Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

pesona Mei Ling (hanya berbagi, maaf kalo repost)

faridwijaya

Semprot Kecil
Daftar
17 May 2011
Post
76
Like diterima
10
Bimabet
Urusanku baru selesai jam 5 an sore. Aku segera kontak Mei Ling ke HP nya. Kami kemudian janjian bertemu di sebuah cafe di mall tempat pertama kali kami berkenalan.

Ketika aku masuk ke cafe itu, aku lihat Mei Ling sudah duduk menunggu di sebuah meja. Kebetulan suasana cafe agak lengang. Aku segera berjalan ke arah Mei Ling.

“Sudah lama nunggu Ling?” tanyaku sambil duduk di kursi di samping Mei Ling.
“Belum kok Mas, aku juga barusan datang. Minumanku juga belum diantar tuh.” Mei Ling menjawab sambil tersenyum manis.

Seorang waitress datang mendekat, aku memesan minuman dingin. Sekarang aku punya kesempatan buat memperhatikan Mei Ling dgn lebih seksama. Petang itu dia sungguh cantik dan sexy sekali. Kausnya ketat berwarna coklat, modelnya pendek sehingga sebagian kulit perutnya yg sangat putih mulus itu nampak dgn jelas. Kaus itu berkerah agak lebar dan rendah sehingga sebagian bahu dan dadanya bagian atas terbuka, semakin mempertegas keseksiannya. Paduan dari kaus itu adalah rok mini berbahan tebal berwarna krem, sangat serasi dgn atasannya. Pokoknya petang itu Mei Ling tampak begitu sexy.

Minuman pesanan kami diantar oleh waitress dan kami mulai ngobrol sambil menikmatinya. Hampir setengah jam kami berbincang, ketika minuman kami telah terminum habis, Mei Ling berkata,

“Mas Benny belum makan kan? Kita cari makan yuk …. Mas suka chinese food kan?”
“Ok deh Ling.”

Kami berjalan bersama ke tempat parkir. Dan Mei Ling segera memacu mobilnya ke sebuah restaurant di deretan ruko yg cukup ramai. Kami menuju ke lantai 2 dan duduk di meja di sudut ruangan. Sambil menikmati hidangan yg lezat kami berbincang santai. Sekitar sejam kami di rumah makan itu dan kami kembali ke hotel.

Sesampai di hotel, begitu pintu kamar tertutup, aku segera memeluk Mei Ling sambil mengecup bibirnya. Dia membalas kecupanku dgn lumatan lembut di bibirku. Akupun balik melumat bibirnya yg molek itu. Jujur saja, aku sempat tergetar saat mencium Mei Ling seperti ini. Ciuman ini sungguh jauh dari ciuman penuh nafsu, betul² ciuman yg sangat mesra seperti dgn orang yg kita cintai. Jarang aku merasakan getaran spt ini kecuali dgn istriku. Entah berapa lama kami berpagutan mesra sampai akhirnya Mei Ling melepaskan bibirnya dari bibirku dan berkata,

“Mandi dulu yuk Mas.”

Aku hanya mengangguk dan menggandeng tangannya ke kamar mandi. Sesampai di kamar mandi kami segera saling melucuti pakaian masing². Tak bosan²nya aku memandang tubuh molek yg bugil di hadapanku. Aku akag terperanjat melihat bahwa seluruh bulu pubisnya telah tercukur habis sampai gundul. Sungguh indah, seluruh tubuhnya begitu mulus tanpa sehelai bulupun. Mei Ling agak risih juga aku pandangi seperti itu, dia segera menarik tanganku dan menajak aku masuk bathtub.

Aku segera menghidupkan shower dan mengatur kehangatan air. Aku menyiram tubuh indah Mei Ling dgn shower dan mulai menyabuni setiap jengkal kulit mulusnya. Mei Ling pasrah saja dan tampak menikmati apa yg aku lakukan. Agak ber-lama² aku kedua usap buah dadanya yg ranum itu. Putingnya yg indah mulai mengeras. Kemudian aku belai² perut rampingnya, terus turun ke bawah sampai ke kemaluannya yg polos itu.

“Bodimu mulus banget Ling,” tak tahan aku untuk tak mengatakan itu.
“Ah, Mas Ben ngeledek. Bodi udah tua gini lho ya.” Mei Ling agak salah tingkah.
“Tua gimana sih. Kalau tua aja masih mulus gini, gimana mudanya dong,” aku coba menggoda.

Mei Ling hanya tersenyum. Aku terus menyabuni daerah pribadinya. Aku sengaja ber-lama² meng-gosok² bagian ini. Rupanya Mei Ling mulai berreaksi terhadap belaianku di daerah sensitif ini. Tubuhnya agak bergetar dan bergoyang mengikuti irama belaianku. Aku segera menyiramkan air ke sekujur tubuhnya sampai semua busa sabun larut dlm air. Tubuh basah Mei Ling terlihat semakin menggiurkan.

Shower segera aku letakkan dan aku gamit tubuh Mei Ling mendekat kearahku sambil aku duduk di pinggir kepala bathtub. Aku pegang kedua pantat Mei Ling dan aku tarik mendekat sampai selangkangannya tak sampai sejengkal di depan mukaku. Rupanya posisi kepalaku agak terlalu tinggi, aku agak membungkuk sedikit sambil menciumi selangkangan Mei Ling yg sangat indah itu. Mei Ling sangat mengerti apa mauku, dia segera mengangkat kaki kanannya dan meletakkannya di sisi bathtub sehingga pangkal pahanya membuka lebar memperlihatkan keindahan yg selama ini tersembunyi di balik lipatan pahanya yg polos itu.

Dalam terangnya lampu neon kamar mandi dan tanpa sehelai bulupun yg menghalangi, aku bisa menyaksikan dari dekat liang kenikmatan Mei Ling yg begitu merangsang. Kltirosnya sudah menyembul dan kaku berdiri tetapt diatas lubang senggamanya yg terlihat begitu sempit. Tak tahan aku segera mengulum klitoris yg mungil itu. Begitu bibirku menyentuhnya, Mei Ling segera bereaksi dgn mengelus lembut kepalaku dan sedikit menekannya lbh rapat ke selangkangannya. Aku segera memutar lidahku menjilati benda yg sangat sensitif itu.

“Ooohhhh … ohhhhh … shhh shhhh.” desahan lirih keluar dari bibir mungilnya.

Aku sedikit lbh agresif lagi memainkan lidahku. Kedua tanganku tak henti²nya meremas dan membelai kedua bukit pantat Mei Ling yg halus dan kenyal itu. Goyangan tubuh Mei Ling semakin terasa. Aku mulai menciumi bibir bawah Mei Ling.

“Ohhh … Mas … Ohhhh …. iya … iya …. terus Mas … .”

Aku memang tak bermaksud sedikitpun untuk menghentikan aksiku. Lidahku mulai aku jilatkan ke pinggir lubang kenikmatan Mei Ling. Entah hanya perasaanku atau memang demikian, tapi aku rasakan bahwa vagina Mei Ling sudah mulai basah oleh lendir yg licin. Semakin licin semakin mudah buat lidahku unt me-nari² dan semakin leluasa unt men-jilat² liang senggama Mei Ling.

“Sssshhhh … ssshhhh .. Mas … Oooohhh … aku nggak tahaaan .. iya .. iya …”

Aku sempatkan melirik ke arah cermin besar yg ada di dinding kamar mandi. Terpampang jelas adegan yg begitu memukau. Mei Ling berdiri dgn kaki kanan tertumpu ke sisi bathtub. Mukaku separuh terbenam dalam selangkangannya. Tangan kanan Mei Ling mengusap rambutku dan tangan kirinya meremas kedua payudaranya bergantian. Kepalanya agak terdongkak kebelakang, matanya terpejam rapat. dari balik bibirnya yg mungil yg sedikit terbuka itu terlihat lidahnya menjilat bibirnya sendiri. Sungguh pamandangan yg sangat indah dan merangsang.

