Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Windy

sesuai titah para suhu besar, silahkan dinikmati sajian berikut ini. semoga bisa berkenan. mohon maaf apabila belum memenuhi harapan para suhu. karena ksah dibuat secara real, tidak hanya mengedepankan momentum ML saja. sekian dan terima angpaw...
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________



Bugil Pertama

Hujan mengguyur tanpa lelah. Udara yang cukup dingin tak mampu mendinginkan suasana dalam kamar Roy. Tak jemu Roy menatap wajah ayu Windy, yang masih Nampak pucat dan lemah. Matanya masih terpejam sejak sore karena pengaruh obat tidur, sehingga Windy tak sadar Roy sempat meninggalkannya untuk sekedar membeli makanan. Maklum, kala itu belum muncul ojek online sebagaimana sekarang ini.

Roy menatap tubuh Windy yang tertutup selimut. Tak tega rasanya menjamah gadis yang baru seminggu ini resmi menjadi pacarnya. Panas tubuhnya masih cukup terasa, sehingga Roy tidak ingin mengganggunya. Selain itu, Roy yang sudah paham hobi Windy di dalam kamar kosnya, yakin bahwa lambat atau cepat, dia akan bisa menikmati tubuh gadisnya tanpa harus dipaksa. Inilah kunci yang belum diketahui Windy, yang hingga mereka resmi berpacaran tidak pernah tahu bagaimana Roy bisa mengetahui nomor hp dan juga identitas lainnya sebenarnya. Di lain kisah, akan diceritakan bagaimana keduanya bisa menjalin kasih.

Tiba-tiba Windy menggeliat dan membuka matanya. Sesaat dirinya kaget dan bingung manakala menyadari berada di tempat asing. Namun segera ingatannya pulih bahwa saat ini dirinya sedang berada di dalam kamar kos Roy, setelah pulang dari periksa dokter tadi sore.
Dilihatnya Roy beranjak mendekati tempat tidur dan mengusap kening Windy yang berkeringat.

“mau minum sayang?” tawar Roy
Windy mengangguk lemah dan Roy pun bergegas mengambil the hangat yang sudah disiapkannya.
Windy berusaha untuk duduk dan dibantu Roy dengan memapah punggungnya dan segera meminum the hangat tersebut.
“mau makan? Aku suapin ya?” tawar Roy lagi dan Windy pun hanya mengangguk. Dengan sabar, Roy menyuapi Windy dengan nasi sayur agar mudah ditelan. Namun, hanya beberapa sendok nasi saja yang bisa ditelan. Karena tenggorokannyay masih terasa sakit sehingga Windy pun enggan melanjutkan makan.
“sudah mas” tolak Windy saat Roy hendak menyuapinya yang kesekian kali
Roy meletakkan piring dan hendak membantu Windy kembali rebah. Namun, Roy kaget saat menyentuh bagian punggung Windy dan mendapati punggung itu basah kuyup keringat.
“Yang, kamu kok keringatan gini. Ganti baju aja ya”
“ Tapi aku kan gak bawa baju ganti Yank” jawab Windy lemah dengan mata sayu
“udah pake kaosku aja, darurat ini. Besok aku ke kosmu ambil baju ganti. Yang penting kamu ganti baju dulu biar gak masuk angin, oke?”

Windy pun mengangguk lemah sambil menurunkan selimut. Tangannya bergerak membuka kancing baby dollnya, namun baru dua kancing tangannya terhenti sambil menatap Roy. Ada rasa malu menjalar hatinya, karena Windy belum pernah membuka baju di hadapan orang lain apalagi laki-laki.

Roy yang tahu perasaan Windy, menenangkan Windy dan berkata
“udah gak papa. Aku gak akan macem-macem kok, yang penting kamu sembuh dulu. Ini aku udah siapin handuk buat mengelap keringatmu. Ingat pesan dokter tadi, oke?”

Mendengat kata dokter, hati Windy berdebar, ada rasa bersalah dalam hatinya karena membiarkan laki-laki yang tidak dikenalnya sudah meraba dan meremas bagian tubuhnya yang selalu dijaganya. Bahkan Roy, pacarnya sendiri belum pernah sekalipun menyentuh bagian tersebut meski dari balik baju. Ada penyesalan dan bersalah pada Roy.

Akhirnya, Windy pun kembali melepas satu persatu kancing baby dollnya. Mata Roy membeliak saat kedua tangan Windy bergerak ke belakang untuk melepas baby dollnya. Saat itu, terlihat jelas kedua payudara Windy membusung dengan indah tanpa terhalang apapun. Putting berwarna pink, membuat bongkahan bulat itu semakin menggairahkan. Namun, Roy segera menahan diri meski celananya mendadak sesak karena batang kontolnya berusaha melihat payudara Windy tersebut.

“Kamu gak pake BH yank?” Tanya Roy pura pura bodoh
Mendengar pertanyaan Roy, Windy segera mengatupkan kedua tangannya menutupi bagian dadanya. Mukanya memerah dan merasa malu, menyadari situasi tersebut yang membuat Roy bisa leluasa menyaksikan harta berharga miliknya tersebut.
“Iya, aku gak pernah pake BH yank kalau di kos” jawab Windy malu-malu.
“Oh gitu ya” Jawab Roy sambil kemudian tangannya bergerak ke bagian punggung Windy untuk mengelap keringat yang bercucuran. Namun dirasakannya, panas badan Windy tidak lagi sepanas sore tadi saat masih di kos Windy.

Setelah mengelap bagian punggung, tangan Roy bergerak ke depan dan mulai mengelap bagian perut Windy yang Nampak rata. Muka Windy masih merah karena ini pertama kali, dirinya membuka baju di depan orang lain dan seorang pria. DI satu sisi, Roy berusaha menahan gejolak di bawah perutnya yang menggelegak menyaksikan betapa indah perut Windy yang datar tanpa ada lemak menempel.

Roy kemudian bergerak ke atas mulai mengelap bagian bawah dada Windy. Saat hendak mengelap bagian tubuh yang lebih atas, Roy terhalang oleh kedua tangan Windy yang menyilang menutupi kedua payudaranya.

Roy pun tersenyum sambil berkata “boleh dilap sekalian? Gk usah malu kan tadi aku juga udah lihat”
Windy masih merasa ragu dan malu. Namun saat melihat senyum Roy yang tulus dan tidak menampakkan muka mesum, perlahan-lahan Windy pun mulai menurunnkan kedua tangannya. Membebaskan kedua payudaranya terbuka tanpa hambatan dan disaksikan oleh Roy. Windy memejamkan mata, karena masih merasa malu atas kondisi tersebut.

Roy tersenyum lebar, melihat Windy memejamkan mata. Sambil menelan ludah berulangkali, dengan lembut Roy mengusap kedua payudara Windy menggunakan handuk kecil. Sesekali dengan gerakan yang seakan tak sengaja, Roy meremas dan menyentil putting payudara tesebut. Terasa kenyal dan kencang payudara itu. Nampak belum pernah terjamah oleh orang lain sepertinya, piker Roy.

Roy tak tahu, hanya beberapa jam sebelumnya seorang laki-laki sudah meremas payudara kiri Windy dan memainkan putingnya. Meski tidak melihat secara langsung payudara tersebut, namun mampu membuat lak-laki tersebut, melampiaskan nafunya dengan beronani di ruang praktek dokternya.

Windy kembali merasakan desiran seperti tadi sore, saat di ruang praktek dokter. Mulutnya mengatup dan berusaha untuk tidak mengeluarkan desahan meski rasa itu sangat ingin dilakukannya. Terasa, vaginanya mulai lembab saat putingnya tersentuh jemari Roy. Putingnya perlahan terasa mengeras, dan Roy pun melihat perubbahan bentuk putting Windy. Roy tersenyum dan bisa membayangkan apa yang ada dalam isi kepala kekasihnya tersebut. Ingin rasanya, bibirnya mengulum kedua putting yang Nampak merah merekah dan mengenyot payudara yang bulat tersebut.

Namun, Roy segera sadar dan tidak ingin melampiaskan nafsunya. Segera setelah selesai mengelap seluruh tubuh atas Windy, segeralah dikenakannya kaos ke tubuh Windy. Lagi-lagi, ketika tangan Windy terangkat untuk memasukkan tangannya ke dalam kaos, membuat kedua payudaranya semakin membusung dan terlihat semakin menawan. Otak roy berusaha untuk menahan nafsu dan menyegerakan menyelesaikan aktivitasnya membantu Windy mengenakan kaos.

Setelah selesai mengenakan kaos, Windy kembali merebahkan diri ke atas Kasur. Matanya terbuka dan bibirnya tersenyum melihat Roy.
“Mas, terimakasih ya enggak nakalin aku tadi”
“eh, ya enggaklah. Masak pacarnya lagi sakit gini kok dinakalin” ucap Roy meski dalam hatinya berkata lain
“iya mas, aku percaya kok sama kamu. Makasih ya udah merawat aku” ucap Windy sambil tersenyum manis dan membuat Roy merasa ingin melumat bibir tersebut. Namun tidak dilakukannya, karena tidak ingin membuat Windy memandangnya sebagai laki-laki mesum.

Windy kemudian kembali merebahkan diri ke atas tempat tidur. Namun tak lama, Windy kembali bangkit. Melihat itu, Roy pun segera bertanya “kenapa yank?
“eehhmmmm….aku mau pipis yank” ucap Windy pelan-pelan
“terus gimana, mau pipis di sini atau di kamar mandi?’ Tanya Roy sambil sedikit bingung
“di kamar mandi aja yank, kalau di sini malah repot”
“Ya udah yuk, aku bantuin jalan ke kamar mandi” ucap Roy sambil membantu Windy bangkit dari tempat tidur. Dengan dipapah Roy, Windy tertatih tatih menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar. Sesampainya di dalam kamar mandi, Roy bertanya, “kamu bisa yank pipis sendiri?”

Meski sebenarnya ragu karena menyadari kondisinya yang lemah, namun Windy tetap menjawab bisa sendiri di kamar mandi. Hal ini karena Windy merasa malu bila harus buang air di hadapan Roy. Akhirnya, Roy pun meninggalkan Windy setelah sampai di depan kloset.

Roy pun masuk kembali ke dalam kamar dan merapikan tempat tidur yang sedikit berantakan dan basah oleh keringat Windy. Hendak digantinya sprei dengan yang baru, saat tiba-tiba terdengar suara dari kamar mandi.

Gedubrakkk!!!!!

Roy pun terperanjat dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Roy terkejut dan langsung berlari mendapati Windy sedang terduduk di lantai dengan tangan kirinya berpegangan pada bibir bak mandi. Sementara, celana baby dollnya terlihat sudah melorot hingga ke lutut Windy.

Tangan kanan Windy menopang tubuh agar tidak jatuh terkapar ke lantai kamar mandi. Sedangkan kedua kaki Windy terlihat mengangkang, terbatas oleh celana baby doll yang sudah turun hingga ke lutut. Membuat hutan lebat yang berada di selangkangan Windy terlihat dengan jelas oleh Roy. Lagi-lagi, kontol Roy memberontak, hendak keluar dari celana.

Sejenak mata Roy menatap keindahan pangkal paha Windy yang mulus, dengan bagian ujung yang penuh ditumbuhi rambut jembut lebat. Hal ini benar-benar sesuai dengan selera Roy yang memang menyukai vagina dengan jembut lebat. Rimbunan jembut yang berwarna hitam, kontras dengan warna kulit Windy yang putih bersih, terlebih di bagian pangkal paha yang memang jarang terkena sinar matahari. Jembut yang lebat itu begitu mempesona dan nyaris membuyarkan keimanan Roy.

Namun, hanya sekejap saja Roy termangu menyaksikan keindahan tersebut. Karena kemudian, Windy memintanya untuk membantu berdiri kembali. Segera, Roy merunduk dan membantu Windy berdiri. Windy pun merangkul leher Roy dan bangkit dari posisinya semula.

“kok bisa jatuh sih yank?” Tanya Roy khawatir
“Iya, tadi habis pipis, mau pake celana lagi malah tiba-tiba pening terus jatuh” ucap Windy lemah.
“Ya udah, aku aja yang benerin celanamu” kata Roy. Windy terdiam dan memejamkan mata. Membayangkan Roy melihat bagian tubuh yang paling ditutupinya dan belum pernah diperlihatkan pada pria manapun juga. Hanya teman-teman perempuan semasa SMP saja yang pernah melihat bagian tubuhnya tersebut saat mereka usai berenang dang anti baju bersama.

Ya, saat itu usai berenang dalam kegiatan olahraga para siswi SMP saling berebut tempat untuk berganti pakaian. Karena ruang berganti baju terbatas, akhirnya satu ruangan digunakan beramai-ramai. Saat itulah, mereka saling bertelanjang bulat untuk berganti baju. Sambil bercanda, para gadis muda ini saling berusaha melihat alat vital teman-temannya.
Hampir semua siswi SMP itu, vaginanya masih polos dan bersih belum terdapat bulu jembut sedikitpun. Lain halnya dengan Windy. Di usia 13 tahun itu, vaginanya mulai ditumbuhi bulu jembut yang mulai Nampak. Akibatnya, Windy muda diledek oleh teman-temannya karena hanya dirinya seoranglah yang vaginanya sudah ditumbuhi jembut.
Merasa malu, sesampainya di rumah Windy segera mencukur habis bulu jembut yang baru tumbuh tersebut. Hal ini dilakukannya berulang kali setiap bulu jembut itu tumbuh. Hinngga menginjak bangku SMA, Windy selalu mencukur jembutnya dan membiarkan vaginanya terlihat gundul bersih.
Namun kemudian, Windy diberitahu seorang temannya yang mengeluhkan bahwa bulu jembut di vaginnya justru tumbuh makin lebat setelah dicukur habis. Karena khawatir, Windy pun mulai membiarkan jembut tumbuh di vaginanya. Dan benar saja, justru jembut yang tumbuh di vaginanya semakinn lebat. Akhirnya, Windy pun memutuskan membiarkan semua jembut di vagina tumbuh, dan berkembang lebat seperti sekarang ini.


Roy menunduk hendak meraih ujung celana baby doll yang ada di bagian lutut. Dengan posisi ini, matanya begitu dekat dengan pangkal paha Windy yang terdapat gundukan kecil yang dipenuhi jembut lebat. Jembut itu Nampak basah, mungkin karena sudah dicuci Windy sehabis buang kecil sehingga Nampak luruh.

Tangan Roy meraih baby doll tersebut dan hendak menariknya ke atas. Namun gerakannya terhenti sejenak saat melihat ada benda kecil di dalam baby doll tersebut. Selain itu, Roy merasakan celana itu basah, akibat tersiram air yang ada di lantai kamar mandi.

“yang, celanamu basah, dilepas aja ya ganti yang baru” ucap Roy sambil memelorotkan celana itu ke bawah tanpa menunggu persetujuan Windy. Windy yang pasrah pun diam saja saat celana diturunkan Roy sampai mata kaki, dan kakinya diangkat oleh Roy untuk melepas celana tersebut bergantian. Windy berpegangan pada pundak Roy dan sementara tangan kiri Roy melingkar memeluk pinggang Windy. Jadilah, tubuh bagian bawah Windy polos tanpa ada penutup lagi. Tangan kiri Windy pun bergerak menutupi gundukan vaginanya, meski hal itu terasa percuma karena Roy sudah melihat bagian itu sebelumnya.

Setelah celana lepas, Roy menggendong Windy dengan kedua tangannya. Windy yang tidak menyangka perlakuan itu, Nampak kaget namun hanya bisa pasrah dan merangkulkan tangannya ke leher Roy yang membawanya ke dalam kamar. Setelah meletakkan tubuh Windy ke atas tempat tidur, Roy segera mencari celana miliknya yang kiranya bisa dipakai sementara oleh Windy. Dan Windy hanya tergolek lemah dan menggunakan kedua tangannya untuk menutupi selangkangannya tersebut. Windy merasa malu, karena inilah pertama kali Windy dalam keadaan tanpa menggunakan celana di hadapan seorang pria.

Setelah menemukan celana miliknya, Roy segera mengenakannya ke kaki Windy. Kedua tangan Windy masih tetapa menutupi vaginanya, saat Roy memasangkan celana hingga ke bagian pinggul. Barulah setelah Roy selesai mengenakan celana itu, Windy menarik kedua tangannya dari balik celana. Matanya menatap sayu pada Roy yang terlihat sedang menutupi tubuhnya menggunakan selimut.

Hati Windy bercampur aduk, antara malu, kagum dan sekaligus heran pada Roy. Malu karena baru pertama kali inilah, vaginanya dilihat seorang laki-laki secara dekat. Kagum karena Roy tidak menunjukkan wajah mesum dan bernafsu meski sudah melihat seluruh bagian tubuhnya tanpa tertutup pakaian meski tidak sekaligus. Heran, karena Roy tetap merawatnya dan tidak berbuat yang aneh-aneh, meski Windy dalam keadaan terlelap. Hal ini membuat rasa cintanya semakin besar pada Roy, meski kisah cintanya baru berumur satu minggu.

Roy, bukannya tidak memiliki nafsu birahi melihat pemandangan indah yang terpampang di hadapannya. Namun, dirinya masih ingin terlihat sebagai sosok yang baik dan tidak memanfaatkan situasi di hadapan Windy. Karena Roy yakin, lambat laun Windy akan menyerahkan tubuhnya secara ikhlas padanya.

Windy pun kembali terlelap. Pengaruh obat tidur itu membuatnya tidak bisa menahan kantuk. Dan Roy, kembali ke dalam kamar mandi untuk memeriksa celana baby doll yang tadi dikenakan Windy. Dilihatnya di bagian dalam celana itu, terdapat sebuah benda mungil berwarna hitam. Rupanya, Windy hanya memakai G String di balik baby dollnya.

Sungguh, Roy tidak menyangka sama sekali. Di balik penampilannya selama ini yang selalu tertutup dan berbaju gamis rapat, rupanya Windy menyukai mengenakan G String. G string itu terlihat cukup seksi karena modelnya yang kecil dan bermotif transparan. Roy yakin, jika dikenakan oleh Windy, tidak mampu menutupi lebatnya bulu jembut Windy yang lebat itu.

Aaah….membayangkan itu, Roy tidak lagi mampu menahan hasratnya. Dipelorotkannya celana berikut celana dalamnya. Dan kontol yang berukuran cukup lumayan itu pun berontak keluar dengan cepat dengan posisi yang tegak menantang. Sambil bersandar di tembok, Roy membalutkan G Striing itu ke kontolnya dan langsung mengocok kontol itu.

Sambil membayangkan bahwa saat itu sedang menyetubuhi Windy dan menyodok vagina Windy yang penuh dengan jembut lebat. Setengah jam Roy mengcocok kontolnya sampai kemudian kontol itu dirasakan berdenyut menandakan hendak menyemburkan cairan kenikmatan. Semakin cepat Roy mengocok kontolnya dan tak lama, dari ujung kontolnya meluncurlah cairan kenikmatan berwarna putih kental. Semua cairan itu, dimuncratkan ke G String Windy sambil membayangkan wajah Windy sedang menerima semburan sperma dari kontolnya.

Begitu banyaknya sperma yang keluar dari kontol, membuat G String itu tidak mampu menampung cairan tersebut. G String yang ukurannya cukup kecil itu, basah oleh sperma Roy yang bagai banjir bandang meluncur deras. Roy pun segera mencuci kontolnya dan memasukkan g string tersebut ke dalam ember cucian. Selanjutnya, Roy kembali masuk ke dalam kamar dan melihat Windy masih terlelap tidur.

Roy pun mendekat dan membelai kening Windy, kemudian dengan lembut dikecupknya kening kekasihhinya itu sambil berucap, Good Night, I love you baby…….


Next, to be continued
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd