Seminggu lebih di rumah sakit benar benar merubah hidupku. Memberikanku arti ke dewasaan dengan cara yang tak kusangka sangka.
Kejadian dengan ibu, diperiksa di ruang khusus sama dokter hartati dan puncak nya keperjakaan ku yang lepas di memek kakak ku sendiri, kak nisa.
Tidak terjadi lagi hal sejenis seperti itu setelah beberapa kejadian kemarin. Semuanya pintar menutupi rahasia masing masing. Sikap ibu dan kakak normal senormal normal nya seperti tidak pernah terjadi apa pun, dan aku tetap menghormati mereka sebagai yang lebih tua.
Dokter Eka Hartati....hemm..kalau untuk yang satu ini aku masih rutin diperiksa oleh nya karena tuntutan untuk kesehatanku. Ada alamat dan nomer telfon beliau yang di pegang orang tua ku. Karena seminggu sekali aku harus check up di rumah nya.
Selama di rumah sakit pun ibu har juga biasa biasa saja. Sikap nya normal selayaknya dokter pada pasien nya.
Hanya saat ada kesempatan saja beliau mencuri pandang padaku, bermain mata denganku. Sampai akhirnya kutahu bahwa beliau lah yang merekomendasikan untuk rutin check up di tempat praktek rumahnya.
Dua hari sudah berada di rumah begitu nyaman dan damai bagiku..well..yaa home sweet home..
Selama dua hari tersebut banyak kerabat dan tetangga datang menjenguk. Otomatis bagi kami sebagai keluarga yang menjunjung tinggi norma kesopanan harus menyiapkan dan meladeni tamu.
Ibu tidak begitu lelah karena ada kak nisa yang membantunya. Tangan kiri ku sudah bisa kugerakkan meski belum terlalu kuat. Sementara tangan kanan masih agak sakit jika digerakkan. Hal ini sangat membantuku karena tidak bergantung lagi pada orang lain saat datang keperluan pribadi.
" iya yah, besok pagi jam sembilanan aku berangkat..miss youu..mmuach..walaikum salam "
Kak nisa mendapat telfon dari suaminya saat kami berkumpul di ruang tengah sore itu. Ada bapak, ibu dan juga aku.
" jangan lupa dibawain oleh oleh ya nduk.." kata bapak.
" kalau ada kesempatan mbok ya sering sering ditengok bapak sama ibu ini,,terutama adikmu ini..serasa jadi anak tunggal katanya hehehe " tambah ibu dengan sedikit candaanya.
" insyaallah buk..pastilah nisa sering sering tengokin kalian..apa lagi adhek kecilku satu ini..hmm..gemes..gemes..gemess.." sambil mengacak acak rambutku dan mengusel usel layaknya aku masih anak kecil.
" ihh apaan sih kak..udah gedhe nihh " sergahku sambil menyilangkan tangan di dada yang tanpa sengaja menyentuh susu nya. Kami lalui sore itu dengan canda hangat keluarga.