Aku sempatkan untuk berkata, “Lihat cermin Ling.”

Mata Mei Ling yg tadi terpejam segera terbuka, wajahnya yg cantik segera menoleh dan menikmati pemandangan di cermin. Aku kembali membelai vaginanya dgn lidahku yg lincah.

"Mas … ohhhh … ooohhh …. Mas … iya .. iya …,” ada sedikit nada bergetar di suara serak Mei Ling.

Aku tahu Mei Ling akan segera mencapai klimaksnya. Aku semakin giat menjulurkan lidahku mengorek lubang kenikmatannya sejauh yg aku mampu. Jari tangan kiriku mulai memelintir klitorisnya yg semakin keras. Tubuh Mei Ling bergetar hebat. aku semakin mempergencar seranganku. Mei Ling mulai berkelojotan tak terkontrol, aku berusaha keras agar bibirku tak lepas dari selgnkangannya. Akhirnya ….

“OOOOOOOHHHHHHH …. Maaaaaaaaasssssss …. OOOOOOOHHHHHHH … ”

Mei Ling melenguh keras dan badannya kejang menggigil. Aku rasakan lelehan lendir hangat keluar deras dari liang kenikmatannya. Aku segera menyambut cairan kental hangat itu dgn lidahku. Mei Ling telah mencapai puncak orgasmenya. Unt beberapa saat aku masih menciumi selangkangnnya dgn lbh lembut. Tubuh Mei Ling sudah mematung tak bergerak. Hanya deburan nafasnya yg memburu yg menandakan masih ada kehidupan di tubuhnya. Beberapa saat masih seperti ini. Lalu berangsur tubuh Mei Ling mulai melemas. aku pun berdiri dan memeluknya. Mei Ling segera mencium bibirku dgn sangat lembut dan mesra. Kami terus berciuman sampai tubuhnya benar² tenang dan nafasnya tak lagi menderu.

“Mas Ben … aku blm pernah merasakan puas seperti tadi … Mas … makasih Mas … aku sayang banget ama Mas Ben.” Suaranya benar² tulus.

Mei Ling kembali menciumku, kali ini aku rasakan ada getaran lain di ciuman lembutnya. Terus terang aku agak kaget mendengar pernyataan sayang Mei Ling. Dari sekian banyak wanita yg memadu cinta dgnku, belum pernah ada yg menyatakan perasaannya kepadaku, kecuali istriku tentu saja. Dan memang kami melakukannya hanya demi kenikmatan tanpa melibatkan perasaan. Aku tak tahu hrs mengatakan apa, akhirnya setelah Mei Ling melepaskan bibirnya dari bibirku aku berkata lirih.

“Ling … semua aku lakukan demi kepuasanmu … aku juga menikmatinya Ling.” Aku mencoba merangkai kata tanpa hrs mengeluarkan rayaun gombal.

Me Ling mulai tenang, dia segera mengambil shower yg sedari tadi terus mengucur tergeletak di dasar bathtub. Dia menyiram seluruh tubuhku dan menyabuninya. Tongkat kejantannku sedari tadi sudah berdiri tegak. Mei Ling dgn lembut mengusap dan menyabuni pedang pusakaku. Dia segera menyiram tubuhku lagi dgn shower sampai benar² bersih.

“Sekarang gantian Mas … aku pengin memuaskan Mas Ben,” Mei Ling berkata sambil mengmbil posisi duduk di pinggir bathtub seperti aku tadi.

Aku sangat mengerti apa yg akan dilakukan oleh Mei Ling. Akupun segera berdiri dihadapannya. Kedua tangan mungil Mei Ling merengkuh pantatku dan menarikna mendekat ke wajahnya yg jelita itu. Tanpa basa-basi dia segera menciumi batang kejantananku dgn bibirnya yg tipis itu. Perlahan lidahnya yg lembut itu mulai menjilati seluruh permukaan kemaluanku. Kadang diselingi dgn kecupan dan hisapan lembut di kantong bijiku. Aku mulai terbuai oleh permaiannya.

Mei Ling sudah mulai mengulum kepala penisku dgn sangat lembut. Kemudian dgn sangat mesra dia mulai memasukkan seluruh tongkat pusakaku kedalam mulutnya yg mungil itu. Sementara di dalam kuluman hangat mulutnya, lidahnya menggelitik leher penisku. Bagian yg paling sensitif dari tubuhku. Aku mulai menggelinjang penuh kenikmatan.

Aku belai lembut kepala Mei Ling, dia bereaksi dgn menyedot ringan kepala penisku. Aku menoleh ke arah cermin. Aku lihat Mei Ling juga memiringkan wajahnya memandang cermin yg sama. Aku tersenyum penuh arti ke arah MeiLing lewat bayangan di cermin itu. Mei Ling hanya mengejapkan sebelah matanya sambil terus mengulum penisku. Sungguh pemandangan yg sampai saat ini masih suka terbayang di benakku. Sebelumnya aku tak pernah mimpi bahwa penisku bisa menikmati mulut dari wajah seayu ini.

Entah berapa banyak wanita yg pernah melayani aku dgn mulutnya, dan masing² punya cara tersendiri yg unik. Apa yg dilakukan Mei Ling sebetulnya juga tak ada yg istimewa sekali, tapi aku rasakan getaran lain. Aku tahu Mei Ling melakukannya dgn penuh rasa sayang, tak sekedar birahi semata. Hanya ada satu wanita lain yg bisa melakukannya seperti ini, Winda, istriku tentu saja.

Lidah dan bibir Mei Ling masih terus menggerayangi kemaluanku. Nafasku semakin memburu sambil mataku lekat memandang adegan di cermin. Mei Ling juga menikmati apa yg dia lakukan, lirikannya juga tak lepas dari cermin itu.

“Ahhh .. ahhhh … Ling … nikmat … ah …. Ling .., kamu pinter Ling .. ahhh terus .. iya.. iya …” tanpa bisa aku kontrol mulutku mulai menyuarakan apa yg aku rasakan.

Mei Ling membalas desahanku dgn gelitikan lidahnya di batang penisku. Ini membuat aku semakin terbang ke awang².

“Ahhhhh .. ahhhhh .. enak Ling … mulutmu enak sekali Ling … terus .. ahhhhh … aku nggak tahan Ling … ahhh …”

Mei Ling bisa membaca gelagat bahwa puncak gunung kenikmatan sdh di depan mataku. Dia agak merubah gayanya, bibirnya mengecup kepala penisku. Tangan kanannya yg sedari tadi mengelus pantatku mulai mengocok batang penisku. Mula² lambat, semakin lama kocokannya semakin cepat. Badanku tak bisa kutahan unt tidak gemetar penuh kenikmatan. Dalam kondisi spt ini biasanya aku memejamkan mata unt lbh menikmati perasaan ini. Tapi kali ini mataku terbuka lebar menatap adegan hot di cermin kamar mandi. Mei Ling juga melakukan hal yg sama, matanya menikmati bayangan yg ada di cermin itu.

Tanggulku sudah hampir tak bisa menampung luberan lumpur yg akan segera menyembur. Tubuhku sudah bergetar hebat seperti truk tua yg tak kuat mendaki tanjakan terjal. Mei Ling sudah melepaskan bibirnya dari penisku, mulutnya menganga lebar dan lidahnya terjulur siap menampung air bah yg dia tahu sebentar lagi akan datang. Kocokannya semakin kuat di batang penisku. Dan …..

“OOOHHHHH Ling ….. crooots croots croots croots.”

Entah berapa liter cairan kenikmatanku yg menyembur menerjang masuk ke mulut Mei Ling yg masih terbuka. Sebagian bahkan menyemprot sampai ke hidung dan pipinya. Mei Ling masih mengocok tongkat kejantanku sampai akhirnya dari penisku hanya tertetes beberapa lendir kepuasan yg masih tertinggal di dalam salurannya. Mei Ling kembali memasukkan seluruh penisku kedalam mulutnya. Dia mulai menggerakkan kepalanya maju mundur tanpa tanda untuk berhenti.

Setelah beberapa saat, tongkat nagaku mulai layu. Aku hendak beranjak menjauh tapi dekapan tangan Mei Ling di pantatku menghalangiku. Biarpun penisku sudah lemas, tapi Mei Ling masih mengulum dan mempermainkan di dalam mulutnya. Sungguh aku tak mengerti apa yg dimaui oleh Mei Ling. Aku mencoba menurut saja. Sambil berdiri lunglai, penisku terus dihisap dan dijilatinya. Tangan kanannya mengelus dan meremas lembut kantong bijiku. Barangkali ada lima menit Mei Ling dgn telaten melakukan ini.

Lama kelamaan tanpa aku sadari tongkat komandoku kembali terangkat. Oh wow! Tak pernah ada wanita yg melakukan ini terhadap aku, bahkan Winda! Sungguh luar biasa, aku kembali ereksi karena kuluman Mei Ling. Sekarang peisku sudah kembali berdiri tegap siap menerima tugas selanjutnya. Sambil tak pernah melepaskan genggaman tangannya di batang penisku, perlahan Mei Ling bangkit berdiri. Kami kemudian berciuman dgn mesra.

Lalu aku peluk Mei Ling dari belakang sambil menghadap cermin besar itu. Tangan kiriku mulai meraba dan meremas payudaranya yg kenyal itu. Aku pelintir² lembut putingnya. Mei Ling tampak menyukainya. Dia menoleh ke belakang dan kami berciuman dari samping.

Tanganku mulai bergerilya mengusap dan menggosok kemaluan Mei Ling. Dia memperlancar aksiku dgn mengangkat kaki kirinya ke bibir bathtub. Segera saja jari tanganku mendaraat di klitorisnya yg terpampang jelas dari cermin. Tangan kanan Mei Ling menggeraygn ke belakang tubuhnya dan menemukan penisku yg memang sedari tadi sudah tegak berdiri. aku agak menggesar tubuh ke kanan sehingga sebelah tubuhku nampak di cermin. Sekarang Mei Ling leluasa mengusap lembut batang kejantananku.

Sambil terus saling meraba dan merangsang, mata kami tak lepas dari bayangan indah di cermin besar itu. Kami berdiri agak bersisian dgn sebagain tubuhku di belakang tubuh Mei Ling yg polos. Kaki kiri Mei Ling bertumpu di bibir bathtub. Tangan kiriku menggerayangi kemaluan Mei Ling yg menganga lebar. Tangan kanan Mei Ling mengocok penisku yg berdiri kokoh. Kami masih terus saling menikmati permainan ini unt beberapa saat.

“Ling .. kamu sungguh cantik … bodimu seksi banget … ”

Mei Ling hanya tersenyum tersipu. Kami terus melanjutkan aksi kami. Beberapa saat kemudian tubuh kami mulai bereaksi dan nafas kami semakin memburu. Aku kemudian membimbing Mei Ling unt keluar dari bathtub. Aku minta Mei Ling membungkuk sambil tangannya bertumpu pada kepala kloset. Kakinya agak aku renggankan sedikit. Perlahan kau tekuk sedikit lututku sehingga selangkanganku pas di belakang pantat Mei Ling yg padat kenyal itu.

Senjataku yg sudah terkokang aku arahkan le pangkal paha Mei Ling yg sedikit terbuka. Dari sudut yg sangat sempit aku bisa lihat liang senggamanya sudah melambaikan tangan merindukan tusukan penisku. Tangan kiriku agak menggeser pantat kiri Mei Ling agar lebih leluasa. Mei Ling membantu dgn tangan kanannya menekan pantat kanannya sehingga jalan masukku semakin lapang laksana jalan tol Jagorawi. Perlahan dgn tangan kananku aku bimbing adikku memasuki gua gelap penuh kenikmatan itu.

Vagina Mei Ling sudah licin oleh lendir pelumas akibat rangsangan jariku tadi. Batang penisku segera meluncur masuk tanpa halangan. Kedua tanganku memegang pinggang Mei Ling yg sangat ramping itu. Pantatku mulai bergerar lembut maju mundur membuat penisku me-nusuk² pelan liang senggama Mei Ling. Mata kami berdua tak lepas dari cermin itu menikmati adegan asyik yg terpampang disana. Punggung Mei Ling agak melengkung, buah dadanya yg sangat ranum itu menggantung merangsang. Tanganku segera meluncur ke bukit indah itu dan mulai meremasnya sambil pantatku terus menyodok maju mundur pelan.

“Oooohhhh … ooohhhh .. shhhh shhhhh .. Mas … nikmat …”

Kata² Mei Ling membuat aku sedikit mempercepat pompaan pantatku. Mei Ling mengimbangi dgn goyangan pantatnya memutar searah jarum jam.

“Aaahhh .. Ling …. ahhhh … Ling …. enak sekali … Ling .. aku suka itumu … ”
“Oooh … Mas … terus … ooohhh .. enak Mas … iya .. iyaaa …”

Kami saling bertukar desahan dan erangan penuh kenikmatan. Tanpa terasa sodokan pantatku semakin kencang. Mei Ling semakin merendahkan tubuhnya dan punggungnya semakin melengkung. Aku semakin leluasa. Dekapan kedua tanganku di pinggangnya semakin kencang. aku tarik pinggulnya maju mundur sementara aku berdiri dgn kaki sedikit membuka sehingga kuda²ku semakin kokoh. Pantatku sudah tdk bergerak, sebagai gantinya panggul Mei Ling yg aku gerakkan.

“OOOhhhh Mas … Mas ….. aku .. nggak … tahan … terus Mas .. terus … ”
“Ahhhh … ssssshhhh .. sssshhhh .. Ling .. ayo … aku juga … nggak tahan … ayo Ling .. sekarang …”

Pantatku kembali me-nyodok², kali ini dgn keras sehingga seluruh batang penisku menghujam ke lubang vagina Mei Ling. Jari tangan kiriku sudah meng-gosok² klitorisnya. Semuanya sudah berlendir licin. Tubuh Mei Ling sdh kakau tak bergerak, kakiknya berdjingkat dan mengangkang lebar. Gunung Merapiku pun sdh hampir meletus. Aku semakin menghujamkan seluruh batang kejantanaku ke liang kenikmatan Mei Ling sedalam yg aku mampu. Tubuh Mei Ling mulai gemetar.

“Ayo … Mas …… se..ka..rang …. OOOOOOOOHHHHHHHHHH OOOOOOHHHHHH. ……..”
Lolongan panjang Mei Ling aku timpali dgn hujaman penisku ….
“Ahhhhhh … Ling …. sreet .. crootz crootz crootz ….,”

Kami mencapai puncak Himalaya hampir berbarengan. Sungguh kenikmatan luar biasa, dan semuanya tadi aku nikmati secara visual di cermin yg jadi saksi kepuasan kami berdua. Sampai detik ini aku masih bisa mengingat persis peristiwa hebat itu sampai sedetailnya. Salah satu pengalaman seksku yg paling dahsyat. Makasih Mei Ling, wanita keturuan Cina di kota M. Aku akan selalu mengenangmu.

Malam itu kami betul² menikmati kepuasan yg tiada tara. Setiap kali aku tugas ke kota M aku selalu memadu kasih dgn Mei Ling dengan penuh mesra dan nafsu membara...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd