Chapter 2
Buat thread pertama kali emang beda rasanya. Berasa kayak main game tembak-tembakan pertama kali. Deg-degan padahal ya kalo ketembak gag kerasa sakit. Jadi semangat baca respon suhu-suhu dimari.
Niat yang gagal
Dibelakang istriku aku mulai chat dengan Retha dan entah mengapa Retha pun paham kalo aku main belakang, walau belum ada pembicaraan lebih serius. Hanya basa-basi saja mengenal tentang keluarganya dan juga keluargaku. Dari situ aku tau kalau dia bungsu dari 4 bersaudara dan ternyata lebih muda 2 tahun dari usiaku, ibu rumah tangga kelahiran 90an yang hobi jualan online. Suaminya seumuranku, pegawai di instansi Y. Kelihatannya keluarganya harmonis, tapi karena kesukaanku membaca cerita-cerita di forum inilah membuka wawasanku mengenai kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi. Jadi aku main sabar saja. Siang ini di kantor aku istirahat siang dan kebetulan ada rumah makan baru jadilah aku chat dengan Retha lebih leluasa sambil berniat untuk naik tingkat menjadi video call.
Aku: Suami kalo istirahat siang pulang gag?
Retha: Iya, biasanya mampir jemput rafa.
Aku: Brarti ini suami di rumah?
Retha: Itu baru makan dianya.
Aku: Duh, aku ganggu brarti ya?
Retha: Gag kok, suami juga sebentar lagi berangkat
Karena sepertinya tidak mungkin video call ya niat tadi kubatalkan, sudahlah biar dia urus suaminya dulu. Lalu aku video call istri yang juga baru istirahat.
Aku: Ma, makan soto biasanya ya?
Istri: Iya Pah, lho papah dimana itu? Sama siapa?
Aku: Sendirian Ma, ini nyobain warung baru deket kantor.
Istri: Bukannya ayah gag suka pedes kok makan geprek?
Aku: Kan bisa pesen gag pakai cabai, murah kok.
Istri: Ya udah klo dah slesai ati2 ya ke kantornya, Mama duluan ya. Dah mau bel masuk pelajaran.
Aku: Oke deh Ma, buruan pulang ya. Mmuaachh
Istri: Iya Pah ati2..mmmuachh
Selesai video call dengan istri ternyata banyak notif dari Retha. Terpaksa gag aku respon, keburu telat masuk kantor. Praktis sampai sore aku gag sempat pegang HP. Barulah sampai parkiran, mau ngadem dulu sebelum pulang sambil dengerin musik. Kebiasaan aneh emang, ndengerin musik dulu sambil rokok sebatang sama buka HP. Ternyata Retha chat berulang-ulang menanyakan hal gag penting lah. Penasaran sepertinya dia karena gag dibalas chatnya. Aku jawab tadi baru banyak gawe, gag sempet pegang HP. Giliran aku respon ehhh dianya gag online. Okelah, aku bersihkan dulu chatnya supaya aman sampai rumah. Walau gag ada apa-apa, tapi ini sudah kategori merah untuk istriku, bisa diinterogasinya aku macam-macam. Aku pulang, istri juga sudah pulang, pengasuhnya Gendhis juga sudah pulang. Gendhis punya mbak pengasuh, pengasuhnya ini masuk kategori body besar dan tokbrut, masih muda, tapi sudah berpengalaman jadi pengasuh bayi. Jangan dibayangin aku bisa macam-macam, walau sebenernya ada niat kesitu. Situasi tidak memungkinkan, istri seakan tau seleraku dan membatasi aku ketemu sama mbak Pengasuhnya, pagi aku berangkat mbaknya baru datang, pulang kerumah mbaknya sudah pulang. Nomor hp pun aku gag dikasih sama istri. Luar biasa sekali istriku ini. Sempat mikir apa ini karma ya, gara-gara dulu aku gonta-ganti pacar.
Jatuh Cinta
Sampai dirumah, waktunya bermain sama Gendhis. Hanya punya waktu 1,5 jam karena jam 7 malam aku harus melatih paduan suara. Gag ada waktu kosong minggu-minggu ini, tiap hari rutinitasnya begitu, pulang kerja, istirahat sebentar terus berangkat lagi. Tapi ada yang berbeda kali ini, tumben Retha chat
Retha: Nanti setengah 7 aku tunggu di toko alfa deket tempat latihan ya.
Aku: Iya Bu.
Kaget aku, sengaja kujawab singkat, untung aku yang pegang HP bukan istriku. Langsung aku hapus chat itu. Dengan alasan mau isi bensin dulu aku berangkat gasik ke tempat latihan. Sesampainya di alfa ternyata dia sudah didalam.
Aku: Halo Bu, akhirnya ketemu juga cuma berdua, biasanya ada ibu-ibu yang lain
Retha: Iya Mas, habisnya dari tadi dicuekin. Baru apa sii Mas sama istrinya.
Percakapan ini sambil milih-milih snack, karena takut ketahuan entah siapa mungkin ada yang kenal. Jujur salah tingkah aku. Cewe ini idaman pria banget, ternyata kalau dekat emang beneran cantiknya. Duh, mata ini gag bisa diajak kompromi, dikit-dikit curi bagian dadanya, aduh ngebayangin segede apa ya itu aslinya, mana wangi lagi. Oh Tuhan, dari dulu aku nglatih paduan suara, baru kali ini aku ketemu berdua dengan anggota yang kulatih. Awal dari drama apalagi ini nanti.
Aku: Gag kok Bu Retha, tadi beneran di kantor sibuk banget, kalau akhir bulan begini kan sibuk-sibuknya kantor. Sampai rumah juga cuma ketemu anakku sebentar.
Retha: Ibu..Ibu..terus sii, panggil Retha aja Mas. Anakmu suka nya apa? Ini aku beliin pensil warna ya.
Aku: Gag usah repot-repot Ret..Eh gag enak ya panggil Tha aja ya.
Retha: Dipanggil cinta sekalian juga boleh.
Alamakkk..dia bercanda sambil senyum. Cantik sekali, entah gimana bentuk mukaku, mungkin ndomblong ya.
Retha: Ehh..bengong aja. Garing ya..
Aku: Gag kok, kaget aja. Untung gag ada riwayat jantung aku. Emang serius boleh dipanggil cinta?
Retha: Hahahahaa..kalo berani si terserah, Mas aja sembunyi-sembunyi kan ketemu aku?
Aku: Hehehhe, jadi inget. Chatnya kalo mas ada di kantor aja ya. Iya, takut ketahuan istri.
Retha: Tuhh kan gag berani.
Aku: Asal gag ketahuan boleh?
Retha: Terserah Mas lah
Sambil mukanya dibuat jutek yang aku tau cuma dibuat-buat aja. Aduh, fix jatuh cinta lagi ini aku.
Aku: Ehh udah mau jam 7, Retha berangkat duluan ya, nanti kususul
Retha: Oke deh Mas. Ni buat anakmu
Sambil nyerahin bungkusan plastik isinya pensil warna. Aku pun berangkat latihan paduan suara. Selama latihan fix konsetrasiku terpecah, kadang buka HP yang ternyata Retha chat dan sudah mulai gombalan-gombalan ku keluar. Aduh berasa jaman pacaran ini. Kayak jaman sekolah di kelas, smsan sama pacar tapi takut ketahuan guru waktu pelajaran. Seperti itulah kami chat, karena bisa bahaya jika ketahuan sama anggota paduan suara yang lain.
Untuk Pertama Kali
Sampai di rumah, istriku sudah tidur dengan Gendhis. Istriku memang ratu tidur. Tidurnya itu kayak kerbau kalau kata orang tidak bisa diganggu. Wah kesempatan ini pikirku, lalu aku chat Retha
Aku: Selamat malam Bu, maaf mengganggu foto yang tadi bisa dikirim?
Tidak menunggu lama langsung dijawab
Retha: Foto apaan sii? Emang tadi foto-foto?
Aku: Gag kok, cek kondisi aja. Baru gag sama suami?
Retha: Suami baru dirumah mertua sama rafa.
Aku: hehehe..aku vidcal ya
Akhirnya niatku tadi siang terlaksana. Untuk pertama kali kami vidcall. Dia selesai cuci muka. Putih sekali, dan yang bikin gag kuat, itu daster tanpa lengan. Oh Tuhan.. Demi apa indah sekali makhluk yang satu ini.
Aku: Waduh, Tha, itu dasternya kebuka banget. Seneng litany
Retha: Ini perintah suami mas. Dia sukanya kalau aku pakai yang seperti ini dirumah.
Aku: Seneng ya suamimu, punya istri penurut banget gini
Retha: Emang istrimu gag nurut mas?
Kebayang gimana kerasnya istriku, kalau sudah A ya haru A. Duh, rumput tetangga kok tampak hijau sekali kali ini.
Aku: Ya nurut kok, tapi aku gag pernah minta yang aneh-aneh.
Retha: Ini gag aneh kali mas. Nyenengin suami itu kewajiban istri Mas kalau di agamaku.
Aku: Hehhhehehe.. Iya-iya Bu Retha yang cinta suaminya.
Retha: Apaan sihh Mas
Duhhh..jantung mau copot. Toket itu sempat ngintip. Lho, kok kayak gag pakai BH ya. Duh dasar amatiran akunya, gag bisa bedain mana yang pakai BH dan yang gag pakai BH. Hehehehe..
Aku: Mengenai yang tadi, emang kamu mau dipanggil cinta?
Retha: Ihhh,, masnya penasaran ya. Gimana ya Mas? Mau gag ya?
Aku: Lho kok Tanya balik.
Retha: Brarti kita pacaran ini Mas?
Aku: wahhh.. kok to the point banget. Emang Retha gag takut ketahuan suami?
Retha: ya jangan sampai ketahuan dong Mas. Jadi aku tu, sama suami, klo pagi siang habis Rafa pulang sampai sore, aku jaga Rafa. Tapi nanti klo sore sampai malam suami aku yang jagain Rafa. Jadi Mas bisa chat aku waktu suamiku gag dirumah dari pagi sampai sore. Trus malamnya sebelum jam 10. Karena jam 10 HP ku matikan.
Aku: Emang suami gag pernah cek-cek HP?
Retha: Gag pernah, sebenernya suamiku orangnya temperamen Mas, aku dulu sempat minta cerai.
Akhirnya Retha curhat deh panjang lebar, skip aja ya, aku cuma jadi pendengar yang setia. Sampai akhirnya moment itu muncul, gerakan Retha membuat itu toket ngintip lagi. Jelas mataku langsung memadang tajam. Anehnya Retha kok sadar ya
Retha: Ihhh..Mas liat apaan sii?
Aku: Itunya ngintip trus si Tha.
Retha: Emang mas suka?
Aku: Lha gag tau kan cuma dikit.
Retha: Kalo gini Mas?
Dan seperti kilat diplorotkan daster bagian dadanya kebawah lalu kembali. Sepersekian detik, keindahan makhluk ciptaan Tuhan itu terlihat
Aku: Buset..Bisa mimisan kayak kartun aku. Itu Retha gag pakai BH?
Retha: Gag pernah mas kalau malam, biar gampang.
Aku: Aduh…tegangan tinggi ini..kesetrum Mas? Boleh liat lagi gag? Pelan-pelan tapi ya
Retha: Ihhh maunya.. Bentar aja ya Mas, suamiku di depan
Dan dibukanya pelan-pelan toket gede itu, jelas ini seleraku. Indah sekali. Tidak membuang kesempatan screenshot bekerja.
Setelah diakhiri video call itu. Aku nikmati dulu hasil screenshot tadi. Luar biasa, lalu aku simpan di driveku, gag mungkin di gallery kan. Karena pantang keluar sendiri, akhirnya kubangunkan istriku dan minta dilayanin. Hebatnya istriku walau di ratu tidur kalau dibangunkan jam berapapun pasti siap melayani. Ada yang beda, kali ini yang kebayang toket ranumnya Retha. Duh kebayang dia juga baru digarap suaminya.
.
.
.
Makasi suhu-suhu atas apresiasinya. Akan diusahakan sampai tamat. Karena di real life, kisah ini sudah selesai. Endingnya sudah saya sampaikan di awal kan. Tapi menuju ending itu, banyak drama-drama yang menurut saya seperti FTV, mudah-mudahan suhu suka. Matur sembah nuwun.