Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Sema

Semafiore

Suka Semprot
Daftar
18 Jan 2024
Post
3
Like diterima
11
Bimabet
Baru pertama kali coba nulis di sini. Mohon feedback-nya suhu-suhu sekalian.

Part 1 : Azulacan Bag. 1

Jam weker milik Sema berdering tepat saat jarum jam menunjuk angka enam. Deringannya cukup keras bahkan sampai membuat empunya jam tersentak. Sama dengan cepat mematikan jam wekernya sebelum suara keras darinya membuat telinganya tuli, lalu merenggangkan otot-ototnya. Setelah kesadarannya terkumpul setengah, dia mencabut ponselnya yang semalaman dia charge. Layar ponsel itu menunjukkan beberapa pesan, salah satunya adalah pesan dari tim salah satu cosplayer terkenal di negeri ini. Entah kenapa mereka mengingatkan Sema terkait sesi foto hari ini di jam dua pagi. Apakah mereka belum tidur jam segitu, pikirnya. Namun, hal itu tidak dipikirkan lebih lanjut olehnya. Sena bergegas mandi kemudian memotong bulu-bulu halus di wajahnya yang mulai terlihat. Setelah itu, dia menyiapkan segala yang dibutuhkan. Sebenarnya, tidak ada barang khusus yang harus dia bawa kecuali kamera. Tim cosplayer itu yang akan menyiapkan sisanya. Setelah berpakaian, Sema mengunci kamar kosnya, lalu memacu Yamaha Aerox keluaran 2020 miliknya. Setelah berkendara selama hampir dua jam, yang sepuluh menitnya dia habiskan di pom bensin, Sema sampai di lokasi pemotretan, sebuah taman yang letaknya ada di kawasan Jakarta Selatan. Di hari kerja begini, tentu saja taman itu sepi pengunjung, apalagi pagi-pagi begini.

"Aku telat, ya?" ucap Sema ketika melihat tim tengah menyiapkan segala properti yang dibutuhkan. "Tadi macet, makanya agak lama sampai ke sini."

"Ohh, ngga telat kok. Kami juga baru sampai," kata salah satu anggota tim. "Mas Sema, bawa kameranya, kan?"

Sema mengangguk sambil menunjukkan tas tenteng yang dia bawa. Mana mungkin Sema lupa hal semacam itu. Tapi, dia berpikir, mungkin tim cosplayer sudah menyiapkan kamera cadangan kalau-kalau dia lupa membawa kamera.

"Mas Sema duduk dulu deh di sana. Nanti kalau semua udah siap, baru kita panggil."

Sema mengangguk. Dia duduk di bangku panjang yang dekat dengan posisinya di awal. Taman ini sepertinya sudah mereka sewa, namun entah berapa harganya. Menyewa ruang publik memang hal yang diperbolehkan, namun punya aturan yang cukup ketat. Sema hanya tahu pihak menyewa hanya boleh menyewa sampai paling lama dua jam dan harganya pun cukup besar.

"Dari semalem tuh mereka ngga tidur."

Seseorang tiba-tiba duduk di samping Sema. Dia setengah terkejut, namun dengan cepat menguasai diri. Orang itu adalah kliennya hari ini, salah satu cosplayer ternama di negeri ini dengan banyak sekali fans. Sema masih tidak percaya kalau cosplayer ternama sepertinya mau menyewa jasa fotografer semi profesional seperti dirinya. Padahal, Sema yakin kalau sosok itu punya fotografer sendiri yang lebih profesional darinya.

"Udah gue bilang santai aja, lagian kan masih ada dua hari buat foto di sini. Kalau hari ini ngga selesai, masih ada hari esok," kata cosplayer itu. Sema tak pernah tahu siapa nama aslinya, namun dia dikenal dengan nama Azulacan.

"Namanya juga orang kerja, kak," kata Sema sambil sedikit tersenyum. "Saya juga semalem bolak-balik ngga bisa tidur karena hari ini. Padahal saya cuman butuh nyiapin kamera sama baterai cadangannya biar aman kalau tiba-tiba baterainya abis. Tapi, tetep aja saya ngga bisa tidur."

"Tegang?" tanya Azula yang dijawab dengan anggukan oleh Sema. "Biasa sih kalo tegang begitu. Santai aja lah, ada yang ngatur posenya. Nanti juga diarahain kok pas foto, jadi lu tenang aja. Semua udah gue dan tim gue yang atur, tugas lu cuman megang kamera."

Sema mengangguk, tapi mana bisa dia santai dalam posisi itu? Dia tidak pernah memotret seseorang yang amat terkenal seperti Azula sebelumnya. Selain itu, Sema juga khawatir kalau hasil fotonya jauh dari apa yang diharapkan. Namun, seperti yang Azula katakan barusan, dia harus tenang dan rileks. Ketegangan adalah satu hal yang wajar apalagi ini adalah pengalaman pertamanya, tapi Sema tidak boleh membiarkan rasa tegang dan khawatir itu sampai membuatnya tidak fokus.

Salah seorang dari tim kemudian menghampiri Sema dan Azula, memberitahu bahwa semua set sudah siap dan sesi foto bisa segera dimulai. Selama sesi foto itu, ternyata kekhawatiran Sema tidak terbukti. Dia dapat mengikuti instruksi dengan mudah, bahkan sesekali tim memintanya untuk mengarahkan pose untuk sang cosplayer. Sema juga merasa tenang, seolah-olah ketegangan yang dia rasakan barusan sirna tangannya mulai memegang kamera. Selama tiga puluh menit pertama, foto berjalan dengan baik. Di sesi ini, Azula masih berpakaian layaknya model pada umumnya. Kostum cosplaynya belum dipakai, katanya disimpan untuk sesi kedua.

"Nah, selesai. Coba gimana hasilnya?"

Azula melihat hasil foto Sema dan dia benar-benar menyukainya. Sema masih setengah tidak percaya kalau dia bisa melakukannya hingga sebaik itu.

"Bener kan kata gue, lu bisa ngambil foto sebagus itu," kata Azula sambil menepuk-nepuk pundak Sema. "Sekarang lu istirahat dulu ya. Gue mau siap-siap buat sesi kedua. Btw, kalo lu mau ke kafe sekitaran sini juga gapapa, daripada lu bosen sendiri kan. Nanti kalo udah mau mulai bakal ditelepon kok sama tim gue."

Sema mengangguk. Azula meninggalkan Sema untuk bersiap-siap, namun entah di mana. Sema sempat berpikir apakah Azula berganti pakaian di mobil tapi kemudian dia agak ragu karena kostum cosplay punya aksesoris yang cukup banyak jadi dia pikir agak susah untuk dipakai di mobil. Namun, Sema tidak ambil pusing, biarlah itu jadi urusan Azula dan timnya. Lagipula, kenapa juga dia pikirkan? Sema kemudian berjalan-jalan di sekitar taman, mengambil satu dua foto yang menunjukkan keindahan taman dan sekitarnya. Taman itu punya semacam anjungan yang cukup tinggi jadi Sema tidak kesulitan ketika dia mengambil foto lanskap taman itu. Meski berada di tengah kota dan cukup dekat dengan perkantoran, seolah-olah taman itu terasa jauh dari pusat keramaian kota. Udara di sekitar taman pun terasa segar meski di sekelilingnya adalah jalan raya yang ramai kendaraan.

Tak terasa, sudah setengah jam dia berkeliling taman. Ponselnya berbunyi karena salah satu anggota tim menelponnya, mengingatkan Sema kalau sesi kedua sebentar lagi dimulai. Sema menuju ke tempat semula dan melihat Azula sudah memakai kostum Ganyu dari game Genshin Impact. Sema terperanjat melihat Azula. Kostum Ganyu itu benar-benar menunjukkan lekuk tubuh wanita itu sampai sedetail-detailnya. Sema bisa melihat lekukan payudara, pinggang, panggul, sampai bagian pantat Azula dengan jelas. Namun, Sema harus tetap fokus, lagipula ini bukan pertama kalinya dia melihat dan memotret seseorang dengan kostum seperti itu. Sesi kedua kemudian dimulai dan Sema melakukan tugasnya dengan baik sekali lagi. Dari situ, Sema bisa melihat perbedaan antara cosplayer terkenal-bermodal-profesional dengan cosplayer amatiran yang biasa dia temui di event-event. Kostum terasa sangat riil, properti juga dibuat sedemikian rupa. Ini pertama kalinya Sema melihat properti Amos Bow dengan tingkat detail yang serupa dengan yang ada di dalam game-nya.

"Oke, selesai!"

Sesi kedua sekaligus sesi terakhir selesai setengah jam kemudian. Azula kembali terpesona dengan hasil foto yang diambil Sema.

"Nice banget!!" ucap Azula dengan antusias. "Asli guys, ini beneran bagus. Lu pada boongin gue apa gimana dah? Katanya dia belom pro, masa iya hasilnya sebagus ini sih?"

Anggota tim yang lain buru-buru mendekati Sema dan melihat hasil fotonya. Sama seperti Azula, mereka juga terpesona melihat hasil foto yang diambil oleh Sema.

"Hehe.. makasih ya pujiannya," ucap Sema yang masih belum terbiasa dengan keadaan. "Tapi ini nanti masih diedit lagi kan? Soalnya gue liat-liat masih ada yang agak kurang di fotonya."

"Ganpang itu mah, nanti biar tim gue yang atur," ucap Azula sambil–sekali lagi–menepuk bahu Sema. "Nanti kirim ke email ya. Udah dikasih kan emailnya sama mereka?

Sema mengangguk dan Azula memberi kode top lewat ibu jarinya. Setelah itu, Sema membantu tim untuk membereskan properti karena sebentar lagi waktu sewa mereka akan habis. Setelah semuanya selesai dan Sema merasa agak capek, dia memutuskan untuk istirahat sejenak. Di bawah pohon rindang, Sema melihat kembali hasil fotonya dan dia sendiri tidak percaya kalau dia bisa mengambil foto sebagus itu.

"Yo!"

Seseorang tiba-tiba menepuk bahunya sambil setengah berteriak, dan siapa lagi kalau bukan Azula.

"Lagi santai? Gue kira lu langsung pulang," kata Azula lalu duduk di sampingnya. "Thanks banget ya buat hari ini. Gue ngga nyangka kalo orang yang katanya setengah profesional ternyata hasil fotonya setara sama fotografer yang biasa gue pake jasanya."

Sema tersenyum, masih membiasakan diri untuk pujian semacam itu. "Gue juga kaget karena bisa ngefoto sebagus itu. Gue pikir, kayaknya hasil foto gue bakal biasa aja gitu. Kalo ternyata bagus, bagus deh. Berarti gue ngga mengecewakan lu sama tim lu, kan?"

Azula tersenyum, lalu tertawa sejenak. "Nah, mulai bisa santai lu. Tadi pas pertama gue ajak ngomong kenapa tegang banget sih? Baru pertama kali ya lu?"

"Gue sih udah sering jadi fotografer di event-event gitu, tapi ini pertama kalinya gue secara pribadi diminta jadi fotografer buat cosplayer profesional sama lu kak," kata Sema. "Dari yang awalnya iseng-iseng, terus tiba-tiba ada di sini, ya siapa juga yang ngga tegang kan?"

Azula mengangguk, kata-kata Sema barusan memang masuk akal. Siapapun pasti kaget kalau diminta untuk memfotonya secara pribadi secara mendadak dan Azula amat bersyukur karena timnya dapat menemukan orang yang tepat.

"Btw, yang gue tau kan, pasti lu punya fotografer pribadi gitu, bener nggak sih?" tanya Sema.

"Iya, gue punya, tapi beberapa hari lalu gue berhentikan," jawab Azula. "Biasalah, bikin masalah. Terus gue ngga sempet bikin semacam rekrutmen gitu. Kebetulan aja salah satu anggota tim gue nemu elu. Kayaknya gue ngga perlu open rekrutmen deh buat nyari fotografer buat jadi anggota tim gue."

"Loh kenapa? Kan kalo lu open rekrutmen, siapa tau bakal ada fotografer profesional yang mau daftar," kata Sema. Jelas, Sema belum mengerti maksudnya.

"Ya, gue pake jasa lu aja," kata Azula. "Fee-nya nanti kita atur, gampang deh pokoknya. Kalo lu ngga mau jadi bagian tim gue juga ngga masalah."

Sema terkejut mendengar penuturan Azula. Tak pernah terbayangkan sekali pun di pikirannya untuk mendapat tawaran seperti itu. Tapi, Sema tidak menolak. Dengan senang hati dia bekerja sebagai fotografer Azula selagi dia membutuhkan jasanya.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd