Chapter 17
Senyap dan Ricuh
Di saat aku yang setengah lelah , tiba tiba saja objek yang menjadi fokusku ini membangunkan syaraf di seluruh tubuhku .
Ya. Bisa ditebak .
Bunda ku tercinta
Ia sedang duduk bersandarkan pada kabinet di sebelah kulkas .
Memakai kimono putih yang terbuat dari satin .
Sedang memegang gelas yang berisi air sambil termenung.
" Ehh.. nakk.. "
Ucap bunda setengah terkejut saat menyadari aku yang sudah membuka pintu kulkas .
Bunda langsung buru buru merapikan tali kimononya yang semula memperlihatkan belahan dadanya, kini tersembunyi di balik kimono itu .
Aku hanya tersenyum
Bunda lalu sedikit menggeser tubuhnya menjauh .
Setelah aku minum
" Gimana bund .. "
" Gi..gimana apanya .. "
" Hmm... Itu... Pura pura ga tau ... "
" Husshhh.. kamu ini .. masih kecil ga boleh tau.. "
' Eh siapa bilang... Adit kan pern...... "
Bunda langsung menutup mulutku .
" Sstt.. Plis dit ..jadi anak normal napa sih . "
" Bunda tau kamu uda hmmm.. cuman ga perlu di jelasin " lanjutnya
" Hehe . Iya iya . " Jawabku
Lalu
" Jadi.. ini barusan beres ? " pancingku lagi
Bunda mengangguk
" Seriusan? "
Bunda mengangguk
" Terus .. gimana rasanya... "
Bunda melirikku . Ia paham apa yang ku maksud.
" Yaa... Gitulah .. "
Dengan agak tersenyum paksa .
Lalu
" Kalau ... "
Sambil aku menunjuk ke arah bagian di bawah perutku.
" Hmmm... ". Bunda
" Lebih ..ehem ..mana bund ? " Pancingku
" Eee... Itu.... "
Ucap bunda sambil menunjuk penisku yang masih tertutup celana juga sambil memalingkan wajahnya ke arah lain .
Kurasa bunda masih malu mengakui sesuatu padaku .
" Waahh.. ahahhaha ".
Aku tertawa puas
" Eehh sstttt "
Bunda langsung memarahiku lagi .
" Entar kedengaran papa sama mba mu gimana ? "
" Heheh ..iya iya . " Ucapku berbisik
Kemudian
Aku ikut menyender di kabinet sebelahnya
" Papa mana ? ". Tanyaku
" Uda tidur ... Ihh . Mana ngorok lagi " ucapnya ketus
" Hihihihihi.. " aku cekikikan sepuasnya
" Terus.. mba mu mana ? " Tanya bunda balik
" Lah mana kutau .. di kamar dialah "
Padahal sebenarnya Mba Rachel berada di kamarku . Ia masih terkapar kelelahan setelah tubuhnya ku tusuk berulang kali .
Hening sesaat.
Ku perhatikan bunda masih memandang gelas di tangannya
" Kenapa .. " Tanyaku lembut
Bunda menggeleng sambil menunduk
" Hmm.. sekiranya ada yang ingin bunda sampein ... Ngomong aja .. "
" Gpp kok .. " .
Ucapnya tersenyum sambil meletakkan gelas di kabinet belakang
" Bunda .... "
Saat ia pergi , ku pegang tangannya
" Ditt.... "
Memperhatikan kedua tangan kami .
Aku perlahan melepaskan tangannya .
Berjalan mendekati bunda ,
Ia yang mundur hingga ke pojokan , kurasakan perasaan takut darinya .
" Bunda... "
Tanganku memegang dagunya .
Saling bertatap tatapan .
Kulihat matanya yang berubah menjadi sayu.
Tanpa menunggu lama .
Dan .
Cupppp
Ciuman hangat yang sudah lama tak kurasakan .
Rasa manis dan level zina yang kami lakukan sungguh membuat ciuman itu terasa berbeda.
Sekali lagi
Cupp.
Saat bibir kami bertemu , kami saling menutup mata . Setelah itu kami kembali memandang satu sama lain . Sebuah gerakan tersinkronisasi antara ibu dan anak .
Sekali lagi
Namun kali ini bibir itu tetap menempel.
Emmmm...
Kulumat bibir itu dengan cinta juga nafsuku .
Yang tak butuh waktu lama untuk bunda menyesuaikan setiap lumatanku dengan desahan kecil dan nafasnya yang berat tapi teratur .
Ummmmmppp
Bunda juga melakukan hal yang sama namun lebih berani .
Kali ini lidahnya duluan yang singgah kedalam mulutku . Sebagai anak yang berbakti, tanpa di minta pun aku menghisap dan memijat lidah lembutnya itu dengan tulus .
Ummmmppp..
Mungkin karena pijatanku itu tepat di persendiannya yang bermasalah, tubuh bunda seketika bereaksi . Tubuhnya terangkat sejenak , ia lalu memegang pinggangku agar tubuhnya tetap stabil .
Melihat hal itu , aku langsung menaikkan tubuhnya ke atas kabinet tanpa melepaskan ciuman kami.
Gerakan cepat diantara kami
Begitu naik langsung ku majukan lagi , sedang bunda melebarkan kakinya dan mengapit tubuhku. Tangannya yang semula dipinggang , kini berpindah merangkul leherku .
Uuhhhhhhh...
Emmmmmmppp
Ciuman yang kembali memanas .
Tapi
Bunda sempat menahan tanganku yang hendak menarik tali kimononya .
Aku pun melepaskan ciuman kami .
Saling menatap
Hingga,
Saat perlahan ku tarik tali itu , pegangan tangan bunda pun semakin merenggang.
Ikatan yang terlepas dengan sensual
Ku geser kain yang menutupi tubuhnya.
Ahhhh...
Jika saja aku adalah hewan buas , sudah kulahap daging di depanku ini .
Emmmmppp
Terjadi kembali percumbuan terlarang ini untuk ke sekian kalinya.
Bunda yang sepertinya juga tak sabaran, memasukkan tangannya kedalam celana tidurku .
Mengeluarkan penisku yang sudah siap bertarung .
Dengan begitu, aku pun memajukan tubuhku agar kelamin kami bertemu.
Tapi sayang..
Bunda langsung menutup kemaluannya . Sedang tangannya satu lagi menggenggam penisku .
Aku yang tak patah semangat, ku bredel tubuhnya dengan jilatan jilatan ganasku . Menjadikan bunda terpaksa melepaskan tangan yang menutupi area intimnya untuk menyeimbangkan permainanku .
Disitulah kesempatan yang tak kusia siakan .
Dengan sedikit menunduk dan mensejajarkan dengan marmer kabinet , penis itu kudorong di sela sela memek dan selangkangannya .
Hingga batang itu merasakan dua permukaan yang berbeda.Satunya dingin karena marmer kabinet, sedangkan bagian atas hangat dan berlendir
Bunda yang sesaat khawatir, kini kembali melanjutkan aksinya yang tertunda . Membuat tangan yang semula menggenggam penisku, kini ia lepaskan.
Dia juga yang tak mau kalah juga gantian menjilati putingku .
Emmmmm....
Ehhmmmmpp
Emmmm..
Gesekan penisku berulang kali membuat ia tak bisa berkonsentrasi .
Aku yang tak puas , ku angkat tubuh bunda sembari menarik kursi makan dan duduk disitu.
Dan
Kembalilah percumbuan terpanas sepanjang masa .
Kimononya kusibakkan setengah agar bahunya bisa kujelajahi .
Menjadikan tubuh bunda secara perlahan bergerak maju mundur agar kelamin kami saling bergesekan .
Ahhhhh...
Emmmppp
Erangan semakin terdengar nyaring yang sempat membuatku khawatir kalau siapapun yang mendengar itu pasti terbangun dari tidurnya
Tapi, bukan itu fokus utamaku .
Tubuhnya yang semakin meliuk , menjadikan aku mengerti bahwa bunda sebenarnya juga sangat ingin merasakan penisku
Itulah yang mengkhawatirkan.
Jika aku salah mengambil sikap , sebuah tragedi akan terulang kembali.
Namun tak butuh waktu lama untuk membuktikan hal itu .
Plaakkk !!
Tamparan keras di pipi.
Bisa di tebak , beberapa bagian penisku sudah bersarang di tubuhnya .
Tatapan bunda menjadi tajam .
Aku cuman bisa menunduk , seperti anak yang di marahi ibunya .
Dia lalu langsung mengangkat tubuhnya , merapikan kembali tali yang mengikat kimono dan langsung pergi meninggalkanku .
Aku terdiam sejenak .
Tersenyum pasrah .
Walau aku tau bahwa bunda lah yang bersalah . Kalau saja ia tak mengangkat tubuhnya lebih tinggi , sudah pasti penisku tidak menusuk kemaluannya . Karena aku yakin dia pasti tau kalau penis itu akan selalu tegak jika tidak ada yang menekan kebawah .
Tapi bukan itu intinya .
Yang jelas , untuk sekian kalinya aku gagal menjalankan misiku .
Ahhhh...
Sudahlah .
Kemudian
" Gagal ya ... "
Kudengar suara mba rachel , tapi aku tak menghiraukannya .
Aku juga tak terkejut kalau dia ternyata mengintip percumbuan aku dan bunda .
Dia berjalan tanpa sehelai benang di tubuhnya . Mendekat dan langsung duduk di pahaku menyamping . Leherku di rangkulnya
" Hahaha.. dek dek ... "
" Mba kan sudah bilang , Control Your Kontol . Hahaha "
Aku tak menjawab ejekannya .
" Jadi gimana .. mau coba cara mba ga "
Aku masih tak menggubrisnya .
Dia lalu menciumiku .
Dan
Tanpa persetujuan dariku, ia langsung memutar tubuhnya dan memasukkan penisku kedalam memeknya.
" Adikku sayangg...sabar ya .. masih ada kesempatan lain kok "
Emmm...
Emmm..
Aku tak memperdulikan saat ia terus-terusan mengulek ulek penisku .
" Anggap aja wanita yang didepanmu ini ada bundamu sayang ... ". Bisiknya ..
" Anakku ..eemmpp... Hangatkan rahim bunda mu ..aahhhh "
Suara desahnya menggema di telingaku
Mba Rachel yang lagi roleplay sebagai bunda tak cukup membuatku terbawa suasana .
Karena bagaimanapun, pikiranku saat ini masih di sibukkan tentang bunda .
Lalu .
" Ke kamar yok sayang , bunda uda ga kuat ini ..emmmpp.. "
Aku pun langsung mengangkat tubuh mba ku ini dengan kelamin yang masih menempel.
Berjalan santai ke arah kamarku .
Dan
Aku duduk di tepi ranjang dan kembali merebahkan diri .
Ku biarkan ia memuaskan birahinya sedang pikiranku masih terbayang akan kejadian barusan .
Pantatnya yang naik turun sedang bibirnya sibuk mengemut lidahku .
Ummpppp
" Kok diem aja sih sayang .. apa perlu kontol...eh maksudnya titidmu bunda sepongin ? "
Aku tak menjawab
Mba Rachel langsung melepaskan penis dan
Sluurrppp..
Emmmpp
" Pantesan memek bunda sakit , titidmu aja segede ini ... Sluurrppp ahhhhh " ..
" Padahal dulu sekecil ini loh ".
Menunjukkan jari kelingkingnya
" Hmmm . Kita lihat . seberapa kuat mulut bunda menampung titid kamu .. "
Monolog mba Rachel lagi .
Sepertinya ia semakin mendalami perannya .
Tubuhku di dudukkan dan tanganku di letakkan di kepalanya .
" Ahhhh slurrppp eemmpp. .... "
Semula biasa aja . Tapi melihat wajahnya yang semakin nakal dan semakin mengejekku , membuat aku semakin menekan kepalanya dengan kuat .
Tak memperdulikan ia yang sedang kesusahan dan memukul mukul lenganku .
Ahhh..
Ahhh
Ahhh..
" Ihh anak kurang hajar kamu ya . Bunda bisa mati tau gak ...ahh ahh ahhh.. "
Wajahnya yang memerah dan kesal memarahiku .
Dan aku hanya tersenyum melihat tingkahnya .
Kejadian yang terus berulang , hingga matanya berair .
Lalu .
Di rasa cukup , kembali ia duduk di pangkuanku sambil mencolokkan penis di dalam memeknya .
Sambil mengucapkan
" Sayang kalau pejuhmu berceceran dimana mana. Lebih baik kamu tabung di rahim bunda .aaahhh "
Ahhhh..
Hamili bunda nakkkk...
Ahhhhh
Hahahaha
Desah yang berubah menjadi gelak tawa .Mba Rachel tak henti-hentinya mengejekku .
Hingga
Tak terasa sudah jam 4 subuh .
Kelamin kami yang masih menyatu itu pun akhirnya ia lepaskan .
Berjalan manja sambil mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai .
Berjalan dengan selangkangannya yang mulai menjatuhkan lendir lendir pejuhku .
" Bunda pamit dulu ya nak .. dadah ... "
Dan tak lupa ia menjulurkan lidahnya ..
Aku hanya bisa tersenyum melihat tingkahku mba ku ini .
Singkatnya, siang itu kami kembali ke rumah .
Kemudian bergantian memindahkan barang-barang kami ke rumah baru . Lokasi yang berada di tengah-tengah .
Rumah lama kami kini ditinggalkan beserta dengan kenangannya .
Hubunganku dengan bunda sejak saat itu antara akur dan tidak . Didepan papa dan mba rachel, kami berkomunikasi. Namun saat berdua , bunda kembali ke mode diam .
Mba Rachel selalu terkekeh melihat tingkah kami . Karena di rumah itu hanya dia yang tau masalahnya.
Setelah beberapa minggu aku masuk kuliah ,Bunda tiba-tiba saja mengirim pesan padaku .
Meminta untuk sepulang kuliah agar kerumah lama kami .
Aku senang .
Karena ini pertama kali bunda mengechatku .
Setelah beberapa puluh chat tercentang dua biru yang tak pernah di balasnya .
Namun
Menciptakan ribuan pertanyaan di kepalaku.
Apa gerangan ini ?
Sepulang kuliah, aku langsung tancap gas Scoopy bunda yang kini jadi milikku . Menuju ke rumah tercinta kami .
Di perjalanan, tak henti-henti kenangan dan pertanyaan saling bertabrakan di kepalaku .
Yang hampir saja membuat aku salah masuk komplek.
Sesampainya di rumah .
Dengan kunci cadangan yang selalu kubawa , kubuka pintu .
Terlihat rumah itu masih terjaga seperti sebelumnya.
Namun ada satu hal yang menggangguku
" Bunda di mana ? "
Pikirku dalam hati .
Pertanyaan itu langsung terjawab dengan getar notif hpku
" Di kamar bunda nak . . "
Hatiku semakin dag dig dug saat membacanya.
Aku berjalan perlahan ke arah pintu kamar bunda .
Cek......lek......
Dan ....