Real Life adalah hal paling utama. TS sampai saat ini masih bersedia menyapa dan terlihat dan berbagi meski hanya WA.
Tapi itu menunjukkan tanggungjawab dan komunikasi TS pada reader. Buat saya itu patut di hargai dan luar biasa.
Jika direnungkan, dengan prinsip keyakinan yang dianut oleh TS dan mbak Rahma, dan kerelaan untuk berbagi sisi lain dunia mereka, adalah sesuatu yang patut diapresiasi dan dihargai. Cerita dengan genre ini tidak mudah apalagi berasal dari RL experience.
So, tidak selayaknya kita menuntut waktu penulisan dan rule no.9 hanya berlaku untuk cerita dengan genre umum yang selama ini ada.
Bagaimanapun juga, menterjemahkan RL dalam kehidupan dan suasana keyakinan prinsipil dari TS ke dalam cerita ini bukan hal yang sangat mudah, dan harus menjaga kenyamanan dari mbak Rahma dan berbagai pihak.
Pendek kata, saya mohon thread ini jangan sampai tertutup karena mood dari TS dan rasa tidak enak dari TS yang belum mampu menyelesaikan dan menjabarkan lanjutan cerita.
Menulis itu gampang, tetapi menuliskan model autobiografi ini bukanlah hal mudah. Apalagi terlihat TS selalu berusaha konsisten menjaga realitas cerita.
Semangat terus, pak TS. Sukses tugasnya dan sekolah lanjutnya di RL.
Teruslah berkarya saat inspirasi dan tanganmu mengalun dengan alami...