Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Petualangan Tio

PETUALANGAN TIO
CHAPTER 26


"Kenapa pulang nya malam sayang? Nadia sampe ketiduran loh nungguin kamu, dia kangen banget sama kamu" ucap Bella kepadaku.

"Maa..maaf sayang.. aku tadi buntutin Aris, ternyata dia pergi ke selatan ke pemandian air panas. Untung nya pas aku cek ternyata yang jadi manager nya teman kuliah, jadi bisa cek dia" ucapku.

"Cekk..? Emang nya dia sama siapa? Cewe?" Tanya Bella.

"Ehh...ii..iyaaa.sayang, temen kerja aku" jawabku gugup.

"Hmmmm...ya sudah kamu ganti baju, aku siapin air panas" ucapnya.

"Maaf sayang" ucapku.

Bella terus melangkah menuju kamar mandi mempersiapkan air hangat. Aku melihat kekecewaan dari raut wajahnya walaupun dia berusaha menyembunyikan nya.

Yaa...aku memang tidak memberitahu kedua istriku soal kejadian ini dari tadi, karena aku akan bercerita saat dirumah. Namun hal yang terjadi malah berbeda, aku sudah membuat mereka kecewa.

Jam sudah pukul 10 malam, entah kenapa aku sampai teledor seperti ini. Aku kemudian mandi, lalu menuju ruang makan yang sudah di siapkan oleh Bella.

"Makan dulu,,,maaf seadanya" ucap Bella.

"Kamu sudah makan?" Tanyaku.

"Sudah bareng Nadia, makan dulu nanti cerita" ucap Bella lagi.

Aku hanya mengangguk, merasa bersalah lagi kepada kedua istriku itu. Selesai makan , kami mengobrol di ruang tamu, sementara Nadia sudah terlelap di alam tidurnya.

"Maaf sekali lagi sayang" ucapku.

"Gapapa, gak biasanya sih gak ngabarin, jadi khawatir kan yang dirumah. Coba cerita apa yang sudah terjadi" ucap Bella.

Aku kemudian menjelaskan apa yang kulakukan, dari awal sampe akhir. Bella hanya mendengarkan dengan seksama sambil membaca alur cerita yang ku jelaskan.

"Terus apa rencana kamu sayang?" Tanya Bella.

"Aku lagi nunggu kabar dari Ramdan. Mungkin besok pagi dia kirim atau siang" jawab ku.

"Terus kalau Ramdan sudah kasih beberapa bukti, Papah ingin lihat tubuh Salsa, terus main sama dia , gitu?" Tanya Bella lagi.

"Loheehhh..engga..kaya gitu, bisa jadi juga itu bukti kan perselingkuhan Aris dan Salsa. Aku juga niatnya kan ingin ke rumah Aris, tak taunya malah liburan" jelasku.

"Aku juga malah disuruh Tante untuk kunjungan ke Bali, aku gak mau sebenarnya" lanjutku.

"Apaahhh...? Bali? Kenapa Papah yang ditunjuk ? Terus sama siapa kesana?" Tanya Bella.

"Emmm....enghhh...."

"Ayo jawab aja sayang" ucap Bella lagi.

"Sama Salsa dan Satira" jawabku.

"Apaaahhh...? Papah mau skandal sama mereka ? Emang nya gak ada cowo lagi?" Tanya Bella yang nampak nya marah.

"Skandal? Skandal apa ? Aku juga gatau kenapa disuruh ke Bali" jawabku.

Bella tidak menjawab, dia hanya mendengus saja. Merapihkan sisa makanan ku di meja makan menuju dapur.

"Pahh...aku gatau perasaan aku gimana sekarang. Kita udah jalani bersama. Aku harap kamu setia ya" ucap Bella.

"Maa..maksud kamu?" Tanyaku.

"Kasian Nadia, aku ssayang banget sama dia. Aku gak mau kehilangan dia lagi. Please kalau memang harus ke Bali, jaga diri baik-baik. Aku tau ko Satira cantik, berhijab. Lelaki mana yang gak suka sama dia, aku sudah sahabatan lama dengan dia. Aku tau papah juga punya rasa kan sama dia" ucap Bella.

"Haahhh?" Aku terkejut dengan ucapan Bella.

"Gapapa ko. Aku ikhlas kalau memang papah ingin berpetualang lagi. Asal hanya untuk nafsu, bukan cinta . Walau aku sama Nadia belum bisa sempurna, tapi aku akan berusaha menjadi istri yang sempurna dimata kamu Pah"

"Kamu kenapa jadi gini sayang" tanyaku yang aneh dengan pernyataan Bella.

"Sayangi Nadia sama aku ya Pah. Seperti saat kita bertiga bersama dulu. Yu tidur" ajaknya.

Aku hanya diam, terus memikirkan ucapan Bella yang tak seperti biasanya.

Di kamar aku melihat Nadia sudah terlelap. Luka di perutnya sudah Bella obati, tubuhnya berbalut piyamaa Hello kity menambah kecantikan nya.

"Cium dulu sana Pah, kasian dia" ucap Bella menyuruhku untum mencium Nadia.

Aku berjalan menuju Nadia, ku kecup lembut kening nya. Kupeluk pelan tubuh nya.

"Maafin aku sayang. " ucapku.

Bella memeluk ku dari belakang, mataku melirik sebentar melihat Bella. Bella memeluk ku sangat erat. Ku genggam tangan nya di dadaku, matanya mulai melihat kearahku walau dari arah belakang.

"Yu tidur, istirahat. Besok setengah hari kan?" Tanya Bella.

"Iyahhh sayang"

"Mmuuaacchhh....love you" ucap Bella mencium bibirku singkat.

"Mmuuacchh...love you to" jawabku.

Aku tidur di tengah, Bella berada di sebelah kiri ku. Matanya mulai terpejam, tangan kirinya memeluk ku. Kulihat wajahnya yang sangat cantik itu, tak berbeda jauh dengan Nadia.

Sudah beberapa hari ini aku tidak menyentuh kedua istriku. Ku arahkan tangan ku menuju payudaranya, kuselipkan tangan ku diantara kancing piyama, namun perbuatan ku membuat Bella sadar.

"Sayangg...bobo yaa..." ucapnya.

"Kamu gak mau?" Tanyaku.

"Aku sudah bilang, aku ingin berbagi juga sama Nadia, masa aku enak-enak dia tidur. Aku gak mau. Tidur yaaa" ucap Bella sambil tersenyum.

Aku mengangguk, lalu kupeluk kedua istriku itu dengan erat.

******

Suara alarm berbunyi. Jam sudah menunjukan pukul 5 pagi, aku selalu men set alarm jam 5. Aku mengucek mata ku seakan malas untuk bangun walau hari ini bekerja hanya setengah hari, tangan ku meraba samping kasurku. Tak terdapat Bella maupun Nadia , lalu aku terperanjat bangun. Apa mungkin mereka sedang memasak ? Gumamku.

Kulangkahkan kaki ku menuju ruang tamu namun tak ada mereka. Lalu menuju ruang dapur juga tak ada. Langkah kaki ku terasa ada yang ganjal, terdapat darah di sekitar dapur menuju kamar mandi.

Hatiku menjadi berdebar-debar..ku telusuri darah itu dan saat pintu kamar mandi dibuka tiba-tiba...



.



.

..

.

.

.

.

.

.

.

.

*****

Darah itu semakin banyak, aku bergegas mengaambil hp ku dan Aku menemukan sebuah pesan kalau Nadia dibawa kerumah sakit. Dengan cepat aku begegas ke rumah sakit itu. Sesampainya disana terlihat Bella menangis dengan begitu frustasi sendirian di ruang tunggu. Tak lama kemudian dokter berbicara kepada kami.



"Mohon maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin" ucap sang dokter.

"Maa..maksudnya ?" Tanyaku.

"Nadia sudah tidak tertolong lagi. Darah di tubuh Nadia banyak keluar di bagian perut. Sekali lagi kami mohon maaf" ucap dokter.

"Gak mungkin.***k mungkin dok. Bella..bellaa jelasin Bellaa kenapa ini terjadi" ucapku penuh emosi dibalut kesedihan yang mendalam.

"Bella..bellaa..jawab dong...Nadiaa..Nadiaa...Nadiaaaaaa..........." teriak ku.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Nadia..hah..haah..hah..." aku terbangun dan duduk diatas ranjang.

Tak terlihat kedua istriku itu di sampingku. Apa benar itu nyata ?

Tak lama kemudian muncul kedua istriku yang sudah berganti pakaian.

"Hey..sayang...papah..papah..kenapa?" Tanya Nadia dan Bella yang berada di sampingku.

"Nadiaa..ini kamu sayang, Bella...ini bener kamu?" Ucapku bergantian memegang pipi mereka.

"Iyaa...kamu mimpi sayang,, kenapa teriak-teriak?" Tanya Bella.

"Iyahhh...coba cerita mimpi buruk apa sayang" Tanya Nadia kemudian.

"Hah..hahh...hahh...syukurlah kalau ini nyata. Maafin aku Nadia, aku mimpi kamu sudah gak ada. Aku bangun seperti biasa tak ada kalian, saat ke ruang tamu gak ada, ke dapur aku melihat bercak darah menuju kamar mandi. Aku panik lalu melihat pesan dari Bella kalau kalian ke rumah sakit. Aku menyusul dan ada kabar itu" jelas ku kepads kedua istriku.

"Sayangg...nih minum dulu yaa..tenangin pikiran. Aku sama Nadia sudah bangun kok dari jam 4. " ucap Bella.

"Iyaa sayang, aku disini ko. Gak akan tinggalin kamu, tenangin dulu ya" ucap Nadia sambil mengelus punggung ku dan memeluk ku.

"Iyaa..iyaa...haahhh...hahh..." ucapku ngos-ngosan.

Aku masih terlihat syok, untunglah itu hanya mimpi. Aku hanya bisa terdiam menatap ujung ranjang , tubuhku dipeluk hangat oleh kedua istriku. Pandangan ku kabur dan mataku terpejam ..

*******

"Akhirnyaa..sadar juga" ucap Bella.

"Akuu..aku kenapa?" Tanyaku.

Kurasakan minyak kayu putih terasa di hidungku. Tanganku tertempel bebebrapa infussn, Nadia dan Bella masih berada di sampingku dengan muka khawatir.

"Kamu pingsan Pah dari subuh, ini sudah siang." Ucap Bella.

