk naik diatas tubuhnya.

"Sekarang lu masukin memek lu ke kontol gue Riz!" perintah Robert.

Ummu Afra lalu melebarkan kakinya dan perlahan-lahan mulai menurunkan pinggulnya tepat mengarah kearah penis Robert yang sudah siap untuk menerobos
vagina sempit Ummu Afra kembali.

Kini tangan Ummu Afra meraih penis Robert lalu perlahan-lahan mulai memasukkan kepala penis berkulup itu masuk kembali kedalam vaginanya.

"Ahhh... " desahan Ummu Afra sedkit terdengar dalam ruangan itu. Bibirnya tampak tergigit oleh giginya dalam menahan birahinya yang kembali melanda.

Pelan-pelan penis itu mulai masuk dan dinding vagina akhwat cantik tersebut kembali menerima gesekan penis besar yang sedang haus akan kehangatan.
Tak lama kemudian masuklah semua penis besar Robert. Diiringi dengan desaha ummmu afra.

"Arggghhhh..." sambil kini tangannya mulai memegang bahu Robert.

Walau penis Robert tak semuanya bisa masuk namun ia mulai menyuruh Ummu Afra untuk bergerak dari atas kebawah. Dalam goyangan dan gerakan Ummu Afra tersebut tangan Robert menahan pantatnya agar goyangan tersebut stabil. Semantara itu mulutnya mencumbui payudara Ummu Afra yang bergoyang dengan bebas itu dan kembali air susu nya menjadi minuman penambah semangat tubuh Robert.

"Arggghhhh.. arggghhhh... auuwwww... " desahan Ummu Afra saat pantatnya diremas dengan kasar oleh Robert. Tampak pantatnya yang lumayan besar dan putih itu agak kemerahan dengan aksi Robert tadi.

Sementara itu mulut Robert yang mulai bosan dengan payudara Ummu Afra kembali melumat bibir manis Ummu Afra yang berwarna merah itu.

Plokkk... plookkkk .. suara paha dan pantat Ummu Afra saat beradu dengan paha Robert membuat suasana malam itu semakin hangat dan panas.

"Riz. Pegang leher gue sekarang kayak orang lagi digendong." Pinta Robert.

"Untuk apa?" tanya Ummu Afra yang tak mengerti maksud Robert.

"Udah pegang aja. Gue mau buat lu merasakan sensasi baru." Robert menjelaskan.

Ummu Afra lalu memegang leher Robert. Ia hanya mengikuti apa perkataan dari Robert.

"Oke udah siap kan Riz." Tanya Robert.

"Ia"

"Oke gue mau ngentotin lu sambil berdiri."

"Eh nanti jatuh." Ummu Afra tak percaya dengan perkataan Robert.

"Udah tenang aja sayang lu gak bakalan jatuh. Pertama lu pegang kuat leher gue. Abis itu biar gue yang nahan tubuh lu. Jangan lu lepasin pegangan tangan lu
ngerti." Robert memberikan intruksi.

Ummu Afra hanya mengangguk dengan tubuh yang masih digenjot dari bawah sama Robert.

"Oke sekarang siap ya Riz." Robert memberikan aba-aba.

Perlahan-lahan Robert mulai menaikkan tubuhnya untuk berdiri. Dan tubuh Ummu Afra diam dan menghentikan goyangan tubuhnya. Saat itu Robert memegang pinggul seksi Ummu Afra agar tak terjatuh saat ia berdiri. Dan akhirnya tubuh mereka kini sudah dalam posisi yang Robert inginkan. Kini Ummu Afra tampak seperti
anak kecil yang sedang digendong didpean bedanya ialaha vagina dan penis Robert masih menancap dengan sangat nikmat.

Ummu Afra yang baru merasakan pertama kalinya digendong saat berhubungan seks merasakan sensasi nikmat yang sangat aneh. Ada rasa takut karena ia membayangkan bagaimana tiba-tiba tubuhnya terjatuh.

Tapi itu semua hanya sebuah pemikiran yang langsung hilang saat Robert mulai menyuruhnya kembali untuk menggoyangkan pinggulnya.

"Ayo goyang lagi Riz." Perintah Robert sambil meremas pantat montok akhwat tersebut.

Ummu Afra lalu mulai menggoyangkan tubuhnya dalam posisi digendong tersebut. Terlihat pelan goyangan dari tubuh Ummu Afra. Bagaimanapun ini pertama
kalinya ia diperlakukan seperti ini. Namun Robert yang ingin mengeluarkan lahar panasnya mulai terlihat tak sabar.

"Riz lu pegang yang kuat leher gue."

Lalu dengan semangat Robert mulai menggoyangkan pinggulnya dengan cepat. Ummu Afra kini merasakan vaginanya mulai mendapatkan gesekan-gesekan yang cepat dan membuat tubuhnya kembali akan mencapai orgasme.

Plokkk...plokkkkk...plokkkkk

Goyangan dua anak manusia dalam posisi tak lazim itu mulai membuahkan haisl.

Kini mulut Ummu Afra mendarat di mulut Robert dan akhirnya keluarlah air mani dari 2 anak manusia ini secara bersamaan.

Crooottt... croootttt.....

Sperma Robert melesat kedalam rahim Ummu Afra.

srreet.... sret... kembali air cintanya keluar.

"Ahrggghhhh... ahhhh...." kembali desahan keluar dari mulut Ummu Afra sesaat ciuman dari Robert lepas.

Tubuh mereka terasa lemas. Lalu Robert perlahan-lahan memutarkan badannya untuk menghadap sofa dan kemudian ia meletakkan kembali Ummu Afra di sofa sambil perlahan-lahan penis besarnya keluar dari rapatnya vagina sang akhwat beranak satu itu.

Tak terasa oleh keduanya jam di dinding Ummu Afra menunjukan pukul 11 kurang. Berarti sekitar 40an menit mereka memacu birahi di ruang tengah itu. Robert lalu menyuruh Ummu Afra untuk ke dapur mengambil air minum.

"Riz ambil air dulu." Pinta Robert

"Ia bentar Bet. Masih lemas." Jawab Ummu Afra.

Tak lama setelah itu Ummu Afra lalu berdiri dan berjalan menuju dapur. Saat berjalan itulah Robert melihat goyangan pantat sang akhwat yang bahenol itu seperti mengundang untuk di sentuh dan ditampar oleh laki-laki. Goyangan pantat bulat itu membuat siapa saja laki-laki yang melihatnya berpikiran sama seperti Robert.

Tapi lalu tubuh Ummu Afra menghilang didalam dapur yang terpisah oleh dinding itu.

Robert lalu meraih hp di kocek celananya. Ia mulai menekan nomor telepon salah satu rumah makan cepat saji.

Ummu Afra yang mengambil minum di dapur kembali menitikkan air matanya. Walaupun ia tahu ia juga menikmati permainan seks itu namun hati kecilnya tak bisa berbohong kalau ia melakuakn hal yang salah. Lama ia terdiam didepan kulkas. Sampai akhirnya sebuah tangan kembali memegangi pundaknya dari belakang.

"Riz kok lama kali." Tanya Robert.

"Eh ia maaf Bet. " Ummu Afra pun membalikkan tubuhnya dan mengelap air matanya.

Gak usah nagis lah Riz. Toh kamu menikmati juga kan." Sambil menaruh tangannya di pipi Ummu Afra.

Ummu Afra tak membalas perkataan Robert. Tapi kini ia mulai kembali dirangsang Robert. Seakan ia lupa dengan kehausan dirinya. Dengan cekatan robet mulai
mencumbu Ummu Afra dan dengan penis besarnya yang muali kembali tegang itu. Dibalikkannya tubuh Ummu Afra dan sekarang penis besar itu kembali masuk kedalam vagina Ummu Afra. Ummu Afra hanya memegang kulkas untuk mempertahankan tubuhnya dari sodokan ganas Robert.

"Arggghhh... argghhhh..."

Kembali suara Ummu Afra terdengar.

Plokkk...plokkkk.....

Goyangan Robert juga menghiasi dapur tersebut.

Tak sampai 10 menit Ummu Afra tubuhnya mengeras dan mengejang pertanda ia kembali orgasme. Kini Robert melepaskan penisnya. Tubuh Ummu Afra lalu terduduk dilantai sangking lemasnya oleh genjotan dari roberet barusan.

Robert yang melihat Ummu Afra hanya tersenyum. Lalu ia mengambil air dari kulkas dan langsung meminum nya dari dalam botol tanpa harus dimasukkan kedalam gelas.

Kini setelah selesai menghilangkan dahaganya ia menyuruh Ummu Afra bangun.

"Bangun Riz." Sambil tangannya menarik badan Ummu Afra yang sebenarnya sudah sangat lemas itu.

Lalu ia menggendong Ummu Afra untuk menuju kamar tidur sang akhwat. Ia tahu kalau Ummu Afra sekarang sudah sangat lemas dan kini ia pengen menggenjot sang akhwat disamping bayi kecilnya.

Kini tubuh Ummu Afra yang lemas itu kembali terbaring telentang dengan vagina nya yang basah dan payudara besarnya yang masih menampung air susu itu.
Robert yang melihat tubuh Ummu Afra telentang itu lalu kembali menindihnya dan mulai menggoyangkan penisnya.

Perzinahan itu terus berlanjut kira-kira sampai satu jam dengan berbagai posisi. Sampai pada akhirnya suara ketukan pintu dari luar menghentikan aktivitas panas keduanya.

Toookkkk...toookkkk...
 
chapter:9
Saat pintu yang diketuk itu terdengar. Posisi tubuh dari Robert dan Ummu Afra sedang dalam posisi dimana Ummu Afra berada dalam posisi doggy dengan wajah menghadap tempat tidur anaknya sedangkan Robert sedang memompa penis besarnya yang baru saja mengeluarkan lahar dengan kecepatan tinggi.

"Arggghhhh... argghhhhh..." desahan Ummu Afra.

Plooookkk...ploookkkk... hentakan Robert di pinggul Ummu Afra terdengar syahdu.

Tapi hentakan dan desahan kedua anak manusia itu sekarang terhenti. Perlahan-lahan Robert menarik penisnya dari vagina Ummu Afra.

Pllloooopp...

Robert lalu duduk di ranjang sedangkan Ummu Afra juga terduduk.

"Siapa malam-malam gini." Bathin Ummu Afra. Ia sedikit takut karena ia tahu sedang berada dalam rumah dengan seorang yang bukan suaminya terlebih waktu menunjukkan pukul 11 malam.

"Buka Riz pintunya." Robert berkata pelan sambil berdiri dari ranjang.

Ummu Afra yang sudah lemas lalu berdiri dan mengambil tisu dari meja dikamar itu. Mulailah ia membersihkan vaginanya yang masih bernoda sperma Robert saat pertarungan seks nya tadi berlangsung. Saat beres ia melihat Robert malah kembali berbaring di ranjang.

"Riz lu bayar aja ya tuh yang ngirim makanan" kata Robert santai.

"Uangnya bet?" Tanya Ummu Afra memandang Robert masih dengan tangan divaginanya.

"Pakai uang lu dulu. Gue gak bawa duit." Jawab Robert sekenanya.

"Tapi Bet."

"Udah gak usah tapi-tapi. Cepat sana lu kedepan. Tapi awas kalau lu pakai baju. Cuman jilbab lu aja yang boleh lu pakai." Robert sekarang mengancam.

"Eh.. maksud kamu apa.saya telanjang gitu nemuin orang." Ummu Afra agak kaget dan sedikit bersuara keras dikamar itu. Untung anak nya tak sampai bangun.

"Lu kan masih pakai jilbab Riz." Tampak Robert bangkit dan mendekati Ummu Afra.

"Tapi Bet. Tolong jangan buat saya seperti ini. Kamu dan frans kan sudah mendapatkan tubuh saya. Apa masih kurang kalian melecehkan saya." Kini air matanya mulai keluar.

"Riz gue Cuma suruh lu gak usah pakai pakaian. Bukan berarti lu harus nerima tuh tamu dengan buka pintunya semua kan. Lu kan bisa sembunyi dibelakang pintu.
Cuma tangan lu aja yang lu nampakin saat ngasih duit." Robert menjelaskan maksudnya.

"Tapi"

"Udah gak ada tapi-tapian lu lakuin atau gue yang nerima tuh tamu dan lu juga harus ngelayani dia." Ancam Robert kembali.

"Ehh... jangan bet. Saya akan melakukannya." Ummu Afra mengiyakan kemauan Robert. Daripada ia harus melayani satu pria lagi.

Lalu Ummu Afra pun menuju lemarinya. Diambilnya jilbabnya yang lumayan besar sehingga menutupi bagian dadanya ya jilbab yang digunakannya sekarang cukup untuk menutupi dirinya dibagian atas walaupun bagian bawahnya masih nampak bebas.

"Udah sana cepat buka pintunya." Robert menyuruh Ummu Afra yang baru siap memakai jilbabnya.

Kini Ummu Afra berjalan kedepan pintu dan tangannya masih mengusap air matanya. Ia tak bisa membayangkan bagaimana kalau sekarang ada satu laki-laki lagi yang dia harus layani.

Sementara didepan rumahnya seorang dengan tinggi yang hanya 140 cm lebih pendek dari Ummu Afra sedang mengetuk pintu tersebut. Hampir 15 menit ia menunggu sang empunya rumah keluar. Namun saat ia hendak berbalik terbukalah pintu rumah tersebut. Namun ia melihat pintu itu hanya terbuka sedikit dan seorang wanita yang hanya terlihat kepalanya yang terbalut jilbab berwarna cokelat.

"Maaf ini benar rumah bu Rizka Anggreini." Tanya sang pengantar makanan dengan sopan.

"Benar mas. Saya sendiri." Jawab Ummu Afra.

"Ini ada pesanan dari pak Robert ya bu. 2 porsi besar." Kembali sang pengantar makanan menjelaskan.

"Oh ia suami saya tadi mesan makanan ya." Ummu Afra berbohong karena ia tak mau pengantar makanan itu mencurigai dia bahwa yang memesan makanan
bukanlah suaminya.

"Totalnya semuanya 150 ribu bu." Sambil memberikan paket makanan.

"Aduh mahal ya mas."

"Ya suami ibu pesannya jam segini makanya ongkos nya nambah bu."

Ummu Afra lalu melihat uang ditangannya. Uang tersebut hanya 100 ribu .

"Maaf mas saya ambil dulu uangnya kurang 50 ribu jawabnya." Sambil memberi uang yang dibawa nya dan makanan tersebut juga berpindah ke tangannya.

"Ia bu saya tunggu." Jawab sang pengantar makanan.

Saat mengambil makanan tersebut mau gak mau pintu agak sedikit terbuka. Tampak oleh sang pengantar makanan itu tangan Ummu Afra yang putih mulus.

"Waduh seksi benar ni ibu" bathinnya saat melhat pemandangan itu.

Tapi sebelum ia berpikiran macam-macam tentang Ummu Afra. Naas bagi Ummu Afra pintu yang seharusnya ia tutup tiba-tiba terdorong oleh angin yang masih menyelimuti malam itu. Keadaan malam itu kembali seperti tadi sore dimana hujan dan angin menyambangi bumi.

Saat itu tak jauh dari jarak Ummu Afra melangkah ke ruang tengah pintu tiba-tiba terbuka lebar. Alangkah terkejutnya sang pengantar makanan. Hanya berjarak kurang dari 1 meter dia dihadapkan oleh seorang wanita berjilbab yang sedang memunggungi dirinya tampak olehnya lekukan tubuh sang wanita yang indah dan pantat yang nampak kenyal di hadapannya.

Tubuh Ummu Afra kini terpampang bebas tepatnya bagian belakangnya kini tanpa penutup hanya punggungnya yang tertutup.

Menyadari bahwa ada yang salah Ummu Afra melihat kearah belakang. Benar saja ternyata pintu rumahnya sedang terbuka. Walau tak seberapa lebar namun tatapan dari seorang pengantar makanan itu membuat Ummu Afra salah tingkah. Mulutnya kaku bingung apa yang harus dia bilang. Sementara pikirannya malah tak bekerja. Bingung antara harus menghardik sang pengantar atau ia lari.

Namun hanya sebentar pikirannya kembali menganjurkan ia untuk lari kedalam rumah. Beruntung baginya karena letak ruang tengah dengan kamar dan dapurnya sedikit terhalang oleh tembok sehingga ia kini sudah terhindar dari pandangan sang pengantar makanan tersebut.

"Waduh semok benar tuh ibu. Pengen ngentot jadinya ni." Gumam sang pengantar makanan sesaat setelah ia menikmati pemandangan tak terduga tersebut.

Ummu Afra yang berlari kini malah berlari kearah dapur. Bukannya ke kamar dimana Robert sedang duduk menunggunya. Robert yang kaget melihat Ummu Afra berlari kearah dapur segera mengikuti jejak Ummu Afra.

Ummu Afra tepat berada di meja makan. Air matanya menetes. Ia sangat malu melihat keadaan dirinya sekarang terlebih saat ini bukan hanya frans dan Robert yang melihat tubuh bugilnya. Namun sang pengantar makanan orang yang tak ia kenal juga melihat tubuhnya walaupun bagian belakang namun ia sebagai seorang akhwat merasa malu dan merasa bersalah.

Namun Robert yang kini berada dibelakangnya mulai meraih pundaknya dan memutar badannya.

"Kenapa Riz? Kok lu nangis." tanya Robert.

"Bet kamu aja yang kasih uangnya" tatap Ummu Afra dihadapan Robert.

"Kenapa?"

"saya malu Bet. Tubuh saya tadi dilihat oleh pengantar makanan." Jawab Ummu Afra lirih.

Robert yang merasa penasaran kok bisa pengantar makanan itu dapat melihat tubuh Ummu Afra lalu mendekatinya.

"Ceritain dulu gimana kejadiannya?" pancing Robert.

Ummu Afra pun bercerita "tadi saat mau kesini dan ngambil uang tiba-tiba pintu terbuka lalu tubuh saya dilihat sama pengantar itu. Tolong Bet kamu yang kasih uangnya. Saya malu Bet."

Robert yang tertarik dengan cerita Ummu Afra tersebut. Lalu entah mengapa menyuruh Ummu Afra untuk berbalik.

"Riz putar badan lu." Pintanya.

Ummu Afra yang masih menangis kecil itu tanpa bertanya malah mengikuti apa yang diperintahkan Robert. Tubuhnya kini membelakangi sang pria bertubuh kekar tersebut. Dengan perlahan dan agak cepat Robert memasukkan penis besarnya pada vagina Ummu Afra dari belakang.

"Argghhhh... auuuwwww " desah Ummu Afra.

"Kok dimasukin Bet? Tanya Ummu Afra bingung.

"Robert lalu menundukkan kepalanya dan meremas payudara Ummu Afra yang dibalik jilbab panjang itu.

"Ayo kita kedepan Riz"

"Jangan Bet" Ummu Afra berusaha berontak untuk melepaskan vaginanya dari penis Robert.

"Udah Riz gak usah ngelawan napa. Mau diksaarin lagi lu" sambil meremas payudara Ummu Afra dengan kuat.

"Aduuhhh... sakittt Bet." Ummu Afra merintih.

"Makanya nurut apa kata gue." Tambah Robert.

"Ia Bet" jawabnya pasrah sambil mengelap air matanya.

"Oke sekarang kita jalan barengan ya. Awas lu lepasin. Gue gak segan-segan nyakitin lu lagi." Ancam Robert.

Ummu Afra hanya mengangguk. Kini perlahan mereka bejalan menuju ruang tengah dan menuju pintu. Ummu Afra agak kesulitan berjalan karena penis besar
Robert yang masih nancap didalam vaginanya. Semetara ia juga harus menahan agar vaginanya tak mengeluarkan penis Robert. Lama mereka berjalan sampailah kini tubuh Ummu Afra didepan pintu yang jaraknya sebenranya cukup jauh.

Ada sedikit rasa malu dihatinya saat ia melihat pengantar makanan tersebut terperangah melihat Ummu Afra yang sedang ditusuk dari belakang dan tampak olehnya body mulus Ummu Afra dari depan.

"Busyet dientot pula tuh ibu." Bathinnya berucap dan ia hampir tak percaya apa yang sedang dilihatnya.

"Riz, sekarang lu ajak masuk dia." Kata Robert kini ia mulai menggoyang penisnya secara pelan.

"Bang masuk dulu." Ajak Ummu Afra dengan nada yang malu.

"Diluar aja bu." Jawab pengantar makanan.

"Udah bang saya mohon abang masuk." Pinta Ummu Afra dengan sedikit terisak.

Sang pengantar yang bingung tersebut hanya mengikuti apa kemauan Ummu Afra. Ia melihat Robert yang tinggi besar dan sedikit sangar itu dengan agak takut.

"Eh lu tutup pintunya sekarang." Perintah Robert dan sekarang Robert melepaskan penisnya dari Ummu Afra.

"Ia bang." Jawab sang pengantar makanan takut.

"Oke sekarang nama lu siapa?" tanya Robert.

"Pardi bang." Jawabnya sambil masih melihat Ummu Afra yang masih telanjang walau jilbabnya masih mampu menutupi payudaranya.

"Umur berapa lu?." Tanya Robert basa-basi

"21 bang." Jawab nya lagi.

"Lu udah pernah di sepong sama cewek?" tanya Robert.

"Udah bang sama cewek saya." Jawabnya lugu.

"Sekarang lu beruntung gue kasih lu bonus buat di sepong sama ni akhwat. Doyan gak lu" tawar Robert.

"Doyan sih bang. Tapi kan dia istri abang." Jawab Pardi polos.

"Dia bukan istri gue. Dia ngaku istri gue ya sama lu tadi." tanya Robert lagi.

"Ia bang."

"Ya udah sekarang lu duduk disana." Perintah Robert.

Pardi lalu menuju sofa dan duduk terdiam. Ia sebenarnya penasaran bagaimana seorang akhwat secantik Ummu Afra bisa-bisanya dientot oleh Robert laki-laki yang bukan muhrimnya. Namun ia tak mau diambil pusing olehnya yang penting kini seorang akhwat cantik siap melayani birahinya.

Ummu Afra yang masih berdiri dan kembali menangis melihat Robert yang kini juga duduk di depan Pardi.

"Sini Riz." Robert menyuruh Ummu Afra sambil tangannya ditepuk di sofa empuk itu.

Ummu Afra lalu berjalan disamping Robert. Kini Ummu Afra duduk berada disamping Robert. Dan sedikit menundukkan pandangannya kepada ari. Bagaimanapun ia malu dalam posisi tubuh telanjang dengan orang baru. Walaupun jilbabnya mampu menutupi tubuh atasnya. Namun vaginanya masih nampak merekah dihadapan Pardi.

Pardi hanya bisa bengong melihat apa yang sekarang dihadapinya. Ia tak bisa lepas memandangi Ummu Afra yang mencoba menutupi vaginanya dengan tangannya.

"Oke sekarang lu berdiri." Perintah Robert.

Pardi hanya mengikuti perintah Robert tanpa bertanya lagi.

"Berapa yang kurang tadi." tanya Robert.

"50 ribu bang." Kini ia melihat kearah Robert.

"Gue gak ada uang segitu. Kalau gue bayar pake sepongan ni cewek lu mau apa gak?" tawar Robert.

"Mau sih bang tapi entar saya ditanya sama manajer saya." Jawab Pardi.

"Ya masa sih lu gak mau bayarin makanan gue. Emang ada barang ginian seharga 50 ribu." Bilang Robert sambil membelai kepala Ummu Afra.

"Eh gak sih bang."

"Intinya lu mau apa gak gue bayar pakai sepongan ni cewek." Tanya Robert dengan tegas.

"Oke bang saya mau." Pardi mengiyakan.

Ummu Afra yang mendengar perkataan Robert semakin teriris hatinya. Kini ia bagai seorang pelacur saja dihadapan kedua laki-laki ini. Tampak wajahnya yang
marah kepada Robert. Namun saat Robert memandangnya. Ia hanya bisa menangis kembali.

"Udah gak usah nangis. Cuma ngisap kontol aja kok Riz. Kan lu udah bisa." Robert membujuk Ummu Afra.

"Kau pasti menerima balasannya Bet." Ummu Afra mengutuki Robert.

"Udah Riz lu gak usah sok marah. Toh lu nikmati jugakan kontol gue." Kembali Robert berbicara.

Ummu Afra membuang mukanya dari Robert.

"Oke gue lagi laper Riz. Gue mau kebelakang dulu ambil makanan. Kalau gue balik lu gak sepong kontol ni anak. Gue akan nyiksa lu malam ini habis-habisan."
Robert berdiri dan memberi ancaman.

Ummu Afra yang mendengar ancaman Robert lalu seperti mengalami kebimbangan. Apakah ia mengisap penis baru didepannya atau ia membiarkan tubuhnya disiksa oleh Robert. Tapi ia tak mau mengambil resiko mengingat Robert adalah tipe orang yang juga cukup kasar. Apalagi tadi sore ia sempat dipukul oleh Robert.

"Tapi Cuma ngisap aja kan Bet." Ummu Afra memandang Robert.

"ia sepong aja dulu Riz." Tanpa nada berdosa Robert berkata.

Ummu Afra melihat sang pengantar makanan yang beruntung tersebut.

"Oke gue tinggal ya. Kalau pas gue balik lu belum sepong tuh kontol. Gue terpaksa buat lu lebih nurut Riz." Ancam Robert kembali.

"Ia." Jawab Ummu Afra pelan.

"Lu ngomong kalau dia gak mau mulai ya." Tangannya menunjuk Pardi.

"Ia bang sip." Pardi mengarahkan jempolnya

Robert lalu menuju dapur dan meninggalkan Ummu Afra berdua dengan seorang pengantar makanan yang beruntung tersebut.

Saat Robert meninggalkan ruang tengah tersebut. Ummu Afra memandangi pria tersebut. Pengantar makanan tersebut hanya tersenyum.

"Ayo bu saya udah siap." Sambil melepaskan celana panjangnya.

Ummu Afra yang melihat sang pengantar makanan tersebut sebenarnya agak malu untuk menuju tempat berdirinya.

"Kamu bisa kesini." Ummu Afra berkata sambil tetap menundukkan wajahnya.

Pardi yang sudah terangsang melihat seorang akhwat bejilbab lebar tersebut mengikuti perintah Ummu Afra. Ia juga sebenarnya membayangkan bisa menyetubuhi seorang wanita berjilbab lebar. Namun sekarang dia merasa beruntung mendapatkan hal yang tak terduga ini. Namun ia juga masih terpengaruh sama omongan Robert tadi bahwa Cuma sepongan yang ia dapat. Tapi tak apalah yang penting bisa dicoliin sama akhwat cantik berjilbab lebar.

Saat ini Ummu Afra dalam keadaan kaki yang merapat menutupi vaginanya yang indah itu. Sementara wajahnya kini tepat didepan celana pengantar makanan itu. Keduanya sebenarnya kikuk juga karena mereka baru pertama kali mengalami kondisi seperti ini. Pengantar makanan itu hanya melihat kebawah dimana Ummu
Afra masih malu untuk memegang celananya. Tapi pancaran wajah cantik Ummu Afra membuat penisnya tmapak menggembung di celana tersebut.

Lama mereka terdiam sebenarnya membuat pengantar makanan itu ingin memegang kepala Ummu Afra untuk memulai. Namun ia berinisiaf untuk membuka celana dalamnya duluan. Keluarlah penis yang lumayan besar itu. Hanya lebih besar dari punya suami Ummu Afra dan masih kalah jauh dengan penis besarnya Robert.

Ummu Afra agak sedikit kaget melihat penis pria yang lebih pendek dari suaminya itu namun memiliki penis yang cukup besar.

"Ayo bu dihisap. Sebelum abang itu datang." Kata pengantar makanan tersebut.

Ummu Afra yang sedikit kaget dengan ucapan sang pria tersebut. Ia pun memandangi wajah sang pria, raut wajahnya nampak menunjukan untuk dikasihani oleh sang pria. Namun nafsu yang sudah ditahan sang pria tersebut belum mampu dihentikan oleh wajah sedih Ummu Afra.

"Ayo bu selesaikan aja atau saya teriak supaya abang itu datang kesini." Kembali sang pengantar makanan itu mengancam Ummu Afra.

Ummu Afra yang takut ancaman Robert sebelumnya lalu mulai perlahan –lahan mendekati mulut manisnya itu ke penis sang pengantar makanan. Tak menunggu waktu lama mulut itu mulai membasahi kepala penis dari pria tersebut. Kuluman Ummu Afra mulai membuat penis itu sedikit demi sedikit masuk kedalam rongga mulutnya.

Penis yang tak seberapa besar dari punya Robert itu membuat mulut Ummu Afra dapat menampungnya dan membuat ia masih bisa bernafas dengan lega tidak seperti mengulum penis frans atau pun Robert.

Ummu Afra masih mengulum dan sudah semua bagian penis pengantar makanan itu masuk kedalam mulutnya. Syahdu sekali Ummu Afra melakukan kuluman itu.
Tapi dibalik kesyahduan itu air matanya kembali mengucur dengan deras.

Sementara itu sang pengantar makanan hanya bisa bergumam. " terus bu. Isap yang dalam kontol ku."

"Waduh gak nyangka ternyata lu sekarang udah nurut omongan gue" tiba-tiba Robert datang dan meletakkan makanannya di meja.

Ummu Afra hanya memejamkan matanya sambil masih mengulum penis pria didapannya. Sampai akhirnya payudaranya mendarat tangan yang tak asing lagi
baginya dan vaginanya juga mulai dimasuki oleh tangan Robert yang kini ada disampingnya.

Tubuhnya kini kembali terangsang dan payudaranya kembali mengeras. Vaginanya mulai kembali mendapatkan rangsangan yang membuat matanya terbuka.

"Oke stop dulu Riz." Kata Robert.

Pengantar makanan yang sudah hampir mencapai klimaks itu agak kecewa dengan keputusan Robert yang tiba-tiba.

"Aduh bang udah mau nyampe ni." Gerutunya.

"Ia sabar dulu.. gue pengen ni cewek nungging di meja." Kata Robert.

Lalu Ummu Afra disuruh untuk menungging di meja ruang tengah tersebut. Ummu Afra yang sudah pasrah kini mengikuti kemauan Robert. Ia naik diatas meja
tersebut dengan posisi menungging. Sementara 2 laki-laki diruangan itu hanya memandangi kemolekan tubuhnya.

Robert lalu menaikkan jilbab panjangnya agar tidak menutupi payudaranya yang sudah kembali membengkak.

"Oke sekarang lu didepan. Dan lu Riz kembali nyepong tuh kontol." Perintah Robert.

Sang pengantar makanan lalu kedepan dan kembali Ummu Afra mengulum penisnya. Sementara Robert mengangkangkan kaki Ummu Afra dan dengan sekali sentakan penis besar itu kembali terbenam di vagina Ummu Afra. Ummu Afra kembali tersentak saat dengan agak kasar Robert memasukkan penisnya dan membuat ia agak tersedak dalam mengulum penis pengantar makanan tersebut.

Perlahan-lahan goyangan Robert dari belakang kembali membuat nafsu Ummu Afra naik kembali. Hentakan-hentakan Robert dari arah belakang dirinya membuat ia juga mulai mengimbangi dengan ikut menggoyangkan pinggangnya.

Plokkkk...plokkkk.... bunyi keras paha Robert menghentak pinggul Ummu Afra.

Sementara itu tangan sang pengantar makanan dengan mulus membelai kepala Ummu Afra.

"Gila mantap benar ni ibu mulutnya." Bathinnya.

Lama mereka malakukan adegan seks yang agak aneh bagi sebagian orang itu. Sampai akhirnya air mani pengantar makanan itu sudah mencapai klimaks. Ummu Afra yang mengulum penis itu mendapatkan sesuatu yang akan meledak dari penis sang pria.

Beruntung baginya sesaat sebelum sang pria mengeluarkan lahar panasnya. Ummu Afra melepaskan penis itu dari mulutnya.

Ccroootttt...ccrooootttt...

"Ahhhhh... nikmatnya." Kata pengantar makanan tersebut.

Tapi dia agak sedikit kecewa karena saat ia hendak memegangi kepala Ummu Afra agar mulutnya menerima lahar panasnya kini malah lepas oleh kelengahannya.
Tampak kini lahar itu mengenai kepal Ummu Afra. Bercak putih itu terlihat di wajah Ummu Afra dan jilbab panjangnya.

Sementara itu Ummu Afra yang sempat melepaskan mulutnya tak bisa membohongi dirinya saat ia mendesah akan genjotan Robert dari belakang dirinya.

"Arggghhhh,...... arggghhhh.... udah Bet saya mau keluar..." desah Ummu Afra.

Ploookkkkk....plloookkkk....

Srreeetttt...sreeettt...

Ummu Afra tak tahan lagi untuk tidak mendapatkan orgasmenya.

Tak lama kemudian kembali lahar panas Robert membanjiri rahimnya kembali.

Ccrooottt...crrroootttt....

Setelah selesai ritual seks diantara mereka .

"Gimana mantap gak sepongan ni perek." Kata Robert.

"Mantap bang cuman sayang saya gak croottt di mulutnya."

"Ah bego sih lu." Kata Robert.

Sementara itu Ummu Afra masih menungging dengan kelelahan.

"Oke sini duduk dulu lu Riz." Kata Robert.

Lalu Ummu Afra menuju sofa dan mulai duduk. Badannya kembali disandarkan di sofa itu. Robert memandanginya dan kembali mengambil tisu untuk membersihkan vagina dan wajah Ummu Afra yang banjir oleh sperma.

Ummu Afra yang kini sudah berhenti menangis dan dikuasai nafsunya hanya menurut saja dan menanti apalagi kegiatan seksual yang akan dijalaninya.

"Duduk sini lu." Kata Robert memerintahkan pengantar makanan itu untuk duduk disamping Ummu Afra.

Pardi lalu duduk disamping Ummu Afra. Perlahan Ummu Afra memandangi Pardi yang mulai mengelus pahanya. Sementara Robert menyampirkan jilbab panjang Ummu Afra di lehernya . sehingga kini payudara besar nya mulai menjadi pemandangan yang menggairahkan bagi Pardi.

"Oke lu bersihin memeknya dulu abis itu terserah lu." Robert memberi perintah.

"Ia bang." Jawab Pardi.

Sekarang kembali Ummu Afra diapit oleh Robert dan Pardi pengantar makanan yang beruntung bisa disepongi oleh Ummu Afra.

Sedang asyik nya merangsang Ummu Afra dengan kuluman bibir keduanya. Mendadak Robert melepaskan Ummu Afra.

"Gue kebelakang dulu mau buang air." Kata Robert tiba-tiba.

Ummu Afra yang ditinggal Robert tapi tidak ditinggal oleh Pardi. Saat ini pengantar makanan itu sedang menyusui payudara kiri Ummu Afra. Ia tampak terkejut karena ternyata Ummu Afra mengeluarkan air susu di payudaranya.

"Widih ibu menyusui ni." Bathinnya.

Ummu Afra lalu mengarahkan pandangannya kepada pria yang sedang merangsang tubuhnya tersebut. Entah kenapa malam yang hujan itu membuat ia malah nafsu dan lupa bahwa ia masih dilecehkan oleh pria yang bukan muhrimnya.

Akhirnya Ummu Afra hanya menanti bagaimana sang pria merangsang tubuhnya. Sang pria mulai memegangi dan meremas dan tak lama itu ia membaringkan
Ummu Afra di sofa itu. Nafsunya yang sudah berada di ujung kepala mulai merangsang Ummu Afra. Sementara Ummu Afra hanya membalas dengan desahan yang membuat laki-laki mana saja merasa ingin menyetubuhi dirinya.

"Ahhh.... geli bang.." desahnya

Kini tubuh mereka sudah berada dalam posisi siap untuk melaksanakan ritual persetubuhan ala anak manusia. Pengantar makanan yang bertbuh pendek itu kini mengangkat paha Ummu Afra di atas bahunya. Kepala Ummu Afra diletakkan di sandaran tepi sofa.

Tanpa meminta izin pada si empunya tubuh yaitu Ummu Afra pria pendek tersebut langsung menusuukan penis nya kedalam vagina Ummu Afra. Walaupun tak seperti penis frans dan Robert yang besar. Namun masuknya semua penis pengantar makanan itu kedalam vaginanya membuat sensasi terseendiri. Terlebih kepala penis sang pengantar makanan mampu membuat dirinya merasakan sentruman ditubuhnya.

"Ahhhh..... arggghhh....

Ummu Afra lalu menarik kepala sang pengantar makanan itu dan mulai melumat nya. Sang pria tak menyia-nyiakan peluang terbaiknya seumur hidup itu dan juga mulai membalas ciuman Ummu Afra. Tangannya juga masih aktif membelai wanita berjilbab panjang ini dan meremasnya denga mesra.

Sementara itu goyangan pinggul keduanya membuat suasana semakin panas dimalam yang dingin itu.

Ploookkk...plokkkkk....

Sampai akhirnya mereka berdua mencapai klimaksnya.

Ummu Afra memberikan ciuman yang hangat kepada sang pengantar makanan itu. Ada perasaan bersalah sebenarnya dalam dirinya.

Perlahan penis sang pria mulai keluar dan kini Ummu Afra nampak pasrah terlentang disofa miliknya itu. Sedangkan sang pengantar makanan mengambil air
minum dan memberikannya keapada Ummu Afra.

"Diminum dulu bu." Katanya.

Ummu Afra terbangun saat dilihatnya anaknya menangis pada pagi hari itu. Lalu ia menuju kamar tidurnya tersebut. Ia yang masih telanjang dengan jilbab yang terciprat air mani dari Robert dan pengantar makanan dimalam yang sial bagi dirinya.

Ia lalu melepas jilbabnya dan menggendong anaknya tersebut untuk disusui. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Di hari minggu itu tampak diluar rumahnya
ada beberapa tetangganya yang terlihat sedang jogging atau mencari keringat.

Beruntung bagi Ummu Afra bahwa sehabis pertarungan seks nya dengan Robert dan pengantar makanan tadi malam. Robert tidak menginap di rumahnya melainkan ia sudah pergi jam 5 subuh dengan dijemput Ranto temannya yang kebetulan mau pergi ke pesta nya si Ayung dengan frans serta budi. Sementara sang pengantar makanan itu pergi sekitar jam 3 pagi dimana Ummu Afra mengingat kembali kejadian tadi malam saat ia dipaksa oleh Robert untuk berdiri di dinding sementara sang pengantar makanan menyetubuhinya dari depan.

Ada perasaan aneh saat melakukan aktivitas seks itu. Dimana Ummu Afra yang bertubuh sedikit lebih tinggi di setubuhi oleh orang yang pendek darinya dengan saling berhadapa-hadapan dalam posisi berdiri.

Ummu Afra yang sudah habis tenaganya dihantam oleh Robert dan pengantar makanan malam itu sehabis menutup pintu rumahnya lalu tertidur di sofa sampai akhirnya ia terbangun karena suara bayinya menangis.

Sehabis menyusui dan melihat bayinya tenang ia kemudian mengambil handuk dan bebarapa pakaiannya yang kotor dan menuju kamar mandi. Ia mandi dengan air mata yang mengalir di pipinya saat ia mebersihkan badannya tersebut.

Ada rasa penyesalan karena ia sekarang bukanlah wanita yang suci lagi dan merasa tak
pantas untuk dicintai oleh suaminya kelak. Tapi ia juga tak bisa memungkiri bahwa pengalaman seks tadi malam membuat ia begitu menikmati. Namun itu semua ia itu akan ia coba untuk lupakan.

Setelah beres semua pembersihan diri dan rumahnya Ummu Afra kembali kedalam kamar melihat tubuh bayinya dan foto suaminya. Ada perasaan berdosa untuk keduanya dari bathinnya. Namun saat ia merenungi apa yang telah terjadi sebuah ketukan pintu kembali berbunyi dirumahnya.

Tok..... tookkk

Ummu Afra kemudian berjalan keluar rumah dengan pakaian gamis yang menutupi semua tubuhnya dan sebuah jilbab dikepalanya. Setelah dibuka pintu rumahnya tampaklah seorang akhwat berusia 27 tahun yang merupakan tetangga di sekitar kompleks rumahnya.

"Ukhti Laela. Silahkan masuk." Ummu Afra mengajak masuk Ukhti Laela.

"Ia ukhti." Jawab Ukhti Laela diikuti langkah kakinya kedalam rumah Ummu Afra.

Ukhti Laela wanita berusia 27 tahun seorang akhwat yang berbadan cukup seksi dan berkulit sawo matang tapi ditutupi oleh jubah sepanjang ia keluar rumah.
Walaupun tak memiliki tubuh seperti Ummu Afra yang montok namun melihat wajah manisnya laki-laki mana yang tak mau bersanding dengannya. Ia seorang
wanita yang juga aktif didalam partai. Sudah menikah selama 7 tahun dan memiliki 1 orang anak yang berusia 6 tahun.

"Duduk dulu ukhti. Saya ambilkan minum dulu." Tawar Ummu Afra.

'Ia ukhti. Terima kasih." Ia pun duduk di sofa tempat pertempuran Robert dan Ummu Afra tadi malam.

Saat ia duduk itu terlihat bekas sperma kering sedikit tercecer di sandaran sofa tersebut. Bukti sperma itu makin membuat dugaan dirinya bahwa Ummu Afra tadi malam melakukan perselingkuhan.

Dugaannya didasari saat tadi pagi setelah ia pulang sekitar 5 subuh ia melihat seorang pria cukup kekar keluar dari rumah Ummu Afra. Ia kaget melihat ada seorang pria keluar dari rumah tesebut. Yang ia tahu bahwa suami Ummu Afra sedang keluar kota. Pikirannya lalu menyimpulkan bahwa Ummu Afra selingkuh.

Namun ia tak segera menghampiri rumah Ummu Afra. Ia ingin Ummu Afra menceritakan tentang hubungan sang pria dengan dirinya secara tertutup tanpa ada orang yang tahu.

Tak berapa lama Ummu Afra sudah datang dan membawa 2 cangkir dan 1 teko yang berisi teh. Ummu Afra lalu menuangkan teh tersebut ke gelas dan menawarkannya kepada Ukhti Laela.

"Silahkan diminum ukhti."

Ukhti Laela pun mulai meminum air itu dan dengan segera ia meletakkan air itu dimeja.

"ukhti tumben mampir kerumah ana?" tanya Ummu Afra.

Maaf sebelumnya ukhti. Ana Cuma mau memastikan apa yang sebenarnya ukhti lakukan dengan seorang pria tadi malam.

"Maksud ukhti apa ana tak mengerti." Ummu Afra sedikit panik.

"Begini ukhti tadi subuh ana kebetulan lewat didepan rumah ukhti. Lalu ana melihat seorang pria keluar dari sini. Ukhti tak perlu khawtir ana akan dengar cerita
ukhti. Ana belum melapor kepada siapun tentang perlakuan ukhti di kompleks ini." Kata Ukhti Laela.

Mendengar perkataan Ukhti Laela membuat Ummu Afra menundukkan kepalanya. Dengan sigap Ukhti Laela mendekati dirinya.

"Cerita dulu ukhti. Apa benar ukhti selingkuh?" tanya Ukhti Laela sambil menggenggam tangan Ummu Afra.

Ummu Afra lalu membuka mulutnya sambil menangis. Ia bercerita bagaimana ia kemarin diperkosa oleh 2 orang mahasiswa yang sedang dibimbing dirinya. Panjang lebar ia jelaskan kronologinya kepada Ukhti Laela. Ukhti Laela yang mendengar semua cerita Ummu Afra sedikit geram dengan perlakuan 2 manusia itu. Tangan nya se sedikit menggenggam.

"Biadab. Kurang ajar" umpat Ukhti Laela dengan keras.
 
chapter dibuang sayang.

Dikamar hotel diwaktu yang hampir bersamaan sepasang anak manusia tengah memacu birahi. Seorang dosen dan seorang mahasiswa nya. Sudah sejak 2 minggu atas kejadian yang tak sengaja sang mahasiswa bernama aldi ini bisa menikmati kemolekan tubuh sang dosen cantik dan montok dikampusnya tersebut.

Berawal dari seminggu tentang latihan untuk mahasiswa berprestasi dan dosen berprestasi. Mereka berdua berada dalam pelatihan itu bersama dengan mahasiswa dan dosen lainnya dari penjuru indonesia.

Kejadian di hari terakhir yang membuat hubungan mereka berdua kini menjadi seperti sepasang suami-istri walau keduanya tidak ada ikatan sama sekali.

"bu telentang dulu."

Sang wanita lalu menelentangkan dirinya di atas ranjang yang cukup empuk itu. Wanita seksi tersebut masih berumur 34 tahun. Seorang wanita yang sudah
mempunyai anak 1 namun diam-diam meminum obat kb karena nafsunya akan seks. Walaupun ia bukanlah wanita murahan yang gampang untuk disetubuhi. Namun nafsunya yang tinggi membuat dia harus safety.

Bagaimanapun rasa cintanya kepada sang suami lebih tinggi dan ia tak mau menjadi seorang janda.

Sang wanita dengan rambut panjang sebahu itu kini menanti jamahan dari sang pria muda.

"Ayok Di tunggu apalagi." pinta sang dosen.

"Sabar bu."

Lalu dengan sekejap bibir pria tersebut menyambangi bibir san dosen cantik tersebut. Jilatan lidah nya mampu dibalas dengan ganas oleh sang dosen. Tangan nya mulai aktif meremas pelan buah dada dosen nya. Ia yang berada diatas tubuh dosennya membuatnya leluasa dalam meremas dan mengendalikan tangannya untuk terus menjamah tubuh wanita seksi itu.

Mulut beradu mulut lalu tiba-tiba sang pria mulai menurunkan mulutnya ke payudara super montok dan aagak menegeraas itu. Dihisapnya seperti saat ia sedang menyusui ibunya saat kecil. Sang wanita hanya bisa mendesah sambil tangannya meremas pelan rambut sang pria.

"Terus sayang. Hisap yang kuat. ahhh."

Hisapan nya kini beralih dan berpindah-pindah kadang di kanan kadang dikiri yang membuat sang empunya payudara tambah naik libidonya.

Kini tangannya mengarah kekepala sang pria dan kembali ciuman keduanya mengahsilkan suasana yang sangat hangat kamar tersebut.

Lama dengan pemanasan lalu bu endang mulai meminta sang pria untuk kembali menususkkan penis nya kedalam vaginanya.

"Masukin Di sekarang" pintanya dengan mesra.

Sang pria tanpa berkata lalu mulai mengarahkan kepala penisnya tepat di depan vagina sang dosen. Ia bukannya langsung memasukkan penisnya namun hanya menggessakkan kepala penisnya di vagina ibu cantik itu.

Ia kemudian mendaratkan bibirnya kembali untuk mencium bibir wanita nya tersebut. Namun sang wanita yang sudah sangat terangsang itu butuh tusukan yang mengarah di vaginanya. Tak pelak ia mengambil alih komando dimana kini kakinya mulai mengapit pinggang sang pria. Mendapat kode seperti itu sang pria lalu mulai memasukkan penisnya kedalam vagina dosen semok itu.

"Ahhhh... genjot sayang.."

Kaki sang dosen kini mengapit dengan sepenuhnya saat penis sang pria masuk dengan semuanya. Dinding vaginanya merasakan nikmat yang ia cari selama seminggu ini.
"Ahhhhh... ahhh..."

Plokkkk... plokkkk...

Lama mereka menyusuri birahi dikamar hotel itu.
 
chapter:10
2 hari setelah kejadian dirumah ummu afra. Masih teringat jelas dalam setiap ia tidur didalam kamar maupun duduk diruang tengah rumahnya. Ingatannya yang kembali mengingatkan bagaimana sakit dan sedih saat dirinya mengalami perkosaan dari 3 orang pria yang bukan muhrimnya itu.

Saat ia harus membalas telpon dan sms dari suaminya air matanya juga kembali menetes. Bathinnya ingin sekali bertriak dan menumpahkan apa yang telah ia alami. Namun semua itu ia coba pendam. Ia juga masih ingin mencoba membalas perbuatan frans dan robert. Ia yang sebelumnya telah meluapkan kekesalannya dan curhatnya kepada ukhti laela mendapatkan masukan dan rencana yang akan disusun ukhti laela.

Ummu afra sebenarnya gaka berat menerima usulan dari ukhti laela. Namun ia melihat hanya itulah peluang yang akan bisa ia terima. Namun dari rencana itu ia juga harus siap untuk jujur kepada suaminya saat rencana itu berjalan.

Hari itu adalah hari selasa dimana ia kembali mengajar ke kampus. Jadwal mengajarnya kembali memasuki kehidupan dirinya. Ia memang hanya mengajar pada hari selasa sampai dengan kamis. Sebelum mengajar ia sempatkan dulu memberi ASI nya kepada anaknya dan memasukkan ASI nya kedalam botol. Kini di rumah
nya telah pulang sang mertua yang tiba pada hari senin.

Ummu afra berpamitan kepada sang mertua.

"Rizka pergi dulu ya Mi" sambil mencium tangan sang mertua didepan pintu.

"ia hati-hati ya sayang." Jawab sang mertua ummu afra yang bernama ummi Latifah. wanita berusia 47 tahun namun berbadan seperti wanita berusia 35 tahun.

Akhirnya ummu afra berjalan kearah depan kompleks perumahannya dengan berjalan kaki. Hari itu ia berpakaian gamis merah jambu dengan jilbab panjang menghiasi tubuhnya. Sehingga kini tubuhnya tertutup dengan rapat. Ia mulai memberhentikan angkot dan kembali naik bus untuk sampai di kampusnya.

Dalam perjalanan didalam bis ummu afra terpaksa berdiri. Karena ia memberi tempat duduk untuk wanita hamil . sebenarnya hatinya juga merasa risih dimana banyak penumpang pria yang acuh tak acuh kepada penumpang wanita seperti ibu hamil yang ia beri tempat duduk.

Lama perjalanan dalam menggunakan bus sekitar 30 menit kalau jalanan tidak macet. Ummu afra melihat jam ditangannya masih sekitar 20 menit lagi ia sampai di kampus. Tak seperti hari biasanya. Kini bis yang biasa ia naiki penuh. Jadi kini ummu afra sedikit terhimpit oleh penumpang lain yang berdiri.

Dalam kehimpitan didalam bus itulaha ummu afra merasakan seperti sesuatu benda tumpul menempel dibagian pantatnya. Ummu afra memang pernah mendengar kisah ummu nida yang dilecehkan oleh penumpang di bis. Dimana saat itu ummu nida digerayangi bagian pantatnya dari belakang. Tapi ummu afra berusaha berpikir positif mungkin laki-laki dibelakangnya sedang terdorong oleh penumpang lain. Memang bukan tangan yang bergerilya dipantat nya namun sebuah benda keras yang tak asing lagi bagi dirinya.

Ya benda itu tak lain adalah penis. Ummu afra yang 2 hari sebelumnya mengalami pelecehan seksual kini mendapati dirinya sensitif akan setiap gesekan. Walaupun ia sudah memakai pakaian yang super rapat dan tebal. Namun gesekan yang dialaminya kini membuat pikirannya kemana-mana. Ia merasa saat ini penis robert atau frans sedang merangsang dirinya dari belakang.

Namun ia mulai sadar bahwa ia kini berada dalam sebuah bis kota. Dalam perjalanan yang macet itu gesekan dari belakang tubuhnya mulai hilang. Ia hendak menoleh kebelakang untuk melihat pria yang mencoba menggesekkan penisnya di pantatnya itu. Namun entah kenapa ia tak berani menoleh kebelakang.
Sekitar 5 menit tanpa ada reaksi lagi dari sang pria. Ummu afra hendak menoleh kebelakang. Tapi saat akan menoleh kebelakang bus tiba-tiba mengerem mendadak.

Dan tubuh ummu afra maju kedepan. Tapi belum sempat tubuhnya terhempas sebuah tangan memegangi pinggul ummu afra dan kini tangan tersebut malah memegangi pinggul ummu afra untuk mendekapnya dengan kuat.

"Eh..." ummu afra menoleh kebelakang. Ia ingin melihat pria yang memegang pinggulnya dan mendekap tubuhnya itu.

"Maaf mbak." Kata sang pria muda yang berpakaian sekolahan sambil melepas tanganya di pinggul ummu afra.

Ummu afra yang tadinya hendak menegur sang pria mengurungkan niatnya.

"Saya takut mbak jatuh." Kata anak sekolahan itu.

"Eh ia dek." Ummu afra menjawab dan ia melihat dibelakang anak sekolah itu banyak penumpang yang memang antri. Ia juga memaklumi kalau kondisi jalan lah yang membuat anak sekolah itu mendkati bagian belakang dirinya.

Sebagai asdos yang mengajarkan biologi. Ia paham bahwa laki-laki muda seusia anak itu mempunyai hormon yang sedang tinggi-tingginya. Ia tak jadi marah.

"Terima kasih ya dek." Kata ummu afra. Lalu menoleh kedepan lagi.

Sekarang sudah 5 menit dan akhirnya bis berhenti. Ummu afra menoleh kebelakang dan melihat anak sekolah itu akan turun.

"Gimana bro enakkan gesekin kontol pagi-pagi." Kata anton teman dari anak sekolah yang memeluk ummu afra.

"Enak sih bro. Tapi hampir ditampar gue kalau mbak itu tahu gue lecehin." Jawab herman.

"Alah biasa itu bro. Tapi mbak tadi walau udah pake jilbab tetap cantik ya.

"Ia gue aja pas liat mukanya udah ngaceng bro. Tapi dia pake baju rapat kali."

"Mudah-mudahan besok kita bisa jumpa dia lagi. Tapi gue lagi ya yang negelecehin dia."

"Ya lu berdoa aja moga mbak itu berdiri lagi dan ada ibu hamil yang butuh tempat duduk."

"Asem lu." Toyor si anton.

Akhirnya ummu afra sampai di kampusnya. Kini ia turun dari bus dan berjalan menuju koridor kantor fakultas tempat ia belajar. Hari ini ia akan mengajar samapi pukul 12 siang. Karena pukul 1 sampai sore fakultas ada acara anak bem.

Sehingga aktivitas belajar-mengajar ditiadakan. Saat ia berjalan di koridor fakultas sapaan dan senyuman dari mahasiswa laki-laki dan perempuan menyapa akhwat cantik itu.

Tapi sebelum ia samapai didepan ruang dosen. Sesosok tubuh menghampiri dirinya dan menepuk punggungnya.

"Pagi Rizka Angreini." Sapa si empunya suara.

Ummu afra kaget dan membalikkan badannya.
 
chapter:11
“Pagi Rizka Angreini.” Sapa si empunya suara.

Ummu Afra kaget dan membalikkan badannya.

“Eh bu endang.” Jawab Ummu Afra.

“Aduh tambah cantik aja ni kamu Riz.” Puji bu endang.

“Ia terima kasih bu.” Ummu Afra sedikit tersipu.

“Riz, kan kita ada acara fakultas ni. Kamu bisa ikut sampai sore disini.” Bu endang membuka pembicaraan.

“Maaf sebelumnya bu. Bukan saya tak mau ikut acara fakultas. Tapi saya pengen menjaga anak saya bu.” Ummu Afra sedikit menolak dan memohon izin.

“gak apa kok Riz. Oh ia. Kamu gantiin saya dulu ya nanti jam 10.” Bu endang meminta kembali Ummu Afra untuk menggantikan dirinya.

“Emang ibu mau kemana?” tanya Ummu Afra.

“Oh saya lagi ada tugas untuk persiapan acara fakultas.” Bilang bu endang.

“Ia nanti saya gantiin bu.” Jawab Ummu Afra tersenyum.

“Terima kasih ya Riz. Saya pergi dulu.” Sambil membelakangi Ummu Afra sang dosen semok itu meluyur pergi.

“Ia bu.” Jawab Ummu Afra seraya tersenyum.

Sementara Ummu Afra pergi keruangan dosen. Diletakkannya tas dan peralatan mengajarnya dimeja itu. Entah kenapa ia pagi-pagi itu ingin buang air kecil.
Pergilah ia ke kamar mandi dosen yang terletak tak seberapa jauh dari ruang dosen.

Suasana kampus pagi itu relatif sepi. Maklum banyak mahasiswa fakultas tempat Ummu Afra mengajar diliburkan oleh dosen-dosen agar nanti acara fakultas bisa maksimal. Namun hanya beberapa dosen dan asisten dosen seperti Ummu Afra yang membuka jam kuliah karena pelajaran yang diajarkan banyak yang
ketinggalan.

Singkat cerita Ummu Afra masuk kedalam toilet dan membuang hajatnya disana. Sekitar 5 menit setelah ia selesai berberes dengan melihat baju gamis panjangnya yang ia rapikan. Saat membuka pintu toilet Ummu Afra terkejut. Seorang laki-laki yang tinggi besar.

“Halo mbak Rizka.” Senyum Frans lebar.

“Frans apa yang kamu lakukan disini.” Ummu Afra sedikit kaget.

“Biasa mbak mau olahraga pagi.” Frans malah menjawab seenaknya.

“Jangan Frans. Ini di toilet loh.”

“Jadi mbak mau dimana?” Godanya sambil memegang bahu Ummu Afra.

“Eh.. bukan ... gitu maksudnya.” Ummu Afra gugup.

“Tenang aja sayang. Ini kan toilet dosen. Lagian Cuma lu aja kan yang ngajar dosen cewek hari ini.” Frans mencoba membuat Ummu Afra tenang.

“Ia tapi nanti kalau ada clening sevice kesini.” Walaupun Ummu Afra tak melawan tapi hati kecilnya merasa takut jika ia ketahuan berbuat mesum di dalam area kampus.

“Udah makanya sekarang kita pindah di ujung sana. Kalau lu lama disini. Gue ajak juga tuh OB ngentotin diri lu.” Ancam Frans.

“Eh jangan Frans.” Lalu Ummu Afra melangkahkan kaki nya keluar dan menuju toilet ujung di kamar mandi itu.

Frans yang melihat Ummu Afra sudah mulai menurut lalu kedepan pintu kamar mandi dan menutup pintunya. Di luar ia memasang tanda bahwa kamar mandi sedang di rusak.

Bagaimanapun juga ia tak kepengen kepergok sama dosen. Mengingat masih ada dosen cewek yang ada di pagi itu yang mengajar. OB sudah dia kendaliin dengan uang 50ribuan tapi kalau dosen ia masih belum ada kartu truff.

Ummu Afra melihat ke dalam kamar mandi. Hanya ada toilet duduk disana dan bak mandi. Frans lalu menyuruh Ummu Afra untuk duduk di toilet. Ummu Afra lalu membalikkan badannya dan menduduki toilet.

Baju gamis dan rok panjangnya di pagi itu membuat Frans kembali meneguk air liurnya. Memang tak terbayangkan sebelumnya ia bisa membuat Ummu Afra akhwat cantik di kampus itu bisa ia kendaliin. Badan montok dengan payudara Ummu Afra yang lumayan besar itu kembali tampak olehnya di pagi itu.

Kini Frans dengan perlahan membuka celana panjangnya dan cd nya. Ummu Afra bagaimanapun masih menundukkan kepalanya untuk menghindari tatapan langsung penis Frans yang masih separuh tegang.

“Kulum riz kayak kemren.

Perlahan-lahan Ummu Afra mendekati penis Frans. Tangannya mulai memegang penis Frans walaupun masih terlihat malu-malu. Tapi Ummu Afra malah menjalankan perintah Frans. Lembut tangan mulusnya berasa indah di penis Frans yang dengan seketika mengeras dengan cepat.

“Ya masukin Riz. Jilat.” Sambil tangannya mulai membelai kepala Ummu Afra.

“Arggghhh... terus sayang....” lenguh Frans.

Ummu Afra yang sudah agak terbiasa kini mulai memainkan penis Frans dengan syahdu. Jilatan lidah dan bibirnya kini mulai membuat penis Frans tampak menikmati ke syahduan ummahat cantik ini.

“Terus Riz... enak banget mulut lu.. makin pintar aja lu.” Frans masih membuka suaranya dengan memegang kepala Ummu Afra untuk memaju mundurkan kepalanya.

Ummu Afra yang dipegang kepalanya membuat gerakan mulutnya menjadi lebih cepat. Bau penis dan aroma selangkangan Frans membuat nafsu Ummu Afra juga bangkit di pagi hari itu.

5 menit Ummu Afra yang masih berpakaian lengkap itu mengulum dan menjilati dengan syahdu penis besar Frans.

“Udah dulu Riz.” Frans berkata

Ummu Afra lalu mengeluarkan penis Frans dari mulutnya. Kini Frans menyuruh ia untuk menaikkan rok panjangnya. Di posisi duduknya yang berada di toilet duduk itu membuat pantat Ummu Afra hanya sedikit yang bisa duduk secara sempurna.

“Ayo naikkan Riz rok mu.” Perintah Frans.

Ummu Afra menaikkan rok panjangnya perlahan-lahan tapi pandangan wajahnya masih tertunduk malu. Perlahan tangan Frans mulai menaikkan rok Ummu Afra dan ia sekarang berada dalam posisi berlutut didepan selangkangan Ummu Afra.

Tangannya mulai membelai kaki Ummu Afra dan menuju pantatnya. Dengan tak sabar ia mulai melorotkan cd Ummu Afra.

Sreeekkk....

Copotlah cd Ummu Afra. Cd itu di campakkan Frans ke arah lantai toilet yang cukup basah itu. Kini tubuhnya yang terduduk dengan vagina indahnya mencoba
menggoda Frans. Vagina indah Ummu Afra perlahan-lahan mulai disingahi oleh mulut Frans. Jilatan-jilatan lidah Frans dan sedikit gigitan kecil di vagina Ummu Afra membuat nafsunya bertambah naik.

Kini tangan Ummu Afra mulai memegang kepala Frans. Ummu Afra yang mengangkang dinaikkan oleh Frans kedua pahanya agar lebih memudahkannya untuk menjilati vagina sang akhwat.

Jilatan Frans yang mahir itu membuat Ummu Afra mulai mendekati orgasmenya.

Sreeetttt....

Tak lama kemudian Ummu Afra orgasme sembari mendesah.

“Arhhhhhhggg... ahhhh....”

“Oke sekarang berdiri dulu Riz.” Sambil memegangi Ummu Afra untuk berdiri.

Ummu Afra lalu berdiri dan dengan cepat Frans mulai menciumi Ummu Afra. Lidah mereka bertautan dan terasa aneh bagi Ummu Afra dimana air cintanya yang di minum oleh Frans masih tersisa didalam mulutnya.

“Argghhh...”

Frans mulai menggerayangi payudara dan bagian tubuh Ummu Afra yang masih tertutup tersebut. Badan mereka mulai menyatu dengan rapat. Penis Frans berada di perut Ummu Afra yang masih tertutup gamis yang cukup tebal itu.

Lama ciuman berlanjut. Lalu Frans mulai melepaskan ciumannya dan membalikkan tubuh Ummu Afra.

“Udh kita mulai aja ya riz.”

“Ia Frans selesaikan. Saya takut ada orang kesini.” Ummu Afra bersuara. Saat itu dalam pikirannya ingin segera selesai dengan Frans dan juga nafsunya yang
mengalami orgasme tadi membuat ia ingin sekali ditusuk oleh penis besar Frans.

Kini ia mulai merasakan hal aneh. Seolah dirinya menginginkan kepuasan hubungan intim. Walaupun akal dan hatinya berusaha untuk melawannya.

“Ayo buka dong penghalangnya.” Frans mencoba menaikkan gairah Ummu Afra dengan menggesekkan penis besarnya di balik rok panjang Ummu Afra.

Perlahan tangan Frans mulai membuka resliting belakang gamis Ummu Afra yang hanya sampai sebatas lututnya. Dan gamis itu terbuka dengan indahnya
dihadapan Frans. Kini hanya bh Ummu Afra saja yang masih nampak menghalangi Frans untuk membelai payudara Ummu Afra yang montok itu.

Perlahan Frans membuka bh Ummu Afra dan langsung mencampakkan nya di lantai toilet. Sambil dirinya masih merangsang Ummu Afra dari belakang dengan kecupan di leher Ummu Afra. Jilbab lebar Ummu Afra kini dinaikkan sedikit untuk mempermudah dirinya menjilati leher putih tersebut.

Ummu Afra yang mendapatkan rangsangan dari belakang dirinya hanya bisa merintih dan mendesah tertahan. Bagaimanapun dirinya masih berada didalam toilet kampus dan ini adalah pengalaman pertamanya bersetubuh di luar rumah dan ditempat umum. Ada perasaan takut namun ia juga merasa ingin tahu kelanjutan
perbuatan Frans terhadap dirinya.

Perlahan Frans menaikkan rok panjang Ummu Afra yang sedikit melorot di pahanya. Dengan sedikit sigap ia mulai memasukkan penis besarnya tersebut.
Vagina Ummu Afra yang sudah agak terbiasa dengan penis besar. Mulai menerima penis besar Frans dengan siap. Terlebih air orgasmenya sedikit memberi pelumas bagi penis besar Frans.

Blessss.....

Masuklah penis besar Frans didalam vagina Ummu Afra.

Arggghhhh......” Ummu Afra mendesah perlahan.

Kini Frans mendiamkan sebentar penis besarnya didalam vagina Ummu Afra. Ummu Afra agak menunduk sementara tangan Frans memegang pinggul Ummu Afra
agar seimbang.

“Gue mau goyang ni. Lu ikutin ya.” Perintah Frans kepada Ummu Afra.

Ummu Afra hanya mengangguk pasrah. Kini pinggulnya mulai merasakan sentakan dari pria berpenis besar tersebut.

Plokkk...plokkkk....

Bunyi tusukan Frans dari belakang Ummu Afra. Terlihat keduanya sudah mulai menikmati kegairahan seksual diruang toilet yang sempit tersebut.
Tangan Frans tak hanya diam dan kini mulai bergerilya meremas dengan agak sedikit keras di payudara Ummu Afra.

“Argghhhh....” sambil tangan Ummu Afra memegang punggung tangan Frans.

Di dalam nafsunya yang menggebu itu ingin sekali ia mencoba Frans untuk berbuat sedikit kasar di payudaranya. Namun ia masih malu untuk mengungkapkannya dengan mulut. Hanya tangannya berusaha agar Frans mengerti bahwa ia butuh rangsangan lebih.

Frans lalu mendekati wajah Ummu Afra dan dengan sekali kecup. Kembali bibir mereka bersatu. Ummu Afra yang dalam 2 hari kemarin masih terlihat malu-malu membalas lidah lawan mainnya. Kini mulai lebih luwes dalam membalas lidah Frans.

Frans yang tak begitu peduli dengan perubahan Ummu Afra masih saja terus menusukkan penis besarnya dengan kecepatan penuh. Membuat tubuh sang akhwat beranak satu itu terguncang kenikmatan.

Bulir-bulir keringat mulai keluar dari diri keduanya. Nampak permainan panas kedua anak mulai mencapai klimaks nya.
Frans melepas pagutan bibirnya dari Ummu Afra dan kini tangannya mulai memegangi pinggul Ummu Afra. Kini ia fokus dengan klimaks yang akan digapainya
dengan akhwat beranak satu ini.

Sementara itu Ummu Afra memegangi bak mandi didepannya. Pinggulnya mencoba lebih mengimbangi genjotan Frans.

Plokkk....plokkkkk...

“Arhhhhgggg... arhhhh... Frans.” Desah Ummu Afra.

Tak lama kemudian meledak lah penis Frans dengan sperma panasnya . sperma itu masuk kedalam vagina Ummu Afra yang juga sama-sama melepaskan air cintanya.

“Arggghhhh...” Ummu Afra mendapatkan orgasmenya yang kedua di pagi hari itu,

Frans yang menembakkan spermanya itu masih berusaha mendorong agar penisnya masuk lebih dalam lagi. Ummu Afra dapat merasakan bahwa kini penis Frans yang beair itu tepat menyemprotkan spermanya di dinding rahim tubuhnnya.

Frans mendiamkan penisnya dan tak lama kemudian penis itu mulai keluar dari vagina Ummu Afra. Ummu Afra yang sudah mencapai orgasme itu dengan sedikit refleks mulai berdiri.

Saat ia berdiri itulah kembali Ummu Afra dicium oleh Frans. Ciuman itu kembali dibalas Ummu Afra.

Tak lama Frans mulai melepaskan ciuman itu. Dan dilihatnya Ummu Afra dengan pandangan yang masih nafsu. Terlihat olehnya seorang akhwat yang dengan tubuh terbuka. Keuda payudaranya masih bergelayut indah. Dan rok panjang yang sudah melorot di bawahnya.

“Frans udah kan?” tanya Ummu Afra.

“Udah tapi, cd sama bh lu gue ambil.” Bilang Frans.

“Tapi Frans. Saya ngajar tanpa bh dan cd gitu.” Ummu Afra masih tak percaya dengan ucapan Frans.

“Ya emang lu mau ngajar pake bh sama cd basah.” Tanya Frans.

Ummu Afra masih berfikir bahwa benar apa yang dikatakan oleh Frans tapi ia juga masih waras bahwa bagaimana mungkin ia mengajar dengan cd dan bh. Bila ada mahasiswa nya yang memeperhatikan penampilan dirinya.

“Udah pake lagi baju lu.” Kata Frans sambil memakai kembali pakaiannya.

Ummu Afra masih terdiam dan kembali air matanya menetes. Kini ia terduduk di toilet kampus itu. Tanpa ia sadari Frans sudah membuka pintu toilet itu sambil
membawa bh dan cd Ummu Afra yang ia letakkan didalam tasnya.

“Gue duluan ya Riz, thanks ya sarapannya.” Frans tersenyum dan keluar toilet tanpa perasaan bersalah.

Kini Ummu Afra masih teduduk didalam toilet itu. Ia mencoba menghapus air matanya. Tapi sebelum ia hendak meresliting gamis bajunya. Ia dikagetkan dengan
seorang cleaning service kampus.

“Eh maaf saya kira gak ada orang.” Kata CS tersebut.

Ummu Afra yang kaget lalu mencoba berdiri dan dengan sigap ia menutup pintu toilet tersebut.

Saat ia menutup pintu itu tubuh bagian atas dirinya yang telanjang itu tak dapat ia sembunyikan dan menjadi santapan lezat dimata CS kampus tersebut. Payudara asdos itu tampak merah bekas remasan dari tangan Frans.

“Ah ... apa yang harus aku lakukan.” Bathinnya.

Tapi ia kemudian dengan sigap mulai memasang kembali gamis dan rok panjang serta membetulkan jilbabnya. Air mata nya coba ia hapus dan ia hanya punya kesempatan sekali untuk langsung lari dari dalam toilet ini menuju ruang dosen.

Ummu Afra lalu membuka pintu toilet itu dan langsung keluar. Tak didapatinya CS yang tadi memergoki dirinya.

Namun saat ia keluar dari kamar mandi itu. Terdengar suara yang agak melecehkan.

“Gak ada yang kececer bu dosen?” celetuk suara tersebut.

Ummu Afra menoleh kesamping dan melihat sang CS yang telah mengeluarkan suara melecehkan itu.

“Apa maksud kamu?” tanya Ummu Afra.

“Itu cairan putih bang Frans bu. Hehehe.”

“Kurang ajar. “ Ummu Afra lalu meninggalkan CS itu tanpa peduli.

Sementara CS tersebut hanya tersenyum melihat muka Ummu Afra yang sedikit kesal namun sangat menggairahkan itu. Ia kembali kedalam kamar mandi dan didepan toilet tempat pertempuran Ummu Afra dan Frans itu ia membayangkan desahan seorang akhwat di gagahi oleh seorang pria berbadan kekar tersebut.

Singkat cerita Ummu Afra mengajar dengan gamis dan rok panjang tanpa bh dan cd. Beruntung baginya gamisnya agak tebal sehingga dirinya masih mearas tidak menampakkan lekuk tubuhnya. Namun ada seorang mahasiswa yang memeperhatikan dirinya. Ia merasa ada yang aneh dengan penampilan Ummu Afra hari ini.

Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang dimana Ummu Afra sudah hendak pulang. Ia kemudian bergegas untuk pulang mengingat juga ia kini sedang tidak
memakai bh dan cd. Namun ketika ia hendak menuju gerbang kampus sebuah mobil berhenti disampingnya.

Mobil itu dikendarai oleh Frans dan Ranto. Mereka memang sengaja menunggu Ummu Afra. Mereka ingin menyetubuhi Ummu Afra dirumah ayung. Mengingat tak
ada kegiatan di siang hari ini untuk mereka berdua.

“Rizka masuk lu. Lu sekarang ikut kita.” Perintah Frans menyuruh Ummu Afra untuk masuk di mobil mereka.

“Tapi Frans saya mau pulang. Anak saya lagi butuh sama saya.” Ummu Afra berusaha menolak ajakan Frans.

“Oh lu mau kita main dirumah lo sekarang.” Frans mulai mengancam

“Bukan gitu.”

“Ya udah ayok kita ke rumah lu. Itung-itung mana tau mertua lu juga bisa kita hajar.” Frans malah menyeringai melihat kebingungan Ummu Afra.

“Eh jangan kurang ajar ya.” Ummu Afra marah dengan ancaman Frans yang menyebut ibu mertuanya.

“Terus mau lu apa. Mau ngelaporin gue.” Frans balik menggertak Ummu Afra.

“Bukan gitu Frans tapi besok saya akan ngelayani kalian. Tapi hari ini tolong.” Entah kenapa ia begitu vulgar mengungkapkan bahwa dirinya bersedia melayani
Frans dkk.

“Jadi besok lu mau gak ngajar dan rela ngelayani kita.” Tanya Frans.

“Ia.”

“Lu serius. Kalau besok lu ngelayani kita. Kita mau dilayani dirumah lu.” Bilang Frans tenang.

“Eh jangan dong. Saya akan ngelayanin tapi jangan dirumah.” Ummu afra keberatan.

“Jadi sekarang lu pilih ngelayanin gue sekarang atau besok. Kalau sekarang lu masuk tapi kalau mau ngelayanin gue besok lu gak jalan aja dan gue gak akan
ngehalangin diri lu.” Tawar Frans dengan senyum.
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd