"Lis, itu... anuku... diurut kenapa ya?" jujur aku penasaran
"Ya buat memperlancar peredaran darah disana mas. Tapi punya mas masih bagus banget kok ini. kerasnya masih ok banget. Mungkin karena mas rajin olahraga juga kan"
"Oh begitu ya" gumamku. Ga munafik aku cukup kecewa juga sih karena kukira bisa mendapat lebih namun aku harus sabar. Pokoknya gimanapun caranya pasti aku harus tidur dengannya.
"sudah mas mandi dulu. Lilis siapin air panasnya" Ia meninggalkanku yang sedang terbaring tanpa sehelai benang pun dan lagi sange to the max
setelah 10 menit "Mas, sudah siap air panasnya. Biar Lilis mandikan"
aku langsung masuk ke dalam bathtub. dalam hati asik juga ya sebenernya punya pasangan yang memperhatikan namun aku membuang jauh - jauh pikiran itu. aku sang petualang jangan sampai terjebak dalam suatu hubungan.
"Lis terima kasih banyak ya kamu udah perhatian. Kayak pacar sendiri aja"
"Mas udah baik sama Lilis. Beginilah cara Lilis membalas budi mas. Lagian mas Billie ini baik ga kayak cowok - cowok lain yang suka mesum"
"Sepertinya kamu punya pengalaman buruk lis" aku berempati
"Iya mas banyak. Apalagi pas di kampung waktu Lilis kerja di panti pijat. Udah ga keitung berapa banyak yang mau macem macem sama Lilis"
"Ya namanya laki - laki lis hehehe"
"Tapi mas billie beda. Lilis liat mas billie ga ada niatan mesum sedikitpun. Padahal lilis sempet takut. Cuman perasaan Lilis ga salah ternyata. Makanya Lilis berani ngasih servis urut ke anu nya mas Bllie"
"Lis, kalo jadi laki - laki emang harus menghormati wanita. Kamus laki - laki mata keranjang tidak ada dikamusku lis"
Jangan mata keranjang tapi jadilah pria yang pintar merayu maka niscaya memek manapun akan bertekuk lutut hehehe
TIba - tiba Lilis menangis. Aku kaget dan berusaha menenangkan nya
"Maaf mas, Lilis hanya sedih kalo inget pacar Lilis. Kenapa sih kok dia ga bisa kayak mas billie sifatnya"
"Lis, orang kan beda - beda. Kamu juga belum terlalu mengenal aku. Jangan menilai aku secepat itu"
Ia hanya terdiam lalu bicara "Mas sudah jangan lama - lama mandinya nanti masuk angin lagi"
Aku pun keluar dari bathtub dan mengambil handuk lalu berpakaian. "Lis kamu juga sebaiknya mandi saja dulu"
"Iya mas Lilis kayaknya mandi dulu aja disini. Lilis numpang mandi ya mas"
"Anggap rumah sendiri Lis"
Aku meraih iphone ku dan memeriksa Whatsapp. Menjemukan. Undangan party. Jujur saja di usiaku sekarang ini aku sudah tidak berminat ikut ikutan party lagi. Bosen. Party, kenalan sama cewe, bawa pulang, tidurin, besoknya cewek nya udah ga ada lagi. Believe me, kalo kalian udah sering menjalani rutinitas ini pasti bosen deh. Aku lebih tertarik dengan petualangan baruku sekarang.
Aku memutuskan untuk baring baring saja. Lilis pun keluar dari kamar mandi dan hanya berbalutkan handuk saja
"Astaghfiruloh. Maaf mas Billie, Lilis lupa kalo ada mas billie disini"
"Gpp Lis. Aku ada penutup mata kok. Biar aku pake aja dulu"
"Gpp mas. Tadi Lilis udah liat mas Billie telanjang. Sekarang kalo mas mau liat lilis telanjang, Lilis gpp"
"Jangan lis. Aku bukan laki - laki seperti itu. Lagian aku ga enak sama pacarmu"
"Dia sudah bukan pacar lilis lagi mas" dia menangis lagi
"Kenapa lis?" sudah kamu pakai baju dulu"
Ia diam lalu memelukku. "Mas, mas billie udah bikin lilis sayang sama mas billie tapi lilis tau lilis ga pantes buat mas billie"