"Iyaa...aku khawatir malah papah yang akan ninggalin kita" ucap Nadia kemudian.

"Loh..ko ada infus?" Tanyaku.

"Papah kecapean, mungkin pikiran juga kan ya.. ya sudah istirahat dulu yaa..." ucap Bella.

Aku hanya pasrah berada di ranjang rumah sakit. Untunglah kondisiku tidak parah, hanya sedikit kelelahan walau tidak ada pekerjaan berat sih, hanya pikiran saja.

Nadia dengan telaten menyuapiku , makanan khas rumah sakit membuatku enek sekali. Kemudian aku minum obat dan membaca beberapa pesan grup whatsaapp dari kantorku.

Tak ada yang aneh hanya aktivitas biasa, dan beeberapa mendoakan kesembuhanku. Ternyata entah Bella atau Nadia yang mengirim pesan ke grup kantor ku.

Begitupun Tante yang nampak sudah memberi pesan kepadaku dan tak bisa menengok karena meeting.

(Ahh..lain meeting paling ge ngeuueeuuu)

Kurasakan Bella berada di samping kiriku memeluk tubuhku. Sementara Nadia tidur setelah menyuapi diriku dan disuruh Bella untuk istirahat.

Ku dapati sebuah pesan dari Ramdan, temanku yang sedang mengawasi Aris dan Salsa. Terdapat juga notifikasi dari g**le Driv* kalau ada seseorang mengirim foto dan video.

"Siapa itu Pah" tanya Bella.

"Oohh..emmmmm... Ramdan" jawabku.

"Ohh..buka aja coba siapa tau penting" ucap Bella.

Dan benar saja, itu sangat penting. Ku unduh video dan foto itu , terlihat beberapa adegan hot Salsa dan Aris sedang bersetubuh di dalam kolam dan kamar.

Aku salut dengan hasil video maupun gambar itu karena sangat jelas sekali.

"Itu Salsa yang papah ceritain?" Tanya Bella.

"Iyaa..itu kakak nya Salma dan itu Aris, pacar Salma" jelasku.

"Whattt....mereka selingkuh?" Tanya Bella tak percaya.

"Yapss....aku juga gatau gimana reaksi Salma. Apa dia akan terkejut atau tidak" ucapku.

Aku dan Bella terus memperhatikan mereka. Ada suatu obrolan yang membuat Salsa marah, aku tidak tau persis apa yang mereka bicarakan.

Aku tekan volume pun tak terdengar suara, mungkin hanya video saja tanpa suara karena terlalu jauh.

Tak lama kemudian ada notifikasi lagi dari Ramdan, dia mengirim video itu lagi dan ada beberapa chat.

"Sorry bro, yang pertama gue kirim gak ada suara, gue lupa edit. Nih yang baru, sekali lagi sorry yaaa" begitulah isi pesan Ramdan.

Dengan tersenyum menang, aku mengunduh video itu. Selesai unduh dan aku ulangi lagi video itu dan mem play.

"Lu beneran nusuk dia pake jarum? Ko bisa sih" tanya Salsa kepada Aris saat mereka ngobrol di dasar kolam sambil berpelukan mesra.

"Itu kan jarum elu waktu benerin kancing kak, lu simpen di punggung bangku depan. Masa lu lupa, gue juga ga sengaja sih nemu itu, tadinya mau pisau" jelas Aris.

"Gilaa luu..kalau Tio tau gimana? Emang lu bakal lawan secara lu takut kan pas kepergok" Tanya Salsa.

"Hahaha...gue sengaja mundur dulu. Karena ada rencana lain kak." Ucap Aris.

"Hah ? Rencana apaan?" Tanya Salsa.

Aris nampak membisikan sesuatu, itu membuat aku menjadi penasaran apa yang diucapkan nya. Terlihat raut wajah Salsa yang sepertinya kurang setuju.

"Kakak mau kan bantu aku?" Tanya Aris.

"Apa kamu yakin dengan rencanamu?" Tanya Salsa.

"Yakin lah." Ucap Aris dengan senyum yang aneh.

"Kalau gak bantu, aku gak akan puasin kakak lagi deh" ucap Aris lagi.

"Jangan dongg....aku kan belum nemu yang segede ini. Di tempat kerja aja pada kecil, udah bapak2 lagi" keluh Salsa sambil meremas penis Aris.

"Tuh si Tio besar ko" kata Aris.

"Tau dari mana kamu?" Tanya Salsa menyelidik.

"Lah..Salma aja udah pernah main sama dia. Masa kakak nya gatau" ucap Aris

"Beneran gatau, hubungan kita aja dia gatau kan?" Ucap salsa meyakinkan.

"Ya udah mau dia tau engga?"

"Terserah ajaa...kamu juga harus puasin dia loh, kakak mah gapapa lah jadi yang kedua juga. Toh selama ada Nadia dirumah kakak sering ko lihat Salma main sama Nadia"

"Lah kenapa kakak gak ikutan ?"

"Belum terbiasa juga main sama cewe"

"Nadia aja doyan kan, Salma itu lucu bibirnya apalaagi toket nya"

"Yaaa tau sih..."

"Nih ukuran si tio segini" ucap Aris.

Dia mengukur memakai kedua tangan nya, mata Salsa terbelalak.

"Kalau segitu gue juga mau kali, pantas aja dia punya bini 2" ucap Salsa.

"Hahahaha dasar doyan kontol lu" ucap Aris meledek.

"Hmmmm....dapat mangsa baru nih" ucap Bella di sebelahku.

"Ehhh..." aku hanya terkejut dengan ucapan nya.

Ku tatap Bella dan tak kusangka reaksi nya begitu cemburu. Aku ingin mengusap pipinya namun tanganku masih terpasang infusan.

"Body dia bagus ko. Kalau mau sama dia pake pengaman aja yaa, ingat jangan pake cinta. Kalau nafsu gapapa aku tau nafsu kamu" ucap Bella.

"Ko kamu malah nyuruh sih" tanyaku.

"Sayang...aku udah bilang kan kalau aku udah izinin, walau aneh tapi jika papah mau ya silahkan." Ucapnya.

"Engga..engga...aku kalau disuruh gitu juga harus dengan orang yang gak mungkin ngehancurin nadia atau kamu. Aku pun sekarang tidak terlalu terobsesi sebenar nya" ucapku.

"Hmmm....jadi rencana Aris apa ya" tanyanya.

"Entahlah..kita harus jaga Nadia baik-baik ya" ucapku.

"Itu pasti. Kasian dia begitu khawatir sama kamu Pah. " ucap Bella sambil memeluk ku.

"Sudah gapapa, ini juga udah baikan. Tolong panggilin suster aku ingin pulang" ucapku.

Bella menurut. Lalu dia keluar mencari dokter/suster untuk berbicara. Nadia masih terlelap dengan tidurnya. Sungguh beruntung memiliki dia, apapun yang akan terjadi aku harus bersama nya.

"Pak Tio.." ucap Dokter yang sudah masuk membuyarkan lamunanku.

"Iya Dok.." ucapku.

"Kondisi Bapak sudah membaik, Bapak boleh pulang hari ini. Apa Bapak bawa kendaraan? Kalau tidak kami akan mengantar memakai ambulance" ucap Dokter.

"Kami bawa mobil Dok" ucap Bella memotong.

"Baiklah, kalau begitu mohon administrasi nya di lunasi. Saya permisi" ucap Dokter itu sambil berlalu pergi.

Bella kemudian membangunkan Nadia, Nadia dengan muka manis nya mulai memeluk ku. Aku jelaskan kalau aku baik-baik saja.

Nadia terlihat menangis, lalu Bella pamit untuk membayar administrasi. Ku usap kedua pipinya lalu kucium mesra bibirnya.

Aku pagut dengan begitu nikmatnya, sampai tak sadar Bella sudah berada di belakang ku.

"Yu..Pah..." ucapnya.

"Ehh...maaf sayang" ucapku.

"Maaf kenapa? Gapapa ko kan harus berbagi kalah jadi istri tuh. Lanjutin dirumah aja yaa, udah tegang tuh heheheh" ucap Bella.

"Hah iyakah?" Ucapku terkejut.

"Bisa lah Bell kalao buat ngulum aja, gimana?" Ucap Nadia mengajak Bella.

"Hmmm..ayolah" jawaban Bella sungguh membuatku tersenyum walau sebenarnya ingin kulakukan dirumah, karena masih berada di kamar rumah sakit.

"Apaa gak jijik kan aku belumm...." ucapku.

"Kita sudah bersihin ko sayang pas kamu tidur, Tenang aja yaa" ucap Bella.

Lalu Bella mencium bibirku, kami berpagutan lembut, sementara Nadia menarik celana training ku. Kini penisku mengacung panjang dan keras.

Bella membuka sedikit pakaian nya dan meletakan tanganku menuju payudara nya. Aku masih berciuman dengan Bella membuat bibirnya basah sambil meremas kedua bukit indah Bella.

Nadia mulai menjilati penisku dengan sesekali mengocok lembut penisku. Mulutnya kini mengulum penisku sampai dalam, dengan tempo pelan membuat penisku sangat nikmat terasa hangat.

"Ahh...." desahku sesaat Bella melepas ciuman nya.

Kini Bella bergabung dengan Nadia dan silih berganti mengulum penisku. Sesekali juga mereka berciuman mesra, Bella menjilati kepala penisku, sementara Nadia menjilati buah zakar ku.

Disaat aku sedang menikmati cumbuan kedua istriku, tak kusadari suster masuk dan membuat kami bertiga terkejut.

"Ehh..empp...maa..maaffff" ucap Suster itu.

"Ooh..iyaa..yaa.susss.kenapaaa..." tanyaku gugup.

"Ini struk pembayaran nya Pak,, permisi" ucap suster itu.

Kulihat wajahnya memerah , usia nya kutaksir masih muda, mungkin 25 tahunan lah. Wajah Bella dan Nadia masih plonga plogo dengan kejadian absurd itu.

Tangan Bella masih di penisku yang terus menegang keras. Perlahan dia kembali mengocok penisku dengan tempo lambat.

"Lanjutin di rumah yukk,,,malu masih di RS " ajak ku.

"Ya udah yuu.. kasian itu suster kayanya mau sama penis kamu Pah" ucap Nadia.

"Ah..hahahaha..mana mungkin..udah yuu" ajak ku.

Ku kenakan kembali celanaku begitupun Bella kembali merapihkan baju nya.

Setelah semuanya beres, kami bertiga keluar dari kamar ini. Diluar kami kembali bertemu dengan suster itu lagi, namun aku terkejut dengan Bella yang menahan laju suster itu.

"Makasih ya Sus sudah merawat suami saya, kapan-kapan main ke rumah ya. Ini alamat nya. Permisi, mmuuacchhh" ucap Bella memberi alamat dan sedikit ciuman mendarat di pipi suster itu.

"Ehh...engg...iyaahhh..samaa..samaa...hati..hatii..Buu..Pakk" ucapanya.

Bella mengangguk lalu berjalan kembali denganku dan Nadia. Aku dan Nadia hanya bisa menahan tawa melihat tingkah Bella.

Sesampainya di mobil, Bella menyetir sementara aku berada di belakang bersama Nadia. Aku tertawa terbahak bahak dengan Nadia mengingat kejadian Bella.

"Parah banget lu Bell ada-ada aja hahahaa" ucap Nadia.

"Hehehe gapapa kan barangkali dia mau penis suami kita. Aku berani gini kan diajarin kamu Naad " ucap Bella.

"Iyaa..iyaa..***papa ko, kaya di bioskop itu ya di Bali sama siapa ya namanya" tanya Nadia.

"Ohh..iya kalo gak salah kak kadek devi..gimana ya kabarnya" ucap Bella.

"Entahlah..." jawab Nadia.

"Pahhh...kalau nanti ke Bali, jangan lupa ketemu kak Dev ya, vc sama kita juga" ucap Bella.

"Hah ke Bali, ngapain?" Tanya Nadia.

"Urusan kerja Naad" jawab Bella.

"Oohh...okey" jawab singkat Nadia.

"Makasih ya buat kalian selalu kaya gini yaa kompak" ucapku.

"Tenang aja sayang, di rumah makasih nya yaa...aku kangen" ucap Nadia sambil meraba penisku.

"Cieeee...***spolll dehhhh" ucap Bella.

Aku tersenyum dan mencium bibir Nadia mesra.

******

Sesampainya dirumah, kami semua masuk. Bella mempersiapkan air panas buatku seperti biasa. Sambil menunggu air panas, mereka berdua mandi terlebih dahulu.

Setelah mandi Kemudian Bella dan Nadia memasak singkat makanan ala kadarnya, selama mereka memasak aku pun mandi.

(Gapapalah cringe juga , gak suka skip aja yaaa )

"Mmuacchh..mmuuacchhh..."

Kami berciuman secara bergantian, lidah kami saling menghisap. Wangi tubuh kedua istriku menjadi candu. Ku baringkan mereka berdua untuk kuberi kenikmatan.

Tak lupa kuberi cap jigong merah di keedua leher mereka. Begitupun di sekitar payudara nya ku beri tanda lagi.

"Ahhh...papahhh...sttt...." desah Bella.

"Oouhhh....enakk..pahh..." ucap Nadia tak kalah nikmat.

Aku meraba selangkangan Nadia, sementara mulutku menjelajah payudara Bella. Kumasukan jariku perlahan sampai Vagina Nadia basah.

Tangan kanan ku tak ingin ketinggalan melakukan yang dilakukan tangan kiri ku kepada Nadia.

Mereka berdua menggelinjang , tubuhnya menukik kebelakang . Jari jari ku mulai sangat basah, mereka sudah orgasme yang pertama.

"Oohhh....enakk...." desah Bella sambil memejamkan mata nya.

"Hah...ha..hahhh..hhahh..." desah nadia kemudian.

"Baru tangan aja udah enak, pinter banget sih Pahhh" ucap bella.

"Iya dongg...."

"Sekarang giliran kita yaa,,yu Naad" ucap Bella.

Nadia mengangguk, dia nampak lelah walau belum mengeluarkan tenaga hanya erangan saja sih hehehe...

Bibir ku dihisap bergantian oleh Bella dan Nadia, lalu ciuman mereka turun menuju leherku, puting susuku, dan berakhir diatas tongkat ajaib ku.

"It's so big and long. Emm...slurrppp..slurrpp..slurrppp" ucap nadia dengan genitnya.

Penisku yang panjang dan besar itu cukup muat untuk ukuran mereka yang sedang silih berganti menghisap penisku.

Bella menyedot buah zakar ku membuat aku menggelinjang nikmat. Kemudian Bella bertukar posisi dengan nadia.

"Masukin sayang" pintaku.

"Naadd...kamu duluan yaa" pinta Bella.

"Lohh...kamu aja Bella, kenapa aku?" Protes Nadia.

"Karena aku ingin kamu duluan ayooo sayang" ucap Bella.

Nadia hanya tersenyum dan memmberi ciuman singkat kepada Bella. Nadia menaiki tubuhku dan mengangkang kan vagina nya menuju penisku.

"Ahhh....emmm...iyaa....oohhh..." desah Nadia.

Sunggu aku rindu situasi seperti ini, keahlian Nadia yang jago W.O.T membuatku melayang nenembus langit ke 10.

Bella mencium bibirku dengan lembut, tangan nya tak berhenti meremas payudara Nadia yang sangat menggairahkan dengan gaya diatas nya itu.

Kaki Bella mengangkang tepat di wajahku, aku kemudian menjilati dengan keahlianku. Kudengar suara desahaan dan erangan kedua istriku bercampur suara ciuman mereka.

Goyangan Nadia semakin cepat lalu tak lama kemudian dia orgasme yang pertama. Lidahku masih sibuk menjilati vagina Bella.

"Enak sayangg" tanya Bella kepada Nadia.

"Ii...iiyaahhh..." ucap Nadia dengan nafas ngos-ngosan.

"Puasin aja dulu, giliran aku gampang yaaa..ssttt...ayo jilatin lagi Pah..." ucap Bella.

Posisi Bella kini memunggungi Nadia, badan nya berbalik dengan sedikt berhadapan denganku. Tanganku meremas pelan payudara Bella.

Nadia kurasakan menggoyangkan lagi tubuhnya, dengan desahan khas nya aku merasakan sempitnya vagina istriku ini setelah beberapa minggu tak ku coblos.

"Ahh..ahhh..ahhh...yesss...." racau Nadia.

"Emmpp...sstt....jilat lagi sayang oohhhh" ointa Bella kepadaku.

Goyanga Nadia begitu cepat lagi, tubuhnya kembali bergetar dan mendesah panjang..

"Ahhhhhhh......" ucap nadia.

Tubuhnya terlepas dari tubuhku lalu dia berbaring di sampingku. Senyuman manis terpancar di wajahnya seakan dia merasa puas.

Bella lalu turun dari wajahku dan menciumi Nadia dengan lembut. Nadia membalas ciuman bella dengan nafsu yang masih tinggi.

"Sekarang giliran mu Sayang" ucap Nadia.

"Okeeyy..." ucap Bella.

Bella kemudian mengangkang kan kakinya lagi kali ini menuju penisku. Jlebb....

Dinding vagina nya tak beda jauh dengan Nadia, begitu sempitt...

Beruntung sekali aku bisa merasakan 2 vagina sekaligus.

Tempo genjotan Bella sangat romantis, tidak begitu pelan maupun cepat. Sambil berciuman denganku, tanganku tak diam dengan meremas payudaranya yang ranum itu.

Genjotan nya makin lama makin menambah, nafas nya mulai mendengus kencang. Aku rasakan gerakan nya tak beraturan, Bella orgasme yang pertama.

Bergetarlah seluruh tubuhnya dengan mata terpejam, Nafasnya ngos-ngosan seperti berlari memacu kenikmatan.

Aku yang dari tadi diam kini mulai aktif. Kubalikan tubuh Bella dan kugenjot dengan gaya missionaris.

Payudaranya berguncang hebat saat tusukan ku kupercepat. Nadia tersenyyum melihat persetubuhan ku dengan Bella.

Nadia bangkit dan berciuman denganku, aku masih bisa menjaga keseimbangan walau sambil menggenjot Bella dibarengi berciuman dengan Nadia.

Ciuman Nadia beralih menuju bibir Bella, lalu menuju leher dan payudaranya. Dihisap secara bergantian kanan dan kiri , puting Bella dihisap lembut oleh Nadia.

Erangan demi erangan keluar dari mulut Bella. Aku semakin menikmati permainan sex ini setelah terlewati beberapa minggu dengan istriku, walau dikantor aku ada Satira,,hehehehe....

Ku ubah gaya sex ku dan menyuruh kedua istriku untuk menungging. Kutampar dengan lembut ke dua pantat putih mulus itu.

"Ahh....emmm...awwww..." rintih Bella dan Nadia berbarengan.

Kujilati kedua vagina itu secara bergantian membuat tubuh mereka sedikit ngageol. Ku tusukan kedua jari tengah ku menuju lubang itu. Secara bersamaan jari ku masuk di vagina kedua istriku.

"Aahhh..ahh...ahh..." desahnya.

Kuludahi penisku lalu kumasukan kembali menuju vagina Bella.

"Ouwww..ssttt....yang cepat Pahhh" pinta Bella.

Ku iyakan permintaan nya, lalu dengan semangat 69 aku genjot dengan tempo cepat. Tak lupa jari kiriku keluar masuk di vagina Nadia.

Suara plak ...plokk...terdengar di seantero ruangan kamar ku. Ku cabut penisku secara mendadak menuju vagina Nadia. Ku genjot lagi dengan tempo cepat seperti ke Bella tadi.

Kurasakan ujung penisku akan mengeluarkan sperma lalu genjotanku semakin lama semakin cepat.

Kucabut penisku dan kusuruh kedua istriku berbalik. Mereka mengerti lalu dengan lidah keluar seperti doggy yang kehausan mulai mendapat sperma ku lagi...

Crott...crottt..crott...

Secara bergantian lidah Nadia dan Bella mendapat spermaku. Mereka tersenyum senang dan berciuman mesra , sesekali mereka bertukar sperma dan menelan nya. Sungguh sesuai fantasiku saat masih sering menonton video dewasa.

Setelah membersihkan sperma di muka mereka, lalu kedua istriku itu menjilati sisa sperma di penis ku secara bergantian sampai bersih.

Aku pun kemudian berbaring di antara mereka dengan Nadia di kanan dan Bella di sebelah kiri.

"Ahhh....leganyaaa" ucapku.

"Mmm....makasih ya sayang..kita puasss...iya gak Nad" ucap Bella.

"Selalu puas Bella sayang..." ucap Nadia.

"Kalian memang istri yang sempurna. Ohh iyaa...aku boleh minta sesuatu gak?" Tanyaku.

"Minta apaa? Ngentot sama yang lain? Ya silahkan asal jangan pake cinta" Tanya Bella.

"Ehhh...bukan begitu..." ucapku memotong.

"Gapapa ko,,asal lakuin depan kita aja, ya gak Bella , kalau nafsu gapapa. Asal jangan ada perasaan aja" ucap Nadia kemudian.

"Duhh...kaliaann..yaa...aneh deh..." gerutuku.

"Hihihi...memang aneh ko..***ra2 penis papah tuh kita jadi doyan kan jadi aneh juga" ucap Bella dengan manja nya.

"Maksud aku gini,...kalian mau gak nunda kehamilan? Emmm...maksudnya papah pengen puas2 in sex dengan kalian, gimana?" Pintaku.

Bella dan Nadia saling menatap. Lalu mereka tertawa..

"Hahaha..***papa sayang, aku sih bebas aja, kamu gimana Bell?" Tanya Nadia kepada Bella.

"No problem ... tapi kita juga pengen disembur dong sperma nya, emmm...ke lubang belakang gimana?" Pinta Bella.

"Nahh..ide bagus tuh, kalau ke vagina kan pasti hamil yaa...mending ke lubang belakang ajaa..." nadia begitu antusias dengan ide Bella.

"Iyaya...hehehe..oke nanti kita lakuin ya..." ujarku.

Mereka berdua memeluk ku kanan dan kiri. Aku melirik jam dikamarku masih pukul 9 itu artinya aku bercinta dengan lumayan lama juga.

Aku ingat hari ini hari sabtu, aku pun teringat juga dengan ucapan Om Jimmy tempo hari kalau akan ada acara sexy dancer hot. Kemudian aku mengajak kedua istriku apa dia akan ikut atau tidak.

"Oohh...iyaa...ini hari sabtu, clubbing yuk" ajak ku.

"Emang nya udah bener2 sehat?" Tanya Bella.

"Udah dong..tapi ini agak serius jugaa..." ucapku.

"Serius gimana?" Tanya Nadia.

Aku kemudian menjelaskan maksud dan tujuanku kepada kedua istriku. Nadia sedikit terkejut namun penasaran juga.

"Mau gak?" Tanyaku.

"Yaa sudah..." ucap Nadia.

"Tenang ada aku sayang, ada Bella juga, dan kita akan ada bodyguard dari Om Jimmy"

Nadia mengangguk. Lalu aku menelpon Om Jimmy kalau aku beserta kedua istriku akan menuju tempat bar itu.

"Halo Om...maaf ganggu nih" ucapku.

"Halo tioo...gimana kabar kamu dan kedua istri kamu? Nadia gimana?"

"Baik om semua baik, oh iya emmm...malam ini Tio mau ke bar yang Om maksud" ucapku.

"Ohh...mau lihat sexy dancer yaa hahahaha...."

"Iyaa...Om"

"Okee...kamu masuk aja, kalau ada yang nanya kamu tinggal sebut nama Om saja. Nanti om kasih tau bodyguard Om disana 2 orang, namanya Greg dan Leo. Nanti Om kordinasi sama pimpinannnya"

"Oke Om makasih yaa" ucapku.

Setelah telpon berhenti, kamu bersiap-siap untuk berangkat. Aku menyuruh Nadia dan Bella untuk tak terlalu seksi, dan kita hnya akan memantau dari jauh.

Jam 11 malam kami bertiga berangkat. Om Anton sudah memberitahu kepada bodyguard nya kalau mereka siap menjaga kami bertiga. Sudah dikirim pula foto kami, jadi memudahkan mereka untuk mengecek ku saat di pintu masuk.

Sesampainya disana, suasana sudah ramai. Kami bertiga lalu menuju pintu masuk. Terlihat ada wanita seksoy dan beberapa lelaki berbadan besar di belakang nya dan Langkah kami terhenti saat wanita seksoy menanyakan kepada kami.

"Malam Pak, GL nya ?" Tanya wanita seksoy itu sambil memegang sebuah papan dada dan kertas itu.

Aku yang sedikit tau istilah di klub malam ,menjawab dengan kartu As ku.

"Antonio Razor" ucapku.

Seketika beberapa orang disitu terkejut dengan ucapanku, termasuk sang bodyguard.

"Maaf, anda siapa nya Tuan Razor" ucap Bodyguard berbadan besar dan gelap itu.

Aku berbisik kepada orang itu, dia nampak terkejut dan melirik rekan nya di belakang. Rekan nya itu lalu mengecek hp nya dan memberi kode kepada si gelap itu untuk mempersilahkan ku masuk.

"Baik ikut kami" ucap si gelap sambil membawa ku ke sebuah ruangan.

"Jadi ini tamu istimewa kita?" Tanya si gelap kepada rekan nya.

"Iyaa, kamu Tio Wijaya dan Nadia serta Bella ?" Tanya nya.

"Betul "

Aku menjawab dengan sangat santuy sekali. Karena kartu As ku terbukti membuat wajah sangar mereka menjadi ramah

"Baik,,aku Greg dan ini Leo. Kami berdua sudah ditugaskan sama Tuan Antonio Razor untuk menjaga kalian selama disini. Kalian boleh bertanya seputar disini karena kami sudah diberitahu oleh Tuan kami maksud dan tujuan kalian disini" ucap si gelap itu yang bernama Greg.

"Baik Pak" ucapku.

"Suatu kehormatan bagi kami bisa mengawal rekan Tuan Antonio." Ucapnya ramah.

"Oohh jangan begitu Pak. Kami aja masih muda, kita seperti biasa aja ya dan saya harap kalau ada Pak Jimmy kasih kode kepada saya karena dia sudah tau istri saya" pintaku.

"Baik Mas Tio" ucapnya.



Kami berlima lalu masuk menuju klub itu. Suara dentuman ajep-ajep terdengar bergitu kencang sampai telingaku akan copot.

Aku kemudian open table disana, semua mata langsung menuju kepadaku karena aku diapit oleh kedua bidadariku.

Mungkin mereka iri, penampilan kedua istriku tiu terbilang sangat cantik walau hanya memakai mini dress.

Greg dan Leo berjaga agak jauh, aku melihat sekeliling dan semuanya masih bergoyang mengikuti musik dari DJ itu.

Tak lama kemudian , seorang waitres membawa beberapa botol minuman beserta makanan, padahal aku belum memesan.

Aku paham, Om Anton tak ingin membuat ku kecewa dengan misi ku. Bella dan Nadia silih berganti menuangkan makanan dan minuman kepadaku, membuat beberapa orang iri kepadaku.

"Okee...Ladies and Gentlemann...seperti malam sebelumnya. Tepat jam 12 malam kita akan ada sesuatu yang menambah gairah malam ini menjadi panas. Apalagi kalau bukan sexy dancerr...wooo...tepuk tangan" ucap sang MC itu.

"Itu Pak Jimmy" ucap Nadia kepadaku.

"Hahhh?" Aku terkejut.

Untung saja posisi ku tidak terlalu mencolok sehingga masih tertutup beberapa orang di depan.

"Bagi kalian yang ingin mengeluarkan uang banyak, kalian tidak akan menyesal, karena pertunjukan akan dimulai"

"Woo...hoouuuuu...." teriak beberapa pengunjung.

"Okee...tanpa berlama-lama lagi, mari kita sambut sexy dancer kita,,Salmaaaaa...wooooo" ucap Pak Jimmy itu lagi.

Aku melihat dengan kepalaku sendiri, ternyata Salma benar-benar seorang sexy dancer. Aku sampaii melotot dengan tubuhnya yang semakin seksi dan montok.

Teriakan demi teriakan sudah mengaum di ruangan ini. Aku terus memantau pergerakan Salma.

Salma sudah berasa diatas panggung itu, aku benar-benar konak melihat Salma seperti itu.

Semua orang menatap nya dengan sangat bernafsu. Aku melihat sekeliling terlihat beberapa orang mulai maju ke depan untuk melihat lebih dekat tubuh Salma yang menurutku sangat seksi.

Dia dipadukan Tanktop dan celana leging pendek tanpa dalaman. Tubuhnya terus berlenggak lenggok mengikuti aliran musik dugem yang sangat kencang itu.

"Ayoo...siapa yang akan memulai boleh daftar, biayanya kita kalikan 2x lipat. " ucap Pak Jimmy itu.

Bukan hanya Salma, terdapat 2 orang lagi yang umurnya kutaksir sekitar 25 tahun an. Mereka semua bergoyang seperti cacing kepanasan.

Lalu mataku seakan melotot dengan pertunjukan selanjutnya...

Semua orang bersorak, namun tidak bagiku dan kedua istriku yang melongo dengan aksi mereka...

Aku terasa panas dingin melihatnya, Nadia dan Bella kulirik hanya terpaku saja tanpa ada respon sedikit pun.

Kembali ke panggung pertunjukan, mereka beradegan dengan hot, namun ada gerakan yang membuat ku semakin terpana melihatnya, apalagi kalau bukan fantasi saat aku berbincang dengan Om Anton.

Ternyata benar apa yang Om Anton bicarakan tempo hari, untung saja Nadia tidak masuk menjadi sexy dancer, aku tak rela kalau dia melakukan itu.

Saat aku menikmati show sexy itu,, tibaa..tiba....

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
 
Keren hu.. cuma agak aneh pas lagi nonton cctv yg di highlight sama Bella bukannya rencana si Aris buat nyelakain mereka tapi malah masalah perngentotan, jadi agak aneh aja gitu.. se akan Bella sama Tio ga se peduli itu sama keselamatan mereka.
 
Keren hu.. cuma agak aneh pas lagi nonton cctv yg di highlight sama Bella bukannya rencana si Aris buat nyelakain mereka tapi malah masalah perngentotan, jadi agak aneh aja gitu.. se akan Bella sama Tio ga se peduli itu sama keselamatan mereka.
Hihi ane bikin drama dulu yaa hu, lagi belajar. Maksudnya gini, rencana si aris sengaja ane gak jelasin duku, plot twist aja lah hehe, Yaa semoga aja sukaa . Terimakasih kritik saran nya hu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd