Chapter5 : Rencana Poliandri dan Restu Dariku
Sembilan bulan telah berlalu. Perut istriku kini semakin membuncit karna bayi yang dikandungnya semakin tumbu dan sehat.
Dokter menyarankan agar kami mengurangi aktifitas hubungan intim kami demi kenyamanan ibu dan bayi. Yah aku memang sudah jarang ngentot istriku, yang sering ya si Ari. Walaupun hamil Ari masih lumayan aktif menyetubuhi istriku. Kuingatkan istriku agar tidak terlalu capek demi kesehatan bayinya juga.
Malam harinya saat istriku dan Ari sedang berzinah seperti biasa dan aku sedang tugas jaga malam di BANK. Istriku sedang asyik mengemut kontol Ari sambil muka dan perutnya belepotan pejuh Ari yang banyak, tiba2 kontraksinya terjadi. Tak lama kemudian HPku berdering. Mendengar kabar dari sana, aku jadi sedikit panik. Ku pamit izin ke rekan kerjaku untuk pulang dan untungnya dia pengertian karna memang keadaan.
Aku harus segera pulang karna nanti Inda tidak ada yang mengurus jika istriku harus segera dilarikan ke rumah sakit. Untunglah jarak BANK tempatku bekerja tak jauh dari rumahku hanya 2 km saja. Sekitar 7 menit kemudian aku sudah sampai di rumah. Tak kidapati Ari di sana mungkin sudah disuruh istriku kabur. Ya iyalah apa jadinya nanti jika istriku yang akan melahirkan ini diantar orang lain dan bukan suaminya.
Singkat cerita istriku sampai ke Rumah Sakit dengan selamat. Kudampingi dia selama proses melahirkan. Kupegang erat tangannya yang meremas tanganku dengan tenaga yang melebihi tenaga laki2 samapai tanganku kesakitan. Namun kutahan dan terus kuelus kepalanya, kusemangati dan kutenangkan dia.
Beberapa menit kemudia terdengar tangis khas seorang bayi. Dokter memberikan selamat kepada kami. "Selamat bapak dan Ibu, anaknya perempuan dalam keadaan sehat" Air mata haru kami berdua menetes tanda bahagia.
Bayi perempuan yang sehat ini kami namai Anya. Dia kelak akan tumbuh menjadi wanita yang "cantik" kami berharap demikian.
Lama Ari tak mengunjungi kami semenjak kelahiran anaknya hasil ngentot dengan istriku. Tapi walaupun anak ini bukan darah dagingku, aku tetap menyayanginya seperti anak kandungku.
4 bulan kemudian barulah Ari berkunjung ke rumah kami. Saat itu aku sendiri sedang di rumah jadi istriku menyuruhnya mengaku sebagai teman sekolah Erni dulu.
Dia membawa beberapa perlengkapan bayi seperti selimut, baju, alat2 mandi dan juga mainan2 bayi. Wajahnya terlihat sangat bahagia berseri saat bertemu dengan Anya. Tak bisa disembunyikan ekspresi bahagianya itu bertemu dengan darah dagingnya itu.
Inda sekarang berusia 1,5 tahun dan punya adek yang lucu. Semoga kalian berdua tumbuh jadi anak yang cantik dan membanggakan orang tua.
Aku pamit kepada istriku dan ari dengan alasan dipanggil atasan ke BANK sekarang. Padahal aku hanya ingin memberi mereka waktu ber2an untuk melepas rindu dan istriku seolah mengerti akan apa yang kufikirkan.
I : "Hati2 ya pah"
A : "Iya mah, papa berangkat dulu ya"
Kustater motorku namun aku tak berangkat ke BANK melainkan ke warkop yang jaraknya tak jauh dari rumahku.
*Di rumah
Erni dan Ari beberapa menit setelah ditinggalkan Imal segera saling berciuman dan berpanggutan membelit lidah dan bertukar ludah. Ari begitu nafsu karna sudah 4 bulan tak bertemu selingkuhannya tersebut. Begitu juga dengan Erni yang juga rindu akan pelukan perkasa Ari yang selalu menghangatkan tubuh dan liang senggamanya.
Ar : "Aku kangen kamu Er"
I : "Aku juga ri, kamu kemana aja baru ada kabae sekarang?"
Ar : "Maafkan aku Er, aku sedang sibuk mengurus perceraian dengan istriku"
I : "Kenapa Ar? Kalian bermasalah?"
Ar : "Iya Er. Sudah gak ada kecocokan lagi di antara kami dan dia juga minta bercerai"
Erni antara iba dan senang mendengar kabar tersebut. Iba karna orang yang disayangnya merasakan kesedihan, senang karna dia bisa memiliki Ari lebih lagi.
Ari terlihat sedikit bersedih, sepertinya dia juga sayang pada istrinya selain pada Erni. Erni berusaha menghibur Ari dengan memeluknya dan mengajaknya bermain dengan anak mereka.
Pelukan dan aroma tubuh Erni membuar Ari jadi horny. Mereka kembali berciuman dan bertukar ludah.
Ar : "Er..."
I : *seakan mengerti "Bentar ya Ar. Aku tidurkan anak kita dulu
Digendong nya Anya dan diletakkan ke tempat tidur bayi yang bersebelahan dengan tempat tidur Inda. Selesai menidurkan anaknya, Erni keluar kamar dan setengah menutup pintunya
I : "Di sini saja ya Ar, takut nanti ganggu anak2 kalo di kamar" *sambil melucuti pakaiannya
Ar : *langaung menelanjangi dirinya dan menyergap Erni
I : *kaget "Aduh... Pelan2 sayang, aku gak akan kemana2"
Ari tak mempedulikannya dan terus bertingkah seperti orang kesetanan. Diciumi bibir dan pipi Erni, diremasnya kedua payudara indah yang beberapa jam lalu dikenyot Anya sembari tangan kirinya bergerilya ke bagian selangkangan wanita selingkuhannya itu.
Tangan kiri Erna merangkul pundah Ari dan tangan kananya mengocok kontol Ari dan langaung mengarahkannya ke lubang senggamanya.
Masuk sudah, kembali 2 insan yang haram itu berzinah menikmati setiap rangsangan.
Erni meminta Ari untuk melakukannya secara perlahan2 karna anjuran dokter supaya tidak terlalu hot dulu dalam berhubungan intim. Ari mengerti dan menggerakkan pinggulnya secara pelan2 sambil menikmati setiap detik sensasinya.
Bibir mereka tak henti2nya berpanggut. Saling jilat dan saling meludahi lidah masing2. Ada 30 menit mereka bersetubuh dengan gaya misionaris sampai akhirnya Ari tak than lagi dan menumpahkan pejuhnya di wajah Erni.
Banyak sekali pejuh yang keluar, bak rasa rindu Ari yang lama tertampung dan tak tersalurkan.
Selesai bercinta. Erni mengutarakan nitanya untuk mengajak Ari menikah alias poliandri. Ari terkejut dengan usul Erni. Dan pertanyaan pertama yang terlontar dari mulutnya adalah apakah suaminya setuju dengan hal ini? Ari bahkan lebih terkejut lagi mendengar penjelasan Erni bahwa selama ini suaminya mengetahui perzinahan mereka ber2. Dan Anya lahir karna seizin dan dukungan Imal.
Namun rasa terkejur Ari seketika berubah menjadi rasa bahagia kala ada pengobat hati yang datang padanya di saat dia jatuh.
Malam harinya Ari belum pulang karna sengaja menunggu kedatangan Imal. Segera usul dari Erni diceritakannya kepada imal dan mereka ber3 terlibat pembicaraan yang serius.
A : *bernafas panjang "Mama yakin? Apakah Ari setuju dengan keputusan ini?"
I : "Iya pah, Ari setuju karna itu mama minta pendapat dan restu papa dulu"
A : "Baiklah ma, kalau ini memang bisa membuat mama bahagia, papa juga akan mendukung. Kuberikan restuku ma kepada kalian" *mulai ngaceng
I : "Makasih pah aku sayang banget sama kamu. Tapi itu" *sambil menunjuk gundukan di celanaku
A : "Mama tau kan papa semakin terangsang dengan rencana mama, makanya segerakan ma lebih cepat lebih baik"
Erni kemudian berciuman dengan Ari di depanku, saling meremas susu dan kontol dari balik baju. Dan tak lama kemudia mereka sudah saling tindih di atas sofa tempat kami berdiskusi. Aku yang melihat pemandangan hot secara live ini segera mengeluarkan kontolku dan mengocok nya. Tak butuh waktu lama bagiku untuk menyemprotkan pejuhku karna saking bernafsunya. Dan malam ini kuhabiskan dengan menikmati sajian live istriku berzinah dengan Ari di depan mataku. Ah sungguh hidupku ini indah.
Bersambung ke Chapter6
