Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Project V

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
asek bakal ada update puanjang,di tunggu suhu updatenya,semoga lancar.
 
" ummi....tolong lebih cepat sedikit..."

"iya abi......"
Suara wanita itu terdengar sedikit serak basah menjawab dari ruang belakang. Merasa lama menunggu, pria yang ku kira adalah suami nya itu ikut menyusul kebelakang.

" astaga......apa yang sedang ummi lakukan!!!"

Suara gaduh di dapur hanya terdengar lirih dari tempat ryan berbaring. Bu widya hanya sempat menoleh ke arah suara yang muncul tanpa begitu menghiraukan nya.

" ummi nggak apa apa..? "

" nggak apa apa abi,,maaf ummi tidak sengaja.."

" ya sudah..biar nanti abi doa kan lagi dengan air putih yang baru.....sekarang ummi bantu abi memberi rajah pada ryan....kasihan dia"

Pak kyai usman bersama sang istri kembali ke depan dengan satu gelas kecil air putih.

Remuk redam tubuh ini seperti terkoyak oleh ratusan pedang. Entah apa yang merasuki ku hingga mampu menghabisi para siluman dengan sangat brutal. Dan dengan apa aku bisa kembali ke dunia nyata tanpa mengeluarkan energi yang biasa ku gunakan. Dan lagi sekarang, di sampingku telah duduk dua orang berbeda jenis kelamin juga berbeda jauh usia nya.

Melihatku kebingungan, pak tua bersorban membuka pambicaraan.

"nak ryan tidak usah khawatir..jin yang menempel di badanmu sudah keluar".

Hah!!...jin...?....apa pula yang pak tua omongkan ini..semakin bingung aku dibuatnya.

Sambil mengulurkan tangan padaku mengajak bersalaman.......

" oh iya...perkenalkan saya usman al quawait, nak ryan cukup panggil saya pak usman saja...dan ini istri saya "

Kini giliran istri nya...tapi aku sedikit kecewa karena ustazah cantik ini hanya menempelkan kedua telapak tangan nya sendiri seraya tersenyum padaku.

" nak ryan cukup panggil saya ummi nikmah..."


" begini nak ryan,,,menurut penuturan ibunda nak ryan,,,,selama tiga hari kamu tidak bangun dari tidurmu. Bener kan bu..?"


" iya nak...ibu khawatir...ibu sangat takut kalau terjadi apa apa denganmu..singkat cerita ibu diberi tahu sama tantemu tante irma, kalau pak kyai pemimpin pesantren di dekat rumah nya bisa menolong"

" bu widya terlalu berlebih, semua itu berkat pertolongan yang di atas...kita hanya bisa meminta"

" dan nak ryan sebaiknya istirahat dulu barang dua atau tiga hari di sini untuk pemulihan sampai ke akar akar nya".

Setelah mereka berdua berlalu ku tatap sayu perempuan hebat yang duduk di hadapanku ini. Rasa sakit dan lemas karena kejadian di alingga sedikit terobati oleh ciuman lembut bibir ibu yang mendarat di pipi kiri kananku. Halus tangan nya mengusap rambut hitamku. Tanpa terasa air mata mengalir dari sudut mataku. Betapa hebat nya wanita ini seorang diri membesarkan raga pembungkus nyawaku. Betapa sayang nya beliau kepadaku yang mungkin apa saja akan dilakukanya untuk membuatku bahagia. Dan betapa hancur berkeping diriku ini bila sampai kehilanganya............

Ibu...........sampai kapanpun nyawa ini akan mencoba membahagiakanmu.

Ketidak punyaan kami tak pernah sekalipun membuatnya mengeluh. Ketekunan dan kerja kerasnya masih mampu untuk melawan tawa jahat kehidupan ini. Dalam hati aku akan berusaha lebih kuat untuk merubah nasib keadaan kami.

Aliran air dari mataku kini diusapnya. Senyumnya mengembang bercampur haru menatapku. Direngkuh nya kepalaku dalam pelukan nya.

" berjanjilah jangan pernah tinggalkan ibu.....tetap sehat, berjuang dan gapailah mimpimu sayang. Ibu selalu ada untukmu ".

Isak tangis mengiringi tiap ucapanya dalam pelukan.

" ryan berjanji bu...akan ada dan selalu membahagiakan ibu..........

".....ibu.............terima kasih untuk semua yang telah kau berikan...."

Haru biru pelukan kami mengakhiri siang itu. Ku minta ibu untuk pulang dan beraktifitas jualan sayur seperti biasa nya. Mungkin dua atau tiga hari aku akan tinggal di rumah pak kyai usman sesuai saran beliau yang menurutku sama sekali tidak perlu. Mengingat yang sebenarnya terjadi adalah bukan fenomena aku kerasukan jin. Tapi ya sudahlah...tidak apa apa demi berjalan nya semua ini.

Sepasang suami istri beda usia ini sangat bersahaja. Merawatku bagai anak kandung nya sendiri. Kyai usman sebenarnya memiliki anak. Pernikahan dengan ketiga istri nya menghasilkan beberapa anak. Mereka yang sudah dewasa mendapat mandat langsung dari kyai atau abah nya sendiri untuk bertualang menyebar ilmu di beberapa daerah. Sedangkan anak yang masih kecil tetap berada di lingkungan pondok dengan ibu kandung mereka masing masing. Yang membuat hati adem adalah ketiga istri mereka tak pernah cek cok bahkan sangat akrab dan rukun. Dan hari inilah waktu atau jatah kyai usman bersama ummi nikmah. Memang seperti itu....ketiga istri beliau dibuatkan rumah sendiri sendiri. Dan beberapa hari sekali sang kyai bersambang ke salah satu istri nya. Bagi ummi nikmah semua serasa lengkap. Tapi ternyata satu hal mampu menggoyahkan kesempurnaan itu. Dan hal itu tak lain adalah buah hati. Di usianya yang tak muda lagi ummi nikmah tetap berharap mendapatkan momongan seperti kedua istri tua kyai usman lainya. Kenapa aku begitu bisa tahu semua nya....?...karena hubungan yang terjalin antara kami bukan hubungan main main seperti biasa.

Begini cerita nya......

Saran menginap dua sampai tiga hari dari kyai usman ternyata dirasa belum cukup.

Setelah ibu aku sarankan pulang dan akan menjenguku bila kesibukannya berkurang. Di hari yang sama saat itu juga kyai usman mengakrabkan diri denganku. Kami duduk di ruang tengah sambil nge teh dan menghisap rokok sebatang dua batang. Cukup salut aku mendengar kisah beliau dalam menyebarkan agama hingga mampu meminang tiga perempuan dalam kehidupanya.

" nah untuk yang ketiga ini sangat spesial nak ryan...bokong dan teteknya sangat gedhe dan binal di ranjang...pssssttt..jangan bilang siapa siapa ya...

BWAHAHAHAHAHA...

Kami tertawa lepas....hehe..hadehh..kaget juga aku mendengar ucapan yang sangat tak terduga keluar dari mulut kyai yang tadi nya sempat ku puji puji alim ini..hehe...ya sudahlah..rasa hormat tetap terunjuk pada mu kyai...

Sang istri ketiga nya datang membawa nampan berisi makanan kecil siap disuguhkan. Membungkuk bungkuk beliau di hadapan kami.

" lagi ngomongin apa sih kalian berdua ini sampe gembira segitu nya...nak ryan juga..baru aja mendingan udah ketawa lepas...apaan sih bi..?"

" ini lho ummi..abi sedang ngomongin teh bikinan ummi...manis dan enak sekali sampai sampai nak ryan pingin beli kata nya..hehe..lucu khan..?

" hadehh abiii...gitu aja kok diketawain...lucunya dimana...aneh aneh aja kalian berdua ini..

Dan menurutku itu emang gak lucu..***k lucu sama sekali..***ring.....kalau bikin alesan ga masuk akal banget kyai ini...dari pada itu aku lebih tertarik dengan pemandangan di depanku ini. Kuli wajah putih berseri ummi nikmah begitu enak dipandang. Bulatan bokong beliau membesar dengan posisi menungging seperti ini, ingin sekali ku menjamahnya. Ditambah ke dua susu nya yang sangat besar meski tak terlalu tampak karena dilapisi baju yang longgar tapi tetap bisa ku rasakan kebesaran nya saat tanpa sengaja menyentuh pundakku tadi.

" ehmm!!".

Sialan..suara pak kyai membuyarkan kekagumanku pada istri ketiga nya ini. Mata pak kyai seperti mengamati gerak gerikku. Mungkin karena merasa terancam dengan kehadiranku, kini secara spontan beliau menarik ummi nikmah duduk dipangkuanya dan sedikit bermesraan dihadapanku. Dada nya menjadi penopang punggung istri nya. Kedua lengan nya beliau tempatkan di kedua paha ummi seperti mengisyaratkan padaku untuk jangan coba coba berfikiran yang enggak enggak pada betina nya.

" nanti kalau kamu sudah benar benar sembuh nggak ada salah nya belajar sama abah di sini....menimba ilmu pada abah di sini...semua ilmu akan abah ajarkan termasuk ilmu mendapatkan istri seperti milik abah yang spesial ini hehehehe..."

Suara kekeh tua nya seperti membuat ummi nikmah jengah mau beringsut pergi dari pangkuan sang suami.

" ihh abii..sudah..malu atuh di lihat nak ryan seperti ini...sudah..ummi mau ke belakang dulu.."

Akhirnya bokong montok yang membuatku mupeng itu ngeloyor pergi kebelakang.

"benar benar spesial kan..?....hahahaha"
Tambah kyai tua ini semakin membuatku iri.

"Perlahan saja nak ryan...secara bertahap abah akan berusaha menghilangkan jin dari tubuhmu hingga ke akar akarnya...***qyah akan kita mulai besok.."

Aku sedikit kaget dengan apa yang aku dengar dan nada bicara yang sangat cepat berubah serius dari pak kyai.

Kuhempaskan tubuh di kasur dalam kamar tamu yang mereka sediakan ini. Pikiranku membayang kemana mana. Bagaimana nasib amoksa dan alingga di sana...kuliahku juga pasti ketinggalan..aduhh aku baru ingat laptop di kamarku...seperti apa nasibnya setelah ku upload video panasku dengan tante nur...apakah rank ku naik...?...dan janji dinda padaku setelah ku upload video itu....bagaimana ini...nampaknya harus sesegera mungkin aku masuk sekolah...tapi apa kata ibu jika aku menolak saran beliau yang mempercayakan kyai usman mengobatiku.....

Ahhhhh...sudahlah....kita lihat saja besok seperti apa...

Mataku menelisik, beberapa kali posisi tiduku berubah..sampai akhirnya aku bangun. Kurasa sudah malam, ku coba mengambil wudhu untuk tahajud siapa tahu pikiran inj bisa tenang.

Dalam gelap lampu yang telah dimatikan. Berhati hati aku menuju kamar mandi di belakang. Saat melewati kamar pak kyai, pikiran ku tentang tubuh istrinya kembali muncul. Kilasan bayang tubuh ummi nikmah memaksa diri ini berhenti di depan kamar mereka. Cukup lama.........dan

CKLEK..!!!

Dengan sangat hati hati aku membuka pintu kayu yang tidak terkunci itu. Redup nya sinar lampu kamar membantuku berjinjit mendekat ke arah tubuh ummi nikmah.

Harta karun yang aku bayangkan kini nyata sama persis dihadapanku. Di atas kasur kyai usman tidur memunggungi istrinya. Dihadapanku tubuh molek nan sintal teronggok bebas. Rambut hitam sedikit ikal miliknya wangi tanpa tertutup hijab. Lingerie tipis merah yang beliau pakai tak mampu membendung kemontokan tubuh nya. Kaki jenjang miliknya terpampang rapi. Paha putih mulus ummi sedikit mengangkang begitu menggiurkan untuk di elus. Karena saking pendeknya lingerie yang ia kenakan, celana dalam abu abu sedikit terlihat menyembul menunjukkan betapa tebal dan tembem nya kemaluan ummi nikmah ini. Dan pandanganku terhenti pada payudara besar sebelah kanan nya yang seakan hampir tumpah keluar karena lingkar dada lingerie beliau sangat rendah. Sedangkan payudara sebelah kiri ummi membumbung montok berhias pentil yang tercetak jelas dibalik kain tipis itu.

Sesaat benar ku kagumi keindahan tubuh perempuan berumur ini. Dengan menahan penis yang sangat ngaceng di balik sarung yang kupakai, perlahan aku mengumpulkan keberanian. Sedikit ku goyangkan bahu ummi.....tidak ada respon. Nampaknya beliau cape hingga tak merasakan sentuhan tanganku.

Semakin berani aku dibuatnya. Nafsu yang sudah di ubun ubun ini menggerakkan tangan mengelus gunung kembar nya. Dengan hati hati elusanku merata pada seluruh permukaan payudara ummi yang masih terbungkus pakaian seksi itu. Kini aku menggenggam kedua susu beliau. Mulai meremas remas merasakan ke kenyalan dan ke empukan daging montok milik ummi nikmah. Puas aku meremasi, sekarang telunjuk jariku menoel noel menggelitik puting susu nya. Tubuhnya sedikit bergerak sedemikian rupa, puting nya semakin mencuat ke atas karena perbuatanku.

Dan setan dengan gencar membisik di telingaku. Ku pertaruhkan semuanya, dengan perlahan aku mengeluarkan payudara ummi yang sebelah kanan dari balutan lingeria nya. Mataku berbinar penisku ngaceng melihat dengan nyata bulatan susu besar dengan pentil mencuat ke coklatan. Gemas kembali aku meremas remas susu besar yang keluar dari pakaianya itu. Lidahku menjulur menjilati pentil ummi dengan tangan ku yang masih meremas susu nya. Desahan lirih ummi tak kuhiraukan dan tetap melakukan perbuatan cabulku pada nya. Puas aku me netek pada ummi, sekarang ku singkap bagian bawah lingerie minim nya ke atas hingga sampai pinggang. Celana dalam abu abu miliknya menjadi saksi bisu kala hidungku membaui kemaluanya. Aroma vagina beliau sangat memabukkan. Dengan rakus lidah ini menjilat vagina ummi dari luar celana dalam. Begitu intens dan begitu rata jilatanku hingga membuat seluruh permukaan celana dalam ummi basah dengan ludahku.

Ingin aku berhenti karena gerakan tiba tiba dari pak kyai yang kini tidur menghadap istrinya. Tapi sekali lagi setan menang dalam pertempuran di otakku. Secara berani ku singkapkan celana dalam ummi kesamping dan menahannya dengan jariku.

Memeknya bersih tanpa bulu kemaluan, bibir vagina nya tebal sesuai perkiraanku. Dan klitoris ummi sedikit mencuat di antara rapatnya vagina beliau. Ujung lidahku mulai menjulur menyapu garis vertikal celah vagina ummi nikmah. Terus kujilati garis sempit memek beliau hingga cairan basah keluar darinya. Gerakkan ummi menghentikanku. Aku dengan nafsu yang sudah membuncah ini harus menemukan cara menyalurkan libido pada wanita sintal ini.

Akhirnya ku keluarkan penis gagah dan keras dari balik sarungku. Ku kocok batang penisku dekat sekali dengan wajah cantik ummi. Kepala penisku sengaja aku dekatkan pada hidung ummi yang mancung. Bibir sedikit tebal miliknya telaten ku usap usap dengan kepala kontolku. Begitu nikmat dan lembut kulit bibir ummi bersentuhan langsung dengan penisku, bahkan sesekali aku memaksa membuka bibirnya menggunakan kejantananku hingga terlihat deretan gigi putih beliau. Tak ku sia sia moment emas ini, ku kocok kontolku dengan cepat. Aku onani tepat di atas wajah cantik ummi nikmah. Mungkin karena saking nafsunya hingga detik detik kenikmatan menghampiriku dan....

CROT..CROTTT...CRROOTTTT

Ku tembakan sperma hangat dan kental muncrat mengenai wajahnya. Banyak sekali pejuhku melumuri mata tertutup nya, ada juga yang sampai di rambut ummi...di pipi juga alis beliau. Dan tentu saja lelehan pejuhku yang paling banyak mengenai bibir seksinya. Iseng aku usap usapkan kontolku pada bibir beliau mencoba meratakan lelehan sperma di mulutnya. Nafasku tersengal, lututku serasa linu, aku sangat puas sekarang. Tanpa merapikan kembali pakaian ummi, segera aku kembali ke kamar dan tidur.

Selama tiga malam berturut turut aku melancarkan kegiatan bejatku terhadap ummi nikmah. Karena suaminya masih berada dengan beliau sebelum berlanjut menggilir istri nya yang lain di rumah mereka masing masing, itulah kenapa aku berani berbuat dengan harapan ummi menyangka pak kyai usman lah yang melakukannya. Sepertinya ummi baik baik saja seperti biasanya kala berpapasan denganku saat di dapur atau di luar rumah. Ku utarakan niatku untuk pulang ke rumah dan kembali kuliah pada kyai usman siang itu. Tapi jawaban yang kudapat cukup membuatku repot. Selama satu bulan kedepan setiap selesai isak aku harus datang ke rumahnya ini untuk terus melakukan sesi ruqyah padaku. Dengan meng iya kan semua perkataan beliau semuanya pasti tidak ribet pikirku.

Maghrib menyambut kami beribadah bersama di masjid dalam lingkungan pesantren kyai usman. Selepas itu dalam kondisi yang lebih baik aku kembali ke rumah beliau dan duduk di ruang tamu dengan kursi kursi kayu berhias ukiran khas jepara. Mungkin berselang satu menit, ummi nikmah dengan mukena dan sajadah terlipat di tangannya kembali dari masjid. Tidak tampak kyai usman di belakangnya.

Perempuan berumur istri ketiga pak usman ini benar benar menjaga wibawa atau gelar yang disandang nya sebagai bu nyai atau istri sang kyai. Terbukti dari beliau yang hanya menyapaku sebentar dengan tatapan mata yang cepat dia sembunyikan.

Dari kamar, beliau keluar berganti dengan gamis dan jilbab panjang. Ummi berjalan ke arahku yang tengah duduk.

" ryan ummi bikinkan teh hangat ya...?"

Kini mataku menatap tubuh ummi dalam balutan kain yang yang ia pakai mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala. Aku baru sadar ternyata bu nyai ini ternyata sangat cantik. Memiliki tubuh bagus, pinggang ramping dada montok menonjol bulat dari dalam gamis lembutnya juga bongkahan pantat yang menungging.

" eh..iya..boleh ummi...maaf merepotkan.."

" nggak apa apa...biasa saja nak ian.."

Biasa apa nya...paras cantik dan tubuh semlohai mu itu yang luar biasa ummi. Seiring berlalunya beliaubke dapur, ku ber doa untuk bisa memiliki tubuh seksi dan bisa merasakan petualangan birahi dengan nya.......amin.

Tapi tampaknya mustahil mengingat dia istri kyai pemilik ponpes ini. Semoga saja bisa.....................

Dua gelas teh sedang disuguhkan di depanku dengan membungkuk. Sudah pasti tidak kulihat belahan dada besarnya karena semua tertutup hijab. Tapi syahwat tetap bisa menikmati hidangan ini dengan cara nya sendiri. Bongkahan pantat beliau begitu dekat dengan tanganku. Sangat bulat besar dan terlihat empuk sekali. Bahan gamis yang dipakainya lembut sehingga menampakkan cetakkan celana dalam yang ia kenakan. Hampir saja aku kalap ingin meremas bokong ummi nikmah dan menunggangi nya. Aku ngaceng sangat keras saudara saudara.

Sesuatu yang tak diduga sedikit menguntungkanku. Saat akan meletakkan gelas yang kedua tanpa sengaja air teh hangat tumpah. Selangkanganku basah terkena teh yang dibuatnya, begitu pula paha ummi nikmah juga terkena air teh cukup banyak hingga basah.

Spontan tanpa bermaksud kurang ajar tanganku menyentuh paha atas sedikit ke bagian dalam. Aksi yang sama juga dilakukan ummi nikmah pada selangkanganku. Kami terkesiap dengan ulah kami. Melihat tangan ummi yang tak berpindah dari seoangkanganku, aku pun tak menggeser telapakku dari paha beliau. Cukup beberapa detik kami saling memandang. Paha besar ummi yang basah ku usap naik turun agar lekas kering. Jemariku hanya berjarak beberapa centi meter saja dari gundukan alat kelamin wanita solehah ini yang masih terlapisi gamis. Begitu montok paha beliau hingga aku terlena, usapan tanganku semakin lama semakin masuk ke dalam saja. Punggung jemariku sesekali menyentuh gundukan nikmat miliknya.

" ryan..."

Hanya itu yang keluar dari mulut wanita berhijab ini ketika tanganku secara terang terangan meraba alat kelamin ummi nikmah yang menggunduk. Seperti tanpa tidak takut akan kedatangan suami nya, sekarang ganti aku yang dibuat terkejut. Setelah selangkanganku dia raba raba jemari lentiknya menggenggam batang penis dari luar sarung tanpa sempak yang kupakai sekarang. Entah apa yang membuat kami melakukan semua ini. Tapi yang pasti dengan saling memandang, kami sama sama menggosok alat kelamin satu sama lain. Kocokan tangan ummi kurasa semakin kuat saja mencengkeram batang penisku. Desahan dari mulutnya juga tidak surut waktu tangan ini menelangkup dengan sempurna dari luar memeknya.

" ryan jangan...sshhh.."

Penolakkan tak berarti nya malah semakin membuatku bernafsu. Dengan posisi ummi yang masih membungkuk, kini tanganku yang satunya menjamah buah dada miliknya. Aku terkaget senang karena gunung kembar ummi nikmah tidak hanya besar tapi sangat besar.

" ryan eemmmhhh...dosa nak...ahhh "

" pak kyai masih lama ummi..?"

Dalam nafsu ia hanya menganggukan kepala nya saja.

Mata cantiknya terbelalak kaget saat dengan cepat kusingkap sarung milikku hingga tangannya terlepas dari penisku yang tegak berdiri.

Dengan menyingkapkan sarung sebatas pinggang, aku berdiri dengan pelan melangkah ke arah dapur miliknya.

" teh nya kurang susu ummi...ryan pingin teh susu...ummi tahu tempatnya nggak..?"

Tanpa menunggu jawaban kulanjutkan langkahku ke arah dapur. Ku senderkan badan ini di pintu kulkas. Batang besar dan keras ku kocok sendiri berharap seseorang menyusul ke belakang. Jika memang alim dia pasti tak akan menyusul dan kuputuskan setelah ini aku akan pulang. Tapi bila beliau datang maka sesuatu yang spesial akan dimulai saat ini juga.

Hampir dua menit tangan ini sibuk mengocok kontolku sendiri. Pucuk dicinta....bayangan tubuh wanita dari sinar lampu mulai mendekat. Kini sosoknya muncul melihatku lekat lekat. Cukup lama, tanpa ada yang menyuruh tangan kanan nya merambat dan menggosok gosok pada kemaluannya sendiri.

Aku yang sudah tak sabar segera menarik lengan nya dan mendekap erat tubuh beliau. Hangatnya pantat ummi dapat kurasakan melalui kontolku yang terhimpitnya. Dari belakang tangan ini gemas meremas remas susu ummi dibalik gamis.

"ssssshhhh....ryaaannhhh...sadar ini dosahhh...hhh"

"tubuhmu masih dirasuki sesuatu...ssshhh...bessaarr...."

Uacapanya berganti ganti, kadang ingin menghentikanku tapi tubuhnya terus meminta dijamah.

"ummi....sekarang ryan tahu di mana susu nya...boleh ya ryan minta susu ummi..."

" jangan nak...uuuuuuhhhssshhh.....dosssa...ini punya pak kyai....ahhhhh.."

Tak kuhentikan remasanku di payudara nya. Tanganku berpindah ke bawah menggosok gosok gundukan memek beliau.

"ahhh...dosa kamuhhh...iisshhh..."

Gamis panjangnya kutarik ke atas hingga sepinggang. Ummi menggelincang kala paha mulusnya bersentuhan langsung dengan kulit tanganku. Bahan celana dalam miliknya terasa halus dengan gemas tanganku menelangkup tepat digundukan memek ummi.

" sudah ryan sudah...!!!!"

Cepat beliau membalikkan badan merapikan pakaianya dan berlalu tanpa menghiraukanku. Belum sempat ummi sampai ke ruang tengah, ku rengkuh tubuh seksi miliknya. Dia menjerit diperlakukan seperti itu.

Ku angkat tubuhnya dan mendudukanya di atas meja makan. Aku yang masih penasaran segera menaikan lagi gamis bagian bawah nya hingga terpampang jelas celana dalam milik istri kyai ini.

Ummi beberapa kali meronta menepis tanganku. Dengan sedikit tenaga, aku berhasil meredam perlawanan kecilnya. Mulutku kini menyumpal lobang memek ummi nikmah dengan menggait celana dalam beliau ke pinggir tanpa melepasnya.

Bau khas kewanitaanya menyeruak memenuhi hidungku menambah nafsu birahi. Tak perlu lama membuat kemaluan ummi nikmah basah dengan lendirnya. Lidah ku menyapu bibir kemaluanya. Kuhisap lendir yang keluar dari memeknya. Hingga beliau menjerit jerit saat klitorisnya kujilat jilat.

" mmmm...hhhhh...aaahhh..."

Semakin kubenamkan wajahku erat ke memeknya. Permainan mulutku akhirnya membuatnya mengejang. Memek nya kini banjir, lendir beliau ku hisap habis. Beberapa meleleh keluar memek nya dan sebagian lainya menempel disekitar mulut dan pipiku. Kini nafas nya yang terengah engah semakin teratur. Aku puas mengerjainya.

Kurapikan posisi celana dalam beliau yang saat ini masih duduk mengangkang di atas meja makan. Secara lancang kusapukan batang penis besarku di wajah beliau yang masih lemas..

"ini rejeki ummi.....diterima saja....semoga barokah.."

Ucapku masih dengan mengusapkan penis ngaceng di wajahnya. Sebelum ku putuskan kembali ke ruang tengah, kusempatkan meremas buah dada besar nya.

"ryan....!!"

PLAKKK...!!!

Oke...kali ini dia benar benar serius..tamparan keras yang mendarat di pipi kananku terasa panas.

Mungkin aku harus menghentikan langkahnya dan segera meminta maaf saat ini juga karena telah sangat lancang melecehkan secara seksual perempuan yang harusnya aku hormati, perempuan yang baru saja kukenal ini.

Atau mungkin....aku akan tetap melanjutkanya. Tindakan sporadis kurasa tak mempan pada ummi nikmah. Mungkin dengan perhatian yang lain bisa menakhlukan type wanita seperti beliau.

Entah kenapa keberanian dan kelancanganku yang tadi muncul, kini serasa hilang. Nyaliku menciut saat pak kyai usman datang disambut istri nya di ruang tengah.
 
Pembaca,

Sebenarnya skenario pada scene ini sangat panjang....mengingat agar tidak terlalu terlambat maka saya up secuil ini....trims
 
" ummi....tolong lebih cepat sedikit..."

"iya abi......"
Suara wanita itu terdengar sedikit serak basah menjawab dari ruang belakang. Merasa lama menunggu, pria yang ku kira adalah suami nya itu ikut menyusul kebelakang.

" astaga......apa yang sedang ummi lakukan!!!"

Suara gaduh di dapur hanya terdengar lirih dari tempat ryan berbaring. Bu widya hanya sempat menoleh ke arah suara yang muncul tanpa begitu menghiraukan nya.

" ummi nggak apa apa..? "

" nggak apa apa abi,,maaf ummi tidak sengaja.."

" ya sudah..biar nanti abi doa kan lagi dengan air putih yang baru.....sekarang ummi bantu abi memberi rajah pada ryan....kasihan dia"

Pak kyai usman bersama sang istri kembali ke depan dengan satu gelas kecil air putih.

Remuk redam tubuh ini seperti terkoyak oleh ratusan pedang. Entah apa yang merasuki ku hingga mampu menghabisi para siluman dengan sangat brutal. Dan dengan apa aku bisa kembali ke dunia nyata tanpa mengeluarkan energi yang biasa ku gunakan. Dan lagi sekarang, di sampingku telah duduk dua orang berbeda jenis kelamin juga berbeda jauh usia nya.

Melihatku kebingungan, pak tua bersorban membuka pambicaraan.

"nak ryan tidak usah khawatir..jin yang menempel di badanmu sudah keluar".

Hah!!...jin...?....apa pula yang pak tua omongkan ini..semakin bingung aku dibuatnya.

Sambil mengulurkan tangan padaku mengajak bersalaman.......

" oh iya...perkenalkan saya usman al quawait, nak ryan cukup panggil saya pak usman saja...dan ini istri saya "

Kini giliran istri nya...tapi aku sedikit kecewa karena ustazah cantik ini hanya menempelkan kedua telapak tangan nya sendiri seraya tersenyum padaku.

" nak ryan cukup panggil saya ummi nikmah..."


" begini nak ryan,,,menurut penuturan ibunda nak ryan,,,,selama tiga hari kamu tidak bangun dari tidurmu. Bener kan bu..?"


" iya nak...ibu khawatir...ibu sangat takut kalau terjadi apa apa denganmu..singkat cerita ibu diberi tahu sama tantemu tante irma, kalau pak kyai pemimpin pesantren di dekat rumah nya bisa menolong"

" bu widya terlalu berlebih, semua itu berkat pertolongan yang di atas...kita hanya bisa meminta"

" dan nak ryan sebaiknya istirahat dulu barang dua atau tiga hari di sini untuk pemulihan sampai ke akar akar nya".

Setelah mereka berdua berlalu ku tatap sayu perempuan hebat yang duduk di hadapanku ini. Rasa sakit dan lemas karena kejadian di alingga sedikit terobati oleh ciuman lembut bibir ibu yang mendarat di pipi kiri kananku. Halus tangan nya mengusap rambut hitamku. Tanpa terasa air mata mengalir dari sudut mataku. Betapa hebat nya wanita ini seorang diri membesarkan raga pembungkus nyawaku. Betapa sayang nya beliau kepadaku yang mungkin apa saja akan dilakukanya untuk membuatku bahagia. Dan betapa hancur berkeping diriku ini bila sampai kehilanganya............

Ibu...........sampai kapanpun nyawa ini akan mencoba membahagiakanmu.

Ketidak punyaan kami tak pernah sekalipun membuatnya mengeluh. Ketekunan dan kerja kerasnya masih mampu untuk melawan tawa jahat kehidupan ini. Dalam hati aku akan berusaha lebih kuat untuk merubah nasib keadaan kami.

Aliran air dari mataku kini diusapnya. Senyumnya mengembang bercampur haru menatapku. Direngkuh nya kepalaku dalam pelukan nya.

" berjanjilah jangan pernah tinggalkan ibu.....tetap sehat, berjuang dan gapailah mimpimu sayang. Ibu selalu ada untukmu ".

Isak tangis mengiringi tiap ucapanya dalam pelukan.

" ryan berjanji bu...akan ada dan selalu membahagiakan ibu..........

".....ibu.............terima kasih untuk semua yang telah kau berikan...."

Haru biru pelukan kami mengakhiri siang itu. Ku minta ibu untuk pulang dan beraktifitas jualan sayur seperti biasa nya. Mungkin dua atau tiga hari aku akan tinggal di rumah pak kyai usman sesuai saran beliau yang menurutku sama sekali tidak perlu. Mengingat yang sebenarnya terjadi adalah bukan fenomena aku kerasukan jin. Tapi ya sudahlah...tidak apa apa demi berjalan nya semua ini.

Sepasang suami istri beda usia ini sangat bersahaja. Merawatku bagai anak kandung nya sendiri. Kyai usman sebenarnya memiliki anak. Pernikahan dengan ketiga istri nya menghasilkan beberapa anak. Mereka yang sudah dewasa mendapat mandat langsung dari kyai atau abah nya sendiri untuk bertualang menyebar ilmu di beberapa daerah. Sedangkan anak yang masih kecil tetap berada di lingkungan pondok dengan ibu kandung mereka masing masing. Yang membuat hati adem adalah ketiga istri mereka tak pernah cek cok bahkan sangat akrab dan rukun. Dan hari inilah waktu atau jatah kyai usman bersama ummi nikmah. Memang seperti itu....ketiga istri beliau dibuatkan rumah sendiri sendiri. Dan beberapa hari sekali sang kyai bersambang ke salah satu istri nya. Bagi ummi nikmah semua serasa lengkap. Tapi ternyata satu hal mampu menggoyahkan kesempurnaan itu. Dan hal itu tak lain adalah buah hati. Di usianya yang tak muda lagi ummi nikmah tetap berharap mendapatkan momongan seperti kedua istri tua kyai usman lainya. Kenapa aku begitu bisa tahu semua nya....?...karena hubungan yang terjalin antara kami bukan hubungan main main seperti biasa.

Begini cerita nya......

Saran menginap dua sampai tiga hari dari kyai usman ternyata dirasa belum cukup.

Setelah ibu aku sarankan pulang dan akan menjenguku bila kesibukannya berkurang. Di hari yang sama saat itu juga kyai usman mengakrabkan diri denganku. Kami duduk di ruang tengah sambil nge teh dan menghisap rokok sebatang dua batang. Cukup salut aku mendengar kisah beliau dalam menyebarkan agama hingga mampu meminang tiga perempuan dalam kehidupanya.

" nah untuk yang ketiga ini sangat spesial nak ryan...bokong dan teteknya sangat gedhe dan binal di ranjang...pssssttt..jangan bilang siapa siapa ya...

BWAHAHAHAHAHA...

Kami tertawa lepas....hehe..hadehh..kaget juga aku mendengar ucapan yang sangat tak terduga keluar dari mulut kyai yang tadi nya sempat ku puji puji alim ini..hehe...ya sudahlah..rasa hormat tetap terunjuk pada mu kyai...

Sang istri ketiga nya datang membawa nampan berisi makanan kecil siap disuguhkan. Membungkuk bungkuk beliau di hadapan kami.

" lagi ngomongin apa sih kalian berdua ini sampe gembira segitu nya...nak ryan juga..baru aja mendingan udah ketawa lepas...apaan sih bi..?"

" ini lho ummi..abi sedang ngomongin teh bikinan ummi...manis dan enak sekali sampai sampai nak ryan pingin beli kata nya..hehe..lucu khan..?

" hadehh abiii...gitu aja kok diketawain...lucunya dimana...aneh aneh aja kalian berdua ini..

Dan menurutku itu emang gak lucu..***k lucu sama sekali..***ring.....kalau bikin alesan ga masuk akal banget kyai ini...dari pada itu aku lebih tertarik dengan pemandangan di depanku ini. Kuli wajah putih berseri ummi nikmah begitu enak dipandang. Bulatan bokong beliau membesar dengan posisi menungging seperti ini, ingin sekali ku menjamahnya. Ditambah ke dua susu nya yang sangat besar meski tak terlalu tampak karena dilapisi baju yang longgar tapi tetap bisa ku rasakan kebesaran nya saat tanpa sengaja menyentuh pundakku tadi.

" ehmm!!".

Sialan..suara pak kyai membuyarkan kekagumanku pada istri ketiga nya ini. Mata pak kyai seperti mengamati gerak gerikku. Mungkin karena merasa terancam dengan kehadiranku, kini secara spontan beliau menarik ummi nikmah duduk dipangkuanya dan sedikit bermesraan dihadapanku. Dada nya menjadi penopang punggung istri nya. Kedua lengan nya beliau tempatkan di kedua paha ummi seperti mengisyaratkan padaku untuk jangan coba coba berfikiran yang enggak enggak pada betina nya.

" nanti kalau kamu sudah benar benar sembuh nggak ada salah nya belajar sama abah di sini....menimba ilmu pada abah di sini...semua ilmu akan abah ajarkan termasuk ilmu mendapatkan istri seperti milik abah yang spesial ini hehehehe..."

Suara kekeh tua nya seperti membuat ummi nikmah jengah mau beringsut pergi dari pangkuan sang suami.

" ihh abii..sudah..malu atuh di lihat nak ryan seperti ini...sudah..ummi mau ke belakang dulu.."

Akhirnya bokong montok yang membuatku mupeng itu ngeloyor pergi kebelakang.

"benar benar spesial kan..?....hahahaha"
Tambah kyai tua ini semakin membuatku iri.

"Perlahan saja nak ryan...secara bertahap abah akan berusaha menghilangkan jin dari tubuhmu hingga ke akar akarnya...***qyah akan kita mulai besok.."

Aku sedikit kaget dengan apa yang aku dengar dan nada bicara yang sangat cepat berubah serius dari pak kyai.

Kuhempaskan tubuh di kasur dalam kamar tamu yang mereka sediakan ini. Pikiranku membayang kemana mana. Bagaimana nasib amoksa dan alingga di sana...kuliahku juga pasti ketinggalan..aduhh aku baru ingat laptop di kamarku...seperti apa nasibnya setelah ku upload video panasku dengan tante nur...apakah rank ku naik...?...dan janji dinda padaku setelah ku upload video itu....bagaimana ini...nampaknya harus sesegera mungkin aku masuk sekolah...tapi apa kata ibu jika aku menolak saran beliau yang mempercayakan kyai usman mengobatiku.....

Ahhhhh...sudahlah....kita lihat saja besok seperti apa...

Mataku menelisik, beberapa kali posisi tiduku berubah..sampai akhirnya aku bangun. Kurasa sudah malam, ku coba mengambil wudhu untuk tahajud siapa tahu pikiran inj bisa tenang.

Dalam gelap lampu yang telah dimatikan. Berhati hati aku menuju kamar mandi di belakang. Saat melewati kamar pak kyai, pikiran ku tentang tubuh istrinya kembali muncul. Kilasan bayang tubuh ummi nikmah memaksa diri ini berhenti di depan kamar mereka. Cukup lama.........dan

CKLEK..!!!

Dengan sangat hati hati aku membuka pintu kayu yang tidak terkunci itu. Redup nya sinar lampu kamar membantuku berjinjit mendekat ke arah tubuh ummi nikmah.

Harta karun yang aku bayangkan kini nyata sama persis dihadapanku. Di atas kasur kyai usman tidur memunggungi istrinya. Dihadapanku tubuh molek nan sintal teronggok bebas. Rambut hitam sedikit ikal miliknya wangi tanpa tertutup hijab. Lingerie tipis merah yang beliau pakai tak mampu membendung kemontokan tubuh nya. Kaki jenjang miliknya terpampang rapi. Paha putih mulus ummi sedikit mengangkang begitu menggiurkan untuk di elus. Karena saking pendeknya lingerie yang ia kenakan, celana dalam abu abu sedikit terlihat menyembul menunjukkan betapa tebal dan tembem nya kemaluan ummi nikmah ini. Dan pandanganku terhenti pada payudara besar sebelah kanan nya yang seakan hampir tumpah keluar karena lingkar dada lingerie beliau sangat rendah. Sedangkan payudara sebelah kiri ummi membumbung montok berhias pentil yang tercetak jelas dibalik kain tipis itu.

Sesaat benar ku kagumi keindahan tubuh perempuan berumur ini. Dengan menahan penis yang sangat ngaceng di balik sarung yang kupakai, perlahan aku mengumpulkan keberanian. Sedikit ku goyangkan bahu ummi.....tidak ada respon. Nampaknya beliau cape hingga tak merasakan sentuhan tanganku.

Semakin berani aku dibuatnya. Nafsu yang sudah di ubun ubun ini menggerakkan tangan mengelus gunung kembar nya. Dengan hati hati elusanku merata pada seluruh permukaan payudara ummi yang masih terbungkus pakaian seksi itu. Kini aku menggenggam kedua susu beliau. Mulai meremas remas merasakan ke kenyalan dan ke empukan daging montok milik ummi nikmah. Puas aku meremasi, sekarang telunjuk jariku menoel noel menggelitik puting susu nya. Tubuhnya sedikit bergerak sedemikian rupa, puting nya semakin mencuat ke atas karena perbuatanku.

Dan setan dengan gencar membisik di telingaku. Ku pertaruhkan semuanya, dengan perlahan aku mengeluarkan payudara ummi yang sebelah kanan dari balutan lingeria nya. Mataku berbinar penisku ngaceng melihat dengan nyata bulatan susu besar dengan pentil mencuat ke coklatan. Gemas kembali aku meremas remas susu besar yang keluar dari pakaianya itu. Lidahku menjulur menjilati pentil ummi dengan tangan ku yang masih meremas susu nya. Desahan lirih ummi tak kuhiraukan dan tetap melakukan perbuatan cabulku pada nya. Puas aku me netek pada ummi, sekarang ku singkap bagian bawah lingerie minim nya ke atas hingga sampai pinggang. Celana dalam abu abu miliknya menjadi saksi bisu kala hidungku membaui kemaluanya. Aroma vagina beliau sangat memabukkan. Dengan rakus lidah ini menjilat vagina ummi dari luar celana dalam. Begitu intens dan begitu rata jilatanku hingga membuat seluruh permukaan celana dalam ummi basah dengan ludahku.

Ingin aku berhenti karena gerakan tiba tiba dari pak kyai yang kini tidur menghadap istrinya. Tapi sekali lagi setan menang dalam pertempuran di otakku. Secara berani ku singkapkan celana dalam ummi kesamping dan menahannya dengan jariku.

Memeknya bersih tanpa bulu kemaluan, bibir vagina nya tebal sesuai perkiraanku. Dan klitoris ummi sedikit mencuat di antara rapatnya vagina beliau. Ujung lidahku mulai menjulur menyapu garis vertikal celah vagina ummi nikmah. Terus kujilati garis sempit memek beliau hingga cairan basah keluar darinya. Gerakkan ummi menghentikanku. Aku dengan nafsu yang sudah membuncah ini harus menemukan cara menyalurkan libido pada wanita sintal ini.

Akhirnya ku keluarkan penis gagah dan keras dari balik sarungku. Ku kocok batang penisku dekat sekali dengan wajah cantik ummi. Kepala penisku sengaja aku dekatkan pada hidung ummi yang mancung. Bibir sedikit tebal miliknya telaten ku usap usap dengan kepala kontolku. Begitu nikmat dan lembut kulit bibir ummi bersentuhan langsung dengan penisku, bahkan sesekali aku memaksa membuka bibirnya menggunakan kejantananku hingga terlihat deretan gigi putih beliau. Tak ku sia sia moment emas ini, ku kocok kontolku dengan cepat. Aku onani tepat di atas wajah cantik ummi nikmah. Mungkin karena saking nafsunya hingga detik detik kenikmatan menghampiriku dan....

CROT..CROTTT...CRROOTTTT

Ku tembakan sperma hangat dan kental muncrat mengenai wajahnya. Banyak sekali pejuhku melumuri mata tertutup nya, ada juga yang sampai di rambut ummi...di pipi juga alis beliau. Dan tentu saja lelehan pejuhku yang paling banyak mengenai bibir seksinya. Iseng aku usap usapkan kontolku pada bibir beliau mencoba meratakan lelehan sperma di mulutnya. Nafasku tersengal, lututku serasa linu, aku sangat puas sekarang. Tanpa merapikan kembali pakaian ummi, segera aku kembali ke kamar dan tidur.

Selama tiga malam berturut turut aku melancarkan kegiatan bejatku terhadap ummi nikmah. Karena suaminya masih berada dengan beliau sebelum berlanjut menggilir istri nya yang lain di rumah mereka masing masing, itulah kenapa aku berani berbuat dengan harapan ummi menyangka pak kyai usman lah yang melakukannya. Sepertinya ummi baik baik saja seperti biasanya kala berpapasan denganku saat di dapur atau di luar rumah. Ku utarakan niatku untuk pulang ke rumah dan kembali kuliah pada kyai usman siang itu. Tapi jawaban yang kudapat cukup membuatku repot. Selama satu bulan kedepan setiap selesai isak aku harus datang ke rumahnya ini untuk terus melakukan sesi ruqyah padaku. Dengan meng iya kan semua perkataan beliau semuanya pasti tidak ribet pikirku.

Maghrib menyambut kami beribadah bersama di masjid dalam lingkungan pesantren kyai usman. Selepas itu dalam kondisi yang lebih baik aku kembali ke rumah beliau dan duduk di ruang tamu dengan kursi kursi kayu berhias ukiran khas jepara. Mungkin berselang satu menit, ummi nikmah dengan mukena dan sajadah terlipat di tangannya kembali dari masjid. Tidak tampak kyai usman di belakangnya.

Perempuan berumur istri ketiga pak usman ini benar benar menjaga wibawa atau gelar yang disandang nya sebagai bu nyai atau istri sang kyai. Terbukti dari beliau yang hanya menyapaku sebentar dengan tatapan mata yang cepat dia sembunyikan.

Dari kamar, beliau keluar berganti dengan gamis dan jilbab panjang. Ummi berjalan ke arahku yang tengah duduk.

" ryan ummi bikinkan teh hangat ya...?"

Kini mataku menatap tubuh ummi dalam balutan kain yang yang ia pakai mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala. Aku baru sadar ternyata bu nyai ini ternyata sangat cantik. Memiliki tubuh bagus, pinggang ramping dada montok menonjol bulat dari dalam gamis lembutnya juga bongkahan pantat yang menungging.

" eh..iya..boleh ummi...maaf merepotkan.."

" nggak apa apa...biasa saja nak ian.."

Biasa apa nya...paras cantik dan tubuh semlohai mu itu yang luar biasa ummi. Seiring berlalunya beliaubke dapur, ku ber doa untuk bisa memiliki tubuh seksi dan bisa merasakan petualangan birahi dengan nya.......amin.

Tapi tampaknya mustahil mengingat dia istri kyai pemilik ponpes ini. Semoga saja bisa.....................

Dua gelas teh sedang disuguhkan di depanku dengan membungkuk. Sudah pasti tidak kulihat belahan dada besarnya karena semua tertutup hijab. Tapi syahwat tetap bisa menikmati hidangan ini dengan cara nya sendiri. Bongkahan pantat beliau begitu dekat dengan tanganku. Sangat bulat besar dan terlihat empuk sekali. Bahan gamis yang dipakainya lembut sehingga menampakkan cetakkan celana dalam yang ia kenakan. Hampir saja aku kalap ingin meremas bokong ummi nikmah dan menunggangi nya. Aku ngaceng sangat keras saudara saudara.

Sesuatu yang tak diduga sedikit menguntungkanku. Saat akan meletakkan gelas yang kedua tanpa sengaja air teh hangat tumpah. Selangkanganku basah terkena teh yang dibuatnya, begitu pula paha ummi nikmah juga terkena air teh cukup banyak hingga basah.

Spontan tanpa bermaksud kurang ajar tanganku menyentuh paha atas sedikit ke bagian dalam. Aksi yang sama juga dilakukan ummi nikmah pada selangkanganku. Kami terkesiap dengan ulah kami. Melihat tangan ummi yang tak berpindah dari seoangkanganku, aku pun tak menggeser telapakku dari paha beliau. Cukup beberapa detik kami saling memandang. Paha besar ummi yang basah ku usap naik turun agar lekas kering. Jemariku hanya berjarak beberapa centi meter saja dari gundukan alat kelamin wanita solehah ini yang masih terlapisi gamis. Begitu montok paha beliau hingga aku terlena, usapan tanganku semakin lama semakin masuk ke dalam saja. Punggung jemariku sesekali menyentuh gundukan nikmat miliknya.

" ryan..."

Hanya itu yang keluar dari mulut wanita berhijab ini ketika tanganku secara terang terangan meraba alat kelamin ummi nikmah yang menggunduk. Seperti tanpa tidak takut akan kedatangan suami nya, sekarang ganti aku yang dibuat terkejut. Setelah selangkanganku dia raba raba jemari lentiknya menggenggam batang penis dari luar sarung tanpa sempak yang kupakai sekarang. Entah apa yang membuat kami melakukan semua ini. Tapi yang pasti dengan saling memandang, kami sama sama menggosok alat kelamin satu sama lain. Kocokan tangan ummi kurasa semakin kuat saja mencengkeram batang penisku. Desahan dari mulutnya juga tidak surut waktu tangan ini menelangkup dengan sempurna dari luar memeknya.

" ryan jangan...sshhh.."

Penolakkan tak berarti nya malah semakin membuatku bernafsu. Dengan posisi ummi yang masih membungkuk, kini tanganku yang satunya menjamah buah dada miliknya. Aku terkaget senang karena gunung kembar ummi nikmah tidak hanya besar tapi sangat besar.

" ryan eemmmhhh...dosa nak...ahhh "

" pak kyai masih lama ummi..?"

Dalam nafsu ia hanya menganggukan kepala nya saja.

Mata cantiknya terbelalak kaget saat dengan cepat kusingkap sarung milikku hingga tangannya terlepas dari penisku yang tegak berdiri.

Dengan menyingkapkan sarung sebatas pinggang, aku berdiri dengan pelan melangkah ke arah dapur miliknya.

" teh nya kurang susu ummi...ryan pingin teh susu...ummi tahu tempatnya nggak..?"

Tanpa menunggu jawaban kulanjutkan langkahku ke arah dapur. Ku senderkan badan ini di pintu kulkas. Batang besar dan keras ku kocok sendiri berharap seseorang menyusul ke belakang. Jika memang alim dia pasti tak akan menyusul dan kuputuskan setelah ini aku akan pulang. Tapi bila beliau datang maka sesuatu yang spesial akan dimulai saat ini juga.

Hampir dua menit tangan ini sibuk mengocok kontolku sendiri. Pucuk dicinta....bayangan tubuh wanita dari sinar lampu mulai mendekat. Kini sosoknya muncul melihatku lekat lekat. Cukup lama, tanpa ada yang menyuruh tangan kanan nya merambat dan menggosok gosok pada kemaluannya sendiri.

Aku yang sudah tak sabar segera menarik lengan nya dan mendekap erat tubuh beliau. Hangatnya pantat ummi dapat kurasakan melalui kontolku yang terhimpitnya. Dari belakang tangan ini gemas meremas remas susu ummi dibalik gamis.

"ssssshhhh....ryaaannhhh...sadar ini dosahhh...hhh"

"tubuhmu masih dirasuki sesuatu...ssshhh...bessaarr...."

Uacapanya berganti ganti, kadang ingin menghentikanku tapi tubuhnya terus meminta dijamah.

"ummi....sekarang ryan tahu di mana susu nya...boleh ya ryan minta susu ummi..."

" jangan nak...uuuuuuhhhssshhh.....dosssa...ini punya pak kyai....ahhhhh.."

Tak kuhentikan remasanku di payudara nya. Tanganku berpindah ke bawah menggosok gosok gundukan memek beliau.

"ahhh...dosa kamuhhh...iisshhh..."

Gamis panjangnya kutarik ke atas hingga sepinggang. Ummi menggelincang kala paha mulusnya bersentuhan langsung dengan kulit tanganku. Bahan celana dalam miliknya terasa halus dengan gemas tanganku menelangkup tepat digundukan memek ummi.

" sudah ryan sudah...!!!!"

Cepat beliau membalikkan badan merapikan pakaianya dan berlalu tanpa menghiraukanku. Belum sempat ummi sampai ke ruang tengah, ku rengkuh tubuh seksi miliknya. Dia menjerit diperlakukan seperti itu.

Ku angkat tubuhnya dan mendudukanya di atas meja makan. Aku yang masih penasaran segera menaikan lagi gamis bagian bawah nya hingga terpampang jelas celana dalam milik istri kyai ini.

Ummi beberapa kali meronta menepis tanganku. Dengan sedikit tenaga, aku berhasil meredam perlawanan kecilnya. Mulutku kini menyumpal lobang memek ummi nikmah dengan menggait celana dalam beliau ke pinggir tanpa melepasnya.

Bau khas kewanitaanya menyeruak memenuhi hidungku menambah nafsu birahi. Tak perlu lama membuat kemaluan ummi nikmah basah dengan lendirnya. Lidah ku menyapu bibir kemaluanya. Kuhisap lendir yang keluar dari memeknya. Hingga beliau menjerit jerit saat klitorisnya kujilat jilat.

" mmmm...hhhhh...aaahhh..."

Semakin kubenamkan wajahku erat ke memeknya. Permainan mulutku akhirnya membuatnya mengejang. Memek nya kini banjir, lendir beliau ku hisap habis. Beberapa meleleh keluar memek nya dan sebagian lainya menempel disekitar mulut dan pipiku. Kini nafas nya yang terengah engah semakin teratur. Aku puas mengerjainya.

Kurapikan posisi celana dalam beliau yang saat ini masih duduk mengangkang di atas meja makan. Secara lancang kusapukan batang penis besarku di wajah beliau yang masih lemas..

"ini rejeki ummi.....diterima saja....semoga barokah.."

Ucapku masih dengan mengusapkan penis ngaceng di wajahnya. Sebelum ku putuskan kembali ke ruang tengah, kusempatkan meremas buah dada besar nya.

"ryan....!!"

PLAKKK...!!!

Oke...kali ini dia benar benar serius..tamparan keras yang mendarat di pipi kananku terasa panas.

Mungkin aku harus menghentikan langkahnya dan segera meminta maaf saat ini juga karena telah sangat lancang melecehkan secara seksual perempuan yang harusnya aku hormati, perempuan yang baru saja kukenal ini.

Atau mungkin....aku akan tetap melanjutkanya. Tindakan sporadis kurasa tak mempan pada ummi nikmah. Mungkin dengan perhatian yang lain bisa menakhlukan type wanita seperti beliau.

Entah kenapa keberanian dan kelancanganku yang tadi muncul, kini serasa hilang. Nyaliku menciut saat pak kyai usman datang disambut istri nya di ruang tengah.
Gila.. isteri kyai memeknya dijilatin. Ya nanti takluk lah :semangat:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd