Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mencoba Mendekati Gadis Dingin

Ikyura

Semprot Kecil
Daftar
14 Jan 2021
Post
65
Like diterima
652
Bimabet
Part 1

Di taman sekolah, seperti biasa Niva duduk membaca novel sambil mendengarkan musik kesukaannya. Namun, tak lama berselang tiba-tiba ada seseorang mengambil buku yang tengah dibacanya tersebut. Nivapun bangkit dan melepas Earphone ditelinganya.

"Maaf, sopankan mengambil barang orang tanpa permisi ?" tegas Niva pada cowok yang mengambil bukunya.

"Sorry, gue salah. Gue cuma mau tanya dimana, ya. Ruang Kepala Sekolah ?" tanya cowok tersebut.

"Lu tuh, kalau mau tanya pake permisi dulu bisa kan ? Jangan asal ambil buku orang, gak sopan tau gak ?!" Nivapun langsung meninggalkan cowok tersebut.

"Kring ... kring." Bel masuk berbunyi.
"Selamat pagi anak-anak, sebelum kita mulai pelajaran. Bapak, mau kasih tahu kalau kita kedatangan murid baru. Jadi Bapak, minta tolong kalian berteman dengan baik ya, ayo ..., Nak masuk," pinta Pak Feris.

Itu dia Boy murid baru pindahan dari sekolah Light Academic.

***

Setelah perkenalan.

"Silahkan, Nak. Kamu boleh duduk di tempat yang kosong itu." Menunjuk pada bangku sebelah Hilmi.

"Hai, bro kenalin gue Hilmi. Nanti gue ajak keliling-keliling sini deh, biar lu tau sekolah ini," ajak Hilmi pada Boy.

"Oh ..., iya. Hai juga ..., nama gue Boy salken. Ok, nanti setelah istirahat ya."

"Siap-siap," seru Hilmi dengan semangat.

"Oke, anak-anak mari kita lanjutkan pelajaran yang kemarin. Blablabla."

"Kring ... kring." Bel istirahat berbunyi.

"Karena bel istirahat sudah berbunyi, silahkan, kalian boleh istirahat. Sekian terima kasih," ucap Pak Feris.

"Iya, pak," seru anak-anak.

Seperti janjinya tadi, Hilmi mengajak Boy berkeliling sekolah.
***
Setelah berkeliling.

"Eh ..., iya. Hilmi, gue mau tanya ..., lu tau gak cewek yang rambutnya agak kecoklatan, terus tempat duduknya paling belakang di kelas kita tadi ?'' tanya Boy pada Hilmi.

"Oh, maksud lu Niva. Lu suka ma dia ya bro ?" goda Hilmi.

"Jadi, namanya Niva ( dalam hati ), ngaco lu bilang gue suka ma tuh cewek. Dia aja judes plus dingin, mana mungkin gue suka dia," bantahnya pada Hilmi.

"Iya ... iya ..., gue percaya kok bro. Lagi pula gue juga setuju-setuju aja kalo lu sama Niva," celetuk Hilmi pada Boy.

"Udah gue bilang gak ya, gak."
Boypun pergi meninggalkan Hilmi.

"Oi ..., Boy, jangan tinggalin gue napa, gue cuma bercanda kali." sambil berlari ia memanggil-manggil Boy.
 
Part 2

Keesokan harinya, pada hari Minggu, sekitar jam setengah lima. Niva bersama orang tuanya, bergegas menuju rumah Kakek Niva.

"Gimana ... Mah, Niva. Apa, udah lengkap semua ?" tanya Pak Ferdi pada anak istrinya.

"Udah semua kok, Pah," jawab Bu Haning pada suaminya.

"Punya Niva juga udah lengkap semua kok, Yah," jawab Niva dengan semangat.

"Oke ... ayo, kita segera jalan. Keburu kesiangan, sampai ke rumah Kakek." Ayah Niva pun langsung pergi, mengendarai mobilnya .

Niva sangat menikmati perjalanan menuju rumah sang Kakek, ia melihat pohon-pohon serta pemukiman warga disepanjang perjalanan. Namun, di tengah perjalanan Ayah Niva berhenti dan menepi di pinggir jalan.

"Loh ... Yah, kok berhenti–kan belum sampai. Di rumah Kakek ?" tanya Niva, sambil memegang kepalanya dengan raut wajah bingung .

"Maaf, ya ... sayang. Ayah, lagi ada telepon. Jadi, Ayah angkat dulu ya."
Ayah Nivapun membuka pintu mobil, lalu pergi mengangkat telepon .

***
Setelah beberapa menit, Ayah Niva kembali ke mobil. Namun, raut wajahnya terlihat sedih dan masam .

"Kok Ayah, kelihatan sedih gitu ?" tanya Niva.

"Iya ... ada apa, Pah ?" saut Ibu Niva, karena heran dengan sikap suaminya.

Ayah Niva hanya terdiam disepanjang perjalanan, tidak ada satu patahpun kata yang keluar setelah ia menerima panggilan telepon tadi.

***
Setelah sampai di rumah Kakek Niva, dia beserta orang tuanya segera turun dari mobil.

"Yah ... kenapa, rumah kakek ada banyak orang ?" tanya Niva.

Ayah Niva hanya terdiam, dan sesekali memalingkan wajahnya untuk menyeka air matanya.

"Udah ... ayo, kita masuk," ajak Ayah Niva pada anak dan istrinya.

Niva beserta orang tuanya, segera masuk ke dalam. Saat masuk, wajah ceria Nivapun berubah. Air matanya seketika mengalir, dan membasahi pipi chubbynya. Niva, yang sedari tadi menangispun mendekat dan melihat disana Kakeknya, sudah terbujur kaku dengan kain putih menutupi seluruh tubuhnya lalu ia memeluknya.
 
Part 3

Tiga hari berselang, setelah kepergian sang Kakek. Niva pun kembali bersekolah namun ia tidak berada di taman sekolah seperti biasa, melainkan memilih pergi ke rooftop sekolah.
Disisi lain, Boy segera bergegas mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, karena mendapat info dari Hilmi bahwasanya Niva berada di sekolah lagi. Setelah tiga hari dia terus memikirkan apa dan ada apa dengan Niva.

***
Setelah sampai, Boypun berlari menuju Hilmi.

"Oi, Mi ...." panggil Boy dengan nafas yang terengah-engah, karena tergesa-gesa.

Hilmi yang sedari tadi menunggu Boy, sambil memainkan gawainyapun menengok.

"Mi, dimana Niva ? Apa, dia gak kenapa-kenapa ?" tanya Boy dengan raut wajah yang khawatir .

"Selow, bro. Jangan buru-buru napa, tarik nafas dulu lalu buang," ujar Hilmi.

"Cepetan ..., gue udah gak ada waktu, gue khawatir sama dia," tegas Boy pada Hilmi.

"Ish, iya ... iya ... jadi orang gak sabaran amat. Tadi, gue liat dia mau ke roof top sekolah dengan—" Belum sempat Hilmi menyelesaikan kalimatnya, Boypun langsung pergi meninggalkannya.

"Tuh anak ya ... Hih. Untung teman gue kalo, gak ?!" ucap Hilmi yang sedari tadi hanya bisa mengelus - elus dadanya.

***
Sesampainya di rooftop, Boy pun bergegas menghampiri Niva.

"Niva ...."
Niva yang sedari tadi menutup mata, dan membiarkan angin meniup rambut yang tengah digerainyapun, membuka mata lalu melihat bahwa Boy sudah berada didepannya. Boypun langsung memeluk tubuh mungil Niva. Mata Nivapun langsung terbelalak, melihat apa yang telah dilakukan Boy. Namun, setelah menyadari ....

"Apa-apaan sih lu ... main asal meluk orang aja." Nivapun mendorongnya.

"Sorry, gue spontan meluk lu. Soalnya gue khawatir ," jawab Boy pada Niva .

"Udh, gak perlu pake alasan. DASAR MODUS ...." saut Niva sinis lalu menjauh pergi meninggalkannya.

"( Dasar beg* lu Boy, ngapain juga gue tadi spontan meluk dia )," batin Boy.
 
Part 4

Sesampainya di kelas, Hilmipun menuju bangkunya.

"Lu Boy ... udah dari tadi gue cariin. Tapi, ternyata lu disini. Lu tuh, kalo gue ngomong bisa gak nunggu gue selesai ngomong blablabla ...." ucapnya panjang lebar pada Boy.

"Udah ... udah diem ... berisik tau gak ...." ketusnya pada Helmi.

"Ok." Hilmipun menyandarkan kepalanya ke meja lalu menutup mukanya dengan buku.

Setelah Hilmi terdiam, mata Boy pun langsung terarah pada Niva, yang baru saja lewat disamping mejanya.

"Alihin pandangan lu, dari gue !" titah Niva pada Boy yang sedari tadi menatapnya.

"Gue, gak liat lu kok. Gue lagi liatin guru tuh, bentar lagi nyampe kelas," jawab Boy pada Niva, yang sedari tadi gugup dan bingung ingin mencari alasan apa.

"Oh." Niva memutar bola mata malasnya dan menjauh pergi, setelah mendengar alasan tak masuk akal Boy yang jelas-jelas sedari tadi menatap nya.

***
Setelah selesai pelajaran, anak-anakpun bergegas menuju Kantin.

"Lu mau kemana, Boy ?" tanya Hilmi yang bingung, karena Boy berlari menuju lorong sekolah seperti mengejar seseorang.

Boy tidak menggubris pertanyaan Hilmi dan berlari meninggalkannya.
Hilmipun mengejar, dibelakang Boy.

"Niva ... tunggu sebentar," ucap Boy dengan nafas terengah-engah, karena berlari mengejar Niva.

"Hmm ...." Nivapun menghentikan langkahnya.

"Gu–e .... "

"Udah, gue gak mau denger ... buang-buang waktu aja." Niva memotong kata-kata Boy lalu pergi.

"Niva ... Niv ...." Boy hanya bisa mengacak-acak rambutnya, dan melihat Niva pergi meninggalkannya.

Hilmi yang melihat kejadian tadi hanya bisa terdiam, iapun mencoba mendekati Boy.

"Udahlah Boy, jangan dipikirin mungkin Niva lagi gak mood. Lu, bisa ajak bicara dia besokkan." Sambil menepuk-nepuk pundak Boy.

"Udah ... yuk, ke Kantin. Gue, traktir deh ...." ajak Hilmi.

Tanpa tau apa jawaban Boy, Hilmipun langsung menarik tangan Boy menuju Kantin.

***
Setelah sampai, Hilmipun langsung membeli camilan dan minuman dingin untuk dirinya dan Boy.

"Ni buat lu, Boy." Hilmipun memberikan camilan dan minuman yang dibelinya tadi ke Boy.

"Thanks, mi," ucap Boy pada Hilmi.

"Yoi," jawab Hilmi.

Disisi lain, Niva yang berada di bawah pohon Taman Sekolah, yang sedari tadi menutup mata dan earphone ditelinganyapun membuka mata.

"Kenapa, gue tiba-tiba keinget kejadian di rooftop tadi, ya. Tapi ... gue nyaman kalo dekat dia dan gue merasa tenang saat di sampingnya," lirihnya yang sedari tadi mengingat kejadian di rooftop .

"( Udah, Niva ... mikirin apaan sih lu, mungkin itu cuma perasaan lu aja jadi stop .... )" batin Niva yang sedari bingung ada apa dengan perasaannya.
 
Part 5

Ketika Niva sedang memikirkan apa yang sedang terjadi pada dirinya, tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya.

"Heh, Niva ...," ucap orang itu.

Nivapun menengok ke belakang, lalu melihat ada seorang gadis tinggi, putih, dengan rambut dikuncir satu ke belakang, serta matanya yang bulat berwarna hitam pekat dengan bulu mata lentik menambah pesona cantik pada gadis itu.

"Oh, ternyata lu, ya. CECILIA AMORLY."
Dengan mata yang malas dan sedikit menekan nada bicaranya, saat Niva menyebut nama gadis tersebut.

"Jangan ... deketin Boy, lagi. Atau lu bakal tau akibatnya, NIVA ALEXANDER," Cecilpun sedikit membungkuk dan membisikkan sesuatu ditelinga Niva. "Lu .. masih ingetkan, kejadian waktu SMP dulu. Jadi, camkan itu,"

Nivapun bangkit dari tempat duduknya, lalu menatap tajam kearah Cecil.

"Lu pikir, gue bakal takut gitu--nggak .. sama sekali nggak. Jadi, mulai sekarang ... LU, JANGAN GANGGU HIDUP GUE LAGI." Nivapun pergi meninggalkan Cecil beserta gengnya.

Disisi lain, Boy dan Hilmi yang sedari tadi sedang asik berbincang-bincang dihebohkan dengan sebuah berita, bahwa Niva ada masalah dengan anak kelas sebelah.

"Mi, itu yang dibicarain Niva kelas kita bukan, sih ?" tanya Boy pada Hilmi.

"Mana ku tehe' ... orang dari tadi gue bareng lu, mana mungkin gue tau." Santai Hilmi sambil memakan gorengan.

"Bentar-bentar ... sorry, yang kalian bicarain tuh Niva Alexander, bukan ?" tanya Boy pada beberapa cewe yang sedari tadi sedang menggibah.

"Gak tau, Kak ... tapi katanya, cewe itu kelas 11 A," ujar salah satu cewe tadi.

"Oh, gitu, ya. Makasih, ya ...." Senyum Boy pada cewe-cewe itu lalu pergi.

"Aaa ... manis banget senyumnya," ujar cewe-cewe tadi.

Boy bergegas pergi dari kantin dan mencoba mencari Niva ditempat yang ia ketahui.

"Anak itu, ya. Seneng banget ninggalin gue," gerutu Hilmi.

Jadi, temen-temen ... CECILIA AMORLY itu sebenarnya dulu sahabat Niva waktu SMP. Cecil itu dulu baik tapi saat kelas 8, Cecil berubah karena ternyata pacar Niva itu orang yang dia taksir.
Cecilpun buat rencana, dia menvidio Niva saat dia sedang ditembak cowo dan mengirimkannya pada Rendi. Dan kalian tau gak, kalo sebenernya cowo itu tuh sebenarnya suruhannya Cecil.
Beberapa minggupun berlalu, saat istirahat Niva berinsiatif menghampiri Rendi di Kelasnya. Namun saat ia masuk, ia melihat Cecil sedang bermesraan dengan Rendi pacarnya.

"Apa-apaan ini ?! Ternyata kalian berdua main-main di belakangku." Niva menangis saat menyaksikan sahabat dan pacarnya itu.

"Ternyata, lu udah tau, ya. Berarti sekarang gue gak perlu sembunyi-sembunyi lagi deh, kalo mau ketemu Cecil. Dan perlu lu tau, bukannya lu juga udah main belakang, ya, ama gue." Rendi semakin melihatkan kemesraannya tanpa memperdulikan perasaan Niva.

"KAPAN?!" sentak Niva pada Rendi.

"Udah, gak perlu pake alesan. Ini gue punya buktinya dari Cecil ... lihat ni pake mata, lu !" ucap geram Rendi karena Niva tidak mau mengaku.

"Hahaha .. ternyata lu, ya. Padahal lu, sahabat gue tapi drama apa yang lu buat CECIL ...." Nivapun mendekati Cecil dan men4mpar pipinya hingga memerah.
PLAK ...

"Agh ...." Cecil memegang pipinya yang panas karena tamp4ran Niva tadi.

"Sayang, kamu gak apa-apa 'kan ?" Rendi mendekati Cecil dan mengelus-elus pipinya.

Rendi menatap sinis Niva dan mengangkat tangan, tamp4ran muluspun mengenai pipi Niva, hingga meninggalkan bekas merah pada pipi chubbynya.
PLAK ...

"Wah ... sekarang udah berani main tangan, ya. OKE, FINE ... KITA PUTUS ?!" Sambil menangis ia pergi meninggalkan Cecil dan Rendi.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
ijin baca ceritanya
 
menunggu update
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Part 6

Di rooftop, Niva hanya terdiam dan memejamkan mata namun tanpa sadar air berwarna bening telah keluar dari matanya.

'Padahal itu 3 tahun lalu tapi kenapa sakit itu masih membekas, kalo aja lu beri gue waktu buat ngejelasin Rend' batin Niva

Di sisi lain, Boy ke sana kemari mencari Niva. 'Kemana, sih lu, Niv. Gue khawatir, gue takut lu ada apa-apa' batin Boy

Boy terus berlari dan mencari Niva di semua tempat yang dia ketahui, sampai pada akhirnya ia sampai pada tempat terakhir, yaitu rooftop.

"A--akhirnya, g--gue bisa menemuin lu, Niv," ucap Boy yang agak terbata-bata karena kelelahan berlari ke sana sini.

Nivapun kaget dan langsung membuka matanya setelah mendengar suara Boy ada di belakangnya.

"Pergi!" bentak Niva pada Boy.

"Ta-tapi Niv," balas Boy

"GUE .. BILANG PERGI, YA, PERGI ?!" tegas Niva yang agak menaikan nada bicaranya.

Bukan tanpa sebab, kenapa Niva mengusir Boy. Ia hanya tidak mau, kalo ada orang mengetahui, bahwa dirinya sedang menangis. Oleh karena itu, kenapa ia memilih pergi ke rooftop.

"GUE DI SINI ... dan gue gak akan pernah pergi ninggalin lu, Niv," ucap Boy dengan penuh keyakinan.

Niva kaget dengan ucapan Boy, hatinya senang tapi apa benar Boy tidak akan meninggalkannya.

"Niv, gue janji bakal jagain, lu. Jadi, gue mohon, biarin gue di sini." Boy berjalan menuju Niva.

Niva yang menyadari bahwa Boy telah ada di sampingnya, langsung m3m3luk Boy dan menangis.

Boy terkejut dengan tindakan Niva yang langsung m3m3luknya, hatinya sesak melihat gadis yang dia sayang menangis. Boypun mend3k4p Niva dalam p3luk4nnya.

"Hiks .. hiks ...." Niva menunduk dan menangis dalam d3k4pan Boy.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd