Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Phrasering Paduan Suaraku

Retha kayanya jago pegang mic tanpa kabel nih...lanjut gan
 
Chapter 2

Buat thread pertama kali emang beda rasanya. Berasa kayak main game tembak-tembakan pertama kali. Deg-degan padahal ya kalo ketembak gag kerasa sakit. Jadi semangat baca respon suhu-suhu dimari.

Niat yang gagal

Dibelakang istriku aku mulai chat dengan Retha dan entah mengapa Retha pun paham kalo aku main belakang, walau belum ada pembicaraan lebih serius. Hanya basa-basi saja mengenal tentang keluarganya dan juga keluargaku. Dari situ aku tau kalau dia bungsu dari 4 bersaudara dan ternyata lebih muda 2 tahun dari usiaku, ibu rumah tangga kelahiran 90an yang hobi jualan online. Suaminya seumuranku, pegawai di instansi Y. Kelihatannya keluarganya harmonis, tapi karena kesukaanku membaca cerita-cerita di forum inilah membuka wawasanku mengenai kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi. Jadi aku main sabar saja. Siang ini di kantor aku istirahat siang dan kebetulan ada rumah makan baru jadilah aku chat dengan Retha lebih leluasa sambil berniat untuk naik tingkat menjadi video call.

Aku: Suami kalo istirahat siang pulang gag?

Retha: Iya, biasanya mampir jemput rafa.

Aku: Brarti ini suami di rumah?

Retha: Itu baru makan dianya.

Aku: Duh, aku ganggu brarti ya?

Retha: Gag kok, suami juga sebentar lagi berangkat

Karena sepertinya tidak mungkin video call ya niat tadi kubatalkan, sudahlah biar dia urus suaminya dulu. Lalu aku video call istri yang juga baru istirahat.

Aku: Ma, makan soto biasanya ya?

Istri: Iya Pah, lho papah dimana itu? Sama siapa?

Aku: Sendirian Ma, ini nyobain warung baru deket kantor.

Istri: Bukannya ayah gag suka pedes kok makan geprek?

Aku: Kan bisa pesen gag pakai cabai, murah kok.

Istri: Ya udah klo dah slesai ati2 ya ke kantornya, Mama duluan ya. Dah mau bel masuk pelajaran.

Aku: Oke deh Ma, buruan pulang ya. Mmuaachh

Istri: Iya Pah ati2..mmmuachh

Selesai video call dengan istri ternyata banyak notif dari Retha. Terpaksa gag aku respon, keburu telat masuk kantor. Praktis sampai sore aku gag sempat pegang HP. Barulah sampai parkiran, mau ngadem dulu sebelum pulang sambil dengerin musik. Kebiasaan aneh emang, ndengerin musik dulu sambil rokok sebatang sama buka HP. Ternyata Retha chat berulang-ulang menanyakan hal gag penting lah. Penasaran sepertinya dia karena gag dibalas chatnya. Aku jawab tadi baru banyak gawe, gag sempet pegang HP. Giliran aku respon ehhh dianya gag online. Okelah, aku bersihkan dulu chatnya supaya aman sampai rumah. Walau gag ada apa-apa, tapi ini sudah kategori merah untuk istriku, bisa diinterogasinya aku macam-macam. Aku pulang, istri juga sudah pulang, pengasuhnya Gendhis juga sudah pulang. Gendhis punya mbak pengasuh, pengasuhnya ini masuk kategori body besar dan tokbrut, masih muda, tapi sudah berpengalaman jadi pengasuh bayi. Jangan dibayangin aku bisa macam-macam, walau sebenernya ada niat kesitu. Situasi tidak memungkinkan, istri seakan tau seleraku dan membatasi aku ketemu sama mbak Pengasuhnya, pagi aku berangkat mbaknya baru datang, pulang kerumah mbaknya sudah pulang. Nomor hp pun aku gag dikasih sama istri. Luar biasa sekali istriku ini. Sempat mikir apa ini karma ya, gara-gara dulu aku gonta-ganti pacar.

Jatuh Cinta

Sampai dirumah, waktunya bermain sama Gendhis. Hanya punya waktu 1,5 jam karena jam 7 malam aku harus melatih paduan suara. Gag ada waktu kosong minggu-minggu ini, tiap hari rutinitasnya begitu, pulang kerja, istirahat sebentar terus berangkat lagi. Tapi ada yang berbeda kali ini, tumben Retha chat

Retha: Nanti setengah 7 aku tunggu di toko alfa deket tempat latihan ya.

Aku: Iya Bu.

Kaget aku, sengaja kujawab singkat, untung aku yang pegang HP bukan istriku. Langsung aku hapus chat itu. Dengan alasan mau isi bensin dulu aku berangkat gasik ke tempat latihan. Sesampainya di alfa ternyata dia sudah didalam.

Aku: Halo Bu, akhirnya ketemu juga cuma berdua, biasanya ada ibu-ibu yang lain

Retha: Iya Mas, habisnya dari tadi dicuekin. Baru apa sii Mas sama istrinya.

Percakapan ini sambil milih-milih snack, karena takut ketahuan entah siapa mungkin ada yang kenal. Jujur salah tingkah aku. Cewe ini idaman pria banget, ternyata kalau dekat emang beneran cantiknya. Duh, mata ini gag bisa diajak kompromi, dikit-dikit curi bagian dadanya, aduh ngebayangin segede apa ya itu aslinya, mana wangi lagi. Oh Tuhan, dari dulu aku nglatih paduan suara, baru kali ini aku ketemu berdua dengan anggota yang kulatih. Awal dari drama apalagi ini nanti.

Aku: Gag kok Bu Retha, tadi beneran di kantor sibuk banget, kalau akhir bulan begini kan sibuk-sibuknya kantor. Sampai rumah juga cuma ketemu anakku sebentar.

Retha: Ibu..Ibu..terus sii, panggil Retha aja Mas. Anakmu suka nya apa? Ini aku beliin pensil warna ya.

Aku: Gag usah repot-repot Ret..Eh gag enak ya panggil Tha aja ya.

Retha: Dipanggil cinta sekalian juga boleh.

Alamakkk..dia bercanda sambil senyum. Cantik sekali, entah gimana bentuk mukaku, mungkin ndomblong ya.

Retha: Ehh..bengong aja. Garing ya..

Aku: Gag kok, kaget aja. Untung gag ada riwayat jantung aku. Emang serius boleh dipanggil cinta?

Retha: Hahahahaa..kalo berani si terserah, Mas aja sembunyi-sembunyi kan ketemu aku?

Aku: Hehehhe, jadi inget. Chatnya kalo mas ada di kantor aja ya. Iya, takut ketahuan istri.

Retha: Tuhh kan gag berani.

Aku: Asal gag ketahuan boleh?

Retha: Terserah Mas lah

Sambil mukanya dibuat jutek yang aku tau cuma dibuat-buat aja. Aduh, fix jatuh cinta lagi ini aku.

Aku: Ehh udah mau jam 7, Retha berangkat duluan ya, nanti kususul

Retha: Oke deh Mas. Ni buat anakmu

Sambil nyerahin bungkusan plastik isinya pensil warna. Aku pun berangkat latihan paduan suara. Selama latihan fix konsetrasiku terpecah, kadang buka HP yang ternyata Retha chat dan sudah mulai gombalan-gombalan ku keluar. Aduh berasa jaman pacaran ini. Kayak jaman sekolah di kelas, smsan sama pacar tapi takut ketahuan guru waktu pelajaran. Seperti itulah kami chat, karena bisa bahaya jika ketahuan sama anggota paduan suara yang lain.

Untuk Pertama Kali

Sampai di rumah, istriku sudah tidur dengan Gendhis. Istriku memang ratu tidur. Tidurnya itu kayak kerbau kalau kata orang tidak bisa diganggu. Wah kesempatan ini pikirku, lalu aku chat Retha

Aku: Selamat malam Bu, maaf mengganggu foto yang tadi bisa dikirim?

Tidak menunggu lama langsung dijawab

Retha: Foto apaan sii? Emang tadi foto-foto?

Aku: Gag kok, cek kondisi aja. Baru gag sama suami?

Retha: Suami baru dirumah mertua sama rafa.

Aku: hehehe..aku vidcal ya

Akhirnya niatku tadi siang terlaksana. Untuk pertama kali kami vidcall. Dia selesai cuci muka. Putih sekali, dan yang bikin gag kuat, itu daster tanpa lengan. Oh Tuhan.. Demi apa indah sekali makhluk yang satu ini.

Aku: Waduh, Tha, itu dasternya kebuka banget. Seneng litany

Retha: Ini perintah suami mas. Dia sukanya kalau aku pakai yang seperti ini dirumah.

Aku: Seneng ya suamimu, punya istri penurut banget gini

Retha: Emang istrimu gag nurut mas?

Kebayang gimana kerasnya istriku, kalau sudah A ya haru A. Duh, rumput tetangga kok tampak hijau sekali kali ini.

Aku: Ya nurut kok, tapi aku gag pernah minta yang aneh-aneh.

Retha: Ini gag aneh kali mas. Nyenengin suami itu kewajiban istri Mas kalau di agamaku.

Aku: Hehhhehehe.. Iya-iya Bu Retha yang cinta suaminya.

Retha: Apaan sihh Mas

Duhhh..jantung mau copot. Toket itu sempat ngintip. Lho, kok kayak gag pakai BH ya. Duh dasar amatiran akunya, gag bisa bedain mana yang pakai BH dan yang gag pakai BH. Hehehehe..

Aku: Mengenai yang tadi, emang kamu mau dipanggil cinta?

Retha: Ihhh,, masnya penasaran ya. Gimana ya Mas? Mau gag ya?

Aku: Lho kok Tanya balik.

Retha: Brarti kita pacaran ini Mas?

Aku: wahhh.. kok to the point banget. Emang Retha gag takut ketahuan suami?

Retha: ya jangan sampai ketahuan dong Mas. Jadi aku tu, sama suami, klo pagi siang habis Rafa pulang sampai sore, aku jaga Rafa. Tapi nanti klo sore sampai malam suami aku yang jagain Rafa. Jadi Mas bisa chat aku waktu suamiku gag dirumah dari pagi sampai sore. Trus malamnya sebelum jam 10. Karena jam 10 HP ku matikan.

Aku: Emang suami gag pernah cek-cek HP?

Retha: Gag pernah, sebenernya suamiku orangnya temperamen Mas, aku dulu sempat minta cerai.

Akhirnya Retha curhat deh panjang lebar, skip aja ya, aku cuma jadi pendengar yang setia. Sampai akhirnya moment itu muncul, gerakan Retha membuat itu toket ngintip lagi. Jelas mataku langsung memadang tajam. Anehnya Retha kok sadar ya

Retha: Ihhh..Mas liat apaan sii?

Aku: Itunya ngintip trus si Tha.

Retha: Emang mas suka?

Aku: Lha gag tau kan cuma dikit.

Retha: Kalo gini Mas?

Dan seperti kilat diplorotkan daster bagian dadanya kebawah lalu kembali. Sepersekian detik, keindahan makhluk ciptaan Tuhan itu terlihat

Aku: Buset..Bisa mimisan kayak kartun aku. Itu Retha gag pakai BH?

Retha: Gag pernah mas kalau malam, biar gampang.

Aku: Aduh…tegangan tinggi ini..kesetrum Mas? Boleh liat lagi gag? Pelan-pelan tapi ya

Retha: Ihhh maunya.. Bentar aja ya Mas, suamiku di depan

Dan dibukanya pelan-pelan toket gede itu, jelas ini seleraku. Indah sekali. Tidak membuang kesempatan screenshot bekerja.

Setelah diakhiri video call itu. Aku nikmati dulu hasil screenshot tadi. Luar biasa, lalu aku simpan di driveku, gag mungkin di gallery kan. Karena pantang keluar sendiri, akhirnya kubangunkan istriku dan minta dilayanin. Hebatnya istriku walau di ratu tidur kalau dibangunkan jam berapapun pasti siap melayani. Ada yang beda, kali ini yang kebayang toket ranumnya Retha. Duh kebayang dia juga baru digarap suaminya.



.

.

.

Makasi suhu-suhu atas apresiasinya. Akan diusahakan sampai tamat. Karena di real life, kisah ini sudah selesai. Endingnya sudah saya sampaikan di awal kan. Tapi menuju ending itu, banyak drama-drama yang menurut saya seperti FTV, mudah-mudahan suhu suka. Matur sembah nuwun.
Numpang pasang tampang
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
wahh ini patut digelar tiker ... tau gitu dulu ane latihan serius klo koor ni ya klo ternyata bisa kejadian kayak gini
 
Bimabet
Chapter 3

Koreografi

Lomba Paduan Suara tinggal sebulan lagi. Ibu-ibu sudah berlatih materi dan vokal dengan baik. Target sebulan adalah hapal lagunya. Masuklah kali ini ke materi koreografi. Untuk koreografi, aku sudah lama kerjasama dengan Mbak Citra, nama lengkapnya Citra Ayu..dia ini teman seangkatanku dulu waktu kuliah, beda fakultas. Kenal dulu ketika tidak sengaja bertemu di suatu event Lomba FLS2N tingkat SD. Saat itu aku melatih beberapa anak SD Negeri untuk lomba bidang vokal, sedangkan Citra melatih lomba bidang nari di SD tersebut. Kadang waktu latihannya berbarengan di SD tersebut. Ketika istirahat, kami sering ngobrol-ngobrol dan ternyata kami satu angkatan waktu jaman kuliah. Mbak Citra ini belum menikah. Aneh menurutku karena spec nya oke punya, secara dia guru nari. Untuk urusan body, juaranya ya Mbak Citra ini. Kalau baru nglatih nari, mata ini susah untuk dikontrol, mau gag mau harus melihat ke area pinggang ke bawah. Di event lomba kali ini, total sudah 4 kali aku bekerja sama dengan Mbak Citra. Tapi hubungan kami, wajar-wajar saja. Tidak ada yang spesial selain kerjasama professional. Segan aku untuk memulai seuatu yang malah takutnya merugikanku kelak. Yang aku tau sekarang Mbak Citra sedang dekat dengan pegawai PLN di kabupatenku. Sering ku goda, wah mesti tegangannya tinggi terus ya Mbak pacarnya. Balasannya ya standar, senyum dan jawaban bisa aja lho Mas. Sepertinya susah untuk didekati. Siang ini, jam istirahat, aku janjian dengan Mbak Citra makan siang sambil membahas koreo yang sudah dibuat Mbak Citra berdasarkan arransemen lagu yang ku buat.

Citra: Mas, ini gerakannya sambil memperlihatkan rekaman yang dia buat di HPnya

Aku: Oke mbak, aku lihat dulu

Akupun memasang headset. Jujur gag focus liatnya. Mbak Citra membuat rekaman gerakan koreo di rumahnya. Dia punya rumah setauku di sini. Entah itu kontrak atau rumah pribadinya. Tapi yang jelas dia tinggal sendiri. Pakaiannya ya ampun. Kayak gag niat menutupi lekuk-lekuk tubuhnya lho.

Aku: Mbak, tumben ini pakaiannya gini amat.

Citra: Biasa kali Mas, biar luwes

Aku: Oke Mbak, cocok kok. Sepertinya Ibu-ibu bakal suka.

Lalu kamipun janjian untuk mulai menggarap koreo untuk ibu-ibu paduan suara.

Cemburu
Pertama kali aku memperkenalkan Citra dihadapan ibu-ibu paduan suara tempat Retha. Kelihatan sekali muka Retha yang jutek. Sepertinya ada yang gag suka ini. Memang di paduan suara ini, walaupun ada beberapa ibu muda selain Retha yang segar dipandang, tapi Retha sepertinya primadona disini. Selebihnya ya tua-tua semua ibu-ibu di paduan suara ini. Kerap kalau ada pejabat di instansinya yang datang sekedar untuk melihat, pasti genit-genit gitu ke Retha.
Latihan perdana dengan Mbak Citra menyenangkan buatku. Otomatis aku jadi pengamat. Kalau biasanya ibu-ibu berlatih memakai gamis dan celana kain. Kali ini seperti perjanjian, mereka kompak memakai pakaian olahraga. Gag ada yang pakai hot pants memang, tapi cukup menyegarkan dipandang mata. Retha memang tampak berbeda dari ibu-ibu yang lain. Entahlah virus cinta sepertinya. Kali ini sengaja kedekatanku ke Mbak Citra aku intenskan, mulai dari ngobrol ringan di sela-sela latihan, sampai ikut-ikutan berlatih. Senang juga melihat Retha cemburu. Dekat dengan Mbak Citra itu rasanya semriwing. Padahal berkeringat begitu tapi wanginya enak. Mbak Citra selayaknya instrukur dia memakai baju senam yang cukup press body. Pusing kepala ini melihatnya. Kalau Retha memakai kaos olahraga standar, tapi jadi kebayang bentuk toketnya. Retha sepertinya sadar kalau mataku sering mengarah ke toketnya. Biarlah, biar dia tau kalau aku tertarik. Latihan pun selesai kurang lebih jam 8 malam. Untuk ngobrol dengan Retha belum pernah aku lakukan disini. Untuk menjaga image. Komunikasi hanya lewat dirigennya saja. Akupun ke arah parkiran bersama Mbak Citra. Seperti biasa aku membawa keyboard Yamaha PSR S 975 ku dan kumasukkan mobil, sedang Mbak Citra sengaja parkir motornya di dekat mobilku.

Aku: Makasi ya Mbak Citra. Ini mau langsung pulang atau ada acara lagi?

Citra: Langsung pulang saja Mas. Besok pagi aku piket di sekolah.

Mbak Citra ini selain pelatih nari dia bekerja sebagai guru SD di tempat yang biasa aku latih.

Aku: Aku mau mampir makan ni Mbak, sekalian yuk Mbak kalau mbak belum masak

Citra: Oke deh Mas, tapi aku minum aja ya Mas. Tadi aku dah makan, kalau malam begini aku gag makan.

Aku: Oke siap.

Lalu kami meluncur ke tempat makan, sewaktu keluar dari parkiran, tampak Retha memberi tumpangan beberapa ibu lainnya. Akupun sekedar lewat dan memberi salam seperti biasa. Di perjalanan, Retha chat

Retha: Langsung pulang mas?

Aku: Gag ni. Mau mampir dulu, nratir minum Mbak Citra

Retha: Ohh kencan ya

Aku: klo nyupir jangan sambil chat lho..ntar lagi ya

Hanya dibaca saja chatku. Niatku malam ini, mau lebih dekat ke Mbak Citra. Mencoba peluang yang bisa didapat

Aku: Mbak Citra sih sudah ada rencana kapan mau nikah?

Citra: Belum Mas. Masih sibuk nabung-nabung aja ni Mas

Aku: Kan kita seumuran ni Mbak, penasaran lho aku mbak. Secantik mbak gini kok belum nikah?

Citra: Bisa aja lho Mas. Aku dulu sudah sempat mau nikah Mas, udah tunangan tapi ya gitu batal.

Aku: Ohh udah pernah tunangan ternyata. Ya namanya jodoh gag ada yang tau ya Mbak

Sengaja aku gag bahas lebih lanjut. Malah mengganggu suasana yang kubangun.

Aku: Sama yang sekarang uda yakin ni Mbak?

Citra: Yakinlah Mas, kalau sama Mas Anton, baik dia orangnya. Keluarganya juga uda tau aku mas. Baik juga.

Aku: Ya buruan nikah Mbak. Apa gag takut gosip tetangga?

Citra: Tau aja Mas, ada lho ibu-ibu tetanggaku yang suka gosipin aku. Aku kan sering ngajari mereka zumba di komplek. Gag tau tu ada ibu-ibu suka banget gosipin aku

Aku: Mungkin suaminya suka genit ke Mbak Citra itu, jadi gag suka

Citra: iya bener mas. Apalagi bapak-bapak di kompleks ada lho yang pernah nekat telpon-telpon.

Aku: Wahhh segitunya Mbak?trus mbak tanggapin?

Citra: ya Aku tanggapin biasa aja Mas, lagian orangnya serem. Gendut item.

Sambil ketawa dia. Duh renyah banget ndengerin ketawanya Mbak Citra. Dadanya ikut bergoyang-goyang.

Aku: Klo gag serem, brarti ditanggapin gag biasa dong Mbak?

Citra: Ditanggapin gimana sii Mas?

Aku: Ya misal ni Mbak, kayak aku kan gag serem. Klo aku godain Mbak Citra ditanggapin gag?

Citra: Ihh Mas Frans lho, uda ada Mbak Vero juga

Owh iya, ni nama samaranku ya. Nama lengkapku Fransiskus, biasa dipanggil Frans sedangkan istriku Veronica, biasa dipanggil Vero. Mbak Citra uda kenal baik sama istriku. Beberapa kali pernah dampingi murid latihan vokal di rumahku. NO SARA ya. Aku dan istri memang orang gereja dan Mbak Citra serta semua kenalanku di sini muslim. Hubungan kami baik, bahkan di lingkungan rumahku rukun sekali berasa keluarga.

Aku: Kok bawa-bawa Vero lho Mbak. Kan misalnya

Citra: Tu kan, Mas Frans mulai genit. Dari dulu napa?

Deg.***g salah denger kan aku. Kesambet apa ni Mbak Citra kok tiba-tiba nanggepin kegenitanku.

Aku: Ehh apa Mbak? Gag denger aku

Citra: Ahh gag Mas. Gag bisa diulang.

Aku: Tu kan Mbak Citra sukanya bikin penasaran. Nanti aku kebayang-kebayang terus lho Mbak

Citra: Aku tu mikirnya dari kenal Mas Frans tu orangnya kaku, kerjaan mulu yang dibahas. Tapi ternyata enak ya ngobrol sama Mas Frans

Waduh tanda-tanda ini namanya. Sejak kenal, baru ini obrolan yang menjurus. Entah setan apa yang lewat sehingga Mbak Citra mulai open begini.

Aku: Lho bukannya biasanya juga gag kaku Mbak. Iya sii Mbak, segan aku sama Mbak Citra. Takutnya ntar Mbak Citra mikirnya aku cowo apaan.

Citra: Ya gag usah segan-seganan segala to Mas. Kayak sama siapa aja

Obrolan itu ya gag berlanjut. Pelan-pelan saja, uda puas nongkrong bareng Mbak Citra, dia pakai jaket jadi Cuma bisa menikmati betis indahnya. Paling gag sudah mulai open Mbak Citranya.

VCS
Sampai rumah, menikmati sunyinya rumah. Vero dah tidur nyenyak dengan Gendhis anakku. Aku buka HP ternyata Retha chat tidak kubalas. Tapi kok online ya padahal sudah jam10 malam

Aku: Bu, maaf mengganggu malam-malam. Boleh minta kirim foto yang tadi?

Chat basa-basiku takutnya HP baru gag dipegang Retha.***g pakai lama langsung dibalas sama Retha

Retha: Sibuk ya Mas. Chatku gag dibales dari tadi terakhir terlihat jam 8 an malam

Aku: Gag Tha. Tadi membicarakan koreo sama Mbak Citra sambil ngopi.

Retha: Huhuhuu..ada Citra, akunya dilupain.

Aku: Lho, kan dah malam Tha..katanya waktu buat suami, takut ketahuan suamimu ntar

Retha: Suamiku di tempat Ibunya sama Rafa.

Aku: Lho gag tidur dirumah?

Retha: iya, rumah mertua cuma beda gang sama rumahku, mungkin Rafa ketiduran jadi sekalian tidur disana. Uda sering kok dirumah sendiri.

Wahh..langsung kebayang gimana kalau aku menyelinap kerumahnya malam-malam. Bakal jadi pengalaman menarik ini. Rumahku dan perumahannya tidak seberapa jauh sebenarnya, 15 menit mungkin sampai.

Aku: Emang kamu gag pengen?

Retha: Pengen apa sii Mas?

Aku: aduh..ini polos banget sih cintanya Mas..Kayak gag tau aja

Retha: Suamiku tu Mas suka marah-marah. Rumah gag beres dikit pasti marah.

Ahhhh..mulai lagi dehh. Mulai curhat tentang suaminya yang suka marah, rumah tangganya yang kalau kata orang harmonis tapi di dalamnya sering cek cok. Aku jadi menduga-duga kalau suaminya punya selingkuhan ini. Tapi masak secantik Retha gini diselingkuhin. Kayak mana cantiknya selingkuhan suaminya ya. Daripada suasananya gag enak mulai nakal ahh

Aku: Tha..mas pengen liat nenen boleh?

Retha: send pic

Wua..dikirim fotonya. Langsung aku video call.

Aku: Buka dong sayang

Retha: Ini sayang..sini mimik susu mama

Aku: Enaknya sayang. Kok gedhe bener nenennya Ma. Bikin ngaceng ni

Sambil ku kocok sendiri kontol ini. Duh nikmat bener menikmati tayangan live Retha mengelus-elus toketnya. Dipilin-pilin putingnya, lalu mulai buka celananya. Tampak Retha sudah telanjang bulat, akupun juga sudah telanjang bulat. Posisi Vero di kamar dan karena memakai AC jadi ruangannya gag begitu mendengar suara di luar. Tapi tep saja ngeri-ngeri gimana gitu klo tiba-tiba Vero bangun keluar kamar. Tapi kan dia ratu tidur.

Aku: Retha, isep dong

Retha: Iya mas sayang, hemmm enak banget mas. Gedhe punyamu.

Ahhh ada-ada aja Retha pikirku tapi kok binal banget binor ini. Surga dunia bener dah.

Aku: Enak sayang…mas masukin ya.

Retha: Iya Mas,, yang kenceng mas..ahhh

Retha mulai memasukkan jarinya sendiri. Sepertinya rapat sekali. Ahhh kocokannku juga makin cepat.

Retha: Sayang..aku mau nyampe

Aku: Sama sayang aku juga..

Lalu kamipun sampai pada orgasme kami. Aku segera beberes, takut Vero bangun. Benar-benar nikmat VCS perdana bareng Retha. Lalu aku pun masuk kamar.

Lho..bukannya tadi Vero sudah tidur waktu aku pulang. Kok sekarang dia bangun?...Aduhh..

.
.
.
Bersambung…
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd