Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Putri's Incestuous Family

Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Update 10. ONE AMAZING SUNDAY (TAMAT)

POV Nining

Pintu yang sejak tadi sedikit terbuka perlahan tertutup, begitu juga sebagian wajah Pita yang sejak tadi tanpa berkedip memperhatikan aksi yang aku, suamiku, dan Putri lakukan telah menghilang. Senyuman tipis terpampang di wajahku, senyum kebahagian. Bagaimana tidak, di pangkuanku saat ini tubuh mungil Putri sedang berkejat-kejat menahan nikmatnya orgasme yang diperolehnya dengan bantuan jari-jari papanya sendiri, dan aku yakin sekali sejak tadi Pita memperhatikan kami dengan nafsu yang sudah membara, goncangan-goncangan lembut pada tubuh Pita ku yakin berasal dari tangannya yang sibuk mempermainkan vaginanya sendiri. “Sedikit lagi” fikirku. Sedikit lagi keluarga ini akan benar-benar menjadi keluarga yang kuidamkan selama ini.

_________________________________________________________________

Hari minggu pagi seperti ini biasanya dilalui keluargaku dengan menikmati waktu bersama, entah itu berjalan-jalan seharian diluar atau bersantai sepanjang hari dirumah. Namun yang pasti selama ini hari minggu selalu kami tujukan untuk menjalin kedekatan sesama anggota keluarga. Tidak berbeda dengan hari ini. Hari minggu ini dimulai dengan lambat, jarum jam sudah menunjukkan pukul 8 tapi belum ada anggota keluargaku yang nampak, hanya aku yang sudah bangun sejak dua jam yang lalu karena kewajibanku untuk menyiapkan sarapan bagi suami dan putri-putriku.

Pintu kamar Pita masih tertutup rapat sedangkan kamar Putri memang kosong ditinggalkan penghuninya karena semalam Putri tidur dikamar kami. Pasti Putri dan suamiku lelah sekali setelah berpacu dalam birahi semalaman, aku saja sampai tidak sanggup mengimbangi mereka hingga kutinggalkan mereka untuk tidur lebih dulu.

Segera setelah masakan yang kubuat terhidang di atas meja, akupun menuju kamar Pita bermaksud untuk membangunkannya untuk sarapan bersama.

” Pita bangun, sarapan dulu” ucapku setengah berteriak sambil mengetuk daun pintu kamar Pita. Namun tak ada jawaban “Pita bangun..sudah siang” ulangku sambil kembali mengetuk tapi tetap tak ada tanda bahwa penghuni kamar ini telah terjaga.

Perlahan kubuka pintu kamar Pita yang tak terkunci setelah beberapa kali mencoba membangunkannya namun tak membuahkan hasil. Sedikit demi sedikit kubuka pintu kamarnya agar tak menimbulkan suara lalu ku jorokkan kepalaku untuk mengintip keadaan kamar Pita. Glukk..aku menelan ludah saat pemandangan kamar Pita dapat kulihat seluruhnya. Di atas ranjang yang terdapat ditengah-tengah ruangan itu tergolek sesosok tubuh polos yang tak terbalut sehelai benangpun.

Sepengetahuanku, Pita selalu tidur dengan piyama yang selalu ia kenakan, ia selalu menyempatkan diri untuk mengganti pakaian yang dikenakannya sejak sore hari. Tapi kali ini berbeda. Celana jeans pendek dan kaus yang dikenakannya kemarin sore terlihat tergeletak diatas lantai. Tak jauh dari situ terlihat pula sepasang pakaian dalamnya berupa bra dan celana dalam yang juga tergelatak di atas lantai.

Perlahan kudekati ranjang tempat putri sulungku ini tertidur dengan damainya. Wajah ayunya terlihat tenang layaknya bayi kecil yang tak berdosa. Kusapukan pandangan mataku kesetiap inchi tubuhnya. Dada tempat dimana sepasang payudaranya yang padat menggunung terlihat turun naik seiring tarikan nafasnya. Kusapukan lagi pandanganku kebawah kearah Perutnya yang putih dan rata kemudian semakin turun hingga sampailah pandanganku pada area terlarang dimana sejumput rambut-rambut halus terlihat berkumpul mengelilingi celah vaginanya yang kemerahan. Dadaku mulai bergetar, ingin sekali kusapukan lidahku di atas sekujur tubuh putriku tanpa menyisakan sejengkalpun.

Entah berapa menit telah berlalu sejak aku berdiri mengagumi moleknya tubuh telanjang Pita, pikiran-pikiran nakalku terus berkecamuk membayangkan berbagai scenario bagaimana aku menikmati tubuh indah putriku ini. Beruntung aku masih bisa menahan nafsuku, pikiran-pikiran liarku ku buang jauh-jauh, bukannya aku tak mau menikmati tubuh Pita yang begitu menggairahkan, tetapi aku takut perbuatan nekad ku jusru akan menakutinya dan menutup kemungkinan untuk mewujudkan keluarga bahagia yang kuidam-idamkan.

Setelah menimbang-nimbang beberapa saat kuputuskan untuk sedikit menggoda Pita, aku ingin melihat bagaimana reaksinya saat tau mamanya sedang menjamah tubuh telanjangnya. ku dudukkan tubuhku diatas ranjang tepat disamping pinggang Pita. Perlahan ku gerakkan tanganku untuk menggapai kepalanya dan dengan lembut kusapukan tanganku dirambutnya.

Perlahan tanganku turun menyusuri leher mulusnya, terus turun hingga kini posisi telapak tanganku berada tepat diatas payudaranya. Terasa lembut namun padat, belum lagi puting mungil kecoklatan yang tersembul malu-malu diantara jari-jariku. Kuremas dengan pelan lalu dengan ujung jariku ku kelilingi lingkar putingnya dengan sesekali kutekan dengan gemas. Perlahan puting yang sebelumnya begitu mungil mulai terasa mengeras. Semakin gemas aku dibuatnya dan semakin bersemangat jemariku mempermainkan tonjolan yang semakin menggemaskan.

“hmmm…” desah halus keluar dari bibir Pita saat tanganku mulai menyusuri gunungan payudaranya yang satu lagi. Dengan gerakan yang sama kupermainkan putingnya yang kini telah mengeras sempurna. Dengan gerakan melingkar dan cepat ku gerakkan ibu jariku diatas putingnya sehingga hal yang kunantikan akhirnya terjadi. Perlahan Pita mulai membuka matanya. Jantung ku mulai berdebar menanti respon seperti apa yang akan dilakukan Pita.

Setelah beberapa detik berlalu Pita baru sadar apa yang sebenarnya sedang terjadi. Matanya terbelalak menyaksikan mamanya sedang duduk dan mempermainkan putingnya.

“ma..ma…”Pita tergagap namun tidak mampu melakukan gerakan apapun. Aku tersenyum lembut ditengah keterkejutannya. Pasti Pita bingung sekali dengan kondisi yang tengah dialaminya.

Jari-jari ku masih tetap melakukan hal yang sama, menekan dan menggosok puting mungilnya. Dengan senyumku yang masih tersungging dan tatapan mata beradu kuremas lembut payudaranya bergantian sehingga membuat Pita mendesis menahan geli di dadanya.

Pandangan matanya mulai sayu, sepertinya dia sudah sepenuhnya sadar apa yang tengah terjadi saat ini. Kembali tanganku meremas payudara lembutnya sebelum kugerakkan tanganku menuju kebawah. Kusapukan telapak tanganku menuruti perutnya yang halus hingga kini telapak tanganku sudah berada diantara kedua pahanya yang sedikit mengangkang. Kupermainkan bulu-bulu halus dan bagian atas belahan vaginanya selama beberapa saat. Mata Pita kini tak lagi beradu pandang denganku, dialihkannya pandangannya kearah tembok di samping kirinya.

Suara-suara mendesis mulai terdengar keluar dari bibirnya saat kini jari tengahku menyapu di sepanjang belahan vaginanya. Terasa hangat dan lembab. Berulangkali ku telusuri celah kemerahannya dan sesekali kutekan klitorisnya yang semakin mengeras. Terasa lendir-lendir hangat mulai terkumpul di sekitar liang vaginanya. Kukumpulkan lender-lendir itu lalu kusapukan di sepanjang belahan vaginanya hingga kini menjadi basah dan licin seluruhnya.

Kukumpulkan lagi lendir yang baru terbentuk dengan jariku dan ku oleskan diatas clitorisnya yang sudah kaku. Kini jariku sudah terfokus pada klitorisnya dengan membuat gerakan memutar. Kepala Pita mendongak dan kaki sedikit terangkat menahan rangsangan di vaginanya. Desahan dan desisan mulai keras mengalir dari bibirnya.

“ahh..ahhh..ma..” rintih putriku saat ibu jariku mulai memijit klitorisnya. Sesekali kucubit klitorisnya yang menonjol. Nafasku sendiri sudah memburu, entah berapa lama lagi aku mampu menahan nafsuku.

Tanda-tanda orgasme semakin terlihat pada putriku, desahannya semakin kencang dan sering serta kedua kakinya mulai menegang, namun gerakan tanganku langsung kuhentikan.

Selama beberapa saat kuperhatikan wajah Pita yang kini sudah kembali menatapku. Dapat kulihat sedikit rasa kecewa di wajahnya. Tinggal beberapa detik lagi dia akan merasakan nikmatnya orgasme namun diluar dugaannya tangan ku berhenti memberikan rangsangan pada vaginanya.

Ia pasti heran dengan semua tingkahku. Aku kembali tersenyum lembut dan perlahan beranjak dari tempat dudukku. Aku sudah siap untuk berjalan pergi meninggalkannya namun sebelum itu kusempatkan untuk membungkuk dan mengecup kening Pita.

“ayo bangun” ucapku “sarapan dulu, sudah siang” lalu kutinggalkan Pita yang masih berbaring diatas kasurnya.


Setelah meninggalkan kamar Pita aku berjalan menuju kamar ku. Pemandangan yang kulihat hampir sama seperti saat kutinggalkan ke dapur tadi. Tubuh polos Putri masih tergelatak diatas kasur disamping tubuh polos suamiku. Aku tersenyum melihat mereka. Mereka benar-benar kelelahan setelah semalaman menghabiskan energy bergulat ditengah kobaran nafsu.

Terlihat bercak-bercak putih yang sudah mengerak diatas perut Putri. Suamiku terlentang dengan penisnya yang lemas menggantung diantara kedua pahanya, sedangkan Putri tengah meringkuk memeluk tangan kiri papanya.

Kudekati tubuh polos mereka lalu kuambil posisi duduk disebelah kanan suamiku. Kuraih Penis suamiku yang berukuran besar walaupun masih lemas lalu kubelai-belai halus. Terasa penis suamiku merespon belaianku. Sedikit-demi sedikit urat-uratnya yang semula lemas perlahan menegang. Dengan gerakan naik turun kukocok penisnya yang hampir tegak sempurna. “Benar-benar perkasa suamiku ini” fikirku. Setelah semalaman bekerja keras memompa liang kemaluan putrinya sendiri tapi sekarang masih bisa berdiri kokoh seperti ini.

“hmmmm….ma..” ucap suamiku setalah membuka matanya. Rupanya kocokanku telah berhasil membangunkannya. Putri yang tidur disamping suamikupun tak lama ikut terbangun karena guncangan-guncangan yang dihasilkan kocokan tanganku.

“hmmm….mama ganggu aja…Putri masih ngantuk” rengek Putri sambil berbalik membelakangiku.

“ayo bangun, sudah siang” ucapku pada Putri

“masih ngantuk ma… lima menit lagi ya”

“gak, harus sekarang” perintahku namun tidak dihiraukan Putri.

“yakin gak mau bangun?” tanyaku dan lagi-lagi tidak mendapat respon dari Putri “atau mama yang harus bangunin?” ancamku.

Segera aku berpindah tempat ke sisi ranjang Putri. Dengan sedikit bertenaga kutelentangkan paksa tubuh Putri lalu kutangkap kedua pahanya dan ku kangkangkan.

“awww ma…ampun” Putri sedikit meronta tak menyangka mamanya akan bertindak seperti ini.

Tak menunggu lama kujulurkan lidahku lalu kusapukan diatas permukaan vaginanya. Kucari liang senggama Putri dan kutusukkan lidahku berulang kali sebelum kembali kusapukan lidahku disepanjang belahan vaginanya.

“ma ampun”pekik Putri sambil tertawa menahan geli

Kusapukan lagi lidahku berulang-ulang. Putri semakin meronta menahan geli akibat serangan lidahku di vaginanya. Kali ini klitorisnya yang mulai menyembul yang menjadi sasaranku. Dengan lidahku ku kocok klitoris mungilnya hingga tubuhnya terangkat menahan geli.

“ma..udah ma.. aku kebelet pipis” bujuk Putri agar aku menghentikan aksiku, namun aku tak perduli dan terus dengan semangat menggosokkan lidahku di atas klitorisnya, tak lupa satu jariku ikut menikmati vagina Putri. Sedikit kumasukkan jari tengahku kedalam liang kemaluan Putri sambil membuat gerakan menggaruk. Putri semakin meronta diiringi tawanya yang semakin melengking.

“ma..aku mau pipis beneran ma..” pekik Putri sambil berusaha mengatupkan pahanya. Awalnya tak kuhiraukan seruan Putri namun tiba-tiba seluruh gerakanku terhenti saat jariku yang sedang berada di selangkangan Putri merasakan cairan hangat yang merembes keluar.

“hahaha…Putri ngompol” ejekku setelah sadar yang keluar adalah air kencing Putri yang tak mampu lagi ditahannya.

“ihhh mama jahat aku jadi ngompol beberan” ucap nya dengan pipi memerah menahan malu.

“haha..ih Putri udah gede masih ngompol” suamiku ikut-ikutan mengejek Putri

“hahaha…makanya kalo mau suruh bangun ya langsung bangun, ginikan jadinya” lanjutku

Tiba-tiba rasa penasaranku timbul. Segera ku benamkan kepalaku ke selangkangan Putri yang kini basah karena air kencingnya sendiri lalu kujilat permukaan vaginanya lalu kuhisap…. Slurpppp.. suara sedotanku pada vaginanya. Lidahku terasa asin dan sedikit asam setelah merasakan sedikit air kencing Putri.

“aww..ma” pekik Putri kaget “ihhh mama jorok”

“hahaha..biarin” jawabku, lalu sekali lagi kusapukan lidahku mencari sisa-sisa urin yang masih tertinggal. Entah mengapa aku jadi sedikit terangsang setelah merasakan urin Putri. Jangan-jangan aku punya fetish urine pikirku.

“ahhh…ma udah…geli..nanti aku ngompol lagi” rengek Putri sambil berusaha bangkit. Kali ini upayanya berhasil, dengan sedikit susah payah akhirnya ia berhasil lolos dari cengkraman ku.

“pipisnya manis lho Put, mau coba gak?” godaku sambil kudekatkan lidahku yang terjulur kewajahnya.

“ih… gak mau, jorok” ucapnya sambil terburu-buru bangkit dan berlari menuju kamar mandi.

Aku dan suamiku hanya tertawa melihat tingkah laku Putri.


Setelah beberapa waktu menunggu akhirnya semua anggota keluargaku telah lengkap berkumpul mengelilingi meja makan bersiap untuk menyantap sarapan yang sudah aku siapkan. Pita sudah kembali mengenakan baju santainya, begitu juga Putri dan suamiku yang sudah kembali berbusana.

Dapat kulihat Pita sedikit kikuk dan tak banyak bicara kali ini, menatap mataku saja dia tidak mau, mungkin ia masih merasa canggung dan malu setelah apa yang terjadi dikamarnya beberapa saat yang lalu.

“ayo Pita nambah makannya, mama sudah masak banyak” ucapku sengaja untuk memecah kekakuan

“i..iya ma” ucapnya, lagi-lagi tanpa menatap kearahku. Aku hanya tersenyum melihat kecanggungan Pita.

“ayo cepat mandi, jangan malas-malasan” perintahku kepada suami dan kedua putriku setelah beristirahat sejenak selepas menyantap sarapan.

Putri dan suamiku pun langsung bangkit menuju kamar kami dan bersiap untuk mandi meninggalkan aku dan Pita yang masih beristirahat di ruang keluarga.

“ma….” Pita seperti akan memulai pembicaraan.

“kenapa Pit?” Tanya ku, aku yakin Pita ingin membicarakan kejadian tadi pagi.

“anu ma..aku..” Pita tak sanggup meneruskan kata-katanya.

Aku sedikit kasihan melihat pita tersiksa dengan pikirannya, lalu dengan senyum terpampang aku bangkit dan berjalan ke arah Pita

“sudah, sekarang ikut mama” ucapku sambil kuraih tangan Pita dan ku tuntun kearah kamarku. Sudah kuputuskan saat inilah aku akan mengakhiri rahasia yang kami simpan pada Pita.

Pita mengikuti langkahku menuju kamar dan langsung kuarahkan langkahku ke kamar mandi kamarku. Dikamar mandi privat milikku dan suamiku yang cukup luas ini sudah kupastikan sedang berisi suamiku dan Putri, kulihat Putri memang masuk kekamar bersama dengan papanya.

“lho, i..itu suara Putri sama papa?”Tanya Pita setelah mendengar suara-suara tawa singkat yang berasal dari kamar mandi

“iya” jawabku pendek sambil tersenyum

“Putri dengan papa…” tanyanya lagi dan kujawab kembali dengan senyuman.

Setibanya didepan pintu kamar mandi yang tertutup kuhentikan langkahku dan diikuti oleh Pita.

“sayang, ada yang mama mau tunjukkan sama kamu” ucapku dengan tangan pita yang masih dalam genggamanku.

“apa yang kamu akan lihat mama yakin kamu sudah bisa menebak. Mama, papa, dan Putri selama beberapa waktu ini merahasiakan ini dari kamu” lanjutku

“Pita harus ingat, mama dan papa melakukan ini karena rasa sayang dan cinta kami yang besar pada Putri” ku hentikan ucapanku sesaat, Pita sedikit terlihat tegang.

“ mama dan papa juga tidak kalah sayang sama kamu, jadi mama ingin mengajak Pita untuk menjadi bagian dari semua ini”

kuraih gagang pintu kamar mandi dan kuputar lalu perlahan kubuka hingga nampaklah sebuah kegiatan yang saat ini sedang berlangsung. Tepat dihadapan kami, tidak jauh dari tempat kami berdiri nampak sosok suamiku dan Putri.

“hahhhh…”Pita sedikit tercekat melihat aktifitas yang sedang berlangsung didalam kamar mandi saat ini. Tubuh Putri dan suamiku sudah tak berbusana. Tepat dibawah guyuran shower berdiri suamiku dengan gagahnya dengan satu tangan bersandar pada kepala putri yang sedang berlutut dihadapannya.

Terlihat kepala Putri sejajar dengan pinggang suamiku dengan penis yang hampir seluruhnya sedang terkubur didalam mulut Putri. Putri menggerakkan kepalanya dengan lembut maju mundur menghisap penis suamiku.

“ahhhh…” desahan keluar dari mulut suamiku saat Putri menghisap kepala penis papanya dengan sedikit kuat lalu dimasukkannya lagi batang penis itu kedalam mulutnya.

Kali ini putri melepaskan penis papanya lalu di arahkannya penis itu keatas sehingga batang bagian bawah penisnya terpampang didepan wajahnya. Putri menjulurkan lidahnya lalu dari pangkal penis disapukan lidahnya hingga keujung, berulang kali sambil sesekali mengecup batang penis itu sehingga desahan-desahan mengalir dari bibir suamiku.

Pita sejak tadi kuperhatikan tidak mengalihkan sedikitpun pandangannya dari apa yang sedang dilihatnya. Mulutnya sedikit terbuka tanpa disadari karena keterkejutan yang sedang dirasakannya.

“ehemmm” aku sengaja membuat suara agar menarik perhatian Putri dan suamiku yang sedang asyik dalam birahi.

“lho..Pita” suamiku terkejut melihat ternyata Pita juga berdiri disampingku saat ini.

Putri juga tidak kalah terkejut dan langsung menghentikan aksinya. “ma kok ka Pita ada disini?” Tanya Putri sambil berdiri dan menutupi dada dan selangkangannya dengan tangan. Suamiku juga buru-buru menutupi penisnya.

“mama putuskan sekarang saatnya” ucapku pada suamiku dan Putri “mama mau mengundang Pita untuk menjadi bagian dari hubungan kita”

“papa setuju saja dengan kemauan mama, papa juga gak mau terus-terusan merahasiakan ini dari Pita, karena suatu saat Pita juga pasti akan tau” jawab suamiku.

“kalo kak Pita juga berarti kita gak perlu sembunyi-sembunyi lagi ya” sambut Putri dengan senyum merekah.

“tapi semua kembali kepada Pita, apakah bersedia menerima ajakan mama” aku kembali bicara

“kalaupun Pita menolak, papa dan mama mengerti, Pita cukup tinggalkan saja kamar ini” sambung suamiku.

Saat ini merupakan momen yang menentukan. Jantungku berdetak kencang menanti keputusan yang akan diambil Pita. Akan bahagia sekali kehidupan keluarga ini jika Pita bersedia menjadi bagian dari kami. Terbayang di pikiranku hari-hari penuh kebahagian dan kenikmatan yang akan kami rengkuh bersama, tak ada lagi rahasia, yang ada hanya keterbukaan dan berbagi kasih bersama. Dan tetapi jika Pita menolak maka kami harus berbesar hati menerima dan tak akan mengganggu kehidupan Pita lagi.

Beberapa detik telah terlewati, Pita masih tetap berdiri ditempatnya semula, beberapa kali pandangan matanya menatap aku, suamiku dan Putri secara bergantian seolah sedang mencari jawaban atas pertanyaan yang kuajukan.

“ada yang mau Pita tanyakan ma” tiba-tiba Pita bersuara memecah keheningan “apa papa dan mama sadar apa yang papa dan mama perbuat ini tidak wajar?”

“ya, kami sadar sepenuhnya, hal ini memang tidak wajar jika dibandingkan dengan keluarga lain, tapi disinilah istimewanya keluarga kita” jawabku “kita tidak malu untuk mengungkapkan betapa besarnya rasa sayang dan cinta yang kita miliki satu sama lain”

“banyak keluarga diluar sana yang hanya untuk berkomunikasi satu dengan yang lain saja hampir tidak pernah, mereka bingung bagaimana cara mengungkapkan rasa sayang dan cinta kepada anggota keluarganya yang lain, lalu bandingkan dengan keluarga kita, tidak ada satupun yang kita sembunyikan, semua hal yang papa, mama dan Putri lakukan beberapa waktu belakangan ini adalah wujud dari rasa sayang itu sendiri”

“hahhh” Pita menghela nafas. Selama beberapa detik termenung akhirnya respon yang kunantikan datang juga. Sebuah senyum manis tersungging di wajah cantik Pita.

Kami semua mengerti arti senyum di wajah Pita. Akhirnya Pita menerima keadaan kami sepenuhnya dan bersedia menjadi bagian sejati dari keluarga ini.

aku, Putri dan suamiku juga tersenyum lega. Tangan-tangan Putri dan suamiku tak lagi berusaha menutupi kemaluan mereka. Rasa terkejut dan panik yang beberapa saat lalu mereka rasakan seolah tidak pernah terjadi.

“horee kak Pita mau” sorak Putri sambil memeluk papanya “ayo kak sini gabung” ajaknya dengan riang

“hahaha…kamu ini Put, yang bener dong ngajaknya” jawabku

Lalu kudekati tempat Pita berdiri dan kuraih tangannya dan kuajak untuk lebih jauh memasuki kamar mandi. Dengan dada dipenuhi rasa bahagia kupeluk tubuh Pita lalu kutatap kedua matanya. Pandangan kami beradu dan tanpa ragu kutempelkan kedua bibirku diatas bibirnya.

Kukecup mesra bibir lembut Pita dan tak menunggu lama Pita menyambut dengan membuka kedua bibirnya mengizikanku untuk melumat bibirnya dengan penuh gairah. Mata Pita sudah tertutup dan nafas kami berdua mulai memburu. Dengan penuh gairah Pita balas melumat bibirku sambil sesekali dikulumnya dalam-dalam.

Kali ini lidahku menyusup kedalam mulut Pita lalu bergulat dengan lidahnya, rasa hangat dan basah yang kurasakan dimulutku semakin membakar birahiku. Tangankupun tidak tinggal diam, perlahan tanganku yang sedari tadi memeluk pinggangnya mulai bergerak turun. Kuraih bokongnya dan kuremas pelan. Empuk sekali rasanya bokong putriku ini. Tak puas sampai disitu, kuarahkan tanganku keatas dan kususupkan kebalik baju yang dikenakannya. Kuraba disepanjang permukaan punggungnya yang halus. Terasa mengganggu, kain-kain branya yang saling terkait di punggungnya dengan satu hentakan tanganku kulepaskan pengaitnya hingga terlepas.

Ingin sekali kujamah kedua buah dada Pita yang sejak tadi menekan kedua payudaraku. Dengan hati-hati kugerakkan kedua tanganku menelusuri permukaan kulitnya hingga akhirnya tiba dibagian dada Pita. kuturunkan bra yang kini sudah longgar menggantung hingga keperutnya dan dengan tidak sabar langsung ku tangkupkan kedua tanganku di kedua payudaranya.

“ahhh…” desahan terdengar dari mulut pita seiring terlepasnya pagutan kami. Dengan tanganku kupermainkan kedua payudaranya. Kedua ibu jariku kini tengah asik menggosok kedua puting susunya yang sudah mengeras.

“shhhh” desisan kecil mulai mengalir dari kedua bibirku, tubuhku gemetar menerima rangsangan yang kini diberikan Pita pada leherku. Jilatan dan kecupannya membuatku Semakin bernafsu kuremas dan kupermainkan kedua buah buah dadanya.

Dari sudut mataku dapat kulihat suamiku yang tengah duduk dilantai menghadap kearah kami dengan Putri yang ada di pangkuannya. Mata suamiku tak berkedip melihat aksiku dan pita. Putri sendiri sedang sibuk menggesek-gesekkan bibir vaginanya pada penis keras papanya sendiri sambil bibirnya menempel lekat pada bibir suamiku.

Kuberikan tanda pada Pita untuk berhenti sejenak agar aku bisa meloloskan pakaian yang dikenakannya. Kuangkat kaus ketat yang dipakainya hingga terlepas dan langsung kulempar kelantai begitu juga branya yang sudah menggantung. Kemudian kucoba membuka celana jeans pendek yang dikenakannya, kubuka kancingnya lalu kulepaskan dan kusingkirkan dengan kakiku, celana dalam yang dikenakannya pun mendapat perlakuan yang sama. Akupun dengan sigap meloloskan semua pakaian yang kukenakan sehingga kini tubuhku dan tubuh Pita polos tanpa penghalang.

Kembali bibir kami saling berpagutan. Tangan kami kini sudah tak ragu lagi bergerilya menelusuri tubuh masing-masing. Pita kini sedang meremas dan mempermainkan sepasang puting tempat ia menyusu ketika kecil dulu. Sedangkan tanganku kembali meremas bokongnya lalu kusisipkan sebelah tanganku untuk menyusup kedalam bongkahan bokongnya. Dengan jariku kutelusuri sepanjang celah bokongnya hingga jariku menjumpai lipatan daging yang sudah membanjir. Kusapukan jariku di sekitar kemaluan Pita, mulai dari pangkal vaginanya hingga naik menuju kumpulan bulu-bulu halus disekitarnya. Semua tak luput dari belaianku.

Desahan-desahan pita teredam oleh lidahku yang sejak tadi sedang berkait dengan lidahnya. Desahannya menggema semakin kencang saat jariku tiba di tonjolan daging kecil yang sudah mengeras di vaginanya. Dengan jariku kugosok klitorisnya, Pita semakin tak bisa berkonsentrasi dengan kegiatan saling melumat bibir kami. Tubuhnya bergetar menerima rangsanganku pada area vitalnya. Sesekali kucubit klitorisnya dengan gemas.

Kutarik tanganku dari tubuh Pita dan kuhentikan lumatanku pada bibirnya. Kurebahkan tubuhku hingga kini aku dalam posisi terlentang diatas lantai kamar mandi. Dari bawah sini terlihat indah sekali belahan vagina Pita yang saat ini sedang berdiri. Kuberi tanda agar Pita sedikit maju hingga kakinya sejajar dengan kepalaku dan kurentangkan kedua kakinya sehingga kini Pita sedang mengangkangiku tepat dibagian kepala. Kutarik tangannya yang terjuntai, ia mengerti apa yang sebenarnya kuinginkan. Tubuh Pita kini dalam posisi berjongkok dengan selangkangan tepat berada diwajahku. Dengan kedua lututnya di atas lantai sebagai penopang, pita menduduki wajahku.

Tak kusia-siakan momen ini, langsung kujulurkan lidahku dan kusapukan disepanjang belahan vaginanya.

“ahhh…maa”Pita mendesah kencang. Kuulangi lagi gerakan lidahku menyapu belahan vaginanya naik turun. Dengan bantuan tanganku kulebarkan bibir vaginanya yang menggantung hingga terlihat lubang surganya. Lidahku kini focus menggali lubang vaginanya dalam-dalam. Kucoba untuk untuk menerobos lubang itu dengan sodokan-sodokan lidahku. Pita menggelinjang menerima perlakuan lidahku di vaginanya. Kusapukan lagi lidahku naik turun disepanjang celah vaginanya hingga kini terhenti tepat pada klitorisnya.

Tubuh Pita membusur kebelakang saat lidahku dengan liarnya menjilati klitorisnya yang sudah mengeras. Rintihan dan desisan Pita terdengar menggema seiring lidahku yang terus bermain-main di klitorisnya.

Rupanya rintihan dan desahan Pita menarik perhatian Putri dan suamiku karena saat ini terdengar langkah kaki mendekati tempat kami berada. Putri dan suamiku berdiri menonton adegan panas didepan mereka. Kudongakkan kepalaku dan samar dapat kulihat suamiku berada didepan Pita sambil mengocok sendiri penisnya, namun tak dapat Kulihat dimana posisi Putri.

Setelah membuka mata dan sadar jika yang ada dihadapannya adalah papanya dengan penis tegak menjulang, dengan sigap kedua tangan pita meraih penis papanya dan menariknya semakin mendekat kearahnya. Mulut Pita membuka lebar dan dengan satu gerakan terbenam sudah penis suamiku menghilang kedalam mulut Pita. dengan lahap Pita menyedot dan menjilati penis papanya sendiri. Tangannya pun tak tinggal diam mengocok pangkal penis papanya sedangkan mulutnya semakin aktif mengeluar masukkan serta menyedot penis papanya.

“aww…” aku menjerit kecil saat tiba-tiba kurasakan vaginaku yang terkangkang mendapat jilatan secara tak terduga. Rupanya Putri yang ikut ambil bagian karena tidak tahan hanya menjadi penonton sejak tadi. Kini ia sedang berada diantara kedua pahaku dengan lidahnya yang liar menjilati disepanjang celahan vaginaku. Disapukan lidahnya menelusuri setiap inci vaginaku. Tak lupa disedot dan dikulumnya bibir vaginaku serta klitorisku yang sudah menonjol. Jari-jari mungilnya ikut mengerjai vaginaku. Jari telunjuk dan jari tengah tangan Putri sudah menyusup masuk kedalam vaginaku. Dengan cepat dikocoknya vaginaku dengan jarinya sehingga membuat pinggangku terangkat menahan rasa nikmat.

Kini seluruh anggota keluargaku sedang bersatu saling memberikan kenikmatan satu sama lain. Pita menduduki wajahku dengan vagina yang sedang menerima permainan lidahku. Suamiku sedang menikmati hisapan pada penisnya oleh Pita. Sedangkan aku sedang menikmati permainan lidah dan jari Putri di liang kemaluanku.

Tak berapa lama kurasakan tubuh Pita yang ada diatasku bergetar dengan hebat. Kulumannya pada penis suamiku sudah terlepas dan ia kini bersimpuh dan bertumpu pada kedua tangannya. Suara mengerang terdengar kencang dari mulutnya. Mendengar dan merasakan itu semua membuatku semakin menggencarkan aksiku. Terus kupermainkan klitoris Pita dengan sesekali kutusukkan lidahku pada liang vaginanya.

“ahhh..ma..a..ku keluar ma..” seru Pita seraya tubuhnya berguncang dengan hebat dengan kaki yang menegang dan pinggang terangkat diikuti oleh deru nafasnya yang memburu. Selama beberapa detik tubuhnya menegang dan suara desisan panjang keluar dari sela bibirnya. Pita sedang menikmati orgasme pertamanya ditangan ibu kandungnya sendiri.

Setelah beberapa saat akhirnya tubuh Pita melemas dan kembali pada posisi semula. Dihadapanku kembali vagina indah milik Pita menempel diwajahku. Terasa basah sekali vagina Pita dan otomatis lidahku kembali terjulur untuk mencoba mencari madu sisa-sisa kenikmatan yang mengalir dari liang kemaluannya.

Pita tertunduk lemas namun dengan senyum tersungging menatapku yang berada dibawah tubuhnya. Kubalas senyuman Pita dengan mesra. Aku boleh sedikit bangga karena akulah yang pertama kali yang berhasil memberikan orgasme diantara anggota keluargaku yang lain.

Setelah berhasil mengatur kembali nafasnya, Pita bangkit dan langsung disambut oleh pelukan suamiku lalu tanpa aba-aba langsung dua insan yang terikat hubungan darah itu saling memagut dan melumat bibir yang ada dihadapannya. Aku dan Putri ikut bangkit mengikuti Pita.

Kuraih bahu Pita dan tanpa kata-kata kuarahkan tubuhnya untuk berbaring dilantai. Kali ini kubimbing suamiku untuk berlutut dihadapan Pita dan dengan tanganku kukocok sesaat batang penis suamiku yang tegak berdiri sebelum kuarahkan menuju vagina Pita.

Pita faham benar apa maksudku lalu ia merenggangkan kedua kakinya sehingga vaginanya menjadi jelas terpampang siap menerima penetrasi penis papanya sendiri.

Suamiku sudah mengambil posisi dan bersiap untuk menembus liang kemaluan Pita yang merekah dihadapannya. Aku dan Putri yang ada disisi kanan dan kiri tubuh Pita menyaksikan dengan seksama adegan dimana penis suamiku menembus lubang vagina Pita.

“achhhh...achhhh” terdengar desahan yang berasal dari mulut Pita saat penis besar berurat itu sedikit demi sedikit melesak masuk kedalam vaginanya. Kulihat Pita agak kesulitan untuk menerima penis besar papanya untuk pertama kali. Setelah beberapa kali percobaan akhirnya penis suamiku sudah masuk sepenuhnya tertelan vagina putrinya sendiri. Suamiku sengaja diam selama beberapa saat untuk memberikan kesempatan pada vagina Pita untuk beradaptasi. Setelah dirasa cukup suamiku mulai memompakan penisnya dengan lembut.

“ahhhhh paaaa...”Pita mendesah saat penis suamiku mulai lancar memompa dan bergerak keluar masuk di vaginanya. Semakin lama gerakan suamiiku mulai cepat diringi desahan yang tidak ada putusnya dari bibir Pita. Matanya terpejam merasakan kenikmatan sodokan penis papanya.

Cantik sekali wajah putriku ini yang sedang dibakar birahi. Sesekali matanya terpejam sambil menggigit bibirnya saat suamiku menyentakkan penisnya masuk kedalam vaginanya.

Kulihat Putri mencondongkan tubuhnya dan memposisikan wajahnya tepat didepan wajah kakaknya. Melihat wajah Putri sudah semakin dekat dengan wajahnya, taba-tiba tangan Pita bergerak meraih kepala adiknya dan langsung melumat bibir adiknya sendiri. Pita melumat bibir Putri dan menyusupkan lidahnya kedalam mulut Putri yang langsung dibalas dengan hisapan pada lidahnya oleh Putri.

Pemandangan didepanku benar-benar membakar nafsuku. Buah dada Pita yang bergerak naik turun akibat genjotan papanya menarik perhatianku. Langsung kusambar Puting kecoklatan yang ada dihadapanku dan kuhisap serta kuremas. Pita bergelinjang menerima serangan tiga arah dari ibu, ayah, serta adiknya. Suamikupun semakin bersemangat menghujamkan penisnya kedalam lubang vagina Pita.

Sekitar sepuluh menit adegan ini berlangsung hingga akhirnya Pita bersiap menerima serangan gelombang orgasmenya yang kedua. Kedua kakinya tiba-tiba menegang. Kepalanya terdongak sehingga lumatan bibir Putri terlepas. Kedua matanya terkatup rapat dan pinggangnya terangkat seraya erangan kencang keluar dari mulutnya. Selama beberapa detik tubuh Pita bergetar hebat, erangan nya semakin kuat saat gelombang orgasmenya datang menyerang. Beberapa detik kemudian tubuhnya kembali terhempas kelantai menyisakan desahan-desahan dan nafasnya yang terengah-engah.

Suamiku pelan-pelan menarik keluar penisnya. Rupanya suamiku sendiri sudah berada di ambang orgasmenya. Terbukti hanya dengan beberapa kali kocokan tangannya, lahar panas menyembur keluar dan tumpah diatas perut Pita. Suamiku juga seperti kehabisan nafas. Dengan terengah-engah dikocoknya beberapa kali penisnya untuk meneteskan sisa-sisa sperma diatas perut Pita.

Akhirnya sempurna sudah keluarga yang kuidam-idamkan selama ini. Aku telah berhasil mempersatukan keluarga ini dengan ikatan penuh kasih dan penuh kenikmatan tentunya. Kini putri-putriku telah merasakan kenikmatan yang diberikan oleh orang tuanya sendiri sama sepertiku yang dulu menerima kenikmatan dari orangtuaku, kakek- nenek mereka.

Kurebahkan tubuhku di samping Pita. Dengan senyum tersungging kubayangkan hari-hari penuh kenikmatan yang akan kami lalui bersama.

TAMAT


__________________________________________________________________
Akhirnya kisah pertama nubie yang tak seberapa ini berhasil diselesaikan. Terima kasih kepada pembaca yang sudah setia menunggu update yang lama dan tidak konsisten karena kesibukan nubie diluar. Nubie juga mengucapkan terima kasih untuk semua bentuk apresiasi yang sudah suhu-suhu berikan, semoga bisa menjadi motivasi untuk kisah-kisah selanjutnya.
 
selamat suhu atas tamatnya cerita ini....
di tunggu cerita lainnya...
berharap bergenre incest jg:D
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Wiiihhhh keluarga mangstafff bisa foursome nih sang ayah
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd