Baltazar86
Semprot Holic
- Daftar
- 8 Jul 2017
- Post
- 374
- Like diterima
- 1.086
Benar dugaanku, ini adalah beberapa benda tajam yang sengaja dikirim oleh seseorang. Potongan kecil kawat kawat berkarat yang lancip, sekitar lima atau enam jarum tusuk, serpihan kaca, dan juga sebilah keris yang sangat kecil tanpa warangka. Manusia laknat..siapa sebenarnya pengirim santet keji ini.
Aku meringis kesakitan menahan banda tajam di genggamanku. Darah segar mengalir menetes dari telapak tangan kananku. Aku berbalik badan dan berjalan untuk turun dari atas. Namun, masih beberapa langkah kaki ku menuju ke arah bawah aku dikejutkan oleh suara tawa.
Tawa yang mengerikan sekali. Tawa yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Tawa yang mampu membuat seluruh tubuh ini merinding.
" kihi.. kihihik.. kihihihikhahahahahakh.. kihihihihiahahahahh..."
Ingin rasanya aku berlari secepat mungkin menjauh dari suara itu. Takut diri ini mendengarnya tapi, penasaran mengalahkan segalanya.
........tunggu dulu....... ini aneh...
...aku tidak akan lari......bukankah aku sekarang dalam kecepatan yang melebihi apapun di dunia ini....tapi kenapa bisa suara tawa ini mampu menyamai keberadaanku.......
Aku berputar berusaha mendengar dengan baik dari mana sumber suara itu berasal. Mataku tajam menyapu sekelilingku mencari sosok pemilik suara misterius ini.
Angin bertiup kencang..hawa sama saat aku berusaha membebaskan kak gendhis, hanya saja ini masih bisa kuatasi. Samar samar bayangan hitam tinggi besar dengan mata berwarna merah beberapa detik seperti melihatku dari balik rerimbunan pohon di sebelah rumah andi.
"herrggghhh.....hherrgghahahahahahaha...." suaranya yang besar serak dengan intonasi penuh bass seperti ditujukkan kepadaku oleh makhluk tersebut.
Tidak hanya satu, ternyata suara tawa mengikik yang membuatku bergidik tersebut menampakan wujudnya meski tipis dan hanya sebentar...seperti kelelawar seukuran tubuh manusia dewasa.
Apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga ini. Dengan cepat kucari kain seadanya dan membalut telapak yang sedikit robek ini. Ku hentikan kecepatan berlebih ini dan duduk di posisi semula dengan menyembunyikan luka.
" ndi...ryan..kesini sebentar nak..om sama tante mau bicara.." suara pak hanafi memanggil dari dalam.
Di situ kami mendapat ucapan terimakasih dari mereka sekali lagi. Menawarkan tempat jika suatu hari nanti kami sudi mengunjungi rumahnya, dan beberapa hal formal lainya.
Aku tarik pak hanafi ke teras depan rumah sebentar setelah saudara mereka pamit undur diri. Kejadian janggal tak masuk akal yang barusan terjadi kuceritakan pada beliau.
Sedikit mengernyitkan dahi mendengar penjelasanku. Memang keluarga ini kurang percaya akan hal klenik. Hanya logika yang bermain didalam penghuni rumah ini, pun dengan andi. Mungkin karena tidak enak hati denganku, pak hanafi berucap akan mencari orang pintar guna mengungkap siapa dalang dan akan mengembalikan santet ini bila perlu.
" kalau nak ryan tidak keberatan, bapak mohon untuk beberapa malam nak ryan bersedia menemani kami. Mendengar nak ryan tahu akan hal tak masuk akal tersebut " pintanya.
" mungkin tidak sampai nginep om, sebab ada ibu di rumah sendirian..dan tolong hal ini di simpan untuk kita saja. Saya nggak mau membuat tante dan andi khawatir jika mengetahui hal ini".
" iya, nggak apa apa kalau tidak sampai menginap, hanya ikut menjaga keselamatan keluarga ini saja. Sebenarnya apa yang diajarkan almarhum bapak kamu hingga bisa mengetahui hal seperti santet macam ini".
" ah..om ini berlebihan, ryan nggak tahu banyak mengenai ilmu hitam seperti ini. Almarhum hanya mengajarkan ilmu agama yang pasti juga mencangkup hal ghaib beserta doa untuk menangkalnya..itu saja om".
" oh iya ..benda benda ini tolong om simpan dan om bawa ke pak kyai jika perlu."
" iya, nanti akan om tanyakan" pungkasnya.
Aku meringis kesakitan menahan banda tajam di genggamanku. Darah segar mengalir menetes dari telapak tangan kananku. Aku berbalik badan dan berjalan untuk turun dari atas. Namun, masih beberapa langkah kaki ku menuju ke arah bawah aku dikejutkan oleh suara tawa.
Tawa yang mengerikan sekali. Tawa yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Tawa yang mampu membuat seluruh tubuh ini merinding.
" kihi.. kihihik.. kihihihikhahahahahakh.. kihihihihiahahahahh..."
Ingin rasanya aku berlari secepat mungkin menjauh dari suara itu. Takut diri ini mendengarnya tapi, penasaran mengalahkan segalanya.
........tunggu dulu....... ini aneh...
...aku tidak akan lari......bukankah aku sekarang dalam kecepatan yang melebihi apapun di dunia ini....tapi kenapa bisa suara tawa ini mampu menyamai keberadaanku.......
Aku berputar berusaha mendengar dengan baik dari mana sumber suara itu berasal. Mataku tajam menyapu sekelilingku mencari sosok pemilik suara misterius ini.
Angin bertiup kencang..hawa sama saat aku berusaha membebaskan kak gendhis, hanya saja ini masih bisa kuatasi. Samar samar bayangan hitam tinggi besar dengan mata berwarna merah beberapa detik seperti melihatku dari balik rerimbunan pohon di sebelah rumah andi.
"herrggghhh.....hherrgghahahahahahaha...." suaranya yang besar serak dengan intonasi penuh bass seperti ditujukkan kepadaku oleh makhluk tersebut.
Tidak hanya satu, ternyata suara tawa mengikik yang membuatku bergidik tersebut menampakan wujudnya meski tipis dan hanya sebentar...seperti kelelawar seukuran tubuh manusia dewasa.
Apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga ini. Dengan cepat kucari kain seadanya dan membalut telapak yang sedikit robek ini. Ku hentikan kecepatan berlebih ini dan duduk di posisi semula dengan menyembunyikan luka.
" ndi...ryan..kesini sebentar nak..om sama tante mau bicara.." suara pak hanafi memanggil dari dalam.
Di situ kami mendapat ucapan terimakasih dari mereka sekali lagi. Menawarkan tempat jika suatu hari nanti kami sudi mengunjungi rumahnya, dan beberapa hal formal lainya.
Aku tarik pak hanafi ke teras depan rumah sebentar setelah saudara mereka pamit undur diri. Kejadian janggal tak masuk akal yang barusan terjadi kuceritakan pada beliau.
Sedikit mengernyitkan dahi mendengar penjelasanku. Memang keluarga ini kurang percaya akan hal klenik. Hanya logika yang bermain didalam penghuni rumah ini, pun dengan andi. Mungkin karena tidak enak hati denganku, pak hanafi berucap akan mencari orang pintar guna mengungkap siapa dalang dan akan mengembalikan santet ini bila perlu.
" kalau nak ryan tidak keberatan, bapak mohon untuk beberapa malam nak ryan bersedia menemani kami. Mendengar nak ryan tahu akan hal tak masuk akal tersebut " pintanya.
" mungkin tidak sampai nginep om, sebab ada ibu di rumah sendirian..dan tolong hal ini di simpan untuk kita saja. Saya nggak mau membuat tante dan andi khawatir jika mengetahui hal ini".
" iya, nggak apa apa kalau tidak sampai menginap, hanya ikut menjaga keselamatan keluarga ini saja. Sebenarnya apa yang diajarkan almarhum bapak kamu hingga bisa mengetahui hal seperti santet macam ini".
" ah..om ini berlebihan, ryan nggak tahu banyak mengenai ilmu hitam seperti ini. Almarhum hanya mengajarkan ilmu agama yang pasti juga mencangkup hal ghaib beserta doa untuk menangkalnya..itu saja om".
" oh iya ..benda benda ini tolong om simpan dan om bawa ke pak kyai jika perlu."
" iya, nanti akan om tanyakan" pungkasnya.