Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Rekan kerja, atau rekan nikmat?

Apakah harus di lanjut atau tidak ? Tapi gw nya sibuk takut gak bisa update rutin.

  • kanjutkan

    Votes: 221 69,3%
  • jangan ah php mulu

    Votes: 19 6,0%
  • terserah gw aja ?

    Votes: 9 2,8%
  • atau mau tahu pas gw dapetin perawan nya dia ?

    Votes: 70 21,9%

  • Total voters
    319
Oke, untuk pertama saya ingin mengucapkan minta maaf setelah karya saya yg sebelum ini terhenti di tengah jalan. Ada beberapa kejadian yg luar biasa yg mengubah kehidupan saya.

Dan, disini saya ingin mencoba membuat sedikit cerita pendek. Tidak bersambung, namun tidak menutup kemungkinan akan berlanjut.

Atas perhatiannya saya mengucapkan terimakasih.

Tidak ada judul yang pasti. Hanya rekaan semata, namun berkaitan erat dengan penmgalaman yg pernah saya alami.


Hari ini hari senin.
Seperti biasa, dengan terpaksa bangun pagi dan berangkat bekerja.
Perjalanan dari rumah sekitar 15 menit, rumah saya ada di daerah batujajar bandung dan tempat kerja saya di daerah kota baru parahyangan padalarang.
Oh ya, perkenalkan nama gw Albi 22 tahun, seorang pekerja dan sekaligus mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di PTS di kota bandung.
Dan, untuk membiayai kuliah gw. Gw bekerja di sebuah lembaga keuangan, bukan bank tapi koperasi. Koperasi simpan pinjam tepatnya.
Gw menempati posisi sebagai administrasi kredit disini.

Di kantor di kota baru parahyangan ini adalah kantor cabang koperasi, pusatnya ada di kota madya bandung. Dan ini cerita gw.

3 bulan berjalan dengan lancar setelah saya di terima di koperasi ini.

Di kantor cabang ini ada beberapa orang yg saling bekerja sama untuk bekerja. Gw coba sebut satu per satu.
Pertama ada kepala cabang, seorang wanita berumur 40 tahun namanya Ibu Novi. Lalu, ada administrasi tabungan seorang wanita berumur 21 tahun bernama Reni. Lalu, saya administrasi kredit. Lalu, ada 3 orang pria yg bekerja di lapangan ada Pak Hendi, Pak Dani, dan Irwan, ada yg menjadi marketing, ada juga yg menjadi kolektor.

Pagi ini setelah menghangatkan tubuh dan juga motor, saya bersiap-siap untuk berangkat bekerja.

Belum sempat sepatu ku pakai, ada telepon masuk.

"Hallo assalamualaikum"

"Wa'alaikum salam, ada apa bu maaf ?", jawab saya yg ternyata itu adalah telepon dari Bu Novi.

"Kamu udah berangkat ?"

"Kebetulan belum bu, baru mau berangkat"

"oh gitu, kamu ke rumah ibu dulu ya, bawa kunci kantor, anak ibu sakit jadi tidak bisa masuk"

"Oh oke oke bu, sekarang saya meluncur"

Kata gw setuju, dalam hati aku menggerutu, sekarang udah sekitar jam 07.30, dari batujajar menuju kota baru parahyangan aja lumayan lama apalagi di tambah macet, sekarang harus menuju daerah Tani mulya dulu untuk membawa kunci kantor.

Sekitar jam 08.15 saya baru sampai kantor. Disana sudah ada pak hendi, pak dani, irwan, dan reni yang sudah menunggu diluar.

"Huu.. kamana wae atuh kasep", kata pak dani. (huu, kemana aja)

"maaf maaf saya gak tahu bu novi gak masuk", kata ku.

Lalu kantor pun dibuka sama Pak Hendi. Mereka lalu berdiam dulu di kantor sambil mengopi di belakang.

Oh ya, kantor ku ini bentuk nya memanjang kebelakang, di depan cuma ada satu ruangan yg di tempati admin sama bu novi, di belakang ada toilet, dapur dan sebuah ruangan yg mirip kamar namun dijadikan tempat solat.

"Kenapa bu novi gak masuk bi ?", tanya reni.

"Oh, katanya anaknya sakit ren", kataku.

"ohh gitu.. eh iya si riki nyebelin banget ish", tambah dia.

"Emangnya kenapa ren ?", tanyaku balik.

Lalu dia bercerita panjang lebar tentang si riki ini. Riki adalah pacarnya reni, dia adalah temen kuliah gw. Dan dia pula yg menjadi jembatan kenapa bisa bekerja di sini. Dia menceritakan kepada si reni ini bahwa gw butuh pekerjaan untuk biaya kuliah.

Si Reni ini orangnya cantik sih, supel, lumayan tinggi dengan jilbab nya yg selalu menghiasi kepalanya.

"Emang dia mah cuek ren, kamu nya aja yg harus ngerti", kataku kepadanya setelah panjang lebar.

Lalu aku membagikan daftar tagihan kepada pak hendi dan pak dani untuk hari ini. Irwan sendiri udah berangkat untuk membawa tabungan para nasabah.

Sekitar jam 10, di kantor hanya ada kami berdua. Dan sejak 1 bulan ini aku lumayan deket sama si reni, berawal dari dia terus menerus curhat tentang si riki kpd gw. Di kantor sih sepi jarang ada nasabah yg sengaja kesini.

"Terus gimana menurut kamu bi ? aku gak bisa putus dari dia", kata reni. Kami daritadi hanya mengobrol tentang si riki aja. Reni terus menerus curhat tentang dia.

"Yaa.. terserah kamu aja sih, kalem we meren ren cowok mah banyak", kata ku menimpal sambil mengerjakan sebuah laporan kredit.

"Gak bisa, aku udah kasih apa yg seharusnya engga di kasih", kata reni pelan dan mendekat ke arahku. Meja kami sampingan dia mendekat menggunakan kursi yg beroda.

"hah, serius ren ?kamu udah kasih sama si riki?", tanyaku so kaget. Sebenernya gw gak kaget banget sih, gw tahu si riki gimana. Dia cowok PK banget lah. Pernah ama gw ke satu SMA cuma buat dapetin cewek-cewek SMA doang hahahaha.

"Tapi jangan bilang sama siapapun ya bi.. dia udah dapetin walalupun gak semuanya", kata reni.

Dan, entah darimana. Otak gw malah mulai memancing untuk reni lebih terbuka sama gw. Entahlah.

"Maksudnya gimana ? Aku gak ngerti", kata gw pura2.

"ihh nyaa.. masa gak ngerti", kata reni pelan namun menekan.

"Kamu udah kasih V kamu ke si riki ?", kataku tegas.

"ih bukan.. kata aku kan engga semuanya", kata reni.

Entahlah, liat dia membahas hal itu malah membuat dia semakin imut aja haha.

"Lah, aku kan gak ngerti ren.. emang udah sampe gimana ? Sampe kamu gak bisa putusin dia ?", penasaranku.

"Tapi jangan bilang siapapun oke ?", kata dia.

Aku sedikit menoleh ke arah dia namun kepalaku masih mengahadap monitor.

"Emang selama ini curhatan kamu suka tembus sama orang lain ?", kata gw.

"hehehe, riki pernah liat aku gak pake apa-apa bi", kata reni pelan tapi jelas.

Bayangin aja bro, ada cewek cerita kaya gituan ke kita. Gimana coba rasanya.

"Wah, sayang ya cuma liat doang gak dapet enaknya", kata gw sambil mencoba cuek.

Plak..

Kepala gw di pukul sama pulpen yg ada di tangan dia.

"Aduh apaan sih ren, sakit tahu", kata gw.

"Makanya jangan nyebelin jadi cowok.. masa gak ngerti", kata dia.

"hahaha, berarti riki udah dapetin kamu dong semuanya", kata gw.

"ih, belum semuanya kata ku juga", kata reni dengan nada meninggi.

Sekitar jam 11.45, aku keluar untuk mencari makan. Sedangkan kantor di tutup dulu dari jam 12.00 sampai 13.00.

Sekitar jam 12.15 aku kembali ke kantor, si reni masih diem aja sambil mainin HP nya.

"Nih makan dulu, nanti mati kau", kataku kepada reni sambil memberikan sebuah dus berisi makanan cepat saji.

"Loh, aku kan gak nitip makan bi, nanti aja aku makan di warung nasi biar murah", kata dia.

"Gak mau nih ? Yaudah aku kasiin ke satpam depan aja", kata gw.

"Ehh.. jangan hehe, makasih ya, kamu gak makan?", kata dia sambil membuka dus nya.

"udah tadi disana, udah makan bikinin aku kopi ya", kata gw.

Reni hanya menjawab dengan acungan jempol dan langsung makan.

Sekitar setengah satu, reni sedang di dapur untuk membuat kopi.

"Di meja dapur ya bi kopinya", kata reni sedikit teriak.

Gwpun ke belakang, disana reni sedang membuka jilbab nya.

Dan, entah keberanian darimana. Gw tarik tangan reni ke ruangan yg biasa cuma di pake solat.

"ih apaan sih bi tarik2", kata dia saat udah masuk ruangan itu.

Tanpa basa basi gw malah langsung mengecup bibir dia.

ahmmm... bi... ahhh.. lepasinnn

Reni sedikit berontak.

Tapi tenaga dia masih kalah dengan tenaga gw, apalagi setelah lidah gw berhasil masuk ke dalam mulutnya.

Ahmm.. hmm.. hmm..

Masih dalam posisi berdiri, reni malah merangkul pundak gw dan seakan menahan agar posisi kami tidak berubah.

Tangan gw mulai menggerayang di punggungnya dia. Mulus banget rasanya. Tangan gw masuk ke dalam baju belakangnya. Dan gw menemukan sebuah kaitan disana.

Klik..

Bibir kami terlepas.

"Ih mau ngapain bi", kata dia dengan muka merah. Jilbab nya udah acak2kan di kepalanya.

"Boleh gak ?", kata gw sambil mencoba memegang kancing kemeja yg dia pakai.

"Tapi bi, kamu kan..

belum sempat dia lanjut berkata. Bibir gw udah langsung mencumbu bibir reni lagi.

Reni kembali terbuai dengan apa yg gw lakukan.

Dan, tanpa waktu lama, kancing kemeja reni udah terbuka semuanya dan memamerkan Bra cream yg dia pakai. Gak terlalu gede ukuran Bra yg menopang isi nya tersebut. Namun tidak rata juga. Standar orang indonesia lah.

"Bi.. kita harus buka kantor lagi", kata dia saat bibir kami terlepas dan gw mencoba menarik bajunya agar terlepas.

"Gpp udah di kunci, keterangan nya masih istirahat", kata gw dan sekaligus berhasil membuka kemeja yg dia pakai.

Dan, sekarang seorang wanita memakai jilbab acak2an tanpa baju dan hanya menyisakan celana nya sedang membuka Bra di depan gw.

Gw sendiri udah duduk di kursi depan dia. Kursi yg biasa di pakai bu Novi, kursi yg lebih mirip sopa.

Setelah Bra berhasil terlepas, reni naik ke pangkuan gw.

Dan bisa di bayangkan gw langsung mengulum putih buah dada nya reni.

"Ahh... iyah bi.. pelanan dikit bi emutnya ahh", kata reni pelan.

Sekitar 15 menit gw masih mengemut putingnya reni. Tangan gw mencoba menarik celana reni ke bawah.

"Ahh.. jangan bi.." kata dia menahan.

"Kenapa ren ?", kata gw sambil lidah bermain di putingnya.

"Aku lagi dapet, aku sepong aja ya", kata dia.

Gw mengangguk dan reni turun dari pangkuan gw.

Dan gw langsung memunculkan kontol gw dari celana span yg gw pakai.

Reni langsung mendekat untuk mengelus kontol gw.

"ih udah gede aja bi", kata dia sambil mulai mengocok kontol gw sama tangannya yg halus.

"Cepetan ren, keburu siang", kata gw.

Dan, tanpa ba bi bu, mulut reni langsung memasukan kontol gw ke mulutnya.

Dan, sebuah sepongan yg sangat nikmat dari seorang kekasih teman gw telah membuat gw terlena.

Sepongan yg sepertinya sudah terbiasa karena dia sangat lihai memaju mundurkan kontol gw di dalam mulutnya.

ploop.. plluippp..

"Ahh.. pelan ren jangan di jilat lubangnya geli banget ren ahh", kata gw saat lidah nya bermain di lubang kontol gw.

Dan, itu membuat perhatanan gw runtuh seketika.

Sperma gw muntah..

"Ahhhhhhhhhhhhhhhhh" kata gw sambil mendongkak di atas kursi.

Sekitar 5x semburan dari kontol gw dan semuanya dia telan tak tersisa di mulutnya.

"Ahhhhhh", plopp.. suara saat reni melepaskan kontol gw yg udah mulai mengecil.

"Okho.. okho", reni terbatuk.

"Banyak banget ih bi", kata dia sambil membereskan bajunya untuk di pakai lagi.

"Hehe makasih ya ren", kata gw.

"Udah ahh.. sana cepet buka kantor, aku mau ke toilet", tambah reni.

Gw pun bergegas untuk membuka kantor lagi.

Dan. sekilan sebuah cerita pendek malam ini, pelipur lara yg telah kecewa karena cerita gw yg sebelumnya tidak bisa lanjut lagi karena masalah mood yg udah berubah.
Mantep nh hu..wajib dilancrotkan...
 
Ane tinggalin sendal jepit dulu, klo ada update mohon inponya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd